RENCANA KEBIJAKAN FISKAL
TRANSFER KE DAERAH
RENCANA KEBIJAKAN FISKAL
TRANSFER KE DAERAH
MUSRENBANG PROVINSI JAWA TIMUR
14 April 2010
Kementerian Keuangan
Republik Indonesia
Drs. Yusrizal Ilyas, MPA
DIREKTUR EVALUASI PENDANAAN DAN INFORMASI KEUANGAN
DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
sumber pendanaan
Pemerinta
h Pusat
Pemerinta
h Daerah
PAD
Daper:
DBH, DAU, DAK
Dana Otsus & Dana
Penyesuaian
Hibah Daerah
Lain-lain Pendapatan
SILPA Tahun Lalu
Dana Cadangan
Penjualan Kekayaan daerah yang
dipisahkan
Pinjaman Daerah (Obligasi Daerah)
MONEY FOLLOWS FUNCTION
kewenangan
APBD
Pendapatan
Belanja
Bel. Pegawai
Bel. Barang/Jasa
Bel. Modal
Bel. Lainnya
Pembiayaan
APBN
Transfer
Surplus/Defisit
Konsep Desentralisasi Fiskal
Titik berat desentralisasi fiskal:
Expenditure Assignment
kewenangan daerah
didanai terutama dg transfer ke daerah yang
disertai dengan diskresi untuk
menggunakannya serta didukung dengan
penguatan
local taxing power.
UU No.28/2009
tentang PDRD
Melalui
Angg.K/L
Melalui
Angg.K/L
Belanja
Pemerintah
Pusat
Belanja
Pemerintah
Pusat
Dana
Perimbangan
Dana
Perimbangan
Transfer
ke
Daerah
Transfer
ke
Daerah
Dana
Otsus
Dana
Otsus
Daerah
Dana
Penyesuaian
Dana
Penyesuaian
Pemerintah Pusat
ALUR BELANJA APBN KE DAERAH
Penyelenggaraan
Dekonsentrasi & Tugas Pembantuan
Penyelenggaraan
Dekonsentrasi & Tugas Pembantuan
Pajak
SDA
•
DBH
•
DAU
•
DAK
Belanja
APBN
Mendana kegiatan
di luar 6 Urusan
Mendana kegiatan
di luar 6 Urusan
Mendanai kegiatan
6 Urusan
Mendanai kegiatan
6 Urusan
Mendanai Program
Nasional
Mendanai Program
Nasional
Melalui
APP *)
Melalui
APP *)
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Yang menjadi urusan Pemerintah
(Kantor Vertikal di Daerah)
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Yang menjadi urusan Pemerintah
(Kantor Vertikal di Daerah)
Penyelenggaraan Desentralisasi
(Masuk APBD)
Penyelenggaraan Desentralisasi
(Masuk APBD)
PNPM ; BOS ; Jamkesmas
PNPM ; BOS ; Jamkesmas
Subsidi ; BLT
Subsidi ; BLT
*) APP = Anggaran
Pembiayaan
292,4
(29,6%)
77,7 (7,9%) 179,5 (18,1%) 21,2 (2,1%) 7,5 (0,8%) 6,5 (0,7%)
244,9
(24,7%)
135,1 (13,7%) 82,3 (8,3%) 11,6 (1,2%) 15,5 (1,6%) 0,1 (0,01%) 0,2 (0,02%)
T o t a l
DBH DAU DAK OTSUS Penyesuaia nMelalui Angg. Transfer ke Daerah -
(Masuk
APBD)
99,3
(10,0%)
T o t a l
T o t a l
31,0
(3,1%)
To t a l
14,4 (1,5%)
6,3 (0,6%) 78,6 (7,9%)
Dana
Dekon
Dana TP Dana Vertikal BBM Listrik Pangan Pupuk Benih Lainnya 7,4 (0,8%)
12,6 (1,3%) 3,4 (0,3%) 7,6 (0,8%)
PNPM BOS Jamkes BLT Melalui Angg.K/L Melalui APP
Melalui Angg.K/L dan APP (Program Nasional)
Mengalir ke Daerah = 667,6
(67,5%)
*) APP = Anggaran Pembiayaan
dan Perhitungan
Total Belanja =
989,5 T
Total Belanja =
989,5 T
Belanja APBN-P 2008
(Triliun Rupiah)
Belanja APBN-P 2008
(Triliun Rupiah)
Sumber : APBN-P 2008
Belanja Pusat di Pusat; 390.9; 37.31%
Belanja Pusat di Daerah; 154.7; 14.77%
Transfer ke Daerah; 322.4; 30.78% Hibah; 7.2; 0.69%
Subsidi; 138; 13.17% Bantuan ke Masyarakat; 34.4; 3.28%
7,3 (0,70%)
BBM Listrik Pangan Pupuk Kredit Program
322,4 (30,78%)
138 (13,17%)
68,7 (6,56%) 37,8 (3,61%) 11,4 (1,09%) 14,8 (1,41%) 5,3 (0,51%) DBH DAU DAK OTSUS Penyesuaian81,4 (7,77%) 203,5 (19,43%) 21,1 (2,01%) 9,1 (0,87%)
Melalui Angg. Transfer ke Daerah –
(Masuk APBD)
154,7 (14,77%)
34,4 (3,28%)
33,3 (3,18%)
7,5 (0,72%) 113,9 (10,87%)
Dana Dekon
Dana TP
Dana Vertikal 9,5 (0,91%) 19,8 (1,89%) 5,1 (0,49%) PNPM BOS Jamkes
Melalui Angg.K/L
Melalui Angg. Non K/L
Melalui Angg.K/L dan Non K/L (Program Nasional)
Dana ke Daerah = 656,7
(62,69%)
Total Belanja =
1.047,6
Hibah
7,2 (0,69%)
Melalui Angg. Non K/L
7,2 (0,69%)
Belanja APBN 2010
(Triliun Rupiah)
Belanja APBN 2010
(Triliun Rupiah)
Total Belanja APBN ke daerah= 656,7 T
Belanja APBN 2010
Ke Jatim
(Miliar Rupiah)
Belanja APBN 2010
Ke Jatim (Miliar Rupiah)
Sumber : DJPK, Depkeu
Dana ke Jawa Timur =
72,705 (11,07%)
6
Transfer ke Daerah; 28,536 ; 39% Dekon, TP dan Dana Vertikal; 14,165 ; 19%
Bantuan Langsung Ke Masyarakat; 4,484 ; 6%
KEBIJAKAN TRANSFER DAERAH 2010-2014
mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah
(vertikal fiscal imbalance), dan antar daerah (horizontal
fiscal imbalance);
meningkatkan kualitas pelayanan Publik di daerah dan
mengurangi kesenjangan pelayanan publik antar daerah;
meningkatkan kapasitas daerah dalam menggali potensi
ekonomi daerah;
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya
nasional;
meningkatkan sinergi perencanaan pembangunan pusat
dan daerah;
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas alokasi
transfer kedaerah
mendukung kesinambungan fiskal (fiscal sustainability)
dalam kebijakan ekonomi makro.
Sumber: pelengkap buku pegangan Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal di Indonesia tahun 2009
Strategi pengelolaan dana transfer ke
daerah
1. penajaman perumusan kebijakan
dimasing-masing
komponen anggaran transfer ke daerah;
2. perumusan kebijakan yang ditujukan
untuk
mendorong peningkatan kualitas
pengelolaan
keuangan daerah, dan
3. reorganisasi institusi sejalan dengan
reformasi
birokrasi.
TRANSFER KE DAERAH
129,7
150,8
226,2
253,3
292,4
309,3
322,4
0
100
200
300
400
2004
2005
2006
2007
2008
2009 APBNP
2010
APBN
Triliun Rp
Otsus dan Penyesuaian DAK
DAU
DBH
Trilogi Dana Perimbangan
DAU
DBH
DAK
Alat Pemerataan
kemampuan keuangan
daerah
Sumber daya alam dan sumber
daya lainnya, untuk di-
share
sebagian dengan daerah lainnya
sebagai wujud kepedulian
nasional
Bantuan untuk
memperbaiki infrastruktur
DB
H
DA
U
DA
K
Pasal 10 ayat (1)
UU no.33/2004
Hubungan Antar Komponen Dana Perimbangan
DANA
PERIMBANGAN
ALOKASINYA DALAM
APBN TIDAK DAPAT
DIPISAHKAN SATU
SAMA LAIN
MASING-MASING
JENIS DANA
PERIMBANGAN
SALING MENGISI
DAN SALING
MELENGKAPI
1.Dana Insentif Daerah diberikan kepada daerah yang memiliki
kinerja
keuangan dan kinerja ekonomi & kesejahteraan yang baik
, serta tetap
mengupayakan terwujudnya
good governance
dan
clean government
.
a.
Kinerja Keuangan Daerah
:
• Persentase peningkatan PAD > rata
2Nasional.
• Peningkatan Opini BPK atas LKPD.
• Ketepatan Waktu Penyampaian APBD.
• Kemampuan Fiskal Daerah (KFD) < rata
2Nasional dan IPM > rata
2Nasional.
b. Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan
:
• Pertumbuhan Ekonomi > pertumbuhan ekonomi Nasional.
• Pengurangan Tingkat Kemiskinan > rata
2Nasional .
• Pengurangan Tingkat Pengangguran > rata
2Nasional.
• Tingkat Inflasi < rata
2Nasional.
Dana Insentif Daerah
12
2.Terdapat
54 daerah
yang memperoleh DID, terdiri dari
9 provinsi
Daerah Penerima Dana Insentif Daerah 2010
NO.
DAERAH
No
DAERAH
NO.
DAERAH
1
Provinsi Sumatera Utara
19 Kota Batam
37
Kota Madiun
2
Provinsi Sumatera Barat
20 Kab. Bungo
38
Kota Surabaya
3
Provinsi Kepulauan Riau
21 Kota Bandar Lampung
39
Kota Batu
4
Provinsi Jawa Barat
22 Kab. Bekasi
40
Kab. Malinau
5
Provinsi Jawa Tengah
23 Kab. Sukabumi
41
Kab. Minahasa
6 Provinsi Jawa Timur
24 Kota Bandung
42
Kab. Sangihe
7
Provinsi Kalimantan Tengah 25 Kota Bekasi
43
Kota Bitung
8
Provinsi Kalimantan
Selatan
26 Kota Depok
44
Kota Kotamobagu
9
Provinsi Sulawesi Utara
27 Kota Sukabumi
45
Kota Gorontalo
10 Kab. Aceh Besar
28 Kota Cilegon
46
Kota Palu
11 Kota Banda Aceh
29 Kota Tangerang
47
Kota Makassar
12 Kab. Labuhan Batu
30 Kab. Karanganyar
48
Kota Kendari
13 Kab. Simalungun
31 Kota Surakarta
49
Kab. Badung
14 Kota Binjai
32 Kota Yogyakarta
50
Kota Denpasar
15 Kab. Agam
33 Kab. Gresik
51
Kota Kupang
16 Kota Padang
34 Kab. Jombang
52
Kota Ternate
17 Kab. Indragiri Hilir
35 Kab. Sidoarjo
53
Kota Jayapura
18 Kota Pekanbaru
36 Kab. Tuban
54
Kota Sorong
Des Thn Sebelum
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
-
25
50
75
100
125
150
175
200
225
25
85
105
125
110
12
4 1 118
188
93
50
32
2 1 118
186
109
73
21
2 1 214
160
76
64
6
GRAFIK PENETAPAN PERDA APBD
PROV/KAB/KOTA SE-INDONESIA
PENYAMPAIAN PERDA APBD TEPAT WAKTU
NO Daerah 2007 2008Tahun2009 2010 NO Daerah 2007 2008Tahun2009 2010
1 Kab. Jember 1-Feb-07 31-Jan-0823-Dec-08 23-Dec-09 21 Kab. Sumenep 3-Apr-07 7-Apr-08 20-Apr-09 22-Jan-10
2 Kota Surabaya 4-Jan-07 8-Jan-08 24-Dec-08 28-Dec-09 22 Kab. Bondowoso
22-Mar-07
28-Jan-08 21-Jan-09
25-Jan-10
3 Prov. Jawa Timur 29-Jan-07 28-Dec-07 24-Dec-08 29-Dec-09 23 Kab. Mojokerto 12-Jan-07 15-Jan-08 17-Feb-09 25-Jan-10
4 Kab. Lumajang 10-Jan-07 9-Jan-08 12-Feb-09 29-Dec-09 24 Kota Pasuruan 15-Feb-07 30-Jan-08 5-Feb-09 26-Jan-10
5 Kab. Pacitan 5-Mar-07 28-Jan-0823-Dec-08 30-Dec-09 25 Kab. Bojonegoro 2-Apr-07 26-Mar-08 5-Mar-09 26-Jan-10
6 Kab. Tuban 16-Jan-07 28-Dec-07 24-Dec-08 30-Dec-09 26 Kota Malang 5-Feb-07 26-Feb-08 28-Jan-09 27-Jan-10
7 Kota Madiun 16-Feb-07 28-Apr-08 9-Jan-09 30-Dec-09 27 Kota Blitar 14-Mar-07 30-Jan-08 30-Dec-08 28-Jan-10
8 Kab. Madiun 18-Jan-07 9-Jan-08 15-Jan-09 30-Dec-09 28 Kab. Trenggalek
14-Feb-07
31-Jan-08 27-Mar-09
28-Jan-10
9 Kab. Lamongan 19-Jan-07 18-Jan-0824-Dec-08 31-Dec-09 29 Kab. Magetan 5-Feb-07 25-Jan-08 28-Jan-09 29-Jan-10
10 Kab. Probolinggo 9-Feb-07 21-Jan-0824-Dec-08 31-Dec-09 30 Kab. Ponorogo 19-Feb-07 25-Jan-08 10-Feb-09 29-Jan-10
11 Kab. Jombang 5-Mar-07 9-Jan-08 22-Jan-09 31-Dec-09 31 Kab. Pamekasan
26-Feb-07
22-Jan-08 24-Feb-09
29-Jan-10
12 Kab. Gresik 28-Mar-07 21-Jan-08 19-Jan-09 5-Jan-10 32 Kab. Tulungagung 31-Jan-07 19-Feb-08 6-Feb-09 3-Feb-10
13 Kab. Bangkalan 12-Jan-07 28-Jan-08 16-Jan-09 12-Jan-10 33 Kab. Sampang 26-Apr-07 18-Jan-08 25-Feb-09 8-Feb-10
14 Kota Mojokerto 23-Feb-07 15-Jan-08 13-Jan-09 13-Jan-10 34 Kab. Malang 6-Feb-07 2-Apr-08 30-Dec-08 10-Feb-10
15 Kab. Nganjuk 6-Feb-07 3-Mar-08 11-Mar-09 14-Jan-10 35 Kota Batu 21-Mar-07 3-Apr-08 20-Feb-09 19-Feb-10
16 Kota Probolinggo 30-Jan-07 21-Jan-08 3-Feb-09 15-Jan-10 36 Kab. Sidoarjo 13-Apr-07 1-Feb-08 29-Jan-09 23-Feb-10
17 Kab. Pasuruan 29-Jan-07 24-Jan-08 26-Feb-09 19-Jan-10 37 Kab. Ngawi
13-Feb-07
26-Mar-08 5-Mar-09
23-Feb-10
18 Kab. Blitar 30-Mar-07 28-Feb-08 5-Mar-09 19-Jan-10 38 Kab. Banyuwangi 16-Apr-07 30-Jan-08 23-Mar-09 9-Mar-10
Kebijakan Pendanaan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
3 Isu Penting dalam Pelaksanaan
Dekon/ TP
1. apakah K/L mengalokasikan dana Dekon/ TP ke
daerah sesuai dengan pembagian urusan
berdasarkan ketentuan yang ada atau dengan
kata lain apakah daerah telah mengalokasikan
dana dengan APBD sesuai dengan urusan yang
menjadi kewenangan daerah;
2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masih
memberikan opini
disclaimer
kepada hampir
seluruh K/L yang mengalokasikan dana Dekon/
TP;
3. apakah pola pembagian kewenangan Dekon/
TP masih perlu untuk tetap dipertahankan.
1.
Dana Dekonsentrasi dan dana Tugas Pembantuan merupakan bagian anggaran K/L
yang bersumber dari APBN yang disediakan hanya untuk mendanai urusan pusat
sesuai dengan pembagian urusan pemerintahan (mengacu pada UU 32/2004 dan PP
38/2007)
2.
Pembebanan APBD hanya digunakan untuk mendanai urusan daerah yang disinergikan
dengan program dan kegiatan yang akan didekonsentrasikan dan/atau ditugaskan
3.
Penegasan larangan penyediaan dana pendamping atau bentuk lain yang
dipersamakan bersumber dari APBD kecuali untuk program penanggulangan
kemiskinan dalam bentuk PNPM Mandiri yang diatur dengan Perpres No 13 tahun 2009
dan diubah dengan Perpres No 15 tahun 2010 dimana daerah harus menyediakan
DDUB
4.
Daerah yang melaksanakan Kegiatan Dekon/TP harus disertai dengan Surat
Pelimpahan dan/atau Surat Penugasan dari Pemerintah (K/L)
5.
Pemerintah Daerah wajib memberitahukan ke DPRD tentang Program dan Kegiatan
Dekon/TP dalam rangka sinkronisasi program dan kegiatan daerah agar tidak terjadi
duplikasi pendanaan
6.
Pengalokasian Dana Dekon dan Dana TP memperhatikan kemampuan keuangan
negara, keseimbangan pendanaan di daerah
(besarnya transfer ke daerah dan
kemampuan keuangan daerah),
dan kebutuhan pembangunan di daerah
(Berdasarkan PP 7/2008 dan PMK 156/2008)
POKOK-POKOK KEBIJAKAN UMUM
PENGELOLAAN DANA DEKON/TP TAHUN 2011
Kepala Daerah
Menjabarkan urusan
Pemerintah dalam
rincian Program dan
Kegiatan
mengusulkan SKPD yang sesuai
dengan bidang tugas yang
ditangani
Memberitahukan
indikasi program dan
kegiatan kepada
Daerah Penerima
Kementerian/Lembaga
PERENCANAAN DEKON/TP
Dgn
memperhatika
n skala
prioritas;
alokasi
anggaran;
lokasi
kegiatan.
pertengahan
bulan Juni
dan/atau setelah
pagu sementara
Menetapkan Peraturan
Menteri/Pimpinan
Lembaga
tentang
program
dan kegiatan
yang akan
didekonsentrasi
kan/ ditugaskan
Menyampaikan
Peraturan tersebut
kepada daerah
penerima
Menyampaikan usulan SKPD
paling lambat akhir bulan Juni
&
setelah
terbitnya
Perpres RABPP
paling lambat
minggu 1 bulan
Desember
&
Rekomendasi Menteri Keuangan
tentang Keseimbangan Pendanaan di Daerah
mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas, serta proporsional dalam
pengalokasian dana Dekon/TP
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam pengelolaan dana Dekon/TP
mendukung K/L dalam merencanakan
lokasi dan alokasi dana Dekon/TP
agar tepat sasaran
Maksud dan
Tujuan
1
2
3
1/3/18
VARIABEL FORMULASI
KESEIMBANGAN PENDANAAN DI AERAH
Variabel
Keseimbangan
Pendanaan
Variabel
Kemampuan
Fiskal Daerah
(KFD)
Variabel
Pembangunan
di Daerah
(IPM)
PAD
Lain-Lain Pend yg sah
Transfer ke Daerah (DAU,
DAK, DBH, Otsus,
Penyesuaian
Belanja PNSD
Indikator Pembangunan
Masyarakat di Daerah,
mencakup bidang :
Pendidikan,
Kesehatan dan
Kesejahteraan rakyat
Pertimbangan :
•
Transparan dan
Akuntabel
•
Proporsionalitas
•
Tidak terkonsentrasi
di Daerah tertentu
Agenda
Pembangunan
Nasional :
•
Pro-
Growth
•
Pro-
Job
•
Pro-
Poor
Cut Of
Data :
n-1 untuk alokasi n+1
Indikator Hasil Formulasi
Keseimbangan Pendanaan di Daerah
(
Cluster
II)
daerah
yang mempunyai
KFD di bawah
rata-rata nasional namun
IPM di atas
rata-rata nasional
(
Cluster
I)
daerah
yang mempunyai
KFD dan IPM
di atas rata-rata
Nasional
(
Cluster
III)
daerah
yang mempunyai
KFD dan IPM
di bawah
rata-rata
nasional
(Cluster IV)
daerah
yang mempunyai
KFD di atas
rata-rata nasional namun
IPM di bawah
rata-rata nasional
Rekomendasi MK 2009 untuk
Perencanaan DK/TP 2010 Rekomendasi MK 2010 untuk Perencanaan DK/TP 2011
Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Timur Kab. Sampang Kab. Sampang Kab. Bondowoso Kab. Bondowoso Kab. Probolinggo Kab. Probolinggo Kab. Pamekasan Kab. Pamekasan Kab. Situbondo Kab. Situbondo Kab. Bangkalan Kab. Bangkalan Kab. Jember Kab. Jember Kab. Sumenep Kab. Sumenep Kab. Bojonegoro Kab. Bojonegoro Kab. Pasuruan Kab. Pasuruan Kab. Lumajang Kab. Lumajang Kab. Tuban Kab. Tuban Kab. Banyuwangi Kab. Banyuwangi Kab. Ngawi Kab. Ngawi Kab. Lamongan Kab. Lamongan Kab. Madiun Kab. Madiun Kab. Ponorogo Kab. Ponorogo Kab. Malang Kab. Malang Kab. Nganjuk Kab. Nganjuk
Rekomendasi MK 2009 untuk
Perencanaan DK/TP 2010 Rekomendasi MK 2010 untuk Perencanaan DK/TP 2011
Kab. Kediri Kab. Kediri
Kab. Pacitan Kab. Pacitan
Kab. Magetan Kab. Magetan
Kab. Jombang Kab. Jombang
Kab. Trenggalek Kab. Trenggalek
Kab. Mojokerto Kab. Mojokerto
Kab. Tulungagung Kab. Tulungagung
Kota Pasuruan Kota Pasuruan
Kab. Blitar Kab. Blitar
Kota Probolinggo Kota Probolinggo
Kota Batu Kota Batu
Kab. Gresik Kab. Gresik Kota Kediri
Kab. Sidoarjo Kab. Sidoarjo
Kota Madiun Kota Madiun
Kota Malang Kota Malang
Kota Surabaya Kota Surabaya
Prioritas 2
Indeks KFD
Prioritas 1
Non Prioritas
Non Prioritas
Kuadr
an
II
Kuadr
an
I
Kuadr
an
III
Kuadr
an
IV
Rekomendasi MK 2009 untuk Perencanaan DK/TP
2010
Rekomendasi MK 2010 untuk Perencanaan DK/TP
2011
Kota Kediri
Kota Mojokerto Kota Mojokerto
Kota Blitar Kota Blitar
Perbandingan Peta Keseimbangan
Pendanaan di Jawa Timur