• Tidak ada hasil yang ditemukan

Induksi Pembentukan Gubal Gaharu dengan Perlakuan Frekuensi Injeksi Inokulum pada Tiga Bagian Batang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Induksi Pembentukan Gubal Gaharu dengan Perlakuan Frekuensi Injeksi Inokulum pada Tiga Bagian Batang"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G. N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penerjemah: Munzir Busnia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Nasional Indonesia. Gaharu. SNI 7631:2011. Jakarta.

Brooks, G. F., J. S. Butel dan S. A. Morse. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Pertama. Salemba Medika. Jakarta

Budi, S. W., Santoso, E., Wahyudi, A. (2010). Identifikasi Jenis-Jenis Fungi yang Potensial Terhadap Pembentukan Gaharu dari Batang Aquilaria spp.

Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 1, No.1. pp 1-5.

Gandjar, I., R. A Samson., K. T. Vermenten., A. Oetani dan I. Santoso. 1999. Pengenalan Kapang Troik Umum. Yayasan Obor Indonesia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Mucharromah. 2008. Hipotesa Mekanisme Pembentukan Gubal Gaharu. Makalah Seminar Nasional Pe-ngembangan Produksi Gaharu Provinsi Bengkulu untuk Mendukung Peningkatan Ekspor Gaharu Indonesia. FAPERTA UNIB, Bengkulu, Indonesia, 12 Agustus 2008.

Mucharromah. 2010. Pengembangan Gaharu di Bengkulu, Sumatera. FAPERTA UNIB, Bengkulu, Indonesia, 12 Maret 2010.

Novriyanti, E. 2008. Peranan Zat Ekstraktif dalam Pembentukan Gaharu pada

Aquilaria crassna dan Aquilaria microcarpa. Thesis Pascasarjana IPB

(Tidak diterbitkan).

Rukmana, R dan S. Saputra. 1997. Penyakit Tanaman Dan Teknik Pengendalian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Simanjuntak, B. 2009. Uji Infektifitas Fusarium sp. Pada Tiga Kelas Umur dan Letak Titik Infeksi pada Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Universitas Sumatera Utara. Medan

Simorangkir, B.D.A.S dan F.X.Dwisusanto. 2000. Riap Gaharu (Aquilaria

malacencis Lamk) Pada Lebar Jalur Tanam yang Berbeda di Hutan Koleksi Universitas Mulawarman Lempake. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Situmorang, J. 2000. Mikropropagasi Kayu Gaharu (Aquilaria spp) Asal Riau, Serta Identifikasi Sifat Genetiknya Berdasarkan Analisis Isozim (Tesis). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

35

(2)

Sumarna, Y. 2007. Budidaya dan Rekayasa Produksi Gaharu. Temu Pakar Pengembangan Gaharu. Direktorat Jenderal RLPS. Jakarta.

Suwadiwangsa, S dan Zulnely. 1999. Catatan Mengenai Gaharu Di Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat. Info Hasil Hutan Badan Penelitian Kehutanan dan Perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan. Bogor.

Tarigan, K. 2004. Profil Pengusahaan (Budidaya) Gaharu. Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Yunasfi. 2002. Faktor – fakor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit dan Penyakit yang disebabkan oleh Jamur. Universitas Sumatera Utara. Medan

Referensi

Dokumen terkait

kelompok domba tangkas Wanaraja dan domba tangkas Sukawening memiliki nilai terkecil yaitu 1,16, sedangkan nilai matriks jarak genetik yang lebih besar adalah antara kelompok

Untuk mengetahui waktu optimum dari hasil milling HEM yang dapat. menghasilkan sifat

Kompon karet yang mengandung bahan pelunak lindi hitam tanpa perlakuan ataupun dengan perlakukan penambahan bahan pembasa NH OH dan NaOH memiliki 4 waktu masak optimum (t

Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan tunas pada bibit okulasi dini menggunakan mata tunas cabang primer dari tanaman entres usia muda jauh lebih

[r]

Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu’ jika seseorang melaksanakan ibadah umroh dan Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah Umroh.. Artinya, ketika

Pada siklus ke - II karakter disiplin siswa kembali mengalami peningkatan yaitu siswa yang masuk dalam kategori karakter disiplin baik menjadi sebanyak 25

Kemudian Pasal 145 ayat (2) UU tersebut menyebutkan "Perda yang bertentangandengan kepentinganumum dan/atau peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan