ANALISIS KEMAMPUAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH
DI KABUPATEN BOJONEGORO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ALFIAN CINTYA SUKMA PRISTY 09630119
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
ANALISIS KEMAMPUAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH
DI KABUPATEN BOJONEGORO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ALFIAN CINTYA SUKMA PRISTY 09630119
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan
saya, di dalam naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dlam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Malang, 31 Januari 2013
Mahasiswa
Alfian Cintya Sukma Pristy
v
P E R S E M BA H A N
A lhamdulillahi rabbil’ alamin, segala puj i syukur bagi
penguasa seluruh alam yang selalu memberikan rahmat dan karunia
sehingga skripsi ini selesai disusun.
S ebuah K arya ini tak lepas dari dukungan serta doa dari
semua pihak.
K upersembahkan karya ini dengan hati yang tulus kepada:
A yahanda (Waj i, S E , M M . ) dan I bunda (Dra.
S uswij ayati) tercinta, tanpa cinta, kasih sayang dan untaian
do’ a tak terhingga ananda tidak akan menj adi seperti ini.
S emoga suatu saat ananda bisa membalasnya.
S uamiku (Jani) dan Buah Hatiku (T egar Wij aya) tersayang
yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, semangat dan
motivasi.
A dik- adikku (Bimantara, A fista) tersayang yang selalu
memberikan dukungan
S ahabat- sahabatku Erfin, I swa, I fa, F ita, L inda dan
T eman- teman I ES P 2009 khusunya K elas C makasih atas
dukungan dan motivasi dari kalian selama ini, moga kita
semua kelak bisa j adi orang- orang yang sukses. A min.
ABSTRAK
Judul: “Analisis Kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam Membiayai Belanja Daerah di Kabupaten Bojonegoro”. (Alfian Cintya Sukma Pristy. Pembimbing I: Drs. M. Faisal Abdullah, MM. Pembimbing II: Dra. Dwi Susilowati, MM.)
Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan dapat dilihat dari seberapa besar kemampuan PAD dalam membiayai pembangunan. Perumusan masalah penelitian ini adalah: Seberapa besar kemampuan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bojonegoro dalam membiayai Belanja Daerah?. Sedangkan tujuandari penelitian ini adalah: Untuk menganalisis kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam membiayai Belanja Daerah di Kabupaten Bojonegoro.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan lokasi penelitian bertempat di BPKKD dan Dispenda Kabupaten Bojonegoro. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa APBD Kabupaten Bojonegoro tahun anggaran 2001-2011. Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio kemandirian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan PAD dalam membiayai belanja daerah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2001-2011 rata-rata sebesar 7,88% atau masih berada di antara 0,00%-20,00%. Hal ini menunjukkan bahwa PAD Kabupaten Bojonegoro masih kurang mampu dalam membiayai belanja daerah.
vii
ABSTRACT
Title: Analysis of Original Local Revenue’s Ability to Defray Local’s Expense in Bojonegoro Regency. (Alfian Cintya Sukma Pristy. 1st advisor : Drs. M. Faisal Abdullah, MM. 2nd advisor : Dra. Dwi Susilowati, MM)
Ability of local government to manage finances can be seen from how great the ability of PAD to defray development. The research problem of this research is how great the ability of the original local revenue of Bojonegoro regency to defray the region?. Whereas the purpose of this research is to analyze the ability of original local revenue to defray local’s expense in Bojonegoro regency.
The kind of this research is descriptive research with the location is in BPKKD and Dispenda of Bojonegoro regency. The data that used in this research is secondary data such as the APBD of Bojonegoro regency in the year of estimate in 2001-2011. The method of data collection is documentation. The instrument to analyze the data in this research is autonomy ratio.
Result of this research explained that the ability of PAD to defray local’s expense in Bojonegoro regency in 2001-2011 is 7,88% or still in 0,00%-20,00%. It explained that PAD of Bojonegoro regency is still not able yet to defray local’s expense.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Analisis Kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam Membiayai Belanja Daerah
di Kabupaten Bojonegoro”.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Malang. Peneliti menyadari bahwa dengan bekerja keras, do’a, dukungan dan
bantuan dari semua pihak sangatlah berperan penting dalam terselesainya skripsi
ini.
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Drs. M. Faisal Abdullah, MM. dan Ibu Dra. Dwi Susilowati, MM.
selaku pembimbing skripsi.
2. Dr. Nazaruddin Malik, M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ida Nuraini, SE., M. Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
ix
4. Dwi Eko Waluyo, SE., M.Si selaku Dosen Wali IESP 2009 Kelas C, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Kepala BPKKD dan Dispenda Kabupaten Bojonegoro, dimana peneliti
melakukan penelitian.
6. Serta teman-teman IESP 2009 khususnya kelas C yang telah memberikan
motivasi dan dukungan kepada peneliti.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan keterbatasan
yang dimiliki, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar
tulisan ini bermanfaar bagi yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Malang, 31 Januari 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGASAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
PERSEMBAHAN ... v
2.2.2. Prinsip Otonomi Daerah ... 13
2.2.3. Keuangan Daerah ... 14
2.2.4. Kemampuan dan Kemandirian Keuangan Daerah ... 18
2.2.5. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ... 21
2.2.6. Trend Kemandirian Keuangan Daerah ... 24
2.2.7. Hubungan Otonomi Daerah dan Kemampuan Keuangan Daerah ... 24
2.2.8. Pendapatan Asli Daerah... 27
2.2.9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Potensi Pendapatan Asli Daerah ... 31
2.2.10.Belanja Daerah ... 34
2.2.11.Peran PAD dalam Membiayai Belanja Daerah ... 35
III. METODE PENELITIAN ... 38
3.1. Lokasi Penelitian ... 38
3.2. Jenis Penelitian ... 38
xi
3.6. Analisis Data ... 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Bojonegoro ... 42
4.1.1. Kondisi Geografis ... 42
4.1.2. Kondisi Ekonomi ... 42
4.2. Gambaran APBD Kabupaten Bojonegoro ... 45
4.3. Kemampuan PAD dalam Membiayai Belanja Daerah ... 54
4.4. Proyeksi Kontribusi PAD dalam Membiayai Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro ... 61
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Kondisi PAD dan Total Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro
TA.2001 s/d 2011 ... 5
Tabel 2.1. Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal ... 23
Tabel 2.2. Skala Interval Kemandirian Daerah ... 23
Tabel 3.1. Skala Interval Kemandirian Daerah ... 40
Tabel 4.1. Perkembangan Total Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2001-2011 ... 46
Tabel 4.2. Perkembangan Total Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2001-2011 ... 50
Tabel 4.3. APBD Kabupaten Bojonegoro TA. 2001-2011 ... 53
Tabel 4.4. Kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro TA. 2001-2011 ... 55
Tabel 4.5. Skala Interval Kemandirian Daerah ... 60
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Surplus/Defisit APBD Kab. Bojonegoro ... 69
Lampiran 2. Perhitungan Perkembangan TPD Kab. Bojonegoro ... 70
Lampiran 3. Perhitungan Perkembangan TBD Kab. Bojonegoro ... 71
Lampiran 4. Perhitungan Kontribusi PAD terhadap TBD Kab. Bojonegoro .. 72
Lampiran 5. Data PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah
yang sah ... 73
Lampiran 6. Perhitungan Perkembangan PAD dan Pos-pos PAD ... 75
Lampiran 7. Perhitungan Perkembangan Dana Perimbangan dan Pos-pos
Dana Perimbangan ... 77
Lampiran 8. Perhitungan Perkembangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang
sah ... 79
Lampiran 9. Perhitungan Persamaan Trend PAD Kabupaten Bojonegoro ... 80
Lampiran 10. Perhitungan Persamaan Trend Belanja Daerah Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA
Devas, Nick, Brian Bunder, Anne Booth, Kenneth Davey. 1989. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Terjemahan Masri Maris. Jakarta: UI-Press.
Efendi, David & Sri Wuryanti. 2011. Analisis Perkembangan Kemampuan Keuangan Daerah dalam Mendukung Pelaksanaan Otoda di Kabupaten Nganjuk. Skripsi. Fakultas Ekonomi, dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo.
Halim, Abdul. (2001). Bunga Rampai: Manajemen Keuangan Daerah.
Yogyakarata: UPP AMP YKPN.
Insukindro, Mardiasmo, Wahyu Hidayat, W. Kirana Jaya, B.M. Purwanto, Abdul Halim, John Suprihanto, dan A. Budi Purnomo. 1994. Peranan Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Usaha Peningkatan PAD. Laporan Hasil Penelitian KKD. FE UGM Yogyakarta.
Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga.
Mardiasmo. 2002. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah.
Yogyakarta: ANDI
Musgrave, R.A. and Mugrave, P.B. 1991. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.
Rahim, Syamsuri. Analisis Kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam Membiayai Belanja Daerah. Jurnal Ichsan Gorontalo, Vol.3, No.2, Mei – Juli 2008.
R.L.H.Tumilar. 1997. Otonomi Keuangan dan Ekonomi Daerah Tingkat II di Propinsi Sulawesi.
Saputra, Andra E dkk. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah dan Pengaruhnya terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tenggara. Jurnal MEPA Ekonomi, Mei 2008, Volume 3, No.2.
Setiawan, Anjar. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus pada Provinsi Jawa Tengah). Skripsi. Fakultas Ekonomi, dipublikasikan, Universitas
Diponegoro, Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/26469/1/Skripsiq%28R%29.pdf diakses tanggal
31 Oktober 2012.
Suharyadi. dan Purwanto S.K. 2007. Statistika Buku 1: untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Wulandari, Anita. 2001. Kemampuan Keuangan Daerah. Dalam Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik Vol. 5 No. 2. November.
Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29426/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 31 Oktober 2012.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23893/5/Chapter%20I.pdf diakses
tanggal 31 Oktober 2012.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31614/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 1 November 2012.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22818/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 1 November 2012.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22818/4/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 1 November 2012.
http://djpk.depkeu.go.id/datadjpk/131/ diakses tanggal 11 Januari 2013.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia yang didasari UU No.
22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang
diubah dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah. Diberlakukannya undang-undang ini
memberi peluang bagi daerah untuk menggali potensi lokal dan
meningkatkan kinerja keuangannya dalam rangka mewujudkan
kemandirian daerah.
Undang-Undang 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang 33 Tahun
2004 telah memberi semangat kepada suatu daerah dan nilai-nilai yang
lebih sesuai dengan tuntutan dalam mewujudkan otonomi daerah melalui
penekanan aspek-aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, peran serta
masyarakat serta pengelolaan potensi dan keanekaragaman daerah, yang
juga memberikan makna baru terhadap sifat ruang lingkup otonomi daerah
yaitu berupa otonomi yang luas dan utuh.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001,
paradigma pengelolaan keuangan daerah telah mengalami perubahan yang
2
daerah yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat serta lebih mengoptimalkan potensi
yang dimiliki daerah, baik menyangkut sumber daya manusia, sumber
daya alam dan yang merupakan kekayaan daerah.
Salah satu indikator keberhasilan otonomi daerah adalah
kemampuan daerah dalam mengelola keuangan daerah. Faktor keuangan
merupakan faktor yang paling penting dalam mengukur kemampuan
daerah dalam melaksanakan otonomi daerah karena hampir seluruh
kegiatan pemerintahan membutuhkan biaya. Dengan diberlakukannya
otonomi daerah, diharapkan pemerintah daerah mampu mandiri serta dapat
mengurangi tingkat ketergantungan dari pemerintah pusat dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) harus menjadi bagian yang terbesar dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah agar dapat mewujudkan
tingkat kemandirian dalam menghadapi otonomi daerah.
Otonomi yang diberikan kepada daerah merupakan otonomi yang
luas, nyata dan bertanggung jawab. Dalam konteks otonomi, daerah
dituntut mandiri di berbagai aspek pembangunan terutama kemandirian di
dalam mendanai pelaksanaan pembangunan daerahnya. Untuk
menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab
diperlukan kewenangan dan kemampuan menggali sumber keuangan
3
daerah serta antara propinsi dan kabupaten/kota yang merupakan prasyarat
dalam sistem pemerintahan daerah.
Dalam kaitannya dengan pemberian otonomi kepada daerah dalam
merencanakan, menggali, mengelola dan menggunakan keuangan daerah
sesuai dengan kondisi daerah, pendapatan asli daerah (PAD) dapat
dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk mengukur
ketergantungan suatu daerah kepada pusat. Pada prinsipnya, semakin besar
sumbangan PAD terhadap APBD akan menunjukkan semakin kecil
ketergantungan daerah kepada pusat. Kebutuhan belanja daerah dari tahun
ke tahun cenderung meningkat. Peningkatan belanja pemerintah digunakan
untuk membiayai pembangunan fisik dan non fisik. Tingginya belanja
daerah ini perlu diimbangi dengan peningkatan penerimaan keuangan
daerah termasuk dari pendapatan pajak dan retribusi daerah (Insukindro,
dkk: 1994).
Kemandirian suatu daerah dalam bidang keuangan dapat dilihat
dari seberapa besar kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
Total Penerimaan Daerah (TPD). Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan cermin kemandirian suatu daerah dan penerimaan murni
daerah yang merupakan modal utama bagi daerah dalam membiayai
pemerintah dan pembangunan di daerahnya.
Sedangkan untuk mengukur seberapa jauh penerimaan yang berasal
dari daerah dalam memenuhi kebutuhan daerah maka dapat dilihat dari
4
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dijadikan tolok ukur dalam kemandirian
suatu daerah, namun kondisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat
kurang. Dikatakan masih kurang karena kontribusi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD) masih relatif
rendah.
Meskipun pelaksanaan otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak 1
Januari 2001, namun hingga tahun 2009 baru sedikit pemerintah daerah
yang mengalami peningkatan kemandirian keuangan daerah secara
signifikan. Memang berdasarkan data yang dikeluarkan Departemen
Keuangan, secara umum penerimaan PAD pada era otonomi daerah
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan era
sebelumnya (Mahmudi: 2010).
Kabupaten Bojonegoro dituntut untuk mampu membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang
menjadi kewenangannya di dalam menjalankan otonomi daerah. Hal
tersebut berarti bahwa daerah harus mampu meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD) yang merupakan unsur terpenting bagi kemampuan daerah
dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah.
Kondisi PAD Kabupaten Bojonegoro cenderung mengalami
peningkatan, namun kebutuhan belanja daerah Kabupaten Bojonegoro dari
tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Kondisi PAD dan total
belanja daerah Kabupaten Bojonegoro periode 2001 s/d 2011 dapat dilihat
5
Tabel 1.1.
Kondisi PAD dan Total Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro TA. 2001 s/d 2011.
No. Tahun Anggaran
Total Belanja
Daerah (Rp) PAD (Rp)
1 2001 262,904,990,000.00 12,866,230,000.00 2 2002 297,705,010,000.00 20,890,900,000.00 3 2003 403,422,990,000.00 42,473,180,000.00 4 2004 415,677,820,000.00 38,419,510,000.00 5 2005 457,090,040,000.00 38,140,430,000.00 6 2006 639,288,719,642.21 51,867,775,600.38 7 2007 807,070,711,069.00 56,435,908,434.23 8 2008 920,019,556,108.06 58,690,962,773.99 9 2009 942,169,000,670.92 70,233,938,303.98 10 2010 1,222,433,592,255.61 79,832,681,985.32 11 2011 1,473,091,077,872.65 164,638,733,460.32
Sumber : Realisasi APBD (BPKKD dan Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Bojonegoro)
Dari tabel di atas terlihat bahwa besarnya PAD Kabupaten
Bojonegoro cenderung meningkat, namun terjadi penurunan PAD pada
tahun 2004 s/d 2005. Terjadi peningkatan kembali pada tahun 2006 s/d
2011. Sedangkan untuk total belanja daerah Kabupaten Bojonegoro
mengalami peningkatan dari tahun 2001 s/d 2011.
Latar belakang di atas menjadi ide dan motivasi dilakukannya
penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pendapatan Asli Daerah
6
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang diteliti dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi APBD Kabupaten Bojonegoro pada tahun
2001-2011?
2. Seberapa besar kemampuan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Bojonegoro dalam membiayai Belanja Daerah?
3. Bagaimana Proyeksi kemampuan PAD dalam membiayai belanja
daerah Kabupaten Bojonegoro 11 tahun ke depan (tahun 2012-2022)?
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat menjadi suatu kajian yang terukur dan
terarah, maka diperlukan pembatasan masalah. Batasan masalahnya pada
rasio yang digunakan yaitu rasio kemandirian yang memfokuskan pada
Pendapatan Asli Daerah dibanding Belanja Daerah.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan APBD Kabupaten Bojonegoro tahun
2001-2011.
2. Untuk menganalisis kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam
membiayai Belanja Daerah di Kabupaten Bojonegoro.
3. Untuk memproyeksikan kemampuan PAD dalam membiayai belanja
7
1.5. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi pemerintah baik pusat dan
daerah dalam merumuskan kebijakannya, terutama yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan daerah.
2. Sebagai informasi dan referensi untuk peneliti selanjutnya dengan topik