• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORGANISASI MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ORGANISASI MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ORGANISASI, MANAJEMEN DAN

KEPEMIMPINAN

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

MAKALAH

PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIK

Oleh:

RAHMAT HIDAYAT

1308872

MAGISTER PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN

PROGRAM PASCASARJANA

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIK

Oleh : Rahmat Hidayat (1308872)

Kepala Sekolah sebagai pimpinan pendidikan di tingkat satuan pendidikan diupayakan mampu menjadi dinamisator dan komando dalam upaya menggerakan segenap tenaga kependidikan dalam rangka mencapai tujuan memberikan motivasi kepada guru secara kooperatif untuk meningkatkan produktivitas kerja, karena guru bukan hanya menginginkan kepala sekolah memiliki kepemimpinan secara teoritis saja, tetapi yang terpenting adalah penerapannya melalui kepemimpinan dirasakan dan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kinerja guru. Kemampuan manajerial Kepala Sekolah akan meliputi berbagai keterampilan dalam hal pemahaman yang luas tentang seluruh operasional sekolah dalam hubungannya dengan tuntutan teknik yang harus dikuasai, di antaranya pengembangan kurikulum, manajemen, siswa, personil, keuangan, tata usaha, pemeliharaan sarana dan prasarana, pelayanan bantuan dan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Latar Belakang

Setiap Kepala Sekolah dalam memimpin sekolah mempunyai gaya kepemimpinan tersendiri, kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan motivasi guru. Untuk meningkatkan mutu sekolah harus diketahui faktor hasil lulusan, faktor sebaran guru yang kurang merata, faktor pengadaan alat mengajar yang belum sesuai dengan kebutuhan, faktor lokasi sekolah di lingkungan masyarakat beragam, dan kemampuan kepemimpinan Kepala Sekolah yang tampak berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah lainnya.

Kepala Sekolah harus mampu memberdayakan guru agar bekerja lebih baik dan mampu meningkatkan kemampuan akademis dan keterampilan mengajar untuk mencapai hasil yang lebih baik. Hal ini mensyaratkan Kepala Sekolah untuk mengembangkan kepemimpinan yang dapat diterima guru dengan melibatkan seluruh guru untuk menyusun visi, misi dan strategi sekolah, menentukan program sekolah, membuat kebijakan atau peraturan agar guru merasa memiliki dan menghargai semua keputusan yang dibuat Kepala Sekolah.

(3)

Kinerja Guru

Kinerja merupakan proses pencapaian hasil setiap orang baik individu maupun kelompok organisasi atau anggota lembaga pendidikan. Kinerja adalah unjuk kemampuan setiap karyawan termasuk guru dalam menghasilkan prestasi yang unggul dalam bidang tugasnya. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas merupakan bagian dari keberhasilan sekolah. Rendahnya disiplin guru menyebabkan produktivitas kerja rendah, salah satu dari indikator ini adalah rendahnya hasil belajar siswa, dan hasil lulusan merupakan gambaran keberhasilan guru dalam mengajar, makin tinggi nilai yang didapat siswa makin tinggi nilai kinerja guru, begitupun makin rendah nilai siswa makin rendah upaya guru dalam mengajar. Untuk menaikan kualitas lulusan diperlukan upaya pelatihan dan pembinaan yang intensif bagi guru, Kepala Sekolah dan aparat pendidikan tingkat kecamatan.

Pelaksanaan pekerjaan keseluruhan bukan berarti dilihat dari segi fisik tetapi meliputi berbagai hal seperti kemampuan kerja, hubungan kerja, disiplin kerja, hubungan kerja, kepemimpinan, sesuai dengan bidang dan tingkat pekerjaan yang dijabatnya. Pengukuran kinerja dimulai dari penentuan ukuran kerja, teori atribusi bahwa orang cenderung merasa tidak puas dengan hanya mengetahui apa yang dikerjakaan orang lain, tetapi suka mencari alasan mereka melakukannya. Terdapat dua kategori dasar atribusi, bersipat internal atau disposisional yang dapat dihubungkan dengan sifat seseorang dan yang bersifat eksternal atau situasional dihubungkan dengan lingkungan seseorang misalnya perilaku dalam hal unjuk kerja yang dapat ditelusuri sampai pada hal seperti kemampuan, upaya, kesulitan tugas atau nasib baik. Kemampuan dan upaya adalah penyebab yang bersifat eksternal. Faktor lain yang mempengaruhi kerja adalah perilaku, sikap, tindakan rekan kerja, bawahan dan pimpinan, kendala sumber daya dan keadan situasi kerja.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar merupakan kinerja yang berasal dari faktor internal dan faktor eksternal memberi pengaruh yang kuat terhadap kinerja guru yang datang dari rekan sekerja maupun dari Kepala Sekolah. Menurut Scott A Snel dan Kenneth N. Wexley, kinerja adalah kulminasi tiga elmen yang saling berkaitan di antaranyaketerampilan, upaya dan sifat keadaan eksternal.4

Hasil belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya faktor manajemen sekolah mempengaruhi hasil belajar siswa, seperti nilai yang diperoleh melalui ujian nasional atau mutu lulusan sekolah juga tidak terlepas dari kinerja guru. Menurut Penelitian Rosenhltz tahu 1985, bahwa 1/3 atau 32% berhasil atau gagalnya dalam mengikuti tes ujian ditentukan oleh mutu dari manajemen sekolah.5 Kinerja memiliki berbagai dimensi yang masing-masing memiliki arti penting, oleh karena itu pengukuran kinerja sebaiknya diberlakukan sama untuk setiap dimensi. Dimensi kinerja suatu pekerjaan dapat berbeda tergantung dari uraian pekerjaannya (job description), kualitas kerja (quality of work), ketepatan kerja (prompteness), inisiatif (initiative), kemampuan (capability), komunikasi (communication). Kinerja guru dapat dikatakan baik apabila memiliki kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreatifitas, kerja sama, kepemimpinan, keperibadian, prakarsa, kecakapan dan memiliki tanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kinerja guru adalah upaya melaksanakan pekerjaan keseluruhan yang dilakukan guru dalam mencapai tujuan pendidikan. Indikator kinerja guru yang didasarkan pada beberapa teori yang telah dikemukakan yaitu : 1) sikap dan perilaku, 2) kemampuan kerja, 3) keterampilan kerja, 4) disiplin kerja, 5) semangat kerja. Kepemimpinan Kepala Sekolah

(4)

Kepemimpinan secara ilmiah berkembang seiring dengan pertumbuhan manajemen ilmiah (scientific management). Kepemimpinan sebagai istilah umum untuk dirumuskan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain dalam merealisasikan tujuan kelompok atau organisasi. Menurut Prof. Francis Brassor dalam teorinya, kepemimpinan adalah proses ketika pemimpin memberi pengarahan, pembinaan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain agar memilih atau mencapai maksud dan tujuan tertentu.6 Kepemimpinan dalam organisasi pendidikan adalah kemampuan seseorang untuk mengambil inisiatif dalam situasi dalam situasi sosial untuk merangsang dan mengorganisasi tindakan dengan begitu akan membangkitkan kerja sama yang efektif ke arah pencapaian tujuan pendidikan.

Menurut Siagian bahwa seorang manajer yang baik adalah seorang yang tidak melihat perannya semata sebagai seorang ‘’Kepala“. Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja guru, Kepala Sekolah harus memiliki komitmen dalam memimpin di antaranya : 1). Memiliki visi, misi dan strategi yang jelas, 2). Terbuka mau menerima saran dan kritik dari bawahan, 3). Membagi tugas sesuai keahlian, 4). Kerjasama dan koordianasi dengan rekan kerja, 5). Memberi kesempatan kepada bawahan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, 6).Membina tim yangkompak, 7). Memiliki sasaran yang jelas, ulet, kebaikan, kejujuran, integritas pribadi, bersikap sebagai guru, dan memiliki sense of humor.

Motivasi kerja

Motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yaitu moveré yang artinya mengerakan (to move). 9 Menurut Mitchel dalam winardi 10 motivasi mewakili proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya pengarahan, dan motivasi perisestensi kegiatan sukarela yang ditujukan ke arah pencapaian tujuan tertentu. Gay.et.al dalam Winardi 11 mengungkapkan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan peresistensi dalam hal melaksanakan kegiatan. Kartono12 berpendapat motivasi bekerja itu tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis yang bersifat materil misalnya berbentuk uang, tetapi bisa juga berwujud respek, penghargaan dari lingkungan, prestise dan status sosial yang semuanya merupakan bentuk imbalan sosial yang immaterial sifatnya. Siagian 13 berpendapat bahwa penggerakan (motivating) dapat didefinisikan sebagai sebagai keseluruhan proses pemberian motif bekerja pada bawahan sedemikian rupa sehingga manusia bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.

(5)

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja guru. Dalam menciptakan kondisi nyaman dan kondusif di lingkungan kerja, kepemimpinan Kepala Sekolah yang diharapkan guru adalah memiliki perilaku yang baik di antaranya melibatkan partisipasi anggota, sosok pengambil keputusan, mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi, dan hirau terhadap umpan balik kepada guru dalam melaksanakan tugasnya. Pengertian kinerja dalam penelitian ini merupakan hasil yang ditunjukan guru menyangkut seluruh aktivitas dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai pengajar, pembimbing dan pendidik bagi siswa. Bentuk kinerja berupa sikap, kecakapan, kompetensi, sarana dan keterampilan dalam mencapai tujuan sekolah. Sehubungan dengan masalah kinerja guru dapat diasumsikan bahwa guru memiliki kinerja yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan kriteria kepemimpinan Kepala Sekolah.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Kesimpulan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara sendiri maupun bersama dengan kinerja guru, maka secara khusus dapat disimpulkan hal sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah telah memberikan solusi positif terhadap kinerja guru. 2. Motivasi guru dengan kinerja guru memiliki korelasi yang sangat kuat.

3. Setiap peningkatan perilaku Kepala Sekolah akan meningkatkan kinerja guru.

Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitaian ini, dapat diuraikan beberapa implikasi dalam pelaksanaan tugas seorang guru terutama kinerja guru akan terdapat peningkatan atas dasar perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah dan motivasi kerja terutama dilingkungan kerja diharapkan terdapat upaya perbaikan yang harus ditempuh.

Upaya Meningkatkan Kinerja Guru

Terdapat faktor yang sangat berpengaruh terhadap kinerja guru di sekolah dasar dari berbagai faktor tersebut, di antaranya perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan faktor yang sangat penting, karena Kepala Sekolah dituntut memainkan peran sesuai dengan fungsinya. Motivasi kerja merupakan kekuatan yang mendorong untuk meningkatkan semangat kerja guru dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara intrinsik dan ekstrinsik yang mendorong semangat kerja. Kinerja guru dalam penelitian ini diartikan sebagai keberhasilan kerja yang dicapai guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama, upaya peningkatan kinerja guru dapat dilihat dari indikator pemenuhan kebutuhan, kepuasan kerja, berusaha mencapai tujuan, penghargaan atas prestasi kerja dan sistem imbalan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik implikasi praktis sebagai berikut : Indikaator kecakapan kerja, kesungguhan kerja berdaya guna dan berhasil guna, tanggung jawab dalam kerja akan meningkatkan motivasi untuk mencapai keberhasilan dalam menjalankan fungsinya dan memberikan wawasan bagi guru serta memberikan pengalamanya.

(6)

administrator dan supervisor. Dengan gaya kepemimpinanya Kepala Sekolah mampu menciptakan suasana yang kondusif bagi mitra kerjanya sebagai pendidik dan memberikan fasilitas yang memadai bagi kelancaran proses belajar menajar sebagai admistrator yang mengatur seluruh kegiatan admistrasi pendidikan di sekolah, sebagai supervisor yang mengawasi seluruh kegiatan pendidikan dan membantu guru dalam meningkatkan kemampuan mengajar dan mendidik.

Kinerja guru dapat dilihat dari prestasi belajar siswa dapat dikelompokan ke dalam tiga aspek di antaranya kognitif, afektif dan psikomotor sehingga guru dapat mengintrosfeksi kemampuannya dalam mengelola interaksi proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas dan selalu menjadikan hasil kerjanya saat ini sebagai umpan balik untuk prestasi kerja yang lebih baik sehingga pengalaman akan dijadikannya sebagai guru terbaik. Pengkajian keberhasilan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan kerja perlu dilakukan melalui analisis tentang perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru.

DAFTAR PUSTAKA

Atang Suriaatmdja, Studi Korelasi Antara Penilaian Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru (Bogor: Universitas Pakuan, 2001) Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta, Bumi Aksara, 1995) Dadi Permadi, Manajemen Berbasis Sekolah dan kepemimpinan Mandiri Kepala Sekolah ( Bandung: P T Sarana Panca Karya Nusa,2001), . Jhon Suprianto,Penilaian Kinerja Dan Pengermbangan Karyawan (Yogyakarta:BPFE– Yogyakarta,1996) Farid Hadjiri, H. Gaya kepemimpinan Birokrat Di Era Reformasi ( Jakarta,Penerbit Studen Press, 2000)

Franklyn S. Haiman,Group Leadersship an democratic action (Huoghton Mifflin Company,Illions,1995)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran generatif melalui media riil dan media virtuil, gaya belajar dan interaksinya terhadap prestasi

Uji toksisitas akut isolat dilakukan pada mencit dengan mengamati pengaruh isolat terhadap perilaku hewan (profil farmakologi ) setelah pemberian dosis tunggal bahan uji,

Kejang berkaitan tumor otak ini awalnya berupa kejang fokal (menandakan adanya kerusakan fokal serebri) seperti pada meningioma, kemudian dapat menjadi kejang umum

Kriteria uji yang telah dilakukan terhadap empat sampel yaitu kontrol, formulasi dengan kandungan ekstrak patikan kebo 1% , kandungan ekstrak patikan kebo 2%

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode (Penetran Tes, Ultrasonik Tes dan Magnetic Tes) yang paling efektif dan effisien dalam memeriksa cacat las, metode yang

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowmans disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan