• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbedaan Sumber Energi Pakan (Jagung dan Pollard) terhadap Respon Fisiologis Kelinci New Zealand White Betina - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perbedaan Sumber Energi Pakan (Jagung dan Pollard) terhadap Respon Fisiologis Kelinci New Zealand White Betina - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Kelinci merupakan hewan yang memiliki kemampuan tumbuh dan

berkembang biak dengan cepat (Kaplan, 1979), sehingga sangat berpotensi untuk

dikembangkan sebagai penghasil daging. Hal ini ditunjukkan dengan litter size

sebesar 8-13 ekor, dapat berproduksi 5-6 kali dalam setahun karena lama bunting

yang relatif singkat yaitu 30 hari dan lama reproduksi mencapai 2,5 tahun

(Arrington dan Kelley, 1976). Produktivitas ternak kelinci dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, pakan dan penyakit. Permasalahan yang dihadapi pada pemeliharaan

kelinci di daerah beriklim panas adalah cekaman panas, kualitas pakan rendah dan

mudah terserang penyakit (Nuriyasa dkk., 2014).

Pakan merupakan faktor penting dalam usaha peternakan kelinci. Pakan

mengandung zat nutrisi berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral

yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan produktivitas ternak. Pakan dengan

sumber energi yang berbeda seperti jagung dan/atau pollard dapat mempengaruhi

kondisi fisiologis kelinci karena perbedaan proses fermentasi atau metabolisme

pakan dalam tubuh ternak. Menurut Hartadi (1997) perbedaan jagung dan/atau

pollard sebagai bahan pakan bagi kelinci adalah kandungan energinya. Jagung

memiliki kandungan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) lebih besar (61,8%)

daripada pollard (51,9%). Penggunaan jagung dan pollard sebagai pakan sumber

energi kelinci perlu dikaji untuk mengetahui pengaruhnya terhadap respon

(2)

2

Respon fisiologis merupakan indikator bagi ternak apakah ternak dalam

kondisi normal atau tidak. Peningkatan produksi panas dalam tubuh akibat dari

proses metabolisme menyebabkan ternak akan mempertahankan suhu tubuhnya

melalui proses termoregulasi (Frandson, 1992), sehingga ternak tetap dalam

kondisi normal. Pembuangan panas tubuh ditandai dengan meningkatnya denyut

jantung dan frekuensi napas. Peningkatan frekuensi napas bertujuan untuk

membantu mengendalikan suhu tubuh, sedangkan suhu rektal merupakan respon

terakhir dari gambaran kondisi fisiologis seekor ternak. Penggunaan jagung dan

atau pollard sebagai sumber energi bagi kelinci diharapkan memberikan respon

fisiologis yang sama, sehingga pollard dapat dijadikan alternatif pakan sumber

energi karena harganya yang lebih murah dibandingkan jagung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon fisiologis kelinci New

Zealand White (NZW) betina yang memperoleh pakan pelet dengan sumber

energi yang berbeda. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

memperoleh informasi mengenai pengaruh perbedaan sumber energi pakan

terhadap respon fisiologis kelinci NZW, sehingga dapat memberikan rekomendasi

kepada peternak mengenai pakan sumber energi yang baik untuk kelinci secara

fisiologis. Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian sumber energi pakan

Referensi

Dokumen terkait

Tahap selanjutnya pengadaan kelinci, kemudian tahap pembuatan pakan yang diawali dengan menyiapkan bahan pakan yang akan digunakan dalam penelitian.. Bahan pakan

Bahan pakan yang digolongkan ke dalam bahan pakan sumber energi yaitu bahan pakan yang mempunyai kandungan energi yang tinggi, serat kasar di bawah 18% dan protein di bawah

Peubah yang diukur adalah konsumsi bahan kering (BK), konsumsi protein kasar (PK), konsumsi energi, pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan konversi pakan.. Data hasil

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai dengan tingkatan yang berbeda di dalam pakan kelinci betina New Zealand