• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Infomedia Nusantara Divisi Call Center Telkomsel Medan Sebagai Caroline Officer Outbond

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Infomedia Nusantara Divisi Call Center Telkomsel Medan Sebagai Caroline Officer Outbond"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

Sebagai landasan berpikir dalam menyelesaikan dan memecahkan

permasalahan, maka diperlukan pedoman teoritis yang dapat membantu

penelitian. Kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep, defenisi, dan

proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antar konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan

berpikir untuk menunjukkan perspektif yang digunakan dalam memandang

fenomena sosial yang menjadi objek penelitian.

2.1.1Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan

yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak

atau berbuat. Motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku

seseorang, motivasi adalah suatu proses psikologi . Perilaku manusia itu

hakikatnya adalah berorientasi pada tujuan dengan kata lain bahwa perilaku

seseorang itu pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk mencapai

beberapa tujuan. Tujuan adalah sesuatu yg ingin di capai yang berada diluar diri

individu, kadangkala tujuan diartikan pula sebagai suatu harapan untuk mendapat

(2)

2.1.1.1Pengertian Motivasi

Menurut Hasibuan Malayu S.P dalam Sunyoto Danang (2012:191)

motivasi adalah suatu perangsang keinginan daya gerak kemauan bekerja

seseorang, setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan

menurut Asa’ad dalam Pasolog, Harbani (2010:140) motivasi adalah sesuatu

yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Menurut isbandi Rukminto

Adi (Uno,2008:3) mengatakan bahwa motif tidak dapat diamati secara langsung,

tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan,

dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.

Menurut Winardi dalam Abdurrahman (2006:81) Motivasi adalah sebuah konteks

organisasi merupakan proses dengan apa seseorang manajer merangsang pihak

lain untuk bekerja dalam rangka upaya mencapai sasaran-sasaran organisasi

sebagai alat untuk memuaskan keinginan-keinginan pribadi mereka sendiri.

Menurut Hasibuan (2005 : 92) motivasi adalah mempersoalkan bagaimana

caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan

memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan

perusahaan.

Dalam Winardi (2001:4), ada defenisi yang mengatakan bahwa motivasi

berhubungan dengan:

1) Pengarahan perilaku,

2) Kekuatan reaksi (upaya kerja), setelah seorang karyawan telah

(3)

3) Persistensi perilaku (menentukan bentuk, tujuan, intensitas, dan lamanya)

orang yang bersangkutan melanjutkan pelaksanaan perilaku dengan cara tertentu.

Menurut Hasibuan (1996:95), motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau

bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dalam segala daya upayanya untuk

mencapai kepuasan.

Selain karakteristik pekerjaan itu sendiri, aspek lain dari tempat kerja

yang dapat mempengaruhi motivasi adalah Goal Setting (Penetapan Target).

Menurut prinsip Penetapan Target, karyawan akan termotivasi untuk mencapai

hasil kerja yang lebih tinggi jika mereka memiliki target yang spesifik (Locke &

Latham, dalam Donovan, 2001). Secara psikologis menunjukkan bahwa

kegairahan semangat seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya

sangat dipenuhi oleh motivasi kerja yang mendorongnya. Tegasnya, setiap

karyawan memerlukan motivasi yang kuat agar bersedia melaksanakan

pekerjaannya secara bersemangat, bergairah, dan berdedikasi (Nawawi,

1997:356). Persoalannya adalah bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap

prestasi kerja seseorang.

Karyawan merasa termotivasi, apabila merasa tindakannya mengarah

pada pencapaian tujuan dan imbalan berharga yang akan memuaskan kebutuhan

mereka. Karyawan akan termotivasi dengan sendirinya sepanjang menuju tujuan

yang ingin dicapai. Inilah bentuk motivasi yang paling baik. Meski demikian,

(4)

menciptakan motivasi dengan memberikan insentif dan imbalan serta kesempatan

untuk pembelajaran dan petumbuhan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi merupakan dorongan yang dapat membangkitkan kemauan kerja

karyawan untuk memulai melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung

jawabnya.

2.1.1.2Manfaat Motivasi

Motivasi menjelaskan mengapa ada orang berperilaku tertentu untuk

mencapai serangkaian tujuan. Teori motivasi berupaya merumuskan apa yang

membuat orang menyajikan kinerja yang baik.

Menurut Hasibuan (1996:97) dan Hasibuan (2005) menyatakan manfaat

atau tujuan motivasi bagi seorang karyawan selain memberikan keuntungan

kepada pegawai itu sendiri juga menguntungkan organisasi seperti:

1) Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan;

2) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan;

3) Meningkatkan produktifitas kerja karyawan;

4) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan;

5) Meningkatkan kedisplinan dan menurunkan tingkat absen karyawan;

6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;

7) Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi karyawan;

8) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugasnya;

(5)

Tujuan motivasi adalah menyangkut seorang manajer yang bekerja

melalui oranglain. Ia tidak mungkin melakukan semua pekerjaan itu sendiri saja,

melainkan harus meminta bantuan orang lain untuk mengerjakannya. Seorang

bawahan mungkin melakukan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

itu adalah keinginan perusahaan. Adapun kemungkinan seorang karyawan tidak

baik menjalankan tugasnya. Mengapa hal ini sampai terjadi, maka perusahaan

harus mengetahui penyebab-penyebabnya.

Mungkin ia tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan

kepadanya tetapi ada juga kemungkinan ia tidak mempunyai dorongan atau

motivasi untuk bekerja dengan baik, maka salah satu tugas yang harus diketahui

oleh seorang pemimpin adalah bagaimana memotivasi bawahannya untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Menjadi salah satu tugas

pimpinan perusahaan untuk dapat memberikan motivasi (dorongan) kepada

bawahannya agar dapat bekerja sesuai dengan pengarahan yang diberikan. Oleh

sebab itu pengetahuan tentang motivasi perlu diketahui oleh setiap pimpinan atau

setiap orang yang bekerja dengan orang lain.

2.1.1.3Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya.

Menurut Danim (2004:17) secara umum motivasi dapat diklasifikasikan kedalam

empat jenis,yaitu:

(6)

1) Motivasi Positif

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari

keuntungan- keuntungan tertentu. Dengan demikian, motivasi positif merupakan

pemberian motivasi yang diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain

untuk bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan keuntungan

tertentu padanya.

2) Motivasi Negatif

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari

rasa takut misalnya, jika seorang karyawan tidak bekerja maka akan muncul rasa

takut dikeluarkan, takut diskors, dan takut dijauhi oleh rekan kerja. Motivasi

negatif yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan.

3) Motivasi Dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul pada diri karyawan saat dia melaksanakan

tugas-tugasnya dan bersumber dari dalam diri karyawan itu sendiri yang

dibarengi dengan kesenangan.

4) Motivasi Dari Luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya

pengaruh yang ada diluar pekerjaan dan dari luar diri karyawan itu sendiri.

Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesehatan, cuti, program

rekreasi perusahaan, dan lain-lain.

Dalam memotivasi karyawan ada tujuan pendekatan motivasi positif

(7)

nomor dua dan seterusnya non material intensif. Adapun ketujuh pendekatan

positif intensif tersebut adalah:

1) Uang

Pendekatan ini dilakukan dengan memberi imbalan berupa uangkepada

karyawan. Uang jelas merupakan suatu alat motivasi yang berguna baik untuk

memuaskan ekonomi karyawan. Pemberian imbalan berupa uang selain gaji

pokok ini dapat digolongkan sebagai materail intensif, yaitu suatu perangsang

yang dapat dinilai dengan uang.

2) Penghargaan Terhadap Pekerjaan yang Dilakukan

Cara ini sering diabaikan sebagai suatu alat motivasi yang berguna.

Padahal umumnya setiap orang akan merasa senang menerima pujian terhadap

pekerjaan yang dilselesaikannya dengan baik.

3) Pemberian Perhatian yang Tulus Kepada Karyawan

Pemberian perhatian yang tulus tidak dapat dilakukan secara alasan saja

disamping itu perlu diingat dalam memberikan perhatian hendaknya tidak perlu

berlebih-lebihan.

4) Persaingan

Pada umumnya orang senang bersaing secara jujur, sikap ini dapat

dimanfaatkan oleh pimpinan dengan memberikan persaingan yang sehat dalam

melaksanakan pekerjaannya.

5) Kebanggaan

Penyelesaian suatu pekerjaan yang dibebankan akan menimbulkan rasa

(8)

6) Partisipasi

Dengan dijalankannya partisipasi antara pimpinan dan bawahan akan

diperoleh berbagai masukan berbentuk sumbangan pemikiran yang baik dari

kedua belah pihak.

7) Pemberian Informasi

Pimpinan harus memberitahukan latar belakang atau alasan pada setiap

suatu tindakan. Pemberian informasi yang jelas akan sangat berguna untuk

menghindari adanya issue, gosip dan sebagainya. (Ranupandojo dan Husnan,

2005).

Ukuran keberhasilan motivasi yang dilakukan pimpinan perusahaan

adalah hasil yang diperoleh dari pelaksanaan suatu pekerjaan meningkat. Artinya

motivasi yang baik (positif) akan dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan.

Motivasi negatif akan dapat mendorong peningkatan prestasi kerja tetapi hanya

dalam jangka waktu pendek sedang motivasi positif akan dapat meningkatkan

prestasi kerja secara berkelanjutan dan dalam jangka panjang.

2.1.1.4Metode Motivasi

Ada dua metode motivasi (Hasibuan, 2005:48) yaitu:

1) Motivasi Langsung

Motivasi langsung adalah motivasi yang diberikan secara langsung

kepada setisap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.

Misalnya pemberian pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan tanda

(9)

2) Motivasi Tidak Langsung

Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya berupa

fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang kelancaran tugas sehingga

para karyawan betah dan bersemangat dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya.

Misalnya, kursi yang empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang terang

dan nyaman, penempatan kerja yang tepat. Motivasi langsung besar pengaruhnya

untuk merangsang semangat kerja karyawan sehingga akhirnya prestasi kerja

karyawanpun meningkat.

2.1.1.5Alat-Alat Motivasi

Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada karyawan

dapat berupa material incentive dan nonmaterial incentive (Hasibuan, 2005:48).

1) Material Incentive

Material incentive adalah motivasi yang bersifat materiil sebagai

imbalan atas prestasi kerja karyawan. Yang termasuk dalam material incentive

adalah yang berbentuk uang dan barang-barang.

2) Nonmaterial Incentive

Nonmaterial Incentive adalah motivasi yang tidak berbentuk mateiil.

Yang termasuk dalam nonmaterial incentive adalah perlakuan yang wajar,

(10)

2.1.1.6Asas-Asas Motivasi

Menurut Hasibuan (2005:145), asas-asas motivasi mencakup dalam lima

bagian yaitu asas mengikutsertakan, asas komunikasi, asas pengakuan, asas

wewenang yang didelegasikan, dan asas perhatian timbal balik.

1) Asas Mengikutsertakan

Asas mengikutseertakan maksudnya adalah mengajak karyawan untuk

ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada karyawan mengajukan

ide, kritikan, dan rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan

cara ini, karyawan merasa ikut bertanggungjawab atas pencapaian tujuan

perusahaan sehingga moral dan kegairahan kerja karyawan semakin meningkat.

2) Asas Komunikasi

Asas komunikasi maksudnya adalah menginformasikan secara jelas

tentang tujuan yang ingin dicapai, cara pelaksanaannya, dan kendala yang

dihadapi. Dengan asas komunikasi, motivasi karyawan akan meningkat. Sebab

semakin banyak seseorang mengetahui suatu, semakin besar pula minat dan

perhatiannya terhadap soal tersebut.

3) Asas Pengakuan

Asas pengakuan maksudnya adalah memberikan penghargaan yang tepat

dan wajar kepada karyawan atas prestasi kerja yang telah dicapainya. Karyawan

akan semakin rajin dan lebih bekerja keras, jika usaha-usaha yang telah mereka

laksanakan diberi penghargaan sehingga para karyawan merasa sebagai bagian

(11)

4) Asas Wewenanang yang Didelegasikan

Yang dimaksud dengan asas wewenang yang didelegasikan adalah

mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan untuk mengambil

keputusan dan berkreatifitas. Dalam pendelegasian wewenang ini, pihak

pimpinan/manajer harus meyakinkan bawahannya mampu dan dipercaya dapat

menyelesaikan tugas-tugas dengan baik.

5) Asas Perhatian Timbal Balik

Asas perhatian timbal balik ini adalah memotivasi bawahan dengan

mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan di samping berusaha

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan karyawan. Misalnya, pimpinan

meminta supaya karyawan meningkatkan prestasi kerjanya sehingga perusahaan

memperoleh laba yang banyak. Apabila laba semakin banyak, maka balas jasa

mereka akan dinaikkan.

2.1.1.7Faktor Pendukung Motivasi

Setiap pegawai memiliki keinginan yang berbeda-beda, tetapi ada

kesamaan dalam kebutuhan (needs)-nya, yaitu setiap manusia ingin hidup dan

untuk hidup perlu makan dan manusia normal mempunyai harga diri. Jadi setiap

pegawai mengharapkan kompensasi dari setiap prestasi yang diberikannya serta

ingin memperoleh pujian, perilaku yang baik dari atasannya.

Secara garis besar ada enam indikator yang mempengaruhi motivasi

(12)

1) Faktor kebutuhan manusia; mencakup kebutuhan dasar (ekonomis),

kebutuhan rasa aman (psikologis) dan kebutuhan sosial.

2) Faktor kompensasi; mencakup upah, gaji, balas jasa.

3) Faktor komunikasi; mencakup hubungan antar manusia, baik hubungan

atasan- bawahan, hubungan sesama bawahan dan hubungan sesama atasan.

4) Faktor pelatihan; mencakup pelatihan dan pengembangan serta kebijakan

manajemen dalam mengembangkan pegawai.

5) Faktor kepemimpianan, mencakup gaya kepemimpinan.

6) Faktor prestasi kerja; mencakup prestasi dan kondisi serta lingkungan

kerja yang mendorong prestasi kerja tersebut.

2.1.1.8Kendala-Kendala Dalam Motivasi

Kendala- kendala motivasi ( Hasibuan, 1996 : 102 ) yaitu :

1) Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat sulit, karena keinginan

setiap individu tidak sama.

2) Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan

insentif.

3) Manajer sulit mengetahui motivasi kerja individu pegawai.

4) Manajer sulit memberikan insentif yang adil dan layak.

2.1.1.9Teori Motivasi

Secara umum teori motivasi dibagi dalam dua kategori, yaitu Teori

(13)

Teori Proses yang banyak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku dan

mengapa mereka berperilaku dengan cara tertentu (Uno, 2008:39).

Tetapi pada penelitian ini saya lebih membahas mengenai Teori

Kepuasaan, yaitu lebih spesifik ke Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dengan

penjelasan sebagai berikut

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Hierarki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada saat seseorang telah

memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ketingkat

yang lebih tinggi. Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan, yaitu :

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, seperti

makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernafas dan sebagainya.

2. Kebutuhan akan RasaAman

Ketikakebutuhan fisiologis seseorang terpenuhi, perhatian dapat

diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu termasuk merasa

aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.

3. Kebutuhan akan Cinta Kasih dan kebutuhan Sosial

Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin

disadari melalui hubungan-hubungan antar pribadi yang mendalam, tetapi juga

yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok

sosial. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, sementara orang mungkin bekerja

karena kebutuhan mendapatkan uang, tetapi mereka juga menilai pekerjaan

(14)

4. Kebutuhan akan Penghargaan

Percaya diri dan harga diri maupun pengakuan orang lain. Dalam

kaitannya dengan pekerjaan, hal ini berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui

bermanfaat menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan

kehormatan didunia luar.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan ini ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan

berkaitan dengan kegiatan pemenuhan diri. Ketika kebutuhan lain sudah

terpenuhi, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya.

2.1.2Prestasi Kerja

2.1.2.1Pengertian Prestasi Kerja

Salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan

kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya adalah melakukan

penilaian atas tugas-tugas yang dilakukan. Prestasi merupakan hasil yang telah

dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya sedangkan kerja diartikan sebagai

perbuatan melakukan sesuatu dengan tujuan langsung atau pengorbanan jasa,

jasmani, dan pikiran untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa dengan

memperoleh imbalan prestasi tertentu.

Prestasi kerja (job performance) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pada prinsipnya, ada

(15)

yaitu kata “achievement”. Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata “to

achieve” yang berarti “mencapai”, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan

menjadi “pencapaian” atau “apa yang dicapai”. Berdasarkan pengertian di atas,

maka istilah prestasi kerja disamakan dengan kinerja. Menurut Mangkunegara

(2006:9), pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa

Inggris disebut dengan performance.

Beberapa defenisi tentang Penilaian Prestasi Kerja yang dikemukakan

oleh beberapa orang ahli, yaitu Menurut Sutrisno (2009:151), prestasi kerja

adalah “sebagai hasil kerja yang dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya

dalam melaksanakan aktivitas kerja”. Menurut Moh. As’ud (dalam Badriah,

2015:136), prestasi kerja “merupakan kesuksesan seseorang dalam melaksanakan

suatu pekerjaan”. Hasibuan (2005) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu. Sastrohadiwiryo (2002) menyatakan bahwa prestasi

kerja adalah kinerja yang dicapai seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas

dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Prestasi karyawan merupakan suatu hal

yang sangat penting dalam usaha organisasi untuk mencapai tujuannya, sehingga

berbagai ragam motivasi harus dilakukan oleh organisasi untuk

meningkatkannya. Salah satu diantaranya adalah melalui penilaian prestasi kerja.

Berdasarkan defenisi yang telah disebutkan diatas dapat diketahui bahwa

Penilaian Prestasi Kerja mengandung pengertian yang mendalam yaitu

(16)

pengembangan yang telah dilakukan. Jadi penilaian prestasi kerja ini pada

dasarnya merupakan suatu proses dalam menentukan nilai keberhasilan

pelaksanaan tugas para pegawai.

2.1.2.2Penilaian Prestasi Kerja

Salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan

kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya adalah melakukan

penilaian atas tugas-tugas yang dilakukan. Prestasi merupakan hasil yang telah

dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya sedangkan kerja diartikan sebagai

perbuatan melakukan sesuatu dengan tujuan langsung atau pengorbanan jasa,

jasmani, dan pikiran untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa dengan

memperoleh imbalan prestasi tertentu. Penilaian prestasi kerja perlu dilakukan

untuk mengetahui prestasi kerja karyawan. Penilaian Prestasi Kerja adalah

menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang

dihasilkan setiap karyawan, (Hasibuan, 2005:87) . Menurut Mangkunegara

(2009:12), penilaian prestasi kerja adalah “Suatu proses yang digunakan

pimpinan untuk menentukan apakah seorang pegawai melakukan pekerjaannya

sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya”.

Berdasarkan defenisi yang telah disebutkan diatas dapat diketahui bahwa

Penilaian Prestasi Kerja mengandung pengertian yang mendalam yaitu

bagaimana melakukan evaluasi terhadap perilaku, prestasi kerja dan potensi

pengembangan yang telah dilakukan. Jadi penilaian prestasi kerja ini pada

(17)

pelaksanaan tugas para karyawan. Jadi penilaian prestasi kerja mencakup

pekerjaan karyawan dan evaluasi yang akan dilakukan terhadap pekerjaan

tersebut.

Menurut Mangkunegara (2000) unsur-unsur yang dinilai dari prestasi

kerja adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap. Kualitas kerja

terdiri dari ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan. Kuantitas kerja terdiri

dari output dan penyelesaian kerja dengan ekstra. Keandalan terdiri dari

mengikuti instruksi, inisiatif, kehati-hatian, kerajinan. Sedangkan sikap terdiri

dari sikap terhadap perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan serta kerjasama.

Keseluruhan unsur/komponen penilaian prestasi kerja di atas harus ada dalam

pelaksanaan penilaian agar hasil penilaian dapat mencerminkan prestasi kerja dari

para karyawan.

Penilaian Prestasi karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui

prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan. Apakah prestasi yang dicapai setiap

karyawan baik, sedang atau kurang. Penilaian prestasi penting bagi setiap

karyawan dan berguna bagi perushaan untuk menetapkan kebijaksanaan

selanjutnya.

2.1.2.3Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

Manfaat penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut:

1) Perbaikan Prestasi Kerja

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan pegawai, manajer dan

departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk

(18)

2) Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi

Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam

menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya

3) Keputusan-Keputusan Penempatan

Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja

masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan

terhadap prestasi kerja masa lalu

4) Kebutuhan-Kebutuhan Latihan Dan Pengembangan

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan.

Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus

dikembangkan.

5) Perencanaan Dan Pengembangan Karier

Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu

tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti

6) Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing

Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau

kelemahan prosedur staffing departemen personalia

7) Ketidakakuratan Informasional

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan

dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumberdaya manusia, atau

(19)

8) Kesalahan-Kesalahan Desain Pekerjaan

Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan

dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa

kesalahan-kesalahan tersebut.

9) Kesempatan Kerja Yang Adil

Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin

keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.

10) Tantangan-Tantangan Eksternal

Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar

lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau

masalah-masalah pribadi lainnya.

2.1.2.4Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi kerja yang baik menurut

Mangkunegara (2000) menyatakan faktor yang mempengaruhi pencapaian

prestasi kerja yang baik menurut adalah :

1) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri

karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

2) Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari

(20)

karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan

yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

seharihari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan.

Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya.

Anoraga (2004) menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi kerja karyawan yaitu motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan,

sikap etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan system

kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan sosial, manajemen dan kesempatan

berprestasi.

Prestasi kerja yang optimal selain didorong oleh motivasi seseorang dan

tingkat kemampuan yang memadai, oleh adanya kesempatan yang diberikan, dan

lingkungan yang kondusif. Meskipun seorang individu bersedia dan mampu, bisa

saja ada rintangan yang jadi penghambat.

2.1.2.5Indikator – Indikator Prestasi Kerja Karyawan

Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan.

Nasution (2000:99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam

prestasi kerja antara lain:

1) Kualitas Kerja

Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja,

(21)

2) Kuantitas Kerja

Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.

3) Disiplin Kerja

Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi

peraturan perusahaan, dan ketaatan waktu kehadiran.

4) Inisiatif

Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan

pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja atas

dorongan dari atasan.

5) Kerjasama

Kriteria penilaianya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri

serta kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam batas

kewenangannya.

2.1.2.6Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja

Motivasi masing-masing karyawan dapat berubah-ubah, adakalanya

motivasi pada diri seseorang sangat tinggi, dan terkadang pula motivasi pada diri

seseorang dapat menurun. Motivasi yang tinggi dapat mendorong karyawan

untuk semangat bekerja dalam mencapai target maupun mencapai prestasi kerja

yang tinggi. Sebaliknya, motivasi yang rendah pada karyawan dapat menurunkan

semangat kerja karyawan yang mengakibatkan prestasi karyawan menurun pula.

Menurut Hasibuan Malayu S.P dalam Sunyoto Danang (2012:191) motivasi

(22)

motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan Asa’ad dalam

Pasolog, Harbani (2010:140) motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan

semangat atau dorongan kerja. Untuk mendapatkan hasil kerja yang berkualitas

maka seseorang karyawan membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan

berpengaruh pada semangat kerja sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja

karyawan.

Berikut cara sederhana untuk menilai kinerja perorangan Prawirosentono

(1999: 193), sebagai berikut. Prestasi kerja = kemampuan (kapasitas) + motivasi .

Seperti telah dijelaskan di muka bahwa yang memegang peranan penting dalam

suatu organisasi tergantung pada prestasi pegawainya. Agar pegawai dapat

bekerja sesuai yang diharapkan, maka dalam diri seorang pegawai harus

ditumbuhkan motivasi bekerja untuk meraih segala sesuatu yang diinginkan.

Apabila semangat dan motivasi kerja menjadi tinggi maka semua pekerjaan yang

dibebankan kepadanya akan lebih cepat dan tepat selesai. Pekerjaan yang dengan

cepat dan tepat selesai adalah merupakan suatu prestasi kerja yang baik.

Pengakuan secara formal atau informal atas suatu pekerjaan yang baik

merupakan salah satu cara motivasi karyawan. Pengakuan ini dapat berupa upah,

bonus, promosi jabatan atau hanya sekedar pujian yang memberi rasa bangga

bagi karyawan. Penilaian memerlukan pertimbangan dari hasil pengalaman di

masa lampau. Seringkali perusahaan menyediakan pedoman dalam kaitan dengan

standart. Berdasarkan standart itu ditentukan apakah prestasi kerja seorang

karyawan itu baik dan apakah memenuhi syarat untuk memperoleh pengakuan

(23)

akan berusaha mencapai prestasi kerja sesuai dengan standart yang ditetapkan.

Oleh karena itu, dari hal tersebut dapat dilihat kaitan yang cukup erat antara

penilaian kerja dan motivasi karyawan.

2.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana

kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data sehingga harus di uji kebenarannya (Sugiyono, 2006:70).

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas aka penulis

mengemukakan sebagai berikut “jika motivasi ditingkatkan maka akan

meningkatkan prestasi kerja karyawan“

2.3 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial ( Singarimbun, 1995:33 ).

Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat melakukan penyederhanaan

dalam pemikiran dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang

(24)

Untuk menentukan batasan yang lebih jelas dan menyederhanakan

pemikiran terhadap masalah yang sedang diteliti, maka peneliti menggunakan

beberapa konsep, yakni:

1. Motivasi adalah suatu faktor pendorong atau penggerak seseorang untuk

mau bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Prestasi kerja (job performent) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2.4 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan

bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat

diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel

tersebut (Singarimbun, 1997:46)

Berikut ini akan diuraikan variabel yang diteliti beserta

indikator-indikator yang dipakai sebagai alat pengukurnya yaitu :

1. Motivasi sebagai variabel X, indikatornya sebagai berikut :

a. Kebutuhan fisiologis

1) Adanya fasilitas

2) Adanya tunjangan

b. Kebutuhan akan rasa aman

(25)

2) Keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan

c. Kebutuhan akan cinta kasih dan kebutuhan social

1) Adanya perhatian dari pimpinan

d. Kebutuhan akan penghargaan

1) Promosi jabatan.

2) Jaminan kerja yang lebih baik.

3) Kompensasi.

4) Penghargaan.

e. Kebutuhan aktualisasi diri

1) Rasa senang dalam melaksanakan pekerjaan.

2) Kepuasan telah melaksanakan pekerjaan dengan baik.

3) Semangat kerja tinggi untuk mengembangkan kemampuan dan

keterampilan.

4) Kesempatan membuktikan kemampuan

2. Prestasi sebagai variabel Y, indikatornya sebagai berikut :

a. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

1) Proses kerja dan kondisi pekerjaan.

2) Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan.

3) Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan.

4) Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.

5) Pencapaian target.

b. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya).

(26)

2) Tingkat kemampuan dalam bekerja

3) Kemampuan menganalisis data/informasi,kemampuan

menggunakan mesin/ peralatan

4) Kemampuan mengevaluasi.

c. Ketepatan Waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

1) Tidak menunda pekerjaan

2) Menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang

ditentukan.

d. Inisiatif

1) Cepat dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan pekerjaan

tanpa harus menunggu peritah atasan.

2) Mampu membuat ide yang kreatif untuk memajukan perusahaan.

e. Kerjasama

1) Mampu memberikan bantuan kepada karyawan lain dalam batas

Referensi

Dokumen terkait

produk yang ditawarkan ceragem adalah alat kesehatan dengan strategi pemasaran yang cukup baik yaitu dengan promosi konsumen boleh saja mencoba tanpa berkewajiban membeli produk

Ber dasar kan kr itisi diatas, penelitian ini mengangkat beber apa indikator dibaw ah ini untuk menjelaskan mor al pajak adalah (1) adanya niat yang baik untuk

Pada tabel tersebut menjelaskan sistem 3P saat tanpa air dan menggunakan air berbeda karena jika menggunakan air maka jarak panel tanaman tidak sesuai jarak normal yang

GABE MANGATUR SIMANJUNTAK, NIM 107003008, dengan judul Tesis: Analisis Lokasi Pasar Hewan Siborongborong Dalam Pengembangan Subsektor Peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara,

Strategi yang harus dilakukan untuk mengurangi aktivitas muda adalah buat dokumen SOP sebelum proses bubut dan frais dimulai, kendalikan dan perhatikan operator mesin

kepada Penyelenggara UN Kabupaten/Kota dan pihak terkait – untuk memperhatikan beberapa penekanan UN tahun 2013 yaitu antara lain : Jumlah paket soal, ketiadaan ujian

yang digunakan adalah mikrokontroler jenis arduino mega 2560 sebagai.. pengendali utama dari sistem, modul sensor ultrasonik SR04, RTC

[r]