• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Kontrol EC pada Sistem Hidroponik untuk 10 Tanaman Konsumsi T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Kontrol EC pada Sistem Hidroponik untuk 10 Tanaman Konsumsi T1 BAB I"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan tujuan dan latar belakang permasalahan yang mendasari

pembuatan skripsi, spesifikasi alat yang akan direalisasikan dan sistematika penulisan

skripsi.

1.1. Tujuan

Merancang dan merealisasikan suatu alat untuk memantau dan mengontrol kadar

nutrisi atau EC pada 10 tanaman konsumsi agar meningkatkan efisiensi waktu perawatan

tanaman hidroponik, mempermudah monitoring dan kontrol kondisi sistem hidroponik,

dan mengurangi ketergantungan terhadap tenaga manusia.

1.2. Latar Belakang

Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media

tanah. Larutan mineral yang mengandung nutrisi digunakan untuk mengganti tanah.

Karena metode cocok tanam dengan hidroponik menggunakan larutan mineral, maka

nutrisi dalam larutan mineral harus dijaga.

Karena nutrisi adalah hal terpenting dalam pertumbuhan tanaman jika kadar

nutrisi dalam mineral berkurang maka akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman

tersebut. Di dalam nutrisi tersebut terdapat unsur makro yang di dalamnya terdapat unsur

Nitrogen(N), Sulfur(S), Kalsium(Ca), Karbon(C), Kalium(K), Fosfor(P),

Magnesium(Mg), Hidrogen(H), Oksigen(O), dan juga terdapat unsur mikro antara lain

adalah Klor(Cl), Besi(Fe), Seng(Zn), Mangan(Mn), Boron(B), Tembaga(Cu),

Molibden(Mo). Larutan makro biasa disebut dengan larutan A dan larutan mikro disebut

dengan larutan B, tanaman membutuhkan nutrisi makro dan mikro maka nutrisi A dan B

tersebut dicampur menjadi AB mix. Larutan AB mix dapat diketahui baik atau tidaknya

(2)

2

dapat diukur menggunakan EC meter, jika terlalu pekat larutan nutrisinya maka akan

memperlambat akar untuk menyerap nutrisi tersebut karena ada pengendapan dari unsur

kalsium (Ca), dan sulfur (S).

Pada hidroponik sangatlah penting untuk mengamati selalu larutan nutrisi

tersebut, dan masih banyak petani hidroponik menggunakan cara manual dengan

mengukur menggunakan EC meter setiap hari, jika larutan nutrisi kurang sesuai dengan

ketetapan maka harus menambah larutan AB mix tersebut, jika nutrisinya terlalu pekat

maka harus ditambah air hingga kepekatannya sesuai dengan ketetapan tanaman tesebut.

Karena dengan menggunakan sistem manual yang harus mengecek EC setiap hari

kurang praktis maka dibuatlah sistem kontrol nutrisi EC secara otomatis yang dapat

mengkontrol nutrisi 10 tanaman hidroponik.

Sistem kontrol nutrisi adalah alat untuk mengkontrol nutrisi pada hidroponik

dengan sistem kerjanya yang memberikan nutrisi secara otomatis pada bak tandon jika

nutrisi tersebut kurang dari nilai referensi dengan cara menggerakan 2 pompa wiper yang

masing-masing pompa mengalirkan nutrisi A dan nutrisi B dan dicampur menjadi satu di

bak tandon. Dan jika nutrisi tanaman terlalu pekat maka akan menambah air secara

otomatis dengan menggunakan pompa air galon yang mengalirkan air jika mengalami

kelebihan nutrisi. Serta dapat mengamati nilai suhu pada tandon utama jika nutrisi lebih

tinggi dari 27ºC maka alat ini akan menyalakan peringatan suara berupa buzzer karena

jika suhu larutan pada bak tandon melebihi 27ºC maka larutan nutrisi akan rusak.

Sistem kontrol nutrisi juga mengamati suhu dan kelembaban lingkungan karena

sangat penting untuk tanaman jikalau tanaman misalkan selada berada pada suhu yang

lebih tinggi dari suhu referensi yaitu di atas 20ºC maka alat ini akan menampilkan

tampilan warning pada LCD dan juga tanaman selada tidak bisa bertumbuh secara

maksimal, karena cenderung pada suhu yang rendah yaitu di bawah 20ºC.

Seluruh sistem dan mekanisme sistem kontrol nutrisi ini dikendalikan oleh

arduino. Mulai dari pemantauan suhu air tandon, suhu dan kelembaban lingkungan, serta

(3)

3

air secara otomatis pula maka sistem ini sangat praktis dan memudahkan kerja petani

hidroponik.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan Surat Tugas No : 41/1.3/FTEK/XI/2016 yang telah dikeluarkan pada

tanggal 21 November 2016, tugas akhir memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Sistem dapat menjaga nilai EC tetap berada dalam nilai interval nilai tengah ±

0,1mS/cm, nilai tersebut diambil dari target EC dari tabel data base 10 tanaman

konsumsi.

2. Dapat digunakan untuk mengontrol nilai EC, apabila nilai EC terlalu rendah dari nilai

yang ditentukan maka akan terjadi prosedur pencampuran, dan jika terlalu tinggi dari

nilai yang ditentukan maka alat dapat menurunkan nilai EC sampai dibatas yang

ditemukan dengan menggunakan pompa air.

3. Ralat sensor suhu thermocouple 1ºC.

4. Pompa A dan Pompa B dapat bekerja mencampur larutan nutrisi.

5. Alat ini dapat memberikan alarm ketika suhu dari larutan sudah lebih dari 27ºC.

6. Alat ini dapat memberikan peingatan berupa warning ketika suhu lingkungan

melebihi batas maksimal suhu tanaman yang dipilih.

7. Tabung A dan tabung B memiliki kapasitas sebesar 600ml, tabung nutrisi memiliki

kapasitas sebesar 20lt, dan tabung air memiliki kapasitas 15lt, pengisian pada tabung

A, tabung B dan tabung air dilakukan secara manual.

1.4. Sistematika Penulisan

Tugas akhir terdiri dari 5 bab dengan garis besar isi masing-masing bab sebagai

berikut :

1. BAB I : PENDAHULUAN

Membahas tujuan, latar belakang, batasan masalah dan sistematika penulisan.

2. BAB II : DASAR TEORI

Membahas tentang dasar teori perangkat keras serta komponen yang menunjang di

(4)

4

sensor EC, sensor DHT22, sensor ultrasonik, RTC DS3231, lcd 20×4, keypad 4×4,

pompa wiper, pompa air galon, motor dc, buzzer, relay 5v, larutan EC dan data base

10 tanaman konsumsi.

3. BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Membahas perancangan sistem yang meliputi mekanik sistem yang dibuat perangkat

keras elektronik dan algoritma perangkat lunak.

4. BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISIS

Membahas hasil pengujian sensor dan algoritma secara keseluruhan sehingga dapat

diketahui mana alat yang dibuat memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Kartini Kecamatan Binjai Kota, selanjutnya menanyakan perihal handphone yang diambil oleh Wasu, pada awalnya Wasu membantah tidak ada melakukan pencurian, tetapi

diterima yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pendekatan berbasis otak (brain based learning) terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan

(1) Otoritas Jasa Keuangan dapat memerintahkan Bank untuk melakukan perbaikan Rencana Pemulihan yang disampaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dan

Pada proses perlakuan panas dan penuaan aging untuk komposit matrik logam paduan Al-4,5%Cu-4%Mg dengan penguat 10% SiC diperoleh nilai kekerasan maksimum yang.. Dan untuk

[r]

Sistem informasi (SI) merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang akan membentuk satu kesatuan untuk mengintregasikan data, memproses, dan

Berdasarkan Tabel 11, yang memberikan estimasi terbaik dalam memodelkan hujan aliran di stasiun Pantai Cermin pada tahap kalibrasi adalah wavelet Haar level 1 untuk

Pada usia ini, anak tunagrahita ringan mengalami masa puber yang ditandai oleh ciri-ciri baik fisik maupun perilaku seperti menstruasi bagi anak perempuan dan