• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN BIOGEOFISIK WILAYAH PESISIR KECAMATAN BANAWA | Ardianto | GeoTadulako 9005 29523 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMETAAN BIOGEOFISIK WILAYAH PESISIR KECAMATAN BANAWA | Ardianto | GeoTadulako 9005 29523 1 SM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DANI ARDIANTO A 351 11 028

JURNAL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

Penulis : Dani Ardianto

Nomor Stambuk : A 351 11 028

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing I

Dr. Lilik Prihadi Utomo, M.Si NIP. 19560724 198703 1 001

Pembimbing II

Ida Arianingsih, S.T., M.P NIP. 19790726 200501 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan IPS FKIP Universitas Tadulako

Drs. Charles Kapile, M.Hum NIP. 19560104 199203 1 004

Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi

Nurvita, S.Pd., M.Pd

(3)

ABSTRAK

Dani Ardianto, 2017. “Pemetaan Biogeofisik Wilayah Pesisir Kecamatan Banawa”. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, 2017. Pembimbing (I)Lilik Prihadi Utomo, dan Pembimbing (II) Ida Arianingsih.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan biogeofisik wilayah pesisir Kecamatan Banawa. Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah belum adanya pemetaan tentang biogeofisik di wilayah pesisir. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan pemetaan menggunakan sistem informasi geografi. Sasaran penelitian yaitu jenis biogeofisik seperti jenis mangrove dan penggunaan lahan pada wilayah pesisir Kecamatan Banawa. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biogeofisik wilayah pesisir Kecamatan Banawa terdiri dari sebaran mangrove yang memiliki 4 jenis mangrove seperti,

Rhizophora mucronata Lam, Rhizophora apiculata Blume, Sonneratia alba Sm,

dan avicennia alba Blume, dan penggunaan lahan wilayah pesisir Kecamatan Banawa yang terdiri dari permukiman (0,484 Km2), perkebunan (0,178 Km2), tegalan/ladang (0,096 Km2), hutan rawa (0,016 Km2), semak belukar (2,063 Km2), dan tanah kosong (0,022 Km2).

(4)

ABSTRACT

Dani Ardianto, 2017. "Biogeophysical Mapping of Coastal Area of Banawa District". Thesis, Undergraduate Program of Geography Education, Department of Social Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Tadulako University, 2017. Supervisor (I) Lilik Prihadi Utomo, and Supervisor (II) Ida Arianingsih.

This research aims to do the biogeophysical mapping of coastal area of Banawa District. The problem posed in this research is the absence of mapping of biogeophysics in coastal areas. The research method used is descriptive qualitative and mapping using geographic information system. Research target is biogeofisik type such as mangrove species and land use in coastal area of Banawa District. Technique of collecting data obtained by observation and documentation. The results showed that the biogeophysics of the coastal area of Banawa sub-district consisted of mangrove distribution of 4 mangrove species such as Rhizophora mucronata Lam, Rhizophora apiculata Blume, Sonneratia alba Sm, and avicennia alba Blume, and the use of coastal area of Banawa sub-district consisting of settlements (0.484 Km2), plantations (0.178 km2), moor / ladang (0.096 km2), swamp forest (0.016 km2), shrubs (2,063 km2), and vacant land (0.022 Km2).

(5)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara maritim, sebagian besar wilayahnya

dikelilingi oleh perairan (laut) dan pesisir. Salah satu wilayah pesisir di Sulawesi

Tengah adalah adalah Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala.

Kecamatan Banawa merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah 99,04 km2 dan memiliki penduduk sebanyak 32.983 jiwa. Sebelah utara Wilayah Kecamatan Banawa berbatasan dengan Teluk Palu, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Banawa Tengah, kemudian di sebelah barat berbatasan dengan selat Makassar, dan sebelah timur berbatasan dengan Kota Palu (Kecamatan Banawa Dalam Angka, 2016).

Wilayah lautan dan pesisir Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Keanekaragaman hayati lautan dan pesisir indonesia hadir dalam bentuk ekosistem terumbu karang (coral reef), hutan bakau (mangrove), estuaria, padang lamun, pantai, laut terbuka, dan laut dalam (laut jeluk). Masing-masing ekosistem tersebut dihuni oleh berbagai macam spesies. Organisme yang dapat dijumpai antara lain kelompok bakteri, jamur, ganggang (alga), moluska, krustasea, ikan, reptil, dan tumbuhan laut (Puspitaningasih, 2012).

Pesisir adalah daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas marin

(Widi Agus Pratikto, dkk, 1997), artinya pesisir merupakan daerah yang masih

dipengaruhi aktivitas seperti pasang surut air laut, angin laut, perembesan air asin

dan sedimentasi.

Salah satu wilayah pesisir penting di Sulawesi Tengah adalah wilayah

pesisir Kecamatan Banawa. Potensi alam di wilayah pesisir tersebut belum

dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Kecamatan Banawa, dikarenakan

kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai potensi alam. Potensi wilayah

pesisir yang diolah di daerah tersebut hanya beberapa jenis saja (Kabupaten

Donggala dalam Angka, 2016), seperti tambang pasir yang berada di Kecamatan

Banawa. Tambang merupakan salah satu potensi yang seharusnya bisa

memajukan wilayah tersebut apabila dikelola secara maksimal oleh masyarakat.

Secara faktual tambang pasir yang ada dikelola oleh perusahaan asing, dan

(6)

Pemetaan aspek biogeofisik kawasan pesisir sangat penting dilakukan

karena sangat membantu dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan lebih

lanjut pada wiliayah tersebut, sehingga pemerintah dapat memperhitungkan

dampak-dampak yang akan terjadi pada wilayah tersebut.

Aspek biogeofisik yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Donggala cukup

beragam, seperti kondisi fisik dan persebaran makhluk hidupnya. Untuk

melakukan pemetaan biogeofisik yang ada di wilayah tersebut, dibutuhkan suatu

aplikasi yang mendukung selama proses pembuatan peta biogeofisik, dan salah

satu aplikasi yang dapat memudahkan dalam proses pembuatan peta biogeofisik

wilayah pesisir Kecamatan Banawa adalahArcGIS.

Penggunaan teknologi (software) sangat diperlukan untuk memberikan

informasi yang akurat. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan salah satu

teknologi informasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk

menggambarkan kenampakkan lahan disuatu wilayah. Selain itu SIG juga dapat

digunakan untuk menyimpan, proses, menganalisis dan memberikan informasi

yang tepat, serta membantu dalam proses pengambilan kebijakan.

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu Software yang

banyak digunakan untuk melakukan pemetaan karena memiliki beberapa

kelebihan, seperti : proses perancangan dan pembuatan tata-letak peta beserta

komponennya (simbol, warna, ukuran, skala, dan lain sejenisnya) dapat dilakukan

secara interaktif, jika terjadi kesalahan pada peta dimasa pra-cetak, pengguna

dapat mengulangi prosesnya dengan cepat dari awal tanpa menerima kerugian

material yang berarti. Selain itu proses pembuatan (layout) peta dapat dilakukan

dengan cepat dan bisa disertai dengan panduan yang akan membimbing para

penggunanya secara interaktif dalam membuat peta yang berformat standard

(sesuai contoh).

Berdasarkan uraian tersebut penulis termotivasi untuk melakukan sebuah

(7)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka sebagai rumusan

masalah yang dapat diajukan adalah:

1.2.1 Bagaimana pemetaan jenis biogeofisik wilayah pesisir yang ada di

Kecamatan Banawa?

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pemetaan jenis biogeofisik wilayah pesisir Kecamatan Banawa.

1.3.2 Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah sebaran jenis mangrove dan jenis

penggunaan lahan yang ada di wilayah pesisir Kecamatan Banawa, dan target dari

penelitian ini adalah dengan adanya pemetaan biogeofisik wilayah pesisir

Kecamatan Banawa ini diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat

untuk melihat dan mengetahui aspek biogeofisik apa saja yang bisa di kelola

secara maksimal di wilayah pesisir tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1.4.1 Memberikan informasi mengenai jenis biogeofisik wilayah pesisir yang

ada di Kecamatan Banawa.

1.4.2 Memberikan kontribusi pada pemerintah Kecamatan Banawa dalam

menganalisis serta menyajikan informasi tentang biogeofisik dan menjadi

bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk melakukan pengembangan

wilayah pesisir.

II. METODOLOGI 2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kombinasi antara kualitatif deskriptif, dan

pemetaan menggunakan Sistem informasi geografi (SIG), dimana penelitian ini

(8)

2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah wilayah Kecamatan Banawa, Kabupaten

Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Kecamatan Banawa memiliki luas wilayah

99,04 Km2(9.904 Ha) yang terdiri dari beberapa desa yaitu : Desa Loli Oge, Loli

Tasiburi, Loli Saluran, Loli Pesua, Loli Dondo, Kabonga besar Kabonga Kecil,

Tanjung Batu, Gunung Bale, Ganti Maleni, Boya, Labuan Bajo, dan Boneoge.

Secara astronomis, Kecamatan Banawa terletak pada posisi S = 0o38’34”

-0o49’33” dan E = 119o48’24”-119o42’25” dengan ketinggian 35 mdpl dengan

batas wilayah administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan

Teluk Palu, Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Palu, Sebelah Selatan

berbatasan dengan Kec. Banawa Tengah, Sebelah Barat berbatasan dengan Selat

Makassar.

2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer berupa observasi dan dokumentasi tentang kondisi fisik

(9)

digunakan dalam penelitian ini meliputi : Peta RBI lembar Barimbi, Peta RBI

lembar Donggala, Peta RBI lembar Tavaili, Peta RBI lembar Ulujadi, Citra

Worldview2010, Kecamatan Banawa dalam Angka.

Sumber data penelitian ini adalah BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah,

BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah, BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah,

BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah, SAS Planet, BPS Kecamatan Banawa.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1)

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun

data penelitian, data-data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti secara

langsung kondisi di lokasi studi, guna mendapatkan data dan gambaran tentang

kondisi yang sebenarnya dari lokasi yang dijadikan lokasi penelitian. Dalam arti

bahwa data tersebut dihimpun melalui pancaindera (Burhan Bungin, 2011). (2)

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen

yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita,

biografi, peraturan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,

gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen berbentuk karya misalnya karya

seni, patung, film, dan lain-lain (Sugiyono, 2009).

2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis SIG.

Analisis SIG dapat menggabungkan data, mengatur data, dan melakukan analisis

data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan

dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi,

tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) Data input, sub-sistem ini bertugas untuk

mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari

berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung jawab mengkonversikan

atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format (native)

(10)

tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga

mudah dipanggil kembali atau di retrieve(di-load ke memori), di-update, dan

di-edit. (3) Data manipulation dan analysis, sub-sistem ini menentukan

informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub-sistem ini juga

melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator

matematis dan logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang

diharapkan. (4) Data output, sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau

mengasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki)

seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun

hardcopyseperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.

III. HASIL PENELITIAN

3.1 Biogeofisik di wilayah pesisir Kecamatan Banawa 3.1.1 Sebaran dan Jenis mangrove

Berdasarkan observasi dilapangan dan pengambilan sampel mangrove

(akar, buah, daun, pucuk pohon, ranting), selanjutnya dilakukan uji sampel di

Herbarium Untad. Hasil uji sampel menunjukkan bahwa di sepanjang pesisir

Kecamatan Banawa terdapat 4 jenis mangrove yaituRhizophora mucronata Lam,

Rhizophora apiculata Blume, Sonneratia alba Sm,danavicennia alba Blumeyang

tersebar di 8 titik sebagai berikut: (1) Titik 1 terdapat di desa Kabonga Besar pada

titik koordinat S 00o 42’ 51,9” E 119o 46’ 14.1”. Pada titik ini terdapat 2 jenis

mangrove, yaitu Sonneratia alba Sm.danRhizophora mucronata Lam. (2) Titik 2

terdapat di desa Kabonga Besar pada titik koordinat S 00o 42’ 13,4” E 119o 45’

59,2”. Pada tititk ini terdapat 2 jenis mangrove, yaitu Sonneratia alba Sm. dan

Rhizophora apiculata Blume.(3) Titik 3 terdapat di desa Kabonga Besar pada titik

koordinat S 00o 42’ 21,8” E 119o 45’ 55,4”. Pada titik ini terdapat 3 jenis

mangrove, yaitu Sonneratia alba Sm., Rhizophora mucronata Lam dan

Rhizophora apiculata Blume.(4) Titik 4 terdapat di desa Kabonga Besar pada titik

koordinat S 00o 42’ 11,7” E 119o 45’ 26,4”. Pada titik ini terdapat 3 jenis

mangrove, yaituSonneratia alba Sm., Rhizophora mucronata Lam dan Avicennia

alba Blume.(5) Titik 5 terdapat di desa Kabonga Kecil pada titik koordinat S 00o

(11)

Sonneratia alba Sm. danRhizophora mucronata Lam. (6) Titik 6 terdapat di desa

Gunung Bale pada titik koordinat S 00o 40’ 28”, E 119o45’ 11,7”. Pada titik ini

terdapat 2 jenis mangrove, yaituSonneratia alba Sm. danRhizophora mucronata

Lam. (7) Titik 7 terdapat di desa Labuan Bajo pada titik koordinat S 00o39’ 47,8”

E 119o 44’ 25,1”. Pada titik ini terdapat 2 jenis mangrove, yaitu Sonneratia alba

Sm. dan Rhizophora mucronata Lam. (8) Titik 8 terdapat di desa Labuan Bajo

pada titik koordinat S 00o 39’ 36,9” E 119o 44’ 22.6”. Pada titik ini terdapat 2

jenis mangrove, yaitu Sonneratia alba Sm.danRhizophora mucronata Lam. Jenis

mangrove tersebut diketahui berdasarkan hasil uji sampel yang dilakukan di

Herbarium Untad dan identifikasi dari berbagai referensi.

3.1.2 Penggunaan Lahan Wilayah Pesisir Kecamatan Banawa

Penggunaan lahan yang ada di wilayah pesisir Kecamatan Banawa terdiri

dari permukiman (198,157602 Ha), hutan (2749,12567 Ha), perkebunan

(1087,75296 Ha), tegalan/ladang (1213,218564 Ha), hutan rawa (1,584078 Ha),

(12)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pemetaan biogeofisik wilayah pesisir

Kecamatan Banawa, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu jenis biogeofisik yang

ada di wilayah pesisir Kecamatan Banawa terdiri dari sebaran mangrove yang

memiliki 4 jenis mangrove meliputi: Rhizophora mucronata Lam, Rhizophora

apiculata Blume, Sonneratia alba Sm,danavicennia alba Blume,dan penggunaan

lahan wilayah pesisir yang terdiri dari permukiman (198,157602 Ha), hutan

(2749,12567 Ha), perkebunan (1087,75296 Ha), tegalan/ladang (1213,218564

Ha), hutan rawa (1,584078 Ha), semak belukar (3964,307101 Ha), dan tanah

kosong (1,584078 Ha).

4.2 Saran

Beberapa saran yang perlu dikemukakan sehubungan dengan hasil

penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:

1) Diharapkan kepada pemerintah sekiranya dari hasil penelitian ini dapat

memberi masukan sebagai salah satu dasar dalam penentuan arah kebijakan

(13)

2) Perlu adanya sosialisasi secara intensif kepada masyarakat pesisir Kecamatan

Banawa terkait penggunaan wilayah pesisir, mengingat bahwa wilayah pesisir

di Kecamatan Banawa masih bisa dikembangkan lebih baik lagi;

3) Masyarakat perlu dihimbau terlibat secara langsung dengan program-program

pemerintah yang berkaitan dengan wilayah pesisir Kecamatan Banawa;

4) Masyarakat perlu menjaga dan merawat lingkungan di sepanjang wilayah

pesisir Kecamatan Banawa seperti tidak membuang sampah di wilayah

pesisir, membersihkan sampah yang terbawa arus dan menanam kembali

mangrove yang sudah mati atau melakukan penanaman mangrove di beberapa

tempat yang belum mempunyai tanaman manrove agar wilayah pesisir

terlihat lebih baik dan kedepanya memberikan manfaat kepada masyarakat itu

sendiri;

5) Saran untuk penelitian selanjutnya pada penelitian sosial dan ekonomi

penduduk wilayah pesisir Kecamatan Banawa, perubahaan penggunaan lahan

yang terjadi di wilayah pesisir Kecamatan Banawa untuk melihat faktor

pendorong, orientasi arah perubahan dan dampak terhadap kondisi sosial

ekonomi penduduk di wilayah tersebut.

V. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Kabupaten Donggala dalam Angka 2016. Donggala : BPS Kabupaten Donggala.

Anonim. 2016. Kecamatan Banawa dalam Angka 2014. Donggala : BPS Kabupaten Donggala.

Burhan Bungin. (2009). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. Cetakan Ketiga. Prenada Media Grup.

Pratikto, W.A., Armono, H.D., Suntoyo, (1997). Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Puspitaningsih, (2012). Mengenal Ekosistem Laut dan Pesisir. Bogor: Pustaka Sains.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis madu yaitu madu kelengkeng, madu leci dan madu randu dengan rasio pengenceran

Kerentanan atau kegawatan risiko yang dialami oleh petani cabai merah besar, dengan risiko paling tinggi dialami oleh petani dengan kisaran lauas garapan 21 ± 30 are,

dengan menggunakan mikroskop optik dapat dilihat bahwa pada penambahan Nb yang semakin besar akan terbentuk struktur butir yang semakin kasar (membesar)

menyebabkan proses pertukaran data dilakukan secara bertahap tidak sekaligus Application Presentation Session Transport Network Data-Link Physical.. Transport  Berfungsi

Fungsi ilokusi ini ialah penutur dalam penyampaian ujarannya bermaksud mengancam apa yang telah diujarkan penutur. Carson tidak mnau anaknya gagal, maka dia berkata :.

Jenis penelitian ini menggunakan metode penilitian deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikannya pada data-data yang

Beberapa perusahaan menggunakan terlalu sedikit ukuran dalam scorecard (hanya satu atau dua ukuran perspektif). Scorecard dengan jumlah ukuran terlalu sedikit

Dari sinilah penulis membuat perancangan media komunikasi visual wisata alam “terpendam” semarang, melalui pendekatan fotografi. Selama proses pembuatan penulis