• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Badan Penanaman Modal Kota Medan Dalam Meningkatkan Investasi Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Badan Penanaman Modal Kota Medan Dalam Meningkatkan Investasi Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kota Medan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 2008:37).

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto dalam Dwi, 2009:92).

Berdasarkan pengertian diatas, maka teori yang digunakan untuk menerangkan permasalahan dalam penelitian ini antara lain yaitu:

2.1.1.Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos”, yang berasal dari “stratos” yang berarti militer dan “gos” yang artinya memimpin. Kata strategi

awalnya digunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian semakin berkembang keberbagai bidang kepentingan.

Menurut Coulter dalam Kuncoro (2005:12) Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumberdaya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya.

(2)

dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan internal organisasi.

Menurut Hunger & Wheelen (2003:16), strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya dimana strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

Menurut Dirgantoro (2001:5) strategi adalah sebagai penetapan arah kepada

“manajemen” yakni bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang dapat memberikan

keuntungan terbaik bagi organisasi. Dalam hal ini lebih kedalam kompetisi bisnis yang bagaimana cara untuk bersaing dalam pesaing dalam pasar.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah goal-directed actions yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya dengan mempertimbangkan semua

kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan.

2.1.2. Ciri-ciri dan Manfaat Strategi

Adapun ciri-ciri strategi menurut Pardede (2011:57-58) yaitu: 1. Mempengaruhi Setiap Tingkatan Manajemen

Keputusan dari serangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap tingkat manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajemen terendah dari organisasi.

(3)

Pembuatan keputusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat namun keputusan yang dibuat dalam waktu singkat tersebut akan mempengaruhi terhadap jangka panjang dari aktivitas organisasi.

3. Berwawasan Masa Depan

Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa mendatang oleh khususnya putusan strategi didasari oleh sebuah analisis yang menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan organisasi.

4. Mempengaruhi Seluruh Bagian Organisasi

Bagian dari organisasi merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Maka ketika putusan-putusan strategi mempengaruhi satu bidang maka otomatis akan mempengaruhi bidang yang lain. Tentunya besar kecilnya pengaruh tergantung kepada seberapa besar tingkat keterikatan dan ketergantungan satu bidang dengan bidang lainnya. 5. Berwawasan Terbuka

Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat diluar organisasi, oleh karena itu keputusan strategi harus berwawasan terbuka karena mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan diluar organisasi.

6. Memberikan Kerangka Pengambilan Keputusan pada Manajemen Tingkat Yang Lebih Rendah

(4)

mengambil sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan dengan manajer tertinggi dan arah tujuan organisasi.

7. Membutuhkan sumber daya

Sebuah keputusan strategi akan memerlukan penambahan sumber daya yang relevan untuk mendukung dan menjalankan strategi tersebut.

Manfaat Strategi

Beberapa manfaat strategi menurut Dirgantoro (2001):

1. Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organsiasi dan menentukan jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.

2. Untuk meningkatkan keuntungan organisasi walaupun kenaikan keuntungan organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi.

3. Membantu mengidentifikasi, memprioritaskan dan mengeksploitasi peluang 4. Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem

5. Menggambarkan framework untuk meningkatkan koordinasi dan kontrol terhadap efektivitas.

6. Meminimumkan pengaruh dan perubahan

7. Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang ditetapkan 8. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif

9. Membantu perilaku yang lebih terintegrasi

2.1.3. Jenis-Jenis Strategi

Adapun jenis-jenis strategi menurut David dalam Capah (1997:248-272) yaitu: 1. Strategi Integrasi, yang terdiri atas:

(5)

b. Integrasi ke hulu, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.

c. Integrasi Horizontal, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing.

2. Strategi Intensifikasi, antara lain terdiri dari:

a. Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan porsi pasar pada pasar yang sudah ada melalui usaha marketing yang lebih kuat.

b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan yang ada pada area pasar yang baru.

c. Pengembangan produk, yaitu meningkatkan yang sudah ada atau menciptakan yang baru.

3. Strategi diversifikasi, antara lain terdiri atas:

a. Diversifikasi se-inti, yaitu menambah produk yang baru namun masih berhubungan dengan produk yang sudah ada.

b. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk yang baru yang tidak berhubungan dengan produk yang sudah ada.

c. Diversifikasi horizontal, yaitu menambah produk yang baru namun masih berhubungan dengan produk yang sudah ada dan memperkenalkan produk baru tersebut pada pelanggan yang sudah ada.

4. Strategi difensif, antara lain:

a. Join Venture, yaitu berkerjasama dengan perusahaan lain membentuk organisasi terpisah.

(6)

c. Divestasi, yaitu menjual divisi atau bagian lainnya dari organisasi yang sudah ada.

d. Pembubaran, yaitu menjual aset perusahaan seluruhnya.

2.1.4.Tantangan Dalam Perencanaan Strategis

Dalam perencanaan, tantangan harus dikenali dan diidentifikasi sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk membuat perubahan penting dalam organsasi. Adapun tantangan dalam perencanaan strategis menurut Bryson (2005: 227) antara lain yaitu:

1. Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen. Perhatian orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, keputusan, konflik, dan preferensi kebijakan ditempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi. 2. Masalah proses adalah manajemen ide strategis. Kearifan yang tidak

konvensional harus diubah menjadi kearifan yang konvensional.

3. Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

2.1.5. Manajemen Strategi

Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk mengformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. (fred r. david, 2004:5)

(7)

Sedangkan menurut Dess & Lumpkin (Kuncoro: 2005:7) terdapat dua elemen utama yang merupakan jantung manajemen strategi, pertama manajemen strategi memerlukan tiga proses yang berkelanjutan, yaitu: analisis, keputusan, dan aksi. Kedua, inti dari manajemen strategi yakni mempelajari mengapa perusahaan mampu mempunyai kinerja yang mengungguli perusahaan yang lain.

Berdasarkan pendapat para ahli atas dapat diartikan bahwa manajemen strategi adalah serangkaian proses manajerial yang dilakukan secara berkelanjutan dengan mengformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan dan mengungguli perusahaan yang lain.

2.1.5.1.Manfaat Manajemen Strategi

Beberapa manfaat manajemen strategi menurut Soesilo (2002: 1-14):

1. Menjadi lebih efektif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dan membuat pengambilan keputusan.

2. Menambah kemungkinan sukses dalam mencapai tujuan.

3. Menciptakan sebuah organisasi yang menghargai pengetahuan dan perubahan. 4. Dampak untuk memonitor, memperbaiki dan menganalisis.

(8)

2.1.5.2.Proses Manajemen Strategi

Manajemen strategi dapat dilihat sebagai suatu proses yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan. Adapun proses manajemen strategi tersebut yakni (Kuncoro, 2005:13):

1. Analisis Lingkungan, meliputi deteksi dan evaluasi konteks organisasi, lingkungan eksternal dan internal organisasi.

2. Formulasi Strategi, mencakup desain dan pilihan strategi yang sesuai

3. Implementasi strategi, adalah proses bagaimana melaksanakan strategi yang telah dengan tindakan nyata.

4. Evaluasi Strategi, adalah proses mengevaluasi dan sejauh mana mempengaruhi kinerja.

Pendapat Kuncoro sejalan pula dengan pendapat Hunger & Wheleen (2003:12) yang mengatakan bahwa proses manajemen strategi meliputi empat elemen dasar yaitu:

1. Pengamatan Lingkungan

Pengamatan lingkungan terdiri atas:

a. Analisis Lingkungan Eskternal, terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada dari luar organisasi dan tidak khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Analisis lingkungan esternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja yang terdiri dari elemen-elemen yang atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi, dan yang kedua adalah lingkungan sosial.

(9)

pengendalian jangka panjang dari manajemen puncak. Analisis ini meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi.

2. Perumusan Strategi

Pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi, tujuan-tujuan yang ingin dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan. 3. Implementasi Strategi

Proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur.

4. Evaluasi dan Pengendalian

Proses yang melalui aktiva-aktiva perusahaan dan hasil kinerja monitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan.

Gambar 2.1 Proses Manajemen Strategi menurut Hunger & Wheleen

(10)

2.1.5.3.Analisis SWOT

Menurut Thompson (2008: 97) analisis SWOT adalah simpel namun merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) biasa digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun pada lingkungan internal perusahaan. SWOT biasanya digunakan untuk mendorong refleksi diri dan diskusi kelompok tentang bagaimana mengembangkan perusahaan dan posisinya untuk mencapai sukses. Analisis SWOT teridir dari empat faktor yaitu:

1. Strength (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organsisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organsisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organsiasi, proyek atau konsep bisnis itu senidri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, dan kondisi lingkungan.

(11)

harus diidentifikasi dengan cepat agar dapat disusun cara mengatasi atau

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. 3. Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

(12)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelmahan dan menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.

Kendati analisis SWOT umum dipakai dalam menganalisis, analisis SWOT mempunyai keterbatasan. Keterbatasan yang dipunyai analisis SWOT menurut Kuncoro (2005:53) antara lain:

1. Kekuataan tidak selalu menjadi suatu keunggulan

2. Analisis SWOT terhadap lingkungan eksternal terlalu sempit 3. SWOT memberikan analisis pada keadaan statis dan tidak dinamis 4. SWOT terlalu menekankan pada strategi satu dimensi

2.1.6.Investasi

(13)

Menurut Hendrik dalam Lusiana (2012:34) Investasi adalah penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke resiko yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal. Investasi dapat menunjukkan kesuatu investasi keuangan (dimana investor menetapkan uang ke dalam suatu sarana) atau menunjuk investasi usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan keberhasilan pekerjaannya.

Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal. Stok barang modal (capital stocks) terdiri dari pabrik, mesin, kantor dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Barang modal juga meliputi perumahan tempat tinggal dan juga persediaan. Investasi adalah pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen- komponen barang modal ini. Sedangkan menurut Pasaribu (2013:234) investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Menurut Halim (2005:4) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menurut Halim investasi terbagi menjadi dua yaitu: investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi aset-aset fiansial dilakukan dipasar uang sementara investasi pada aset-aset rill dapat berbentuk pembelian aset portofolio, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dan lainnya.

(14)

1. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi, atau suatu penyertaan lainnya. 2. Suatu tindakan membeli barang-barang modal.

3. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan di masa yang akan datang.

Merujuk pada uraian diatas, unsur kegiatan investasi yaitu:

1. Adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan nilai modalnya.

2. Bahwa modal tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat mata dan dapat diraba (tangible), tetapi juga mencakup sesuatu yang bersifat tidak kasat mata dan tidak dapat diraba (intangible).

2.1.6.1.Jenis-Jenis Investasi

Pada dasarnya, menurut Lusiana (2012:41) kegiatan penanaman modal diklasifikasikan atas dua kategori besar, yaitu:

1. Investasi Langsung (Direct Investment) atau penanaman modal jangka panjang Investasi langsung dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaan patungan dengan mitra lokal, melakukan kerjasamaoperasitanpa membentuk perusahaan baru, mengkonversikan pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam perusahaan lokal, memberikan bantuan teknis dan manajerial maupun memberikan lisensi dan lain-lain.

2. Investasi tidak Langsung (Indirect Investment) atau penanaman modal tidak langsung (Portofolio investment)

(15)

mereka melakukan jual beli saham dan / atau mata uang dalam jangka waktu yang relatif singkat, tergantung fluktuasi nilai saham dan / atau mata uang yang hendak mereka perjualbelikan.

2.1.6.2.Sumber Investasi

Menurut Pasaribu (2013:236), investasi berasal dari dua sumber, yaitu: 1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang Penanaman Modal. Penanam modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan WNI, badan usaha Negeri, dan/atau pemerintah Negeri yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal Negeri atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Latar Belakang PMDN didasari bahwa pembangunan ekonomi selayaknya disandarkan pada kemampuan rakyat Indonesia sendiri. Untuk memanfaatkan modal dalam negeri yang dimiliki oleh orang asing.

(16)

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Penanaman Modal menyebutkan bahwa PMDN adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara RI yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri Sedangkan yang dimaksud dengan penanam modal dalam negeri adalah perseorangan WNI, badan usaha Indonesia, Negara RI, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara RI (Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Penanaman Modal) Bidang usaha yang dapat menjadi garapan PMDN adalah semua bidang usaha yang ada di Indonesia. Namun ada bidang-bidang yang perlu dipelopori oleh pemerintah dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah. Misalnya yang berkaitan dengan rahasia dan pertahanan Negara. PMDN di luar bidang-bidang tersebut dapat diselenggarakan oleh swasta nasional seperti perikanan, perkebunan, pertanian, telekomunikasi, jasa umum, perdagangan umum. PMDN dapat merupakan sinergi bisnis antara modal negara dan modal swasta nasional. Misal: di bidang telekomunikasi, perkebunan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PMDN antara lain: a. Potensi dan karakteristik suatu daerah

b. Budaya masyarakat

c. Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional d. Peta politik daerah

(17)

2. Penanaman Modal Asing (PMA)

Penanaman Modal Asing merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman Modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal). Sedangkan menurut Suratman dalam Novelda Riyanti (2014:4) Investasi Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melalukan usaha di wilayah negara Republik Indnesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.

Fungsi Penanaman Modal Asing bagi Indonesia

a. Sumber dana modal asing dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.

b. Modal asing dapat berperan penting dalam penggunaan dana untuk perbaikan struktural agar menjadi lebih baik lagi.

(18)

d. Membantu dalam penyerapan tenaga kerja lebih banyak sehingga mampu mengurangi pengangguran.

e. Mampu meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.

f. Menjadi acuan agar ekonomi Indonesia semakin lebih baik lagi dari sebelumnya.

g. Menambah cadangan devisa negara dengan pajak yang diberikan oleh penanam modal.

Faktor yang mempengaruhi berkurangnya PMA yaitu: a. Instabilitas Politik dan Keamanan.

b. Banyaknya kasus demonstrasi / pemogokkan di bidang ketenagakerjaan. c. Kurangnya jaminan kepastian hukum.

d. Lemahnya penegakkan hukum.

e. Kurangnya jaminan / perlindungan Investasi. f. Masih maraknya praktek KKN

g. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia

2.1.6.3.Bidang Usaha Untuk Investasi

(19)

baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya. (4) Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing-masing akan diatur dengan Peraturan Presiden. (5) Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah.

2.1.6.4.Tujuan Investasi

Menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, tujuan penyelenggaraan investasi adalah;

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. 2. Menciptakan lapangan kerja

3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan 4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional 5. Mendorong pengembangan ekonomi kerkayatan

6. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri. 7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(20)

daerah. Tujuan harus mampu mengarahkan kebijakan dasar penanaman modal sesuai ketentuan undang-undang.

2.1.6.5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi

Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya antara lain (Pasaribu, 2013:235):

1. Sumber daya alam 2. Sumber daya manusia

3. Stabilitas politik dan perekonomian, guna menjamin kepastian dalam berusaha 4. Kebijakan pemerintah

5. Kemudahan dalam peizinan

Dari segi Penanaman Modal Asing, banyak faktor yang menyebabkan timbulnya keengganan masuk investasi ke Indonesia pada saat ini. Faktor-faktor yang dapat menjadi pendukung masuknya arus investasi ke suatu negara, seperti jaminan keamanan, stabilitas politik, dan kepastian hukum, tampaknya menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi Indonesia. Bahkan otonomi daerah yang sekarang diterapkan di Indonesia dianggap menjadi permasalahan baru dalam kegiatan investasi di beberapa daerah.

Sementara menurut Prasetyo (2009:98) faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya investasi diantaranya adalah:

1. Tingkat Bunga

(21)

karena tingkat kredit dari bank tidak dapat memberikan keuntungan dalam proyek investasi.

2. Peningkatan Aktivitas Perekonomian

Jika ada perkiraan peningkatan aktivitas perekonomian di masa yang akan datang, walaupun tingkat suku bunga lebih besar, maka investasi mungkin akan tetap dilakukan oleh para investor yang mempunyai insting tajam (risk seeking). Karena investor menganggap bahwa investasi di masa yang akan datang memperoleh banyak keuntungan. Sekalipun faktor insting ini bukan faktor utama, tetapi penting untuk dipertimbangkan oleh para investor dalam mengambil keputusan.

3. Kestabilan Politik Suatu Negara

Semakin stabilnya kondisi politik suatu Negara akan semakin baik iklim investasi disuatu Negara tersebut, sehingga investasi baik dalam bentuk PMA atau PMDN di Negara tersebut akan meningkat. Karena dengan suhu politik yang stabil, berarti country risk juga rendah yang berarti keuntungan investasi akan semakin baik.

4. Tingkat Keuntungan Investasi yang akan diperoleh

Semakin tinggi tingkat keuntungan dalam berinvestasi sudah barang tentu akan semakin besar tingkat investasi tersebut. Namun, secara umum semakin tinggi tingkat keuntungan dari investasi juga semakin tinggi resikonya.

Sedangkan menurut Malik (2007), ada lima faktor utama yang mempengaruhi masuknya investasi pada suatu negara yaitu:

(22)

4. Regulasi 5. Pajak

2.2. Ketentuan Penanaman Modal di Indonesia

Ketentuan tentang pendirian perusahaan dalam rangka penanaman modal diatur dalam Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 1/P/2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 57/SK/2004 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Pasal 2 Keputusan Kepala BKPM Nomor 57/SK/2004, dikemukakan: ayat (1) calon penanam modal yang akan melakukan kegiatan penanaman modal dalam rangka PMDN dan PMA wajib mengajukan permohonan kepada kepala BKPM, ayat (2) syarat persetujuan (SP) atas permohonan penanaman modal dalam rangka PMDN dan PMA di tanda tangani oleh kepala BKPM, ayat (3) penanaman modal yang telah memperoleh surat persetujuan wajib mengajukan permohonan untuk memperoleh perizinan pelaksanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan penanaman modal, ayat (4) perizinan pelaksanaan penanaman modal sebagaimana dimaksud ayat (3) terdiri dari :

1. Perizinan yang diterbitkan oleh BKPM, berupa: a. Angka Pengenal Importir Terbatas

b. Izin Usaha/Izin Usaha Tetap/Izin Perluasan c. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing

(23)

f. Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang bekerja dilebih dari satu Provinsi

g. Fasilitas pembebasan Bea masuk atas Pengimporan Barang Modal atau Bahan Baku / Penolong dan Fasilitas Fiskal lainnya

2. Perizinan yang diterbitkan oleh pemerintah provinsi sesuai kewenangannya, berupa perpanjangan izin memperkerjakan Tenaga Kerja Asing untuk Tenaga Kerja Asing yang bekerja diwilayah Kabupaten/Kota dalam satu provinsi. 3. Perizinan yang diterbitkan oleh pemerintah Kabupaten/Kota, berupa:

a. Izin lokasi

b. Sertifikat Hak Atas Tanah c. Izin Mendirikan Bangunan

d. Izin Undang-Undang Gangguan/HO

2.3. Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Investasi

Sejalan dengan Undang-Undang UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah salah satu kewenangan yang diberikan kepada Pemerintah daerah adalah mengenai pengelolaan penanaman modal. Hal ini dijabarkan dalam pasal 30 UUPM sebagai berikut:

1. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin kepastian dan keamanan berusaha bagi pelaksanaan penanaman modal.

2. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan penanaman modal yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan penyelenggaraan penanaman modal yang menjadi urusan pemerintah.

(24)

eksternalitas, akuntabilitas, dan efesiensi pelaksanaan kegiatan penanaman modal.

4. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi menjadi urusan pemerintah.

5. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas kabupaten/kota menjadi urusan provinsi.

6. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas kabupaten/kota menjadi urusan pemerintah kabupaten /kota.

7. Dalam urusan pemerintahan dibidang penanaman modal, yang menjadi kewenangan pemerintah adalah:

a. Penanaman modal terkait dengan sumberdaya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat resiko kerusakan lingkungan yang tinggi.

b. Penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas tinggi pada skala nasional

c. Penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antarwilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi

d. Penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional

e. Penanaman modal asing dan penanaman modal yang menggunakan modal asing, yang berasal dari pemerintah negara lain, yang didasarkan perjanjian yang dibuat oleh pemerintah dan pemerintah negara lain

f. Bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah menurut Undang-undang:

(25)

pemerintah menyelenggarakannya sendiri, melimpahkannya kepada Gubernur selaku wakil pemerintah atau menugasi pemerintah kabupaten/kota.

- Ketentuan mengenai pembagian urusan pemerintahan dibidang penanaman modal diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

2.4. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) merupakan konsep yang digunakan dalam Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II), Bali, Oktober 2003. MEA adalah salah satu pilar perwujudan ASEAN Vision, bersama-sama dengan ASEAN Security Community (ASC) dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC). MEA adalah tujuan akhir integritas ekonomi seperti dicanangkan dalam ASEAN Vision 2020. Namun pada pertemuan di Filipina yang diselenggarakan pada 13 Januari 2007, para negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pembentukan ini dilatarbelakangi oleh persiapan menghadapi globalisasi ekonomi dan perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta menghadapi persaingan global terutama dari China dan India. Percepatan keputusan negara ASEAN untuk membentuk MEA yang pada awalnya akan dimulai pada tahun 2020 menjadi 2015 menggambarkan tekad ASEAN untuk segera meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing antar sesama negara anggota ASEAN untuk menghadapi persaingan global.

(26)

perekonomian global. Menurut Djaafara dan Budiman dalam buku yang dikeluarkan Bank Indonesia (2008:10), pencapaian MEA melalui penciptaan pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, ditujukan sebagai sebagai upaya perluasan melalui integrasi tersebut (proses liberalisasi dan penguatan internal ASEAN) menjadi strategi mencapai daya saing yang tangguh dan disisi lain akan berkontribusi positif bagi masyarakat ASEAN secara keseluruhan maupun individual negara anggota.

Melalui proses integrasi ekonomi maka ASEAN secara bertahap menjadi kawasan yang membebaskan perdagangan barang dan jasa serta aliran faktor produksi (modal dan tenaga kerja), sekaligus harmonisasi pertaruan-peraturan terkait lainnya. Strategi pencapaian MEA mengacu pada Vientiane Action Programme (VAP) 2004-2010 yang merupakan strategi dan program kerja terwujudnya ASEAN Vision. Berdasarkan VAP, High Level Task Force-HLTF memberikan evaluasi dan rekomendasi untuk menjadi ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi.

Terdapat 5 hal yang akan diimplementasikan pada pembukaan era MEA ini, yaitu arus bebas barang, arus bebas jasa, arus bebas investasi, arus bebas modal, dan arus bebas tenaga kerja terampil. Di antara 10 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Philipina, Laos, dan Kamboja, dan Vietnam harus membebaskan 5 hal di atas untuk menerapkan aturan dari kesepakatan tersebut. Blueprint MEA tersebut menjadi pedoman untuk tiap negara anggota supaya mengarah pada tujuan MEA, yaitu:

1. Menuju single market dan production base (arus perdagangan bebas untuk sektor barang, jasa, investasi, pekerja terampil, dan modal).

(27)

kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerse.

3. Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata melalui pengembangan UKM dan program-program Initiative for ASEAN Integration (IAI).

4. Menuju integrasi penuh pada ekonomi global dengan pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi luar kawasan serta mendorong keikutsertaan dalam jejaring produksi global (global supply network).

Empat Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yaitu:

1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi yang mana akan menerapkan aliran bebas barang dan jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan modal.

2. Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi dimana dikembangkan kebijakan kompetisi, e-commerce, perpajakan, pengembangan infrastruktur, perlindungan konsumen, dan intellectual property right.

3. Pertumbuhan ekonomi yang merata.

4. Integrasi ke perekonomian global dengan partisipasi di jaringan rantai pasar global.

2.4.1. Tantangan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Adapun tantangan Indonesia dalam mengahadapi MEA menurut laporan Kementrian PPN / Bappenas antara lain adalah:

(28)

survei yang dilakukan Benny dan Kamarulnizam (2011), Indonesian Perceptions and Attitudes toward the ASEAN Community, dalam laporan Kementrian PPN / Bappenas 2014 terhadap 399 responden di 5 kota besar menunjukkan bahwa hanya 39% mengetahui MEA akan diimplementasi diakhir tahun 2015.

2. Belum siapnya daerah untuk menghadapi MEA. Hal ini ditandai oleh masih banyaknya pemerintah daerah yang belum menyiapkan kerangka regulasi, kebijakan ataupun program, masih belum optimalnya koordinasi antara pusat dan daerah maupun koordinasi antara pemerintah dan swasta, serta masih kurangnya promosi MEA di pusat dan daerah.

2.4.2. Strategi Pemerintah Pusat Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Strategi pemerintah pusat dalam menghadapi MEA tertuang dalam RKP 2014 dengan isu strategis tentang peningkatan pemahaman dan kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, dimana arah kebijakan berfokus pada:

1. Peningkatan kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA yang antara lain mencakup kesiapan standar produk.

2. Pelaksanaan dan pemenuhan komitmen Cetak Biru MEA.

3. Peningkatan pemahaman sektor swasta dan masyarakat tentang keberdaan dan manfaat MEA.

(29)

a. Meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk-produk unggulan daerah

- Kerjasama riset dengan universitas

- Mendukung UKM dalam pengembangan produk dan kemasan - Mengembangkan produk daerah yang berorientasi ekspor

b. Mendorong ekspansi dan promosi produk unggulan baik barang dan jasa

- Memfasilitasi dan mendorong eksportir untuk mengembangkan pasar di ASEAN

- Memberikan fasilitasi promosi bagi UKM

- Meningkatkan jaringan kerjasama dan mitra usaha dengan negara ASEAN

2. Mendorong Investasi di Daerah

a. Menyederhanakan prosedur, mempersingkat waktu, serta transparansi proses perijinan investasi/memulai usaha

b. Menciptakan iklim investasi yang kondusif di daerah melalui tata kelola investasi, kualitas sumber daya manusia dan kualitas pelayanan dan perijinan

c. Mengoptimalkan kinerja dan efektivitas pelayanan terpadu satu pintu (PTSP)

d. Meningkatkan promosi sektor unggulan yang belum menjadi target investasi

3. Meningkatkan Daya Saing Sumber Daya Manusia Daerah

a. Meningkatkan utilisasi Balai Pelatihan Tenaga Kerja di Daerah

(30)

a. Meningkatkan proporsi anggaran daerah untuk pembangunan sistem transportasi dan infrastruktur yang terintegrasi, yaitu jalan raya, pelabuhan, dan bandara, serta ketersediaan pasokan energi dan listrik untuk mendukung keterhubungan antar provinsi di Indonesia.

b. Mengoptimalkan peran dan kerjasama dengan swasta dalam pengembangan infrastruktur melalui mekanisme Public-Private Partnership (PPP).

5. Meningkatkan Sinkronisasi Kebijakan Pusat-Daerah dalam kerangka regulasi, kebijakan dan program pusat dan daerah dalam menghadapi MEA.

2.5. Badan Penanaman Modal Kota Medan

Badan Penanaman Modal Kota Medan merupakan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang berada dibawah Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera Utara (BPMP) sebagai perpanjangan tangan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menyelenggarakan fungsi utama dibidang Penanaman Modal di Pemerintah Daerah. Badan Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Sehubungan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan, terjadi perubahan nomenklatur instansi penanaman modal dari Kantor Penanaman Modal Daerah (KPMD) menjadi Badan Penanaman Modal Kota Medan (BPM)

(31)

Penanaman Modal (BPM) Kota Medan merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota Medan melalui Sekretaris Daerah. Badan Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal.

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang penanaman modal.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(32)

2.6. Definisi Konsep

Definisi konsep adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Menurut Effendi (2012) tujuan ditentukannya definisi konsep adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang diteliti.untuk mendapatkan batasan-batasan yang lebih jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti dalam definisi konsep yang digunakan dalam pengertian ini adalah:

1. Strategi adalah goal-directed actionsyaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya

dengan mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan.

2. Manajemen strategi adalah serangkaian proses manajerial yang dilakukan secara berkelanjutan dengan mengformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan dan mengungguli perusahaan yang lain.

3. Proses manajemen strategi meliputi empat elemen dasar yaitu: pengamatan lingkungan yang terdiri atas analisis lingkungan eskternal serta analisis lingkungan Internal, perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi dan pengendalian.

(33)

untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun pada lingkungan internal perusahaan.

Gambar

Gambar 2.1 Proses Manajemen Strategi menurut Hunger & Wheleen
Gambar 2.2 Matriks SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Sistem absensi bekerja dengan menggunakan inputan wajah ,sehingga dibutuhkan metode yang dapat mendeteksi dan mengenali wajah seseorang yang dimana metode

Ruas Jalan Kapt.Sudibyo – Jalan K.S.Tubun merupakan jalan yang banyak dilewati oleh kendaraan bermotor baik kendaraan berat maupun kendaraan bermotor lainnya. Pada persimpangan

Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan pelaksanaan prosedur audit tertentu dalam batas anggaran waktu merupakan hal yang sangat. penting untuk dipatuhi

Secara tidak langsung data di proses oleh server yang akan di update secara realtime ke front office, selama front office terhubung

Pil pagi disebut juga kontrasepsi pasca coitus (post coital contraception) merupakan pil berisi esterogen dosis tinggi yang diminum pada pagi hari setelah

local governance (Denhardt & Denhardt, 2003:182). Melalui musrenbang yang dilakukan secara bottom up , diakui dapat mengantisipasi kegagalan pemerintah lokal memenuhi

Dibawah ini hasil rasio gross profit margin yang telah penulis olah dari data keuangan tiga perusahaan semen untuk tahun buku 2010-2012.. Tabel 4 : Rasio Gross Profit Margin

Input Nilai Siswa Admin.. Gambar 2 menunjukkan interaksi yang dilakukan antara admin dengan sistem. Use case olah data kelas adalah aktivitas yang dilakukan admin