Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed method). Istilah untuk menyebutkan metode campuran sangat beragam seperti multi-metode, metode konvergensi, metode terintegrasi, dan metode kombinasi (Creswell, 2012; 22).
Strategi yang diterapkan pada metode campuran ini adalah exploratory design. Berikut skema exploratory design yang digambarkan pada gambar.
Penelitian
Gambar 3.1 Exploratory Design ( Creswell, 2012; 557)
Berikut ini adalah keterangan dari notasi yang digunakan gambar sebagai berikut (Creswell, 2012; 557)
Simbol “ “ untuk rangkaian atau urutan dalam pengumpulan data dengan satu jenis data.
“quan’’ dan “QUAL” merupakan kependekan dari kuantitatif dan kualitatif.
Pengakapitalan “QUAL” mengindikasikan adanya suatu metode yang
lebih diprioritaskan.
Kotak-kotak mengindikasikan analisis dan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif.
Metode campuran ini menekankan data kualitatif lebih dari data kuantitatif. Penekanan ini dapat terjadi melalui menyajikan pertanyaan menyeluruh sebagai pertanyaan terbuka atau mendikusikan hasil kualitatif lebih rinci daripada data kuantitatif. Biasanya dalam desain ini, peneliti menyajikan studi dalam dua tahap, dengan tahap pertama yang melibatkan
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pengumpulan kualitatif dengan sejumlah individu yang kecil, diikuti oleh pengumpulan data kuantitatif dengan sejumlah individu yang besar.
B. Partisipan dan Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Kota Bandung, dengan partisipan 59 siswa pada metode kuantitatif dan 20 siswa pada metode kualitatif. Partisipan tersebut yaitu siswa SMK yang telah mendapat materi suhu dan kalor. Penentuan pasrtisipan untuk data kualitatif yaitu berdasarkan kategori yang ditemukan pada data kuantitatif. Partisipan diambil sekitar 30% dari setiap kategorinya.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan berupa multiple choice question yang berupa
three- tier dan interview berupa pertanyaan terbuka. 1. Tes diagnostik Three-tier Test
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen Thermal Concepts Evaluation (Alwan, 2010) yang berjumlah 30 soal. Soal nomor 1 sampai 26 dari Yeo and Zadnik (2001), soal nomor 28 dan 29 dari Rosalind Driver (1985) dan soal nomor 27 dan 30 dari Elwan Almahdi (2007). Soal tersebut dikembangkan menjadi bentuk three-tier test. Setiap butir soal dirancang memiliki tiga tingkat, tingkat konten (content tier) untuk mengukur kemampuan pengetahuan konsep termal; tingkat alasan (reason tier) untuk mengukur kemampuan penjelasan yang mendasari memilih salah satu jawaban; dan tingkat kepercayaan (confidence tier) untuk mengukur derajat keyakinan dalam menentukan jawaban dan alasan yang dipilih.
2. Interview (wawancara semitersruktur)
Interview dilakukan sesuai dengan Protokol interview atau pedoman wawancara yang dibuat berdasarkan pertanyaan terbuka. Tiga protokol wawancara (Chiou, 2010) sebagai berikut:
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b. Protokol wawancara kedua bertujuan untuk menyelidiki prediksi dan model mental konduksi kalor.
c. Protokol wawancara ketiga yaitu mengajukan beberapa pertanyaan untuk menyelidiki pemikiran peserta dengan respon mereka sebelumnya.
Untuk three-tier test dilakukan pengujian uji validitas soal yang berkaitan dengan penyesuaian bahasa dan konten yang dilakukan oleh ahli dan untuk pertanyaan terbuka pada sesi wawancara diuji melalui uji validitas berkaitan dengan penyesuaian bahasa oleh ahli.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan diawali dengan melakukan studi pustaka mengenai model mental siswa melalui beberapa sumber informasi seperti, buku, jurnal penelitian, prosiding, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain. Selanjutnya mengadopsi dan mengadaptasi instrumen dari jurnal menjadi bentuk three-tier test kemudian divalidasi alih bahasa oleh ahli. Setelah itu, instrumen kembali didiskusikan dengan ahli untuk diperbaiki. Selanjutnya dilakukan validasi empiris dan dilakukan perbaikan kembali apabila instrumen perlu diperbaiki. Kemudian, mengadopsi dan mengadaptasi instumen yang berupa protocol interview yang divalidasi oleh pembimbing. Langkah selanjutnya dilakukan persiapan-persiapan administratif yang harus ditempuh sebelum penelitian dilakukan. Persiapan tersebut meliputi pemilihan sekolah dan mengurus surat-surat perijinan pada instansi terkait.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan tes tertulis/ tes diagnostik di SMK Negeri 6 dan 8 Bandung. Selanjutnya, dilakukan wawancara kepada siswa untuk mempertegas hasil penelitian.
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Analisis data
Pembahasan
Studi lapangan dan identifikasi masalah
Studi pustaka model mental siswa melalui jurnal, laporan penelitian dan buku
Adopsi dan adaptasi instrumen penelitian (Thermal Evaluation Concept dan Protocol Interview)
Validasi alih bahasa
Pengumpulan data
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Skema alur penelitian
E. Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan dan menggali data penelitian akan digunakan metode tes dan non-tes.
1. Tes Konsepsi
Tes yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Thermal Evaluation Concept (Alwan, 2010) yang dikembangkan dalam bentuk
three- tier. Three tier merupakan tes diagnostik model mental yang dapat mengungkapkan gambaran pengetahuan siswa terhadap suatu konsep. Peneliti menggunakan tes ini untuk mendukung model mental siswa.
2. Non tes (wawancara)
Untuk memperoleh data, peneliti akan menggunakan jenis wawancara semiterstrukrur (semistructured interview). Menurut Sugiyono (2011) jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori
in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Walaupun demikian peneliti tetap berpedoman pada interview protocol. Wawancara ini direkam dengan sebuah handycam atau kamera.
F. Analisis Data
Teknik pengolahan data yaitu dengan menganalisis data. Strategi yang dipilih pada penelitian ini adalah exploratory design. Analisis ini bisa dilakukan berdasarkan pendekatan kuantitatif (analisis angka-angka secara deskriptif dan inferensial) dan data kualitatif (deskripsi dan analisis teks atau gambar secara tematik) (Cresweel,2012 :328). Penjelasan mengenai data kuantitatif dan data kualitatatif sebagai berikut.
1. Data kuantitatif dikumpulkan dengan three-tier test.
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Data kuantitatif yaitu melalui tes berbentuk three-tier, setiap jawaban dikategorikan ke dalam kategori jawaban berdasarkan tabel 3.2.
Tabel 3.2 Teknik Analisi Three-Tier Test
Kategori Jawaban Kode kategori
Tipe Jawaban
Memahami konsep MK Jawaban benar + alasan benar + yakin
Lack of knowledge LK
Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin
Jawban benar + alasan salah + tidak yakin
Jawaban salah +alasan salah + tidak yakin
Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin
Error E
Jawaban salah + alasan benar + yakin
Jawaban benar + alasan salah + yakin
Jawaban salah + alasan salah + yakin
Miskonsepsi M
Jawaban benar + alasan salah + yakin
Jawaban salah + alasan salah + yakin
(Kaltakci & Didis, 2007)
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Kategori Konsepsi Siswa
Kategori Konsepsi Deskripsi
Kategori 1 (dominan memahami konsep)
Jumlah kategori jawaban memahami konsep lebih dari 50% Kategori 2 (dominan lack of
knowledge)
Jumlah kategori jawaban lack of knowladge lebih dari 50%
Kategori 3 (dominan miskonsepsi) Jumlah kategori jawaban miskonsepsi lebih dari 50%
Kategori 4 (miskonsepsi sama dengan lack of knowledge)
Jumlah kategori jawaban lack of
knowladge sama dengan
miksonsepsi atau bobotnya masing-masing 50%.
2. Data kualitatif
Data kualitatif dikumpulkan melalui kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara ini direkam dengan handycam atau kamera yang menghasilkan audio dan visual (gambar) serta ada juga coretan. Hasil wawancara dan coretan ini dibuat dalam transkrip untuk setiap siswa. Untuk menganalisis data ini menggunakan metode perbandingan konstan. Fokus analisis data ditempatkan pada respon mereka terhadap wawancara kedua pada set protokol. Sedangkan untuk wawancara kesatu dan ketiga pada set protokol sebagai kerangka acuan untuk memvalidasi interpretasi model mental mereka. Tiga putaran analisis data untuk membangun model mental setiap peserta pada konduksi kalor (Chiou, 2013) sebagai berikut:
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b. Putaran kedua bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola diantara 20 individu yang diperoleh pada babak pertama. Metode perbandingan konstan digunakan untuk mengkategorikan dengan memeriksa persamaan dan perbedaan mereka. Sementara kategori dibentuk, skema coding didirikan dengan menyediakan setiap kategori dengan kedua label untuk menggambarkan fitur yang berbeda dan instruksi coding untuk memandu analisis lebih lanjut. c. Putaran ketiga bertujuan untuk menguji reabilitas hasil coding
sementara.
Science educator diundang untuk menggunakan skema pengkodean
recode konsepsi kalor, model mental, analogi konduksi kalor dan prediksi masing-masing peserta. Tahap ini, kedua coder mengubah kategori baru atau menghapus sebuah kategori yang ada. Reabilitas intercoder dihitung sebagai koefisien Kappa. Hasil coding dibahas oleh dua coder sampai konsensus tercapai. Setelah kedua coder mencapai kesepakatan maka akan menghasilkan beberapa konsepsi kalor, model mental, analogi konduksi kalor dan prediksi.
Perhitungan koefisien Kappa sebagai berikut.
(Widhiarso, 2005) Keterangan:
K = Koefisien Cohen Kappa Pa = Proporsi kesepakatan teramati. Pc = Proporsi kesepakatan harapan. 1 = Konstanta.
Fleiss, 1981 (dalam Widhiarso, 2005) mengkategorikan tingkat reliabilitas antar rater, antara lain:
Tabel 3.1 Tabel kategori tingkat reliabilitas
Nilai Kategori
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Kappa 0,4 –0,60 Cukup (fair)
Kappa 0,60 – 0,75 Baik (good)
Kappa > 0,75 Sangat Baik (excellent)
3. Menyusun data yang diperoleh kedalam bentuk tabel.
Dessy Fauzi, 2016
ID ENTIFIKASI MOD EL MENTAL SISWA SMK PAD A MATERI KOND UKSI KALOR