• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I WAWASAN PROFESI KEPENDIDIKAN - REFISI PROFESI KEPENDIDIKAN 5A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I WAWASAN PROFESI KEPENDIDIKAN - REFISI PROFESI KEPENDIDIKAN 5A"

Copied!
354
0
0

Teks penuh

(1)

Kependidikan Kependidikan BAB I

WAWASAN PROFESI KEPENDIDIKAN A. PENGERTIAN PROFESI

(2)

Kependidikan Kependidikan Jadi, dari penjelasan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/ menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.

Ciri-ciri suatu profesi menurut kriteria yaitu sebagai berikut :

(3)

Kependidikan Kependidikan 2. Ada lembaga pendidikan khusus

yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.

3. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk

mempertahankan dan

memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraanya.

(4)

Kependidikan Kependidikan 5. Ada sistem imbalan terhadap jasa

layanannya yang adil dan baku.

6. Ada pengakuan masyarakat ( profesional, penguasa, dan awam ) terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi

( Rochman N atawidjaja, 1989). Ciri – ciri profesi secara umum dapat disimpulkan yaitu:

a. memiliki standar unjuk kerja

b. lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan selaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademi yang bertaggung jawab

c. organisasi profesi

d. etika dan kode etik profesi e. sistem imbalan

(5)

Kependidikan Kependidikan B. PROFESI GURU

Pengertian Profesi Guru

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/ menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

(6)

Kependidikan Kependidikan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.

Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocational), yang kemudian berkembang makin matang serta ditunjang oleh tiga hal: keahlian, komitmen, dan keterampilan, yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di tengahnya terletak profesionalisme.

(7)

Undang-Kependidikan Kependidikan Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, bahwa guru adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Lebih lanjut, Sagala (dalam Deden, 2011), menegaskan bahwa, guru yang memenuhi standar adalah guru yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan dan memahami benar apa yang harus dilakukan, baik ketika di dalam maupun di luar kelas.

(8)

Kependidikan Kependidikan disebut sebagai profesi yang sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat kematangannya belum sampai pada apa yang telah dicapai oleh profesi-profesi tua (old profession) seperti: kedokteran, hukum, notaris, farmakologi, dan arsitektur. Selama ini, di Indonesia seorang sarjana pendidikan atau sarjana lainnya yang bertugas diinstitusi pendidikan dapat mengajar mata pelajaran apa saja, sesuai kebutuhan/ kekosongan/ kekurangan guru mata pelajaran di sekolah itu, cukup dengan “surat tugas” dari kepala sekolah.

(9)

Kependidikan Kependidikan (1) Masih rendahnya kualifikasi

pendidikan guru dan tenaga kependidikan;

(2)Sistem pendidikan dan tenaga kependidikan yang belum terpadu; (3) Organisasi profesi yang rapuh;

(4) Sistem imbalan dan penghargaan yang kurang memadai.

(10)

Kependidikan Kependidikan aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).

Beberapa para ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai profesi guru yaitu :

1. Menurut Kartadinata, profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan.

(11)

Kependidikan Kependidikan memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.

3. Nasanius, Y. (1998), mengatakan profesi guru adalah kemampuan yang tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan.

Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara lain :

(12)

Kependidikan Kependidikan b) Pekerja kemanusiaan dengan

fungsi dapat merealisasikan

seluruh kemampuan

kemanusiaan yang dimiliki

c) Sebagai petugas kemasyarakatan dengan fungsi mengajar dan mendidik masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik 4. Galbreath, J. (1999), profesi guru

(13)

Kependidikan Kependidikan 5. Menurut Dedi Supriadi (1999),

profesi guru adalah suatu pelayanan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan.

6. Abin Syamsudin (2000), mengatakan bahwa profesi guru yaitu kemampuan yang tidak dimiliki orang pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan tingkat tinggi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat didefinisikan bahwa Profesi guru merupakan suatu bidang

pekerjaan khusus yang

(14)

Kependidikan Kependidikan pokok seperti mendidik, mengajar, membimbing, melatih, serta mengevaluasi peserta didiknya, agar memiliki sikap dan prilaku yang diharapkan.

(15)

Kependidikan Kependidikan bahwa ia dapat menjalankan tugas itu dan berusaha menjalankan tugas kewajiban sebaiknya sehingga dengan demikian masyarakat menginsafi sungguh-sungguh betapa berat dan mulianya pekerjaan guru.

(16)

Kependidikan Kependidikan Indonesia. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Berijazah

b. Sehat jasmani dan rohani

c. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkelakuan baik

d. Bertanggung jawab e. Disiplin

(17)

Kependidikan Kependidikan Beberapa sikap dan sifat yang sangat penting bagi guru adalah sebagai berikut:

1. Adil

Seorang guru harus adil dalam memperlakukan anak-anak didik harus dengan cara yang sama, misalnya dalam hal memberi nilai dan menghukum anak.

2. Percaya dan suka terhadap murid-muridnya

(18)

Kependidikan Kependidikan menimbulkan kemauan untuk mencegah hal yang buruk.

3. Sabar dan rela berkorban

Kesabaran merupakan syarat yang sangat diperlukan apalagi pekerjaan guru sebagai pendidik. Sifat sabar perlu dimiliki guru baik dalam melakukan tugas mendidik maupun dalam menanti jerih payahnya.

4. Memiliki kewibawaan terhadap anak-anak

(19)

Kependidikan Kependidikan akan menuruti kehendak dan perintah gurunya.

5. Penggembira

Seorang guru hendaklah memiliki sifat tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa bagi murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya bagi seorang guru, antara lain akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar, anak-anak tidak lekas bosan atau lelah.

6. Bersikap baik terhadap guru-guru lain

(20)

Kependidikan Kependidikan saling menolong dan kunjung mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan keluarga besar, keluarga sekolah. Terhadap anak-anak, guru harus menjaga nama baik dan kehormatan teman sejawatnya.

(21)

Kependidikan Kependidikan sebagai orang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah.

Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Membuat ilustrasi

2. Mendefinisikan 3. Menganalisis 4. Mensintesis 5. Bertanya 6. Merespon 7. Mendengarkan

8. Menciptakan kepercayaan

(22)

Kependidikan Kependidikan 10. Menyediakan media untuk

mengkaji materi standar

11. Menyesuaikan metode

pembelajaran

12. Memberikan nada perasaan

(23)

Kependidikan Kependidikan hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.

Guru sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai

dengan potensi

masing-masing. Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik, serta lingkungannya.

Syarat-syarat Profesi Guru

(24)

Kependidikan Kependidikan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Khusus untuk jabatan guru, National Education Association (NEA) tahun 1948, maka

profesi guru memerlukan

persyaratan/kriteria khusus yaitu:

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual

(25)

Kependidikan Kependidikan dari semua kegiatan profesional lainnya.

2. Jabatan yang menggeluti suatu bata ng tubuh ilmu yang khusus

Anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang membangun keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan, amatiran yang tidak terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin mencari keuntungan. Namun, belum ada kesepakatan tentang bidang ilmu khusus yang melatari pendidikan atau keguruan (Ornstein dan Levine, dalam Soetjipto dan Kosasi, 2004:19).

(26)

Kependidikan Kependidikan latihan umum belaka). Terdapat perselisihan pendapat mengenai hal yang membedakan jabatan profesional dan non-profesional yaitu dalam penyelesaian pendidikan melalui kurikulum. Pertama, yakni pendidikan melalui perguruan tinggi disediakan untuk jabatan profesional, sedangkan yang kedua yakni pendidikan melalui pengalaman praktek bagi jabatan non-profesional (Ornstein dan Levine, 2004:21)

4. Jabatan yang memerlukan latihan da lam jabatan

yang berkesinambungan

Jabatan guru cenderung

(27)

Kependidikan Kependidikan hampir tiap tahun guru melakukan kegiatan latihan profesional, baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tidak. Justru disaat sekarang ini bermacam-macam pendidikan profesional tambahan diikuti guru dalam menyetarakan dirinya dengan kualifikasi yang ditetapkan

5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen

(28)

Kependidikan Kependidikan tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu mereka pindah kerja kebidang lain yang lebih menjanjikan bayaran yang lebih tinggi.

6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri

Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri. Baku jabatan guru masih sangat banyak diatur oleh pihak pemerintah, atau pihak lain yang menggunakan tenaga guru tersebut seperti yayasan pendidikan swasta. 7. Jabatan yang lebih mementingkan la

(29)

Kependidikan Kependidikan tinggi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga Negara masa depan. Jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan disebabkan oleh keuntungan ekonomi ataupun keuangan.

8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

(30)

Kependidikan Kependidikan jabatan guru telah memenuhi kriteria ini dan dalam hal lain belum dapat dicapai. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan tingkat atas, dan ada pula Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) yang mewadahi seluruh sarjana pendidikan.

C. GURU PROFESIONAL

Konsep Profesionalisme Guru

(31)

Kependidikan Kependidikan sebagai guru yang didukung dengan keterampilan dan kode etik. Eksistensi seorang guru adalah sebagai pendidik profesional di sekolah, dalam hal ini guru sebagai uswatun hasanah, jabatan administratif, dan petugas kemasyarakatan.

Peran Guru Profesional

Peran guru profesional yaitu

1. Sebagai designer (perancang pembelajaran)

2. Edukator (pengembangan kepribadian)

3. Manager (pengelola pembelajaran) 4. Administrator (pelaksanaan teknis

administrasi)

5. Supervisor (pemantau)

(32)

Kependidikan Kependidikan 7. Motivator (memberikan dorongan)

8. Konselor (membantu memecahkan masalah)

9. Fasilitator (memberikan bantuan teknis dan petunjuk)

10. Evaluator (menilai pekerjaan siswa).

Karakteristik Guru Profesional

(33)

Kependidikan Kependidikan Dengan meningkatnya karakter guru profesional yang dimiliki oleh setiap guru, maka kualitas mutu pendidikan akan semakin baik. Di antaranya karakteristik guru profesional yaitu: 1. Taat pada peraturan

perundang-undangan

2. Memelihara dan meningkatkan organisasi profesi

3. Membimbing peserta didik (ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan tugas mendidik)

4. Cinta terhadap pekerjaan

5. Memiliki otonomi/ mandiri dan rasa tanggung jawab

(34)

Kependidikan Kependidikan 7. Memelihara hubungan dengan

teman sejawat (memiliki rasa kesejawatan/ kesetiakawanan)

8. Taat dan loyal kepada pemimpin

2.3.4 Kompetensi Guru Profesional Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Sedangkan pengertian dari kompetensi guru profesional yaitu orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

(35)

Kependidikan Kependidikan tersendiri agar dapat menuju pendidikan yang berkualitas, efektif, dan efisien, serta mencapai tujuan pembelajaran. Untuk memiliki kompetensi tersebut guru perlu membina diri secara baik, karena fungsi guru adalah membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik secara profesional dalam proses belajar mengajar.

Untuk mencapai tujuan tersebut, guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi, di antaranya yaitu:

(36)

Kependidikan Kependidikan pembelajaran, serta pengevaluasian hasil belajar.

2. Kompetensi kepribadian, yaitu

kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang bermental sehat dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, kreatif, sopan santun, disiplin, jujur, rapi, serta menjadi uswatun hasanah bagi peserta didik. Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa seorang guru harusing ngarso sungtulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri hadayani.

(37)

Kependidikan Kependidikan perkembangannya, pengelolaan kelas, penggunaan strategi, media, dan sumber belajar, memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan, memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik, dan lain-lain. 4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi baik dengan peserta didik, orang tua peserta didik dan masyarakat, sesama pendidik/ teman sejawat dan dapat bekerja sama dengan dewan pendidikan/ komite sekolah, mampu berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat, serta ikut berperan dalam kegiatan sosial.

(38)

Kependidikan Kependidikan Komitmen guru merupakan kekuatan batin yang datang dari dalam hati seorang guru dan kekuatan dari luar guru itu sendiri tentang tugasnya yang dapat memberi pengaruh besar terhadap sikap guru berupa tanggung jawab dan responsif (inovatif) terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Macam-macam komitmen guru profesional yaitu:

a. Komitmen terhadap sekolah sebagai satu unit sosial

b. Komitmen terhadap kegiatan akademik sekolah

c. Komitmen terhadap siswa-siswi sebagai individu yang unik

(39)

Kependidikan Kependidikan Ciri-ciri komitmen guru profesional yaitu:

a) Tingginya perhatian terhadap siswa-siswi

b) Banyak waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya

c) Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain

Berikut merupakan contoh komitmen guru profesional:

a. Tugas sebagai guru merupakan pancaran sikap batin

b. Siap melaksanakan tugas di manapun

c. Tanggap terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat

(40)

Kependidikan Kependidikan Kode etik guru Indonesia merupakan himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik, sistematik dalam suatu sistem yang utuh. Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat.

Tujuan kode etik di antaranya yaitu: a. Menjunjung tinggi martabat profesi b. Untuk menjaga dan memelihara

kesejahteraan para anggotanya c. Sebagai pedoman berperilaku

(41)

Kependidikan Kependidikan e. Untuk meningkatkan mutu profesi

f. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan mengikat para anggotanya, lazimnya dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi. Kode etik hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi tersebut, jika semua orang yang menjalankan profesi tersebut bergabung dalam profesi yang bersangkutan.

(42)

Kependidikan Kependidikan air. Pertama dalam kongres ke XIII di Jakarta tahun 1973, dan kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI ke XVI tahun 1989 juga di Jakarta.

Rumusan Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai berikut :

a) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila

b) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional

c) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan

(43)

Kependidikan Kependidikan e) Guru memelihara hubungan baik

dengan orang tua murid dan masyarakat di sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggungjawab bersama terhadap pendidikan

f) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya

g) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan social

(44)

Kependidikan Kependidikan i) Guru melaksanakan segala

kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Sistem Pelatihan Guru Profesional a. Peningkatkan Kemampuan Guru

melalui Organisasi Profesi

Menurut Gitosudarmo, Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan (Ardana, 2008:1).

(45)

Kependidikan Kependidikan Sementara itu, Robbins (1994) mengatakan struktur organisasi adalah kerangka kerja formal suatu organisasi dengan kerangka mana tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.

(46)

Kependidikan Kependidikan profesi, guru dapat meningkatkan kemampuan dirinnya dan berlomba dalam kebaikan dengan sesama teman profesi.

b. Peningkatkan Kemampuan Guru melalui Supervisi Pendidikan

Supervisi pendidikan yaitu proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Pada hakikatnya supervisi adalah perbaikan proses pembelajaran.

(47)

Kependidikan Kependidikan a. Supervisi harus mampu menciptakan

hubungan kemanusiaan yang harmonis.

b. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan.

c. Supervisi pendidikan harus demokratis.

d. Program supervisi pendidikan harus komprehensif.

e. Supervisi pendidikan harus konstruktif.

f. Supervisi pendidikan harus objektif. Teknik-teknik supervisi pendidikan, di antaranya yaitu:

(48)

Kependidikan Kependidikan Teknik yang bersifat individual yaitu perkunjungan kelas,observasi kelas, percakapan pribadi, intervisitasi penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, dan menilai diri sendiri

(49)

Kependidikan Kependidikan organisasi jabatan, laboratorium kurikulum, dan perjalanan sekolah untuk staf.

Menurut Soetjipto dan Raflis (2007) ada empat pendekatan supervisi yaitu:

1. Pendekatan Humanistik.

Menempatkan guru sebagai makhluk yang punya pikiran, rasa dan kehendak yang terus bisa tumbuh kembang, dan bahkan sebagai alat semata untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar.

2. Pendekatan Kompetensi.

Pendekatan ini memiliki makna bahwa guru harus mempunyai kompetensi tertentu untuk menjalankan tugasnya.

(50)

Kependidikan Kependidikan Proses tatap muka antara supervisor dengan guru membicarakan masalah mengajar dan yang berhubungan dengannya, oleh karenanya dalam supervisi klinis, supervisor dan guru sebagai teman sejawat dalam memecahkan maslah-maslah pembelajaran. Adapun sasaran supervisi klinis yaitu perbaikan pengajaran, bukan kepribadian guru.

4. Pendekatan Profesional. Berasumsi bahwa tugas utama profesi guru itu mengajar, sehingga sasaran supevisi harus mengarahkan pada

hal yang menyangkut

(51)

Kependidikan Kependidikan Peran supervisi pendidikan dalam peningkatan kemampuan diri guru yakni supervisi bukanlah ajang untuk mengadili, melainkan aktifitas membantu guru untuk keluar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan sekaigus mendorong untuk

menumbuh kembangkan

kemampuan dan pekerjaannya. Kegiatan supervisi tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. c. Peningkatkan Kemampuan Guru

melalui Sertifikasi

(52)

Kependidikan Kependidikan dan dosen. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.

Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.

(53)

Kependidikan Kependidikan pasal 8, pasal 11 ayat 1, pasal 11 ayat 2, pasal 11 ayat 3, dan pasal 11 ayat 4. Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 mei 2007. Ada beberapa tujuan sertifikasi di antaranya:

a) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional

b) Meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan

(54)

Kependidikan Kependidikan d) Meningkatkan profesionalisme guru Selain tujuan yang telah dikemukakan di atas, sertifikasi guru juga memiliki manfaat tertentu sebagai berikut: melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak citra guru, melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional, dan meningkatkan kesejahteraan guru.

Sertifikasi guru dibagi menjadi dua yakni sertifikasi guru dalam jabatan dan sertifikasi guru pra jabatan. Sertifikasi guru dalam jabatan ada 2 tahapan, yakni:

(55)

Kependidikan Kependidikan Portofolio adalah dokumen atau bukti-bukti fisik yang memperlihatkan prestasi dan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas profesinya sebagai guru.

Secara spesifik, terdapat 10 komponen yang dinilai dalam rangka uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik melalui jalur portofolio yakni:

1. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai oleh peserta sertifikasi yang dibuktikan melalui ijazah atau diploma yang dimiliki.

(56)

Kependidikan Kependidikan pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.

3. Pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang. 4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, perencanaan

(57)

Kependidikan Kependidikan 5. Penilaian dari atasan dan pengawas, yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi, dll. 6. Prestasi akademik, yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang

mendapat pengakuan dari

lembaga/panitia penyelenggara.

7. Karya pengembangan profesi, yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru.

(58)

Kependidikan Kependidikan bidang tugasnya. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan setifikat/piagam bagi narasumber, dan sertifikat/piagam bagi peserta.

9. Pengalaman organisasi, yaitu pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan, organisasi sosial, dan/atau mendapat tugas tambahan.

10. Penghargaan yang relevan dalam bidang pendidikan, yaitu penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif, kualitatif, dan relevansi.

(59)

Kependidikan Kependidikan Bagi guru yang belum lulus penilaian portofolio, dalam arti belum mencapai skor minimal yang dipersyaratkan untuk kelulusan portofolio, terdapat 2 kemungkinan :

1. Melengkapi dokumen portofolio

yang diperkirakan dapat

mempengaruhi peningkatan skor kelulusan portofolio atau

(60)

Kependidikan Kependidikan keguruan tertentu. Akan tetapi perjuangan untuk menjadi guru tidak sampai di sini saja, perlu diberikan suatu proses pemantapan khusus bagi calon yang ingin memasuki sebuah profesi setelah menyelesaikan program kualifikasi akademik. sertifikasi untuk model ini diterapkan dalam sebuah program pendidikan khusus yang disebut pendidikan profesi.

(61)

Kependidikan Kependidikan d. Peningkatkan Kemampuan Guru

melalui Kualifikasi dan Pembinaa Guru

Program kualifikasi guru

adalah prakarsa inovatif dan efisien untuk memberikan layanan pendidikan yang memungkinkan tidak mengganggu pelaksanaan tugas-tugas keseharian masing-masing guru.

Berikut merupakan kurikulum program kualifikasi, yaitu:

a) Kompetensi lulusan

(62)

Kependidikan Kependidikan kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

b) Struktur kurikulum dan sebaran mata kuliah

(63)

Kependidikan Kependidikan Beban studi (satuan kredit semester) dan lama program yang harus ditempuh mahasiswa disesuaikan dengan latar belakang pendidikan calon mahasiswa dengan mengacu pada Surat Keputusan Mendiknas Republik Indonesia.

D. KONSEP PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA

Pendidikan Nasional

Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret 1989. Pendidikan adalah usaha sadar,

(64)

Kependidikan Kependidikan

berkesinambungan yang

memungkinkan seluas-luasnya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukannya,masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

(65)

Kependidikan Kependidikan penting agar (output) pendidikan kita mampu menghadapi rupa-rupa tantangan dan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fungsi dan tujuan Standar Nasional Pendidikan, yaitu:

(66)

Kependidikan Kependidikan 2) Standar Nasional Pendidikan

bertujuan menjamin mutu pendidikan

nasional dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang

bermartabat.

Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Nasional yaitu:

Pasal 2

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

(67)

Kependidikan Kependidikan Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.

Pasal 4

(68)

Kependidikan Kependidikan Pendidikan Nasional memiliki Visi dan Misi. Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi rumusan dan dituangkan pada bagian “penjelasan” atas UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Visi dan misi pendidikan nasional ini adalah merupakan bagian dari strategi pembaruan sistem pendidikan.

Visi Pendidikan Nasional:

(69)

Kependidikan Kependidikan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Misi Pendidikan Nasional:

Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut:

1. mengupayakan perluasan dan

pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;

(70)

Kependidikan Kependidikan 3. meningkatkan kesiapan masukan

dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;

4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan

5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.

(71)

Kependidikan Kependidikan Kehidupan bangsa adalah

konsep budaya, yaitu

menginternalisasikan nilai-nilai sebagai bangsa yang berkarakter, mempunyai jati diri, watak sebagai bangsa yang bermartabat, berdaulat, mandiri, tangguh, mencintai sesama, mampu menjadi tuan di tanah air sendiri, merasa berdiri sejajar dengan bangsa lain, dan mampu mendisain masa

depannya sendiri tanpa

menggantungkan nasibnya pada bangsa lain.

(72)
(73)

Kependidikan Kependidikan atau mengotori fasilitas umum, merasa minder atau rendah diri dan cenderung untuk mengagungkan bahkan meniru nilai-nilai budaya asing tanpa

mengetahui atau mengenal

kebudayaan Indonesia yang kaya akan nilai-nilai luhur, sehingga terkadang mendistorsi rasa kebangsaan sebagai bangsa yang bermartabat.

(74)

Kependidikan Kependidikan Oleh karena itu dalam sistem pendidikan nasional, harus dipahami esensinya bahwa pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Karena berkaitan dengan fungsinya dalam membangun rasa keindonesiaan dimana kebudayaan nasional (seluruh kebudayaan yang tersebar di Indonesia beserta nilai-nilai luhur yang ada didalamnya) harus berdaulat, dengan menjadi materi yang disosialisasikan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia.

(75)

Kependidikan Kependidikan bahasa, ungkapan, pantun, kesenian, upacara adat yang didalamnya berisi nilai-nilai yang mengajarkan tentang kerukunan, kebersamaan, dan kearifan hubungan antara manusia dalam mengelola alamnya harus dikemas dan disajikan dalam kegiatan belajar-mengajar di tiap sekolah yang ada di seluruh Indonesia.

BAB II

(76)

Kependidikan Kependidikan A. PENGERTIAN BIMBINGAN

KONSELING DI SEKOLAH

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

(77)

Kependidikan Kependidikan Sunaryo Kartadinata (1998:4) mengartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan yaitu:

Pertama: bimbingan merupakan suatu proses yang mengandung makna bahwa bimbingan itu merupakan kegiatan yang berkesinambungan berlangsung terus-menerus, bukan kegiatan seketika atau kebetulan.

(78)

Kependidikan Kependidikan

Ketiga: bantuan itu diberikan kepada individu. Individu yang diberikan bantuan adalah individu yang dalam bimbingan diberikan dengan segala keunikannya.

Keempat: tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal. Perkembangan optimal adalah perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan besar. Konseling merupakan layanan bimbingan kepada individu dalam rangka membantu mengembangkan diri atau memecahkan masalahnya secara perorangan atau kelompok dalam suatu pertalian hubungan tatap muka

(79)

Kependidikan Kependidikan Robinson (M.Surya dan Rohman N., 1986:25) mengartikan konseling sebagai semua bentuk hubungan antara dua orang dimana yang seorang klien, dibantu untuk lebih mamapu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.

(80)

Kependidikan Kependidikan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Maka secara umum layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

B.HAKEKAT BIMBINGAN DAN KONSELING

(81)

Kependidikan Kependidikan 1.1 Fungsi dan Bimbingan

konseling

Dalam rangka memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik, bimbingan berfungsi untuk hal-hal berikut:

a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu siswa agar memiliki pemahaman terhadap diri (potensi-potensi, baik kelebihan

maupun kelemahannya) dan

(82)

Kependidikan Kependidikan b. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya pembimbing senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegah supaya masalah itu tidak dialami siswa. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah melalui layanan pemberian informasi, atau bimbingan kelompok.

(83)

Kependidikan Kependidikan dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karier. Teknik yang digunakan disini adalah konseling dan remedial teaching (dilakukan oleh guru bidan study).

1.2 Asas-Asas Bimbingan

Penyelengaraan bimbingan dan konseling selain harus memperhatikan aspek fungsi dan prinsip, juga dituntut untuk mempedulikan beberapa asas yang mendasari kinerja pembimbing atau konselor dalam melaksanakan tuagasnya. Adapun asas-asas tersebut yaitu:

(84)

Kependidikan Kependidikan data atau keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini, pembimbing atau konselor dituntut untuk menjamin kerahasiaan data klien (peserta didik).

b. Asas kesukarelaan, yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.

(85)

Kependidikan Kependidikan informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan keterbukaan peserta didik.

d. Asas kegiatan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan mau berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.

(86)

Kependidikan Kependidikan f. Asas kekinian, yaitu asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik dalam kondisinya sekarang.

g. Asas kedinamisan, yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton selalu berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

(87)

Kependidikan Kependidikan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun oleh pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.

i. Asas kenormatifan, yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dari kebiasaan yang berlaku.

j. Asas keahlian,yaitu asas yang menhendaki agar layanan dan kegiatan

bimbingan dan konseling

(88)

kaidah-Kependidikan Kependidikan kaidah profesional. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan koseling.

k. Asas alih tangan, yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik mengalihtangannkan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

(89)

Kependidikan Kependidikan keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan, dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju.

1.3 Prinsip-Prinsip Bimbingan Prinsip-prinsip yang dikemukakan

berikut berkenaan dengan

tujuan,praktik, dan kaidah umum pelaksanaan bimbingan di sekolah atau dalam tatanan pendidikan pada umumnya.

(90)

Kependidikan Kependidikan bantuan yang diberikan kepada siswa harus bertolak dari perkembangan dan kebutuhan siswa. Pembimbing tidaklah

memaksakan kehendak dan

mengarahkan perkembangan siswa, tetapi bantuan yang diberikannya itu harus berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan masalah siswa. Pembimbing bertugas membantu siswa memahami sistem nilai sebagai bagian dari proses pengembangan dirinya.

(91)

Kependidikan Kependidikan bahwa pembimbing perlu memahami perkembangan dan kebutuhan siswa secara menyeluruh dan menjadikan perkembangan dan kebutuhan siswa tersebut sebagai salah satu dasar bagi penyusunan program di sekolah. Prinsip ini juga diperuntukkan memberi bantuan kepada siswa tidak menunggu munculnya masalah pada siswa melainkan diarahkan kepada upaya mencegah munculnya masalah dan mengembangkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

(92)

Kependidikan Kependidikan siswa, baik fisik, mental, sosial, emosional, maupun moral-spiritual dipandang sebagai satu kesatuan dan saling berkaitan.

(93)

Kependidikan Kependidikan mau menerima konsekuensi pilihannya itu.

e. Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses pendidikan bukanlah proses pengembangan aspek intelektual

semata, melainkan proses

(94)

Kependidikan Kependidikan pemahaman nilai, sikap dan kebiasaan belajar.

f. Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya. Prinsip ini mengandung arti bahwa bantuan di dalam proses bimbingan diarahkan untuk membantu siswa memahami dirinya, mengarahkan diri kepada tujuan yang realistik, dan mencapai tujuan yang realistik itu sesuai dengan kemampuan diri dan peluang yang diperoleh.

C. PERANAN GURU DALAM BIMBINGAN KONSELING

(95)

Kependidikan Kependidikan Bimbingan di sekolah dapat digolongkan kedalam bimbingan belajar, pribadi sosial, dan juga karier. Bimbingan di sekolah dasar selain melayani anak normal pada umumnya juga sangat mungkin dituntut untuk melayani anak atau peserta didik yang berbakat, berkesulitan belajar, dan berperilaku bermasalah. Secara ringkas layanan bimbingan yang dimaksud akan dibahas dalam uraian berikut ini.

a. Bimbingan belajar

(96)

Kependidikan Kependidikan memberikan layanan kepada peserta didik, baik secara individual maupun perorangan.

b. Bimbingan pribadi

(97)

Kependidikan Kependidikan Dilihat dari sudut bimbingan, proses pembelajaran di sekolah merupakan wahana untuk mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang disebutkan diatas. Oleh karena itu, guru disekolah dasar memgang peran yang amat penting didalam megembangkan iklim pembelajaran sebagai wahana perkembangan pribadi peserta didik. Bertolak dari orientasi ekologi perkembangan manusia dalam bimbingan, peran guru dalam membantu perkembangan pribadi peserta didik adalah sebagai berikut :

(98)

Kependidikan Kependidikan memahami apa yang terjadi pada dirinya. Sikap seperti ini memungkinkan guru mampu menyentuh dunia kehidupan individual peserta didik dan terbentuknya suatu relais yang bersifat membantu (helpingrelationship)

 Bersikap konsisten.

(99)

Kependidikan Kependidikan  Mengembangkan lingkungan

yang stabil

Guru harus brupaya mengembangkan struktur program dan tatanan yang dapat menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya hidup dalam dunia yang memiliki keteraturan, stabilitas, dan tujuan.

 Bersikap permisif

(100)

Kependidikan Kependidikan c. Bimbingan sosial

(101)

Kependidikan Kependidikan Dilihat dari sudut bimbingan, proses pembelajaran merupakan wahana bagi pengembangan keterampilan sosial, kesadaran saling bergantung, dan kemampuan menerima dan mengikuti aturan kelompok.

Peran penting yang perlu dimainkan guru dalam kaitannya layanan

bimbingan sosial ialah

mengembangkan atmosfir kelas. Atmosfir kelas yang kondusif bagi perkembangan sosial ialah yang dapat menumbuhkan :

(102)

Kependidikan Kependidikan  Partisipasi kelompok, ditandai dengan kerja sama, bersikap membantu, dan mengikuti aturan main.

 Penerimaan terhadap keragaman individual dan kelompok, dan menghargai keistimewaan orang lain.

(103)

Kependidikan Kependidikan individual, kesamaan kesempatan untuk sukses (James M. Cooper, 1990).

Di dalam pembelajaran kooperatif akan terjadi dukungan tim berupa bantuan sebaya di dalam mempelajari tugas-tugas akademik. Bantuan atau dukungan seperti ini akan melintasi hal-hal akademis dan akan menumbuhkan ikatan sosial di dalam kelompok. Sebgai contoh, seorang anak yang pandai didorong untuk membantu anak yang kurang pandai di dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas kelompoknya.

(104)

Kependidikan Kependidikan secara sungguh-sungguh. Dalam pembelajaran kooperatif guru harus menyakinkan peserta didik bahwa hasil kerja itu adalah hasil kelompok. Oleh karena itu, setiap orang harus ambil bagian dalam menyelesaikan tuga skelompok tersebut. Tingkat tanggung jawab idndividual tetap diukur melalui asesment tingkat penguasaan bahan ajar.

(105)

Kependidikan Kependidikan d. Bimbingan karier

(106)

Kependidikan Kependidikan maupun sosial akan mendukung perkembangan karier peserta didik.

Bailey dan Nihlen (2989)

menyarankan pengembangan

kesadaran karier di sedkolah,

khususnya di sekolah

lanjutanhendaknya dikembangkan secara terpadu dan mencakup hal-hal berikut ini.

 Informasi yang difokuskan kepada tangung jawab dan struktur pekerjaan.

 Penyediaan waktu dan

kesempatan bagi peserta didik untuk berbagi pengetahuan tentang dunia kerja dan pengalaman yang diperolehnya dari orang-orang sekitar tentang pekerjaannya.

(107)

Kependidikan Kependidikan yang bekerja disekitarnya. Interaksi ini, akan menjembatani anak dengan dunia kerja.

 Kesempatan bagi peserta didik untuk mengetahui bagaimana orang merasakan pekerjaan atau profesi yang dipilhnya.

 Kesempatan bagi peserta didik untuk mengenali peran faktor jenis

(gender) dalam pekerjaan .

2. Teknik Membantu Siswa Bermasalah

(108)

Kependidikan Kependidikan sebagai pembimbing, penanganan dan pencegahan perilaku bermasalah dapat ditempuh dengan mengembangkan kondisi pembelajaran yang dapat memperbaiki kesehatan mental peserta didik.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk memperoleh lingkungan belajar yang sehat.

Memanfaatkan pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok. Dalam hal ini, guru dapat bekerja sama dengan konselor di sekolah jika telah ada konselor (guru bimbingan konseling).

(109)

pendekatan-Kependidikan Kependidikan melakukan bimbingan. Dalam mewujudkan fungsi bimbingan di dalam proses pembelajaran, guru dapat menggunakan metode yang bervariasi yang memungkinkan peserta didik megembangkan keterampilan kehidupan kelompok. Metode yang dimaksud, seperti sosiometri, diskusi, dan bermain peran.

Mengadakan konferensi ksu dengan melibatkan para guru dan orang tua siswa. Konferensi ini dimaksudkan untuk menemukan alternatif bagi pemecahan kasus Menjadikan segi kesehatan

(110)

Kependidikan Kependidikan menekankan kepada segi hasil

belajar, tetapi juga

memperhatikan perkembangan kepribadian peserta didik.

Memasukkan aspek-aspek hubungan insaniah ke dalam kurikulum sebagai bagian terpadu dari bahan ajaran yang harus disajikan guru.

Menaruh kepedulian khusus terhadap faktor-faktor psikologiis yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran.

(111)

Kependidikan Kependidikan a. Pengajaran perbaikan (Remedial

teaching).

Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk pengajaran perbaiakn yang bersifat menyembuhkan atau membetulksn, pengajaran yang membuat menjadi lebih baik. Penajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pengajaran yang bermaksud untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik.

(112)

Kependidikan Kependidikan sedikitnya berbeeda dengan siswa yang mengikuti pelajaran di kelas biasa.

Kalau di dalam kelas biasa unsur emosional dapat dikurangi, sedangkan siswa yang sedang mengalami masalah belajar justru malah sebaliknya, ia mungkin dihinggapi perasaan takut, cemas, tidak tenteram, bingug, bimbang, dan sebagainya.

b. Kegiatan pengayaan.

Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa siswa yang sangat cepat dalam belajar.

(113)

Kependidikan Kependidikan Selanjutnya ia akan berusaha untuk mewujudkan dirinya secara lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Sebaliknya, kecepatan belajar akan mempunyai dampak negatif apabila siswa merasa kurang diperhatikan dan kurang dihargai. Mereka cenderung menjadi patah hati, tidak bersemangat, jera, dan sebagainya. Dalam hubungannya dengan siswa yang lain, mereka mungkin menjadi siswa yang mengganggu atau salah tingkah. Hal ini

mungkin akan menimbulkan

menurunnya prestasi belajar mereka. c. Peningkatan motivasi belajar

(114)

Kependidikan Kependidikan belajar. Prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan:

 Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Siswa akan terdorong untuk belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai.

 Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa.

 Menciptakan suasana

pembelajaran yang menantang, merangsang, dan menyenangkan.

 Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman (hukuman yang bersifat membimbing, yaitu yang menimbulkan efek peningkatan) bilamana perlu.

(115)

Kependidikan Kependidikan dan siswa, serta antara siswa dan siswa.

 Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu, seperti

suasana yang menakutkan,

mengecewakan, membingungkan, dan menjengkelkan.

 Melengkapi sumber dan peralatan belajar.

 Mempelajari hasil belajar yang diperoleh.

d. Peningkatan keterampilan belajar Prosedur yang dapat dilakuka diantaranya adalah dengan:

 Membuat catatan waktu guru mengajar.

 Membuat ringkasan dari bahan yang dibaca.

(116)

Kependidikan Kependidikan e. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.

(117)

Kependidikan Kependidikan dan orang tua siswa. Untuk itu siswa hendaknya dibantu dalam hal sebagai berikut:

 Menemukan motif-motif yang tepat dakam belajar.

 Memelihara kondisi kesehatan yang baik.

 Mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah.

 Memilih tempat belajar yang baik.  Belajar dengan menggunakan

sumber belajar yang baik.

 Membaca dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan.

(118)

Kependidikan Kependidikan lain dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah:

 Membantu siswa menyusun rencana yang baik.

Rencana ini memuat pokok dan subpokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan dicapai, cara-cara mempelajari bahan-bahan yang bersangkutan, alat-alat yang diperlukan dan cara-cara memeriksa atau mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai.

 Membantu siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas

(119)

Kependidikan Kependidikan sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar, bagaimana cara memahami dan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru, dan apabila apa pula yang harus dikerjakan setelah kegiatan belajar mengajar berakhir (setelah sampai di rumah).

 Melatih siswa membaca cepat Kecepatan menunjuk kepada banyaknya kata-kata yang tepat yang dapat dibaca dalam waktu tertentu. Dengan membaca cepat, kemumgkinan siswa memperoleh banyak informasi atau ilmu pengetahuan dari buku sumber yang dibacanya.

(120)

Kependidikan Kependidikan yang pelu dikuasai oleh siswa adalah metode SQR3 (Survey, Questoin, Read, Recite, Write and Review) yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson (Dorothy Keiter, 1975).

 Membiasakan siswa,

mengerjakan tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi.

 Membantu siswa menyusun jadwal belajar dan memenuhi jadwal yang telah disusunnya. Untuk ini diperlukan adanya pemantauan dan pengawasan berkesinambungan.

(121)

Kependidikan Kependidikan siswa (tidak terlalu membungkuk, jarak mata dengan buku ± 30 cm), memeriksa buku dan sebagainya.

 Membantu siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, yang meliputi persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian, dan segi-segi administratif penyelenggaraan ujian.

D. DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PROSEDUR PEMBERIAN BANTUAN UNTUK MENGATASINYA

(122)

Kependidikan Kependidikan Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar (http://ebekunt.wordpress.com). Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3), menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.

(123)

Kependidikan Kependidikan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.

(124)

Kependidikan Kependidikan Salah satu cara pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah berupa prosedur dan langkah-langkah yang sistematis yang disebut Diagnosis Kesulitan Belajar dan pengajaran perbaikan.(Etty Kratikawati dan Willem Lusikooy; 1993/1994).

Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai berikut (Ebekunt:2009, http://ebekunt.wordpress.com) :

(125)

Kependidikan Kependidikan mengenai gejala-gejalanya (symtoms);

2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;

3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.

Dari penjelasan di atas, dapat penulis buat suatu kesimpulan bahwa Diagnosis Kesulitan Belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan

kesulitan belajar dengan

(126)

Kependidikan Kependidikan dari suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.

2. Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar a. Gejala kesulitan belajar

Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menurut Warkitri dkk, 1990 : 8.5 – 8.6 (Ebekunt;2009,

(127)

Kependidikan Kependidikan a. Hasil belajar yang dicapai

rendah dibawah rata-rata kelompoknya.

b. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya.

c. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.

d. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.

e. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst.

(128)

Kependidikan Kependidikan misalnya membolos, pulang sebelum waktunya, dst.

g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif, dst.

Sedang Abu Daud

(129)

Kependidikan Kependidikan dengan pengertian kesulitan belajar, tingkah laku yang dimanifestasikannya ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu. Gejala ini akan tampak dalam aspek motorik, kognitif, konatif (kehendak) dan afektif baik dalam proses maupun hasil belajar yang dicapainya. Contoh sulit dan lambat dalam berkomunikasi.

Dari kutipan di atas, dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa gejala-gejala yang menunjukkan individu mengalami kesulitan belajar, yaitu:

(130)

Kependidikan Kependidikan 2. Individu lambat dalam

mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru.

3. Menunjukkan sikap yang masa bodoh, sering bolos ataupun tidak masuk sekolah, serta mudah tersinggung dan menyendiri.

b. Ciri kesulitan belajar

Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini (Mutiara Endah; 2010, http://mutiaraendah.wordpress.com):

1) Gangguan persepsi visual: a) Melihat huruf/angka dengan posisi

(131)

Kependidikan Kependidikan sehingga seringkali terbalik dalam menuliskan kembali.

b) Sering tertinggal huruf dalam menulis.

c) Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi. d) Sulit memahami kanan dan kiri. e) Bingung membedakan antara

obyek dengan latar belakang. f) Sulit mengkoordinasi antara mata

(penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan lain-lain).

2). Gangguan persepsi auditori. Sulit membedakan bunyi: menangkap secara berbeda apa yang didengarnya

(132)

Kependidikan Kependidikan jumlah banyak dan kalimat yang panjang

b. Bingung dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga sulit mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya.

3). Gangguan bahasa.

a. Sulit menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya.

b.Sulitmengkoordinasikan/

mengatakan apa yang sedang dipikirkan

(133)

Kependidikan Kependidikan b. Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam eraknya.

5). Hiperaktivitas.

a. Sukar mengontrol aktivitas

motorik dan selalu

bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak bisa diam)

b. Berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu

c. Impulsif

6). Kacau (distractibility)

(134)

Kependidikan Kependidikan b. Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir.

c. Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (melamun/berhayal saat belajar di kelas).

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu:

1. Dilihat dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti pada saat menulis, siswa sering menulis dengan salah satu huruf yang tertinggal atau tidak lengkap.

(135)

Kependidikan Kependidikan memahami perintah yang disampaikan oleh guru.

3. Dilihat dari segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang disampaikn kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya.

3. Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar

(136)

Kependidikan Kependidikan

(Ebekunt; 2009,

http://ebekunt.wordpress.com):

a. Faktor Internal

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.

i. Faktor kejiwaan, antara lain :  Minat terhadap mata

pelajaran kurang;  Motif belajar rendah  Rasa percaya diri kurang  Disiplin pribadi rendah

(137)

Kependidikan Kependidikan  Sering mengalami konflik

psikis

 Integritas kepribadian lemah.

ii. Faktor kejasmanian, antara lain :

 Keadaan fisik lemah

(mudah terserang

penyakit),

 Adanya penyakit yang sulit

atau tidak dapat

disembuhkan,

 Adanya gangguan pada fungsi indera,

 Kelelahan secara fisik. b. Faktor Eksternal

(138)

Kependidikan Kependidikan atau berasal dari luar peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan faktor lingkungan.

i. Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa antara lain :

 Kemampuan profesional dan kepribadian dosen yang tidak memadai,

 Kurikulum yang terlalu berat bagi pesert didik,

(139)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan karir menjadi guru ditinjau dari latar belakang profesi orang tua petani, guru dan karyawan, pada dasarnya memiliki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan karir menjadi guru ditinjau dari latar belakang profesi orang tua petani, guru dan karyawan, pada dasarnya memiliki

Guru mata pelajaran yang memiliki latar belakang program pendidikan khusus.. Jumlah guru dengan latar Jumlah guru

Dalam rangka melaksanakan tugas profesionalnya, profesi guru disamping dihadapkan pada kewajiban untuk senantiasa meningkatkan profesionalisme, saat ini profesi guru

Objek dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengembangan profesi guru untuk melaksanakan kewajibannya yang membutuhkan keahlian khusus untuk melaksanakan suatu proses

Mengetahui perbedaan tingkat kualitas proses pembelajaran guru SMK program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan yang mempunyai latar belakang pendidikan

Dalam Permendikbud Nomor 87 Tahun 2013 Tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan disebutkan bahwa Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan yang selanjutnya

Latar Belakang Masalah Guru merupakan sebuah profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru, dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar