• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 0800057 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 0800057 Chapter5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Agustina, Tiara. 2014

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA

MATERI GERAK BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil temuan dan pembahasan, peneliti menyimpulkan hasil

penelitian ini sebagai berikut:

1. Siswa SMP memiliki kemampuan berpikir tersebar di tiap kategori berpikir

yaitu berpikir formal, berpikir transisi dan berpikir konkret. Siswa SMP

umumnya berada pada kategori berpikir transisi, baik berdasarkan dari hasil

TOLT dan tes berpikir logis yang dimodifikasi. Sedangkan siswa rendah di

kategori berpikir formal untuk hasil tes berpikir logis modifikasi, akan tetapi

untuk hasil TOLT yang rendah merupakan pada kategori berpikir konkret.

2. Siswa mengalami miskonsepsi pada semua konsep gerak yaitu pada konsep

jarak, perpindahan, GLB dan GLBB. Siswa paling banyak mengalami

miskonsepsi pada konsep jarak dan perpindahan.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi

sebagian besar merupakan siswa yang berada pada kategori berpikir konkret.

Sedangkan siswa yang rendah mengalami miskonsepsi yaitu siswa pada

kategori berpikir formal. Jadi perkembangan kognitif siswa merupakan salah

satu hal yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada siswa.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa

saran. Bagi guru di sekolah yang dijadikan tempat penelitian, peneliti

menyarankan untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa dan memperbaiki

pemahaman siswa, dan sangat direkomendasikan untuk menerapkan three-tier test

agar benar–benar dapat diketahui apakah siswa mengalami miskonsepsi, tidak

tahu konsep serta siswa yang mengalami error. Terkait dengan penelitian

(2)

66

three-tier test yang ditambahkan isian kosong pada opsi soal tingkat kedua

(second tier), dengan teknik wawancara agar dapat menggali informasi baru

secara lebih mendalam, dan instrumen pada indikator kemampuan pengontrolan

variabel yang dibuat hendaknya lebih spesifik yaitu terhadap hal yang ditanyakan

dan menetpakan atau mengontrol variabel-variabel tertentu dari susatu masalah.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada tahap pembuatan instrumen penelitian yaitu three-tier test adanya

tahapan yang tidak dilakukan yaitu pemberian soal essai dan wawancara

semi-terstruktur yang bertujuan menjaring informasi terkait konsepsi siswa dan dapat

dijadikan sebagai ditraktor. Keterbatasan lainnya yaitu soal berpikir logis yang

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI.. Universitas Pendidikan

level sedang namun miskonsepsi baru yang dialami siswa berada dalam level. kuat, sedangkan secara kuantitatif miskonsepsi siswa yang berkaitan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI GERAK BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PROFIL DISPOSISI BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Umumnya siswa mengalami kesulitan dalam penyusunan

Penerapan levels of inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai effect size pada pokok bahasan materi gerak matahari-bumi menunjukan kategori

Berdasarkan hasil analisis miskonsepsi yang dialami oleh siswa dari penerapan pembelajaran pada materi tekanan terlihat bahwa pada setiap pertemuan siswa masih

Penerapan metode proyek pada pokok bahasan momentum dan impuls untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis daan penguasaan konsep siswa SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia |