9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses yang sangat kompleks, bukan hanya sebatas penjualan maupun kegiatan penyaluran barang dari produsen ke konsumen, tetapi dimulai dari menyelidiki dan mengetahui kebutuhan serta keinginan pelanggan, menentukan produk, menetapakn harga, menentukan cara-cara promosi serta penyaluran barang atau jasa. Pemasaran pemegang peranan penting dalam perusahaan, karena bagian pemasaran berhubungan langsung dengan konsumen, lingkungan luar perusahaan, dan lingkungan perusahaan lainnya.
Menurut Londre (2016:3) adalah :
“Pemasaran adalah proses menciptakan, mendistribusikan, mempromosikan, barang, jasa, dan ide-ide untuk memfasilitasi
hubungan pertukaran dengan konsumen dan untuk mengembangkan
dan memelihara hubungan yang menguntungkan dengan pemegang
saham dalam lingkungan yang dinamis.”
Sedangkan menurut Habibah dan Sumiati (2016:33):
“Pemasaran adalah kegiatan yang berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien
dan mengarahkan aliran barang dan jasa kebutuhan-memuaskan
dari produsen ke konsumen atau klien.”.
konsumen. Atau dengan perkataan lain pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik consume dan menjajikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan. Strategi pemasaran yang tepat memberikan kekuatan pada perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya sehingga memberikan keuntungan pada perusahaan tersebut.
2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran dalam sebuah perusahaan mempunyai peran yang sangat penting untuk mencapai tujuan.Tugas manajemen pemasaran adalah melakukan pencapaian mengenai bagaimana mencari peluang pasar untukmelakukan pertukaran barang dan jasa dengan konsumen. Setelah itu, manajemen pemasaran mengimplememtasikan rencana tersebut dengan cara melaksanakan strategi pemasaran untuk menciptakan dan mempertahankan konsumen. Manajemen pemasaran menurut Habibah dan Sumiati (2016:33)
adalah:
“manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan perusahaan ataupun bagian dari perusahaan. ”
Sedangkan definisi manajemen pemasaran menurut Mamahit dkk (2016:345) adalah :
“manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan yang mencakup
pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari
periklanan, jasa, dan gagasan yang dirancang untuk diciptakan
pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan pemasaran.”
tentang produk, harga, promosi, distribusi dari barangmaupun jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan memenuhi tujuan organisasi serta merupakan sebuah seni dan ilmu dalam menentukan target pasar.
2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Marketing mix atau bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya .Marketing mix juga menentukan keberhasilan perusahaan dalam mengejar profit. Berikut ini adalah pengertian marketing mix atau bauran pemasaran menurut para ahli:
Menurut Manafzadeh dan Ramezani (2015:49) menyatakan bahwa Marketing Mix adalah :
“bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel yang perusahaan dapat mengontrol dan menggunakan untuk memenuhi kebutuhan
target pasarnya.”
Sedangkan definisi bauran pemasaran menurut Thieu (2016:208) adalah :
“Bauran pemasaran merupakan sekumpulan keputusan tentang harga, produk, saluran distribusi, komunikasi dan manajemen
hubungan pelanggan, yang merupakan pengimplementasian strategi
pemasaran, sehingga dapat dikatakan bahwa bauran pemasaran
merupakan strategi, taktik, instrument, atau alat pemasaran yang
tersedia guna mempengaruhi pembeli.”
1. Produk (Product)
Produk merupakan sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima. Mengelola unsure produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk.
2. Harga (Price)
Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha.Manajemen harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran, ongkos angkut, dan berbagai variabel yang bersangkutan.
3. Tempat (Place)
Place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju. Tempat juga peting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan , sebagai bagian dari nilai dan manfaat jasa.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah menginformasikan, menghubungani dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
2.3 Merek
Merek yang kuat dalam kompetisi pasar adalah tujuan utama dari banyak organisasi karena memungkinkan penciptaan berbagai manfaat bagi organisasi termasuk mengurangi risiko, lebih besarkeuntungan, kerjasama dengan pihak lain serta kesempatan untuk perluasan merek.
pandai memberikan merek pada suatu produk atau jasa maka produk atau jasa tersbut memiliki keistimewaan dimata konsumennya.
2.3.1 Pengertian Merek
Definisi mengenai merek dijelaskan oleh Manorek (2016:663) adalah sebagai berikut :
“merek dapat didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau kombinasdari mereka yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang dan jasa dari satu penjual atau kelompokpenjual dan untuk
membedakan mereka dari pesaing.”
Kemudian menurut Hui wang dan Fen Tsai (2014:29) merek adalah:
“Merek didefinisikan sebagai gambar atau kepribadian yang diciptakan oleh iklan, kemasan, branding, dan strategi pemasaran
lainnya”.
Merek memiliki enam level pengertian menurut Sopiah dan Sangaji (2016:65) sebagai berikut:
1. Atribut,merek mengingatkan pada atribut tertentu dari sebuah produk, baik dari program purna jualnya, pelayanan, maupun kelebihannya dan perusahaan menggunakan atribut tersebut sebagai materi iklan mereka.
2. Manfaat, pelanggan tentu tidak membeli sebatas atribut dari suatu produk melainkan manfaatnya.
3. Nilai, merek mewakili nilai dari produknya. Jam tangan merek Rolex, misalnya yang memberikan nilai tinggi bagi penggunanya. 4. Budaya, merek mewakili budaya tertentu
5. Kepribadian, merek layaknya seseorang yang merefleksikan sebuah kepribadian tertentu
Sebuah merek bisa dikatakan sukses apabila pembeli atau pemakainya mempersepsikan adanya nilai tambah relevan, unik dan berkesinambungan yang memenuhi kebutuhannya secara memuaskan. Jika suatu perusahaan menganggap merek hanyalah sebuah nama, maka perusahaan telah kehilangan inti dan makna dari merek yang merek miliki. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu kumpulan makna yang mendalam untuk merek tersebut.
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Merek
Sopiah dan Sangadji (2016:71) menyatakan bahwa merek memiliki berbagai macam tujuan, yaitu:
a. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh berasal dari pengusahanya
b. Perusahaan mejamin mutu barang
c. Perusahaan memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya saja .
d. Meningkatkan ekuitas merek sehingga memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi dan memberi kemudahan dalam memepertahankan kesetiaan konsumen
e. Memberi motivasi pada saluran distribusi Karena barang dengan merek terkenal akan cepat laku, mudah disalurkan, serta mudah penanganannya.
Manfaat merek menurut Sopiah dan Sangadji (2016:74), adalah sebagai berikut :
memenuhi kebutuhan pembelian dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk membeli produk tersebut.
b. Merek membantu para pembeli dalam mengevaluasi, terutama ketika pembeli tidak mampu menilai ciri-ciri sebuah produk. Dengan demikian, merek dapat melambangkan tingkat mutu tertentu bagi pembeli. Dengan kata lain, orang tersebut mengizinkan persepsi mutu tersebut mewakili produk.
c. Merek dapat menawarkan imbalan psikologis yang berasal dari pemilikan sebuah merek yang merupakan simbol status.
2.3.3 Fungsi Merek
Menurut Sahney (2016:2), ada beberapa fungsi merek,yaitu: 1. merek menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan;
2. merek memberikan nilai kepada perusahaan dengan menghasilkan nilai bagi konsumen
3. Asosiasi merek konsumen adalah elemen kunci dalam pembentukan ekuitas merek dan manajemen.
2.4 Citra Merek
2.4.1 Pengertian Citra Merek
“citra merek mencakup pengetahuan, pendapat dari pelanggan dan karakteristik non-fisik dan produk fisik; gambar yang pelanggan
berikan kepadaproduk .”
Sedangakan Menurut Shafiee dkk (2014:364) citra merek adalah:
“citra merek adalah seperangkat persepsi tentang merek yang tercermin melalui asosiasi merek yang ada di benak konsumen”
Dapat disimpulkan dari pengertian para ahli diatas bahwa citra merek adalah sebah persepsi yang dibangun oleh konsumen di dalam benak mereka melalui pengalaman dan karakter dari produk tersebut yang pernah dilihat atau dirasakan oleh konsumen ,pembangunan citra merek yang positif sangatlah penting bagi suatu perusahaan. Sebab tanpa citra yang kuat sangatlah sulit untuk menarik konsumen baru juga untuk mempertahankan konsumen yang sudah membeli produk perusahaan tersebut.
2.4.2 Manfaat Citra Merek
Menurut Sopiah dan Sangadji (2016:74) citra merek memiliki manfaat yaitu sebagi berikut :
1. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.
2. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan menfaatkan citra positif yang telah terbemtuk terhadap merek produk lama.
2.4.3 Dimensi Citra Merek
Menurut Riley dkk (2016:276) menyatakan faktor-faktor yang membentuk citra merek :
1. Economicfit (Kesesuaian Ekonomi) : Sesuai antara merek dalam hal yang dirasakan dengan harga / nilai. Dimensi yang termasuk kedalam Economic fit adalah sebagai berikut :Bahan bakar yang irit, Daya saing harga, Nilai yang sesuai dengan uang yang telah dikeluarkan.
2. Symbolicfit (Kesesuaian Simbolik) : Sesuai dalam hal manfaat simbolik yang dirasakan konsumen jika mungkin dia ingin memiliki merek tertentu.manfaat simbolis memenuhi kebutuhan konsumen untuk peningkatan diri, identifikasi ego, dll. Dimensi yang termasuk dalam Syimbolic fit adalah sebagai berikut : Bergengsi dan Fitur Mewah
3. Sensoryfit (Kesesuaian Perasaan) : Sesuai dalam hal perasaan yang dirasakan atau penagalaman konsumen ketika menggunakan produk dari merek tertentu yang dapat memberikan kesan positif terhadap merek . Dimensi yang termasuk dalam Sensory fit adalah sebagai berikut : Akselerasi yang baik, Menyanangkan untuk dikendarai
4. Futuristicfit (Kesesuaian futuristic) : Futuristic meliputi aspek teknologi yang mencerminkan citra merek, menunjukkan bahwa (semua hal lain dianggap sama) di mana tingkat desain, inovasi dan keunikan sebanding antara merek, aliansi merek akan dirasakan lebih positif . Sesuai dalam hal aspek teknologi dari merek. Dimensi yang termasuk dalam futuristic fit adalah sebagai berikut : Teknologi terbaru, Bentuk yang menarik
kehandalan. Dimensi yang termasuk dalam Utilitirian fit adalah sebagai berikut : Tingkat keamanan.
2.5 Kualitas Produk
2.5.1 Pengertian Kualitas
Menurut American Society for Quality Control menyebutkan kualitas adalah totalitas fitur jasa yang bergantung pada pemenuhan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Ini jelas merupakan definisi yang berpusat pada pelanggan.
Wang et. Al (2016:130) mendifinisikan bahwa kualitas adalah
“memenuhi persayratan kosnumen” aritnya produk harus mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginan dari konsumen secara baik ,agar menimbulkan kesan bahwa kualitas dari produk tersebut memanglah baik .
Sedangkan menurut youl yoo dan yoo you (2016:57) kualitasAdalah :
“Kualitas didefinisikan sebagai kombinasi dari berbagai karakteristik yang terkait dengan pemasaran, teknologi, manufaktur dan
pemeliharaan, yang memenuhi harapan pelanggan saat menggunakan produk atau jasa.”
2.6 Produk
Produk merupakan sekelompok sifat-sifat yang berwujud dan tidak berwujud di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima oleh konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan-kebutuhan konsumen, karena produk merupakan elemen kunci dari penawaran di pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginankonsumen.
Menurut Prasastiningtyas (2016:3) produk ialah:
“produk yaitu suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise
persusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang
diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhannya.”
Menurut Išoraitė (2016:29) mengatakan bahwa:
“Produk didefinisikan sebagai produk fisik atau jasa kepada konsumen yang dia bersedia membayar. Ini mencakup setengah dari
barang material, seperti furnitur, pakaian dan toko
barang-barang dan produk tidak berwujud, seperti layanan, pengguna yang
membeli.”
2.6.1 Klasifikasi Produk
Menurut Išoraitė (2016:30) kalsifikasi produk yaitu: 1. Consumer product
produk konsumsi diantaranya adalah (pasta gigi, roti, koran, pakaian, peralatan rumah tangga, dll produk yang mereka beli untuk penggunaan pribadi mereka dan produk-produk ini masih dibagi menjadi minimum, berharga, eksklusif dan unmarketable (tidak dimaksudkan untuk mencari) 2. Necessary product
produk yang konsumen sering dan segera membeli tanpa membandingkannya dengan produk lainnya dari jenis yang sama
3. Valuable product
Dimana konsumen biasanya membandingkan produk dengan orang lain, menganggap kesesuaian, kualitas, harga dan gaya
4. Exclusive product
produk yang memiliki karakteristik unik atau dibedakan oleh merek, yang dibeli oleh sekelompok besar pelanggan;
5. Transgressed
Produk yang tidak dimaksudkan untuk dicari secara tidak disengaja contohnya produk (donor darah, asuransi jiwa) produk yang penggunanya tidak tahu, dan jika dia tahu dia tidak memiliki niat untuk membelinya .
2.6.2 Tingkatan Produk
Ada beberepa tingkatan yang perlu diperhatikan oleh pemasar dalam merencanakan suatu produk atau penawaran,menurut Sanjaya dkk (2015:3)
yaitu:
1. Manfaat Inti (Core Benefit),yaitu layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan.
3. Produk yang Diharapkan (Expected Product), yaitu sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka akan membeli produk inti.
4. Produk Tambahan (Augmented Product), yaitu berbagai atribut product yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
5. Produk Potensial (Potensial Product), yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
2.7 Kualitas Produk
Kualitas merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan di pasar saat ini.Konsumen akan merasa kecewa jika produk yang baru dibeli cepat rusak dan tidak dapat memenuhi keinginan atau harapan dari konsumen itu sendiri. J.Wang et al (2016:129) mendefinisikan kualitas sebagai "memenuhi persyaratan pelanggan." Ini berarti bahwa produk ini cocok untuk digunakan pelanggan.
Menurut Supriyadi dkk ( 2016:4) kualitas produk adalah:
“Kualitas produk merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan barang, jasa, manusia, produk, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.”
Menurut definisi American Society for Quality Control: Kualitas (Quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
merupakan aspek penting yang akan diperhatikan oleh konsumen, sebelum mereka memutuskan untuk melakukan pembelian suatu produk. Apabila ingin menciptakan kepuasan pelanggan, maka produk yang ditawarkan perusahaan juga berkualitas.
2.7.1 Dimensi Kualitas Produk
Bagian dari kebijakan produk adalah perihal kualitas produk.Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Garvin dalam (Hajjat, 2014:499), adalah sebagai berikut:
1. Kinerja Produk
Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2. Fitur Produk
Karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar roduk.
3. Kesesuaian Produk
Berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.
4. Estetika Produk
keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka, bagaimana produk terlihat, terasa, suara, bau, atau rasa. 5. Daya Tahan Produk
6. Kemampuan diperbaiki
kecepatan, dan kompetensi orang layanan dan kemudahan perbaikan produk
7. Keandalan
peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya
8. Persepsi kualitas
kualitas seperti yang terlihat oleh pelanggan disimpulkan dari reputasi pemasar dan citra
2.8 Prosess Keputusan Pembelian
2.8.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Setiap hari pada umunya semua orang membuat keputusan yang berhubungan dengan kelangsungan hidupnya. Sebagian besar keputusan dibuat berdasarkan pilihan yang ditetapkan dari dua alternative atau lebih, atau dengan kata lain pada saat seseorang memutuskan sesuatu, pilihan alternative harus tersedia.
Untuk membuat suatu keputusan, biasanya seseorang mempertimbangkan mana yang terbaik terlebih dahulu, pertimbangan tersebut dapat didasari oleh informasi yang diperoleh. Adapun pengertian keputusan pembelian menurut
Setiawati dan tyas (2015:4) menyatakan pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintergrasi yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi atau lebih perilaku alternatif. Dan memilih salah satu diantaranya.
Proses Keputusan pembelian menurut Tekin dkk (2016:5) adalah sebagai berikut:
“Proses pembelian adalah kombinasi dari kegiatan mental dan fisik yang berakhir dengan pembelian aktual hampir setiap hari.”
penuh, semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk. Berikut ini adalah proses keputusan pembelian konsumen melalui lima tahap menurut Chinaka (2016:158) yaitu :
a. Pengenalan masalah
Keperluan akan suatu produk adalah hal mendasar yang menentukan perilaku pembelian konsumen. konsumen membutuhan produk yang dapat memberikan kepuasan pada mereka. Pengenalan masalah terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan perbedaan antara aktual dan keadaan yang diinginkan. Hal ini menciptakan dorongan konsumen untuk bertindak. Menurut ( Siali dkk, 2016:) Kebutuhan dan keinginan konsumen dipengaruhi oleh kondisi saat ini, perbedaan-perbedaan individu, dan pengaruh ekologi. Misalnya, seseorang ingin menghabiskan akhir pekan hiking dengan / temannya demikian, niat untuk mendaki adalah alasan untuk membeli sepatu olahraga. Oleh karena itu, tahap pertama dari keputusan pembelian terjadi di mana kebutuhan dan keinginan pengakuan terjadi.
b. Pencarian informasi internal dan eksternal
layanan.Jika produk dianggap pokok atau sesuatu yang sering dibeli, pencarian informasi internal mungkin cukup untuk memicu pembelian. Pencarian informasi eksternal dilakukan ketika seseorang tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang produk, yang kemudian menyebabkan mereka untuk mencari informasi dari sumber pribadi (misalnya dari mulut ke mulut dari teman / keluarga) dan / atau sumber-sumber publik (misalnya forum online, laporan konsumen) atau pemasar sumber didominasi (misalnya orang penjualan, periklanan).
c. Evaluasi alternatif
Pilihan biasanya dibuat pada tahap ini.konsumen meneliti secara kritis alternatif yang dapat memenuhi kebutuhannya. Keputusan untuk pembelian berlabuh pada informasi dan pilihan yang dibuat sebelumnya berdasarkan nilai yang dirasakan, Fitur produk, kualitas pengalaman belanja, ketersediaan promosi, kebijakan pengembalian atau istilah yang baik dan kondisi untuk produk. Alternatif yang dipertimbangkan selama proses pilihan konsumen disebut set Evoked. Ini berarti jumlah alternatif merek yang dianggap oleh konsumen selama proses pilihan konsumen. Di sisi lain, set kompeten adalah himpunan merek atau produk yang tidak memiliki kesempatan yang dibeli karena persepsi negatif atau pengalaman konsumen. set Inert mendefinisikan set produk yang konsumen tidak memiliki pendapat tertentu. Perlu dicatat bahwa semakin tinggi tingkat keterlibatan dan pentingnya pembelian, semakin tinggi jumlah solusi konsumen akan mempertimbangkan.Sedangkan menurut (Siali dkk, 2016) evaluasi alternatif terjadi. Pertama, konsumen membandingkan dan menekankan atribut produk yang memenuhi kebutuhan mereka.Tingkat kepentingan atribut berbeda dibagi berdasarkan kebutuhan konsumen dan keinginan. Satu set keyakinan pada merek tertentu atau brand image kemudian dibentuk oleh konsumen pada setiap atribut. Akhirnya, konsumen mengubah sikap terhadap merek yang berbeda setelah proses evaluasi
Pada tahap ini, konsumen memilih produk yang tampaknya paling sesuai dengan kebutuhan, kemudian mulai untuk benar-benar membeli produk. Konsumen dapat membuat tiga jenis pembelian yang pembelian percobaan, pembelian berulang dan pembelian komitmen jangka panjang. Sebuah percobaan pembelian adalah situasi di mana konsumen mencoba untuk mengevaluasi produk melalui penggunaan langsung tahu bagaimana hal itu dapat memenuhi kebutuhan. Jika hasil uji coba yang baik, konsumen kemungkinan akan menggunakan produk. pembelian ulang mencerminkan loyalitas untuk terus membeli produk yang sama setelah ada ikatan emosional. Sedangkan menurut (Siali dkk, 2016) keputusan pembelian terjadi di tahap keempat dari proses keputusan pembelian. Ketika konsumen membatasi alternatif produk, mereka berniat untuk membeli ke merek yang paling diinginkan. Di sinilah keputusan pembelian terjadi. Keterlibatan tinggi pembelian atau pembelian keterlibatan rendah terjadi ketika konsumen memilih untuk membeli produk. pembelian keterlibatan tinggi melibatkan pengeluaran tinggi atau risiko pribadi, sementara pembelian keterlibatan rendah melibatkan proses evaluasi yang sangat sederhana. Tak pelak, sikap orang lain dan faktor situasional tak terduga adalah elemen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Dua faktor yang akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu sikap rekan-rekan 'seperti saran tentang produk dan faktor situasional tak terduga lainnya seperti menghadapi krisis ekonomi.
e. Perilaku pasca pembelian
pembelian disonansi dan loyalitas pelanggan adalah hasil yang mungkin dari tahap ini.Hasil disonansi kognitif dari evaluasi pasca pembelian. Disonansi kognitif terjadi ketika konsumen secara psikologis tidak nyaman karena keraguan dalam membuat keputusan pembelian yang tepat. Disonansi kognitif juga terjadi ketika ada keterlibatan tinggi dari produk mahal yang memiliki lebih sedikit fitur yang diinginkan dibandingkan dengan merek yang bersaing. Konsumen merasa puas dalam menghabiskan pada merek yang sama ketika kinerja produk lebih besar dari ekspektasi. pelanggan setia akan membeli dari merek yang sama dan karena itu kurang memperhatikan merek kelas produk serupa lainnya .
2.8.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian
Menurut Sahney (2016:1) mengemukakan 4 (empat) faktor yang sangat penting dalam perilaku konsumen, yaitu:
1. Faktor Budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang paling luas dalam perilaku konsumen sehingga pemasar perlu memahami pengaruh budaya ,sub-budaya, dan kelas sosial dari konsumen.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial adalh faktor yang perlu di pertimbangkan ketika merancang strategi pemasaran karena faktor-faktor ini dapat mempengaruhi respon konsumen.
3. Faktor Pribadi
Faktor pribadi terdiri dari usia ,pekerjaan ,situasi ekonomi ,gaya hidup, kepribadian yang dapat mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian
Yang termasuk dalm faktor psikologis dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah motivasi ,persepsi ,pembelajaran dan keyakinan ,sikap juga memepengaruhi keputusan pembelian konsumen
2.9 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Dimensi Hasil & kesimpulan
1 Aaron Leander
Brand image berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap perilaku pembelian
Dalam penelitian ini
ditemukan adanya pengaruh
yang positive dan signifikan
dari citra merek terhadap
3.Uniqueness of brand
associations
Kualitas Produk, Brand
Image, dan kualitas layanan
berpengaruh signifikan
terhadap Kepercayaan
Konsumen. Kualitas Produk
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
Loyalitas Konsumen,
sementara Brand Image dan
kualitas layanan
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
Loyalitas Konsumen.
berpengaruh signifikan
adalah adanya pengaruh
yang signifikan dari ketiga
variabel terhadap loyalitas
merek .
adalah adanya hubungan
antara Supply chain
integration dan Product
quality terhadap automotive
industry.
6 Mahmood.M
Hajjat dan
Fatimah Hajjat
(2014)
The Effect of Product
Quality on Business
Performance in Some
Arab Companies
adalah adanya pengaruh
dari kualitas produk
terhadap performa
quality attributes on
Thai consumers’
menunjukan bahwa adanya
pengeruh dari atribut
kualitas produk terhadap
keputusan pembelian
konsumen ,dengan 3
dimensi yang paling
pembelian yaitu
2.Internal and External
information search
3.Evaluation of
alternatives
4.Purchase decision
5.Post purchase
Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor
yang paling mempengaruhi
yang memiliki efek penting
pada keputusan pembelian
konsumen adalah nilai-nilai
persepsi dan persepsi
kualitas, yang akibatnya
mengarah ke perilaku
loyalitas konsumen.
keputusan sebelum mobil
dibeli dan digunakan.
rekomendasidari kenalan
konsumen yang
menggunakan mobil yang
sama , itu akan
mempengaruhi keputusan
pembelian. konsumen
mungkin tidak membeli
mobil jika belum terbentuk
1.Lambang mudah di ingat
2.Merek mudah dikenali
3.Merek yang terpercaya
Kualitas Produk:
1.Penampilan produk yang
menarik
2.Keiritan bahan bakar
Hasil penelitian
menunjukan citra merek
berpengaruh signifikan dan
positif terhadap keputusan
pemebelian ,dan kualitas
produk juga berpengaruh
signifikan dan positif
3.Daya tahan produk
1.Citra Merek lebih unggul
2.Prestige
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa citra
merek dan kualitas produk
berpengaruh positif dan
signifikan secara simultan
terhadap proses keputusan
pembelian motor Honda
beat
4.Merek memiliki reputasi
yang baik
Kualitas Produk:
1.Kinerja
Hasil dari peneitian ini
menunjukan bahwa citra
merek dan kualitas produk
berpegaruh terhadap
keputusan pembelian
2.Keistimewaan
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa kualitas
produk berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
keputusan pembelian
menunjukan bahwa kualitas
produk terhadap keputusan
pemebelian sepeda motor
2.9.1 Pengaruh Citra merek dengan Proses Keputusan pembelian
2.9.2 Pengaruh Kualitas produk dengan Keputusan pembelian
2.9.3 Pengaruh Citra merek dan Kualitas produk dengan Keputusan pembelian
Nama dan gambar dalam pikiran konsumen dapat mempengaruhi pilihan mereka Kesadaran akan merek merupakan alat penting yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian karena ketika konsumen ingin membeli produk citra merek atau brand muncul dalam benak mereka yang menunjukkan bahwa perusahaan atau merek memiliki loyalitas. Sebuah merek dapat didefinisikan sebagai janji penjual bahwa ia akan memberikan satu set khas fitur untuk konsumen secara konsisten ketika sebuah merek menyediakan produk berkualitas kepada pelanggan mereka akan loyal terhadap merek dan membuat keputusan pembelian kembali Sebuah merek dapat didefinisikan sebagai janji yang diberikan oleh perusahaan bahwa ia akan memberikan satu set khas fitur untuk konsumen secara konsisten, ketika sebuah merek menyediakan produk yang berkualitas kepada konsumenmaka mereka akan loyal terhadap merek dan membuat keputusan pembelian kembali terhadap merek tersebut (Joshi dalam Akhtar dkk, 2016:795).
2.10 Kerangka Pemikiran
Seiring berjalannya waktu, persaingan di industry otomotif khususnya sepeda motor semakin ketat.Hal ini ditandai dengan bermunculannya produk sepeda motor baru dengan berbagai merek yang dapat membuat konsumen kebingungan .Salah satu cara yang dilakukan oleh para produsen sepeda motor adalah dengan memberikan merek yang dapat mencermikan identitas dari perusahaan tersebut yang dapat menjadikan nilai tambah bagi suatu produk untuk dapat menarik konsumen agar mau membeli produk tersebut.Tidak hanya memberikan merek yang baik pada suatu produk tetapi perusahaan juga harus mampu menciptakan citra merek yang baik dibenak konsumen .Citra merek adalah hal yang penting karena memberikan suatu kontribusi kepada konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian atau tidak terhadap suatu merek dan citra merek juga mempengaruhi perilaku pembelian konsumen berikutnya (Bian dan Moutinho, 2014:194) adapun pengertian Citra merek menurut (soltani dkk, 2016:206) sebagai berikut
“citra merek mencakup pengetahuan, pendapat dari pelanggan dan karakteristik non-fisik dan produk fisik; gambar yang pelanggan
berikan kepada produk .”
Sedangkan menurut (Riley dkk, 2106:276) menyatakan faktor-faktor yang membentuk citra merek :
1. Economic Fit 2. Symbolic Fit 3. Sensory Fit 4. Futuristic Fit 5. Utilitirian Fit
mana produk atau jasa yang baik atau tidak dengan mengenali mereknya.( Shafiee dkk, 2014:364)
“citra merek yang sukses menciptakan diferensiasi dari pesaing
danakibatnya meningkatkan kemungkinan pembelian merek oleh konsumen”
Produk dengan Brand Image yang positif dan diyakini konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan sendirinya akan menumbuhkan keputusan pembelian dan sebaliknya produk yang brand imagenya negatif dalam pandangan konsumen akan menyebabkan tingkat pembelian yang rendah.
Selain citra merek , kualitas produk juga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keputusan pembelian pada konsumen , Menurut (Supriyadi dkk , 2016:4) kualitas produk adalah:
“Kualitas produk merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan barang, jasa, manusia, produk, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.”
Proses keputusan pembelian adalahsuatu proses yangberasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan suatu produk.Kemudian proses keputusan pembelian diketahui terdiri dari lima tahapan menurut Chinaka (2016:158) yaitu :
1. Pengenalan Masalah
2. Pencarian Informasi eksternal dan internal 3. Evaluasi Alternatif
4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
H1
……H3…………...
H2
Sumber : Berbagai referensi buku dan jurnal, 2016
Keterangan :
: X1 berpengaruh terhadap Y secara parsial X2 berpengaruh terhadap Y secara parsial
…….. : X1 dan X2 berpengaruh terhadap Y secara serempak / simultan
Citra Merek (X1)
Economic Fit
Symbolic Fit
Sensory Fit
Futuristic fit
Utilitirian Fit
(Riley dkk, 2106:276)
Kualitas Produk (X2)
Kemampuan perbaikan
Kualitas kinerja
Kehandalan
Kesesuaian
Fitur
Ketahanan
Estetika
Kualitas dipersepsikan
(Garvin, 2014:499)
Keputusan Pembelian (Y)
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
2.11 Hipotesis
Berdasarkan Paradigma penelitian diatas penulis dapat menarik suatu hipotesis mengenai pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian yaitu:
H1 : Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Bahana Cahaya Sejati Bandung
H2 : Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian padaPT. Bahana Cahaya Sejati Bandung