PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
DENGAN LEMBAR KERJA BERDASARKAN TEORI BRUNER PADA POKOK BAHASAN FUNGSI
(Penelitian Dilakukan di Kelas VIII F SMP Negeri 3 Mojolaban Tahun Pelajaran 2012/2013)
Riris Setyaningrum Raharjo 1), Triyanto 2), Henny Ekana Chrisnawati 3)
‘
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta 2)3)
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
riris_setya@yahoo.com, 2) triyanto@fkip.uns.ac.id, 3) henny_ekana@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Mojolaban tahun pelajaran 2012/2013 melalui penggunaan model pembelajaran
kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dengan lembar kerja berdasarkan
Teori Bruner pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Data penelitian
diperoleh melalui observasi dan tes. Teknik analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif. Validasi data dari proses pembelajaran dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menyimpulkan dengan pelaksanaan tindakan kelas melalui
penggunaan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan
lembar kerja berdasarkan Teori Bruner pada pokok bahasan fungsi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini didasarkan pada hasil tes dan observasi. Data hasil tes pada siklus I, pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 75,41 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 4,78 menjadi 80,19. Sedangkan persentase siswa yang tuntas sebesar 78,13% dan pada siklus II persentase siswa yang tuntas mengalami peningkatan sebesar 6,25% menjadi 84,38%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa penerapan pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan lembar
kerja berdasarkan Teori Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Mojolaban tahun pelajaran 2012/2013 pada materi fungsi.
Kata Kunci : hasil belajar, matematika, Student Team Achievement Division (STAD), Teori
Bruner
PENDAHULUAN
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Untuk itu matematika sekolah perlu difungsikan sebagai wahana untuk
menumbuhkembangkan kecerdasan,
kemampuan, keterampilan, serta untuk membentuk kepribadian siswa.
Penyelenggaraan pendidikan akan dapat berhasil apabila semua unsur dalam sistem tersebut berjalan seiring dan seirama menuju tujuan pendidikan yang
ditetapkan. Dengan demikian
pembelajaran matematika harus bertumpu pada dua hal yaitu optimalisasi semua unsur pembelajaran dan optimalisasi
seluruh sense siswa dalam pembelajaran.
Tujuan pembelajaran matematika dalam pembentukan sifat antara lain
dengan mengembangkan pola pikir
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018 | 19
belajar baik secara fisik, mental, maupun social.
Pembelajaran matematika yang selama ini terkesan hanya melibatkan proses pemindahan fakta dari guru kepada siswa semata-mata perlu dihilangkan. Siswa hendaknya dilibatkan secara aktif di dalam membina konsep dan pengetahuan yang berhubungan dengan setiap isi pelajaran yang dipelajarinya. Siswa perlu
menata nalarnya, membentuk
kepribadiannya, serta dapat menggunakan
atau menerapkan matematika dalam
kehidupannya kelak sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Perubahan cara dan sistem dalam proses belajar mengajar di sekolah akan berpengaruh terhadap sikap dan kebiasaan belajar siswa. Proses belajar matematika tidak selama berjalan efektif, karena masih ada beberapa siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika.
Kesulitan belajar matematika terutama disebabkan oleh sifat khusus matematika yang memiliki obyek kajian abstrak. Sifat inilah yang perlu disadari dan dicari jalan keluar sehingga siswa dapat mempelajari
matematika dengan mudah dan
menyenangkan.
Menurut hasil wawancara dengan guru pelajaran matematika kelas VIII F SMP Negeri 3 Mojolaban, Ibu Supriyanti, S.Pd. mengeluhkan bahwa sebagian besar siswanya mempunyai tingkat perhatian dan keaktifan yang kurang terhadap pelajaran
matematika. Ini diperkuat dengan
rendahnya nilai ulangan harian dan tengah semester mata pelajaran matematika, siswa juga mengeluhkan bahwa matematika hanya berisi angka-angka dan rumus-rumus yang harus dihafalkan. Mereka juga kurang dapat memahami tentang obyek kajian matematika secara abstrak, sehingga materi yang disampaikan kurang dipahami siswa atau dianggap kurang bermakna.
Dari hasil pengamatan awal
melalui wawancara yang dilakukan kepada sejumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo, sebagian besar siswa berpendapat bahwa matematika
merupakan pelajaran yang ditakuti.
Sementara yang sisanya berpendapat
bahwa matematika hanyalah mata
pelajaran biasa. Dan dari data hasil tes
pokok bahasan Fungsi pada tahun
pelajaran sebelumnya, tingkat kelulusan siswa hanya mencapai sekitar 55%. Oleh karena itu, peneliti mengambil materi Fungsi karena materi tersebut ada di kelas VIII semester gasal.
Berdasarkan data hasil
wawancara tersebut, penulis beranggapan
bahwa rendahnya motivasi siswa
mengakibatkan sikap ingin tahu terhadap matematika dan kerja sama antar siswa
dalam belajar matematika menjadi
berkurang, ditambah materi pelajaran yang sulit dan proses pembelajaran yang kurang
menarik menjadikan siswa kurang
menghargai kegunaan matematika.
Untuk itu guru bersama peneliti mencoba mengatasi permasalahan tersebut dengan mengganti model pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran
kooperatif. Diharapkan dengan
pembelajaran kooperatif dapat mendorong
siswa aktif menentukan sendiri
pengetahuannya melalui keterampilan
proses. Sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pengaruh positif yaitu terjadinya peningkatkan hasil belajar matematika siswa dan penguasan konsep serta keterampilannya. Dalam belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling
membantu antar anggota kelompok
mencapai ketuntasan.
Salah satu tipe pembelajaran
kooperatif adalah STAD (Student Team
Achievement Division), pada penelitian ini
lembar kerja akan dikembangkan
berdasarkan Teori Bruner. Pada model pembelajaran kooperatif STAD, secara
individu siswa dapat membangun
keperacayaan diri terhadap
kemampuannya untuk menyelesaikan
cemas terhadap matematika. Di samping itu, pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak meninggalkan peran penting seorang
guru dalam memberikan pengajaran
konsep/keterampilan awal kepada siswa. Kemudian di dalam teori belajar Bruner, Bruner memberikan tahapan yang sangat
membantu pola belajar siswa, dari
mengambil contoh bahan ajar yang bersifat nyata hingga membawanya sampai pada objek kajian yang abstrak. Sehingga teori Bruner sangat cocok jika diterapkan dalam pengembangan lembar kerja siswa. Jadi dengan adanya pengembangan lembar
kerja berdasarkan Teori Bruner diharapkan
akan semakin mrningkatkan prestasi
belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti ingin mengetahui secara langsung penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) di SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo, sehingga peneliti
mengambil judul “Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Melalui Pembelajaran
Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) Dengan Lembar Kerja Berdasarkan Teori Bruner Pada Pokok Bahasan Fungsi Kelas VIII F Semester I SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo tahun
pelajaran 2012/2013”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Mojolaba tahun ajaran 2012/2013 semester ganjil. Alasan pemilihan tempat tersebut karena peneliti berasumsi bahwa SMP Negeri 3 Mojolaban memenuhi persyaratan untuk dijadikan obyek penelitian terkait dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negri 3 Mojolaban berdasarkan hasil observasi awal.
Waktu penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap analisis data dan penyusunan laporan. Tahap persiapan berlangsung pada bulan Juni 2012 hingga September 2012. Untuk tahap pelaksanaan
tindakan berlangsung pada bulan
September 2012 hingga Oktober 2012. Dan tahap yang terakhir yaitu tahap analisis data dan penyususnan laporan
dilaksanakan pada bulan September
sampai Februari 2013.
Subjek penelitian ini adalah siswa siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Mojolaban tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 32 siswa.
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian penerapan model pembelajaran
Student Team Achievement Division
(STAD) dengan lembar kerja berdasarkan
Teori Bruner diperoleh dari nilai
ulangan/tes siswa, dan hasil
pengamatan/observasi selama proses
tindakan. Sedangkan sumber data pada penelitian ini diperoleh dari informasi guru
dan siswa, tempat dan peristiwa
berlangsungnya proses pembelajaran,
dokumentasi atau arsip berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah, metode observasi, metode tes, dan metode dokumentasi. Observasi ini ditekankan pada aktifitas dan kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada
tindakan kelas, observer mengamati
tingkah laku siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dan
keterampilan kegiatan peneliti sebagai
guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan lembar kerja berdasarkan Teori Bruner.
Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa. Tes dilakukan setiap akhir siklus
dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran menggunakan
model STAD dengan lembar kerja
berdasarkan Teori Bruner.
Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah validitas
isi. Menurut Arikunto, Suharsimi, ”Sebuah
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018 | 21
sejajar dengan materi atau isi pelajaran
yang diberikan” [3]. Penelitian ini memanfaatkan triangulasi dengan sumber. Dalam penelitian ini, triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan hasil observasi dari dua orang yang berbeda yaitu guru kelas dan mahasiswa.
Berikut ini teknik analisis data yang digunakan:
1) Menentukan nilai rata-rata hasil tes
evaluasi digunakan rumus:
= , dimana
∑Xi = jumlah nilai tes
n = banyaknya siswa yang mengikuti tes.
2) Analisis peningkatan hasil tes
Setelah satu siklus tindakan
selesai, kepada siswa diberikan tes
akhir siklus. Tujuannya untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah pelaksanaan tindakan. Dari analisis hasil tes akhir siklus, dapat diketahui tercapai tidaknya indikator
keberhasilan tindakan yang telah
ditetapkan. Menurut Gugus dalam
Faizin menyatakan bahwa untuk
mengetahui hasil tindakan, jenis data yang bersifat kuantitatif dianalisis menggunakan rumus data kuantitatif dalam penelitian tindakan kelas yaitu [4]:
Keterangan:
P = Persentase peningkatan
Post Rate = Nilai rata-rata setelah tindakan
Base Rate = Nilai rata-rata sebelum tindakan
3) a) Siswa dianggap tuntas belajar bila
telah mencapai nilai ≥ 65
b) Daya serap klasikalUntuk
mengetahui ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus:
P = x 100%, Dimana,
P = pencapaian persentase,
B = banyak siswa yang mendapat nilai
≥ 65.
N = jumlah siswa yang mengikuti tes.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi awal di kelas sebelum
ada tindakan yaitu guru masih
menggunakan model pembelajaran
konvensional. Pada kondisi awal hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Mojolaban dilihat dari hasil tes pada materi sebelumnya yaitu pada materi faktorisasi suku aljabar masih rendah. Data
skor capaian nilai prasiklus/awal
menunjukkan bahwa dari 32 orang siswa hanya 7 siswa yang mencapai batas ketuntasan 65 dan 25 siswa belum tuntas. Dari data keseluruhan (terlampir) akan diperoleh rata-rata sebesar 36,56. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diukur dari KKM yang ditetapkan masih rendah, maka perlu dilakukan suatu tindakan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Pada siklus 1, pada dasarnya pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan lembar kerja berdasarkan Teori Bruner berjalan dengan baik, meskipun masih banyak hal-hal yang masih baru yang membuat siswa terkadang bingung, peneliti yang bertindak sebagai guru pun juga belum sepenuhnya bisa menguasai kelas. Hal-hal tersebut diketahui dari hasil pengamatan guru yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Hal-hal yang bisa dicatat oleh pengamat di akhir periode siklus I dipakai sebagai refleksi untuk perencanaan siklus II.
Berdasarkan data tentang hasil belajar siswa VIII F, yang juga mengalami peningkatan. Secara klasikal siswa yang mengalami ketuntasan belajar, yaitu siswa
yang nilainya mencapai 65 mengalami
peingkatan. Sebelum tindakan persentase siswa yang nilai mencapai KKM atau
mendapat nilai 65 sebanyak 21,88% dan
pada siklus 1 sebanyak 78,13%. Selain itu
rata-rata kelas juga mengalami
Pada siklus 1 indikator
keberhasilan sudah tercapai, namun
peneliti masih tetap melakukan tindakan siklus II karena peneliti ingin menguji apakah model yang diterapkan saat siklus I merupakan model yang baik sehingga mampu memberikan dampak yang positif untuk peningkatan hasil belajar siswa. Hal
tersebut menjadikan peneliti berfikir
bagaimana untuk bisa lebih meningkatkan hasil belajar matematika kelas VIII F. Dalam hal ini peneliti bersama pengamat bersama-sama merencanakan untuk siklus ke dua dengan melihat data hasil tes evaluasi siklus I dan catatan dari pengamat sebagai refleksi untuk perencanaan siklus II.
Dari refleksi siklus 1, guru dan pengamat merencanakan perlakuan kepada
siswa dengan tetap memberikan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan lembar kerja berdasarkan Teori Bruner sama langkah-langkahnya seperti pada siklus 1, yang berbeda adalah pemberian kesempatan kepada siswa atau tim untuk lebih berkompetensi dengan tim lain, dengan pemberian penghargaan berupa hadiah kepada tim terbaik.
Dengan hal tersebut siswa lebih termotivasi dalam berdiskusi kelompok. Hal itu diperoleh berdasarkan skor perkembangan individu dalam kelompok pada siklus II. Pada siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 80,19. Dengan persentase peningkatan sebesar 5,96%. Di siklus II juga diperoleh data tentang persentase siswa yang telah
mencapai KKM atau nilai 6,5 sebesar
84,38%. Hal itu berarti indikator
keberhasilan sudah tercapai dan penelitian dicukupkan pada siklus II.
Pada siklus II sudah diperoleh hasil rata-rata kelas di atas ≥ 75 yaitu sebesar 80,19. Dan persentase ketuntasan siswa sebesar 84,38%, persentase tersebut sudah melebihi dari indikator yang ditetapkan yaitu sebesar 75%. Dengan demikian semua indikator keberhasilan
sudah tercapai maka pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan lembar kerja
berdasarkan Teori Bruner dapat digunakan pada pembelajaran matematika materi relasi dan fungsi di kelas VIII F SMP
Negeri 3 Mojolaban tahun ajaran
2012/2013 dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahsan,
maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) dengan lembar kerja
berdasarkan Teori Bruner mampu
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fungsi kelas VIII F SMP Negeri 3 Mojolaban tahun ajaran 2012/2013. Hal ini terbukti dari hasil tes siklus I dan tes siklus II mengalami peningkatan sesuai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Implikasi dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar, guru
mempunyai peran penting dalam
menetukan keberhasilan proses
pembelajaran, Oleh karena itu, seorang guru hendaknya dapat memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi kepada anak
didiknya serta juga dapat menjadi
fasilitator bagi siswa khususnya bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Agar semua tujuan pembelajaran
tersampaikan guru harus berusaha
memperbaiki tindakan dalam mengajar, menguasai materi pelajaran, serta tepat dalam memilih dan menentukan metode dan model pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan lembar kerja berdasarkan Teori Bruner memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di
dalam kelas seperti tanya jawab,
menyampaikan pendapat, dan saling
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018 | 23
untuk menguasai materi secara
berkelompok dengan mengoptimalkan
kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk bekerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok dan saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, guru
lebih mudah dalam memantau
perkembangan setiap siswa pada setiap
kelompok. Selain itu, memberikan
implikasi antara guru dan siswa melalui kegiatan diskusi sehingga guru memiliki fleksibilitas untuk menjadi fasilitator bagi setiap kelompok dan individu.
Saran terhadap penelitian ini adalah:
1. Kepada Siswa
a. Sebaiknya siswa selama proses
pembelajaran berlangsung harus
bersikap aktif, karena dengan
keaktifan yang positif akan melatih keberanian siswa untuk berpendapat.
b. Sebaiknya siswa bisa
mempersiapkan diri lebih awal dalam proses pembelajaran, supaya waktu untuk menerima pelajaran tidak terbuang sia-sia.
2. Kepada Guru
a. Sebaiknya guru mencoba untuk
menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan
pengembangan yang lain.
b. Sebaiknya guru lebih banyak
mempelajari metode-metode
mengajar yang menarik sehingga
dalam proses pembelajaran
berlangsung siswa tidak merasa bosan.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Sudjana, Nana. 1990. Penilaian proses
hasil belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[2] Fuaidah, Tu'nas. 2006. Teori Belajar Mengajar Menurut Jerome S. Bruner. Teori Belajar Matematika Menurut Bruner, Gagne, Thorndike, Skinner,
Piaget | AF Sahabat Artikel
http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/
12/teori-belajar-matematika-menurut-bruner.html#ixzz22MhyTpHD, diakses tanggal 25 Juli 2012.
[3] Arikunto, Suharsimi dkk. 2011.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
[4] Faizin. 2009. “Efektifitas Diskusi
dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Berpendapat (Studi
Kasus Pada Pembelajaran Civic
Society di IAI Nurul Jadid Paiton
Probolinggo”). Jurnal Pendidikan