• Tidak ada hasil yang ditemukan

201708101422444.1.12.UrusanWajibKeluargaBerencanadanKS Final14Maret2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "201708101422444.1.12.UrusanWajibKeluargaBerencanadanKS Final14Maret2016"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 250

12. URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

A. KEBIJAKAN PROGRAM

Program-program yang dilaksanakan pada Urusan Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera pada Tahun Anggaran 2015 meliputi program-program sebagai

berikut :

1. Program Keluarga Berencana

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ber-

KB melalui penyediaan Pelayanan KB dan alkon bagi keluarga Miskin serta

pembinaan KB.

2. Program Pembinaan Peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang

mandiri Program ini diarahkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat

dalam pelayanan KB/KR melalui Fasilitasi pembentukan kelompok

masyarakat peduli KB.

3. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling Kesehatan

Reproduksi Remaja

Program ini diarahkan untuk meningkatkan pelayanan informasi dan

konseling Kesehatan Reproduksi Remaja.

4. Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS Termasuk HIV AIDS

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran warga Kota Semarang

untuk mewaspadai bahaya dan dampak dari penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkoba juga pergaulan bebas.

5. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendamping

kelompok bina keluarga.

B. REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

1. PENDANAAN

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebagai berikut :

1) Program Keluarga Berencana dengan kegiatan dan realisasi anggaran sebagai

berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp.)

REALISASI ANGGARAN

(Rp.)

PERSEN TASE

(%) SKPD : BAPERMASPER & KB

1 Penyediaan Pelayanan Kb Dan Alat Kontrasepsi Bagi Keluarga Miskin

295.360.000 284.160.000 96,21

(2)

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 251

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp.)

REALISASI ANGGARAN

(Rp.)

PERSEN TASE

(%)

3 Fasilitasi Kegiatan Ppkbd / Skd 396.350.000 396.287.000 99,98

JUMLAH 831.410.000 820.128.000 98,64

2) Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang

mandiri dengan kegiatan dan realisasi anggaran sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp.)

REALISASI ANGGARAN

(Rp.)

PERSEN TASE

(%) SKPD : BAPERMASPER & KB

1 Fasilitasi Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Kb

169.256.000 168.338.300 99,46

JUMLAH 169.256.000 168.338.300 99,46

3) Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR

dengan kegiatan dan realisasi anggaran sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp.)

REALISASI ANGGARAN

(Rp.)

PERSEN TASE

(%) SKPD : BAPERMASPER & KB

1 Fasilitasi Forum Pelayanan Krr Bagi Kelompok Remaja Dan Kelompok Sebaya Di Luar Sekolah

273.760.000 273.760.000 100,00

JUMLAH 273.760.000 273.760.000 100,00

4) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga dengan

kegiatan dan realisasi anggaran sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp.)

REALISASI ANGGARAN

(Rp.)

PERSEN TASE

(%) SKPD : BAPERMASPER & KB

1 Pelatihan Tenaga Pendamping

Kelompok Bina Keluarga Di Kecamatan

217.860.000 217.260.000 99,72

JUMLAH 217.860.000 217.260.000 99,72

2. HASIL YANG DICAPAI

Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan urusan

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera selama tahun 2014 dapat dilihat pada

beberapa indikator sebagai berikut :

1) TFR tahun 2015 sebesar 2,02

2) Tingkat partisipasi masyarakat Kota Semarang dalam ber-KB pada tahun

2015, sebesar 200.235 ( 76,2%) dengan jumlah pasangan usia subur (PUS).

262.780 orang

3) Peserta KB baru tahun 2015 adalah sebesar 25.768 (81,10%) peserta dari

(3)

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 252

4) Pada tahun 2015, Jumlah akseptor KB baru dengan metode kontrasepsi

adalah sebagai berikut :

a) IUD : 3.611 akseptor b) MOW : 1.885 akseptor c) Implant : 1.990 akseptor d) Suntik : 14.574 akseptor e) PIL : 2.318 akseptor f) Kondom : 1.347 akseptor g) MOP : 43 akseptor

5) Pada tahun 2015 Pemberian Informed Consent dari hasil peserta KB baru

Mantap / MKJP sebanyak 7.529 akseptor, yang mendapatkan Informed

Consent sebesar 6.264 akseptor apabila dirinci dengan hasil pemberian

Informed Consent sebagai berkut :

a) IUD sebanyak 2.819 akseptor

b) MOW sebanyak 1.622 akseptor

c) MOP sebanyak 41 peserta

d) Implant 1.654 peserta

6) Pendampingan Kelompok bina Keluarga yang meliputi kelompok-kelompok

sebagai berikut:

a) Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) ,

Cakupan laporan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Sejahtera (UPPKS) di 16 Kecamatan sebanyak 190 kelompok aktif

dengan jumlah anggota 1.465 anggota ;

b) Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL), ada 316 Kelompok BKL di 16

Kecamatan, adapun BKL aktif sejumlah 121 kelompok, dengan jujmlah

anggota yang aktif sejumlah 6.235 . adapun fasilitasi kegiatan dalam

kelompok tersebut yaitu Pembinaan dan Usaha Ekonomi Produktif ;

c) Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), ada 153 Kelompok aktif di 16

Kecamatan, dengan 714 kader yang aktif dan terlatih dari 1.429

anggota.

d) Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR),Jumlah BKR di 16 Kecamatan

ada 95 Kelompok, anggota yang aktif sebesar 2.894 .

Sedangkan capaian kinerja secara umum pada Urusan Wajib Keluarga

Berencana Dan Keluarga Sejahtera dapat dilihat pada tabel berikut :

NO INDIKATOR KINERJA 2014 2015

1 Total Fertility Rate (TFR) 2,02 2,02

2 Tingkat partisipasi masyarakat Kota Semarang dalam ber-KB 76,67 75,79

3 Jumlah peserta KB aktif 203.328 197,543

4 Jumlah pasangan usia subur (PUS) 265.215 260.637

(4)

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 253

NO INDIKATOR KINERJA 2014 2015

6 Perkiraan permintaan masyarakat sebagai peserta KB baru 36.234 31.772

7 Penundaan usia perkawinan (PUS<20 tahun dibanding total PUS) 0,56 0,56

8 Jumlah Kepala Keluarga di Kota Semarang 415.526 420.438

9 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan KS 1 116.720 116.631

10 Jumlah kegiatan kesehatan reproduksi remaja / PIK 67 74

11 Jumlah Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang aktif

351 325

12 Jumlah anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

3.779 3.559

13 Jumlah anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang menerima bantuan modal

65 -

14 Jumlah kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) yang aktif 279 279

15 Jumlah kelompok Bina Keluarga Remaja yang aktif 139 139

16 Jumlah kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) yang aktif 247 246

17 Jml petugas KB Petugas UPTB PLKB/PKB PPKBD/SKD Sub PPKBD Kelompok KB

16 55 177 1.451 9.775

16 57 177 1516 9864

C. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

1. Belum tercapainya Permintaan Perkiraan Masyarakat (PPM) peserta KB baru

2. Masih tingginya pasangan usia subur yang belum terlayani (unmetneed )

3. Rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB

4. Belum maksimalnya Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang

program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

( KKBPK)

D. SOLUSI

1. Meningkatkan frekwensi dan akses pelayanan kontrasepsi gratis di

masyarakat.

2. Meningkatkan sosialisasi program KKBPK melalui penyuluhan, media luar

ruang, media elektronik dan cetak.

3. Mengoptimalkan peran kelompok Prio Utomo dalam mengkampenye kan

KB Pria.

4. Meningkatkan koordinasi komunikasi terhadap tokoh masyarakat dan

agama

E. PRESTASI DAN PENGHARGAAN

Juara I Nasional Pengelola KB Teladan Kategori Pembantu Pembina KB Desa

Referensi

Dokumen terkait

Nilai OR dari hasil di atas menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan rendah lebih berisiko memiliki pengetahuan yang kurang tentang tumbuh kembang anak

Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan salah satu sektor penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Olehnya itu, pemerintah melakukan berbagai upaya perbaikan

Untuk mengetahui kebutuhan aplikasi ini, informasi kami dapatkan melalui salah satu dokter, yang telah bekerja sama dalam melaksanakan riset yang sedang

Identifikasi penyebab penyakit tanaman terung di Indonesia belum banyak dilakukan, pembuktian adanya infeksi TYLCKaV dari sampel tanaman yang berasal dari beberapa daerah di

mendukung pengembangan teknologi dalam akti%itas operasional Amazon seperti&amp; infrastruktur - dan ofware *evelopment  &amp; memungkinkan setiap akti%itas operasional

Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa kimia (chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya baik yang berupa metabolisme primer

Program Studi di Luar Kampus Utama Politeknik Negeri Pontianak di Kabupaten Kapuas Hulu yang selanjutnya disebut PSDKU Polnep di Kabupaten Kapuas Hulu adalah perguruan

Pada waktu deposisi 15 menit diperoleh nilai resistansi sebesar 115 k Ω , hal ini kemungkinan partikel hasil sputtering belum mencukupi untuk terdeposit pada luasan substrat