B A B 6 0
P E N G G U N A A N M A N P O W E R ( E M P L O Y M E N T D A N U N E M P L O Y M E N T ) . B E R H U B U N G
D E N G A N P E M B A N G U N A N
§ 727. Pendahuluan
Dengan "manpower" diartikan tenaga kerdja. Djumlah tenaga kerdja ini,merupakan "labour force" jang dapat ditaksirkan sebagai „bagian penduduk jang menjediakan tenaga kerdjanja untuk menghasilkan ba rangbarang dan djasa2, termasuk baik madjikan, orang jang bekerdja
untuk diri sendiri, dan anggota keluarga jang bekerdja tanpa bajaran maupun pekerdja biasa, dan termasuk baik penganggur maupun jang benar2.bekerdja dalam djenis2 pekerdjaan ini, pada waktu penghitungan
tjatjah djiwa dilakukan”. Hendaknja diketahui bahwa istilah "labour force" ini berbeda dengan, arti jang terkandung dalam istilah "gainfully occupied" jang menundjukkan setiap pekerdja jang memperoleh upah, setjara langsung atau tidak langsung dengan tunai atau bentuk barang. Untuk Indonesia nampaknja lebih praktis djika dipakai konsep "gainfully occupied" karena kebanjakan orang memang tidak sama sekali mengang gur, tetapi mempunjai pekerdjaan jang mendapatkan balas djasa, biar pun sifat dan pekerdjaan itu sering „tidak penuh”, artinja orang itu underemployed. Maka dalam istilah "gainfully occupied" itu termasuk semua orang jang bekerdja hanja sebagian penuh.
Meskipun demikian, penting sekiranja djuga untuk tetap memakai per kiraan mengenai "labour force" karena pengertian ini akan bertambah pentingnja dalam sesuatu planning dan proses perkembangan ekonomi. § 728. Labour force di Indonesia :
Besar ketjilnja "Labour' force" sesuatu negara ditentukan oleh djumlah
dan susunan umur dari penduduknja. Pada umumnja djumlah ini dapat ditentukan dengan mengadakan suatu "manpower survey", hal mana pada dewasa ini bagi kebanjakan "underdeveloped countries" belum atau sukar dilaksanakan setjara seksama. Maka penentuan2 jang ada biasa
nja hanja merupakan suatu perkiraan jang didasarkan atas suatu sam pling dan bukan atas suatu census, penduduk. Dalam hat ini ILO mem beri pedoman bahwa. pada umumnja "labour force" dinegaranegara di
jang ,,terbuka”. Persoalan ini merupakan suatu tantangan bagi suatu pertambahan penduduk mendjadi persoalan pengangguran bertambah mendjadi pelik. Adanja suatu golongan penganggur jang. dapat mem
batja dan menulis mempunjai sifat eksplosip, dan pengaruh ini lebih mudah dapat membahajakan ketentraman masjarakat; meskipun tak da pat disangkal bahwa bagi orang2.jang sudah terdidik ini adalah lebih
mudah untuk menjesuaikan diri terhadap tugas dan kewadjiban sosial
Masalah pengangguran tidak perlu diselesaikan dengan membuat ren tjana tersendiri untuk menampung ketiga golongan unenployment (Se asonal, cyclical dan structural); sebab sifat2nja jang umum adalah sama.
Kesempatan kerdja jang baru dapat mengurangi setiap ketiga matjam unemployment. Oleh karena itu jang penting adalah melaksanakan suatu program investment jang akan membuka kesempatan kerdja. baru. Perluasan kesempatan kerdja baru ini akan memberi harapan menjele saikan persoalan..tenaga kerdja.
Pertama, Karelia banjak tenaga kerdja akan dapat dikerahkan dan ini dapat berarti suatu pengurangan pengangguran, baik penganggur2
muslin maupun penganggur jang tak kentara. Dan pengerahan. tenaga kerdja ini berarti djuga pertambahan produk nasional dan. pendapatan
per capita.
Kedua,— pengerahan tenaga kerdja dalam kegiatan2ekonomiijang baru
itu dapat mempunjai suatu sifat edukatip, ja'ni membawa keinsjafan bahwa mereka tak selalu terikat pada pekerdjaan2 dilapangan agraria.
Ketiga,— pengerahan mereka itu djuga dapat merupakan suatu persiap an untuk suatu mental evolution jang akan memudahkan mereka dalam menjesuaikan diri dan menghadapi tugastugas bare dalam proses pembangunan.
§ 730. Beberapa tjatatan tambahan serta kesimpulan
a. Buku sang dikeluarkan oleh Biro Perantjang Negara, jang berkepala „Laporan Pelaksanaan Rentjana Pembangunan Lima Tahun — 1956 1960” memuat suatu bahb ja'ni bab V mengenai Keadaan Angkatan Kerdja dan Penempatan (halaman 69 — 74), jang sudah memuat berbagaibagai keterangan jang penting mengenai hal ini. Disini hanja akan disingkatkan beberapa ketentuan pokok :
1. Djumlah penduduk negeri kita dewasa ini tidak seorang jang mengetahui dengan pasti ; tetapi untuk keperluan2 praktis da
patlah kita taksir kira2 antara 85 djuta dan 89 djuta, bilang
sadja 87,5 djuta.
2. Djumlah angkatan kerdja adalah kirakira 40% dari djumlah penduduk ini ja'ni 35 djuta.
3. Dari djumlah angkatan kerdja jang demikian banjaknja itu jang dewasa ini menganggur adalah kirakira 1,5 djuta, jang setengah menganggur adalah antara 5 — 8 djuta (tiada seorang jang mengetahuinja dengan pasti pula).
SeLtiap tahun djumlah penduduk bertambah dengan kira2 1,5
djuta, jang oleh karena ini maka djumlah angkatan kerdja ber tambah dengan kirakira 600.000 orang. Ini berarti bahwa setidaktidaknja 300.000 kepala keluarga barn harus diberikan pekerdjaan.
5. Djumlah kesempatan kerdja baru masih djauh kurang daripada keperluankeperluan ini.
Biarpun industri sedjak 1952 — 1953 tumbuh dengan baiknja, tetapi pertumbuhan ini masih djauh dari mentjukupi untuk mengabsorbir tambahan angkatan kerdja ini. Sedjak 1957 Ace sempatan bekerdja dalam industri djuga kelihatan agak stasioner. Kesempatan2 bekerdja jang lebih banjak masih me
nunggukan penanaman2 modal jang seharusnja djauh lebih
besar jang terdapat dalam tahun2 jang achir ini. Semuanja ini
berarti bahwa baik "open unemployment" maupun "disguised unemployment" senantiasa bertambah.
6. Lapang kerdja tang masih dapat menampung tenaga kerdja adalah lapang perdagangan ketjil, dan berbagaibagai lapang djasa dikotakota. Lapang2 ini tidak begitu produktip, tetapi
tjukup elastis sehingga rnempunjai fungsi sosial jang baik djuga. Tetapi semuanja ini hanja bersifat tambahan belaka.
b. Tjaratjara untuk metuaskan penempatan tenaga :
1. Bentuk sekolah2 pettukangan dan pertanian dimanamana,
lebihan, namun tenaga skilled adalah kurang sekali. Kekurang an tenaga skilled ini merintangi perkembangan industri.
2. Lakukan investasi fang serba besar dalam eiektrifikasi sehingga industri ketjil dapat berkembang dengan lebih rnudah. Dewasa ini kekurangan tenaga listerik adalah perintang utama untuk mengadakan investasi2'jang ringan untuk mengerdjakan banjak
tenaga kerdja.
3. Andjuran penggunaan alat2 produksi jang "labour intensive",
terutama dalam industri ringan.
4 Organisir dengan lebih baiknja Pembangunan Masjarakat Desa, sehingga sektor ini dapat mempekerdjakan lebih banjak orang. 5. Perluasan kegiatan harus ditudjukan kepada berbagaibagai
lapang: pertanian, keradjinan, pendidikan, pendirian gedung2 dan
peralatan umum (sekolah2, djembatan2, klinik, djalan2, dan
lainlainnja). Tjara berusaha hares menggunakan tjara gugur gutting setjara luas. Pokoknja, orang2 tidak disuruh mentjari
kerdja, tetapi niereka diberi kerdja. Jang penting dalam hal ini adalah suatu organisasi sosial jang dapat menjelenggarakan campagne ini.