• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komunitas Konsumen dalam Penciptaan Nilai Bersama: C0-Creation Value T2 912009114 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komunitas Konsumen dalam Penciptaan Nilai Bersama: C0-Creation Value T2 912009114 BAB IV"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan hasil analisis dari

data yang telah dikumpulkan untuk menjawab

persoalan-persoalan penelitian. Sistematika penyajian

dimulai dengan gambaran obyek penelitian, kemudian

dilanjutkan dengan hasil dan pembahasan dari setiap

persoalan penelitian. Sajian terakhir dari bab ini adalah

sebuah teori mini yang dirangkai dari

proposisi-proposisi dan konsep-konsep yang teridentifikasi.

4.1 Gambaran Obyek Penelitian 4.1.1 Profil Komunitas Bike to Work

Komunitas bike to work (b2w) merupakan

kumpulan sekelompok orang yang memiliki kegemaran

bersepeda untuk olah raga maupun untuk aktivitas

yang lain yang mengusung gerakan moral untuk

mengurangi polusi udara di kota dan mengurangi

kemacetan. Komunitas bike to work juga sering disebut

sebagai komunitas pekerja bersepeda di indonesia.

Dipelopori oleh sosok Toto Sugito sebagai pendiri

komunitas bike to work. Semula berawal dari

komunitas jalur pipa gas, penggemar mountain biking

(2)

2

mereka bersepeda ke tempat yang udaranya bersih,

sejuk dan bebas polusi, seperti Puncak dan Sukabumi.

Melalui kegiatan yang dilalui dengan

teman-temannya tersebut muncul gagasan, memakai sepeda

disetiap kegiatan untuk mengurangi polusi karena saat

ini Jakarta sudah sangat berpolusi. Sejak itu Toto

Sugito dan beberapa temannya menggunakan sepeda

untuk ke kantor. Toto Sugito pun mengumpulkan

teman-teman yang memiliki kesamaan minat dan

terbentuklah komunitas bike to work atau disingkat

sebagai B2W. Bersama para anggota komunitas bike to

work, Ia mencoba melakukan kampanye pertama

komunitas bike to work yang dihadiri oleh 150

pesepeda pada tanggal 6 Agustus 2004. Setelah itu

setiap bulan komunitas bike to work aktif mengadakan

kampanye rutin. “Dalam kampanye itu kita memakai jargon ’Bintaro-Kuningan Satu Jam Saja’ agar menarik perhatian, kita mencoba menginspirasi mereka agar ikut memakai sepeda ke kantor,” tutur Toto Sugito.

Tanggal 27 Agustus 2005, Toto Sugito bersama

Taufik dan Tekad membuat pencanangan gerakan

komunitas bike to work di Balai Kota. Acara tersebut berlangsung sukses dengan didukung oleh Fauzi Bowo

sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu

(3)

3

pengumuman itu dicanangkan sebagai hari ulang

tahun bike to work.

Tahun 2006, bike to work membentuk organisasi

yang lebih terstruktur. Komunitas bike to work tidak lagi menginginkan eksistensi dan spontanitas tetapi

ingin menjadi organisasi tertata, memiliki aturan dan

berjangka panjang, melalui pandangan Turner (1982)

komunitas ini berada pada tahap komunitas normatif

dimana merupakan kombinasi dari tahapan komunitas

spontan dan komunitas ideologis. Pada ulang tahun

pertama bike to work yang diadakan pada Jumat sore tanggal 27 Agustus di Monas dihadiri oleh lebih dari

1400 pesepeda, hal ini membuktikan bahwa komunitas

bike to work makin diakui di masyarakat.

Tujuan komunitas bike to work adalah untuk

mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di

Indonesia dengan harapan polusi akan berkurang. Toto

Sugito ingin menjadikan bersepeda menjadi gaya hidup

bagi semua masyarakat, khususnya untuk masyarakat

perkotaan. Komunitas ini telah meluas dan menjadi

besar. Total anggota komunitas bike to work yang

tercatat telah mencapai 13.121 orang yang berasal dari

Aceh sampai dengan Papua (diambil dari website bike to work tanggal 20 Januari 2014).

Sebagai komunitas yang membawa visi gerakan

(4)

4

berupa sepeda ke salah satu sekolah, yang kemudian

akan dipinjamkan ke murid-murid yang tidak mampu

agar dapat menggunakan sepeda sebagai alat

transportasi untuk ke sekolah. Selain membantu

mereka agar tidak putus sekolah, pemberian sepeda

juga mengajari anak-anak sejak dini agar hemat dan

mencintai lingkungan mereka.

Kini komunitas bike to work menjadi simbol

komunitas yang membawa dampak positif karena

memiliki visi yang membawa gerakan moral dalam

setiap kegiatan yang dilaksanakan.

4.1.2 Profil Responden Kunci

Responden yang diwawancarai dalam penelitian

ini adalah tokoh kunci yang dapat memberikan

informasi secara rinci dan sebenarnya berkaitan

dengan persoalan penelitian. Responden wawancara

dipilih berdasarkan faktor kepentingan yang dapat

memberikan informasi terkait dengan persoalan

penelitian, dimana responden wawancara yang dipilih

berasal dari komunitas bike to work dan Polygon.

Secara total, terdapat 3 orang yang menjadi subyek

wawancara pada penelitian ini, dengan profil sebagai

(5)

5

Tabel 4.1 Profil Responden Wawancara

Kode

Responden Nama Posisi

Jenis

Wawancara

R1 Toto Sugito

Pendiri dan

Pengurus

komunitas

bike to work

Pusat.

Wawancara

Personal

R2 Ari Bejo

Koordinator

Wilayah

komunitas

bike to work

Semarang

dan Anggota

komunitas

bike to work

Pusat.

Wawancara

Personal

R3 Peter Mulyadi

National Promotion Manager PT. Insersa Sena

(Polygon).

Wawancara

Personal

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Penelitian Pertama

Tujuan yang pertama dalam penelitian ini adalah

(6)

6

berperan dalam menciptakan kesadaran merek

perusahaan di masyarakat. Hasil selengkapnya

mengenai persoalan penelitian diatas dapat dilihat

melalui tabel 4.2 yang berisi ringkasan isi wawancara,

kategori, pola dan variabel persoalan penelitian

(7)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

7 P ertanyaan #1

Bagaimana komunitas bike to work terbentuk?

● Komunitas bike to work

terbentuk dari persamaan hobby bersepeda beberapa orang yang pada w aktu itu gemar melakukan

mountaine bike di jalur JP G P uncak dan Sukabumi.

● Komunitas bike to work

berasal dari persamaan hobby, yaitu hobby bersepeda.

● Komunitas bike to work

terbentuk dari sekumpulan orang yang sering bersepeda

downhill di JP G P uncak dan Sukabumi.

● Komunitas bike to work

terbentuk dari persamaan hobby beberapa orang yang gemar bersepeda di jalur JP G P uncak dan Sukabumi.

● P ada w aktu itu sudah penat melihat kemacetan dan polusi udara yang terjadi di kota Jakarta.

● komunitas bike to work

jakarta telah menularkan semangat bagi pesepeda di daerah untuk membangun gerakan yang serupa.

● P elopor terbentuknya komunitas bike to work

adalah T oto, T ekat dan T aufiq.

● Memiliki latar belakang merubah keadaan kota Jakarta yang semakin buruk dengan kemacetan dan polusi udara.

● Ide lahirnya gerakan atau komunitas bike to work

tanggal 6 Agustus 2004.

● Gerakan untuk memasyarakatkan sepeda, mengurangi kemacetan dan polusi udara yang tidak terelakkan.

● Mereka bertiga menjadi

role model bagi semua anggota komunitas.

● Komunitas bike to work

dipelopori oleh T oto, T ekad dan T ufik.

● Selama kurun w aktu 1 tahun melakukan kampanye dan sosialisasi tentang pentingnya mengurangi kemacetan dan polusi udara dengan salah satunya

menggunakan moda transportasi sepeda disetiap kegiatan.

● Mengusung gerakan yang

mulia, komunitas bike to work ingin memberikan kontribusi positif bagi suatu kota. Dengan mengurangi kemacetan dan polusi udara.

● Ide lahir gerakan atau komunitas bike to work

tanggal 6 Agustus 2004.

(8)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

8 P ertanyaan #1

● Bulan Agustus 2005 bike to work berhasil mendeklarasikan sebagai gerakan moral sepeda. Dihadiri oleh Bapak Fauzi Bow o sebagai Wakil Gubernur Jakarta.

● Komunitas bike to work

menjadi leader movement yang mengusung sepeda sebagai sarana untuk merubah lingkungan.

● Mengusung gerakan moral

memasyarakatkan sepeda guna

mengurangi kemacetan dan polusi udara di kota Jakarta.

● Selama kurun w aktu 1 tahun melakukan kampaye dan sosialisasi tentang pentingnya mengurangi kemacetan dan polusi udara dengan salah satunya menggunakan moda transportasi disetiap kegiatan.

● Bulan Agustus 2005

bike to work berhasil mendeklarasikan diri sebagai gerakan moral sepeda. Dihadiri oleh Bapak Fauzi Bow o sebagai Wakil Gubernur.

● Komunitas bike to work

di Jakarta membaw a spirit baru bagi daerah-daerah lain dengan mendirikan komunitas yang serupa dibaw ah naungan komunitas

bike to work pusat (Jakarta).

dengan minat yang disebut komunitas konsumen. Komunitas konsumen yang peka terhadap lingkungan akan menjadi

movement leader bagi konsumen lain. Mereka akan menjadi role model (kelompok acuan) dengan memberikan kesadaran dan mengajak konsumen lain untuk bergabung dalam komunitas konsumen.

(9)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

9

Persoalan Penelitian #1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel Pertanyaan #1

● Anggota

komunitas bike to work memiliki panutan atau role model yang terpusat pada Toto, Tekad dan Taufik yang dikenal dengan 3T.

Semakin banyak konsumen bergabung dalam komunitas konsumen semakin tinggi pula mereka membentuk komunitas online (dalam jaringan). Komunitas online memanfaatkan media sosial dalam berinteraksi, media sosial menghubungkan seluruh anggota komunitas konsumen yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan memanfaatkan media sosial, komunitas konsumen dapat berbagi informas tanpa batasi. Dengan mudah program dapat tersosialisasi. Komunitas konsumen yang telah membentuk komunitas online maka juga akan membentuk komunitas offline.

● Komunitas bike

to work menjadi leader movement yang mengusung sepeda sebagai sarana merubah lingkungan.

(10)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

10

Persoalan Penelitian #1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel Pertanyaan #2

Bagaimana karakteristik anggota komunitas bike to work?

● Semua orang yang melakukan aktivitas

Kegiatan komunitas konsumen offline dilakukan dengan mengadakan kegiatan (event) tatap muka. Kegiatan offline seperti event bersama mengumpulkan anggota komunitas konsumen yang hanya berhubungan lewat media sosial dapat bertemu langsung. Tujuan kegiatan ini selain memperkuat hubungan emosional antar anggota komunitas juga dalam rangka mengenalkan komunitas mereka ke konsumen lain dan secara lebih luas ke masyarakat. Selayaknya dalam sebuah keanggotaan tentu ada kelompok acuan yang menjadi panutan anggotanya, dalam sebuah komunitas konsumen juga terdapat role model yang ● Aktivitas yang

dilakukan berupa bekerja atau hobby.

● Baik menggunakan sepeda sebagai alat transportasi maupun hobby.

● Memiliki hobby bersepeda.

● Bersepeda sebagai alat transportasi.

● Bersepeda

sebagai hobby.

Pertanyaan #3

Ada berapa banyak jumlah komunitas bike to work?

● Yang tercatat sebagai member kurang lebih 13 ribu orang.

● lebih dari 13 ribu anggota untuk korwil seluruh Indonesia.

(11)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

11

Persoalan Penelitian #1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

● Yang tidak

tercatat masih banyak sekali. Karena setiap orang yang menggunakan sepeda dianggap sebagai anggota komunitas bike to work.

● Bisa lebih banyak dari 13 ribu, setiap orang yang menggunakan sepeda adalah anggota komunitas bike to work.

selalu menjadi acuan bagi anggota komunitas konsumen.

Pertanyaan #4

Melalui media apa anggota komunitas bike to work melakukan interaksi?

● Bertatap muka langsung. Melalui jaringan internet dengan memanfaatkan media sosial agar hubungan dapat lancar kapanpun dan dimanapun.

● Kopi darat Melalui Internet

(12)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

12

Persoalan Penelitian

#1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #5

Selama melakukan proses interaksi, apa saja yang dibahas atau dilakukan?

● Mengadakan seminar yang sifatnya mengedukasi.

● Seminar kesehatan.

● Melakukan pertemuan rutin yang sifatnya edukatif.

● Seminar yang sifatnya edukatif dan informatif.

Role model harus memiliki posisi yang kuat di komunitas, memiliki pengetahuan yang baik akan produk dan mampu memberikan pengaruh psoitif terhadap anggota komunitas. anggota komunitas akan menjadi follower setiap tindakan, cara pandang dan gaya hidup dari role model. Salah satu yang akan menjadi acuan bagi anggota komunitas konsumen terhadap role model adalah dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu produk. Semakin perusahaan mengenal komunitas konsumen dengan baik dan mengetahui role model maka semakin besar role model mengenal merek ● Pembahasan

dalam seminar tidak harus berkaitan dengan sepeda.

● Informasi yang up to date.

● Melakukan pertemuan rutin yang sifatnya informasi yang sifatnya up to

Berapa kali komunitas bike to work saling melakukan interaksi.

● Interaksi melalui milis dan website bisa setiap saat dilakukan.

● Biasa dilakukan setiap

saat.

● Interaksi online dilakukan setiap saat.

● Interaksi melalui media

(13)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

13

Persoalan Penelitian

#1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel ● Interaksi melalui

kopi darat rutin dilakukan minimal 1 bulan sekali, tergantung korwil.

● Interaksi offline dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

● Interaksi melalui media

offline: kopi darat minimal

dilakukan 1 kali dalam sebulan.

produk tersebut, semakin besar pula anggota komunitas konsumen mengenali produk tersebut.

Pertanyaan #7

Dari pola diatas, variabel yang muncul antara lain: 1. Manfaat baru yang dicari (new benefit sought)

2. Komunitas konsumen (consumen community) 3. Komunitas dalam jaringan (online community)

4. Komunitas tatap muka (offline community) 5. Kesadaran merek (brand awareness) Kegiatan apa saja

yang yang dilakukan komunitas bike to work ketika melakukan interaksi melalui media offline?

● Pertemuan rutin tiap korwil 1 bulan sekali. Membahas tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama 1 bulan.

● Pertemuan rutin yang

yang diadakan 1 bulan sekali.

● kegiatan-kegiatan yang diselenggara kan interen komunitas bike to work.

● Pertemuan korwil 1 bulan sekali

● Mengikuti fun

● Mengikuti bakti sosial.

● Mengikuti bakti sosial.

Pertanyaan #8

Merek sepeda apa yang digunakan oleh anggota komunitas bike to work?

tidak ada batasan tertentu.

● Banyak merek (brand) yang digunakan.

(14)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

14

Persoalan Penelitian

#1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel ● Setiap anggota

yang

bergabung bebas menggunakan sepeda merek apa saja. sendiri atas merek sepeda yang digunakan.

● Masing-masing anggota memiliki selera sendiri atas merek sepeda yang digunakan.

● Merek sepeda yang paling banyak

digunakan adalah Polygon.

Pertanyaan #9

Bagaimana pola konsumsi sepeda anggota komunitas bike to work?

● Rata-rata anggota komunitas bike to work tidak hanya memiliki 1 buah sepeda saja. Tergantung hobby dan

kegunaannya.

● Dalam pembelian sepeda anggota komunitas bike to work yang baru banyak mengikuti atau menjadi follower anggota komunitas bike to work yang sudah lama.

● Yang dilakukan oleh anggota komunitas bike to work dalam

● Rata-rata anggota komunitas bike to work tidak hanya memiliki 1 buah sepeda saja. Tergantung hobby dan

kegunaannya.

(15)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

15

Persoalan Penelitian

#1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

● Lebih bike to work yang lain.

● Dalam pembelian sepeda anggota bike to work lebih banyak menjadi follower anggota yang lain.

Pertanyaan #10

Apakah semua anggota komunitas bike to work mengenal merek sepeda Polygon?

● Mengenal ● Mengenal ● Pasti mengenal

● Mengenal

Pertanyaan #11

Darimana anggota komunitas bike to work mengenal merek sepeda Polygon?

● Pertama, tidak banyak merek sepeda yang ada di Indonesia.

● Polygon menjadi sponsor utama dalam

pendeklarasian komunitas bike to work.

Awareness yang dibangun oleh Polygon sudah sejak dahulu.

● Tidak banyak merek sepeda yang ada di Indonesia.

(16)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

16

Persoalan Penelitian

#1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel ● Kedua, Polygon

cukup aktif dalam menyelenggrakan kegiatan fun bike.

● Polygon sering menyelenggaraka n

kegiatan fun bike yang selalu mengikutsertakan komunitas bike to work sebagai bike to work dalam setiap kegiatan.

Awareness yang dibangun oleh Polygon sudah sejak dahulu.

● Ketiga, Polygon mensupport penuh pada waktu deklarasi bike to work.

● Polygon cukup aktif dalam menyelenggaraka n kegiatan fun bike.

● Keempat, setiap kegiatan yang diadakan oleh Polygon utamanya fun bike, selalu melibatkan komunitas bike to work.

● Polygon menjadi sponsor utama dalam

pendeklarasian komunitas bike to work.

(17)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

17

Persoalan Penelitian

#1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel ● Kelima, Visi

Polygon dan komunitas bike to work sama yaitu mengurangi kemacetan, mengurangi polusi udara, membudayakan olah raga dan memasyarakatka n sepeda.

● Polygon selalu melibatkan komunitas bike to work dalam setiap kegiatan.

● Polygon selalu

mensupport kegiatan bike to work.

● Visi Polygon dan

komunitas bike to work sama yaitu mengurangi kemacetan, mengurangi polusi udara, membudayakan olah raga dan memasyarakatka n sepeda.

(18)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

18

Persoalan Penelitian

#1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #12

Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan interen komunitas bike to work apakah selalu melibatkan Polygon?

● Komunitas bike to work selalu berusaha melibatkan semua pihak.

● Iya ● Komunitas

bike to work selalu

melibatkan semua pihak.

● Respon yang paling positif diperoleh dari Polygon. informasi kepada Polygon disetiap kegiatannya. Polygon selalu mensupport.

● Respon yang paling positif diperoleh dari Polygon.

(19)

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama

19

Persoalan Penelitian

#1 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #13

Bentuk support seperti apa yang diberikan Polygon kepada komunitas bike to work?

Financial Financial Financial Financial

● Materi promosi ● Materi promosi ● Materi Promosi

● Materi Promosi

Branding Branding Branding Branding

Pertanyaan #14

Bentuk support seperti

apa yang diberikan komunitas bike to work kepada Polygon?

● Keterlibatan anggota

komunitas bike to work dalam setiap acara fun bike yang

diselenggarakan oleh Polygon.

● Keterlibatan anggota

komunitas bike to work dalam setiap acara fun bike yang

diselenggarakan oleh Polygon.

● Keterlibatan anggota komunitas bike to work dalam setiap acara fun bike yang diselenggara kan oleh Polygon.

● Keterlibatan anggota

komunitas bike to work dalam setiap acara fun bike yang

diselenggarakan oleh Polygon.

(20)

20

Berikut ini adalah deskripsi dari hasil penelitian

mengenai peranan komunitas konsumen dalam

menciptakan kesadaran merek perusahaan kepada

masyarakat.

Komunitas bike to work lahir dari kebutuhan

konsumen yang mencari manfaat baru akan nilai

sebuah sepeda. Melalui hobinya terhadap olah raga

sepeda dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka

mulai menggagas terbentuknya komunitas konsumen

yang berorientasi pada penyelamatan lingkungan

melalui moda transportasi sepeda. Melalui penggunaan

sepeda yang intens pada setiap kegiatan yang

dilakukan oleh konsumen maka konsumen dapat

memberikan kontribusi positif terhadap pelestarian

lingkungan, seperti mengurangi polusi udara dan

mengurangi kemacetan. Sebagai movement leader,

komunitas bike to work sadar bahwa mereka

merupakan champion dalam membawa visi pelestarian

lingkungan, untuk itu dalam setiap kegiatan anggota

komunitas selalu menggunakan moda sepeda sebagai

alat trasportasi menuju tempat kerja dengan membawa

tulisan-tulisan yang mengajak orang untuk memiliki

kesadaran akan lingkungan.

Semangat perubahan yang dibawa oleh

komunitas bike to work mendapatkan simpati dari

(21)

21

Banyak konsumen yang mendengar keberadaan

komunitas konsumen ini kemudian tertarik bergabung

dengan komunitas bike to work. Minat konsumen yang

besar untuk bergabung dengan komunitas ini,

menjadikan skope bike to work menjadi nasional.

Melalui media sosial yang digunakan berupa facebook,

twitter, milis komunitas bike to work berhasil

membangun komunitas konsumen daring (online

community). Komunitas online dibangun untuk mengakomodir anggota komunitas yang ada di seluruh

Indonesia. Melalui komunitas online, semua anggota

mendapatkan informasi yang sama mengenai program

dan kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan

komunitas bike to work. Semakin besar anggota

komunitas konsumen akan semakin besar pula

pembentukan komunitas tatap muka (offline

community). Komunitas tatap muka (offline community)

merupakan media berkumpul bersama atau media

anggota komunitas bertatap muka mengenal anggota

komunitas lain. Kegiatan komunitas tatap muka (offline community) bike to work berupa fun bike, seminar dan kegiatan bakti sosial.

Komunitas konsumen yang memiliki pondasi

yang kuat dalam pembentukannya dan anggota yang

banyak, berpeluang untuk didekati oleh perusahaan

(22)

22

tersebut. Komunitas bike to work memiliki visi yang sama akan pelestarian lingkungan, sedangkan Polygon

sebagai perusahaan pencipta produk selain fokus

membangun profitabilitas juga diketahui memiliki

perhatian dengan pelestarian lingkungan. Pendekatan

yang dilakukan Polygon terhadap komunitas bike to

work berdasarkan penelitian cukup efektif. Melalui

pendekatan dan kerjasama yang saling

menguntungkan, didapat beberapa hal sebagai berikut:

a. Komunitas bike to work berperan dalam menciptakan kesadaran merek (brand

awareness) Polygon.

Komunitas bike to work merupakan komunitas

konsumen mandiri (independent) yang terbentuknya

bukan karena merek suatu produk. Komunitas bike

to work terbentuk karena adanya gagasan mengenai gerakan moral untuk mengurangi kemacetan dan

polusi udara di kota besar. Saat ini komunitas bike

to work telah memiliki anggota kurang lebih 13.121 orang. Anggota komunitas bike to work terdiri dari orang-orang yang memiliki kegemaran akan olah

raga sepeda yang mengikat diri bergabung dalam

keanggotaan dengan mengusung visi gerakan moral.

Sepeda yang digunakan oleh anggota komunitas

bike to work dari berbagai macam merek sepeda.

(23)

23

selalu bekerjasama dengan Polygon. Walaupun

sepeda yang dipakai oleh komunitas bike to work

tidak semua menggunakan Polygon, namun hal ini

tidak mempengaruhi dukungan yang diberikan oleh

Polygon kepada komunitas bike to work. Demikian

pula komunitas bike to work dalam setiap kegiatan

promosi maupun funbike selalu melibatkan Polygon.

Hal ini seperti dikutip pernyataan R3, “Jadi kalau mereka ada acara kita number one yang selalu dicontact, pasti kita. Kalau kita nggak bisa cope ya sudah, tapi number one yang selalu dicontact kita”.

Dengan jumlah keanggotaan yang semakin

bertambah setiap harinya telah membuka peluang

bagi Polygon dalam menanamkan kesadaran merek

dalam pikiran anggota komunitas bike to work

maupun pecinta masyarakat olah raga sepeda.

Dampak dari penciptaan kesadaran merek melalui

kegiatan yang dibuat oleh komunitas bike to work

berdampak pada peningkatan penjualan sepeda

Polygon, hal ini seperti yang dinyatakan oleh R3,

(24)

24

bike to work berperan dalam menciptakan kesadaran merek Polygon baik kepada anggota

komunitas bike to work maupun masyarakat

pecinta olah raga sepeda.

b. Peran komunitas bike to work dalam menciptakan kesadaran merek (brand

awareness) Polygon melalui komunitas daring

(online community).

Interaksi komunitas bike to work dengan seluruh

anggotanya dilakukan melalui media sosial dengan

membentuk online community. Melalui teknologi

internet interaksi yang dilakukan anggota

komunitas bike to work melalui jaringan internet terbilang sangat tinggi, mereka bisa kapan saja

menggunakan twitter, melakukan diskusi melalu

milis, atau memberikan informasi lewat facebook. Anggota komunitas bike to work dari korwil-korwil daerah dapat mengakses setiap saat informasi

mengenai kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh bike to work. Polygon dengan

mudah dapat mengakses interaksi anggota

komunitas bike to work melalui media jaringan yang

mengunakan teknologi internet tersebut. Jumlah

orang yang terlibat dengan media tersebut tentu

(25)

25

kegiatan langsung seperti funbike. Dengan peluang kemudahan dan fleksibilitas yang diberikan oleh

komunitas bike to work, Polygon dapat membangun

kesadaran mereknya melalui media jaringan yang

menggunakan teknologi internet, lebih mudah dan

tentu saja lebih murah serta efektif. Kekuatan

media yang menggunakan teknologi internet patut

diperhitungkan, karena sekarang orang cenderung

mencari referensi tentang suatu produk melalui

komunitasnya dengan menggunakan teknologi

internet.

c. Peran komunitas bike to work dalam menciptakan kesadaran merek (brand

awareness) Polygon melalui offline community.

Kegiatan offline community yang dilaksanakan oleh

bike to work berupa kegiatan yang bersifat tatap muka langsung. Kegiatan ini berfungsi sebagai

media pertemuan anggota komunitas yang tersebar

di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan tatap muka

tersebut dapat berbentuk fun bike dan kegiatan

sosial. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut

komunitas bike to work selalu melibatkan

perusahaan yang memiliki visi yang sama dalam

pelestarian lingkungan, termasuk Polygon. Polygon

(26)

26

paling awal merespon kegiatan komunitas bike to

work. Polygon selalu menyambut dengan baik dan

memberikan dukungan penuh kepada bike to work.

Menurut R3 dukungan yang diberikan bisa berupa

financial maupun material, “Support yang kami

berikan kepada bike to work bisa berupa bantuan uang, pemberian merchandise maupun peminjaman sepeda, terkadang di setiap event bike to work mengundang pejabat untuk memeriahkan, nah saking antusiasnya para pejabat yang datang lebih dari yang disiapkan, akhirnya kami pinjamkan sepeda”, ujar R3. Kompensasi yang diberikan

kepada Polygon adalah branding pada acara

tersebut, dengan memasang logo pada backdrop,

memasang umbul-umbul, memasang logo pada

atribut kegiatan, memasang spanduk dan membuka

stand penjualan. Acara yang diselenggarakan oleh

komunitas bike to work selalu mengundang banyak

perhatian, mengingat komunitas bike to work

adalah komunitas pertama di Indonesia yang

memberikan perhatian lebih terhadap pelestarian

lingkungan melalui moda sepeda sebagai media

transportasi. Animo masyarakat terhadap kegiatan

seperti ini besar diikuti ribuan masyarakat yang

gemar dengan olahraga sepeda. Hal ini tentu saja

(27)

27

tersebut menjadi sebuah tempat penciptaan

kesadaran mereka (brand awareness) kepada

masyarakat tentang Polygon. Dari pendapat

responden diatas, dapat dicermati bahwa melalui

offline community dapat membantu peningkatan

kesadaran merek (brand awareness) Polygon baik

kepada anggota komunitas maupun masyarakat

pecinta olah raga sepeda. Polygon juga tidak perlu

mengeluarkan biaya yang terlalu mahal untuk

sekedar membuat masyarakat sadar akan adanya

merek Polygon.

4.2.2 Hasil Penelitian Kedua

Tujuan yang kedua dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah kerjasama yang terjalin

antara komunitas konsumen dengan perusahaan

menghasilkan suatu nilai. Hasil selengkapnya

mengenai persoalan penelitian diatas dapat dilihat

melalui tabel 4.3 yang berisi ringkasan hasil

wawancara, kategori, pola dan variabel persoalan

(28)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

28

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #1

Sudah berapa lama

komunitas bike to work mengenal Polygon?

● Dalam skope sebagai komunitas, semenjak komunitas bike to work digagas tahun 2004.

● Sejak tahun 2004 pada waktu komunitas bike to work berdiri.

● Sudah lama, semenjak komunitas bike to work berdiri.

● Dalam skope sebagai komunitas, semenjak komunitas bike to work digagas tahun 2004.

Komunitas konsumen yang memiliki visi jelas dan diperkuat dengan membentuk online community dan offline community, dengan mudah mendapatkan perhatian dari masyarakat.

Perhatian tidak hanya diperoleh dari konsumen yang belum bergabung menjadi komunitas konsumen, namun keberadaan

komunitas konsumen mendapat perhatian dari perusahaan pencipta produk. Melalui kegiatan yang diselenggarakan baik secara online maupun offline, komunitas konsumen dapat menambah jumlah anggota baru yang memiliki minat yang

● Dalam skop

individu yang memiliki hobby sepeda, semenjak Polygon hadir sebagai produsen sepeda lokal.

● Dalam skop

individu yang memiliki hobby sepeda, semenjak Polygon

mendeklarasikan diri di pasar.

Pertanyaan #2

(29)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

29

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #3 sama dalam

memenuhi

kebutuhannya dalam mencari manfaat yang baru suatu produk.

Opportunity yang melekat pada komunitas konsumen sangat besar, perusahaan banyak merubah strategi pemasarannya dengan merubah fokus sasarannya dari konsumen individu ke komunitas

konsumen. Proses pendekatan yang dilakukan oleh Benefit apa yang

didapatkan komunitas bike to work selama menjalin

kerjasama dengan Polygon?

● Support penuh atas kegiatan-kegiatan yang komunitas bike to work

selenggarakan.

● Support kegiatan yang

diselenggarakan komunitas bike to work daerah.

● Polygon ikut mem-support hampir seluruh kegiatan

komunitas bike to work. komunitas bike to work.

Benefit apa yang didapatkan Polygon dari kerjasamasa dengan komunitas bike to work?

Branding Market share Market share Polygon bertambah.

Market Share bertambah

Brand Awareness ● Visi

memasyarakatkan sepeda dapat terealisir berkat adanya komunitas bike to work yang komit akan gerakannya.

Branding perusahaan dapat diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya. Melalui relationship marketing, hubungan keduanya dapat ● Promosi

Brand Awarenes

(30)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

30

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

● Visi

memasyarakatkan sepeda dapat terealisir berkat adanya

komunitas bike to work yang komit akan gerakannya.

berjalan dalam waktu yang lama.

Relationship marketing menghasilkan kolaborasi yang efektif dan saling menguntungkan. Saat ini penciptaan nilai berorientasi pada kebutuhan konsumen. Menjalin hubungan dengan komunitas konsumen salah satu langkah dalam pengumpulan informasi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen akan sebuah nilai produk. Nilai suatu produk dapat diciptakan bersama-sama antara perusahaan dengan komunitas konumen. Hasil penciptaan bersama dapat dijadikan simbol

Pertanyaan #5

Selain kerjasama yang berkaitan dengan fun bike, adakah kerjasama lain yang

menguntungkan yang dihasilkan antara komunitas bike to work dengan Polygon?

● Ada ● Ada ● Ada ● Ada produk secara bersama-sama.

● Menciptakan produk secara bersama-sama.

● Menciptakan produk secara bersama-sama.

(31)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

31

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #7 (official) eksistensi

komunitas konsumen. Produk apa yang

dihasilkan dalam co-creation?

● Sepeda yang mengakomodir kebutuhan pasar.

● Sepeda yang dibutuhkan oleh pasar. kebutuhan pasar.

● Sepeda yang dibutuhkan pasar.

Dari pola diatas, variabel yang muncul antara lain:

1. Relationship marketing

2. Penciptaan nilai bersama (co-creation value)

Pertanyaan #8

(32)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

32

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #9

Siapa yang menggagas ide ini untuk pertama kali?

Bike to work Bike to work Bike to work Bike to work

Pertanyaan #10

Bagaimana proses terciptanya co-creation?

● Pertama, munculnya pertanyaan dari anggota melalui milis mengenai spesifikasi sepeda apa yang

digunakan untuk pemula.

● Seringnya muncul pertanyaan dari pemula yang meminta referensi sepeda yang mudah dugunakan dengan harga yang terjangkau.

Bike to work mengajukan konsep kerjasama untuk

menghasilkan produk yang dapat

mengakomodir pecinta sepeda pemula.

● Pertama, munculnya pertanyaan dari anggota melalui milis mengenai spesifikasi sepeda apa yang

(33)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

33

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel ● Kedua, mahalnya

harga

sepeda yang ada dipasaran.

● Pengurus pusat bike to work mengajukan ide kepada Polygon, tentang kemungkinan terjalinnya kerjasama untuk menghasilkan produk yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat, tentunya dengan kerjasama yang saling

menguntungkan.

● Tujuannya agar visi memasyarakatkan sepeda di kalangan masyarakat dapat segera terealisir.

● Kedua, mahalnya harga

sepeda yang ada dipasaran.

● Ketiga, mengusung visi untuk

memasyarakatkan sepeda tentu dengan harga harga sepeda yang mahal tidak akan mudah terealisir.

● Hal tersebut sejalan dengan visi Polygon untuk itu Polygon dan bike to work sepakat menjalin kerjasama ini untuk mewujudkan produk co-creation.

● Ketiga, mengusung visi untuk

(34)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

34

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

● Hal tersebut sejalan dengan visi Polygon untuk itu Polygon dan bike to work sepakat menjalin kerjasama ini untuk mewujudkan produk co-creation.

Pertanyaan #11

Melalui media komunikasi apa dalam

mengajukan kerjasama ini?

● Bertatap muka langsung.

● Bertatap muka langsung.

● Bertatap muka langsung.

● Bertatap muka langsung.

Pertanyaan #12

Berapa kali melakukan tatap muka sehingga menghasilkan produk yang diharapkan?

● Tidak terhitung. ● Banyak sekali, sampai tidak terhitung.

● Banyak. ● Banyak sekali, sampai tidak terhitung.

(35)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

35

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel ● Setiap memerlukan

diskusi tentang produk itu bike to work dan Polygon akan melakukan pertemuan.

● Setiap memerlukan diskusi tentang produk itu bike to work dan Polygon akan melakukan pertemuan.

Pertanyaan #13

Dalam jangka waktu berapa lama membuat produk tersebut?

● Kurang lebih 1 tahun.

● Kurang lebih 1 tahun.

● Kurang lebih 1 tahun.

● Kurang lebih 1 tahun.

Pertanyaan #14

Bagaimana spesifikasi sepeda yang dihasilkan tersebut?

● Sepedanya standar ● Sepedanya standar ● Sepedanya standar ● Sepedanya standar

● Mudah digunakan ● Mudah digunakan ● Mudah digunakan ● Mudah digunakan ● Harga terjangkau ● Harga terjangkau ● Harga terjangkau ● Harga terjangkau ● Berwarna kuning ● Berwarna kuning ● Berwarna kuning ● Berwarna kuning

Pertanyaan #15

Berapa harga produk tersebut?

(36)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

36

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #16

Kenapa dipilih warna kuning pada sepeda tersebut?

● Orang bersepeda butuh

safety warna kuning cukup mencolok di jalan, sehingga terlihat. produk tersebut?

● Melalui

sekertariat bike to work.

● Melalui

sekertariat bike to work.

● Melalui

sekertariat bike to work.

● Melalui

sekertariat bike to work.

● Melalui milis, website dan media sosial.

● Melalui milis, website dan media sosial.

● Melalui milis, website dan media sosial.

● Melalui milis, website dan media sosial.

● Melalui Rodalink distributor

Bagaimana respon anggota

komunitas bike to work terhadap sepeda tersebut?

● Senang karena akhirnya punya simbol.

● Senang ● Sepeda tersebut yang

anggota bike to work harapkan.

(37)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

37

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

● Begitu produk

tersebut di lounch langsung beli.

● Begitu keluar banyak yang beli.

● Dijadikan simbol

Pertanyaan #19

Bagaimana respon masyarakat terhadap produk tersebut?

● Sangat positif, produksi pertama habis terjual

● Banyak yang beli dan akhir nya bergabung menjadi anggota komunitas bike to work. pertama habis terjual

● Banyak yang beli

dan akhir nya bergabung menjadi anggota komunitas bike to work.

Market share

konsumen sepeda bertambah.

Pertanyaan #20

Value apa yang didapatkan komunitas bike to work atas produk tersebut?

● Semakin banyak masyarakat yang bergabung dengan anggota komunitas bike to work.

● Semakin banyak masyarakat yang bergabung dengan anggota komunitas bike to work.

● Komunitas bike to work

mendapatkan royalty atas penjualan sepeda official bike to work.

● Semakin banyak masyarakat yang bergabung dengan anggota komunitas bike to work.

(38)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

38

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel ● Visi yang dibawa

oleh

komunitas bike to work untuk memasyarakatka n sepeda semakin dekat.

● Komunitas bike to work

memiliki simbol yang dapat digunakan untuk menunjukkan eksistensi.

● Royalty tersebut dapat

digunakan untuk mendanai kebutuhan dan kegiatan

komunitas bike to work.

● Visi yang dibawa oleh

komunitas bike to work untuk memasyarakatkan sepeda semakin dekat.

● Komunitas bike to work

memiliki simbol yang dapat digunakan untuk menunjukkan eksistensi.

● Komunitas bike to work

memiliki simbol yang dapat digunakan untuk menunjukkan eksistensi.

● Komunitas bike to work

memiliki simbol yang dapat digunakan untuk menunjukkan penjualan sepeda official bike to

digunakan untuk mendanai kebutuhan dan kegiatan

komunitas bike to work.

(39)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

39

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #21

Value apa yang didapatkan Polygon atas produk tersebut?

Market share bertambah.

Market share bertambah.

Market share bertambah. pada anggota komunitas bike to work maupun pada masyarakat yang belum mengenal Polygon.

● Melalui produk ini dapat

membantu terbentuknya brand awarenes pada anggota komunitas bike to work maupun pada masyarakat yang belum mengenal Polygon.

● Meningkatkan

loyalitas

komunitas bike to work terhadap Polygon.

● Meningkatkan loyalitas

komunitas bike to work terhadap Polygon.

(40)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

40

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #22

Apakah

komunitas bike to work diwakili oleh pengurus merasa puas atas kerjasama co-creation ini?

● Puas, segala keinginan komunitas bike to work banyak diakomodir oleh Polygon. komunitas bike to work banyak diakomodir oleh Polygon.

Apakah Polygon merasa puas atas kerjasama co-creation ini?

● Puas, visi memasyarakatka n

sepeda menjadi terwujud dengan munculnya produk dengan harga yang terjangkau.

● Puas, banyak orang yang membeli dan memakai.

● Puas, pada dasarnya tidak ada satu pihakpun dalam kerjasama co-creation ini yang dirugikan.

● Puas, visi

memasyarakatkan sepeda menjadi terwujud dengan munculnya produk dengan harga yang terjangkau.

● Puas, banyak

(41)

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Kedua

41

Persoalan

Penelitian #2 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

● Puas, pada

dasarnya tidak ada satu pihakpun dalam kerjasama co-creation ini yang dirugikan.

Pertanyaan #24

Setelah kerjasama ini terbilang sukses, apakah ada rencana bike to work melanjutkan kerjasama kembali dengan Polygon?

● Sudah dilaksanakan, karena kerjasama ini membawa value bagi kedua belah pihak.

● Iya, sudah terjadi dengan

munculnya produk kedua berupa sepeda lipat dan sepeda mountain bike berwarna hitam.

● Polygon bersama bike to

work telah mengeluarkan produk yang kedua berupa sepeda lipat dan ketiga berupa mountain bike berwarna hiatm.

● Sudah dilaksanakan, karena kerjasama ini membawa value bagi kedua belah pihak.

● Setelah produk yang pertama laris dipasaran, kami membuat sepeda lipat dan sepeda mountain bike berwarna hitam, tetap dengan logo bike to work.

● Setelah produk yang pertama laris dipasaran, kami membuat sepeda lipat dan sepeda mountain bike berwarna hitam, tetap dengan logo bike to work.

(42)

42

Berikut ini adalah deskripsi dari hasil penelitian

mengenai kemungkinan terciptanya nilai bersama

melalui kerjasama yang terjalin. Opportunity yang

ditawarkan oleh komunitas bike to work, membuat

Polygon merubah strategi pemasarannya dengan lebih

fokus pada komunitas konsumen. Salah satu bentuk

strategi fokus kepada komunitas bike to work yaitu

dengan memberikan pemasaran berbasis jaringan

(relationship marketing). Tujuan pemasaran berbasis

jaringan (relationship marketing) supaya jalinan

kerjasama antara komunitas bike to work dengan

Polygon dapat berlangsung dalam jangka waktu lama.

Berikut ini hal-hal yang diperoleh berdasarkan

penelitian diatas:

a. Jalinan kerjasama yang dijalin oleh komunitas

bike to work dengan Polygon adalah hubungan

yang bersifat saling menguntungkan (mutualis).

Berdasarkan hasil penelitian, ketiga responden

sepakat menyatakan bahwa adanya hubungan

kerjasama yang saling menguntungkan antara

komunitas bike to work dengan Polygon. R1

menyatakan, “iyalah kerjasamanya saling

(43)

43

mengajak Polygon disetiap kegiatan yang kami selenggarkan agar bisa melakukan branding”. R2

menyatakan, “kegiatan yang dilakukan oleh daerah selalu melibatkan Polygon, demikian pula dengan Polygon setiap mengadakan kegiatan selalu melibatkan kita, ibaratnya setiap ada bike to work pasti ada Polygon, setiap ada Polygon disitu ada komunitas bike to work”. R3 pun sepakat dengan

menyatakan, “kami sadar ada pergeseran fenomena

pemasaran saat ini, dengan adanya komunitas akan lebih mudah mengedukasi tentang produk kami, karena pasarnya terkumpul dan segmennya pun menjadi jelas. Sadar akan hal itu kami berusaha selalu menggandeng komunitas bike to work yang memiliki masa paling besar untuk melakukan kerjasama. Tidak ada yang dirugikan dalam hal ini, karena kami memberikan dukungan penuh kepada komunitas bike to work, dan komunitas bike to work dengan senang hati selalu membantu kami”.

Hubungan yang terjalin antara komunitas bike to

work dengan Polygon berlangsung secara sejajar

atau horisontal, karena keduanya menyadari akan

posisi masing-masing. Hal ini justru mendukung

keberlangsungan kerjasama dalam jangka panjang,

(44)

44

komunitas merek, jadi hubungan kami dengan Polygon didasari atas visi yang sama jadi kita klop”.

R3 pun mengungkapkan hal yang sama, “bike to work bukan milik Polygon, mereka berdiri sendiri. Cara menghandle komunitas seperti itu musti hati-hati yang terpenting visi kita sama, ayo jalan”.

b. Hubungan yang terjalin menghasilkan penciptaan nilai bersama (co-creation value).

Kerjasama yang terjalin antara komunitas bike to

work dengan Polygon telah menghasilkan nilai

konsumen (value) berupa produk yang dapat

mengakomodir kebutuhan konsumen akan sepeda.

Gagasan penciptaan nilai bersama (co-creation

value) datang dari komunitas bike to work yang terlebih dahulu melihat peluang pasar akan adanya

kebutuhan dari masyarakat akan sepeda. Hal

(45)

45

keluar 1,5 juta rupiah. Affordable, begitu di launching inden. Waduh terkaget-kaget. Ditaruh sini abis ditaruh sini abis”.

c. Hasil penciptaan nilai bersama (co-creation

value) berupa sepeda official.

Kerjasama penciptaan nilai bersama antara

komunitas bike to work dengan Polygon

menghasilkan suatu produk, secara spesifik

menghasilkan sepeda. Sepeda dinilai penting oleh

komunitas bike to work dan Polygon untuk dapat

mewujudkan visi mereka yaitu memasyarakatkan

sepeda. Gagasan penciptaan sepeda datang dari

komunitas bike to work, seperti yang dikutip dari

(46)

46

R3, “Bersamalah, ya karena sering ngobrol itulah.. Sepeda bike to work itu dari tahun berapa 2005-2006 baru keluar, setelah kita jalan bersama”.

4.2.3 Hasil Penelitian Ketiga

Tujuan penelitian yang ketiga adalah untuk

mengetahui perilaku komunitas konsumen terhadap

kesetiaan atas suatu produk. Hasil selengkapnya

mengenai persoalan penelitian diatas dapat dilihat

melalui tabel 4.4 yang berisi ringkasan hasil

wawancara, kategori, pola dan variabel persoalan

(47)

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Ketiga

47

Persoalan Penelitian #3 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #1

Apakah semua anggota bike to work membeli sepeda official hasil co-creationdengan Polygon?

(48)

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Ketiga

48

Persoalan Penelitian #3 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #2 yang mereka lakukan.

Dalam membeli produk maupun jasa anggota komunitas mengacu pada role model apapun jenisnya. Siapa yang membeli

sepeda official tersebut?

● Pengurus komunitas ● Anggota komunitas yang sudah memiliki sepeda banyak yang membeli lagi sepeda official ini sebagai bentuk loyalitas terhadap komunitasnya.

● Orang yang aware terhadap adanya

komunitas bike to work dan yang jelas hobby dengan olah raga sepeda.

● Pengurus komunitas

● Anggota komunitas ● Anggota

(49)

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Ketiga

49

Persoalan Penelitian #3 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

● Partisipan peng-hobi sepeda.

● Orang yang aware terhadap adanya

komunitas bike to work dan yang jelas hobby dengan olah raga sepeda.

Pertanyaan #3

Fungsi dalam mempengaruhi role model keputusan beli komunitas yaitu melaui word of mouth. Word of mouth yang dibawa oleh role model dapat meningkatkan efisiensi promosi, role model akan lebih dipercaya dalam menyampaikan informasi karena mereka adalah bagian Apakah semua anggota

komunitas bike to work mengetahui jika sepeda official tersebut bermerek Polygon?

● Mengetahui ● Mengetahui ● Mengetahui ● Mengetahui

Pertanyaan #4

Darimana anggota komunitas bike to work mengetahui jika sepeda official tersebut bermerek Polygon?

● Tercantum di sepeda ● Logo Polygon terdapat pada sepeda.

● Kami hanya menjualnya di Rodalink, yang notabene merupakan distributor Polygon.

(50)

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Ketiga

50

Persoalan Penelitian #3 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

● Kami memasangnya

di

website dan memberikannya informasi sedetail mungkin mengenai sepeda tersebut.

● Informasi melalui milis dan website komunitas bike to work.

● Pengurus komunitas memberikan informasi kepada anggota.

● Pengurus memberikan informasi tentang sepeda official secara detail kepada anggota komunitas melalui website, milis, maupun memasangnya di kantor

sekretariat.

dari komunitas. Perusahaan dapat mengusahakan terjadinya word of mouth dengan meningkatkan keterlibatan role model terhadap produk. Dengan mengetahui produk secara lebih rinci, merasakan manfaat dan mulai

membicarakan akan membangun loyalitas terhadap merek tersebut.

● Kami menjual di

kantor sekretariat dan anggota yang mau beli bisa

mencobanya terlebih dahulu.

● Sepeda official tersebut hanya dijual di Rodalink yaitu distributor dari Polygon.

● Terdapat logo Polygon pada sepeda.

(51)

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Ketiga

51

Persoalan Penelitian #3 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

Pertanyaan #5

Dari pola diatas, variabel yang muncul adalah:

1. Kelompok acuan (role model) 2. Kesetiaan merek (brand loyalty) Setelah

anggotakomunitas mengetahui

bahwasanya pengurus bike to work bekerja sama dalam pembuatan sepeda, jika anggota ingin membeli sepeda kembali apakah memilih merek Polygon?

● Belum tentu ● Belum tentu ● Belum tentu ● Belum tentu

Pertanyaan #6

Jika belum tentu, apa yang menjadi alasan anggota tidak membeli kembali merek Polygon?

● Rata-rata orang yang hobby sepeda membeli sepeda bukan karena merek, tetapi fungsinya dari sepeda tersebut.

● Banyaknya merek di pasar sepeda membuat anggota bebas memilih berdasarkan fungsinya.

● Banyak pilihan model dan fungsi yang ditawarkan oleh kompetitor.

● Orang yang hobby dengan olahraga sepeda membeli sepeda karena fungsinya bukan karena merek.

● Beragamnya selera anggota komunitas bike to work akan sepeda.

(52)

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Ketiga

52

Persoalan Penelitian #3 Responden A Responden B Responden C Kategori Pola dan Variabel

● Banyaknya

(53)

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Ketiga

53

Berikut adalah deskripsi dari setiap klaster

kategori jawaban responden tentang perilaku kesetiaan

konsumen komunitas atas suatu produk. Dari hasil

penelitian persoalan penelitian ketiga dapat

diidentifikasi perilaku kesetiaan pembelian komunitas

konsumen terhadap suatu produk yaitu sebagai

berikut:

a. Dalam pembelian sepeda anggota komunitas bike

to work mengacu kepada kelompok acuan (role

model)

Di dalam setiap komunitas konsumen terdapat

organisasi yang terstruktur, yang didalamnya

terdapat ketua, wakil ketua, bendahara, dan

kepengurusan lainnya. Seorang yang dijadikan

ketua dalam hal ini biasanya merupakan pendiri

dari komunitas konsumen tersebut. Dalam hal ini

ketua akan dijadikan acuan (role model), karena

dianggap memiliki informasi yang lebih

dibandingkan anggota komunitas. Demikian pula

yang terjadi dalam komunitas konsumen bike to

work, anggota komunitas mensosokkan 3T sebagai

role model mereka, 3T tersebut adalah Toto, Taufik dan Tekad. Namun belakangan karena satu dan

lain hal membuat Taufik dan Tekad tidak bisa lagi

aktif dalam komunitas, sehingga role model utama

(54)

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Ketiga

54

saat ini masih eksis dan konsisten membesarkan

komunitas bike to work. Pengaruh role model dalam

komunitas sangat besar, bukan hanya perilaku

termasuk dalam keputusan pembelian suatu

produk. Pengaruh role model ternyata tidak hanya

ada pada waktu pembelian, tetapi juga terjadi

sepanjang proses beli yang dimulai dari timbulnya

kebutuhan, mencari informasi tentang produk,

menentukan alternatif-alternatif, mengevaluai

alternatif, menentukan alternatif yang terbaik,

untuk kemudian memutuskan melakukan kegiatan

pembelian, bahkan sesudah pembelian dan

konsumsi, semuanya tidak terlepas dari pengaruh

role model. Hal ini seperti diungkapkan oleh R2

yang menyatakan, “kalau mau beli biasanya

kiblatnya Pak Toto, dari milis kita bisa tanya-tanya ke Pak Toto dulu sepeda apa yang direkomendasikan”.

4.3 Pembahasan Persoalan Penelitian

4.3.1 Pembahasan Persoalan Penelitian Pertama dan Variabel

Berdasarkan situasi dunia pemasaran saat ini,

memang terjadi fenomena yang menarik yaitu

bermunculannya komunitas-komunitas konsumen

(55)

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Ketiga

55

perusahaan. Komunitas konsumen menjadi kekuatan

baru yang dapat merubah fokus perusahaan dalam

mengelola konsumen individu. Konsumen individu

masih dianggap penting, tetapi mengelola komunitas

konsumen menjadi skala prioritas karena komunitas

konsumen memiliki daya tawar terhadap jumlah

keanggotaan konsumen dan pengaruhnya terhadap

keputusan pembelian.

Komunitas konsumen muncul karena adanya

kebutuhan konsumen akan manfaat yang baru dari

sebuah produk. Nilai tersebut berupa emotional benefit

yaitu bagaimana memberikan kontribusi yang positif

terhadap lingkungan.

Melalui penelitian diatas komunitas konsumen

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu komunitas

merek dan komunitas independen. Komunitas merek

merupakan komunitas yang anggotanya memiliki

persamaan minat yang sama terhadap suatu merek.

Komunitas ini biasanya dibentuk oleh perusahaan atau

kalaupun tidak dibentuk oleh perusahaan namun

sangat tergantung oleh perusahaan karena segala

kegiatan sumber dananya berasalah dari perusahaan.

Komunitas independen merupakan komunitas yang

anggotanya memiliki minat yang sama terhadap suatu

gerakan moral. Komunitas independen dibentuk atas

Gambar

Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian Pertama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

Berdasarkan angka 1 s.d 2 diatas, Pokja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada ULP Kabupaten Bengkulu Utara Mengumumkan Peringkat Teknis peserta seleksi umum paket

Pada hari ini, Rabu tanggal Dua Puluh Dua bulan Mei tahun Dua Ribu Tiga Belas , telah dilaksanakan Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) secara on-line pada lpse Kabupaten

Korosi : Peristiwa perusakan atau degradasi material logam akibat bereaksi secara kimia dengan lingkungan... Standar

telah sampai pada tahap klarifikasi dan pembuktian kualifikasi, untuk meneliti kembali dan membuktikan kebenaran dari isian dokumen pasca kualifikasi yang saudara masukkan,

- Siswa mencatat isi dialog/percakapan di langsung ”Kaberesihan Sakola.” - Siswa menyimpulkan isi percakapan (dialog) ”Kaberesihan Sakola.” - Siswa

Dari dua definisi teknologi pembelajaran sebagaimana telah dijabarkan di atas memberi kejelasan kepada kita semua bahwa kajian teknologi pembelajaran bukanlah