• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Smart Tbk Banjarmasin Kalimantan Selatan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Smart Tbk Banjarmasin Kalimantan Selatan Chapter III V"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk

angkaangka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti

katakata atau kalimat yang tersusun dalam angket, kalimat hasil konsultasi atau

wawancara anatara peneliti dan informan.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam skala

pengukuran. Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dan objek yang

diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan isntrumen-instrumen formal, standar

dan bersifat mengukur (Sukmadinata, 2011:95).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Smart, Tbk Banjarmasin Kalimantan

Selatan yang berada di Jl. A. Yani KM. 23,700 dan waktu penelitian dilakukan

pada bulan Juli s.d. Desember 2015.

3.3 Batasan Operasional

Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti membatasi penelitian pada :

a. Variabel Dependen yaitu kinerja karyawan

(2)

3.4. Definisi Operasional

Berikut ini disajikan definisi operasional dari penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, yaitu:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Operasional Dimensi Indikator Skala

Pelatihan (x)

suatu proses dimana orang-orang mencapai manusia di masa mendatang 2. Prinsip umum bagi metode

2. Prinsip umum bagi metode pelatihan Kinerja

Karyawan

Kinerja adalah sebuah proses untuk

1.Kuantitas kerja

(3)

(Y) menetapkan apa yang harus dicapai, dan pendekatannya untuk mengelola dan

pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam suatu jangka waktu tertentu baik pendek maupun panjang.

2. Volume pekerjaan 2.Kualitas kerja 1. Pelaksanaan

pekerjaan tepat

Sumber: Surya Dharma (2010:25), Robert L. Mathis (2002:32)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran terhadap

variabel penelitian yaitu menggunakan Skala Likert (skor jawaban angka 1 s.d. 5).

Berikut ini skala pengukuran yang digunakan peneliti pada penelitian ini, yaitu

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Likert

(4)

3.6. Populasi dan Sampel penelitian

3.6.1. Populasi

Sugiyono (2012:115) dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis”,

mendefinisikan populasi sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Smart, Tbk

banjarmasin Kalimantan Selatanpada tahun 2015 sebanyak 75 orang.

3.6.2. Sampel

Sampel penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah keseluruhan

populasi dalam penelitian yaitu pada kariyawan PT. Smart Tbk Medan

sebanyak 75 orang, dengan tujuan untuk mengetahui apakah pelatihan

berpengaruh terhadap kinerja. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik

pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.

Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono jumlah

populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian semuanya.

3.7. Jenis Data

Pada penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data primer, yakni

data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya tanpa menggunakan

(5)

sehubungan dengan masalah yang diteliti untuk diberikan kepada

responden.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian, yaitu:

1. Kuesioner adalah bentuk metode pengumpulan data dengan

memberikan daftar pertanyaan kepada para karyawan sebagai responden,

dengan harapan mereka dapat memberikan responsatas daftar pertanyaan

tersebut.

2. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang

ilakukan dengan interaksi langsung berhadap-hadapan dengan impinan dan

para karyawan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan

penulisan skripsi ini. Penulis melakukan tanya jawab dengan pimpinan

atau karyawan perusahaan untuk mendapatkan gambaran umum

perusahaan, strategi perusahaan, tugas dan tanggung jawab serta struktur

organisasi.

3. Penelitian Pustaka (Library Research) yaitu dengan

mengumpulkan data teoretis dengan cara menelaah berbagai buku literaur

dan bahan pustaka lainnya yangberkaitan dengan topik dan masalah yang

dibahas.

3.9. Uji Validitas dan Realibitas

3.91 Uji Validitas

(6)

mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila nilai validitas untuk

tiap kuesioner > nilai koefisien korelasi (r) 0,30 , maka butir

kuesioner dinyatakan valid (Priyatno, 2013:19).

Bila rhitung> rtabel

Bila r

, maka butir pertanyaan tersebut valid.

hitung < rtabel

Responden untuk menguji validitas dan reabilitas adalah karyawan

PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan

sebanyak 30 diluar sampel. Berikut dapat dilihat hasil uji validitas

variabel.

, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Tabel 3.2 Uji Validitas Corrected Item-Total Correlation

r tabel Keterangan

Pernyataan_1a .397 0,361 Valid

Pernyataan_2a .419 0,361 Valid

Pernyataan_3a .722 0,361 Valid

Pernyataan_4a .626 0,361 Valid

Pernyataan_5a .855 0,361 Valid

Pernyataan_6a .362 0,361 Valid

Pernyataan_7a .432 0,361 Valid

Pernyataan_8a .451 0,361 Valid

Pernyataan_9a .474 0,361 Valid

Pernyataan_10a .569 0,361 Valid

Pernyataan_11a .372 0,361 Valid

Pernyataan_1b .380 0,361 Valid

Pernyataan_2b .486 0,361 Valid

Pernyataan_3b .396 0,361 Valid

Pernyataan_4b .379 0,361 Valid

Pernyataan_5b .721 0,361 Valid

(7)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Soewadji (2012:184), ”Reliabilitas atau tingkat

ketepatan adalah tingkat kemampuan suatu alat atau instrumen

penelitian dalam mengumpulkan data atau informasi secara tepat

atau konsisten.” Pada uji reliabilitas, teknik yang digunakan adalah

teknik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel, jika

memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60.

Tabel 3.2

Pernyataan_1a .747 0,60 Reliabel

Pernyataan_2a .680 0,60 Reliabel

Pernyataan_3a .647 0,60 Reliabel

Pernyataan_4a .660 0,60 Reliabel

Pernyataan_5a .676 0,60 Reliabel

Pernyataan_6a .711 0,60 Reliabel

Pernyataan_7a .694 0,60 Reliabel

Pernyataan_8a .666 0,60 Reliabel

Pernyataan_9a .670 0,60 Reliabel

Pernyataan_10a .651 0,60 Reliabel

Pernyataan_11a .690 0,60 Reliabel

Pernyataan_1b .707 0,60 Reliabel

Pernyataan_2b .663 0,60 Reliabel

Pernyataan_3b .687 0,60 Reliabel

Pernyataan_4b .764 0,60 Reliabel

Pernyataan_5b .646 0,60 Reliabel

Pernyataan_6b .697 0,60 Reliabel

(8)

3.10. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu :

Analisis regresi linier sederhana

Pada penelitian ini, teknik analisis data penelitian yang digunakan

adalah Analisis regresi liner sederhana untuk mengetahui pengaruh

pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan dengan

menggunakan rumus dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hal. 237)

dengan formulasi sebagai berikut :

Y = a + b x

di mana :

Y = Kinerja karyawan

X = Pelatihan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

3.11. Pengujian Hipotesis

3.11.1 Uji- t (Uji Parsial)

a. Pada Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh

secara parsial variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan di

PT. Smart, Tbk banjarmasin kalimantan selatan. Kriteria

pengujian hipotesis secara parsial adalah:

b. H0 : b1,b2 = 0 (artinya tidak terdapat pengaruh secara parsial

variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan kerja karyawan

(9)

c. Ha : bi,b2

d. Nilai t

≠ 0 (artinya terdapat pengaruh secara parsial pelatihan

terhadap kinerja karyawan pada PT. Smart, Tbk banjarmasin

kalimantan selatan).

hitung dibandingkan dengan ttabel

e. H

. Kriteria pengambilan

keputusan, sebagai berikut:

0 diterima, apabila thitung< ttabel

f. H

pada α = 5%.

0 ditolak (Ha diterima), apabila thitung> ttabel

3.11.2 Koefisien Determinasi

pada α = 5%.

Koefisien determinasi ini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui

persentase besarnya pengaruh dari variabel independen (X) dengan

variabel dependen (Y). dalam penggunaanny, koefisien determinasi

ini dinyatakan dalam persentase (%), adapun rumusnya adalah :

dimana :

Kd = Koefisien determinasi

(10)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat PT SMART Tbk

Didirikan pada tahun 1962, PT Sinar Mas Agro Resources and

Technology Tbk (disingkat PT SMART Tbk) saat ini adalah salah satu

perusahaan publik produk konsumen berbahan dasar kelapa sawit yang terbesar

dan terintegrasi di Indonesia. Melalui anak-anak perusahaannya, SMART saat ini

memiliki kebun kelapa sawit dengan jumlah area sekitar 118.000 hektar, termasuk

plasma. Aktivitas utama SMART adalah penanaman dan pemanenan pohon

kelapa sawit, pengolahan tandan buah segar menjadi minyak kelapa sawit (CPO)

dan inti sawit (PK), serta penyulingan CPO menjadi produk bernilai tambah,

seperti minyak goreng, margarin dan shortening . SMART juga

mendistribusikan, memasarkan dan mengekspor produk konsumen berbahan

dasar kelapa sawit. Selain minyak bulk dan minyak industri, produk penyulingan

SMART juga dipasarkan dengan berbagai merek, seperti Filma dan Kunci Mas.

Saat ini, merek-merek tersebut telah dikenal sebagai produk berkualitas tinggi

dan memiliki pangsa pasar yang cukup signifikan di Indonesia.

Berikut adalah sejarah singkat SMART selama 44 tahun perjalanannya.

• 1962 : Memulai usahanya dengan nama PT Maskapai Perkebunan

(11)

• 1989 : Mengakuisisi dua perkebunan kelapa sawit dan satu perkebunan

teh,

• 1992 : Mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya,

• 1997 : Produksi CPO mencapai 158.000 ton. Mengakuisisi perkebunan

kelapa sawit di Kalimantan Timur. Bekerja sama dengan Super Air dari

New Zealand dalam hal pemupukan melalui udara,

• 1998 : Sistem SAP selesai diterapkan

• 1999 : Mengubah nama perusahaan menjadi PT SMART Tbk.

• 2002 : Produksi CPO mencapai 314.000 ton. Mendivestasikan perkebunan

teh dan pisang agar dapat lebih berfokus kepada bisnis utama. Menerima

sertifikasi ISO 9001:2000 atas manajemen kualitas pabrik pengolahan

• 2003 : Menerima sertifikasi ISO 14001:2000 atas lingkungan

• 2004 : Mendivestasikan PT Sinar Pure Foods International Menyelesaikan

pembangunan kembali pabrik penyulingan minyak di Surabaya setelah

terjadinya kebakaran.

• 2005 : FILMA menerima status ‘Superbrands’ dan ‘Indonesian

Customer Loyalty Award’ . Mengkonversikan hutang pemegang saham

sebesar US$ 205 juta menjadi ekuitas Menjadi member aktif RSPO .

• 2006 : Produksi CPO mencapai hasil tertinggi sebesar 491.000 ton. Laba

bersih mencapai hasil tertinggi sebesar Rp 628 miliar Menerima sertifikasi

HACCP untuk pabrik penyulingan minyak dalam memenuhi standar

(12)

4.2 Struktur Organisasi PT SMART Tbk

Struktur Organisasi pada PT. Smart Tbk akan menggambarkan hubungan

tugas dan tanggung jawab setiap jabatan yang menunjukkan siapa yang

bertanggung jawab dan siapa yang bertugas pada suatu jabatan. Struktur

organisasi berguna dalam memberitahu sales tentang pekerjaan mereka dan

bagaimana cara meningkatkan pekerjaan itu dengan pekerjaan lainnya di dalam

perusahaan.

Dalam melaksanakan fungsi-fungsi Chief Executive Officer

4.3 Analisis Deskriptif Responden

, pembagian

tugas wewenang dan tanggung jawab digambarkan dalam suatu bagian yang

terorganisasi secara formal dan sistematis berupa struktur organisasi. Struktur

organisasi merupakan struktur pembagian dan struktur tata lembaga kerja antara

sekelompok orang yang masing-masing memegang dan menjalankan jabatan,

posisi atau fungsi yang harus bekerja untuk mencapai atau menyelesaikan suatu

tujuan tertentu.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskriptifkan data

karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja,

status pernikahan. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan

responden terhadap nilai variabel penelitian. Pengungkapan analisis deskriptif

(13)

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Pegawai Persentase

Pria 50 66,7

Wanita 25 33,3

Jumlah 75 100

Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 50

orang atau sebesar 66,7% dan responden perempuan sebanyak 25 orang atau

sebesar 33,3%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. SMART Tbk

Perwakilan Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan Berdominan laki-laki.

Karena pekerjaan lebih banyak di bidang pengambilan buah kelapa sawit dan

pemeliharaan pohon kelapa sawit.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan usia

Usia f %

21-30 Tahun 15 20

31-40 Tahun 20 26,7

>40 Tahun 40 53,3

Total 75 100

Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki usia

(14)

usia yang memiliki lebih dari 40 Tahun sebanyak 40 orang atau sebesar 53,3%.

Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. SMART Tbk. Banjarmasin Provinsi

Kalimantan Selatan dominan usia lebih dari 40 tahun. Karena PT SMART Tbk

merupakan perusahaan sektor perkebunan kelapa sawit yang salah satu terbesar di

Indonesia, sehingga karyawan pada umumnya tidak ingin mencari pekerjaan di

perusahaan lain sebelum masa pensiun tiba. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

kesejahteraan karyawan di PT SMART Tbk sangat baik.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut

ini:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan F %

D3 20 26,7

S1 38 50,7

S2 17 22,6

Total 75 100

Sumber: Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki

pendidikan terakhir D3 sebanyak 20 orang atau sebesar 26,7%, S1 sebanyak 38

orang atau sebesar 50,7%, dan S2 sebanyak 17 atau sebesar (22,6%). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi

Kalimantan Selatan memiliki dominan pendidikan S1. Karena secara umum

perusahaan mensyaratkan karyawannya harus berpendidikan minimal S1 untuk

(15)

4.4 Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

skala Likert untuk menanyakan tanggapan karyawan PT SMART Tbk Provinsi

Kalimantan Selatan tentang pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan.

Variabel penelitiannya adalah Pelatihan (X1) dan kinerja karyawan (Y). Adapun

tanggapan dari responden dapat dilihat pada Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6

berikut ini:

Tabel 4.4

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Pelatihan

No Kata Kunci SS S KS TS STS Total

4 Partisipasi aktif dalam pelatihan

0 0 33 44 22 29,3 18 24 0 0 75 100

(16)

9 Kreatifitas setelah mengikuti pelatihan

17 22,7 43 57,3 15 20 0 0 0 0 75 100

10 Performansi berubah menjadi baik

12 16 54 72 9 12 0 0 0 0 75 100

11 Bekerja sama dengan baik

0 0 42 56 20 26,7 14 18,7 0 0 75 100

Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa :

Untuk pernyataan no. 3 (Saya mengikuti metode pelatihan yang tepat) merupakan

pernyataan yang paling dominan Setuju 52 orang (69,3%) oleh responden. Hal ini

menunjukkan bahwa semua karyawan merasa telah mendapatkan pelatihan

dengan metode yang tepat dari perusahaan. Untuk pernyataan no. 7 (Saya merasa

puas setelah mengikuti pelatihan) merupakan pernyataan yang paling dominan

Tidak Setuju, mendapatkan tanggapan 25 orang (33,3%). Hal ini menunjukkan

bahwa karyawan PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan

masih banyak belum mengerti materi pelatihan dan instruktur yang kurang

menarik hal ini menyebabkan kurangnya rasa puas kepada karyawan. Untuk

pernyataan no. 8 (Saya mendapatkan kemampuan setelah mengikuti pelatihan)

dan no. 11 (Saya dapat bekerja sama dengan baik setelah mengikuti pelatihan)

paling dominan menyatakan Kurang Setuju. Hal ini menunjukkan bahwa masih

adanya karyawan belum mendapatkan kemampuan setelah mengikuti pelatihan,

hal ini disebabkan karena karyawan masih belum mengerti dan butuh pelatihan

selanjutnya, dan karyawan juga masih ada yang belum dapat bekerja sama dengan

(17)

Tabel 4.5

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kinerja N

o

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % f % f % f % f % f %

1 Jumlah standard hasil kerja

3 Mengerjakan pekerjaan

Sumber : Hasil Penelitian, diolah (September, 2015)

Untuk pernyataan no 2 (Saya dapat mencapai hasil volume kerja sesuai dengan

harapan perusahaan) merupakan pernyataan yang paling dominan Tidak Setuju

sebanyak 30 responden (40%). Hal ini menunjukkan bahwa karyawan belum

mampu mencapai hasil volume kerja yang di harapkan oleh perusahaan karena

banyaknya pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan dan kurang nya bekerja

sama dalam tim sehingga dapat menyebabkan pencapaian hasil kerja yang

diharapkan belum dapat tercapai.

Untuk pernyataan no. 3 (Saya selalu mengerjakan pekerjaan dengan teliti)

(18)

yang ditugaskan oleh perusahaan dengan sangat teliti sehingga pekerjaan yang

dilakukan oleh karyawan jarang mendapatkan kesalahan.

4.5 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari varabel dependen

apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis

dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS dengan menggunakan

metode enter. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.6

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 Pelatihanb . Enter

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

b. All requested variables entered.

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, (2015)

Tabel 4.6 menunjukkan variables entered/ removed menunjukkan hasil analisis

statistik deskriptif yaitu sebagai berikut:

a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel bebas yaitu

Pelatihan (X1)

b. Tidak ada variabel bebas yang dikeluarkan (removed)

(19)

Tabel 4.7

Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 11.112 2.787 3.988 .000

Pelatihan .200 .071 .314 2.829 .006

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS, (2015)

Persamaan Regresi Linier Sederhana dapat diperoleh dari Tabel 4.7 sebagai

berikut:

Y = a + bX1

= 11,112 + 0,200

Dimana : Y = Kinerja Karyawan

X1

Interpretasi model: = Pelatihan

1. Konstanta (a) = 11,112 merupakan nilai konstan, jika nilai variabel bebas

(Pelatihan) = 0 maka Kinerja Karyawan (Y) akan sebesar 11,112.

2. Variabel Pelatihan sebesar 0,200 menunjukkan bahwa variabel Pelatihan (X1)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Dengan kata

lain, jika variabel pelatihan ditingkatkan sebesar satu satuan maka kinerja

(20)

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji t (Parsial)

Hasil Uji Parsial (Uji t) menunjukkan seberapa besar hubungan dan pengaruh

masing-masing variabel Pelatihan (X1) secara parsial terhadap variabel Kinerja

Karyawan (Y) Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 11.112 2.787 3.988 .000

Pelatihan .200 .071 .314 2.829 .006

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (2015)

Variabel Lingkungan Kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan (Y) hal ini terlihat dari nilai t hitung 2,829 > t tabel 1,665

dengan tingkat signifikasi sebesar 0,006 < 0,05. Dengan demikian, berdasarkan

kriteria pengujian hipotesis, maka Ha diterima dan H0 ditolak.

4.6.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2

Dalam penelitian ini dapat diketahui berapa besar kontribusi variabel Pelatihan

(X1) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Melalui koefisien determinasi

(R²) dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.10

berikut:

(21)

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2

Model Summary

)

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .123a .250 .200 2.433

a. Predictors: (Constant), Pelatihan

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (2015)

Berdasarkan Hasil Uji Determinasi (R²) pada Tabel 4.9 diketahui bahwa

nilai R Square adalah sebesar 0,250 artinya, variabel Pelatihan (X1) mampu

menjelaskan sebesar 25% pengaruh terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).

sedangkan sisanya sebesar 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti

Kompensasi, Stres kerja, Lingkungan kerja, Motivasi, dan Jenjang Karir yang

tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

4.7.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin karyawan

PT. SMART Tbk Perwakilan Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan dominan

laki-laki. Karena pekerjaan lebih banyak di bidang pengambilan buah kelapa sawit

dan pemeliharaan pohon kelapa sawit. Hasil analisis deskriptif responden

berdasarkan Usia karyawan PT. SMART Tbk. Banjarmasin Provinsi Kalimantan

Selatan dominan usia lebih dari 40 tahun. PT SMART Tbk merupakan perusahaan

sektor perkebunan kelapa sawit yang salah satu terbesar di Indonesia, sehingga

(22)

karyawan di PT SMART Tbk sangat baik. Hasil analisis deskriptif responden

berdasarkan pendidikan terakhir karyawan PT SMART Tbk Banjarmasin Provinsi

Kalimantan Selatan memiliki dominan pendidikan S1. Karena secara umum

perusahaan mensyaratkan karyawannya harus berpendidikan minimal S1 untuk

posisi tertentu.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel Pelatihan (X1) dan

variabel Kinerja karyawan (Y) yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat bahwa

frekuensi jawaban responden tentang variabel Pelatihan untuk keseluruhan

item/butir pernyataan secara umum didominasi oleh jawaban Setuju (S). Hal

tersebut menunjukkan bahwa variabel Pelatihan (X1

Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan. Hal ini

menunjukkan bahwa pelatihan akan memberikan kesempatan bagi karyawan

mengembangkan keahlian dan kemampuan baru dalam bekerja agar apa yang

diketahui dan dikuasai saat ini maupun untuk masa mendatang dapat membantu

karyawan untuk mengerti apa yang seharusnya dikerjakan dan memberikan

kesempatan untuk menambah pengetahuan dan keahlian. Hal ini menunjukan

bahwa pelatihan sangat bermanfaat untuk perusahaan dan karyawanya itu sendiri.

Tujuan dari PT SMART Tbk melakukan program pelatihan dengan tujuan untuk

menghasilkan karyawan yang mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya

dengan baik, meningkatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap karyawan, ) secara umum telah mampu

mendorong karyawan untuk berusaha memberikan kinerja yang optimal bagi

perusahaan, namun masih terdapat jawaban Kurang Setuju (KS) untuk beberapa

(23)

sehingga diperoleh hasil yang diharapkan dan akan berpengaruh terhadap tata cara

kerja karyawan di lapangan menjadi lebih baik lagi dan mengakibatkan hasil yang

maksimal bagi perusahaan.

Dari Hasil Uji Determinasi terlihat bahwa variabel Pelatihan (X1

Menurut teori Mathis & jacson (2006:113) salah satu faktor utama yang

mempengaruhi kinerja karyawan adalah Pelatihan. Dengan adanya pelatihan,

karyawan akan semakin efektif dan efisien dalam bekerja sehingga kinerja

karyawan meningkat dan dapat menguntungkan perusaahaan. Meningkatkan

kinerja karyawan dibutuhkan proses pelatihan dan usaha karyawan untuk

meningkatkan kemampuan dan mengasah keterampilan dalam melaksanakan

tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan. Pelatihan ini menjadi salah satu

kebutuhan penting bagi karyawan yang menjadi asset penting bagi manajemen,

sehingga kebutuhan pelatihan menjadi salah satu prioritas utama bagi peningkatan

kemampuan dan keterampilan karyawan dalam bekerja untuk mencapai tujuan

utama perusahaan yaitu peroleh laba usaha.

)

berpengaruh sebesar 25% terhadap Kinerja Karyawan (Y) sedangkan sisanya

sebesar 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti Kompensasi, Stres kerja,

Lingkungan kerja, Motivasi, dan Jenjang Karir yang tidak diikutsertakan dalam

penelitian ini.

Menurut teori Gary Dessler (2009:134) yang menyatakan bahwa pelatihan

mempunyai hubungan terhadap kinerja karyawan dimana pelatihan merupakan

(24)

pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat lingkungan

kerja, strategi dan lain sebagainya sehingga menghasilkan kinerja yang baik.

Menurut teori Sunyoto (2012:137) yang menyatakan bahwa pelatihan

berhubungan erat dengan kinerja karyawan, hal ini di sebabkan bahwa dengan

adanya pelatihan mampu memperbaiki performa pekerja pada suatu pekerjaan

tertentu yang sedang menjadi tanggung jawab atau satu pekerjaan yang ada

kaitannya dengan pekerjaan.

Menurut teori Siagian (2000) salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah pelatihan. Pelatihan menurut Mangkuprawira (2002:135) adalah sebuah

proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan

semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin

baik, sesuai dengan standar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Oktavianto

(2011) yang menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan. Pelatihan bagi karyawan sangat penting untuk diterapkan dalam suatu

instansi. Dengan adanya pelatihan diharapkan karyawan akan dapat bekerja secara

lebih efektif dan efisien terutama untuk menghadapi perubahan-perubahan yang

terjadi seperti perubahan teknologi, perubahan metode kerja, menuntut pula

perubahan sikap,tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan. Oleh karena itulah

perusahaan yang ingin berkembang, maka pelatihan bagi karyawannya harus

mendapatkan perhatian yang besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

tujuan pelatihan adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan

(25)

sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Disamping itu juga untuk

menutup kesenjangan antara kemampuan kerja karyawan dengan tuntutan

pekerjaan. Sehingga akan tercapai suatu kondisi yang saling menguntungkan baik

bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Materi pelatihan merupakan hal yang

penting, agar pelatihan dapat mencapai sasaran maka materi yang digunakan

dalam pelatihan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan. Bahan/materi

pelatihan yaitu: bahan/materi tulisan yang akan disajikan dalam pelatihan.

Bahan/materi tersebut disiapkan secara tertulis agar mudah dipelajari. Penulisan

harus memperhatikan faktor tujuan, tingkatan kognisi peserta pelatihan, harapan

lembaga penyelenggara pelatihan, dan lamanya pelatihan.

Hasil penelitian ini sejalan juga dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Suardi yakub (2014) dengan judul pengaruh disiplin kerja,

pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan pada PT. KKA (persero),

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel

disiplin kerja, pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai PT. KKA (persero). Rizka Forivera (2013) dengan judul

pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bumi

Resource Minerals Tbk. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear

berganda dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan maupun

parsial variabel pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bumi Resources Minerals Tbk. Khairul akhir

(26)

penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1 Hasil pengujian hipotesis secara simultan atau bersama-sama (Uji F)

menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan variabel Pelatihan

(X1

2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) variabel Pelatihan (X ) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y),

1

4. Hasil Uji Determinasi (R²) menunjukkan variabel Pelatihan (X

) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan,

1) sebesar 0,25

mampu menjelaskan sebesar 25% pengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y)

dan sisanya 75% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan

dalam penelitian.

5.2 Saran

Berdasarkan Pembahasan dan Penulis memberikan saran-saran kepada pimpinan :

1. Disarankan untuk melaksanakan pelatihan dengan program pelatihan, metode

pelatihan yang lebih menarik agar peserta pelatihan berpartisipasi aktif saat

mengikuti pelatihan.

2. Agar perusahaan untuk mengevaluasi kompetensi karyawan bila diperlukan,

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.2
Tabel 3.2 Uji Validitas
Tabel 3.2 Uji Reliabilitas
+6

Referensi

Dokumen terkait

Persentase Kondisi &#34;Baik&#34; Responden Umur 15 Tahun atau Lebih Dalam 1 Bulan Terakhir Menurut Daerah Gempa-Tsunami, Pengalaman Konflik, Status Ekonomi, dan., Penyakit Kronis

Masa Keterlambatan Penyampaian Laporan (MKPL) dan Tidak Menyampaikan Laporan. MKPL transaksi adalah masa setelah berakhirnya MPL transaksi sampai dengan akhir bulan berikutnya

Beraz, kontalariak zati honetan erabiltzen duen batez besteko abiada 1,2380 hitz/seg dira, ipuinaren batez besteko abiadura baino astiroagoa.. Kontalariak zati honetan erabiltzen

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Dari definisi teori-teori diatas dapat kita disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem kerja yang terdiri dari hardware, software, jaringan, komputer, sumber daya

Hasil penelitian dan kesimpulan: Responden yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang spiritual care yaitu 39 orang (50,6%).. Responden yang paling

Sistematika yang diterapkan ketika setoran (talaqqī) qirā’ah sab’ah memiliki 3 tahapan, yaitu: al-Mufradāt, Jama’ ḍughrā dan Jama’ Kubrā dengan memakai kitab Faiḍul

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan umur, paritas, pengetahuan, sikap, jarak puskesmas dan bimbingan tenaga kesehatan dengan perilaku penggunaan