• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Dasar Dan Keselamatan Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Dasar Dan Keselamatan Kerja"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Dasar Keselamatan Kerja

Oleh :

1. Ido Hutagalung 141000561 2. Berto Tambunan 141000573 3. Hotua Marbun 141000593 4. Mayopi Sandro 141000607 5. Retdi Simamora 141000621 6. Sri Mutiara 141000639 7. Rizki Vadlin 141000657 8. Sufia Idya 141000687 9. Nadia Arini 141000689 10. Irvan Novemri 141000699 11. Rio Syahputra 141000713

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami haturkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, dan tak lupa pula kami berterimakasih kepada dosen kami Ir. Kalsum, M.Kes sehingga kami dapat menyelesaikan makalah penyedian air bersih ini.

Adapun makalah dasar keselamatan kerja ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah dasar keselamatan kerja tentang penyakit kebakaran ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Medan, Desember 2015

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1.Latar Belakang ...1

1.2.RumusanMasalah...2

1. 3. Tujuan...2

1.4 Manfaat...2

BAB II PEMBAHASAN...2

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN... ...8

3.1. Kesimpulan...8

3.2. Saran...8

DAFTAR PUSTAKA...9

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran perusahaan adalah sesuatu hal yang sangat tidak diingini. Bagi tenaga kerja, kebakaran perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka khususnya terhadap mereka yang tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat kehilangan pekerjaan, sekalipun mereka tidak menderita cedera. Dengan kebakaran, juga hasil usaha dan upaya yang sekian lama dan susah payah dikerjakan dapat hilang sama sekali. Jerih payah berbualan-bulan atau bertahun-tahun dapat musnah dalam waktu beberapa jam atau kadang-kadang dalam beberapa menit saja.

Menurut Mehaffey dan Bert pada tahun 1997, kebakaran adalah suatu proses oksidasi yang cepat, reaksi eksotermis dimana bagian dari energi yang dilepaskan menyokong proses tersebut. Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia Nomor 03-3985-2000, kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dan oksigen sebagai contoh yang menghasilkan panas, nyala api, cahaya, asap, uap, karbon monoksida, atau produk dan efek lainnya ( Badan Standart Nasional, 2000). Kebakaran dapat terjadi dimana saja baik di hutan, perkotaan, pemikiman, tempat umum, maupun dikawasan industri.

Masalah kebakaran masih terjadi disana-sini. Hal ini menunjukkan, betapa perlunya kewaspadaan pencegahan terhadap kebakaran masih perlu lebih ditingkatkan. Bnaayk kebakaran di perusahaan terjadi di luar jam kerja. Dalam hal itu, tenaga kerja tidak terkena kecelakaan atau cedera sebagai akibatnya, tetapi biasanya musnahnya atau terbakarnya sebagian perusahaan beserta mesin dan peralatannya berakibat pula hilangnya kesempatan kerja. Kebakaran di luar jam kerja mempunyai pengaruh ekonomi dan social yang besar.

Contoh.

(5)

Kebakaran dapat dicegh dapat dengan aneka upaya yang ditujukan kepada pengamanan bangunan dan proses produksi di perusahaan. Namun peranan tenaga kerja dalam pencegahan dan penanggulangannya sama pentingnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kebakaran? 2. Apa sebab-sebab terjadinya kebakaran? 3. Apa saja klasifikasi kebakaran?

4. Bagaimana teknik pemadaman kebakaran? 5. Apa saja media pemadam kebakaran?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui defenisi kebakaran.

2. Mengetahui sebab-sebab terjadinya kebakaran. 3. Mengetahui klasifikasi kebakaran.

4. Mengetahui teknik pemadaman kebakaran. 5. Mengetahui media pemadaman kebakaran.

1.4 Manfaat

1. Mendapatkan gambaran audit terhadap kesesuaian system keselamatan kebakaran yang ada.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Dasar Kebakaran

2.1.1 Teori Api

2.1.1.1 Defenisi Api

Api didefinisikan sebagai suatu peristiwa atau reaksi kimia yang diikuti oleh pengeluaran asap, panas, dan gas-gas lainnya. Api juga dapat diartikan sebagai hasil dari reaksi pembakaran yang cepat. Untuk bisa terjadi api diperlukan tiga unsure yaitu bahan bakar (fuel), udara (oksigen) dan sumber panas. Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam suatu konsentrasi yang memenuhi syarat, maka timbullah reaksi oksidasi atau dikenal sebagai proses pembakaran.

2.1.1.2 Teori Segitiga Api ( Fire Triangle)

Secara sederhana susunan kimiawi dalam proses kebakaran dapat digambarkan dengan istilah “segitiga api”. Teori segitiga api ini menjelaskan bahwa untuk dapat berlangsungnya proses nyala api diperlukan adanya tiga unsur pokok yaitu,bahan yang dapat terbakar, oksigen yang cukup dari udara atau dari bahan oksidator, dan panas yang cukup.

Berdasarkan teori segitiga api tersebut, maka apabila ketiga unsure diatas bertemu akan menjadi api. Namun, apabila salah satu unsure tersebut tidak ada atau tidak pada keseimbangan yang cukup, maka api tidak akan terjadi. Prinsip segitiga api ini dipakai sebagai dasar untuk mencegah kebakaran (mencegah agar api tidak terjadi) dan penanggulangan api yakni memadamkan api yang tak dapat dicegah.

2.1.1.3 Teori Bidang Empat Api (Tetrahedron of Fire)

(7)

Teoti tetrahedron of fire ini didasarkan bahwa dalam panas pembakaran yang normal akan timbul nyala, reaksi kimia yang terjadi menghasilkan beberapa zat hasilpembakaran seperti CO, CO2, SO2, asap dan gas.hasillain dari reaksi ini adalah adanya radikal bebas dari atom oksigen dan hydrogen dalam bentuk hidroksil (OH). Bila 2 gugus OH pecah menjadi H2O dan radikal bebas O.O radikal ini selanjutnya akan berfungsi lagi sebagai umpan pada proses pembakaran sehingga disebut sebagai proses reaksi pembakaran berantai.

2.1.2 Defenisi Kebakaran

Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga unsure (bahan bakar, oksigen, dan panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera bahkan sampai kematian. Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), kebakaran adalah suatu peristiwa bencana yang berasal adari api yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian materi (berupa harta benda, bangunan fisik, deposit/asuransi, fasilitas sarana dan prasarana, dan lain-lain) hingga kehilangan nyawa atau cacat tubuh yang ditimbulkan akibat kebakaran tersebut.

Sifat kebakaran seperti dijelaskan dalam bahan training keselamatan kerja penanggulangan kebakaran adalah terjadi secara tidak terduga, tidak akan padam apabila tidak dipadamkan, dan kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila kosentrasi keseimbangan hubungan tiga unsure dalam segitga api tidak terpenuhi lagi.

Proses Terjadinya Kebakaran

Peristiwa terbakar adalah suatu reaksi kimia dari zat yang mudah terbakar dengan oksigen. Reaksi tersebut mengeluarkan panas (reaksi eksoterm). Pada beberapa zat pembakaran dapat terjadi pada suhu udara atmosfir. Kebakaran memiliki 3 unsur, yaitu:

1. Oksigen

2. Bahan yang mudah terbakar 3. Panas

Kebanyakan zat yang mudah terbakar terapung di atas air. Zat yang lebih berat dari air akan mengendap dan nyala berhenti. Ini menjadi pertimbangan bagaimana memadamkan kebakaran apakah menggunakan air atau tidak. Adapun uap zat cair yang mudah terbakar lebih berat dari udara sehingga kebakaran sangat cepat meluas. Sedangkan untuk gas ringan memerlukan ventilasi untuk mengencerkan sehingga kebakaran bisa dihentikan.

(8)

tertutup tidak bahaya karena tidak cukup luas permukaannya bersentuhan dengan udara. Sebaliknya uap yang keluar dari bejana sangat berbahaya.

Kebakaran dimulai dari jumlah panas yang timbul masih kecil dan hanya sedikit menaikkan suhu bahan. Jika terdapat pemanasan, reaksi kimia berjalan cepat dan panas lebih banyak lagi dihasilkan. Suhu yang naik di atas titik bakar berakibat terjadinya kebakaran. Agar terjadi nyala api zat yang mudah terbakar harus memberikan uap atau gas yang dapat terbakar. Jika penguapan tidak terjadi maka pembakaran berlangsung tanpa nyala api.

Dalam banyak kejadian, peledakan dan kebakaran adalah dua peristiwa yang bertautan. Peledakan adalah suatu peristiwa sebagai akibat dari bebasnya energi secara cepat dan tanpa dikendalikan. Energi tersebut dapat berbentuk panas, sinar, suara dan kejutan mekanis. Setiap debu, uap atau gas yang dapat terbakar dan bercampur dengan udara dan unsur penunjang lain , pada keadaan yang sesuai akan meledak jika dinyalakan.

Pada umumnya kebakaran terjadi akibat beberapa hal antara lain puntung rokok, zat cair yang mudah terbakar, nyala api terbuka, desain fasilitas kerja yang kurang tepat mesin/peralatan yang tidak terawat, instalasi listrik, kelistrikan statis dan alat-alat las.

Adapun hal lain penyebab terjadinya kebakaran diantaranya ialah :

1. Faktor terjadinya kebakaran karena alam :

o Petir (misal : sambaran petir pada bahan mudah terbakar).

o Gempa bumi (misal: gempa bumi yang mengakibatkan terputusnya jalur gas bahan bakar)

o Gunung meletus (dikarenakan lava pijar yang panas membakar tumbuhan kering disekitarnya).

o Panas matahari (misal : panas matahari yang memantul dari kaca cembung ke dedaunan kering di sekitarnya).

2. Faktor terjadinya kebakaran karena manusia :

o Kurang pengertian (membuang rokok sembarangan, merokok di dekat tempat pengisian bahan bakar, dsj).

3. Fartor penyebab kebakaran karena binatang : tikus, kucing dan binatang peliharaaan lainnya yang berpotensi menimbulkan kebakaran akibat terdapat sumber api tanpa pengawasan.

Penyebab Timbulnya Kebakaran

1.

Merokok

Kecerobohan seorang perokok yang membuang puntung rokok sembarangan dengan masih keadaan masih hidup apinya saat berada diperkemehan.

2. Zat cair yang mudah terbakar

(9)

3. Ketatarumahtanggaan yang buruk

Menggunakan peralatan masak yang tidak aman, misalnya menggunakan tabung yang bocor, pemasangan regulator yang tidak benar, dan lain-lain.

4. Alat-alat las

Mengelas bejana bekas berisi minyak atau bahan yang mudah terbakar.

5. Kabel-kabel listrik

Banyak kabel yang terkelupas yang berpotensi terjadi korsleting.

6. Alam

Dengan musim kemarau ditambah panasnya matahari yang amat kuat secara terus menerus memancarkan panasnya sehingga dapat menimbulkan kebakaran.

7. Kebakaran disengaja

Seperti huru – hara, sabotase dan untuk mendapatkan asuransi ganti rugi.

Hal yang dilakukan saat terjadi kebakaran

1. Jangan Panik, Usahakan Tenang

Ketika kebakaran terjadi usahakan Anda menyelamatkan diri dengan tetap tenang dan tidak panik karena hal ini dapat mengurangi daya fikir dan gerak Anda. Jadi ketika kebakaran terjadi usahakan Anda tidak panik dan tetap tenang agar Anda tetap aman dan dapat menyelamatkan diri dengan aman.

2. Matikan Listrik dan Gas

Hal kedua yang perlu Anda lakukan adalah matikan semua listrik dan gas.Hal ini dapat menolong tidak hanya Anda tetapi juga orang lain karena hal ini dapat mengurangi segala kemungkinan yang dapat menambah besar kebakaran, korban dan bahaya.

3. Pergunakanlah Alat Pemadam Api Dengan Cepat dan Tepat

Jika disekitar Anda ada alat pemadam api segeralah pakai alat pemadam api tersebut

(10)

Jangan asal memakai alat pemadam api karena penggunaaan yang salah dapat mengakibatkan hal yang fatal.

Gunakan Pemadam Sesuai dengan Kelas Api

Contoh Pemadam Api APAR

Jenis kebakaran dibagi menjadi empat kelas utama. Yaitu kelas A,B, C dan D. Pembagian kelas adalah berdasarkan penyebab kebakaran yang terjadi.

Kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat.Seperti kertas, botol, kayu, plastik, dan lain sebagainya. Untuk memadamkan diperlukan media air, pasir, karung goni basah dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) tepung kimia kering.

Kelas B adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda yang mudah terbakar seperti bahan bakar.Bisa bensin, solar, spirtus, alkohol dan minyak tanah.Untuk memadamkan bisa menggunakan tepung kimia kering.Tidak dianjurkan memakai air, karena berat jenis cairan lebih rendah dibandingkan air. Maka cairan akan berada di atas permukaan air. Akibatnya kebakaran akan merembet kemana-mana.

Kelas C disebabkan oleh listrik. Untuk memadamkan dianjurkan memakai tepung kimia dengan terlebih dahulu mematikan aliran listrik.

(11)

Untuk memadamkan api dalam tempo cepat tentu dibutuhkan pemadam api. Pemadaman dengan alat bertujuan untuk mematikan api kecil yaitu kebakaran kelas A, kelas B dan kelas C. Langkah ini sangat penting untuk mencegah nyala api semakin membesar.

Untuk memadamkan api digunakan alat pemadam api. Alat ini merupakan perangkat yang wajib digunakan untuk memadamkan api dalam situasi darurat. Bagian alat terdiri dari silinder untuk menyimpan tekanan dan selang untuk mengeluarkan muatan di dalam tabung silinder.

Prosedur Dasar Penggunaan Alat Pemadam Api

ď‚· Pertama-tama pecahkan kaca pelindung alat pemadam api. ď‚· Setelah itu periksalah tekanan gas yang terlihat pada indikator.

ď‚· Untuk memastikan alat masih berfungsi, lihat jarum penunjuk pada indikator tekanan. Apabila jarum menunjuk pada warna hijau maka alat masih berfungsi dengan baik. ď‚· Setelah memastikan alat berfungsi, alat harus dikocok beberapa kali agar berfungsi

dengan optimal. Hal ini dimaksudkan untuk menaikkan tekanan dan mengencerkan cairan pemadam pada alat.

ď‚· Lalu pegang katup pemancar dan arahkan pada sumber api.

ď‚· Perhatikan jarak aman untuk memadamkan api yaitu sekitar satu meter dari sumber api.

(12)

Teknik PASS dalam Memakai Pemadam

Untuk mempermudah dalam mengingat bisa menggunakan prinsip PASS ketika menggunakan pemadam. Yaitu singkatan dari Pull, Aim, Squeeze danSweep.

Pull disini adalah mencabut pin pada APAR. SelanjutnyaAim berarti mengarahkan ujung selang ke sumber api.Squeeze artinya pegangan pada APAR. Terakhir Sweepberarti mengarahkan ujung selang ke kiri dan ke kanan.

Tempat Strategis Meletakkan Alat Pemadam Api

Setelah mengerti cara penggunaan APAR ada baiknya anda mengetahui dimana sebaiknya alat ini diletakkan. Sebaiknya letakkan pada lokasi-lokasi yang rawan terjadi kebakaran atau jalur evakuasi. Beberapa tempat meletakkan APAR adalah di jalur jalan keluar, di dekat pintu, dan di dekat tangga.

Hal tersebut bertujuan agar alat pemadam api dapat digunakan pada kondisi darurat terutama untuk memadamkan api di jalur evakuasi. Selain perawatan APAR harus diperhatikan dengan mengadakan pengecekan secara berkala. Sehingga alat tersebut selalu siap digunakan apabila sewaktu-waktu kebakaran terjadi. Semoga artikel ini bermanfaat untuk meningkatkan

kewaspadaan anda terhadap bahaya kebakaran dan cara mengatasi kebakaran

4. Beritahukan Dinas Pemadam

Referensi

Dokumen terkait

Pandangan kebudayaan Timur sebagai lebih rendah yang dilanjutkan dengan sintesa pengabdopsian kebudayaan Barat memiliki akar yang panjang dalam sejarah Indonesia..

Dalam etika pemerintahan, terdapat asumsi yang berlaku bahwa melalui penghayatan yang etis yang baik, seorang aparatur akan dapat membangun

Sehingga penelitian ini mencoba meneliti kembali dengan menghubungkan masing-masing variabel struktur kepemilikan yaitu insider ownership,institusional ownership dan variabel

Berkaitan dengan masalah di atas tersebut tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengembangan media Gambar

Disamping pemanfaatan hutan produksi alam yang masih produktif, kegiatan pengusahaan hutan ini juga diarahkan untuk mendapat merehabilisasi areal hutan yang tidak produktif dengan

KARAWANG 08-07-1980 Perempuan Nikah Istri

Kadang-kadang saluran empedu tidak terlihat jelas pada pemeriksaan USG untuk menentukan letak obstruksi, karena bagian distal saluran empedu sukar terlihat pada

Based on the result of the research, most students had positive perception or agreed toward English as a medium of instruction that it could increase the