• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Asesmen Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling pada Siswa SMPLB C Tunagrahita Ringan Bina Putera Ambarawa dan Implikasinya dalam Penyusunan Program Layanan Bimbingan dan Konselin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Asesmen Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling pada Siswa SMPLB C Tunagrahita Ringan Bina Putera Ambarawa dan Implikasinya dalam Penyusunan Program Layanan Bimbingan dan Konselin"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011) metode

penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa

program layanan bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C (Tunagrahita).

3.2 Definisi Operasional Variabel

Menurut Gantina Komalasari Assesmen merupakan proses mengumpulkan,

menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan

lingkungannya. Hal tersebut dilakukan untuk mendapat gambaran berbagai kondisi

individu dan lingkungannya sebagai dasar pengembangan program layanan

bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan.

Tohorin, (2007) mengemukakan bahwa “Program bimbingan dan konseling

merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

jangka waktu tertentu.”Rancangan atau terancang kegiatan tersebut disusun secara

sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu. Pelayanan

(2)

pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta

perencaaan pengembangan karir.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian yang digunakan peneliti dalam pengembangan ini

diadaptasi dari langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh

Sugiyono, penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan media yang akan

dikembangkan. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan secara umum

oleh Sugiyono (2011), terdapat sepuluh langkah yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Potensi dan masalah (ditujukan melalui data empirik yang dapat diperoleh

berdasarkan penelitian orang lain, atau laporan kegiatan perorangan atau

instansi tertentu yang masih up to date),

2. Mengumpulkan informasi (digunakan sebagai bahan untuk perencanaan

produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut),

3. Desain produk (diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat

digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya),

4. Validasi desain (kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan

lebih efektif dari yang lama atau tidak),

5. Perbaikan desain (memberbaiki kelemahan desain),

(3)

7. Revisi produk (berdasarkan saran-saran dari hasil ujicoba produk),

8. Uji coba produk (diujicoba dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas),

9. Revisi produk (perbaikan apabila ada kekurangan dan kelemahan).

10. Pembuatan produk masal.

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan langkah 1-5. Berdasarkan

langkah-langkah diatas maka peneliti dalam penelitian pengembangan ini akan

diaplikasikan dengan asesmen bimbingan dan konseling Gantina Komalasari dan

buku tentang anak berkebutuhan khusus Tunagrahita.

Keterangan :

1. Potensi dan masalah

Indikator keberhasilan pada langkah pertama ini adalah terlaksananya

wawancara dengan wali kelas SMPLB C tentang masalah-masalah apa yang

biasanya dihadapi oleh siswa SMPLB C dan perlunya bimbingan dan

konseling untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

2. Pengumpulan data

Disini pengngumpulan data menggunakan asesmen dan tehnik yang dipakai

adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Indikator keberhasilan

pada langkah kedua ini adalah menggabungkan hasil wawancara, observasi

(4)

3. Desain produk

Indikator keberhasilan pada langkah ketiga ini adalah merancang layanan

bimbingan dan konseling yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan masalah

yang dihadapi oleh siswa SMPLB C Tunagrahita ringan.

4. Validitas desain

Indukator keberhasilan pada langkah keempat adalah uji validasi melalui

review terhadap program layanan bimbingan dan konseling yang diterapkan

untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa SMPLB C

Tunagrahita yang berkaitan dengan bina diri.

a. Uji validasi model melalui review oleh dosen program studi BK,

guru BK, guru wali kelas, Siswa SMPLB C (Tunagrahita)

b. Menganalisis hasil uji validasi

c. Mendeskripsikan hasil uji validasi

5. Revisi desain/Perbaikan desain

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan

para ahli lainnya, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut

selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang

bertugas untuk memperbaiki desain adalah peneliti yang mampu

(5)

3.4 Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang di inginkan pada penelitian ini peneliti

menggunakan tehnik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan

dokumentasi sebagai berikut :

a. Tehnik Wawancara

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data salah

satunya adalah teknik pengumpulan data wawancara. Menurut Esterberg

dalam Sugiyono (2011) “wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam satu topic tertentu”. Sejalan dengan yang telah

dikemukakan oleh Syaodih (2007) “wawancara adalah untuk memperoleh

data dari individu dilaksanakan secara individual” Berdasarkan yang

dikemukakan diatas wawancara adalah komunikasi tanya jawab dalam satu

topik untuk menemukan informasi. Pada penelitian ini wawancara yang

dilakukakan menggunakan wawancara tak tersturuktur. Menurut Sugiyono

(2011) “wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan”. Berdasarkan yang telah dikemukakan diatas wawancara tak

terstruktur adalah wawancara yang bebas berupa pertanyaan pada garis besar

(6)

1. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

Penelitian ini menggunakan penggumpulan data dengan tehnik

wawancara dengan menggunaka teori IG.A.K Wardani (2008) adapun

menggunakan aspek dan indicator yang akan diukur sebagai berikut:

Table 3.1 Kisi-Kisi Wawancara

Aspek Indikator Deskripsi

Analisis

Peserta didik

Pemahaman guru

Terhadap peserta

didik

1. Latar belakang peserta didik

2. Tahu masalah apa saja yang

dialami peserta didik

3. Kebutuhan peserta didik

untuk hidup efektif.

1. Lingkungan yang bagaimana

yang baik untuk siswa

tunagrahita

2. Apakah lingkungan yang

sekarang sudah baik untuk

(7)

Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Wawancara Orangtua Siswa SMPLB C Tunagrahita Ringan

Aspek Indikator Deskripsi

Analisis peserta

1. Lingkungan seperti apa yang baik untuk peserta didik menurut orang tua 2. Bagaiman hubungan peserta didik dengan masyarakat sekitar 3. Harapan orang tua

terhadap peserta didik di lingkungan sekitar

b. Tehnik Observasi

Dalam penggunaan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya

dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument pertimbangan

kemudian format disususnberisi item-item tentang gejadian atau tingkahlaku yang

digambarkan. Arikunto (Sugiyono, 2006).

Penelitian ini menggunakan tehnik penggumpulan data dengan observasi

dengan menggunakan teori IG.K Wardani (2008) adapun aspek dan indicator

(8)

Tabel 3.5 : Kisi-Kiai Observasi

No Aspek Indikator

1. Siswa SMPLB C (Tunagrahita

Ringan)

1. Keseharian siswa di sekolah.

2. Pada saat siswa menerima

pelajaran.

3. Cara siswa menerima pelajaran.

2. Guru SMPLB C (Tunagrahita

Ringan)

1. Metode pembelajaran

2. Pendekatan guru terhadap siswa

SMPLB C (Tunagrahita Ringan)

3. Cara guru membantu mengatasi

masalah yang dihadapi siswa

SMPLB C (Tunagrahita Ringan).

3. Lingkungan Sekolah 1. Tempat belajar.

2. Sarana dan prasarana.

c. Teknik Dokumentasi

Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data

dokumentasi. Menurut Sugiyono (2013) “dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

(9)

1. Program pengembangan diri anak tunagrahita

2. Daftar siswa SMPLB C Tunagrahita ringan

3. Foto yang diambil padasaat peneliti melakukan penelitian

3.4.1 Uji Ahli a. Desain Uji Ahli

Desain uji ahli dimaksudkan untuk menguji program layanan

bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C Tunagrahita Bawen yang di

pergunakan untuk menetapkan akseptabilitas program layanan bimbingan

dan konseling tersebut. Penilaian dari ahli adalah uji coba pertama yang

dilakukan setelah program layanan bimbingan dan konseling itu dibuat.

Tujuannya untuk mengetahui kekurangan pada program secara teoritis

ilmiah.

b. Subjek Uji Ahli

Subjek uji ahli produk pengembangan dipilih satu orang ahli yaitu ahli

dalam bimbingan dan konseling. Penentuan ini didasarkan pada pertimbangan

bahwa ahli tersebut memiliki pompetensi professional dalam bidangnya dan

memenuhi kriteria ahli bimbingan konseling adalah : 1) Dosen bimbingan dan

konseling S1 atau program pasca sarjana, 2) telah menjadi dosen minimal 5

tahun, 3) aktif dalam pemberdayaan konselor baik tingkat regional maupun

(10)

c. Jenis Data

Data yang diperoleh pada uji ahli meliputi penilaian akseptabilitas dari

ahli terhadap protipe program layanan bimbingan dan konseling untuk siswa

SMPLB C Tunagrahita Bawen. Data yang diperoleh bersifat kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui skala penilaian yang diberikan

pada masing-masing ahli dan data kuantitatif diperoleh dari saran, komentar

atau kritik yang tertulis dalam angket maupun hasil wawancara dengan ahli.

Data-data yang diperoleh baik data kualitatif dan kuantitatif akan digunakan

sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi dan menyempurnakan program

layanan bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C Tunagrahita ringan.

d. Instrumen

Instrumen menggunakan data yang digunakan adalah menggunakan

skala penilaian aksepbilitas. Aspek-aspek tersebut meliputi :

1) Kegunaan

Aspek kegunaan mengacu pada seberapa besar program layanan

bimbingan dan konseling yang dikembangkan member manfaat pada siswa

maupun pada konselor/guru BK. Beberapa indicator kegunaan program

pelatihan ini sebagai berikut: (1) pemakai, mengacu pada pentingnya serta

manfaat program layanan bimbingan dan konseling ini pada konselor/guru

(11)

2) Kelayakan

Untuk mengetahui seberapa besar kepraktisan dan keefektifan program

layanan bimbingan konseling untuk siswa SMPLB C. Indikator menunjuk

pada : (1) kepraktisan program bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB

C Tunagrahita yang mengacu pada intervensi, (2) keefektifan biaya, waktu

dan tenaga. Indicator ini mengacu pada perbandingan antara biaya dan waktu

yang diperlukan.

3) Ketepatan

Mengacu pada seberapa besar program bimbingan dan konseling

membantu siswa SMPLB C Tunagrahita. Dalam setiap pertanyaan pada skala

tersebut mempunyai gradasi berupa skala 1-4 yang memiliki makna sebagi

berikut :

1 = tidak jelas/tidak tepat/tidak praktis/tidak relevan/tidak perlu/tidak

berfaedah/kurang penting.

2 = kurang jelas/kurang tepat/kurang praktis/kurang relevan/kurang

perlu/kurang berfaedah/kurang penting.

3 = jelas/tepat/praktis/relevan/berfaedah/penting.

4 = sangat jelas/sangat tepat/sangat praktis/sangat relevan/sangat

perlu/sanggat berfaedah/sangat penting.

Selain penilaian ahli dalam bentuk data kuantitatif, juga diperlukan penelitian

(12)

dan saran dari ahli. Adapun prosedur untuk penilaian ahli adalah sebagai

berikut :

1) Pengembangan menghubungi subjek ahli dan meminta kesediaannya

untuk menjadi penilai program layanan bimbingan dan konseling untuk

siswa SMPLB C Tunagrahita.

2) Sebjek ahli diberi kesempatan untuk membaca, menganalisis dan

mempelajari isi program.

3) Pengembangan menemui subjek pada waktu yang telah ditentukan untuk

mengambil hasil penilaian, sekaligus melakukan diskusi langsung dengan

ahli.

e. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penilaian program layanan

bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C Tunagrahita dilakukan

secara kualitatif dan kuantitatif. Dan berupa komentar, saran dan kritik

dianalisis secara kualitatif. Data secara kualitatif ini dipaparkan apa adanya

sebagai bahan pertimbangan untuk revisi dan penyempurnaan program.

Penganalisisan data kuantitatif dilakukan dengan pengukuran tendensi

sentral tehnik mode (modus). Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan

hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu

(13)

pada kumpulan data yang ada. Mode (modus) adalah tehnik penjelasan

kelompok berdasarkan fenomena, nilai yang sering muncul dalam kelompok

atau kecenderungan data berpusat (Sugiyo, 2006).

1. Uji Lapangan (Uji Kelompok Kecil) a) Desain Uji Kelompok Kecil

Dalam uji coba kelompok kecil yang dilakukan oleh pengguna

(guru BK) desain yang digunakan adalah deskriptif.

b) Subjek

Yang menjadi subjek dalam uji kelompok kecil adalah satu orang

konselor/guru pembimbing. Penentuan konselor/guru pembimbing

dalam tahap ini didasarkan pada kriteria : (1) konselor sekolah

menengah pertama, (2) telah menjadi konselor/guru BK minimal 5

tahun, (3) pendidikan minimal S1 BK sehingga dapat member

masukan kepada peneliti dan membantu peneliti sebagai fasilitator

pengembangan, (4) aktif dalam kajian-kajian dan kegiatan bimbingan

dan konseling, (5) mempunyai referensi positif terhadap peningkatan

program layanan bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C

Tunagrahita.

c) Jenis Data

Data yang diperoleh dari dari uji kelompok kecil (guru BK)

terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Adapun yang dinilai oleh

(14)

kemudahan program. Kebertrimaan dan kemudahan program itu

ditunjukan dari tiga aspek yaitu kegunaan, kelayakan, dan ketepatan

dengan tingkat pemahaman calon pengguna, apakah secara

keseliruhan kegunaan program layanan tersebut telah memenuhi

kriteria yang diharapkan sehingga dapat digunakan oleh calon

pengguna.

d) Intrumen

Dalam uji coba kelompok kecil ini instrumen yang digunakan

dengan menggunakan angket penilaian dan diskusi langung. Penilaian

pada tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebertrimaan

program layanan bimbingan dan konseling dilihat dari aspek

kegunaan, kelayakan, dan ketepatan. Prosedur pelaksanaan uji coba

kelompok kecil adalah :

1. Pengembang memberikan program yang telah direvisi dan skala

penilaian program kepada konselor/guru pembimbing yang telah

bersedia menjadi penilai program.

2. Konselor/guru pembimbing diberi kesempatan untuk mempelajari

program layanan bimbingan dan konseling.

3. Konselor/guru pembimbing diminta untuk mengisi skala penilaian

(15)

tersebut, memberikan penjelasan singkat tentang program layanan

bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C

TUNAGRAHITA. Berikutnya

c) Analisis Data

Analisis data untuk uji kelompok kecil juga menggunakan teknik

analisis data yang sama seperti analisis data uji ahli.

3.5 Revisi Produk

Tujuan dari revisi terhadap program adalah untuk menentukan apakah

program layanan bimbingan dan konseling sudah sesuai dengan apa yang

siswa SMPLB C Tunagrahita butuhkan. Agar dapat bersedia sepenuhnya

untuk menggunakan program layanan bimbingan dan konselig yang harus

menyelesaikan dan diuji dengan saksama dalam segala hal. Penggunaan

utama data ini adalah untuk menentukan apakah program layanan bimbingan

Gambar

Table 3.1  Kisi-Kisi Wawancara
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Wawancara Orangtua Siswa SMPLB C Tunagrahita
Tabel 3.5 : Kisi-Kiai Observasi

Referensi

Dokumen terkait

(IHLIA), Gay Union Through Sports (GUTS), ProGay (penyelenggara Gay Pride ), turut mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Belanda dalam

Mata tidak tertutup oleh kulit, sungut umumnya lebih panjang daripada

Di lain pihak sarang walet yang didedahkan feses dengan kelembaban 80% menunjukkan adanya perubahan warna dari putih menjadi kuning muda pada hari ketiga, oranye pada hari

a) ASEAN Training Centre for Narcotics Law Enforcement di Bangkok Bidang penegakan hukum ini dicetuskan setelah pertemuan ASEAN Drug Experts ke-4 pada tahun 1979 yang

Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika pada Siswa kelas VIII SMP Islam Sunan Gunung Jati

c) Di sumber lain dikatakan bahwa silsilah kerajaan Brunei didapatkan pada Batu Tarsilah yang menuliskan silsilah raja-raja Brunei yang dimulai dari Awang Alak Batatar, raja

Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar. siswa sebesar

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Winataputra dan Budimansyah (2007:121) yang mengemukakan tiga sumber kegagalan pengembangang civic education , yaitu: 1) penggunaan alokasi