• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah sistem endokrin dasar morbili

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah sistem endokrin dasar morbili"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan kasih dan sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ”Sistem Endokrin” untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi.

Penulis berterimakasih kepada dosen pembimbing bapak Seno Aulia Ardiansyah, M.Si., Apt yang telah membimbing, menasehati, serta memotivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun dukungan, bantuan serta motivasi yang telah diberikan dari pihak lainnya, dengan kerendahan hati perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Aang Hanafiah Ws sebagai ketua sekolah tinggi, dan seluruh staff serta karyawan Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia.

2. Kedua orang tua dan saudaraku tercinta yang telah membantu dalam segi materi dan senantiasa memotivasi hingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini.

3. Serta teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis merasa bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan namun penulis berharap semoga dari makalah ini dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga kepada semua pihak yang memerlukannya.

Bandung, Mei 2017

(2)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

BAB 2 PEMBAHASAN 1

2.1 Latar Belakang 1

2.2 Identifikasi Masalah 3

2.3 Tujuan Penelitian 3

BAB 3 PENUTUP 1

3.1 Kesimpulan 1

3.2 Saran 3

DAFTAR PUSTAKA 9

(3)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin mengatur dan mempertahankan fungsi tubuh dan metabolisme tubuh, jika terjadi ganguan endokrin akan menimbulkanmasalah yang komplek terutama metabolisme fungsi tubuh terganggu salahsatu gangguan endokrin adalah Diabetes Melitus yang disebabkan karenadefisiensi absolute atau relatif yang disebabkan metabolisme karbohidrat,lemak dan protein (Maulana. 2008).

Di Indonesia penderita Diabetes Melitus ada 1,2 % sampai 2,3 % daripenduduk berusia diatas 15 tahun, sehingga Diabetes Melitus (DM) tercantumdalam urutan nomor empat dari prioritas pertama adalah penyakitkardiovaskuler, kemudian disusul penyakit selebrolaskuler dan katarak. (Depkes RI,2008).

Di Jawa Tengah berdasarkan atas pola penyakit penderita puskesmasdan rumah sakit dari berbagai tingkat umur, jumlah kasus Diabets Melitusmenempati nomor dua. Setelah penyakit neoplasma ganas, sedangkanberdasarkan data pola kematian menurt penyakit penyebab kematian pasiendirawat di rumah sakit Jawa Tengah DM menempati urutan ke 16 denganjumlah 430 orang dari jumlah kematian 37.279 orang dengan kematianpenyakit lainnya (Dinkes Jateng,2006).

Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke 4 dengan jumlah penderita Diabetes terbesar didunia setelah India, Cina, Amerika Serikat. Dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk dan pada tahun2025 diperkirakan meningkat menjadi 12.4 juta penderita. Sedangkan daridata Departemen Kesehatan , jumlah pasien Diabetes mellitus rawat inapmaupun rawat jalan di Rumah Sakit menempati urutan pertama dari seluruhpenyakit endokrin. (Maulana. 2008)

(4)

Hal ini terjadi karena adanya faktor- faktor yang menghambatdiantaranya adalah sosial ekonomi yang kurang, perumahan dan lingkunganyang kotor, pengetahuan tentang DM yang masih kurang. Faktor pengetahuankeluarga merupakan penghambat yang sering terjadi, karena denganpengetahuan yang kurang akan mengetahui proses pengobatan penyakit.

Akibat dari kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit DMperlu dilaksanakan suatu tindakan yaitu memberikan asuhan keperawatanpada keluarga yang mempunyai masalah Diabetus Mellitus.

Dengan melihat angka kejadian dan kematian yang banyak terjadikarena penyakit Diabetes Melitus di atas serta akibat dari Diabetes Mellitusdan untuk pengenalan masalah Diabebetes Melitus pada keluraga makapenulis tertarik untuk menyusun karya Tulis Ilmiah yang berjudul “AsuhanKeperawatan Keluarga TN. N khususnya Ny. M dengan masalah utamaDiabetes melitus di Rt 01 / VI Desa Kangkung Dusun Karang KecamatanMranggen”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apa deskripsi dari sistem endokrin ?

2. Bagaimana anatomi fisiologi sistem endokrin ? 3. Bagaimana manifestasi klinik dari sistem endokrin ?

4. Apa saja penyakit-penyakit dan gangguan dari sistem endokrin ?

5. Bagaimana proses penyebaran atau patogenesis dari penyakit sistem endokrin ?

6. Bagaimana cara pengobatan atau pencegahannya ? 7. Apa saja obat-obat yang digunakan ?

1.3 Tujuan Penelitian

(5)

4. Mengetahui penyakit-penyakit dan gangguan dari sistem endokrin.

5. Mengetahui proses penyebaran atau patogenesis dari penyakit sistem endokrin.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah. Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.

2.2 Jenis-jenis Kelenjar 2.2.1 Kelenjar Hipofisis

(7)

1. Kelenjar Hipofisis Anterior

Kelenjar hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar yang berasal dari penonjolan atap mulut yang disebut adenohipofisis. Hipofisis anterior di hubungkan melalui pembuluh darah. Pengeluaran hormon dari anterior dikontrol oleh hipotalamus. Hormon yg dikeluarkan hipofise anterior yaitu:

A. Hormon pertumbuhan ( growth hormon atau GH )

Hormon ini bekerja pada tulang, otot, tulang rawan, kulitdan bekerjanya sangat terbatas. Pada pria sejak lahir sampai dengan 21 tahun dan pertmbuhan drastisnya terjadi pada usia 13 sampai 16 tahun. Pada wanita sejak lahir hingga usia 18 tahun, dan pertumbuhan drastisnya terjadi saat usia 9 sampai 12 tahun.

GH ini sangat dipengaruhi oleh kadar glukosa dalam darah contohnya bila selesai makan kadar gula dlm darah akan meningkat, dan GH tidak bekerja. Bila kadar gula dalam darah menurun, GH bekerja secara maksimal. Bila GH bekerja normal maka tubuh akan normal. Bila hipersekresi maka tubuh manusia akan menjadi raksasa (giant). Bila hiposekresi maka tubuh manusia akan menjadi kerdil/cebol.

B. Thyroid stimulating hormon ( TSH atau tirotropin)

Hormon ini mempengaruhi kelenjar thyroid. Hormon ini menghasilkan thyroksin (t4), liotironin (t3) dan kalsitonin. C. Hormon Adrenokortikotropik ( ACTH)

(8)

D. Prolaktin (PRL)

Hormon ini berfungsi pada saat persiapan produksi air susu ibu (asi).

E. Gonadotropin hormon (GTH)

Hormon ini menghasilkan FSH (follicle stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormon) atau ICSH (interstitial cell stimulating hormon). Pada wanita FSH berfungsi untuk mematangkan sel telur sedangkan LH berfungsi menebalkan dinding rahim dan mempertahankan implantasi janin. Sedangkan pada pria FSH berfungsi mematangkan spermatogonium yang akan menjadi spermatozoasedangkan LH atau ICSH akan menghasilkan sel leydig yang memproduksi hormon testosterone.

Hormon pelepas (releasing) dan penghambat (inhibiting) hipotalamus disalurkan ke hipofise melalui sistem porta hipotalamus - hipofisis untuk mengontrol sekresi hormon hipofise anterior . Hormon pengatur hipotalamus mencapai hipofise anterior melalui jalur vaskuler khusus ke sistem porta hipotalamus – hipofise. Sekresi hormon anterior dirangsang atau dihambat oleh 7 hormon hipofisiotropik yang terdiri dari Thyrotropin releasing hormon (TRH), Cortikotropin releasing hormon (CRH), Gonadotropin releasing hormon (GNRH), Growth hormon releasing hormon (GHRH), Prolacting releasing hormon (PRH) hormon ini menghambat, Prolactin -relasing hormon (PRH) mengeluarkan, menghambat, dan Prolakting inhibiting hormon (menghambat).

2. Kelenjar Hipofisis Posterior

(9)

mengeluarkan vasopresin dan oksitosin. Pengeluaran hormon dari hipofise posterior dikontrol oleh hipotalamus.

Hipofisis posterior terdiri dari hormon oxytosin yang berfungsi untuk regulasi kontraksi rahim dan membantu dalam proses pengeluaran asi setelah melahirkan, hormon relaxin yang berfungsi membukanya simphisis pubis, dan ADH (Anti Diuretika Hormon) atau pitressin atua vasopressin yang berfungsi untuk mencegah agar urin yang keluar tidak terlalu banyak ( in put = out put). 2.2.2 Kelenjar Tiroid

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid yang menyatu di bagian tengah oleh bagian sempit kelenjar yang berbentuk seperti dasi kupu-kupu dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, letaknya berada di atas trakea, tepat dibawah laring.

Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid. Hormon tiroid ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu yang mengandung tiroksin (t4 ) dan triioditironin ( t3 ). Di luar tiroid sebagian besar t4 yg disekresikan diubah jadi t3. Sebagian besar t3 dan t4 diangkut di darah dalam keadaan terikat ke protein plasma tertentu.

Sel sekretorik utama hormon tiroid tersusun membentuk gelembung berongga berisi koloid yang membentuk unit fungsional yaitu folikel dan menjadi sel folikel. Di ruang interstisium diantara folikel terdapat sel sekretorik ( sel c) yang menghasilkan hormon kalsitonin. Sel folikel memfagosit koloid berisi tiroglobulin untuk melakukan sekresi hormon tiroid.

(10)

beriodium. Hormon Kalsitonin yang merupakan bahan baku pembentukkan parathormon yang juga disekresikan oleh kelenjar parathyroid dan berfungsi untuk mengatur kadar kalsium (ion Ca2+) dalam darah.

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.

Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:

a) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi. b) Mengatur penggunaan oksidasi.

c) Mengatur pengeluaran karbondioksida.

d) Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.

e) Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

2.2.3 Kelenjar Paratiroid

Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Kelenjar paratiroid memiliki panjang kira-kira 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm. Jika dilihat secara mikroskopik kelenjar ini terlihat seperti lemak berwarna coklat kehitam-hitaman. Kelenjar ini sulit ditemukan karena tampak seperti lobus kelenjar tiroid. Fungsi paratiroid adalah Mengatur metabolisme fospor dan Mengatur kadar kalsium darah.

(11)

Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan seperti kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patah tulang spontan. Contohnya pada keadaan Hiperparatiroidisme biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal. Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.

2.2.4 Kelenjar Adrenal

Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5 sampai dengan 9 gram. Secar struktural dan fungsional kelenjar adrenal terdiri dari 2 kelenjar endokrin yg menyatu yaitu bagian korteks dan medulla. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:

A. Bagian luar

Berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks. Korteks adrenal ini secara histologis terdiri dari 3 lapisan (zona), yaitu Zona glomerulosa yang menghasilkan mineralokortikoid (95 % aldosteron) yang berfungsi untuk keseimbangan elektrolit dan homeostasis tekanan darah, Zona fasikulata ( menghasilkan glukokortikoid) yang memiliki efek metabolik , berperan dalam adaptasi thd stress, dan Zona retikularis (glukokortikoid) dan hormon kelamin / seks (gonadokortikoid). B. Bagian medula

(12)

pascaganglion yg mengalami modifikasi ) yaitu Epinefrin yang merangsang jantung, saraf simpatis dan aktifitas metabolik dan Norepinefrin yang mempengaruhi vasokonstriksi perifer dan tek darah.

Zat-zat ini disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut, serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Peningkatan jumlah zat menaikkan tekanan darah guna melawan shok. Sedangkan Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah Hidrokortison, Aldosteron dan Kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.

Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks yaitu Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam, Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein, dan Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid. Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari Vaso konstriksi pembuluh darah perifer dan Relaksasi bronkus.

Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. sedangkan Kelainan-kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.

2.2.5 Kelenjar Pankreas

(13)

protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein. Fungsi hormon insulin adalah mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.

Pulau Langerhans, Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas.Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.

Fungsi kepulauan Langerhans adalah Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta mengnambat sekresi glikogen. Pulau Langerhans ini mengeluarkan Sel alfa yang mensekresi hormon Glukagon untuk meningkatkan kadar gula darah, Sel beta yang mensekresi hormon Insulin yang fungsinya untuk menurunkan kadar gula darah, Sel delta mensekresi hormon Somatostatin yang fungsinya menghambat pelepasan insulin dan glucagon, dan Sel f yang menghasilkan polipeptida pankreatik dan fungsinya untuk mengatur fungsi eksokrin pancreas.

2.2.6 Kelenjar Pineal

Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin. Hormon yang dihasilkan adalah hormon melatonin yang fungsinya untuk mengatasi jet lag atau perbedaan waktu antara negara bagi yg bepergian. Melatonin ini paling banyak di produksi pada malam hari, dan paling rendah pada jam 12 siang. 2.2.7 Kelenjar Timus

(14)

sangat kecil dan beratnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi. Kelenjar timus ini merupakan penghasil hormon peptida yaitu timosin dan timopietin yang berfungsi dalam perkembangan normal lymfosit dan respon imun tubuh. Hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi untuk mengaktifkan pertumbuhan badan dan mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

2.2.8 Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin ini terdiri dari kelenjar Testika yang terdapat pada pria. Letaknya di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosterone adalah menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki. Dan kelenjar ovarika yang terdapat pada wanita dan terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon progesteron dan estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.

2.3 Struktur Sistem Endokrin Lain Penghasil Hormon

1. Jantung, faktor atrial natriuretic yang menyebabkan urine bergaram.

2. Gaster, yang menghasilkan gastrin dan berfungsi untuk membantu dalam proses gerak peristaltik yang teratur pada lambung, membentuk makanan yang padat menjadi lunak atau dalam bentuk cair (chime) sehingga mudah dicerna oleh usus halus.

3. Plasenta, hormon estrogen dan hormon progesteron, HCG ( tes kehamilan).

4. Ginjal, hormon eritropoietin yang produksi eritrosit.

(15)

2.4 Gangguan Sistem Endokrin

Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan menjadi dua kategori:

1. Endokrin penyakit yang terjadi ketika kelenjar memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin, yang disebut ketidakseimbangan hormon.

2. Endokrin karena perkembangan lesi (seperti nodul atau tumor) dalam sistem endokrin, yang mungkin atau tidak dapat mempengaruhi tingkat hormon penyakit. Sistem umpan balik endokrin yang membantu mengontrol keseimbangan hormon dalam aliran darah. Sebuah ketidakseimbangan hormon dapat terjadi jika sistem umpan balik memiliki kesulitan menjaga tingkat yang tepat dari hormon dalam aliran darah, atau jika tubuh tidak membersihkan mereka keluar dari aliran darah dengan benar.

2.4.1 Jenis-Jenis Gangguan Endokrin

Ada berbagai jenis gangguan endokrin. Diabetes adalah gangguan endokrin yang paling umum didiagnosis di Amerika Serikat. Gangguan endokrin lainnya meliputi:

1. Dwarfisme

Gejala hiporsekresi (kekurangan) hormon pertumbuhan pada masa anak-anak yang menyebabkan cebol. Seorang manusia dewasa dikatakan mengalami dwarfisme bila tinggi badannya hanya mencapai kisaran 147 cm atau lebih pendek. Kondisi ini lebih sering disebut dengan perawakan tubuh yang pendek dibandingkan penyebutan dwarfisme atau dwarf karena dianggap mendiskriminasi kondisi penderita.

a. Komplikasi

(16)

bentuk dan ukuran tulang panggul yang membuat melahirkan secara normal menjadi berisiko tinggi.

b. Pengobatan

Mengobati dwarfisme bisa melibatkan berbagai macam dokter spesialis, sesuai dengan kondisi penderita kondisi ini. Kebanyakan perawatan dwarfisme tidak bisa memperbaiki postur tubuh. Perawatan dilakukan untuk mengurangi gangguan yang muncul akibat komplikasi dari kondisi ini. Beberapa pilihan perawatan yang ada, yaitu terapi hormon.

Terapi hormon. Sebuah hormon sintetis akan disuntikkan untuk membantu hormon pertumbuhan yang kurang pada penderita dwarfisme. Suntik hormon ini dilakukan hingga beberapa kali selama masa remaja, setidaknya hingga tinggi badan maksimum dari tinggi rata-rata di keluarga pasien tercapai. Selain tinggi badan, suntikan juga dilakukan untuk memastikan tubuh dapat tumbuh sesuai dengan kapasitas pertumbuhan yang seharusnya. Perawatan ini dapat dilengkapi dengan terapi hormon lain, misalnya hormon estrogen bagi penderita sindrom Turner.

2. Gigantisme (acromegaly)

Gigantisme (acromegaly) adalah Gangguan endokrin yang terjadi karena kelebihan growth hormone sebelum pubertas. Pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan pada masa anak-anak dan remaja (sebelum pubertas). Jika kelenjar pituitary memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak, tulang anak dan bagian tubuh dapat tumbuh tidak normal cepat. Jika kadar hormon pertumbuhan terlalu rendah, seorang anak bisa berhenti tumbuh di ketinggian.

a. Komplikasi

(17)

terhadap penyakit-penyakit tertentu, seperti berkurangnya sekresi hormon atau kegiatan fisiologis pada ovarium atau testis (hipogonadisme), retardasi pertumbuhan dan perkembangan mental pada anak dan dewasa sebagai akibat rendahnya aktivitas kelenjar tiroid (hipotiroidisme), insufisiensi adrenal, dan kasus langka diabetes insipidus.

b. Pengobatan

Banyaknya hormon pertumbuhan penyebab gigantisme dapat ditangani dengan cara mengendalikan produksinya. Bagaimanapun juga, belum ada terapi pengobatan yang sukses mengontrol produksi hormon pertumbuhan secara stabil. Untuk tumor kelenjar pituitari, tindakan operasi transsphenoidal bisa dilakukan sebagai upaya pengobatan pertama.

Terapi sinar gamma atau gamma knife radiosurgery adalah metode pengobatan lain yang dilakukan untuk mengobati tumor di otak. Terapi ini akan memaparkan ratusan sinar radiasi kecil pada tumor. Walau lebih efektif serta dapat mengembalikan level hormon pertumbuhan menjadi normal, terapi ini dapat berisiko munculnya gangguan emosional pada anak-anak, obesitas, dan ketidakmampuan belajar. Terapi ini umumnya diambil sebagai alternatif akhir jika metode operasi standar mengalami kegagalan.

(18)

operasi tidak berhasil atau menghadapi kasus tumor yang tumbuh kembali.

3. Penyakit Cushing (Sindrom Cushing)

Sindrom yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti obesitas, impaired glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi gonadal yang berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon kortisol.

Kelebihan produksi hormon korteks adrenal (khususnya kortisol) dan hormon androgen serta aldosteron. Kondisi serupa disebut sindrom cushing bisa terjadi pada orang, terutama anak-anak, yang mengambil dosis tinggi obat kortikosteroid. Penyakit Chusing yang ditandai dg kelebihan kortikotropin yg diproduksi oleh kelejar hipofisis (80% kasus).

a. Pengobatan

Pengobatan sindrom Cushing dilakukan dengan cara menangani faktor yang mendasarinya. Apabila lonjakan jumlah hormon kortisol secara tidak wajar di dalam tubuh disebabkan oleh efek samping penggunaan kortikosteroid, maka dokter dapat menurunkan dosis atau bahkan menghentikan penggunaan dan menggantinya dengan obat lain.

Namun jika hasil tes laboratorium menunjukkan bahwa sindrom Cushing disebabkan oleh tumor yang bersarang di dalam kelenjar adrenal atau hipofisis, maka salah satu penanganan yang mungkin dilakukan adalah prosedur operasi untuk mengangkat tumor tersebut atau pengobatan lainnya untuk menyusutkannya, misalnya radiasi atau pemberian obat-obatan.

4. Goiter (gondok)

(19)

ini memiliki fungsi penting, yaitu untuk memroduksi hormon tiroid yang berperan dalam berbagai proses-proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh.

Pada kondisi normal, kinerja kelenjar tiroid cenderung tidak kita sadari sama seperti organ-organ dalam yang lain. Tetapi jika terjadi pembengkakan, kelenjar tiroid akan membentuk benjolan pada leher. Benjolan ini akan bergerak naik dan turun saat anda menelan.

a. Jenis-jenis

Terdapat dua jenis gondok, yaitu gondok difus dan nodul. Pengelompokan ini berdasarkan tekstur benjolannya. Benjolan pada gondok difus terasa mulus saat disentuh. Sementara pada gondok nodul, benjolan terasa tidak rata dan bergumpal. Permukaan yang tidak rata tersebut disebabkan oleh adanya satu atau lebih benjolan berukuran kecil atau apabila terdapat cairan dalam benjolan.

b. Gejala

Tidak semua penderita gondok mengalami gejala. Namun apabila terjadi gejala , maka munculnya benjolan abnormal atau pembengkakan pada leher adalah tanda utama yang akan dikeluhkan oleh pasien.

Ukuran benjolan gondok berbeda-beda pada tiap penderita. Benjolan yang berukuran kecil biasanya tidak akan menimbulkan keluhan apapun. Meski demikian, benjolan tersebut dapat memengaruhi pernapasan serta menyebabkan penderita sulit menelan jika ukurannya bertambah besar.

(20)

c. Komplikasi

Apabila terlambat ditangani atau tidak ditangani dengan baik, gondok mungkin dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti:

Penekanan pita suara (trakea). Hal ini dapat terjadi apabila gondok berukuran cukup besar sehingga menekan jaringan sekitarnya, terutama trakea. Selain suara menjadi serak, pasien juga dapat mengalami kesulitan bernapas.

Sepsis. Sepsis atau infeksi darah dapat terjadi pada saat terjadi tiroid abses, yakni kondisi di mana terdapat kumpulan nanah pada kelenjar tiroid.

Nyeri, Perdarahan, dan Kematian Jaringan. Ketiganya dapat terjadi pada gondok jenis nodul.

Limfoma. Gondok yang multinodul (berjumlah lebih dari satu) dan gondok yang disebabkan oleh kondisi autoimun berisiko untuk mengalami transformasi keganasan pada kelenjar tiroid, yakni limfoma.

d. Pengobatan

1) Obat penurun hormon tiroid

Thionamide akan menurunkan kadar hormon tiroid dengan menghambat proses produksinya. Obat ini digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme. Efek sampingnya meliputi mual, nyeri pada sendi, ruam ringan, serta penurunan jumlah sel darah putih secara mendadak. 2) Terapi penggantian hormon

Langkah ini dilakukan untuk menangani hipotirodisme dengan menggantikan hormon tiroid dan umumnya harus dijalani seumur hidup. Contoh obatnya adalah levothyroxine.

3) Terapi yodium radioaktif

(21)

menghancurkan sel-sel tiroid. Metode pengobatan ini terbukti dapat mengecilkan ukuran benjolan, tapi juga bisa memicu hipotiroidisme.

4) Langkah operasi

Benjolan yang terus membesar hingga mengganggu pernapasan dan menyebabkan penderita sulit menelan umumnya ditangani dengan operasi. Langkah ini akan dilakukan dengan tiroidektomi, yaitu prosedur pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. Prosedur ini juga disarankan bagi penderita yang diduga memiliki benjolan tiroid yang mengandung sel-sel kanker. 5. Hiperparatiroidisme

Terjadi karena produksi (sekresi) berlebih hormon paratiroid (PTH), hormon asam amino polipeptida. Perubahan patologis yang terjadi akibat hiperparatiroidisme adalah: tulang mudah patah.

a. Pengobatan

Di langkah awal penanganan, dokter biasanya menyarankan untuk menunggu dan melihat kondisi pasien selama beberapa waktu. Hal ini terutama dilakukan jika kadar kalsium hanya meningkat sedikit, tidak ada kerusakan pada ginjal, dan tidak ada gejala lain yang perlu diterapi.

Pengobatan hiperparatiroidisme tergantung dari jenisnya. Pada kasus hiperparatiroidisme primer yang sebagian besar kasusnya disebabkan oleh tumor jinak adenoma, pengobatan yang paling efektif adalah melalui operasi pengangkatan tumor tersebut dari kelenjar paratiroid. Selain itu, dokter juga kadang-kadang akan memberikan obat penurun kadar kalsium yang disebut bisphosphonate melalui infus.

(22)

mengonsumsi kalsium justru bisa menyebabkan tulang mengalami defisiensi kalsium dan akhirnya memicu osteoporosis. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup agar tubuh tidak dehidrasi.

Sedangkan pada kasus hiperparatiroidisme sekunder, pengobatan akan difokuskan kepada kondisi yang mendasari. Sebagai contoh, jika hiperparatiroidisme terjadi akibat penyakit ginjal yang sebelumnya telah diderita pasien, maka dokter akan fokus untuk mengobati penyakit ginjal tersebut.

6. Hypothyroidisme

Suatu efek hormon tiroid berkurang dimana kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang cukup, menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar kurang aktif dapat menyebabkan perkembangan melambat pada anak-anak. Beberapa jenis hipotiroidisme yang hadir pada saat lahir. Kelainan akibat hipotiroidisme adalah Kretinisme.

a. Pengobatan

Pengobatan penyakit melibatkan kurangnya kompensasi untuk hormon tiroid.Dokter mengatur sebuah formulasi tablet tertentu.Hormon - T4 (L -tiroksin, eutiroks) - hormon tiroid sintetis asal digunakan dalam produk praktek terbuat dari kelenjar tiroid hewan yang telah dikeringkan sebelumnya.Tapi dia tidak dianggap ideal, karena tidak mungkin untuk benar-benar diukur.Dalam setiap tablet mungkin nomor yang berbeda dari T3 hormon.

(23)

7. Hipertiroidisme (tirotoksikosis)

Adalah suatu kelebihan sekresi hormonal yang tidak seimbang pada metabolisme.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak, menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan gugup. Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah suatu gangguan autoimun yang disebut penyakit Grave.

a. Pengobatan

Pengobatan yang diberikan terhadap penderita hipertiroidisme bergantung pada faktor usia, gejala yang dialami, dan kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dalam darah. Di bawah ini adalah jenis pengobatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme, yaitu:

1) Thionamide

Thionamide adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk menekan produksi hormon tiroksin dan triiodotironin. Contoh obat-obatan thionamide adalah carbimazole dan propylthiouracil. Obat ini perlu dikonsumsi sekitar 1-2 bulan agar bisa dilihat

perubahan pada kondisi hipertiroidisme.

Dosis obat ini akan diturunkan secara perlahan setelah produksi hormon oleh kelenjar tiroid bisa dikendalikan. Efek samping yang jarang terjadi akibat obat ini adalah sakit persendian dan ruam kulit yang gatal. Risiko mengalami hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) akibat pengobatan ini lebih kecil dibandingkan radioterapi.

2)

(24)

4) Beta-blocker diberikan setelah produksi hormon kelenjar tiroid bisa dikendalikan oleh thionamide. Efek samping yang paling umum akibat obat ini adalah mual, kaki dan tangan menggigil, insomnia, dan selalu merasa lelah.

5)

6) Operasi tiroid Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi disebut parsial jika hanya sebagian yang diangkat dan total jika seluruhnya jaringan kelenjar diangkat. Berikut ini adalah beberapa alasan perlu dilakukannya prosedur operasi pengangkatan kelenjar tiroid, yaitu:

7)

8) Jika hipertiroidisme muncul kembali setelah

sebelumnya menjalani penanganan dengan thionamide. 9) Terjadi pembengkakan yang cukup parah pada kelenjar

tiroid.

10) Tidak bisa dilakukan pengobatan radioiodine karena sedang hamil atau menyusui, serta tidak bisa dan/atau tidak mau melewati prosedur pengobatan dengan thionamide.

11) Pasien menderita gejala mata yang parah akibat penyakit Graves.

12) Untuk menghilangkan kemungkinan kambuh atau muncul kembali, disarankan untuk mengangkat seluruh kelenjar tiroid yang ada. Mereka yang menjalani operasi tiroidektomi total diharuskan mengonsumsi obat-obatan seumur hidup untuk mengatasi hilangnya fungsi

kelenjar tiroid di dalam tubuh. 13) Komplikasi Akibat Hipertiroidisme 14)

15) Jika Anda menderita hipertiroidisme dan tidak ditangani, Anda berisiko mengalami komplikasi. Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi: 16)

17) Oftalmopati Graves. Gangguan mata ini disebabkan oleh penyakit Graves. Gejala yang bisa muncul adalah mata kering atau mengeluarkan air mata berlebihan, penglihatan kabur dan sensitivitas berlebihan terhadap cahaya.

(25)

hipertiroidisme lebih berisiko mengalami komplikasi seperti keguguran, eklampsia (kejang-kejang pada masa kehamilan), kelahiran prematur, dan bayi dengan berat badan rendah.

19) Hipotiroidisme. Dampak dari pengobatan terhadap hipertiroidisme adalah kelenjar tiroid menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroksin dan triiodotironin. Sebagai akibatnya, terjadilah hipotiroidisme. Beberapa gejala hipotiroidisme adalah kelelahan berlebihan, konstipasi dan peningkatan berat badan.

20) Badai tiroid. Ini adalah kondisi munculnya gejala yang parah dan tiba-tiba akibat sistem metabolisme yang berjalan terlalu cepat. Ini bisa terjadi ketika

hipertiroidisme tidak ditangani atau tidak terdiagnosis. Selain itu, badai tiroid bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya infeksi, kehamilan, tidak mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, dan kerusakan kelenjar tiroid akibat cedera pada leher. Ini adalah kondisi darurat, maka jika Anda mencurigai ada orang di sekitar Anda yang mengalaminya, segera bawa ke rumah sakit terdekat. Beberapa gejalanya adalah nyeri dada, diare, demam, menggigil, berhalusinasi dan sakit kuning. 21) Gangguan jantung. Komplikasi yang serius dari

hipertiroidisme berkaitan dengan gangguan jantung, seperti detak jantung cepat, kelainan ritme jantung, dan gagal jantung kongestif.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perbandingan antara kelas fisik dengan menggunakan dua kriteria yang dibandingkan kelas produksi dan kelas rendemen diatas menunjukkan bahwa pada SPL 2

Sesuai dengan kebutuhan sebelumnya untuk mendapatkan data secara real time status karyawan, pada sistem absensi yang baru, terdapat tampilan tabel yang berisikan

AKMAL Padang Kandis, 50 Kota, pada tanggal 10 Oktober SMKN 1 Kecamatan Guguak Teknik Mekanik

Peserta UKA adalah peserta sertifikasi guru kuota tahun 2012 yang ditetapkan Kementerian Agama Pusat (Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam). Koordinator

Dalam strukur Pemerintahan Desa, kedudukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah sejajar dengan unsur Pemerintah Desa bahkan mitra kerja dari Kepala Desa, hal

Pertumbuhan bagian atas tanaman, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang terbaik dihasilkan oleh tanaman yang mendapatkan perlakuan dosis pupuk nitrogen

Dengan tidak sabar Kerongo segera berlari dan memeriksa seluruh huma yang terbakar untuk mencari ibunya walaupun asap masih mengepul tanda bahwa lahan tersebut masih sangat panas