BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one
group pre-test and post-test design. Menurut Sugiyono (2013) pada desain
penelitian one group pre-test and post-test design terdapat pretes sebelum
perlakuan akan menyebabkan hasil perlakuan lebih akura, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan perlakuan.
Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Bentuk Desain one group pre-test and post-test design
Keterangan:
X = perlakuan terhadap kelompok eksperimen
O1 = pretes
O2 = postes
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan serangkaian prosedur yang dilakukan
oleh peneliti secara sistematis untuk melakukan penelitian. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-eksperimental.
Disebut demikian karena pada metode ini belum memenuhi persyaratan
eksperimen sesungguhnya seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan
ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu, hal ini dapat terjadi karena
tidak adanya kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih secara random
(Sugiyono, 2013). Pada metode penelitian ini kelompok siswa yang menjadi
subjek penelitian diberi perlakuan tertentu. Tujuannya adalah untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Pada
penelitian ini perlakuan yang dimaksud adalah penerapan metode praktikum
berbasis inkuiri terbimbing. Melalui penelitian ini akan diperoleh informasi
mengenai Keterampilan Poses Sains dan penguasaan konsep siswa pada
pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode praktikum berbasis
C. Alur Penelitian
Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kimia SMA
Penyusunan Instrumen
(soal tes, angket dan pedoman wawancara )
Validasi
Uji Reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran soal tes
Pretes
Pengisian Angket dan pedoman wawancara Postes
Kesimpulan Analisis Data
Gambar 3.2 Tahapan Dalam Desain Penelitian
T pada Topik Titrasi Asam
Basa*
Penyusunan Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen
Penelitian ini diawali dengan dilakukannya analisis standar isi kimia
SMA dan buku kimia SMA untuk mendapatkan indikator pembelajaran
materi titrasi asam basa yang akan digunakan sebagai indikator penguasaan
konsep siswa. Selanjutnya, dilakukan studi kepustakaan tentang Keterampilan
Proses Sains (KPS) untuk mendapatkan indikator-indikator dan sub indikator
KPS yang akan diteliti. Setelah itu, dilakukan analisis terhadap metode
pembelajran praktikum berbasis inkuiri terbimbing untuk menentukan
tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Kemudian dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan
instrumen penelitian.
Rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan tahap-tahap
inkuiri dan KPS. Instrumen penelitian yang akan digunakan yaitu lembar tes
tertulis, angket dan pedoman wawancara. Instrumen yang dibuat dilakukan
uji reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran. Sebelum pembelajaran
dilakukan, siswa diberi pretes yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
KPS dan penguasaan konsep yang dimiliki siswa sebelum diberi perlakuan.
Setelah itu siswa diberi perlakuan berupa penerapan metode pembelajaran
praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Dalam hal ini pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan LKS yang akan mengarahkan siswa untuk menerima
tugas dengan jelas. LKS yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS
dari penelitian sebelumnya yang sudah tervalidasi yang disusun olek Fariza
Fauzia pada tahun 2014. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, kemudian
dilakukan postes untuk mengetahui bagaimana KPS dan penguasaan konsep
siswa setelah diterapkannya pembelajaran. Selanjutnya, untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran, dibagikan angket dan dilakukan
wawancara.
Tahap akhir yang dilakukan adalah mengolah dan menganalisis data
yang diperoleh dari hasil tes, angket, dan wawancara sampai dihasilkan
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diteliti adalah siswa kelas XI IPA semester 2
yang berada disalah satu SMA di Kabupaten Majalengka tahun ajaran
2015-2016. Pengambilan data dilakukan pada satu kelas eksperimen dengan jumlah
siswa sebanyak 38 orang.
Saat kegiatan praktikum berlangsung, siswa dibagi kedalam 7
kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.
Pengelompokkan dilakukan secara heterogen berdasarkan prestasi dan jenis
kelamin.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2009). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa butir
soal tes terlulis KPS dan penguasaan konsep, angket, dan pedoman
wawancara. Masing-masing instrumen tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Soal Tes Tertulis
Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dengan cara-cara atau aturan tertentu (Arikunto, 2012). Soal tes yang
akan dikembangkan bertujuan untuk mengukur KPS dan penguasaan konsep
siswa sebelum dan sesudah mengalami pembelajaran dengan metode
praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
Keterampilan Proses Sains (KPS)
Tes keterampilan proses sains digunakan sebagai instrumen untuk
mengukur keterampilan proses sains yang dimiliki siswa, yang meliputi
keterampilan menggunakan alat, merencanakan percobaan, meramalkan,
berkomunikasi, serta menerapkan konsep. Bentuk soal tes tertulis
Tabel 3.1
Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains
No Indikator KPS Sub Indikator KPS No Soal
1 Menggunakan Alat Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat
1
2 Merancang
Percobaan
Menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah
kerja
2
3 Meramalkan Mengungkapkan apa yang
akan terjadi pada keadaan
yang belum diamati
3
4 Berkomunikasi Menggambarkan data
empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan kurva
4
5 Menerapkan
Konsep
Menggunakan konsep yang
telah dipelajari dalam situasi
baru
5,6
Penguasaan Konsep
Bentuk soal tes tertulis penguasaan konsep yang digunakan dalam
penelitian ini berupa pilihan berganda sebanyak 13 butir soal untuk yang
disusun berdasarkan pada domain kognitif Bloom yang mencakup C1, C2,
C3,dan C4 yang dapat menunjukkan tingkat penguasaan konsep siswa.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep
No Ranah Kognitif No Soal
1 C1 (Mengingat) 1,2,3,5
2 C2 (Memahami) 4,6,8
3 C3 (Menerapkan) 7,12,13
b. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013). Angket dalam penelitian ini
dirancang untuk mengtahui tangggapan siswa terhadap bahan ajar,
pelaksanaan pembelajaran, LKS dan soal pretes postes yang digunakan serta
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran. Angket ini
diberikan kepada siswa diakhir pembelajaran setelah mendapatkan perlakuan.
Kisi-kisi angket tersedia pada tabel 3.3 atau dapat dilihat pedoman angket
siswa secara utuh pada lampiran B.5.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket
No Aspek Penilaian Nomor Pernyataan
1. Tanggapan siswa terhadap bahan ajar
(titrasi asam basa)
1, 2, 3
2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
3. Tanggapan siswa terhadap LKS dan soal
pretes-postes
12,13,14,15,16
c. Pedoman Wawancara
Instrumen pendukung yang terakhir adalah pedoman wawancara.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur dengan
menggunakan pedoman wawancara yang tersusun. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui lebih dalam tentang tanggapan siswa terhadap proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Wawancara ini dilakukan kepada 3 orang
siswa sebagai perwakilan yang dipilih secara acak pada saat pertemuan
terakhir setelah proses pembelajaran selesai. Kisi-kisi pedoman wawancara
tersedia pada tabel 3.4 atau dapat juga dilihat pedoman wawancara secara
utuh pada lampiran B.6.
No Aspek Penilaian Nomor Pertanyaan
1. Tanggapan siswa terhadap bahan ajar
(titrasi asam basa)
1
2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran
2, 3,4, 5, 6
3. Tanggapan siswa terhadap LKS dan soal
pretes-postes
7,8,9,10
F. Proses Pengembangan Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu
mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut
(Firman,2000).Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Firman
(2000) validitasi yaitu yang di pandang sebagai isi (content) bahan pelajaran
yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Dalam penelitian ini validasi tes
dilakukan dengan cara meminta pertimbangan para ahli, yaitu dosen ahli
pendidikan kimia.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Firman (2000), reabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu
alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang
kemampuan seseorang. Jika alat ukur mempunyai reabilitas tinggi maka
pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan alat ukur itu terhadap
subjek yang sama akan menghasilkan informasi yang sama atau mendekati
sama. Arikunto (2007) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Pada
penelitian ini reabilitas diukr dengan menggunakan rumus KR-20
(Kuder-Richardson) sebagai berikut:
[ ∑ ]
r11 = reabilitas instrumen
k = jumlah soal
p = proporsi respon betul pada suatu soal
q = proporsi respon salah pada suatu soal
s2 = varians skor-skor tes
Untuk menafsirkan harga reliabilitas digunakan acuan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Tafsiran Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Tafsiran
0,000 – 0,199 Sangat rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Cukup
0,600 – 0,799 Tinggi
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
(Arikunto, 2007)
a. Daya Pembeda
Menurut Firman (2000), daya pembeda soal adalah pengukuran sejauh
mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah
menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai
kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Arikunto (2007), daya pembeda soal
adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya
pembeda butir soal dihitung dengan dengan menggunakan persamaan berikut:
Keterangan:
DP : Indeks Daya Pembeda
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.6 Daya Pembeda Butir Soal
Indeks Daya Pembeda (DP) Kualifikasi
0,00 – 0,19 Kurang
0,20 – 0,39 Cukup
0,40 – 0,69 Baik
0,70 – 1,00 Sangat Baik
(Arikunto, 2007)
Dari hasil uji coba diperoleh daya pembeda seperti ditunjukkan pada
tabel berikut :
Tabel 3.7
Daya Pembeda Soal Pada Uji Coba Soal Penguasaan Konsep
No Soal Daya Pembeda Kategori
1 0.20 Cukup
Daya Pembeda Soal Pada Uji Coba Soal Penguasaan Konsep
No Soal Daya Pembeda Kategori
9 0.38 Cukup
10 0.54 Baik
11 0.62 Baik
12 0.23 Cukup
13 0.46 Baik
b. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah
soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Menurut Arifin (2012), tingkat
kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal.
Arikunto (2009), tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar
atau mudahnya suatu soal.
Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal, maka digunakan
persamaan:
Keterangan:
P : Indeks Kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dari hasil uji coba diperoleh daya pembeda seperti ditunjukkan pada
tabel berikut :
Tabel 3.9 Kategori Taraf Kesukaran Soal
Harga P Kategori Soal
P > 0,7 Mudah
0,3 ≤P ≤ 0,7 Sedang
P < 0,3 Sukar
(Arikunto, 2007)
Tabel 3.10
No Soal B P Kategori
Tingkat Kesukaran Soal Pada Uji Coba Soal Penguasaan Konsep
No Soal B P Kategori
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian yang diperoleh dari instrumen soal tes tertulis
KPS dan penguasaan konsep, angket, dan pedoman wawancara melalui
tahap-tahap sebagai berikut.
a. Pemberian pretes terhadap subjek penelitian sebelum pelaksanaan
pembelajaran.
b. Pemberian perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode
praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
c. Pemberian postes terhadap subjek penelitian.
d. Pemberian skor mentah terhadap jawaban pretes dan subjek postes subjek
e. Pemberian angket terhadap subjek penelitian.
f. Pelaksanaan wawancara terhadap wakil dari tiap-tiap kelompok subjek
penelitian.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini secara terperinci dapat
dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12 Teknik Pengumpulan Data
No Instrumen Penelitian Teknik
Pengumpulan Data Jenis Data
1 Soal Tes Testulis,
2 Angket Penyebaran angket
kepada siswa
3 Pedoman Wawancara Pelaksanaan
wawancara
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data penelitian yang telah dikumpulkan, kemudian diolah dan dianalisis
untuk mengetahui peningkatan KPS dan penguasaan konsep siswa sesuai
dengan sub indikator KPS dan indikator penguasaan konsep yang diteliti serta
terbimbing pada materi titrasi asam basa. Tahapan pengolahan dan analisis
data pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
a. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Tes Tertulis (Pretes dan Postes)
1) Pengolahan hasil tes tertulis
Jawaban tes tertulis (pretes dan postes) siswa diolah sengan cara
memberikan skor atau nilai mentah terhadap setiap jawaban pretes
dan postes siswa dengan ketentuan: Jawaban benar diberi nilai 1 dan
jawaban salah diberi nilai 0
2) Analisis hasil tes tertulis
Jawaban siswa yang telah diskor, selanjutnya dianalisis sesuai tahapan
sebagai berikut:
a) Mengubah skor pretes dan postes kedalam persentase.
Data skor mentah setiap siswa harus diubah kedalam bentuk
persentase menggunakan rumus:
Berdasarkan nilai persentase setiap siswa, kemudian ditentukan rerata
pretes dan postes masing-masing kelompok siswa (kelompok tinggi,
sedang, dan rendah). Persentase rerata pretes dan postes
masing-masing kelompok siswa yang diperoleh ditafsirkan berdasarkan skala
kategori kemampuan seperti tertera pada tabel 3.13.
Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa
Skor Kriteria
80-100 Sangat baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Sangat kurang
b) Menghitung rerata gain ternormalisasi
Untuk mengetahui peningkatan KPS dan penguasaan konsep
masing-masing kelompok siswa, selanjutnya ditentukan nilai rerata
N-Gain ternormalisasi menggunakan rumus :
(Hake, 1998)
Besarnya pencapaian rerata N-Gain ternormalisasi ditafsirkan
berdasarkan kriteria berikut:
Tabel 3.14 Kriteria rerata Gain Ternormalisasi
N-Gain Kriteria Peningkatan
G > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang G < 0,3 Rendah
(Hake, 1998)
c) Nilai rerata N-Gain yang telah ditafsirkan, selanjutnya dikonversi
ke dalam bentuk persentase dengan cara dikalikan 100%. Dengan
demikian nilai N-Gain yang dimuat pada pemaparan hasil dan
pembahasan penelitian telah dikonversi dalam bentuk nilai
persentase.
b. Pengolahan data angket
Pengolahan data angket dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Penentuan
bobot skor skala Likert dilakukan dengan cara setiap pertanyaan diberi
skala sebagai berikut :
Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Untuk menghitung hasil angket siswa digunakan rumus :
(Riduwan, 2008)
Penafsiran rata-rata respon terhadap seluruh aspek menggunakan tafsiran
persentase seperti yang termuat dalam Riduwan (2010) sebagai berikut :
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Keterangan : Kriteria Interpretasi Skor
Angka 0% - 20% = Sangat Lemah
Angka 21% - 40% = Lemah
Angka 41% - 60% = Cukup
Angka 61% - 80% = Kuat
Angka 81% - 100% = Sangat Kuat
Dalam instrumen ini pilihan netral dihilangkan agar respon yang
diberikan oleh siswa mencerminkan (memihak) kearah sikap positif atau
negatif.
c. Pengolahan Hasil Wawancara
Hasil wawancara ditranskripsikan secara naratif untuk mengetahui
titrasi asam basa melalui metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing
serta mengetahui kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran