• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TESIS PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR G"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

GURU PNS PADA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI DI KABUPATEN TAPIN

Oleh: Nahdian Noor (NIM 10.0253.0717)

ABSTRAK

Karir merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status kepegawaian seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan jalur karir yang telah ditetapkan organisasi. Pembinaan dan pengembangan karir merujuk pada proses pengembangan keyakinan dan nilai, keterampilan dan bakat, minat, karakteristik kepribadian, dan pengetahuan tentang dunia kerja sepanjang hayat.

Berdasarkan hal di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pembinaan karir guru PNS Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Tapin, 2) Bagaimana pengembangan karir guru PNS Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Tapin.

Jenis penelitian adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumenter. Analisis dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah semua data terkumpul. Uji keabsahan dilakukan dengan teknik: standar kredibilitas transfera-bilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.

Temuan penelitian ini adalah: 1) Pembinaan karir PNS pada MIN di Kabupaten Tapin dilakukan berupa penugasan baik yang bersifat pokok yakni pemberian tugas mengajar bagi guru sebanyak 24 jam pelajaran, dan penugasan lainnya berupa tugas tambahan sebagai wali kelas, serta pelaksanaan diklat kedisiplinan. Pelaksanaan pembinaan karir guru adalam dalam bentuk pemberian petunjuk-petunjuk dan penjelasan-penjelasan oleh Kepala Madrasah yang dilakukan secara berkala dalam rapat dewan guru, yang berkaitan dengan bagaimana merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran serta pelaksanaan diklat dan peningkatan absendi kehadiran. Evaluasi dilakukan melalui pengumpulan kelengkapan berkas administrasi pembelajaran serta pemantauan atau pengamatan secara langsung di kelas tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta melalui kegiatan PKG dan DP3/SKP. Kepala Madrasah dan Pengawas Madrasah yang merupakan atasan langsung bagi memegang perana dan pengaruh yang sangat besar dalam upaya-upaya pembinaan dan pengembangan karir para guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kabupaten Tapin. Kepala Madrasah terutama dalam melaksanakan fungsi sebagai pemberi motivasi, pemegang wewenang tertinggi dan kontrol, serta evaluasi terhadap aktifitas dan kinerja para guru di lingkup madrasah yang dipimpinnya. Sedangkan Pengawas Madrasah turut membina sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas dalam meningkatkan kinerja guru di madrasah; dan 2) Pengembangan karir guru PNS pada MIN di Kabupaten Tapin berupa kenaikan pangkat dan promosi jabatan. Kepala madrasah memotivasi dan mendorong untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, serta mengikutsertakan para guru dalam berbagai kegiatan keprofesian dan penelitian ilmiah. Pihak guru berusaha mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai kegiatan kependidikan dan mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran melalui PTK serta melanjutkan studi. Evaluasi dilakukan melalui penilaian kinerja guru yang bersifat pokok minimal 80% dan unsur penunjang minimal 20%.

(2)

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan setiap

manusia dan seringkali menjadi tolok ukur tinggi rendahnya kualitas pribadi

seseorang bahkan suatu negara. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan dimaksudkan untuk

mengembangkan potensi diri peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Tujuan pendidikan akan tercapai jika proses pendidikan itu berlangsung

dengan dukungan dari seluruh unsur-unsurnya yang terdiri atas tujuan, guru,

murid, alat dan metode, interaksi edukatif, materi, dan lingkungan pendidikan.2 Guru menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

guru adalah: pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.3 Menurut Muhibbin Syah “guru yang berkualitas adalah guru yang berkompetensi, yang berkemampuan untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggungjawab”.4

Kompetensi khusus yang mutlak

dimiliki seorang guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi5. Tetapi disisi lain guru seyogyanya diberi kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dan karir mereka agar profesionalisme dan

kinerjanya semakin meningkat. Karena seorang guru dengan jabatan/pangkat lebih

tinggi seharusnya memiliki kualitas profesional yang lebih baik dibanding guru

dengan jabatan/pangkat dibawahnya. Akan tetapi fakta menunjukkan bahwa

senioritas dan karir tersebut belum/tidak sesuai dengan tujuan. Banyak guru

1Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan

Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 20.

2Umar Tirtarahardja, dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2005), h. 15

3Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, op.cit, h. 63

4Muhibbin Syah, Psikologi Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1999), h. 229

5

(3)

dengan pangkat tinggi ternyata kualitas profesionalismenya tidak berbeda bahkan

lebih rendah dengan jabatan/ pangkat guru dibawahnya. Menurut Abdul Jalil, hal

ini dapat terjadi karena Sampai Golongan IV/a, untuk promosi kenaikan

pangkat/jabatan, guru belum melaksanakan tupoksinya secara penuh, baru 3

tupoksi yang dilaksanakan, yaitu pendidikan, proses pembelajaran, penunjang dan

pengabdian pada masyarakat6.

Keputusan MenPAN Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional

Guru dan Angka Kreditnya, dan Peraturan MenPAN dan RB Nomor 16 Tahun

2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya belum maksimal

dalam mendongkrak motivasi guru melakukan usaha-usaha pengembangan profesi

dan karirnya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan obyektif tentang

pembinaan dan pengembangan karir guru tersebut perlu dilakukan penelitian

ilmiah dengan mengangkat judul “Pembinaan Dan Pengembangan Karir Guru Pns Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Di Kabupaten Tapin”.

B. Fokus Masalah

1. Bagaimana pembinaan karir guru PNS Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri

di Kabupaten Tapin?

2. Bagaimana pengembangan karir guru PNS Pada Madrasah Ibtidaiyah

Negeri di Kabupaten Tapin?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembinaan karir guru PNS Pada Madrasah Ibtidaiyah

Negeri di Kabupaten Tapin

2. Untuk mengetahui pengembangan karir guru PNS Pada Madrasah

Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Tapin.

D. Tinjauan Teoritis.

1. Guru Sebagai Profesi dan Karir

a. Pengertian Guru

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru mendefinisikan guru

sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

6Abdul Jalil, Pengembangan Profesi: Menghambat Kenaikan Pangkat atau Meningkatkan

(4)

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah7. Ahmad D. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik yaitu manusia dewasa yang

karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik.8

b. Guru Sebagai Profesi

Dizaman sekarang ini jabatan seorang guru sudah menjadi profesi yang

menjadi sumber mata pencaharian. Seorang guru merupakan: (a) agen pembaruan,

(b) pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat, (c) fasilitator yang

memungkinkan tercapainya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar, (d)

orang yang bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik, (e)

contoh dalam mengelola proses belajar mengajar bagi calon pendidik yang

menjadi subjek didiknya, (f) Pendidik bertanggung jawab secara profesional untuk

terus menerus meningkatkan kemampuannnya, (g) Pendidik menjunjung tinggi

kode etik profesional.9

Dalam Islam, seorang pendidik (guru) memiliki karakteristik sendiri yang

unik (berbeda dengan lainnya) dalam penampilannya sebagai agent of change,

sebagai berikut: (1) seorang guru harus mampu menanamkan benih ikhlas dalam

hati seorang murid, (2) Jujur dan amanah adalah mahkota seorang guru, (3)

komitmen dalam ucapan dan tindakan, (4) adil dan egaliter, (5) Berakhlakul

karimah, dan (6) Rendah hati dan akrab10.

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi

pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi,

sosial, ataupun akademis. Guru yang profesional akan nampak terlihat dari sikap,

sifat dan performancenya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi,

sosial, intelektual, moral, dan spiritual.11

7Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab

I Pasal 1 Ayat 1, lih. juga Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Bab I Pasal 1 Ayat 1.

8

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), h. 81

9M. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,

Cet I, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 13

10Syaharuddin dan Ella Agustina, Pendidikan Antara Konsep dan Realitas, (Yogyakarta:

Eja Publisher, 2009), h. 56-58

11Vicki R. Lind, High Quality Professional Development: An Investigation of The

(5)

Profesi guru dikembangkan melalui beberapa hal diantaranya; (a) sistem

pendidikan; (b) sistem penjaminan mutu; (c) sistem manajemen; (d) sistem

remunerasi; dan (e) sistem pendukung profesi guru. Dengan pengembangan guru

sebagai profesi diharapkan mampu; (a) membentuk, membangun, dan mengelola

guru yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi di tengah masyarakat; (b)

meningkatkan kehidupan guru yang sejahtera, dan (c) meningkatkan mutu

pembelajaran yang mampu mendukung terwujudnya lulusan yang kompeten dan

terstandar dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan nasional

pada masa mendatang. Guru profesional masa depan tidak lagi tampil sebagai

pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor), dan manajer belajar (learning manager).12

c. Guru Sebagai Karir

Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang ada dalam kecakapan khusus,

jabatan, dan pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang diasosiasikan dengan masa

kehidupan kerja seorang individu. Karir guru di sekolah meliputi dua hal, yaitu:

1) Karir Struktural, berhubungan dengan kedudukan seseorang di

dalam struktur organisasi tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali

Kelas, PKS, Wakasek, Kepala Sekolah, dan lain-lain. Karir ini memiliki tuntutan

tanggung jawab tertentu bagi seorang guru, sehingga wawasan/pengetahuan,

sikap, dan keterampilan seorang guru harus ditingkatkan untuk menjawab tuntutan

yang dimaksud.

2) Karir Fungsional, berhubungan dengan tingkatan/pencapaian

formal seseorang di dalam profesi yang ia geluti, contohnya guru madya, guru

dewasa, guru pembina, guru profesional.

2. Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru

Secara harfiah pengertian pengembangan karir (career development) menuntut seseorang untuk membuat keputusan dan meningkatkan dirinya untuk

of Education & the Arts (Los Angeles: University of California Press, 2007) www. international journal of education & the arts/ijea.asu.edu/v8n2/ di askes tanggal 12 Mei 2012

12Low Hui Eng (Hons) abd Yeo Soek Yan BA, Effective Skill For ‘O’ Level, (English

(6)

mencapai tujuan-tujuan karir. Pusat gagasan dalam pengembangan karir ialah

waktu yang dipengaruhi cost and benefit yang berhubungan dalam memilih pekerjaan, apa kerjanya, apa organisasinya, dan apa untung ruginya13. Pengertian secara awam adalah peningkatan jabatan yang didasarkan pada prestasi, masa

kerja, dan kesempatan.

Penyesuaian minat dan bakat dengan pekerjaan yang ia geluti juga

merupakan upaya pengembangan karir. Menurut Worldbank bahwa guru juga

mempunyai kesempatan promosi (peningkatan)14. Pengembangan karir bagi guru perlu diupayakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Ranah Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru

Pembinaan dan pengembangan profesi guru dimaksudkan untuk

memotivasi, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan

masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan

mutu hasil belajar siswa. Pembinaan dan pengembangan karir guru terdiri dari tiga

ranah, yaitu: penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi15. a. Penugasan

Kegiatan penugasan guru dalam rangka pembelajaran dilakukan dengan

beban kerja minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40

(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Kegiatan pokok guru

mencakup merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil pembelajaran,

membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan yang

melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Kegiatan pembinaan di madrasah dilakukan kepala sekolah dengan cara

antara lain memberikan petunjuk dan penjelasan kepada guru tentang pengelolaan

kegiatan dan proses pembelajaran dinamis dan efektif, dan tentang menciptakan

13Suhardi Sigit, Proses Rekrutmen dan Pendidikan Guru, (Yogyakarta: BPFE-UST.,

2003)

14T. Katz, dan J. Sara, Making Rural Water Supply Sustainable: Recommendations from a

Global Study, UNDP – (World Bank, Water and Sanitation Program, 1998), h. 20

15Panitia Sertifikasi Guru (PSG), Modul Materi Paedagogik PLPG, (Banjarmasin: LPTK

(7)

iklim belajar mengajar yang sehat16. Selanjutnya pelaksanaan evaluasi kinerja guru kelas/mata pelajaran tersebut dilakukan melalui pengamatan dan

pemantauan.

b. Kenaikan Pangkat

Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 telah menetapkan 4

(empat) jenjang jabatan karir fungsional guru dari yang terendah sampai dengan

yang tertinggi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya dan Guru Utama.

Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru dalam rangka pengembangan karir

merupakan gabungan dari angka kredit unsur utama dan penunjang ditetapkan

sesuai dengan Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009.

Tugas-tugas guru yang dapat dinilai untuk unsur utama terdiri atas: a)

pendidikan, b) pembelajaran/ pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas

lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, dan c) pengembangan

keprofesian berkelanjutan (PKB).

Adapun unsur penunjang tugas guru misalnya: peningkatan kualifikasi

pendidikan, membimbing siswa dalam praktik kerja nyata/ekstrakurikuler dan

yang sejenisnya, menjadi pengawas ujian, menjadi pengurus/anggota organisasi

profesi, menjadi anggota kegiatan pramuka dan sejenisnya, menjadi tim penilai

angka kredit, menjadi tutor/pelatih/instruktur/pemandu atau sejenisnya, dan

memperoleh penghargaan/tanda jasa.17 Jumlah angka kredit minimal yang harus dipenuhi minimal 80% (delapan puluh persen) dari unsur utama, dan maksimal

20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang.

c. Promosi

Promosi dimaksud dapat berupa penugasan sebagai guru pembina, guru

inti, instruktur, wakil kepala sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan

sebagainya. Kegiatan promosi ini harus didasari atas pertimbangan profesi dan

dedikasi tertentu yang dimiliki oleh guru. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 bahwa

promosi dimaksud meliputi kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan

fungsional18.

16

http://cancer55.wordpress.com/2013/10/31/respon-balik-pengembangan-karier-guru-pembinaan-dan-pengembangan-profesi-guru/, diakses tanggal 26 September 2013

17

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ibid.

18Lih. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, Bab II Hak Bagian

(8)

4. Peraturan Pemerintah Dalam Kerangka Pembinaan dan

Pengembangan Karir Guru

1. Pasal (1) ayat (6) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (43) ayat (1);

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Tentang pembinaan dan pengembangan karir tercantum pada pasal

(32) ayat (1) dan (4)19;

3. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru pasal 36 ayat (1)20;

4. Keputusan Menteri PAN Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Keputusan Bersama

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor:

0433/P/1993 Nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Jabatan Guru dan Angka Krefitnya;

5. Pemen PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

7. Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

E. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini

akan menyajikan data-data hasil penelitian dalam bentuk pernyataan-pernyataan

tertulis, atau kata-kata, bahkan perilaku dar orang yang diamati. Pendekatan ini

diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).

F. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di

Kabupaten Tapin yang seluruhnya berjumlah 7 buah madrasah, yakni MIN

Serawi, MIN Parandakan, MIN Banua Halat Kiri, MIN Lawahan, MIN

Pandulangan, MIN Tungkap, dan MIN Keladan. Seluruh Madrasah Ibtidaiyah

19 M. Hosnan dan Suherman, Kamus Profesional Guru, (Jakarta, Yudistira, 2013), h. 567.

20

(9)

Negeri tersebut merupakan binaan Pengawas Madrasah dibawah koordinasi seksi

Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tapin.

G. Data dan Sumber Data

1. Data

Sejalan dengan rumusan dan tujuan penelitian, maka data yang digali

berupa data pokok dan data penunjang. Data pokok dalam penelitian ini adalah

data yang terkait dengan pembinaan karir guru beserta pengembangan karir guru

PNS pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Tapin. Sedangkan data

penunjang adalah data yang berkenaan dengan gambaran umum lokasi penelitian

yang meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, periodesasi kepemimpinan,

keadaan guru, siswa, dan sebagainya.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah guru PNS mulai golongan II sampai IV

pada MIN di Kabupaten Tapin yang tersebar pada 7 buah MIN se Kabupaten

Tapin yang seluruhnya berjumlah 64 orang. Sebaran data jumlah guru tersebut

dapat dilihat pada tabel berkut ini:

Tabel G.1 Data Guru PNS pada MIN di Kabupaten Tapin

No Nama Madrasah

Jumlah Guru Menurut

Golongan Jumlah

II III IV

1 MIN Banua Halat Kiri 1 4 2 7

2 MIN Serawi 3 7 - 10

3 MIN Parandakan 2 4 3 9

4 MIN Pandulangan 2 6 1 9

5 MIN Lawahan 2 5 3 10

6 MIN Tungkap 1 7 2 10

7 MIN Keladan 2 7 - 9

Jumlah 13 40 11 64

Untuk lebih obyektif dan efektifnya penelitian ini maka ditetapkan sumber

data pada masing-masing MIN sebanyak 4 orang, sehingga jumlah sumber data

adalah sebanyak 28 orang. Detail selengkapnya tentang daftar nama, pangkat, dan

jabatan guru, tercantum dalam profil madrasah Ibtidaiyah se Kabupaten Tapin

(10)

Sementara informan data terditi atas Kepala MIN, Kasi Pendidikan

Madrasah dan Staf Kepegawaian Kemenag Tapin, pengawas, dan Tata Usaha di

MIN se Kabupaten Tapin. Di samping itu sumber data juga diperoleh dari

dokumen-dokumen tentang pembinaan dan pengembangan karir guru PNS pada

MIN se Kabupaten Tapin.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Data yang digali adalah mengenai identitas guru, bentuk-bentuk

pembinaan karir, pelaksanaan pembinaan karir, evaluasi pembinaan karir,

bentuk-bentuk pengembangan karir, pelaksanaan pengembangan karir, dan evaluasi

pengembangan karir.

2. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung dan

mencatat secara sistematik gejala-gejala yang tampak pada subjek dan objek

penelitian. Dilakukan di lokasi penelitian dengan berpegang pada pedoman

observasi berkaitan pembinaan dan pengembangan karir guru PNS pada Madrasah

Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Tapin.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku, dapat

berupa bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang21. Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui

observasi dan wawancara22. Dengan analisis dokumen diharapkan data yang diperoleh menjadi lebih valid23.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori-kategori atau unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 329

22Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rodakarya, 2006), h. 60

23Willem Mantja, Etnografi Desain Penelitian Kualitatif Pendidikan dan Manajemen

(11)

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain24. Penerapan teknik analisis deskriptif dilakukan melalui tiga jalur kegiatan sebagaimana yang

dikemukakan Miles dan Huberman25, yakni: (1) Reduksi Data, (2) Penyajian Data, dan (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Ketiga proses ini terjadi terus

menerus selama pelaksanaan penelitian, baik pada periode pengumpulan data

maupun setelah data terkumpul seluruhnya.

J. Paparan Hasil Penelitian

1. Pembinaan karir guru PNS pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di

Kabupaten Tapin

a. Bentuk-bentuk pembinaan karir

Bentuk-bentuk pembinaan karir merupakan suatu bentuk pembimbingan,

pemotivasian, pengawasan atau supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah,

pengawas maupun teman sejawat terhadap para guru untuk mengembangkan

karirnya yang diberikan kepada guru yang bersangkutan.

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah pada Kementerian Agama Kabupaten

Tapin Bapak Eddy Khairani Z, S.Ag, M.Pd.I mengemukakan bahwa: ”dalam

rangka pembinaan kepegawaian khususnya para guru, kita dari seksi pendidikan

madrasah khususnya di Kantor Kemenag Tapin ini diprogramkan dalam bentuk penyelenggaraan diklat atau training bagi para guru dalam berbagai tingkatan”26

.

Pendapat yang dikemukakan seluruh kepala MIN se Kabupaten Tapin

mengemukakan bahwa salah satu amanah yang terdapat dalam UU Sisdiknas No.

20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pembinaan karir guru salah satunya adalah

melalui penugasan. Guru diberikan tugas sesuai dengan fungsinya, ada yang

sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru bimbingan dan konseling atau

konselor. tersebut diperkuat dengan hasil dokumenter di madrasahnya

masing-masing, bahwa ”terdapat pembagian tugas mengajar setiap awal semester bagi

semua guru baik yang berstatus sebagai guru tetap (PNS) maupun honorer.27”

24

Sugiyono, op.cit., h. 335

25M.B. Miles and A.M. Huberman, Qualitatif Data Analysis: A Source Book of New

Methods, (London: Sage Publication, 1984), h. 73-74

26

Hasil wawancara dengan Bapak Eddy Khairani Z, S.Ag, M.Pd Kepala Seksi Pendidikan Madrasah pada Kementerian Agama Kabupaten Tapin, tanggal 16 April 2014

27

(12)

b. Pelaksanaan pembinaan karir

Pendapat yang dikemukakan seluruh kepala MIN se Kabupaten Tapin

menggambarkan bahwa pelaksanaan pembinaan karir yang dilakukan oleh

pimpinan madrasah kepada para gurunya adalah berupa pemberian

petunjuk-petunjuk dan penjelasan-penjelasan yang dilakukan secara berkala dalam rapat

dewan guru, yang berkaitan dengan bagaimana merencanakan, melaksa-nakan dan

mengevaluasi pembelajaran. Sedangkan pelaksanaan pembinaan dari Kementerian

Agama adalah pelaksanaan diklat walaupun koutanya masih sedikit, serta

penegakan disiplin pegawai melalui absensi28.

Pendapat tersebut diperkuat dengan hasil observasi di madrasahnya masing-masing, bahwa ”terdapat pembinaan dalam pelaksanaan tugas mengajar setiap awal semester bagi semua guru baik yang berstatus sebagai guru tetap

(PNS) maupun honorer berupa pengarahan saat rapat dewan guru, evaluasi

menjelang akhir semester serta akan dilaksanakan kelulusan siswa29”.

c. Evaluasi pembinaan karir

Pendapat para Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kabupaten Tapin

menyatakan bahwa evaluasi pembinaan karir yang dilakukan pada MIN se

Kabupaten Tapin juga di evaluasi melalui pengumpulan kelengkapan berkas

administrasi pembelajaran seperti RPP, media pembelajaran, daftar hadir siswa,

nilai dan lain sebagainya. Di samping itu juga dilakukan pemantauan atau

pengamatan secara langsung di kelas bagaimana pelaksanaan pembelajaran

tersebut. Evaluasi dari pihak Kementerian Agama berupa penilaian kinerja guru

(PKG) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP).

Pendapat yang dikemukakan seluruh kepala MIN se Kabupaten Tapin

tersebut diperkuat dengan hasil observasi di madrasahnya masing-masing, bahwa ”terdapat evaluasi dalam pelaksanaan tugas mengajar setiap akhir semester bagi semua guru baik yang berstatus sebagai guru tetap (PNS) maupun honorer berupa

28

Hasil wawancara dengan Ibu Aina Wa’dah, S.Ag, di ruang kerja Kepala MIN Banua Halat Kiri tanggal 19 Mei 2014

29

(13)

pengarahan saat pelaksanaan rapat dewan guru, evaluasi menjelang akhir semester

serta ketika akan dilaksanakan kelulusan siswa.30”

Di samping itu, hasil dokumentasi yang dilakukan pada MIN se Kabupaten Tapin, diketahui bahwa: ”pelaksanaan penilaian kinerja guru dilakukan dengan pengumpulan administrasi pembelajaran seperti: RPP, Daftar Nama Peserta Didik,

Daftar Nilai, Buku Pegangan Guru, Media Pembelajaran, dan Instrumen

Evaluasi”31.

2. Pengembangan karir guru PNS pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di

Kabupaten Tapin

a. Bentuk-bentuk pengembangan karir

Dalam rangka pengembangan karir guru, Permenneg PAN dan RB Nomor

16 Tahun 2009 telah menetapkan 4 (empat) jenjang jabatan fungsional guru dari

yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda,

Guru Madya dan Guru Utama. Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru

dalam rangka pengembangan karir merupakan gabungan dari angka kredit unsur

utama dan penunjang ditetapkan sesuai dengan Permenneg PAN dan RB Nomor

16 Tahun 2009. Kegiatan pengembangan karir lainnya adalah promosi. Promosi

dimaksud dapat berupa penugasan sebagai guru pembina, guru inti, instruktur,

wakil kepala sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan sebagainya.

b. Pelaksanaan pengembangan karir

Data-data hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa

pelaksanaan pengembangan karir pada MIN se Kabupaten Tapin adalah secara

umum kepala Madrasah memberikan kesempatan dan peluang bagi para gurunya

untuk mengembangkan karir dengan cara memotivasi dan mendorong untuk

melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, serta mengikutsertakan para guru

dalam berbagai kegiatan keprofesian dan penelitian ilmiah. Sedangkan dari pihak

guru senantiasa berusaha mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai

kegiatan kependidikan dan mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran

melalui penelitian tindakan kelas serta melanjutkan studi ke jenjang yang lebih

30

Hasil observasi pada MIN se Kabupaten Tapin tanggal 20 Mei 2014

31

(14)

tinggi. Terdapat sebagian kecil yang mengaku tidak bisa melanjutkan studi karena

terkendala problema ekonomi dan keluarga.

c. Evaluasi pengembangan karir

Data-data yang berhasil dikumpulkan menunjukkan bahwa bahwa evaluasi

pengembangan karir pada MIN se Kabupaten Tapin adalah penilaian kinerja guru

(PKG) mencakup pendidikan, pembelajaran/bimbingan, tugas tambahan yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, dan pengembangan keprofesian

berkelanjutan minimal 80%. Sedangkan unsur penunjang adalah kegiatan yang

mendukung pelaksanaan tugas guru, seperti memperoleh gelar/ijazah yang tidak

sesuai dengan bidang yang diampunya, memperoleh penghargaan atau tanda jasa,

dan melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas guru antara lain membimbing

peserta didik dalam praktik kerja nyata/industri/esktrakurikuler, menjadi pembina

atau anggota organisasi profesi dan/kepramukan, menjadi tim penilai angka kredit,

dan menjadi tutor/-pelatih/instruktur minimal 20%.

K. Pembahasan

1. Pembinaan Karir Guru PNS

Pembinaan dan pengembangan profesi guru secara umum dimaksudkan

untuk memotivasi, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam

memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak

pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan karir yang

dilakukan oleh pimpinan madrasah kepada para gurunya adalah berupa penugasan

yang bersifat pokok yakni pemberian tugas mengajar bagi guru sebanyak 24 jam

pelajaran, dan penugasan lainnya berupa tugas tambahan sebagai wali kelas.

Pembinaan karir oleh kepala madrasah berkaitan erat dengan upaya-upaya

membina dan membantu guru dalam rangka melaksanakan tugasnya melakukan

kegiatan pokok yang mencakup: merencanakan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik,

dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan

pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Pengawas madrasah disisi lain ikut andil dalam membina karir guru

(15)

akademik berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan

kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.Adapun

pembinaan dari pihak Kementerian Agama dalam bentuk mengadakan forum

pendidikan dan pelatihan (diklat) atau training dan kedisiplinan.

Simpulan lainnya yang diperoleh dari hasil penelitian adalah pelaksanaan

pembinaan karir yang dilakukan pada MIN se Kabupaten Tapin juga di evaluasi

melalui pengumpulan kelengkapan berkas administrasi pembelajaran seperti RPP,

media pembelajaran, daftar hadir siswa, nilai dan lain sebagainya. Di samping itu

juga dilakukan pemantauan atau pengamatan secara langsung di kelas bagaimana

pelaksanaan pembelajaran tersebut.

2. Pengembangan Karir Guru PNS

Pengembangaan karir didefenisikan sebagai upaya untuk meningkatkan

posisi atau status pada jabatan tertentu dengan memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan. Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 telah menetapkan 4

(empat) jenjang jabatan fungsional guru dari yang terendah sampai dengan yang

tertinggi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya dan Guru Utama. Untuk

dapat menduduki jabatan tersebut seorang guru perlu mengerjakan sejumlah

tugas-tugas profesional yang memiliki nilai kredit tertentu dan dibuktikan dengan

dokumen-dokumen legal yang terdiri atas unsur utama dan unsur penunjang.

Pengembangan karir guru PNS pada MIN di Kabupaten Tapin berupa

kenaikan pangkat dan promosi jabatan. Berkas usul kenaikan pangkat disusun

oleh guru dan direkomendasikan oleh Kepala Madrasah, serta melalui

pemeriksaan berkas oleh pengawas terhadap dokumen bukti fisik dan komponen

penilaian angka kreditnya. Adapun promosi dilakukan oleh Kepala madrasah

kepada guru sebagai wali kelas, guru pembimbing, maupun kandidat calon Kepala

Madrasah.

Dalam upaya pengembangan karirnya guru berusaha mengembangkan diri

dengan mengikuti berbagai kegiatan kependidikan dan mengembangkan

kreativitas dalam pembelajaran melalui PTK serta melanjutkan studi. Kepala

madrasah memotivasi dan mendorong untuk melanjutkan studi ke jenjang yang

(16)

keprofesian dan penelitian ilmiah. Evaluasi dilakukan melalui penilaian kinerja

guru yang bersifat pokok minimal 80% dan unsur penunjang minimal 20%.

L.Simpulan

1. Pembinaan karir PNS pada MIN di Kabupaten Tapin dilakukan berupa

penugasan baik yang bersifat pokok yakni pemberian tugas mengajar bagi

guru sebanyak 24 jam pelajaran, dan penugasan lainnya berupa tugas

tambahan sebagai wali kelas, serta pelaksanaan diklat dan kedisiplinan.

Pelaksanaan pembinaan karir guru adalah dalam pemberian

petunjuk-petunjuk dan penjelasan-penjelasan oleh kepala madrasah yang dilakukan

secara berkala dalam rapat dewan guru, yang berkaitan dengan bagaimana

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembela-jaran serta

pelaksanaan diklat dan peningkatan absensi kehadiran. Evaluasi dilakukan

melalui pengumpulan kelengkapan berkas administrasi pembelajaran serta

pemantauan atau pengamatan secara langsung di kelas bagaimana

pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta pelaksanaan Penilaian Kinerja

Guru (PKG) dan pembuatan Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai (DP3)

atau Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PKPNS) melalui format

Standar Kinerja Pejawai (SKP). Kepala madrasah dan Pengawas Madrasah

yang merupakan atasan langsung bagi memegang peranan penting dan

pengaruh yang sangat besar dalam upaya-upaya pembinaan dan

pengembangan karir para guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kabupaten

Tapin. Kepala Madrasah terutama dalam melaksanakan fungsi sebagai

pemberi motivasi, pemegang wewenang tertinggi dan kontrol, serta

evaluasi terhadap aktifitas dan kinerja para guru di lingkup madrasah yang

dipimpinnya. Sedangkan Pengawas Madrasah turut membina sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas dalam meningkatkan

kinerja guru di madrasah.

2. Pengembangan karir guru PNS pada MIN di Kabupaten Tapin berupa

kenaikan pangkat dan promosi jabatan. Berkas usul kenaikan pangkat

disusun oleh guru dan direkomendasikan oleh Kepala Madrasah, serta

melalui pemeriksaan berkas oleh pengawas terhadap dokumen bukti fisik

(17)

Kepala madrasah kepada guru sebagai wali kelas, guru pembimbing,

maupun kandidat calon Kepala Madrasah. Dalam upaya pengembangan

karirnya guru berusaha mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai

kegiatan kependidikan dan mengembangkan kreativitas dalam

pembelajaran melalui PTK serta melanjutkan studi. Kepala madrasah

memotivasi dan mendorong untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih

tinggi, serta mengikutsertakan para guru dalam berbagai kegiatan

keprofesian dan penelitian ilmiah. Evaluasi dilakukan melalui penilaian

kinerja guru yang bersifat pokok minimal 80% dan unsur penunjang

minimal 20%.

M. Daftar Pustaka

Anggoro, Hari, Pengembangan Karier PNS (Pegawai Negeri Sipil) dalam http://hari-anggoro.mhs.narotama.ac.id/2012/06/19/pengembangan-karier-pns-pegawai-negri-sipil/, diunduh tanggal 8 Januari 2013.

Arifin, M. Sirajuddin, Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Kabupaten Barito Kuala (Studi Manajemen Sumber Daya Manusia), Tesis Tidak Dipublikasikan, Banjarmasin: PPs IAIN Antasari, 2004.

Atmaja, Purna, Pengertian Luas Tentang Karir, dalam

http://thehackys.blogspot.-com-/2008/06/karir-merupakan-suatu-kondisi-yang.html, diunduh tanggal 4 Juni 2013

Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: Departemen Agama RI: 2006.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Hadi, Sutrisno, Statistik, Yogyakarta: Andi Offset, 2000, Jilid 2.

Hadi, Amirul, dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarya: Haji Masagung, 2001.

(18)

Tabalong), Tesis Tidak Dipublikasikan, Banjarmasin: PPs IAIN Antasari, 2007.

http://cancer55.wordpress.com/2013/10/31/respon-balik-pengembangan-karier-guru-pembinaan-dan-pengembangan-profesi-guru/, diakses tanggal 26 September 2013

Jalil, Abdul, Pengembangan Profesi: Menghambat Kenaikan Pangkat atau Meningkatkan Profesionalisme Guru, dalam http://gemapendidikan.-

com/2010/05/pengembangan-profesi-menghambat-kenaikan-pangkat-atau-meningkatkan-profesionalisme-guru/, diunduh tanggal 28 Desember 2012

Katz, T., dan J. Sara, Making Rural Water Supply Sustainable: Recommendations from a Global Study, UNDP – World Bank, Water and Sanitation Program, 1998.

Kanto,Sanggar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: BPFE, 2005.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru, Jakarta: Kemendikbud, 2012

Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Edisi ketiga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Lugtyastono Bn, Penilaian Kinerja Guru (PKG), dalam

http://lugtyastyono60. wordpress.com/penilaian-kinerja-guru/, diakses tanggal 15 Desember 2014

Mantja, Willem, Etnografi Desain Penelitian Kualitatif Pendidikan dan Manajemen Pendidikan, Malang: Elang Mas, 2008.

Miles, M.B., and A.M. Huberman, Qualitatif Data Analysis: A Source Book of New Methods, London: Sage Publication, 1984.

Moelong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.

Muhajir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rekas Sarasin, 2000, Cet. 1.

Noor, Mahmudin, Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Selat Kuala Kapuas Kalimantan Tengah,

Tesis Tidak Dipublikasikan, Banjarmasin: PPs IAIN Antasari, 2009.

Panitia Sertifikasi Guru (PSG), Modul Materi Paedagogik PLPG,

Banjarmasin: LPTK Rayon 211 Fak. Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari, 2013

(19)

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Sahertian, Piet A., Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, Cet. I.

Strauss, Anselm, dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Penerj. Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, Cet. II.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rodakarya, 2006.

Suriansah, Relevansi Pendidikan dan Pelatihan Profesionalitas Guru dengan Kinerja Guru MAN Maliku Kab. Pulang Pisau, Tesis Tidak Dipublikasikan, Banjarmasin: PPs IAIN Antasari, 2007.

Suyanto dan Djihad Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Milenium III, Yogyakarta: Adi Cipta, 2000.

Syah, Muhibbin, Psikologi Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999.

Tilaar, H.A.R., Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia http://kbbi.web.id/bina, diunduh tanggal 4 Juni 2013

Tirtarahardja, Umar, dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta: 2005.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV Pasal 10 Ayat 91.

Gambar

Tabel G.1 Data Guru PNS pada MIN di Kabupaten Tapin

Referensi

Dokumen terkait

Opinnäytetyön tulosten mukaan sairaanhoitajat kokivat laadukkaiden tehtävänsiirtojen toteuttamiseen vaikuttavan koulutuksen lisäämisen, yhteistyön, sairaanhoitajan työn

Rekomendasi Untuk Penelitian Selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap kriteria kinerja yang lebih luas seperti kecerdasan, komitmen, atau kriteria lainnya

Aksara Jawa adalah aset yang otentik sebagai citra diri di persaingan global, Selama ini pemerintah kota Surakarta sudah memperkenalkan Aksara Jawa secara

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa profil kemampuan penalaran siswa dalam memecahkan masalah soal cerita barisan dan deret

Peserta meminta agar diadakan kembali pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi mereka dalam melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah, beberapa

tidak, jika tidak maka berkas-berkas itu d i k e m b a l i k a n , apabila berkas-berkas tersebut memenuhi syarat untuk diberikan kredit dan telah diperiksa oleh tim

Likuiditas adalah seumpama darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, sehingga tidak boleh kurang dan terhambat, karena pasti akan sangat membahayakan seseorang tersebut. Demikian

Justina berpandangan, dengan memperhatikan orang-orang yang begitu beragam di pasar, ia dapat membandingkan persoalan dirinya sendiri dengan persoalan orang lain dan