• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Sabut Pinang (Areca catechu L.) Terhadap Tikus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Sabut Pinang (Areca catechu L.) Terhadap Tikus"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

49

Lampiran 3. Gambar tumbuhan dan sabut pinang (Areca catechu L.)

Tumbuhan pinang

(4)

50

Lampiran 4. Gambar sabut pinang (Areca catechu L.)

(5)

51

Lampiran 5. Gambar serbuk simplisia sabut pinang (Areca catechu L.)

(6)

52

(7)

53 Lampiran 7. Bagan kerja penelitian

Dilepas sabutnya menggunakan rampago

Dipilah sehingga didapat serabut atau sabut pinang

Dikeringkan di lemari pengering pada suhu ± 40ºC

Dihaluskan menggunakan blender menjadi serbuk halus

Disimpan dalam wadah plastik tertutup rapat

Simplisia (1500 g)

Serbuk simplisia

Karakterisasi simplisia, meliputi pemeriksaan: 1.Makroskopik

2.Kadar air

3.Kadar sari larut etanol 4.Kadar sari larut air 5.Kadar abu total 6.Kadar abu tidak larut

asam

Skrining fitokimia, meliputi pemeriksaan:

Pembuatan ekstrak etanol sabut pinang (EESP) menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 80%.

Ekstrak etanol sabut pinang (EESP) Uji aktivitass antidiare, tikus setelah diinduksi oleum ricini, diberikan:

1. Suspensi CMC Na 1% b/v

2. Suspensi loperamid HCl 1 mg/kg bb 3. Suspensi EESP

-dosis 25 mg/kg bb konsentrasi 0,75% -dosis 50 mg/kg bb konsentrasi 1,5% -dosis 75 mg/kg bb konsentrasi 2,25% -dosis 100 mg/kg bb konsentrasi 3%

Hasil dianalisis secara Anova dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Duncan Buah pinang segar

(8)

54

Lampiran 8. Bagan kerja pembuatan ekstrak etanol sabut pinang (EESP)

Dimasukkan ke dalam sebuah bejana

Dimasukkan etanol 80% sebanyak 75 bagian, lalu ditutup

Dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk Diserkai

Dicuci dengan etanol 80% secukupnya hingga diperoleh 100 bagian

Dipindahkan ke dalam bejana tertutup,

biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari Dienap tuangkan atau saring

Diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40°C

Dikeringkan dengan freeze dryer pada suhu -40°C Ampas

Ekstrak kental (50 g) Maserat

Ampas

Ekstrak kering

Maserat

(9)

55

Lampiran 9. Perhitungan hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dan ekstrak etanol sabut pinang (Areca catechu L.)

1. Perhitungan kadar air

a. Serbuk simplisia

Kadar air I = 100% 3,98%

b. Ekstrak etanol sabut pinang

(10)

56 Lampiran 9. (Lanjutan)

2. Perhitungan kadar sari yang larut dalam air terhadap serbuk simplisia

Kadar sari yang larut dalam air I = 100% 9,8%

Rata-rata % kadar sari yang larut dalam air

= 9,95%

3

10,26% 9,79%

9,8%+ + =

3. Perhitungan kadar sari yang larut dalam etanol terhadap serbuk simplisia

No Berat sari (g) Berat sampel (g) Kadar sari (%)

Rata-rata % kadar sari yang larut dalam etanol

(11)

57 Lampiran 9. (Lanjutan)

4. Perhitungan kadar abu total

a. Serbuk simplisia

No Berat abu (g) Berat sampel (g) Kadar abu total (%)

b. Ekstrak etanol sabut pinang

(12)

58 Lampiran 9. (Lanjutan)

5. Perhitungan kadar abu yang tidak larut dalam asam

a. Serbuk simplisia

No Berat abu (g) Berat sampel (g) Kadar abu tidak larut

Rata-rata % kadar abu tidak larut dalam asam

= 2,20%

b. Ekstrak etanol sabut pinang

No Berat abu (g) Berat sampel (g) Kadar abu tidak larut

Rata-rata % kadar abu tidak larut dalam asam

(13)

59

Lampiran 10. Volume maksimum larutan sediaan uji yang dapat diberikan pada hewan uji

Jenis hewan uji Volume maksimum (ml) sesuai jalur pemberin

i.v i.m i.p s.c p.o

Mencit (20-30 g) 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0

Tikus (200 g) 1,0 0,1 2-5 2-5 5,0

Hamster (50 g) - 0,1 1-2 2-5 2,5

Marmut (300 g) - 0,25 2-5 5,0 10,0

Kelinci (2,5 kg) 5-10 0,5 10-20 5-10 20,0

Kucing (3 kg) 5-10 1,0 10-20 5-10 50,0

Anjing (5 kg) 10-20 5,0 20-50 10,0 100,0

(14)

60

Lampiran 11. Tabel konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia

Mencit 20 g

Tikus 200 g

Marmut 400 g

Kelinci 1,5 kg

Kera 4 kg

Anjing 12 kg

Manusia 70 kg Mencit

20 g 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 Tikus

200 g 0,14 1,0 1,74 3,0 9,2 17,8 56,0

Marmut

400 g 0,008 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 Kelinci

1,5 kg 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2

Kera

4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1

Anjing

12 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 Manusia

(15)

61

Lampiran 12. Perhitungan konversi dosis loperamid HCl dan ekstrak etanol sabut pinang (EESP)

1. Perhitungan konversi dosis loperamid HCl dari manusia ke tikus :

Dosis loperamid HCl pada manusia dewasa (berat 70 kg) adalah dosis awal 4 mg, tidak melebihi 16 mg/hari, maka dosis loperamid untuk tikus (200 g), yaitu =16 mg × 0,018 = 0,2 mg/200 g bb tikus atau sama dengan 1 mg/kg bb 2. Perhitungan konversi dosis EESP dari tikus ke manusia :

Dosis yang digunakan dalam penelitian adalah : - 25 mg/kg bb atau sama dengan 5 mg/200 g bb - 50 mg/kg bb atau sama dengan 10 mg/200 g bb - 75 mg/kg bb atau sama dengan 15 mg/200 g bb - 100 mg/kg bb atau sama dengan 20 mg/200 g bb

Dosis optimal EESP pada tikus adalah 15 mg/200 g bb. Faktor konversi dosis tikus = 56,0

Dosis manusia = dosis pada tikus x faktor konversi = 15 mg x 56,0

= 840 mg/kg bb

3. Rendemen = 100%

simplisia berat

ekstrak berat

×

= 100% 5%

g 1000

g 50

= ×

(16)

62

Lampiran 13. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi CMC Na 1% b/v

CMC Na 1% b/v = 0,01g/ml 10mg/ml ml

100 g 1

= =

Volume CMC Na 1% b/v yang diberikan sebanyak 0,667 ml/200 g bb tikus CMC yang diberikan tiap tikus = 10mg 6,67mg

ml 1

ml 0,667

= ×

(17)

63

Lampiran 14. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi loperamid HCl (tablet Imodium®)

Dosis loperamid yang digunakan dalam penelitian adalah 1 mg/kg bb:

Dosis loperamid HCl pada manusia dewasa (berat 70 kg) adalah dosis awal 4 mg dan tidak melebihi 16 mg/hari, maka dosis loperamid untuk tikus (200 g), yaitu =16 mg × 0,018 = 0,2 mg/200 g bb tikus atau sama dengan 1 mg/kg bb

Konsentrasi loperamid HCl yang digunakan dalam penelitian adalah 0,03%, maka untuk membuat suspensi loperamid HCl dengan konsentrasi 0,03 % sebanyak 50 ml, diperlukan loperamid HCl sebanyak

= 0,03g 0,015g 15mg ml

100 ml 50

= =

×

Perhitungan berat serbuk Imodium® yang diambil:

Tablet Imodium® ditimbang sebanyak 20 tablet (berat 2400 mg).

1 tablet Imodium® mengandung 2 mg loperamid HCl, maka 20 tablet Imodium® mengandung 40 mg loperamid HCl.

Loperamid HCl yang diperlukan dalam penelitian sebanyak 15 mg, maka berat serbuk Imodium® yang diambil adalah

= 2400mg 900mg mg

40 mg 15

= ×

(18)

64 Lampiran 14. (Lanjutan)

Volume pemberian suspensi loperamid HCl 1 mg/kg bb (konsentrasi 0,03%): Konsentrasi 0,03% = 0,0003g/ml 0,3mg/ml

ml 100

g 0,03

= =

Jika berat badan tikus 200 g, maka loperamid yang diberikan tiap tikus

sebanyak = 1mg 0,2mg g

1000 g 200

= ×

Maka, volume yang diberikan = 1ml 0,667ml/200gbb tikus mg/ml

0,3 mg 0,2

(19)

65

Lampiran 15. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)

a. EESP dosis 25 mg/kg bb

Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 0,75%, maka untuk membuat suspensi EESP dengan konsentrasi 0,75 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak = 0,75g 0,0375g 37,5mg

Volume pemberian suspensi EESP 25 mg/kg bb (konsentrasi 0,75%): Konsentrasi 0,75% = 0,0075g/ml 7,5mg/ml

Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus

sebanyak = 25mg 5mg

Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 1,5%, maka untuk membuat suspensi EESP dengan konsentrasi 1,5 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak = 1,5g 0,075g 75mg

Volume pemberian suspensi EESP 50 mg/kg bb (konsentrasi 1,5%):

(20)

66 Lampiran 15. (Lanjutan)

Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus

sebanyak = 50mg 10mg

Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 2,25%, maka untuk membuat suspensi EESP dengan konsentrasi 2,25 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak = 2,25g 0,1125g 112,5mg

ml 100

ml

5 × = =

Volume pemberian suspensi EESP 50 mg/kg bb (konsentrasi 2,25%):

Konsentrasi 2,25% = 0,0225g/ml 22,5mg/ml

Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus

sebanyak = 75mg 15mg

Maka volume yang diberikan

(21)

67 Lampiran 15. (Lanjutan)

d. EESP dosis 100 mg/kg bb

Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 3%, maka untuk membuat suspensi EESP dengan konsentrasi 3 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak =

mg 150 g 15 , 0 g 3 ml 100

ml

5 × = =

Volume pemberian suspensi EESP 100 mg/kg bb (konsentrasi 3%):

Konsentrasi 3% = 0,03g/ml 30mg/ml ml

100 g 3

= =

Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus

sebanyak = 100mg 20mg g

1000 g 200

= ×

Maka, volume yang diberikan= 1ml 0,667ml/200gbb tikus mg/ml

30 mg 20

(22)

68

Lampiran 16. Gambar tikus dan konsistensi feses

Tikus dalam pengamatan

(23)

69

Lampiran 17. Hasil orientasi dosis bahan uji mengenai saat mulai terjadinya diare pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)

Grafik hasil orientasi dosis EESP

0 50 100 150

56,8 107,8

82,4 91,8

114 127,2 131,4

144,8

Wak

tu

mu

lai

te

rjad

in

ya

d

iar

e (me

n

it)

Perlakuan

Kel Perlakuan Saat mulai terjadinya diare

(menit ke-)±SD

1 OR + CMC 1% b/v 56,8±2,28

2 OR + Loperamid HCl 1 mg/kg bb 107,8±11,17

3 OR + ESSP 25 mg/kg bb 82,4±2,51

4 OR + ESSP 50 mg/kg bb 91,8±2,95

5 OR + ESSP 75 mg/kg bb 114,0±9,11

6 OR + ESSP 100 mg/kg bb 127,2±10,11

7 OR + ESSP 125 mg/kg bb 131,4±10,97

(24)

70

Lampiran 18. Hasil pengamatan saat mulai terjadinya pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)

Perlakuan Hewan Jumlah Rata-rata

(menit)

1 2 3 4 5

OR + CMC

1% b/v 56 54 60 58 56 284 56,8

OR + Loperamid

HCl 1 mg/kg bb 110 117 117 105 90 539 107,8 OR + EESP 25

mg/kg bb 82 85 85 80 80 412 82,4

OR + EESP 50

mg/kg bb 91 90 97 90 91 459 91,8

OR + EESP 75

mg/kg bb 98 115 119 119 119 570 114

OR + EESP 100

(25)

71

Lampiran 19. Hasil pengamatan mengenai hubungan antara dosis, waktu defekasi dan konsistensi feses pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)

Perlakuan Hewan Menit ke-

(26)

72

Lampiran 20. Hasil pengamatan mengenai frekuensi diare dan lama terjadinya diare pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)

1. Pengamatan frekuensi diare

2. Pengamatan lama terjadinya diare setelah pemberian oleum ricini

Keterangan: OR : oleum ricini

EESP : ekstrak etanol sabut pinang T1 : waktu mula-mula terjadi diare T2 : waktu akhir terjadi diare Perlakuan (mg/kg bb)

Hewan

Jumlah Rata-rata

1 2 3 4 5

OR + CMC 1% b/v 7 7 7 7 7 35 7,00

OR + Loperamid HCL 1 3 2 3 3 3 14 2,80

OR + EESP 25 5 5 6 4 5 25 5,00

OR + EESP 50 4 5 4 4 5 22 4,40

OR + EESP 75 2 4 3 3 4 16 3,20

OR + EESP 100 3 2 3 2 2 12 2,40

Perlakuan (mg/kg bb)

Hewan

Jumlah Rata-rata

1 2 3 4 5

T2-T1

T2-T1

T2-T1

T2-T1

T2-T1 OR + CMC

1% b/v 265 282 272 296 298 1413 282,6 OR +Loperamid

HCl 1 127 122 123 128 122 622 124,4

OR + EESP 25 191 191 191 191 191 955 191,0 OR + EESP 50 176 176 176 176 176 880 176,0 OR + EESP 75 142 122 121 121 121 627 125,4

(27)

73 Lampiran 21. Hasil deskriptif data

1. Saat mulai terjadinya diare

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min. Max.

2. Konsistensi feses (diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi) a. Diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi berlendir

- Diameter serapan air berlendir

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min. Max.

- Berat feses berlendir

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

(28)

74 Lampiran 21. (Lanjutan)

- Waktu defekasi berlendir

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min. Max.

b. Diameter serapan air dan berat feses lembek - Diameter serapan air lembek

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min. Max.

- Berat feses lembek

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

(29)

75 Lampiran 21. (Lanjutan)

- Waktu defekasi lembek

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min. Max.

c. Diameter serapan air dan berat feses normal - Diameter serapan air normal

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min. Max.

- Berat feses normal

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

(30)

76 Lampiran 21. (Lanjutan)

- Waktu defekasi normal

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min. Max.

3. Frekuensi diare

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min. Max.

4. Lama terjadinya diare

Kelompok (mg/kg bb)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

(31)

77 Lampiran 22. Hasil analisis statistik anova

ANOVA Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Saatmulaiterjadinyadiare Between Groups 15866.267 5 3173.253 57.678 .000

Within Groups 1320.400 24 55.017

Total 17186.667 29

Waktudefekasiberlendir Between Groups 15866.267 5 3173.253 57.678 .000

Within Groups 1320.400 24 55.017

Total 17186.667 29

Waktudefekasilembek Between Groups 42728.400 5 8545.680 124.876 .000

Within Groups 1642.400 24 68.433

Total 44370.800 29

Waktudefekasinormal Between Groups 57441.500 5 11488.300 75.210 .000

Within Groups 3666.000 24 152.750

Total 61107.500 29

Bfberlendir Between Groups 12.617 5 2.523 173.097 .000

Within Groups .350 24 .015

Total 12.967 29

Bflembek Between Groups .766 5 .153 12.493 .000

Within Groups .294 24 .012

Total 1.060 29

Bfnormal Between Groups .078 5 .016 10.570 .000

Within Groups .036 24 .001

Total .114 29

Dmserapberlendir Between Groups 12.727 5 2.545 155.837 .000

Within Groups .392 24 .016

Total 13.119 29

Dmseraplembek Between Groups .686 5 .137 8.571 .000

Within Groups .384 24 .016

Total 1.070 29

Dmserapnormal Between Groups .086 5 .017 4.895 .003

Within Groups .084 24 .003

Total .170 29

Frekuensidiare Between Groups 70.967 5 14.193 37.026 .000

Within Groups 9.200 24 .383

Total 80.167 29

Lamaterjadinyadiare Between Groups 128990.700 5 25798.140 498.194 .000

Within Groups 1242.800 24 51.783

(32)

78

Lampiran 23. Hasil analisis statistik uji beda rata-rata Duncan 1. Saat mulai terjadinya diare

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

CMC Na 1%b/v 5 56.8000

EESP 25 mg/kg bb 5 82.4000

EESP 50 mg/kg bb 5 91.8000

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.0780E2

EESP 75 mg/kg bb 5 1.1400E2

EESP 100 mg/kg bb 5 1.2720E2

Sig. 1.000 .057 .199 1.000

2. Konsistensi feses (diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi) a. Diameter serapan air

- Diameter serapan air berlendir

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

EESP 100 mg/kg bb 5 2.1200

EESP 75 mg/kg bb 5 2.3600

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 2.3800

EESP 50 mg/kg bb 5 3.2800

EESP 25 mg/kg bb 5 3.4200

CMC Na 1%b/v 5 3.8800

Sig. 1.000 .807 .096 1.000

- Diameter serapan air lembek

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

EESP 100 mg/kg bb 5 1.2400

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.2600

EESP 75 mg/kg bb 5 1.2800

EESP 50 mg/kg bb 5 1.4600

EESP 25 mg/kg bb 5 1.4800

CMC Na 1%b/v 5 1.6600

(33)

79 Lampiran 23. (Lanjutan)

- Diameter serapan air normal

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2

EESP 100 mg/kg bb 5 .1800

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 .2000

EESP 75 mg/kg bb 5 .2000

EESP 50 mg/kg bb 5 .2400

EESP 25 mg/kg bb 5 .2600

CMC Na 1%b/v 5 .3400

Sig. .065 1.000

b. Berat feses

- Berat feses berlendir

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

EESP 100 mg/kg bb 5 2.1200

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 2.2900

EESP 75 mg/kg bb 5 2.3600

EESP 50 mg/kg bb 5 3.2720

EESP 25 mg/kg bb 5 3.4080

CMC Na 1%b/v 5 3.8260

Sig. 1.000 .368 .088 1.000

- Berat feses lembek

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

EESP 100 mg/kg bb 5 1.1760

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.1940

EESP 75 mg/kg bb 5 1.2000

EESP 50 mg/kg bb 5 1.3640

EESP 25 mg/kg bb 5 1.4680 1.4680

CMC Na 1%b/v 5 1.6020

(34)

80 Lampiran 23. (Lanjutan)

- Berat feses normal

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

EESP 100 mg/kg bb 5 .1480

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 .1600

EESP 75 mg/kg bb 5 .1680

EESP 50 mg/kg bb 5 .2200

EESP 25 mg/kg bb 5 .2280

CMC Na 1%b/v 5 .2960

Sig. .446 .745 1.000

c. Waktu defekasi

- Waktu defekasi berlendir

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

CMC Na 1%b/v 5 56.8000

EESP 25 mg/kg bb 5 82.4000

EESP 50 mg/kg bb 5 91.8000

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.0780E2

EESP 75 mg/kg bb 5 1.1400E2

EESP 100 mg/kg bb 5 1.2720E2

Sig. 1.000 .057 .199 1.000

- Waktu defekasi lembek

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.2680E2

EESP 75 mg/kg bb 5 1.2860E2

EESP 100 mg/kg bb 5 1.5860E2

EESP 50 mg/kg bb 5 1.9780E2

EESP 25 mg/kg bb 5 2.1340E2

CMC Na 1%b/v 5 2.1760E2

(35)

81 Lampiran 23. (Lanjutan)

- Waktu defekasi normal

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

EESP 100 mg/kg bb 5 2.0280E2

EESP 75 mg/kg bb 5 2.2940E2

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 2.3220E2

EESP 50 mg/kg bb 5 2.6780E2

EESP 25 mg/kg bb 5 2.7340E2

CMC Na 1%b/v 5 3.3940E2

Sig. 1.000 .723 .481 1.000

3. Frekuensi diare

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

EESP 100 mg/kg bb 5 2.4000

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 3.0000

EESP 75 mg/kg bb 5 3.2000

EESP 50 mg/kg bb 5 4.4000

EESP 25 mg/kg bb 5 5.0000

CMC Na 1%b/v 5 7.0000

Sig. .064 .139 1.000

4. Lama terjadinya diare

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5

EESP 100 mg/kg bb 5 75.6000

Loperamid HCl 1 mg/kg bb 5 1.2440E2

EESP 75 mg/kg bb 5 1.2540E2

EESP 50 mg/kg bb 5 1.7600E2

EESP 25 mg/kg bb 5 1.9100E2

CMC Na 1%b/v 5 2.8260E2

Gambar

Grafik hasil orientasi dosis EESP

Referensi

Dokumen terkait

Model kombinasi dalam skema hybrid AES dan RC4 dapat digunakan untuk mengenkripsi pesan dengan aman karena dilakukan pengamanan lapis 2 dan juga pengamanan dilakukan pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran, besarnya konsumsi energi dan protein, hubungan

(Bucksch et al., 2010) organize notably panoramic scanner point clouds sampling trees in voxels to reconstruct the branch structure of trees; (Wu et al., 2013) organize laser

Dengan mengidentifikasikan barang-barang ekspor yang berasal dari tumbuhan, siswa mampu menunjukkan manfaat adanya pertukaran barang antara Indonesia dan luar negeri dengan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-3/W3, 2015 ISPRS Geospatial Week 2015, 28 Sep – 03 Oct 2015, La

[r]

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B5, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

Therefore, estimated value of focal length of camera, length of camera to the Old Imperial Theatre and some parameters were calculated by estimation of field angle, using body