49
Lampiran 3. Gambar tumbuhan dan sabut pinang (Areca catechu L.)
Tumbuhan pinang
50
Lampiran 4. Gambar sabut pinang (Areca catechu L.)
51
Lampiran 5. Gambar serbuk simplisia sabut pinang (Areca catechu L.)
52
53 Lampiran 7. Bagan kerja penelitian
Dilepas sabutnya menggunakan rampago
Dipilah sehingga didapat serabut atau sabut pinang
Dikeringkan di lemari pengering pada suhu ± 40ºC
Dihaluskan menggunakan blender menjadi serbuk halus
Disimpan dalam wadah plastik tertutup rapat
Simplisia (1500 g)
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia, meliputi pemeriksaan: 1.Makroskopik
2.Kadar air
3.Kadar sari larut etanol 4.Kadar sari larut air 5.Kadar abu total 6.Kadar abu tidak larut
asam
Skrining fitokimia, meliputi pemeriksaan:
Pembuatan ekstrak etanol sabut pinang (EESP) menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 80%.
Ekstrak etanol sabut pinang (EESP) Uji aktivitass antidiare, tikus setelah diinduksi oleum ricini, diberikan:
1. Suspensi CMC Na 1% b/v
2. Suspensi loperamid HCl 1 mg/kg bb 3. Suspensi EESP
-dosis 25 mg/kg bb konsentrasi 0,75% -dosis 50 mg/kg bb konsentrasi 1,5% -dosis 75 mg/kg bb konsentrasi 2,25% -dosis 100 mg/kg bb konsentrasi 3%
Hasil dianalisis secara Anova dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Duncan Buah pinang segar
54
Lampiran 8. Bagan kerja pembuatan ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
Dimasukkan ke dalam sebuah bejana
Dimasukkan etanol 80% sebanyak 75 bagian, lalu ditutup
Dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk Diserkai
Dicuci dengan etanol 80% secukupnya hingga diperoleh 100 bagian
Dipindahkan ke dalam bejana tertutup,
biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari Dienap tuangkan atau saring
Diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40°C
Dikeringkan dengan freeze dryer pada suhu -40°C Ampas
Ekstrak kental (50 g) Maserat
Ampas
Ekstrak kering
Maserat
55
Lampiran 9. Perhitungan hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dan ekstrak etanol sabut pinang (Areca catechu L.)
1. Perhitungan kadar air
a. Serbuk simplisia
Kadar air I = 100% 3,98%
b. Ekstrak etanol sabut pinang
56 Lampiran 9. (Lanjutan)
2. Perhitungan kadar sari yang larut dalam air terhadap serbuk simplisia
Kadar sari yang larut dalam air I = 100% 9,8%
Rata-rata % kadar sari yang larut dalam air
= 9,95%
3
10,26% 9,79%
9,8%+ + =
3. Perhitungan kadar sari yang larut dalam etanol terhadap serbuk simplisia
No Berat sari (g) Berat sampel (g) Kadar sari (%)
Rata-rata % kadar sari yang larut dalam etanol
57 Lampiran 9. (Lanjutan)
4. Perhitungan kadar abu total
a. Serbuk simplisia
No Berat abu (g) Berat sampel (g) Kadar abu total (%)
b. Ekstrak etanol sabut pinang
58 Lampiran 9. (Lanjutan)
5. Perhitungan kadar abu yang tidak larut dalam asam
a. Serbuk simplisia
No Berat abu (g) Berat sampel (g) Kadar abu tidak larut
Rata-rata % kadar abu tidak larut dalam asam
= 2,20%
b. Ekstrak etanol sabut pinang
No Berat abu (g) Berat sampel (g) Kadar abu tidak larut
Rata-rata % kadar abu tidak larut dalam asam
59
Lampiran 10. Volume maksimum larutan sediaan uji yang dapat diberikan pada hewan uji
Jenis hewan uji Volume maksimum (ml) sesuai jalur pemberin
i.v i.m i.p s.c p.o
Mencit (20-30 g) 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0
Tikus (200 g) 1,0 0,1 2-5 2-5 5,0
Hamster (50 g) - 0,1 1-2 2-5 2,5
Marmut (300 g) - 0,25 2-5 5,0 10,0
Kelinci (2,5 kg) 5-10 0,5 10-20 5-10 20,0
Kucing (3 kg) 5-10 1,0 10-20 5-10 50,0
Anjing (5 kg) 10-20 5,0 20-50 10,0 100,0
60
Lampiran 11. Tabel konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia
Mencit 20 g
Tikus 200 g
Marmut 400 g
Kelinci 1,5 kg
Kera 4 kg
Anjing 12 kg
Manusia 70 kg Mencit
20 g 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 Tikus
200 g 0,14 1,0 1,74 3,0 9,2 17,8 56,0
Marmut
400 g 0,008 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 Kelinci
1,5 kg 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2
Kera
4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1
Anjing
12 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 Manusia
61
Lampiran 12. Perhitungan konversi dosis loperamid HCl dan ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
1. Perhitungan konversi dosis loperamid HCl dari manusia ke tikus :
Dosis loperamid HCl pada manusia dewasa (berat 70 kg) adalah dosis awal 4 mg, tidak melebihi 16 mg/hari, maka dosis loperamid untuk tikus (200 g), yaitu =16 mg × 0,018 = 0,2 mg/200 g bb tikus atau sama dengan 1 mg/kg bb 2. Perhitungan konversi dosis EESP dari tikus ke manusia :
Dosis yang digunakan dalam penelitian adalah : - 25 mg/kg bb atau sama dengan 5 mg/200 g bb - 50 mg/kg bb atau sama dengan 10 mg/200 g bb - 75 mg/kg bb atau sama dengan 15 mg/200 g bb - 100 mg/kg bb atau sama dengan 20 mg/200 g bb
Dosis optimal EESP pada tikus adalah 15 mg/200 g bb. Faktor konversi dosis tikus = 56,0
Dosis manusia = dosis pada tikus x faktor konversi = 15 mg x 56,0
= 840 mg/kg bb
3. Rendemen = 100%
simplisia berat
ekstrak berat
×
= 100% 5%
g 1000
g 50
= ×
62
Lampiran 13. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi CMC Na 1% b/v
CMC Na 1% b/v = 0,01g/ml 10mg/ml ml
100 g 1
= =
Volume CMC Na 1% b/v yang diberikan sebanyak 0,667 ml/200 g bb tikus CMC yang diberikan tiap tikus = 10mg 6,67mg
ml 1
ml 0,667
= ×
63
Lampiran 14. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi loperamid HCl (tablet Imodium®)
Dosis loperamid yang digunakan dalam penelitian adalah 1 mg/kg bb:
Dosis loperamid HCl pada manusia dewasa (berat 70 kg) adalah dosis awal 4 mg dan tidak melebihi 16 mg/hari, maka dosis loperamid untuk tikus (200 g), yaitu =16 mg × 0,018 = 0,2 mg/200 g bb tikus atau sama dengan 1 mg/kg bb
Konsentrasi loperamid HCl yang digunakan dalam penelitian adalah 0,03%, maka untuk membuat suspensi loperamid HCl dengan konsentrasi 0,03 % sebanyak 50 ml, diperlukan loperamid HCl sebanyak
= 0,03g 0,015g 15mg ml
100 ml 50
= =
×
Perhitungan berat serbuk Imodium® yang diambil:
Tablet Imodium® ditimbang sebanyak 20 tablet (berat 2400 mg).
1 tablet Imodium® mengandung 2 mg loperamid HCl, maka 20 tablet Imodium® mengandung 40 mg loperamid HCl.
Loperamid HCl yang diperlukan dalam penelitian sebanyak 15 mg, maka berat serbuk Imodium® yang diambil adalah
= 2400mg 900mg mg
40 mg 15
= ×
64 Lampiran 14. (Lanjutan)
Volume pemberian suspensi loperamid HCl 1 mg/kg bb (konsentrasi 0,03%): Konsentrasi 0,03% = 0,0003g/ml 0,3mg/ml
ml 100
g 0,03
= =
Jika berat badan tikus 200 g, maka loperamid yang diberikan tiap tikus
sebanyak = 1mg 0,2mg g
1000 g 200
= ×
Maka, volume yang diberikan = 1ml 0,667ml/200gbb tikus mg/ml
0,3 mg 0,2
65
Lampiran 15. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
a. EESP dosis 25 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 0,75%, maka untuk membuat suspensi EESP dengan konsentrasi 0,75 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak = 0,75g 0,0375g 37,5mg
Volume pemberian suspensi EESP 25 mg/kg bb (konsentrasi 0,75%): Konsentrasi 0,75% = 0,0075g/ml 7,5mg/ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak = 25mg 5mg
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 1,5%, maka untuk membuat suspensi EESP dengan konsentrasi 1,5 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak = 1,5g 0,075g 75mg
Volume pemberian suspensi EESP 50 mg/kg bb (konsentrasi 1,5%):
66 Lampiran 15. (Lanjutan)
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak = 50mg 10mg
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 2,25%, maka untuk membuat suspensi EESP dengan konsentrasi 2,25 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak = 2,25g 0,1125g 112,5mg
ml 100
ml
5 × = =
Volume pemberian suspensi EESP 50 mg/kg bb (konsentrasi 2,25%):
Konsentrasi 2,25% = 0,0225g/ml 22,5mg/ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak = 75mg 15mg
Maka volume yang diberikan
67 Lampiran 15. (Lanjutan)
d. EESP dosis 100 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 3%, maka untuk membuat suspensi EESP dengan konsentrasi 3 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak =
mg 150 g 15 , 0 g 3 ml 100
ml
5 × = =
Volume pemberian suspensi EESP 100 mg/kg bb (konsentrasi 3%):
Konsentrasi 3% = 0,03g/ml 30mg/ml ml
100 g 3
= =
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak = 100mg 20mg g
1000 g 200
= ×
Maka, volume yang diberikan= 1ml 0,667ml/200gbb tikus mg/ml
30 mg 20
68
Lampiran 16. Gambar tikus dan konsistensi feses
Tikus dalam pengamatan
69
Lampiran 17. Hasil orientasi dosis bahan uji mengenai saat mulai terjadinya diare pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
Grafik hasil orientasi dosis EESP
0 50 100 150
56,8 107,8
82,4 91,8
114 127,2 131,4
144,8
Wak
tu
mu
lai
te
rjad
in
ya
d
iar
e (me
n
it)
Perlakuan
Kel Perlakuan Saat mulai terjadinya diare
(menit ke-)±SD
1 OR + CMC 1% b/v 56,8±2,28
2 OR + Loperamid HCl 1 mg/kg bb 107,8±11,17
3 OR + ESSP 25 mg/kg bb 82,4±2,51
4 OR + ESSP 50 mg/kg bb 91,8±2,95
5 OR + ESSP 75 mg/kg bb 114,0±9,11
6 OR + ESSP 100 mg/kg bb 127,2±10,11
7 OR + ESSP 125 mg/kg bb 131,4±10,97
70
Lampiran 18. Hasil pengamatan saat mulai terjadinya pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
Perlakuan Hewan Jumlah Rata-rata
(menit)
1 2 3 4 5
OR + CMC
1% b/v 56 54 60 58 56 284 56,8
OR + Loperamid
HCl 1 mg/kg bb 110 117 117 105 90 539 107,8 OR + EESP 25
mg/kg bb 82 85 85 80 80 412 82,4
OR + EESP 50
mg/kg bb 91 90 97 90 91 459 91,8
OR + EESP 75
mg/kg bb 98 115 119 119 119 570 114
OR + EESP 100
71
Lampiran 19. Hasil pengamatan mengenai hubungan antara dosis, waktu defekasi dan konsistensi feses pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
Perlakuan Hewan Menit ke-
72
Lampiran 20. Hasil pengamatan mengenai frekuensi diare dan lama terjadinya diare pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
1. Pengamatan frekuensi diare
2. Pengamatan lama terjadinya diare setelah pemberian oleum ricini
Keterangan: OR : oleum ricini
EESP : ekstrak etanol sabut pinang T1 : waktu mula-mula terjadi diare T2 : waktu akhir terjadi diare Perlakuan (mg/kg bb)
Hewan
Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
OR + CMC 1% b/v 7 7 7 7 7 35 7,00
OR + Loperamid HCL 1 3 2 3 3 3 14 2,80
OR + EESP 25 5 5 6 4 5 25 5,00
OR + EESP 50 4 5 4 4 5 22 4,40
OR + EESP 75 2 4 3 3 4 16 3,20
OR + EESP 100 3 2 3 2 2 12 2,40
Perlakuan (mg/kg bb)
Hewan
Jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5
T2-T1
T2-T1
T2-T1
T2-T1
T2-T1 OR + CMC
1% b/v 265 282 272 296 298 1413 282,6 OR +Loperamid
HCl 1 127 122 123 128 122 622 124,4
OR + EESP 25 191 191 191 191 191 955 191,0 OR + EESP 50 176 176 176 176 176 880 176,0 OR + EESP 75 142 122 121 121 121 627 125,4
73 Lampiran 21. Hasil deskriptif data
1. Saat mulai terjadinya diare
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Min. Max.
2. Konsistensi feses (diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi) a. Diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi berlendir
- Diameter serapan air berlendir
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Min. Max.
- Berat feses berlendir
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
74 Lampiran 21. (Lanjutan)
- Waktu defekasi berlendir
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Min. Max.
b. Diameter serapan air dan berat feses lembek - Diameter serapan air lembek
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Min. Max.
- Berat feses lembek
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
75 Lampiran 21. (Lanjutan)
- Waktu defekasi lembek
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Min. Max.
c. Diameter serapan air dan berat feses normal - Diameter serapan air normal
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Min. Max.
- Berat feses normal
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
76 Lampiran 21. (Lanjutan)
- Waktu defekasi normal
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Min. Max.
3. Frekuensi diare
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Min. Max.
4. Lama terjadinya diare
Kelompok (mg/kg bb)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
77 Lampiran 22. Hasil analisis statistik anova
ANOVA Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Saatmulaiterjadinyadiare Between Groups 15866.267 5 3173.253 57.678 .000
Within Groups 1320.400 24 55.017
Total 17186.667 29
Waktudefekasiberlendir Between Groups 15866.267 5 3173.253 57.678 .000
Within Groups 1320.400 24 55.017
Total 17186.667 29
Waktudefekasilembek Between Groups 42728.400 5 8545.680 124.876 .000
Within Groups 1642.400 24 68.433
Total 44370.800 29
Waktudefekasinormal Between Groups 57441.500 5 11488.300 75.210 .000
Within Groups 3666.000 24 152.750
Total 61107.500 29
Bfberlendir Between Groups 12.617 5 2.523 173.097 .000
Within Groups .350 24 .015
Total 12.967 29
Bflembek Between Groups .766 5 .153 12.493 .000
Within Groups .294 24 .012
Total 1.060 29
Bfnormal Between Groups .078 5 .016 10.570 .000
Within Groups .036 24 .001
Total .114 29
Dmserapberlendir Between Groups 12.727 5 2.545 155.837 .000
Within Groups .392 24 .016
Total 13.119 29
Dmseraplembek Between Groups .686 5 .137 8.571 .000
Within Groups .384 24 .016
Total 1.070 29
Dmserapnormal Between Groups .086 5 .017 4.895 .003
Within Groups .084 24 .003
Total .170 29
Frekuensidiare Between Groups 70.967 5 14.193 37.026 .000
Within Groups 9.200 24 .383
Total 80.167 29
Lamaterjadinyadiare Between Groups 128990.700 5 25798.140 498.194 .000
Within Groups 1242.800 24 51.783
78
Lampiran 23. Hasil analisis statistik uji beda rata-rata Duncan 1. Saat mulai terjadinya diare
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
CMC Na 1%b/v 5 56.8000
EESP 25 mg/kg bb 5 82.4000
EESP 50 mg/kg bb 5 91.8000
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.0780E2
EESP 75 mg/kg bb 5 1.1400E2
EESP 100 mg/kg bb 5 1.2720E2
Sig. 1.000 .057 .199 1.000
2. Konsistensi feses (diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi) a. Diameter serapan air
- Diameter serapan air berlendir
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
EESP 100 mg/kg bb 5 2.1200
EESP 75 mg/kg bb 5 2.3600
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 2.3800
EESP 50 mg/kg bb 5 3.2800
EESP 25 mg/kg bb 5 3.4200
CMC Na 1%b/v 5 3.8800
Sig. 1.000 .807 .096 1.000
- Diameter serapan air lembek
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
EESP 100 mg/kg bb 5 1.2400
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.2600
EESP 75 mg/kg bb 5 1.2800
EESP 50 mg/kg bb 5 1.4600
EESP 25 mg/kg bb 5 1.4800
CMC Na 1%b/v 5 1.6600
79 Lampiran 23. (Lanjutan)
- Diameter serapan air normal
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2
EESP 100 mg/kg bb 5 .1800
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 .2000
EESP 75 mg/kg bb 5 .2000
EESP 50 mg/kg bb 5 .2400
EESP 25 mg/kg bb 5 .2600
CMC Na 1%b/v 5 .3400
Sig. .065 1.000
b. Berat feses
- Berat feses berlendir
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
EESP 100 mg/kg bb 5 2.1200
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 2.2900
EESP 75 mg/kg bb 5 2.3600
EESP 50 mg/kg bb 5 3.2720
EESP 25 mg/kg bb 5 3.4080
CMC Na 1%b/v 5 3.8260
Sig. 1.000 .368 .088 1.000
- Berat feses lembek
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
EESP 100 mg/kg bb 5 1.1760
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.1940
EESP 75 mg/kg bb 5 1.2000
EESP 50 mg/kg bb 5 1.3640
EESP 25 mg/kg bb 5 1.4680 1.4680
CMC Na 1%b/v 5 1.6020
80 Lampiran 23. (Lanjutan)
- Berat feses normal
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
EESP 100 mg/kg bb 5 .1480
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 .1600
EESP 75 mg/kg bb 5 .1680
EESP 50 mg/kg bb 5 .2200
EESP 25 mg/kg bb 5 .2280
CMC Na 1%b/v 5 .2960
Sig. .446 .745 1.000
c. Waktu defekasi
- Waktu defekasi berlendir
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
CMC Na 1%b/v 5 56.8000
EESP 25 mg/kg bb 5 82.4000
EESP 50 mg/kg bb 5 91.8000
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.0780E2
EESP 75 mg/kg bb 5 1.1400E2
EESP 100 mg/kg bb 5 1.2720E2
Sig. 1.000 .057 .199 1.000
- Waktu defekasi lembek
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.2680E2
EESP 75 mg/kg bb 5 1.2860E2
EESP 100 mg/kg bb 5 1.5860E2
EESP 50 mg/kg bb 5 1.9780E2
EESP 25 mg/kg bb 5 2.1340E2
CMC Na 1%b/v 5 2.1760E2
81 Lampiran 23. (Lanjutan)
- Waktu defekasi normal
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
EESP 100 mg/kg bb 5 2.0280E2
EESP 75 mg/kg bb 5 2.2940E2
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 2.3220E2
EESP 50 mg/kg bb 5 2.6780E2
EESP 25 mg/kg bb 5 2.7340E2
CMC Na 1%b/v 5 3.3940E2
Sig. 1.000 .723 .481 1.000
3. Frekuensi diare
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
EESP 100 mg/kg bb 5 2.4000
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 3.0000
EESP 75 mg/kg bb 5 3.2000
EESP 50 mg/kg bb 5 4.4000
EESP 25 mg/kg bb 5 5.0000
CMC Na 1%b/v 5 7.0000
Sig. .064 .139 1.000
4. Lama terjadinya diare
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4 5
EESP 100 mg/kg bb 5 75.6000
Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.2440E2
EESP 75 mg/kg bb 5 1.2540E2
EESP 50 mg/kg bb 5 1.7600E2
EESP 25 mg/kg bb 5 1.9100E2
CMC Na 1%b/v 5 2.8260E2