SISTEM AKUNTANSI BIAYA PADA SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH
Disusun Oleh:
Nama : Sophia
NIM : 061540512354
Kelas : 3 AP E
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Sistem Akuntansi Biaya pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menegah ini dengan baik. Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas harian matakuliah Akuntansi Sektor Publik 3 dan bertujuan untuk menggali dan menerapkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan laporanmasih terdapat banyak kekurangan, oleh karena penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar laporan ini dapat lebih sempurna.
Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Kartika Rachma Sari, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Matakuliah Akuntansi Sektor Publik 3.
2. Rekan-rekan mahasiswa di Progam Studi Alih Jenjang Akuntansi Sektor Publik kelas 3 AP E Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Palembang, Nopember 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
KATAPENGANTAR...ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...4
1.2 Rumusan Masalah ………...4
1.3 Tujuan dan Manfaat...5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Akuntansi Biaya Pendidikan SD dan SMP...4
2.1.1 Klasifikasi Biaya...6
2.1.2 Identifikasi Biaya...7
2.1.3 Simulasi Sederhana Prakiraan Biaya Pendidikan...8
2.1.4 Simulasi Activity Costing System (ACS) untuk SD dan SMP...9
2.1 Sistem Akuntansi Biaya Untuk Biaya Tenaga Kerja Sektor Pendidikan...13
2.2.1 Definisi Biaya Tenaga Kerja Sektor Publik...13
2.2.2 Contoh Simulasi Perhitungan Akuntansi Biaya Guru Honorer...14
2.2.3 Contoh Simulasi Perhitungan Biaya Insentif untuk Guru Sekolah...14
2.2.4 Contoh Simulasi Perhitungan Biaya Lembur untuk Guru Sekolah...15
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...16
5.2 Saran ...16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sejak era otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki wewenang seluas-luasnya untuk mengembangkan sektor pendidikan. Seiring dengan berjalannya otonomi daerah, berlangsung pula globalisasi di mana tantantangan yang dihadapi oleh bangsa ini ke depan akan semakin berat. Salah satnu tantangan yang akan dihadapi adalah terbatasnya alokasi dana dari pemerintah yang membuat kualitas pendidikan sekolah belum merata. Namun hal tersebut, tidak dapat dijadikan tolak ukur atas kualitas suatu sekolah. Sekolah harus menggunakan dana dengan seefektif dan seefisien mungkin demi peningkatan pelayanan dan kualitas pendidikan sekolah. Hal tersebut dapat dicapai apabila sekolah mampu mengidentifikasi permasalahan perhitungan biaya di sekolah, baik tingkat dasar maupun menengah.
Perhitungan biaya di sekolah dasar dan menengah yang ada selama ini masih sangat sederhana dan belum mampu mengungkapkan informasi penting sebagai materi atau landasan pengambilan keputusan, serta hanya sebatas informasi biaya per unit untuk belanja pegawai dan belanja nonpegawai. Perkembangan terakhir dari sistem perhitungan biaya di entitas sekolah dasar dan menengah, serta cara-cara atau inovasi baru dalam mencapai target dan tantangan yang dewasa ini terjadi belum ditemukan. Perhitungan yang ada belum mampu mengungkapkan dan memunculkan data informatif, seperti belum adanya standar atau pedoman perhitungan biaya per unit siswa. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai Sistem Akuntansi Biaya pada Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem akuntansi biaya pendidikan untuk siswa tingkat Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan sistem akuntansi biaya pada SD dan SMP yaitu : 1. Mengefektifkan dan mengefisiensikan penggunaan dana sekolah
2. Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah 3. Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat
4. Meberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta pelaporannya
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Akuntansi Biaya Pendidikan untuk Siswa SD dan SMP
Landasan teori yang dipakai untuk memecahkan permasalahan perhitungan biaya di Sekolah Dasar dan Menengah adalah dengan pendekatan akuntansi biaya tradisional dan Activity Costing System (ACS). Proses dan sistematika pemecahannya adalah melalui rincian tahap sebagai berikut :
1. Pemahaman mengenai pengertian biaya;
2. Klasifikasi dan identifikasi biaya-biaya yang terjadi di sekolah ke dalam kategori tertentu dengan pendekatan ACS;
3. Pembuatan konsep perhitungan biaya yang akurat dan informatif; 4. Simulasi aplikasi model perhitungan biaya;
Sebagai langkah pertama, harus diketahui terlebih dahulu konsep biaya. Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas. Di SD dan SMP, sangat banyak macam jenis biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, tujuan sekolah adalah meningkatkan kualitas pendidikan secara umum, terutama mencetak kualitas pribadi lulusan sesuai dengan standar kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yayasan, maupun entitas sekolah itu sendiri.
Di SD dan SMP Negeri, standar pengelolaan administrasi dan keuangan serta pelaporan keuangan relatif sama dan terpusat. Hal ini membuat entitas pendidikan dasar dan menengah negeri harus mengembangkan penerapan standar sesuai karakteristik dan kebutuhan yang dimiliki masing-masing sekolah, termasuk di dalamnya perhitungan dan pelaporan biaya. Saat ini sarana informatif dan pendukung pengambilan keputusan pendidikan belum diimplementasikan secara memadai.
2.1.1 Klasifikasi Biaya
Biaya diidentifikasikan dan diklasifikasi menurut sifatnya. Klasifikasi biaya-biaya di entitas sekolah menurut sifatnya akan digunakan untuk mempertegas batasan, mempermudah perhitungan, dan menambah keakuratan pelaporan. Menurut sifatnya, biaya dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Biaya langsung
Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai proses pencapaian hasil dan tujuan seuatu organisasi. Di sekolah dasar dan menengah negeri, biaya langsung adalah biaya proses peningkatan kualitas siswa dan pencapaian tujuan utama sekolah yang tidak terpisahkan dari diri siswa serta berdampak terhadap siswa secara keseluruhan. Berikut ini contoh biaya langsung yaitu :
1.
Biaya praktikum, komponen penunjang atau katalisator dalam proses belajar mengajar. Jadi, tujuan akhir sekolah dalam peningkatan kualitas lulusan dapat lebih sepat dicapai. Berikut ini contoh biaya tidak langsung yaitu :1.
Biaya kebersihan,2.
Bantuan dana kegiatan siswa,3.
Biaya kegiatan sosial, dan sejenisnya.2.1.2 Identifikasi Biaya
Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan Sekolah Menengah
Activity Costing System
Aktivitas Biaya Anggaran
Biaya Tidak Langsung Biaya
Langsung
Keterangan :
Pada awalnya, komponen penyusun anggaran terdiri dari berbagai aktivitas yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Dari berbagai aktivitas tersebut, biaya pelaksanaannya terdiri dari dua komponen, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Dalam pembahasan bab ini, digunakan alat bantu penyusunan laporan biaya aktivitas, yaitu Activity Costing System (ACS), yang merupakan salah satu alat penghitungan biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut pendekatan ekonomi tersebut, biaya merupakan cerminan aktivitas yang dilakukan entitas bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas dan prasarana pendukung aktivitas yang dibutuhkan. Dengan penjabaran jenis biaya dan aktivitas secara bersamaan, anggaran tahunan dapat dirinci secara lebih akurat.
Kelebihan metode tersebut adalah kemudahannya dalam merinci biaya yang perlu diperhitungkan. Metode tersebut tidak mengindahkan pengaruh tingkat teknologi, kondisi internal, dan tingkat efisiensi aktivitas organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.
2.1.3 Simulasi Sederhana Kebutuhan Prakiraan Biaya Pendidikan
pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Tujuan umum dari dana BOS yaitu meringankan biaya pendidikan dalam rangka Wajar 9 tahun yang bermutu, serta berperan mempercepat pencapaian SPM dan SNP. Sedangkan tujuan khusus dana BOS yaitu membebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik di sekolah negeri dan membebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik miskin dan meringankan beban siswa lainnya di sekolah swasta. Sasaran dari program dana BOS ini mencakup semua sekolah SD/SDLB, SMP/SMPLB/SMPT/Satap/SLB, baik negeri maupun swasta yang sudah terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen). Khusus bagi sekolah swasta, juga harus memiliki izin operasional.
Dari dana BOS inilah sekolah dapat mengalokasikan ke dalam biaya-biaya terkait biaya operasional sekolah. Besaran dana BOS yang diberikan pemerintah kepada sekolah Dihitung berdasarkan jumlah peserta didik dengan besar satuan biaya:
a. Tingkat SD : Rp 800.000,-/siswa/tahun;
b. Tingkat SMP : Rp 1.000.000,-/siswa/tahun;
Untuk sekolah di daerah khusus dengan jumlah peserta didik kurang dari 60 siswa, akan mendapat alokasi sebanyak 60 siswa. Besaran biaya yang ditanggung oleh pemerintah untuk tiap siswa dari dana BOS telah ditentukan. Hal ini berarti sekolah dasar dan menengah wajib mengalokasikan dana BOS ke dalam pos biaya terkait operasional. Dalam sub bab ini akan menjelaskan dua simulasi perhitungan biaya sebelum adanya program dana BOS dan sesudah adanya Dana BOS.
2.1.4 Penerapan Activity Costing System (ACS) pada Sekolah Menengah Swasta Penerapan Activity Costing System (ACS) di SMP Harapan Bangsa Palembang tahun ajaran 2010/2011, dimana biaya diklasisfikasikan ke dalam biaya rutin/operasional baik langsung maupun tidak langsung, biaya langsung umum, dan biaya tidak langsung umum. Biaya rutin/operasional adalah biaya sekolah yang ditanggung oleh pemerintah baik secara total atau keseluruhan maupun dalam bentuk subsidi. Subsidi dari pemerintah ini mengurangi biaya tidak langsung yang ditanggung oleh BP3 (sekarang bisa disebut Komite sekolah). Berikut rincian biayanya :
Biaya Rutin/Operasional Tidak Langsung
71.384.000
Kegiatan Laboratorium
Laboratorium IPA Rp 6.000.000
Laboratorium Komputer Rp 5.000.000
2. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan buku Rp 6.000.000
Langganan Listrik, Telpon,Air Rp 45.000.000
Belanja Kantor Rp 8.000.000
Jumlah Rp 115.200.000
3
. Kesiswaan
Latihan Kepemimpinan Rp 2.000.000
Perayaan Hari Besar/Keagamaan Rp 10.000.000
Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka Rp 10.000.000
Kegiatan OSIS Rp 8.000.000
Kegiatan Ekstrakulikuler Pencak Silat Rp 5.000.000
Jumlah
Kesejahteraan Guru Rp 158.000.000
Pembuatan Papan Informasi Rp 2.000.000
Pengecatan tembok Rp 2.500.000
Perbaikan tembok Rp 3.000.000
Perbaikan Alat Rp 4.000.000
Pengadaan tempat sampah
Rp 800.000
Jumlah Rp 24.070.000
Total Biaya Tidak Langsung Umum Rp 398.270.000
Dari contoh rincian anggaran sekolah di atas, jumlah biaya per klasifikasi dan beberapa informasi terkait dapat diketahui dalam proses perhitungan dan pengalokasian biaya-biaya berikut :
Biaya Langsung (BL)
Dana BOS Rp. 1.000.000 x 850 siswa : Rp. 850.000.000 Biaya Rutin/Operasional Langsung (BRL) : Rp. 700.000.000 Biaya Rutin/Operasional Tidak Langsung (BRTL) : Rp. 73.450.000 Biaya Langsung Umum (BLU) : Rp. 130.184.000 Biaya Tidak Langsung Umum (BTLU) : Rp. 398.270.000 Jumlah siswa (JS) : 850 siswa
SPP siswa Kelas 7,8,9
Perhitungan yang digunakan adalah pengurangan biaya langsung dengan biaya rutin langsung dibagi dengan jumlah seluruh siswa untuk mengetahui kebutuhan langsung/rill siswa secara umum (kelas 1,2,3) dalam mencapai tujuan pendidikannya.
SPP rata-rata : BL−JSBRL
¿850.000.000850−700.000 .000
Perhitungan anggaran pendidikan, khususnya biaya langsung, mengakibatkan adanya aktivitas yang memerlukan pendanaan lebih lanjut. Hal ini mengakibatkan timbulnya sumbangan pendidikan untuk mendanai keperluan biaya tidak langsung. Secara umum, sumbangan pendidikan ini dikenakan pada siswa kelas 7,8,9 sesuai kebijakan sekolah dengan pihak BP3. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
BTL yang akan didanai BP3 = BTLU – BRTL
Biaya tidak langsung yang akan dibayarkan oleh BP3 ini dapat dibayarkan tahun atau tiga kali lipatnya pada awal masuk (kelas 7) dengan jumlah Rp. 1.146.600 sehingga sekolah mendapatkan keuntungan dari nilai waktu uang. Penentuan mekanisme pembayaran/pelunasan biaya tersebut tergantung pada kesepakatan antara pihak sekolah dengan BP3 melalui rapat yang biasa diadakan pada awal tahun ajaran. Peneliti dalam hal ini hanya sebatas merekomendasikan hasil kajiannya yang berupa pelaporan biaya yang lebih terklasifikasi dan informatif kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara itu, hal-hal yang terkait di dalamnya terkadang akan sangat bergantung pada jenis dan karakteristik dari entitas sekolah yang bersangkutan.
Inti dari pembahasan ini adalah memberikan informasi khusus kepada siswa dan orang tua siswa bahwa segala macam biaya yang akan dikeluarkan selama proses KBM di sekolah bersangkutan adalah tepat atau sesuai dengan hasil yang ditetapkan dan diharapkan, karena biaya yang akan ditanggung oleh siswa merupakan cerminan dari aktivitas value added yang dilakukannya dan sesuai dengan kualitas yang akan dicapainya.Contoh perhitungan biaya di atas tidak jauh berbeda dengan perhitungan biaya di Sekolah Dasar, yang berbeda hanyalah besaran dana BOS dari pemerintah.
2.2 Sistem Akuntansi Biaya untuk Biaya Tenaga Kerja/Karyawan Sektor Pendidikan
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk melakukan aktivitas yang terkait dengan institusi pendidikan, seperti mengajar. Biaya tenaga kerja di sektor pendidikan dapat dibagi ke dalam beberapa golongan berikut :
a.Gaji Kepala Sekolah b.Tunjangan Kepala Sekolah c.Gaji Guru
d.Tunjangan Guru e.Gaji Guru honorer
Untuk besaran gaji dan tunjangan Kepala Sekolah maupun guru sudah ditentukan oleh pemerintah berdasarkan pangkat dan golongan mereka, sehingga akuntansi biaya lebih digunakan untuk menghitung gaji guru honorer atau karyawan lain yang lembur. Ada beberapa cara untuk menghitung gaji guru honorer maupun upah lembur karyawan. Salah satunya adalah dengan mengalikan tariff upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian, untuk menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama periode tertentu. Jadi yang diperlukan untuk guru honorer dan karyawan yang lembur adalah apa yang dinamakan dengan Kartu Hadir. Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan tempat kerja.
2.2.2 Contoh Simulasi Perhitungan Akuntansi Biaya untuk Biaya Guru Honorer Misalnya di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang ada 4 orang Guru Honorer yang bernama Andi, Bima, Resa dan Selly. Berikut rinciannya :
No Nama Jumlah Jam Kerja 1 minggu Tarif per Jam Gaji Sebulan
1. Andi 40 jam Rp. 15.000 Rp. 2.400.000
2. Bima 30 jam Rp. 10.000 Rp. 1.200.000
3. Resa 30 jam Rp. 15.000 Rp. 1.800.000
2.2.3 Contoh Simulasi Perhitungan Biaya Insentif untuk Guru Sekolah
Menurut penyelidikan, dibutuhkan waktu 60 menit untuk mengajar satu mata pelajaran, sehingga mengajar standar per hari (7 jam) adalah 7 kali mata pelajaran yang diajarkan. Jika gaji pokok adalah Rp. 14.000 per hari (= 7 jam), maka tarif gaji mengajar per mata pelajaran adalah Rp. 2.000 (Rp. 14.000 :7 jam). Guru yang tidak dapat menghasilkan jumlah mengajar per hari tetap dijamin mendapatkan gaji Rp.14.000 per hari. Akan tetapi bila ada 9 mata pelajaran yang disampaikan ke murid dalam seharinya (ada kelebihan mengajar 2 mata pelajaran), upahnya dihitung sebagai berikut :
Gaji pokok per hari = Rp. 14.000 Insentif = 2 x Rp. 2.000 = Rp. 4.000 + Gaji yang seharusnya diterima per hari = Rp. 18.000
2.2.4 Contoh Simulasi Perhitungan Biaya Lembur untuk Guru/Pegawai Sekolah Aturan dalam setiap institusi, termasuk institusi pendidikan, adalah jika pegawai bekerja lebih dari 40 jam (misalkan ditetapkan 40 jam per minggu), maka pegawai tersebut berhak menerima uang lembur dan premi lembur. Misalnya dalam waktu satu minggu seorang pegawai bekerja selama 44 jam denga tarif upah (dalam jam kerja biasa aupun lembur) Rp. 2.000 per jam, premi lembur dihitung sebesar 50% dari tarif gaji. Gaji pegawai tersebut dihitung sebagai berikut :
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam BAB II maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perhitungan dalam sistem akuntansi biaya pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah menegah dapat digunakan alat bantu penyusunan laporan biaya aktivitas, yaitu Activity Costing System (ACS), yang merupakan salah satu alat penghitung biaya dalam pendekatan ekonomi.
2. Perhitungan biaya untuk tenaga kerja atau pegawai di sekolah dasar dan sekolah menengah seperti gaji honorer, upah lembur dapat dilakukan dengan cara mengalikan tarif upah dengan jam kerja guru atau pegawai.
3.2 Saran
.
DAFTAR PUSTAKA