• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN BOJONEGORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN BOJONEGORO"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH

DI KABUPATEN BOJONEGORO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ALFIAN CINTYA SUKMA PRISTY 09630119

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

i

ANALISIS KEMAMPUAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH

DI KABUPATEN BOJONEGORO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ALFIAN CINTYA SUKMA PRISTY 09630119

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, di dalam naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan

oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dlam

sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 31 Januari 2013

Mahasiswa

Alfian Cintya Sukma Pristy

(6)

v

P E R S E M BA H A N

A lhamdulillahi rabbil’ alamin, segala puj i syukur bagi

penguasa seluruh alam yang selalu memberikan rahmat dan karunia

sehingga skripsi ini selesai disusun.

S ebuah K arya ini tak lepas dari dukungan serta doa dari

semua pihak.

K upersembahkan karya ini dengan hati yang tulus kepada:

A yahanda (Waj i, S E , M M . ) dan I bunda (Dra.

S uswij ayati) tercinta, tanpa cinta, kasih sayang dan untaian

do’ a tak terhingga ananda tidak akan menj adi seperti ini.

S emoga suatu saat ananda bisa membalasnya.

S uamiku (Jani) dan Buah Hatiku (T egar Wij aya) tersayang

yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, semangat dan

motivasi.

A dik- adikku (Bimantara, A fista) tersayang yang selalu

memberikan dukungan

S ahabat- sahabatku Erfin, I swa, I fa, F ita, L inda dan

T eman- teman I ES P 2009 khusunya K elas C makasih atas

dukungan dan motivasi dari kalian selama ini, moga kita

semua kelak bisa j adi orang- orang yang sukses. A min.

(7)

ABSTRAK

Judul: “Analisis Kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam Membiayai Belanja Daerah di Kabupaten Bojonegoro”. (Alfian Cintya Sukma Pristy. Pembimbing I: Drs. M. Faisal Abdullah, MM. Pembimbing II: Dra. Dwi Susilowati, MM.)

Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan dapat dilihat dari seberapa besar kemampuan PAD dalam membiayai pembangunan. Perumusan masalah penelitian ini adalah: Seberapa besar kemampuan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bojonegoro dalam membiayai Belanja Daerah?. Sedangkan tujuandari penelitian ini adalah: Untuk menganalisis kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam membiayai Belanja Daerah di Kabupaten Bojonegoro.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan lokasi penelitian bertempat di BPKKD dan Dispenda Kabupaten Bojonegoro. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa APBD Kabupaten Bojonegoro tahun anggaran 2001-2011. Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio kemandirian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan PAD dalam membiayai belanja daerah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2001-2011 rata-rata sebesar 7,88% atau masih berada di antara 0,00%-20,00%. Hal ini menunjukkan bahwa PAD Kabupaten Bojonegoro masih kurang mampu dalam membiayai belanja daerah.

(8)

vii

ABSTRACT

Title: Analysis of Original Local Revenue’s Ability to Defray Local’s Expense in Bojonegoro Regency. (Alfian Cintya Sukma Pristy. 1st advisor : Drs. M. Faisal Abdullah, MM. 2nd advisor : Dra. Dwi Susilowati, MM)

Ability of local government to manage finances can be seen from how great the ability of PAD to defray development. The research problem of this research is how great the ability of the original local revenue of Bojonegoro regency to defray the region?. Whereas the purpose of this research is to analyze the ability of original local revenue to defray local’s expense in Bojonegoro regency.

The kind of this research is descriptive research with the location is in BPKKD and Dispenda of Bojonegoro regency. The data that used in this research is secondary data such as the APBD of Bojonegoro regency in the year of estimate in 2001-2011. The method of data collection is documentation. The instrument to analyze the data in this research is autonomy ratio.

Result of this research explained that the ability of PAD to defray local’s expense in Bojonegoro regency in 2001-2011 is 7,88% or still in 0,00%-20,00%. It explained that PAD of Bojonegoro regency is still not able yet to defray local’s expense.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“Analisis Kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam Membiayai Belanja Daerah

di Kabupaten Bojonegoro”.

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah

Malang. Peneliti menyadari bahwa dengan bekerja keras, do’a, dukungan dan

bantuan dari semua pihak sangatlah berperan penting dalam terselesainya skripsi

ini.

Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Drs. M. Faisal Abdullah, MM. dan Ibu Dra. Dwi Susilowati, MM.

selaku pembimbing skripsi.

2. Dr. Nazaruddin Malik, M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ida Nuraini, SE., M. Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

(10)

ix

4. Dwi Eko Waluyo, SE., M.Si selaku Dosen Wali IESP 2009 Kelas C, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Bapak Kepala BPKKD dan Dispenda Kabupaten Bojonegoro, dimana peneliti

melakukan penelitian.

6. Serta teman-teman IESP 2009 khususnya kelas C yang telah memberikan

motivasi dan dukungan kepada peneliti.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan keterbatasan

yang dimiliki, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar

tulisan ini bermanfaar bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 31 Januari 2013

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGASAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

PERSEMBAHAN ... v

2.2.2. Prinsip Otonomi Daerah ... 13

2.2.3. Keuangan Daerah ... 14

2.2.4. Kemampuan dan Kemandirian Keuangan Daerah ... 18

2.2.5. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ... 21

2.2.6. Trend Kemandirian Keuangan Daerah ... 24

2.2.7. Hubungan Otonomi Daerah dan Kemampuan Keuangan Daerah ... 24

2.2.8. Pendapatan Asli Daerah... 27

2.2.9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Potensi Pendapatan Asli Daerah ... 31

2.2.10.Belanja Daerah ... 34

2.2.11.Peran PAD dalam Membiayai Belanja Daerah ... 35

III. METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Lokasi Penelitian ... 38

3.2. Jenis Penelitian ... 38

(12)

xi

3.6. Analisis Data ... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Bojonegoro ... 42

4.1.1. Kondisi Geografis ... 42

4.1.2. Kondisi Ekonomi ... 42

4.2. Gambaran APBD Kabupaten Bojonegoro ... 45

4.3. Kemampuan PAD dalam Membiayai Belanja Daerah ... 54

4.4. Proyeksi Kontribusi PAD dalam Membiayai Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Kondisi PAD dan Total Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro

TA.2001 s/d 2011 ... 5

Tabel 2.1. Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal ... 23

Tabel 2.2. Skala Interval Kemandirian Daerah ... 23

Tabel 3.1. Skala Interval Kemandirian Daerah ... 40

Tabel 4.1. Perkembangan Total Pendapatan Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2001-2011 ... 46

Tabel 4.2. Perkembangan Total Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2001-2011 ... 50

Tabel 4.3. APBD Kabupaten Bojonegoro TA. 2001-2011 ... 53

Tabel 4.4. Kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro TA. 2001-2011 ... 55

Tabel 4.5. Skala Interval Kemandirian Daerah ... 60

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Surplus/Defisit APBD Kab. Bojonegoro ... 69

Lampiran 2. Perhitungan Perkembangan TPD Kab. Bojonegoro ... 70

Lampiran 3. Perhitungan Perkembangan TBD Kab. Bojonegoro ... 71

Lampiran 4. Perhitungan Kontribusi PAD terhadap TBD Kab. Bojonegoro .. 72

Lampiran 5. Data PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah

yang sah ... 73

Lampiran 6. Perhitungan Perkembangan PAD dan Pos-pos PAD ... 75

Lampiran 7. Perhitungan Perkembangan Dana Perimbangan dan Pos-pos

Dana Perimbangan ... 77

Lampiran 8. Perhitungan Perkembangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang

sah ... 79

Lampiran 9. Perhitungan Persamaan Trend PAD Kabupaten Bojonegoro ... 80

Lampiran 10. Perhitungan Persamaan Trend Belanja Daerah Kabupaten

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Devas, Nick, Brian Bunder, Anne Booth, Kenneth Davey. 1989. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Terjemahan Masri Maris. Jakarta: UI-Press.

Efendi, David & Sri Wuryanti. 2011. Analisis Perkembangan Kemampuan Keuangan Daerah dalam Mendukung Pelaksanaan Otoda di Kabupaten Nganjuk. Skripsi. Fakultas Ekonomi, dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo.

Halim, Abdul. (2001). Bunga Rampai: Manajemen Keuangan Daerah.

Yogyakarata: UPP AMP YKPN.

Insukindro, Mardiasmo, Wahyu Hidayat, W. Kirana Jaya, B.M. Purwanto, Abdul Halim, John Suprihanto, dan A. Budi Purnomo. 1994. Peranan Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Usaha Peningkatan PAD. Laporan Hasil Penelitian KKD. FE UGM Yogyakarta.

Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo. 2002. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah.

Yogyakarta: ANDI

Musgrave, R.A. and Mugrave, P.B. 1991. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.

Rahim, Syamsuri. Analisis Kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam Membiayai Belanja Daerah. Jurnal Ichsan Gorontalo, Vol.3, No.2, Mei – Juli 2008.

R.L.H.Tumilar. 1997. Otonomi Keuangan dan Ekonomi Daerah Tingkat II di Propinsi Sulawesi.

(16)

Saputra, Andra E dkk. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah dan Pengaruhnya terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tenggara. Jurnal MEPA Ekonomi, Mei 2008, Volume 3, No.2.

Setiawan, Anjar. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus pada Provinsi Jawa Tengah). Skripsi. Fakultas Ekonomi, dipublikasikan, Universitas

Diponegoro, Semarang.

http://eprints.undip.ac.id/26469/1/Skripsiq%28R%29.pdf diakses tanggal

31 Oktober 2012.

Suharyadi. dan Purwanto S.K. 2007. Statistika Buku 1: untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Wulandari, Anita. 2001. Kemampuan Keuangan Daerah. Dalam Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik Vol. 5 No. 2. November.

Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29426/4/Chapter%20II.pdf

diakses tanggal 31 Oktober 2012.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23893/5/Chapter%20I.pdf diakses

tanggal 31 Oktober 2012.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31614/4/Chapter%20II.pdf

diakses tanggal 1 November 2012.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22818/4/Chapter%20II.pdf

diakses tanggal 1 November 2012.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22818/4/Chapter%20II.pdf

diakses tanggal 1 November 2012.

http://djpk.depkeu.go.id/datadjpk/131/ diakses tanggal 11 Januari 2013.

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia yang didasari UU No.

22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang

diubah dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara pusat dan daerah. Diberlakukannya undang-undang ini

memberi peluang bagi daerah untuk menggali potensi lokal dan

meningkatkan kinerja keuangannya dalam rangka mewujudkan

kemandirian daerah.

Undang-Undang 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang 33 Tahun

2004 telah memberi semangat kepada suatu daerah dan nilai-nilai yang

lebih sesuai dengan tuntutan dalam mewujudkan otonomi daerah melalui

penekanan aspek-aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, peran serta

masyarakat serta pengelolaan potensi dan keanekaragaman daerah, yang

juga memberikan makna baru terhadap sifat ruang lingkup otonomi daerah

yaitu berupa otonomi yang luas dan utuh.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001,

paradigma pengelolaan keuangan daerah telah mengalami perubahan yang

(18)

2

daerah yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat serta lebih mengoptimalkan potensi

yang dimiliki daerah, baik menyangkut sumber daya manusia, sumber

daya alam dan yang merupakan kekayaan daerah.

Salah satu indikator keberhasilan otonomi daerah adalah

kemampuan daerah dalam mengelola keuangan daerah. Faktor keuangan

merupakan faktor yang paling penting dalam mengukur kemampuan

daerah dalam melaksanakan otonomi daerah karena hampir seluruh

kegiatan pemerintahan membutuhkan biaya. Dengan diberlakukannya

otonomi daerah, diharapkan pemerintah daerah mampu mandiri serta dapat

mengurangi tingkat ketergantungan dari pemerintah pusat dan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) harus menjadi bagian yang terbesar dalam

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah agar dapat mewujudkan

tingkat kemandirian dalam menghadapi otonomi daerah.

Otonomi yang diberikan kepada daerah merupakan otonomi yang

luas, nyata dan bertanggung jawab. Dalam konteks otonomi, daerah

dituntut mandiri di berbagai aspek pembangunan terutama kemandirian di

dalam mendanai pelaksanaan pembangunan daerahnya. Untuk

menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab

diperlukan kewenangan dan kemampuan menggali sumber keuangan

(19)

3

daerah serta antara propinsi dan kabupaten/kota yang merupakan prasyarat

dalam sistem pemerintahan daerah.

Dalam kaitannya dengan pemberian otonomi kepada daerah dalam

merencanakan, menggali, mengelola dan menggunakan keuangan daerah

sesuai dengan kondisi daerah, pendapatan asli daerah (PAD) dapat

dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk mengukur

ketergantungan suatu daerah kepada pusat. Pada prinsipnya, semakin besar

sumbangan PAD terhadap APBD akan menunjukkan semakin kecil

ketergantungan daerah kepada pusat. Kebutuhan belanja daerah dari tahun

ke tahun cenderung meningkat. Peningkatan belanja pemerintah digunakan

untuk membiayai pembangunan fisik dan non fisik. Tingginya belanja

daerah ini perlu diimbangi dengan peningkatan penerimaan keuangan

daerah termasuk dari pendapatan pajak dan retribusi daerah (Insukindro,

dkk: 1994).

Kemandirian suatu daerah dalam bidang keuangan dapat dilihat

dari seberapa besar kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap

Total Penerimaan Daerah (TPD). Pendapatan Asli Daerah (PAD)

merupakan cermin kemandirian suatu daerah dan penerimaan murni

daerah yang merupakan modal utama bagi daerah dalam membiayai

pemerintah dan pembangunan di daerahnya.

Sedangkan untuk mengukur seberapa jauh penerimaan yang berasal

dari daerah dalam memenuhi kebutuhan daerah maka dapat dilihat dari

(20)

4

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dijadikan tolok ukur dalam kemandirian

suatu daerah, namun kondisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat

kurang. Dikatakan masih kurang karena kontribusi Pendapatan Asli

Daerah (PAD) terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD) masih relatif

rendah.

Meskipun pelaksanaan otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak 1

Januari 2001, namun hingga tahun 2009 baru sedikit pemerintah daerah

yang mengalami peningkatan kemandirian keuangan daerah secara

signifikan. Memang berdasarkan data yang dikeluarkan Departemen

Keuangan, secara umum penerimaan PAD pada era otonomi daerah

mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan era

sebelumnya (Mahmudi: 2010).

Kabupaten Bojonegoro dituntut untuk mampu membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang

menjadi kewenangannya di dalam menjalankan otonomi daerah. Hal

tersebut berarti bahwa daerah harus mampu meningkatkan pendapatan asli

daerah (PAD) yang merupakan unsur terpenting bagi kemampuan daerah

dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah.

Kondisi PAD Kabupaten Bojonegoro cenderung mengalami

peningkatan, namun kebutuhan belanja daerah Kabupaten Bojonegoro dari

tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Kondisi PAD dan total

belanja daerah Kabupaten Bojonegoro periode 2001 s/d 2011 dapat dilihat

(21)

5

Tabel 1.1.

Kondisi PAD dan Total Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro TA. 2001 s/d 2011.

No. Tahun Anggaran

Total Belanja

Daerah (Rp) PAD (Rp)

1 2001 262,904,990,000.00 12,866,230,000.00 2 2002 297,705,010,000.00 20,890,900,000.00 3 2003 403,422,990,000.00 42,473,180,000.00 4 2004 415,677,820,000.00 38,419,510,000.00 5 2005 457,090,040,000.00 38,140,430,000.00 6 2006 639,288,719,642.21 51,867,775,600.38 7 2007 807,070,711,069.00 56,435,908,434.23 8 2008 920,019,556,108.06 58,690,962,773.99 9 2009 942,169,000,670.92 70,233,938,303.98 10 2010 1,222,433,592,255.61 79,832,681,985.32 11 2011 1,473,091,077,872.65 164,638,733,460.32

Sumber : Realisasi APBD (BPKKD dan Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bojonegoro)

Dari tabel di atas terlihat bahwa besarnya PAD Kabupaten

Bojonegoro cenderung meningkat, namun terjadi penurunan PAD pada

tahun 2004 s/d 2005. Terjadi peningkatan kembali pada tahun 2006 s/d

2011. Sedangkan untuk total belanja daerah Kabupaten Bojonegoro

mengalami peningkatan dari tahun 2001 s/d 2011.

Latar belakang di atas menjadi ide dan motivasi dilakukannya

penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pendapatan Asli Daerah

(22)

6

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang diteliti dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi APBD Kabupaten Bojonegoro pada tahun

2001-2011?

2. Seberapa besar kemampuan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Bojonegoro dalam membiayai Belanja Daerah?

3. Bagaimana Proyeksi kemampuan PAD dalam membiayai belanja

daerah Kabupaten Bojonegoro 11 tahun ke depan (tahun 2012-2022)?

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat menjadi suatu kajian yang terukur dan

terarah, maka diperlukan pembatasan masalah. Batasan masalahnya pada

rasio yang digunakan yaitu rasio kemandirian yang memfokuskan pada

Pendapatan Asli Daerah dibanding Belanja Daerah.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan APBD Kabupaten Bojonegoro tahun

2001-2011.

2. Untuk menganalisis kemampuan Pendapatan Asli Daerah dalam

membiayai Belanja Daerah di Kabupaten Bojonegoro.

3. Untuk memproyeksikan kemampuan PAD dalam membiayai belanja

(23)

7

1.5. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi pemerintah baik pusat dan

daerah dalam merumuskan kebijakannya, terutama yang berkaitan

dengan pengelolaan keuangan daerah.

2. Sebagai informasi dan referensi untuk peneliti selanjutnya dengan topik

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya masyarakat, sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan

Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Wray dan Aquire dalam Jus at (1991) di Guatemala menemukan bahwa status gizi anak berhubungan dengan ukuran keluarga dalam

Penelitian ini menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan iklim kerja yang positif dan mendukung dapat meningkatkan upaya proaktif karyawan dalam melakukan

[r]

Di kota Medan terdapat fasilitas penyeberangan tak sebidang seperti jembatan penyeberangan orang (JPO) yang fungsinya hampir tidak dimanfaatkan sama sekali.. Dikarenakan kondisi

Kewenangan tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris, ordonansi Staatblad 1860 Nomor 3 yang berlaku mulai 1 Juli 1860 yang kemudian diperbaharui

Manajemen PDAM Kabupaten Ngawi sebaiknya melakukan perubahan perlakuan kebijakan akuntansi atas perlakuan beban bunga pinjaman masa berjalan serta beban denda bunga

Pandeglang membangun model mental berdasarkan pemahaman dan pengalaman siswa yang dibantu dengan analogi yang dibuatnya dan dipengaruhi oleh karakteristik dan