• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Dan Ipt Mikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Dan Ipt Mikologi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN DARI DAUN BERJAMUR SERTA PENGAMATAN MIKORIZA UJUNG AKAR TANAMAN

TALAS DAN RUMPUT

Oleh : Kelompok 2

Nenny Aulia Rochman (121810401036) Dewi Lina Suryani (121810401042) Novia Lusy Indriani (121810401056) Kharisna Aulia (121810401064)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER

(2)

Bahan

Hasil

Judul : Isolasi dan Identifikasi Cendawan dari Daun Berjamur Tujuan :

a. Mengetahui morfologi cendawan secara makroskopis dari daun berjamur. b. Mengetahui morfologi cendawan secara mikroskopis dari daun berjamur. c. Melakukan uji aktivitas proteolitik, amilolitik dan lipolitik pada cendawan

dari daun berjamur.

d. Melakukan uji bahan pengawet pada cendawan dari daun berjamur.

Metodologi Penelitian a. Alat

Petridish, Ose, Bunsen, Pipet Volume, Vortex, Pipet tetes, Slide Kultur, Kertas Dorslag, Mikroskop, Pinset, Tabung Reaksi, Penggaris, Gelas Obyek, Gelas penutup, Mikropipet, Tip.

b. Bahan

Daun berjamur, Medium PDA, Larutan Garfis, Alkohol, Aquades, Media berprotein (skim milk), Media beramilum, Media berlipid, Larutan asam laktat + kertas saring, Larutan asam asetat + kertas saring, Larutan asam benzoate + kertas saring.

c. Langkah Kerja Isolasi Cendawan

Disemprotkan alkohol pada meja kerja dan dinyalakan bunsen. Dipilih bagian daun yang berjamur dan dipotong kecil-kecil. Dimasukkan ke dalam larutan garfis kemudian divortex. Diambil 0,5 ml larutan, dimasukkan ke dalam garfis. Dilakukan pengenceran10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5

Diambil 1 ose dari masing-masing pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan diinokulasikam pada medium PDA.

(3)

Bahan

Hasil

Bahan

Hasil

Bahan

Hasil

Pemurnian Cendawan dan Pengamatan Makroskopis

Disemprotkan alkohol pada meja kerja dan dinyalakan bunsen. Diinokulasikan 1 ose cendawan yang tumbuh dari medium PDA pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 pada medium PDA baru.

Diinkubasi selama 3x24 jam.

Diamati secara morfologi cendawan yang tumbuh.

Pengamatan Mikroskopis

Disemprotkan alkohol pada meja kerja dan dinyalakan bunsen. Diambil 1 ose media agar diletakkan ke dalam slide kultur .

Diambil 1 ose isolat masing-masing media 10-3, 10-4, 10-5 dan diletakkan di atas gelas benda yang terdapat media.

Ditutup dengan gelas penutup. Ditetesi tisu menggunakan aquades. Diinkubasi selama 3x24 jam. Diamati di bawah mikroskop.

Uji aktivitas proteolitik, amilolitik dan lipolitik

Disemprotkan alkohol pada meja kerja dan dinyalakan bunsen. Diambil 1 ose isolat dari masing-masing media 10-3, 10-4, 10-5 dan diinokulasikan pada media berprotein, beramilum dan berlipid dibagian tengahnya secara aseptis.

Di inkubasi selama 7x24 jam pada suhu ruang. Diteteskan iodin pada media uji amilolitik.

(4)

Uji Bahan Pengawet

Disemprotkan alkohol pada meja kerja dan dinyalakan bunsen. Diambil 1 ose dari masing-masing isolat 10-3, 10-4, 10-5 dan dimasukkan ke dalam larutan garam fisiologis, divortex.

Diambil 0,5 ml suspensi cendawan dan dimasukkan ke dalam media PDA yang telah dicairkan, divortex.

Dibagi cawan petri menjadi 6 bagian dengan spidol dan beri tanda. Dimasukkan larutan media PDA ke dalam cawan petri (poor plate). Diletakkan kertas saring yang telah direndam bahan pengawet (asam laktat, asam benzoat, asam asetat) serta potongan jahe, kunyit, laos ke dalam cawan petri sesuai tanda.

Diinkubasi 7x24 jam pada suhu ruang. Diamati zona bening yang terbentuk.

Hasil Pengamatan

Tabel 1. Pengamatan Makroskopis

Parameter yang diamati 10-3 10-4 10-5 Bentuk Irregular Irregular Circular

Warna Permukaan Atas Putih

kekuningan Putih kemerahan Putih

Margin Undulate Curled Entire

Titik Air Ada Ada Ada

Tabel 2. Pengamatan Mikroskopis

No. Isolat Keterangan

1. ISOLAT 10-3 Tidak diketahui

Bahan

Hasil

(5)

2. ISOLAT 10-4

Tidak diketahui

3. ISOLAT 10-5

Hifa Stolon Rhizoid

Tabel 3. Uji aktivitas proteolitik, amilolitik dan lipolitik No

. Media

Zona Bening

Isolat 10-3 Isolat 10-4 Isolat 10-5

1. Proteolitik Negatif 1 cm K: 0,4 cmNegatif

2. Amilolitik K: 0,5 cm1 cm Negatif 0,8 cm

3. Lipolitik Negatif Negatif Negatif

Keterangan: K= kontaminan

Tabel 4. Uji Bahan Pengawet Isolat

Bahan

Pengawet

Isolat 10-3 Isolat 10-4 Isolat 10-5

Asam Benzoat

Koloni 0,5 cm ZB 1,5cm; ZH 3cm

Koloni 0,5 cm ZB 3cm; ZH 6cm

Koloni 0,5 cm ZB 2,5cm; ZH

(6)

Asam Laktat ZB 2,5cm; ZH 5cmKoloni 0,5 cm ZB 2cm; ZH 4cmKoloni 0,5 cm ZB 2,5cm; ZHKoloni 0,5 cm 5cm Asam Asetat ZB 2cm; ZH 4cmKoloni 0,5 cm ZB 3cm; ZH 6cmKoloni 0,5 cm ZB 3cm; ZH 6cmKoloni 0,5 cm

Jahe ZB 1,9cm; ZHKoloni 0,7 cm 2,7cm

Kunyit ZB 1,6cm; ZHKoloni 1,2 cm 1,3cm

Keterangan: ZB= Zona Bening; ZH=Zona Hambat

Pembahasan

(7)

Gambar 1. Macam-macam bentuk koloni bakteri dan cendawan

Kapang merupakan fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada substrat mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang (Ali,2005). Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun atas filamen bercabang dan disebut hifa. Kumpulan dari hifa membentuk suatu jalinan yang disebut miselium. Setiap hifa memiliki lebar 5-10 µm (Pelczar dan Chan, 2005).

Menurut Fardiaz (1992) dan Waluyo (2004), kapang dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat. Septat akan membagi hifa menjadi bagian-bagian, yang mana setiap bagian tersebut memiliki inti (nukleus) satu atau lebih. Kapang yang tidak memiliki septat maka inti sel tersebar di sepanjang hifa. Dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang ke ruang lainnya. Kapang yang bersekat antara lain kelas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Sedangkan kapang yang tidak bersekat yaitu kelas Phycomycetes (Zygomycetes dan Oomycetes).

(8)

diketahui ciri makroskopisnya antara lain koloni berwarna putih kekuningan, flamen tebal dan halus, bentuk irregular, margin undulate dan pada permukaan terdapat titik air. Pada isolat 10-4

diketahui ciri makroskopisnya antara lain koloni berwarna putih kemerahan, flamen tebal dan halus, bentuk irregular, margin curled, dan pada permukaan terdapat titik air. Pada isolat 10-5

diketahui ciri makroskopisnya antara lain koloni berwarna putih, flamen berhiaa tipis, bentuk circular, margin entire dan dan pada permukaan terdapat titik air.

Pengamatan mikroskopis pada isolat 10-3, 10-4 tidak

diketahui bagian-bagian dari kapang tersebut sehingga sulit untuk melakukan identifkasi, sedangkan pada isolat 10-5 diketahui

beberapa bagian namun tidak begitu jelas sehingga sulit juga untuk diidentifikasi. Hal tersebut dapat disebabkan karena pada saat isolasi daun tidak disterilkan terlebih dahulu sehingga memungkinkan untuk cendawan lain yang bukan dari bagian daun berjamur tersebut tumbuh.

Uji aktivitas proteolitik, amilolitik dan lipolitik dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengidentifkasi adanya kapang. Proses dari uji aktivitas ini dapat dilihat dari adanya perombakan nutrisi oleh aktivitas enzim (bekerja secara spesifkk yang dihasilkan kapang.

Enzim protease berperan dalam mengkatalisis pemecahan protein melalui hidrolisis ikatan peptide, selain itu enzim ini dikelompokkan dalam kelas hidrolase karena membutuhkan H2O saat aktivitas enzim ini berlangsung (Susanto dan Sopiah, 2003k. Adanya aktivitas proteolitik dapat dilihat dari terbentuknya zona bening di sekitar petridish dengan latar belakang putih (Setyati, 2012k.

(9)

warnanya akan nampak berbeda dengan media yang belum digunakan kandungan proteinnya. Dari hasil praktikum yang dilakukan hanya Isolat 10-4 yang menunjukkan adanya aktivitas

proteolitik yang ditunjukkan dengan adanya zona bening sebesar 1 cm sedangkan pada Isolat 10-3 dan Isolat 10-5 menunjukkan

hasil negatia yaitu tidak terdapat zona bening. Selain itu kedua isolat tersebut juga terdapat kontaminan.

Enzim amilase membantu proses pemecahan pati menjadi gula-gula sederhana dan dapat dilakukan secara semikuantitatia dengan menumbuhkan isolat kapang yang sudah diremajakan pada media SSA dan diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam. Adanya aktivitas tersebut dapat dilihat dari terbentuknya zona bening di sekitar koloni yang sebelumnya perlu ditambahkan larutan iodine pada permukaan media SSA yang beraungsi untuk mengikat karbohidrat maupun amilum (Schlegel dan Schmidt, 1994k. Zona bening yang menunjukkan adanya aktivitas amilolitik terdapat pada Isolat 10-3 dan Isolat 10-5 yang besarnya

masing-masing 1 cm dan 0,8 cm, sedangkan pada Isolat 10-4

hasilnya negatia.

Enzim lipase adalah enzim yang dapat memecah lipid menjadi asam lemak dan gliserol. Adanya aktivitas lipase ditunjukkan oleh terbentuknya endapan asam lemak yang berwarna putih keruh disekitar paper disc (Setyati, 2012k. Pada hasil praktikum tidak ditemukan zona bening pada ketiga isolat tersebut yang mana menunjukkan bahwa tidak terjadi aktivitas lipolitik.

(10)

hambat. Asam asetat, asam laktat, asam benzoat merupakan bahan pengawet buatan atau sintesis yang eaektia dalam menghambat pertumbuhan kapang (Guntarti.2012), sehingga adanya zona bening tersebut menunjukkan bahan ketiga bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pengawet. Pada asam asetat isolat 10-3, 10-4, 10-5 terdapat panjang rata-rata zona

hambat masing-masing sebesar 4 cm, 6cm dan 6cm. Pada asam laktat isolat 10-3, 10-4, 10-5 terdapat panjang rata-rata zona

hambat masing-masing sebesar 5cm, 4cm dan 5cm. Pada asam benzoat isolat 10-3, 10-4, 10-5 terdapat panjang rata-rata zona

hambat masing-masing sebesar 3 cm,6 cm dan 5cm.

Kunyit, laos dan jahe merupakan pengawet alami yang mengandung zat antimikroba khas sehingga dapat digunakan untuk mengawetkan suatu bahan makanan (Mariana, 2006). Ketiga isolat yang diberi ketiga bahan pengawet alami tersebut menunjukkan adanya zona bening meskipun tidak sebesar pada bahan pengawet sintesis. Panjang rata-rata zona hambat isolat 10-3,10-4, 10 -5 pada jahe masing-masing sebesar 2,7cm; 1,2cm; 1,25cm. Pada kunyit panjang

rata-rata zona hambat isolat 10-3, 10-4, 10-5 masing-masing sebesar

1,3cm; 1,25cm; 1,5cm. Pada laos panjang rata-rata zona hambat isolat 10-3,10-4, 10-5 masing-masing sebesar 1,2cm; 1,1cm; 1,2cm.

Kesimpulan

Hasil pengamatan secara makroskopis menunjukkan bahwa isolat 10-3,

10-4, 10-5 merupakan kapang karena memiliki hiaa, sedangkan

pada pengamatan mikroskopis tidak dapat diidentifikasi secara jelas. Pada uji aktivitas enzim isolat yang mampu mendegradasi protein yaitu isolat 10-4, isolat

yang mampu mendegradasi amilum yaitu isolat 10-3dan 10-5 sedangkan lemak

(11)
(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, A., 2005. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Makassar: State University of Makassar Press.

Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Guntarti, Any. 2012. Penetapan Kadar Asam Benzoat Dalam Beberapa Merk Dagang Minuman Ringan Secara Spektrofotometri Ultraviolet. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.

Mariana M, Ria. 2006. Studi Efektivitas Bahan Pengawet Alami Dalam Pengawetan Tahu. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian.

Natsir. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Makassar: Universitas Hasanudin.

Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Pelczar, Michael J., E. C. S. Chan dan Merna Foss Pelczar. 2010. Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Schlegel, H. G., dan K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Edisi keenam. Terjemahan Tedjo Baskoro dari Allgenering Mikrobiologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Setyati, A. Wilis. Dan Subagiyo. 2012. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim Ekstraseluler (Proteolitik, Amilolitik, Lipolitik dan Selulolitik) yang Berasal dari Sedimen Kawasan Mangrove. Semarang : Universitas Diponegoro.

Susanto, P. Joko. dan Sopiah, Nida. 2003. Pengaruh Logam dan Konsentrasi Substrat Terhadap Pertumbuhan dan Aktivitas Bakteri Proteolitik Pada Proses Deproteinasi Cangkang Rajungan. Jakarta : BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).

(13)

Judul : Pengamatan Mikoriza Ujung Akar Tanaman Talas dan Rumput

Latar Belakang

Di alam pada dasarnya tidak seluruh unsur hara yang berada di dalam tanah dapat dengan mudah diserap oleh akar tanaman.Seringkali akar tanaman mengalami kesulitan dalam melakukan penyerapan baik disebabkan karena faktor lingkungan berupa ketersediaan unsur yang minimal atau bahkan berlebih.

Sehingga mikroorganisme yang berada dialam akan berinteraksi dengan mikroorganisme lain maupun tanaman. Salah satu jenis interaksi yang terjadi antara mikroorgaisme dengan tanaman adalah interaksi mutualisme.Dua jenis mikroorganisme yang menguntungkan dan telah dimanfaatkan oleh para petani yaitu Rhizobium dan mikoroza.Rhizobium adalah bakteri yang dapat membentuk bintil akar pada tanaman leguminose dan memiliki kemampuan untuk memfiksasi N2 dari atmosfer. Mikoroza adalah fungi akar yang memiliki fungsi yaitu dapat memperpanjang jangkauan akar dan dapat memasuki tanah dengan ukuran pori yang sangat kecil (Anas, 1993).

Dengan adanya interaksi yang disebabkan oleh jamur mikoriza ini ternyata dapat meningkatkan unsur hara makro pada tumbuhan seperti N, P, K, Cu dan Zn. Sementara kita tahu bahwa unsur-unsur tersebut menstimulisasi pertumbuhan tanaman baik dari faktor tumbuh, berkembang hingga perkembangbiakannya. Hal ini sangat menguntungkan bagi tumbuhan karena dengan begitu seluruh faktor tumbuh pada tumbuhan akan bekerja secara optimal( Al-kariki,2000).

Tujuan

Untuk mengamati endomikoriza pada ujung akar tanaman talas dan rumput.

Tinjauan Pustaka

(14)

mengatakan bahwa mikoriza adalah suatu struktur yang khas yang mencerminkan adanya interaksi fungsional yang saling menguntungkan antara suatu autobion/tumbuhan tertentu dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu.Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas, baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebaranya.

Mikoriza termasuk dalam kelas Phycomicetes dari ordo Mucorales dan berasal dari famili Endogonaceae. Berdasarkan struktur tubuh dan cara menginfeksi pada tanaman inang, maka cendawan mikoriza dapat dikelompokan dalam 3 golongan besar yaitu; Ektomikoriza, Ektendomikoriza dan Endomikoriza (Browen,1987).

Endomikoriza atau yang dikenal juga dengan fungi mikoriza arbuskula (FMA) dapat ditemukan hampir pada sebagian besar tanah dan pada umumnya tidak mempunyai inang yang spesifik. Namun tingkat populasi dan komposisi jenis sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh karakteristik tanaman dan sejumlah faktor lingkungan seperti suhu, ph, kelembaban tanah, kandungan fosfor, nitrogen dan salinitas (Hetrick,1984).

Fungi mikoriza terdapat dalam perakaran dari sebagian besar Angiospermae, Pteridophyta dan Bryophita.Fungi mikoriza arbuskula membentuk struktur karakteristik khusus yang disebut arbuskul dan vesikel. Arbuskul membantu dalam mentransfer nutrient terutama (fosfat) dari tanah ke sistem perakaran (Rao,1994). Hifa dari jamur ini menjalar sepanjang lapisan tanah dan menempel pada akar tanaman yang menimbulkan struktur khusus untuk merubah makanan.Keuntungan yang didapat dari hubungan antara jamur dan tanaman ini adalah terjadi ketersediaan karbon untuk jamur dan penambahan penyerapan makanan tumbuhan terutama fosfor.Diperkirakan sekitar 70-90% spesies tumbuhan memiliki perakaran mikoriza.

(15)

terinfeksi oleh dua jenis endomikoriza yang berbeda. Hubungan tanaman inang dengan mikoriza adalah hubungan mutualistic (saling menguntungkan) (powell & bagyaraj,1989).

Metodologi Penelitian Alat

 Mikroskop  Tabung reaksi  Ose

 Gelas benda dan gelas penutup

Bahan

 Ujung Akar talas dan rumput

 Larutan tripan blue 0.05% dalam lactofenol  HCl 2%

 KOH 10%  Aquadest

Cara kerja

Tanaman Talas dan Rumput

Diambil akar paling ujung ± 2cm dan dipotong lagi 2 ml

Dimasukkan kedalam tabung untuk dicuci

Direndam dengan 10% KOH selama 1 jam dengan suhu 90ºC

Dibuang KOH kemudian dibilas sampai bersih ± 4 kali

(16)

Dibuang HCl

Diberi pewarna tripan blue 0.05% yang telah dicampur lactofenol Dibiarkan selama 24 jam

Diamati dan diharapkan akan muncul endomikoriza

Diambil ujung akar kemudian ditempelkan pada gelas benda lalu dipencet

Diamati dibawah mikroskop

Hasil

Pembahasan

(17)

gigasporaceae mempunyai 2 genus yaitu Gigaspora dan Scutelospora, Glomamineae mempunyai 4 famili yaitu Glomaceae dengan genus Glomus, family Acaulospora dengan Acaulospora dan Entrophospora, Paraglomaceae dengan genus Paraglomus dan Archaesoporaceae dengan genus Archaespora (Invam,2009).

Endomikoriza dicirikan dengan hifa intraseluler, yang dihasilkan oleh kumparan atau langsung oleh penetrasi cabang hifa yang biasanya diketemukan dalam lapisan intermediet dari parenkim kortikal. Diameter berkisar 2 sampai 6 µm dengan pengecualian ada endofit yang lebih halus kurang dari 2 µm. karena jamur menyebar dengan cara memperluas ruang intraseluler dari tanaman inang, dinding jamur dapat kontak langsung dengan dinding sel tanaman inang dan sering kali pada lamella tengah. Bentuk luar ini menunjukan bahwa jamur masuk dengan mekanisme enzimatik, sebagai contoh dengan menghasilkan hydrolase seperti pectinase (bonfante & fasolo,1984).

Menurut bonfante dan fasolo (1984) arbuskula menyerupai struktur pohon kecil dari percabangan hifa berfungsi sebagai tempat pertukaran metabolit antara jamur dan tanaman dan pada beberapa genus mempunyai vesikula. Pada praktikum yang telah dilakukan ditemukan vesikula. Vesikula berbentuk globose beraal dari menggelembungnya hifa jamur mikoriza yang fungsinya sebagai organ penyimpan makanan.

(18)

Dalam perkembangannya mikoriza sangat membutuhkan kondisi lingkungan yang optimum. Kondisi lingkungan seperti pH tanah, eksudat akar dan suhu akan mempengaruhi perkembangan mikoriza di alam. Suhu yang optimum bagi mikoriza akan mempercepat terjadinya perkembangbiakan baik dalam hal menginfeksi akar tanaman (inang) maupun dalam menghasilkan spora-spora sebagai bagian dari perkembangan berikutnya.

Kesimpulan

(19)

Daftar Pustaka

Abbott LK & Robson AD. 1984. The Effect of mycorrhizae on plant growth ;Powell CL & Bagyaraj DJ. (Eds). Vesicular-arbuscular mycorrrhiza.CRC Press.Inc. Boca Raton. Florida.

Anas, Iswandi. 1993. Pupuk Hayati (Biofertilizer). Bogor: Laboratorium.

Al-kariki, GN. 2000. Growth of mycorrhizal tomato and mineral acquisition under salt stress. Mycorrhiza.

Bagyaraj, DJ. 1984. Biological Interaksi With VA Michorizal Fungi ;Powell CL & Bagyaraj, DJ. (Eds). Vesicular-arbuscular mycorhiza.CRC Press.Inc. Boca Raton. Florida.

Bonfante-fosolo.P. 1984.Anatomy and Morphology of Vesicular-Arbuscular Mycorrhiza.CRC Presss.Inc. Boca Raton. Florida.

Browen,G. 1987. The Biology and Physiologi Of Infection and Its Development. In safir GR (ed) Ecophysiology Of VA Mycorhizal Plantus.CRC Press. Boca Raton.

Hetrick, BAD. 1984. Ecology of Vesicular-arbiscular Mycorrhiza fungi.CRC Press.Inc. Boca Raton. Florida.

Invam. 2009. International culture collection of (vesicular) arbuscular

Mycorrhizal fungi.

http://invam.caf.wvu.edu/Myco-info/Taxonomy/clasification.htm. [ 24 mei 2016].

Imas, et al. 1989. Mikrobiologi Tanah II. Dikti. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Bogor : ITB.

Powell, D & Josep, B. 1984.Vesicular-Arbuscular Micorrhiza; Why All The Interest.CRC Press. Inc. Boca Raton. Florida.

Gambar

Tabel 1. Pengamatan Makroskopis
Tabel 3. Uji aktivitas proteolitik, amilolitik dan lipolitik
Gambar 1. Macam-macam bentuk koloni bakteri dan cendawan

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antar makhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan dise- but ..... Benalu adalah jenis

Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah.Suatu tipe vegetasi menggambarkan sesuatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan

karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang struktur kimianya terdiri dari tiga molekul gula atau lebih yang biasanya saling terikat dalam suatu rantai molekul.. Gula ini lebih

Produk makanan Pisang Keju khas Banyumasan yang diciptakan oleh Ibu Annisa merupakan produk orisinil, memiliki rasa yang khas dan unik karena pisang yang

Dari praktikum yang dilakukan, tablet CTM dapat diidentifikasi dengan. memperhatikan ciri-ciri khas yang terbetuk akibat penambahan

Spektrum emisi teramati sebagai pancaran cahaya dengan warna tertentu, akan tetapi sesungguhnya itu terdiri atas beberapa garis warna (panjang gelombang) yang khas

Adanya informasi akan bakteri yang tumbuh dalam jaringan tanaman dan adanya interaksi yang saling menguntungkan maka perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan isolat bakteri pada

Idielnya program pendidikan keaksaraan fungsional merupakan kegiatan pembelajaran yang memunculkan kegiatan interaksi dalam suasana saling membelajarkan antara Tutor dengan warga