BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk
angkaangka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti
katakata atau kalimat yang tersusun dalam angket, kalimat hasil konsultasi atau
wawancara anatara peneliti dan informan.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam skala
pengukuran. Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dan objek yang
diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan isntrumen-instrumen formal, standar
dan bersifat mengukur (Sukmadinata, 2011:95).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Smart, Tbk Banjarmasin Kalimantan
Selatan yang berada di Jl. A. Yani KM. 23,700 dan waktu penelitian dilakukan
pada bulan Juli s.d. Desember 2015.
3.3 Batasan Operasional
Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti membatasi penelitian pada :
a. Variabel Dependen yaitu kinerja karyawan
3.4. Definisi Operasional
Berikut ini disajikan definisi operasional dari penelitian yang dilakukan
oleh peneliti, yaitu:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi Operasional Dimensi Indikator Skala
Pelatihan (x)
suatu proses dimana orang-orang mencapai manusia di masa mendatang 2. Prinsip umum bagi metode
2. Prinsip umum bagi metode pelatihan Kinerja
Karyawan
Kinerja adalah sebuah proses untuk
1.Kuantitas kerja
(Y) menetapkan apa yang harus dicapai, dan pendekatannya untuk mengelola dan
pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam suatu jangka waktu tertentu baik pendek maupun panjang.
2. Volume pekerjaan 2.Kualitas kerja 1. Pelaksanaan
pekerjaan tepat
Sumber: Surya Dharma (2010:25), Robert L. Mathis (2002:32)
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran terhadap
variabel penelitian yaitu menggunakan Skala Likert (skor jawaban angka 1 s.d. 5).
Berikut ini skala pengukuran yang digunakan peneliti pada penelitian ini, yaitu
Tabel 3.2
Skala Pengukuran Likert
3.6. Populasi dan Sampel penelitian
3.6.1. Populasi
Sugiyono (2012:115) dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis”,
mendefinisikan populasi sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Smart, Tbk
banjarmasin Kalimantan Selatanpada tahun 2015 sebanyak 75 orang.
3.6.2. Sampel
Sampel penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah keseluruhan
populasi dalam penelitian yaitu pada kariyawan PT. Smart Tbk Medan
sebanyak 75 orang, dengan tujuan untuk mengetahui apakah pelatihan
berpengaruh terhadap kinerja. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono jumlah
populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian semuanya.
3.7. Jenis Data
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data primer, yakni
data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya tanpa menggunakan
sehubungan dengan masalah yang diteliti untuk diberikan kepada
responden.
3.8. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penelitian, yaitu:
1. Kuesioner adalah bentuk metode pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan kepada para karyawan sebagai responden,
dengan harapan mereka dapat memberikan responsatas daftar pertanyaan
tersebut.
2. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang
ilakukan dengan interaksi langsung berhadap-hadapan dengan impinan dan
para karyawan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan
penulisan skripsi ini. Penulis melakukan tanya jawab dengan pimpinan
atau karyawan perusahaan untuk mendapatkan gambaran umum
perusahaan, strategi perusahaan, tugas dan tanggung jawab serta struktur
organisasi.
3. Penelitian Pustaka (Library Research) yaitu dengan
mengumpulkan data teoretis dengan cara menelaah berbagai buku literaur
dan bahan pustaka lainnya yangberkaitan dengan topik dan masalah yang
dibahas.
3.9. Uji Validitas dan Realibitas
3.91 Uji Validitas
mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila nilai validitas untuk
tiap kuesioner > nilai koefisien korelasi (r) 0,30 , maka butir
kuesioner dinyatakan valid (Priyatno, 2013:19).
Bila rhitung> rtabel
Bila r
, maka butir pertanyaan tersebut valid.
hitung < rtabel
Responden untuk menguji validitas dan reabilitas adalah karyawan
PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan
sebanyak 30 diluar sampel. Berikut dapat dilihat hasil uji validitas
variabel.
, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Tabel 3.2 Uji Validitas Corrected Item-Total Correlation
r tabel Keterangan
Pernyataan_1a .397 0,361 Valid
Pernyataan_2a .419 0,361 Valid
Pernyataan_3a .722 0,361 Valid
Pernyataan_4a .626 0,361 Valid
Pernyataan_5a .855 0,361 Valid
Pernyataan_6a .362 0,361 Valid
Pernyataan_7a .432 0,361 Valid
Pernyataan_8a .451 0,361 Valid
Pernyataan_9a .474 0,361 Valid
Pernyataan_10a .569 0,361 Valid
Pernyataan_11a .372 0,361 Valid
Pernyataan_1b .380 0,361 Valid
Pernyataan_2b .486 0,361 Valid
Pernyataan_3b .396 0,361 Valid
Pernyataan_4b .379 0,361 Valid
Pernyataan_5b .721 0,361 Valid
3.9.2 Uji Reliabilitas
Menurut Soewadji (2012:184), ”Reliabilitas atau tingkat
ketepatan adalah tingkat kemampuan suatu alat atau instrumen
penelitian dalam mengumpulkan data atau informasi secara tepat
atau konsisten.” Pada uji reliabilitas, teknik yang digunakan adalah
teknik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel, jika
memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60.
Tabel 3.2
Pernyataan_1a .747 0,60 Reliabel
Pernyataan_2a .680 0,60 Reliabel
Pernyataan_3a .647 0,60 Reliabel
Pernyataan_4a .660 0,60 Reliabel
Pernyataan_5a .676 0,60 Reliabel
Pernyataan_6a .711 0,60 Reliabel
Pernyataan_7a .694 0,60 Reliabel
Pernyataan_8a .666 0,60 Reliabel
Pernyataan_9a .670 0,60 Reliabel
Pernyataan_10a .651 0,60 Reliabel
Pernyataan_11a .690 0,60 Reliabel
Pernyataan_1b .707 0,60 Reliabel
Pernyataan_2b .663 0,60 Reliabel
Pernyataan_3b .687 0,60 Reliabel
Pernyataan_4b .764 0,60 Reliabel
Pernyataan_5b .646 0,60 Reliabel
Pernyataan_6b .697 0,60 Reliabel
3.10. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu :
Analisis regresi linier sederhana
Pada penelitian ini, teknik analisis data penelitian yang digunakan
adalah Analisis regresi liner sederhana untuk mengetahui pengaruh
pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan dengan
menggunakan rumus dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hal. 237)
dengan formulasi sebagai berikut :
Y = a + b x
di mana :
Y = Kinerja karyawan
X = Pelatihan
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
3.11. Pengujian Hipotesis
3.11.1 Uji- t (Uji Parsial)
a. Pada Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh
secara parsial variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan di
PT. Smart, Tbk banjarmasin kalimantan selatan. Kriteria
pengujian hipotesis secara parsial adalah:
b. H0 : b1,b2 = 0 (artinya tidak terdapat pengaruh secara parsial
variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan kerja karyawan
c. Ha : bi,b2
d. Nilai t
≠ 0 (artinya terdapat pengaruh secara parsial pelatihan
terhadap kinerja karyawan pada PT. Smart, Tbk banjarmasin
kalimantan selatan).
hitung dibandingkan dengan ttabel
e. H
. Kriteria pengambilan
keputusan, sebagai berikut:
0 diterima, apabila thitung< ttabel
f. H
pada α = 5%.
0 ditolak (Ha diterima), apabila thitung> ttabel
3.11.2 Koefisien Determinasi
pada α = 5%.
Koefisien determinasi ini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
persentase besarnya pengaruh dari variabel independen (X) dengan
variabel dependen (Y). dalam penggunaanny, koefisien determinasi
ini dinyatakan dalam persentase (%), adapun rumusnya adalah :
dimana :
Kd = Koefisien determinasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat PT SMART Tbk
Didirikan pada tahun 1962, PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk (disingkat PT SMART Tbk) saat ini adalah salah satu
perusahaan publik produk konsumen berbahan dasar kelapa sawit yang terbesar
dan terintegrasi di Indonesia. Melalui anak-anak perusahaannya, SMART saat ini
memiliki kebun kelapa sawit dengan jumlah area sekitar 118.000 hektar, termasuk
plasma. Aktivitas utama SMART adalah penanaman dan pemanenan pohon
kelapa sawit, pengolahan tandan buah segar menjadi minyak kelapa sawit (CPO)
dan inti sawit (PK), serta penyulingan CPO menjadi produk bernilai tambah,
seperti minyak goreng, margarin dan shortening . SMART juga
mendistribusikan, memasarkan dan mengekspor produk konsumen berbahan
dasar kelapa sawit. Selain minyak bulk dan minyak industri, produk penyulingan
SMART juga dipasarkan dengan berbagai merek, seperti Filma dan Kunci Mas.
Saat ini, merek-merek tersebut telah dikenal sebagai produk berkualitas tinggi
dan memiliki pangsa pasar yang cukup signifikan di Indonesia.
Berikut adalah sejarah singkat SMART selama 44 tahun perjalanannya.
• 1962 : Memulai usahanya dengan nama PT Maskapai Perkebunan
• 1989 : Mengakuisisi dua perkebunan kelapa sawit dan satu perkebunan
teh,
• 1992 : Mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya,
• 1997 : Produksi CPO mencapai 158.000 ton. Mengakuisisi perkebunan
kelapa sawit di Kalimantan Timur. Bekerja sama dengan Super Air dari
New Zealand dalam hal pemupukan melalui udara,
• 1998 : Sistem SAP selesai diterapkan
• 1999 : Mengubah nama perusahaan menjadi PT SMART Tbk.
• 2002 : Produksi CPO mencapai 314.000 ton. Mendivestasikan perkebunan
teh dan pisang agar dapat lebih berfokus kepada bisnis utama. Menerima
sertifikasi ISO 9001:2000 atas manajemen kualitas pabrik pengolahan
• 2003 : Menerima sertifikasi ISO 14001:2000 atas lingkungan
• 2004 : Mendivestasikan PT Sinar Pure Foods International Menyelesaikan
pembangunan kembali pabrik penyulingan minyak di Surabaya setelah
terjadinya kebakaran.
• 2005 : FILMA menerima status ‘Superbrands’ dan ‘Indonesian
Customer Loyalty Award’ . Mengkonversikan hutang pemegang saham
sebesar US$ 205 juta menjadi ekuitas Menjadi member aktif RSPO .
• 2006 : Produksi CPO mencapai hasil tertinggi sebesar 491.000 ton. Laba
bersih mencapai hasil tertinggi sebesar Rp 628 miliar Menerima sertifikasi
HACCP untuk pabrik penyulingan minyak dalam memenuhi standar
4.2 Struktur Organisasi PT SMART Tbk
Struktur Organisasi pada PT. Smart Tbk akan menggambarkan hubungan
tugas dan tanggung jawab setiap jabatan yang menunjukkan siapa yang
bertanggung jawab dan siapa yang bertugas pada suatu jabatan. Struktur
organisasi berguna dalam memberitahu sales tentang pekerjaan mereka dan
bagaimana cara meningkatkan pekerjaan itu dengan pekerjaan lainnya di dalam
perusahaan.
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi Chief Executive Officer
4.3 Analisis Deskriptif Responden
, pembagian
tugas wewenang dan tanggung jawab digambarkan dalam suatu bagian yang
terorganisasi secara formal dan sistematis berupa struktur organisasi. Struktur
organisasi merupakan struktur pembagian dan struktur tata lembaga kerja antara
sekelompok orang yang masing-masing memegang dan menjalankan jabatan,
posisi atau fungsi yang harus bekerja untuk mencapai atau menyelesaikan suatu
tujuan tertentu.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskriptifkan data
karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja,
status pernikahan. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan
responden terhadap nilai variabel penelitian. Pengungkapan analisis deskriptif
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Pegawai Persentase
Pria 50 66,7
Wanita 25 33,3
Jumlah 75 100
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 50
orang atau sebesar 66,7% dan responden perempuan sebanyak 25 orang atau
sebesar 33,3%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. SMART Tbk
Perwakilan Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan Berdominan laki-laki.
Karena pekerjaan lebih banyak di bidang pengambilan buah kelapa sawit dan
pemeliharaan pohon kelapa sawit.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan usia
Usia f %
21-30 Tahun 15 20
31-40 Tahun 20 26,7
>40 Tahun 40 53,3
Total 75 100
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki usia
usia yang memiliki lebih dari 40 Tahun sebanyak 40 orang atau sebesar 53,3%.
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. SMART Tbk. Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan dominan usia lebih dari 40 tahun. Karena PT SMART Tbk
merupakan perusahaan sektor perkebunan kelapa sawit yang salah satu terbesar di
Indonesia, sehingga karyawan pada umumnya tidak ingin mencari pekerjaan di
perusahaan lain sebelum masa pensiun tiba. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
kesejahteraan karyawan di PT SMART Tbk sangat baik.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut
ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan F %
D3 20 26,7
S1 38 50,7
S2 17 22,6
Total 75 100
Sumber: Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki
pendidikan terakhir D3 sebanyak 20 orang atau sebesar 26,7%, S1 sebanyak 38
orang atau sebesar 50,7%, dan S2 sebanyak 17 atau sebesar (22,6%). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan memiliki dominan pendidikan S1. Karena secara umum
perusahaan mensyaratkan karyawannya harus berpendidikan minimal S1 untuk
4.4 Analisis Deskriptif Variabel
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
skala Likert untuk menanyakan tanggapan karyawan PT SMART Tbk Provinsi
Kalimantan Selatan tentang pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan.
Variabel penelitiannya adalah Pelatihan (X1) dan kinerja karyawan (Y). Adapun
tanggapan dari responden dapat dilihat pada Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4.4
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Pelatihan
No Kata Kunci SS S KS TS STS Total
4 Partisipasi aktif dalam pelatihan
0 0 33 44 22 29,3 18 24 0 0 75 100
9 Kreatifitas setelah mengikuti pelatihan
17 22,7 43 57,3 15 20 0 0 0 0 75 100
10 Performansi berubah menjadi baik
12 16 54 72 9 12 0 0 0 0 75 100
11 Bekerja sama dengan baik
0 0 42 56 20 26,7 14 18,7 0 0 75 100
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)
Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa :
Untuk pernyataan no. 3 (Saya mengikuti metode pelatihan yang tepat) merupakan
pernyataan yang paling dominan Setuju 52 orang (69,3%) oleh responden. Hal ini
menunjukkan bahwa semua karyawan merasa telah mendapatkan pelatihan
dengan metode yang tepat dari perusahaan. Untuk pernyataan no. 7 (Saya merasa
puas setelah mengikuti pelatihan) merupakan pernyataan yang paling dominan
Tidak Setuju, mendapatkan tanggapan 25 orang (33,3%). Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan
masih banyak belum mengerti materi pelatihan dan instruktur yang kurang
menarik hal ini menyebabkan kurangnya rasa puas kepada karyawan. Untuk
pernyataan no. 8 (Saya mendapatkan kemampuan setelah mengikuti pelatihan)
dan no. 11 (Saya dapat bekerja sama dengan baik setelah mengikuti pelatihan)
paling dominan menyatakan Kurang Setuju. Hal ini menunjukkan bahwa masih
adanya karyawan belum mendapatkan kemampuan setelah mengikuti pelatihan,
hal ini disebabkan karena karyawan masih belum mengerti dan butuh pelatihan
selanjutnya, dan karyawan juga masih ada yang belum dapat bekerja sama dengan
Tabel 4.5
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kinerja N
o
Pernyataan SS S KS TS STS Total
F % f % f % f % f % f %
1 Jumlah standard hasil kerja
3 Mengerjakan pekerjaan
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)
Untuk pernyataan no 2 (Saya dapat mencapai hasil volume kerja sesuai dengan
harapan perusahaan) merupakan pernyataan yang paling dominan Tidak Setuju
sebanyak 30 responden (40%). Hal ini menunjukkan bahwa karyawan belum
mampu mencapai hasil volume kerja yang di harapkan oleh perusahaan karena
banyaknya pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan dan kurang nya bekerja
sama dalam tim sehingga dapat menyebabkan pencapaian hasil kerja yang
diharapkan belum dapat tercapai.
Untuk pernyataan no. 3 (Saya selalu mengerjakan pekerjaan dengan teliti)
yang ditugaskan oleh perusahaan dengan sangat teliti sehingga pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawan jarang mendapatkan kesalahan.
4.5 Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari varabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS dengan menggunakan
metode enter. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 4.6
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Pelatihanb . Enter
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. All requested variables entered.
Sumber : Hasil pengolahan SPSS, (2015)
Tabel 4.6 menunjukkan variables entered/ removed menunjukkan hasil analisis
statistik deskriptif yaitu sebagai berikut:
a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel bebas yaitu
Pelatihan (X1)
b. Tidak ada variabel bebas yang dikeluarkan (removed)
Tabel 4.7
Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 11.112 2.787 3.988 .000
Pelatihan .200 .071 .314 2.829 .006
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Hasil pengolahan SPSS, (2015)
Persamaan Regresi Linier Sederhana dapat diperoleh dari Tabel 4.7 sebagai
berikut:
Y = a + bX1
= 11,112 + 0,200
Dimana : Y = Kinerja Karyawan
X1
Interpretasi model: = Pelatihan
1. Konstanta (a) = 11,112 merupakan nilai konstan, jika nilai variabel bebas
(Pelatihan) = 0 maka Kinerja Karyawan (Y) akan sebesar 11,112.
2. Variabel Pelatihan sebesar 0,200 menunjukkan bahwa variabel Pelatihan (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Dengan kata
lain, jika variabel pelatihan ditingkatkan sebesar satu satuan maka kinerja
4.6 Pengujian Hipotesis
4.6.1 Uji t (Parsial)
Hasil Uji Parsial (Uji t) menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh
masing-masing variabel Pelatihan (X1) secara parsial terhadap variabel Kinerja
Karyawan (Y) Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 11.112 2.787 3.988 .000
Pelatihan .200 .071 .314 2.829 .006
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (2015)
Variabel Lingkungan Kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan (Y) hal ini terlihat dari nilai t hitung 2,829 > t tabel 1,665
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,006 < 0,05. Dengan demikian, berdasarkan
kriteria pengujian hipotesis, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
4.6.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2
Dalam penelitian ini dapat diketahui berapa besar kontribusi variabel Pelatihan
(X1) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Melalui koefisien determinasi
(R²) dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.10
berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2
Model Summary
)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .123a .250 .200 2.433
a. Predictors: (Constant), Pelatihan
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (2015)
Berdasarkan Hasil Uji Determinasi (R²) pada Tabel 4.9 diketahui bahwa
nilai R Square adalah sebesar 0,250 artinya, variabel Pelatihan (X1) mampu
menjelaskan sebesar 25% pengaruh terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).
sedangkan sisanya sebesar 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
Kompensasi, Stres kerja, Lingkungan kerja, Motivasi, dan Jenjang Karir yang
tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
4.7.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin karyawan
PT. SMART Tbk Perwakilan Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan dominan
laki-laki. Karena pekerjaan lebih banyak di bidang pengambilan buah kelapa sawit
dan pemeliharaan pohon kelapa sawit. Hasil analisis deskriptif responden
berdasarkan Usia karyawan PT. SMART Tbk. Banjarmasin Provinsi Kalimantan
Selatan dominan usia lebih dari 40 tahun. PT SMART Tbk merupakan perusahaan
sektor perkebunan kelapa sawit yang salah satu terbesar di Indonesia, sehingga
karyawan di PT SMART Tbk sangat baik. Hasil analisis deskriptif responden
berdasarkan pendidikan terakhir karyawan PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan memiliki dominan pendidikan S1. Karena secara umum
perusahaan mensyaratkan karyawannya harus berpendidikan minimal S1 untuk
posisi tertentu.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel Pelatihan (X1) dan
variabel Kinerja karyawan (Y) yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat bahwa
frekuensi jawaban responden tentang variabel Pelatihan untuk keseluruhan
item/butir pernyataan secara umum didominasi oleh jawaban Setuju (S). Hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel Pelatihan (X1
Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan. Hal ini
menunjukkan bahwa pelatihan akan memberikan kesempatan bagi karyawan
mengembangkan keahlian dan kemampuan baru dalam bekerja agar apa yang
diketahui dan dikuasai saat ini maupun untuk masa mendatang dapat membantu
karyawan untuk mengerti apa yang seharusnya dikerjakan dan memberikan
kesempatan untuk menambah pengetahuan dan keahlian. Hal ini menunjukan
bahwa pelatihan sangat bermanfaat untuk perusahaan dan karyawanya itu sendiri.
Tujuan dari PT SMART Tbk melakukan program pelatihan dengan tujuan untuk
menghasilkan karyawan yang mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik, meningkatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap karyawan, ) secara umum telah mampu
mendorong karyawan untuk berusaha memberikan kinerja yang optimal bagi
perusahaan, namun masih terdapat jawaban Kurang Setuju (KS) untuk beberapa
sehingga diperoleh hasil yang diharapkan dan akan berpengaruh terhadap tata cara
kerja karyawan di lapangan menjadi lebih baik lagi dan mengakibatkan hasil yang
maksimal bagi perusahaan.
Dari Hasil Uji Determinasi terlihat bahwa variabel Pelatihan (X1
Menurut teori Mathis & jacson (2006:113) salah satu faktor utama yang
mempengaruhi kinerja karyawan adalah Pelatihan. Dengan adanya pelatihan,
karyawan akan semakin efektif dan efisien dalam bekerja sehingga kinerja
karyawan meningkat dan dapat menguntungkan perusaahaan. Meningkatkan
kinerja karyawan dibutuhkan proses pelatihan dan usaha karyawan untuk
meningkatkan kemampuan dan mengasah keterampilan dalam melaksanakan
tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan. Pelatihan ini menjadi salah satu
kebutuhan penting bagi karyawan yang menjadi asset penting bagi manajemen,
sehingga kebutuhan pelatihan menjadi salah satu prioritas utama bagi peningkatan
kemampuan dan keterampilan karyawan dalam bekerja untuk mencapai tujuan
utama perusahaan yaitu peroleh laba usaha.
)
berpengaruh sebesar 25% terhadap Kinerja Karyawan (Y) sedangkan sisanya
sebesar 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti Kompensasi, Stres kerja,
Lingkungan kerja, Motivasi, dan Jenjang Karir yang tidak diikutsertakan dalam
penelitian ini.
Menurut teori Gary Dessler (2009:134) yang menyatakan bahwa pelatihan
mempunyai hubungan terhadap kinerja karyawan dimana pelatihan merupakan
pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat lingkungan
kerja, strategi dan lain sebagainya sehingga menghasilkan kinerja yang baik.
Menurut teori Sunyoto (2012:137) yang menyatakan bahwa pelatihan
berhubungan erat dengan kinerja karyawan, hal ini di sebabkan bahwa dengan
adanya pelatihan mampu memperbaiki performa pekerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawab atau satu pekerjaan yang ada
kaitannya dengan pekerjaan.
Menurut teori Siagian (2000) salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah pelatihan. Pelatihan menurut Mangkuprawira (2002:135) adalah sebuah
proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan
semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin
baik, sesuai dengan standar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Oktavianto
(2011) yang menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Pelatihan bagi karyawan sangat penting untuk diterapkan dalam suatu
instansi. Dengan adanya pelatihan diharapkan karyawan akan dapat bekerja secara
lebih efektif dan efisien terutama untuk menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi seperti perubahan teknologi, perubahan metode kerja, menuntut pula
perubahan sikap,tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan. Oleh karena itulah
perusahaan yang ingin berkembang, maka pelatihan bagi karyawannya harus
mendapatkan perhatian yang besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
tujuan pelatihan adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Disamping itu juga untuk
menutup kesenjangan antara kemampuan kerja karyawan dengan tuntutan
pekerjaan. Sehingga akan tercapai suatu kondisi yang saling menguntungkan baik
bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Materi pelatihan merupakan hal yang
penting, agar pelatihan dapat mencapai sasaran maka materi yang digunakan
dalam pelatihan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan. Bahan/materi
pelatihan yaitu: bahan/materi tulisan yang akan disajikan dalam pelatihan.
Bahan/materi tersebut disiapkan secara tertulis agar mudah dipelajari. Penulisan
harus memperhatikan faktor tujuan, tingkatan kognisi peserta pelatihan, harapan
lembaga penyelenggara pelatihan, dan lamanya pelatihan.
Hasil penelitian ini sejalan juga dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Suardi yakub (2014) dengan judul pengaruh disiplin kerja,
pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan pada PT. KKA (persero),
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel
disiplin kerja, pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai PT. KKA (persero). Rizka Forivera (2013) dengan judul
pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bumi
Resource Minerals Tbk. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan maupun
parsial variabel pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bumi Resources Minerals Tbk. Khairul akhir
penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1 Hasil pengujian hipotesis secara simultan atau bersama-sama (Uji F)
menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan variabel Pelatihan
(X1
2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) variabel Pelatihan (X ) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y),
1
4. Hasil Uji Determinasi (R²) menunjukkan variabel Pelatihan (X
) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan,
1) sebesar 0,25
mampu menjelaskan sebesar 25% pengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y)
dan sisanya 75% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan
dalam penelitian.
5.2 Saran
Berdasarkan Pembahasan dan Penulis memberikan saran-saran kepada pimpinan :
1. Disarankan untuk melaksanakan pelatihan dengan program pelatihan, metode
pelatihan yang lebih menarik agar peserta pelatihan berpartisipasi aktif saat
mengikuti pelatihan.
2. Agar perusahaan untuk mengevaluasi kompetensi karyawan bila diperlukan,