• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Romantisme dalam Drama Korea terhadap Ekspektasi Berpacaran: studi pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana penonton serial d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Romantisme dalam Drama Korea terhadap Ekspektasi Berpacaran: studi pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana penonton serial d"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Kajian Teori

Teori adalah susunan definisi, konsep, dan dalam menyajikan pandangan yang

sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan antara satu variabel dengan

variabel lainnya dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.

(Anonim 1: 2014)

2.1.1 Media Baru (New Media)

Media massa merupakan salah satu alat dalam proses komunikasi

massa karena media massa mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan

relatif lebih banyak, heterogen, anonim, pesannya bersifat abstrak dan

terpencar. Media massa dalam kajian komunikasi massa dipahami sebagai

perangkat yang diorganisasikan untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada

situasi yang berjarak kepada khalayak luas dalam waktu yang relatif singkat.

(Syukriadi 2015:146)

Beda media massa dengan media baru adalah teori media baru

merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang

mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai

perkembangan media. New Media atau media baru didefinisikan sebagai

produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama

dengan komputer digital (Creeber dan Martin, 2009). Definisi lain media

online adalah media yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen.

Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media

dijadikan satu (Lievrouw, 2011). Jadi, New Media ini merupakan media yang

menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter

fleksibel,berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara

publik (Mondry, 2008: 13).

Menurut Wardhani salah satu bentuk media massa elektronik adalah

internet (Syukriadi 2015:153). Internet memiliki beberapa karakteristik yaitu

sifat komunikasinya dua arah (interaktif), komunikatornya bisa lembaga dan

(2)

9

tidak serentak, tetapi sesuai dengan kebutuhan komunikannya, serta

publiknya homogen.

Internet adalah salah satu bentuk dari media baru (new media). Internet

dinilai sebagai alat informasi paling penting untuk dikembangkan

kedepannya. Internet memiliki kemampuan untuk mengkode, menyimpan,

memanipulasi dan menerima pesan (Ruben, 1998:110)

Untuk mengakses Internet, seseorang membutuhkan koneksi Internet

dan piranti keras seperti komputer, PDA, Blackberry dan lain sebagainya.

Internet yang dianggap sebagai gabungan dari beberapa bentuk media dan

fasilitas email, website, newsgroup, e-commerce dan sebagainya (Lievrouw,

2006:221). Dan dari fasilitas internet streaming/download ini memberikan

para pengguna internet pada akhirnya dapat melihat drama Korea secara

gratis melalui website penyedia drama Korea secara gratis lengkap dengan

subtitle-nya.

Jelas new media (media baru/media online) memiliki kecepatan untuk

melakukan sebuah interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk

mendapatkan sebuah informasi terbaru dan ter-update informasinya. Media

online/media baru (New Media) masuk ke dalam kategori komunikasi massa,

karena pesan yang disampaikan kepada khalayak luas lewat media online /

Media Baru (NewMedia).

Sebagai media komunikasi, internet mempunyai peranan penting

sebagai alat (channel) untuk menyampaikan pesan (message) dari

komunikator/penyalur pesan (source) kepada komunikan/penerima pesan

(receiver). Sifat dari internet sebagai media komunikasi adalah transaksional,

dalam artian terdapat interaksi antar individu secara intensif (terus-menerus)

dan ada umpan balik (feedback) dari antar individu dalam setiap interaksi

tersebut. Selain itu, terdapat partisipasi antar individu dengan

(3)

10 2.1.2 Romantis

Dalam KBBI Romantis adalah sesuatu yang bersifat seperti dalam cerita

roman (percintaan) dan bersifat mesra atau mengasyikkan.1

Awalnya romantisme merupakan pemberontakan atau pergerakan secara

besar-besaran dalam aliran seni. Sebelumnya aliran seni menjunjung tinggi

rasio atau yang sering disebut dengan rasioanlisme, romantisme datang dan mematahkan itu. “Romantisme tidak lenyap setelah zamannya. Romantisme terus hidup sampai sekarang.” (Sumardjo 2005:61). “Romantisme adalah gerakan kesenian yang mengunggulkan perasaan (emotion, passion) dan imajinasi serta intuisi.” (Kosim 2005:51). Sehingga sampai sekarang romantisme tetap mengunggulkan perasaan dan imajinasi individu

Menurut Alwi (2005:961) Romansa dapat diartikan sebuah kisah

percintaan yang dapat ditampilkan dengan perasaan kasih sayang yang

mendasari dan menentukan pola utama hubungan antara perorangan dan

pengenalan diri. Romansa adalah kisah prosa lainnya yang berdiri khas

tindakan kepahlawanan, kehebatan, dan keromantisan dengan latar historis

atau imajiner. (Anonim 2)

Jadi adegan romantis yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

bentuk konkret untuk menciptakan sebuah romantisme. Zenjaya (2008:93-99)

menjabarkan beberapa bentuk romantisme antara lain adalah liburan bersama,

tarian bersama, kesetiaan, pengorbanan dan melakukan hal-hal kecil seperti

memuji.

2.1.3 Ekspektasi

Ekspektasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri individu yang terjadi

karena adanya keinginan untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan.

Ekspektasi merupakan salah satu penggerak yang mendasari seseorang untuk

melaksanakan suatu tindakan. Karena dengan adanya usaha yang keras

tersebut, maka hasil yang didapat akan sesuai dengan tujuan. Dalam teori

ekspektasi ini disebutkan bahwa seseorang akan memaksimalkan dan

meminimalkan segala yang menghalangi pencapaian hasil maksimal.

(Sukmaningtyas 2010: 28)

(4)

11

Menurut Snyder (2000) dalam bukunya “The Role Hope in Cognitive

-Behavior Therapie” harapan atau ekspektasi telah melampaui keinginan untuk memahami pikiran yang disengaja untuk memahami pikiran yang disengaja

untuk mengarah ke tindakan yang dapat menyesuaikan diri. Indikator harapan

ditandai dengan kekuatan manusia untuk diwujudkan dalam 3 komponen,

yaitu:

a. Konsep Tujuan yang Jelas (Goal)

Sasaran merupakan setiap obyek, pengalaman, atau hasil yang dibayangkan

dan diinginkan individu dalam benaknya. Sasaran atau goal dapat berbentuk

kongkrit atau abstrak, dan bersifat jangka panjang atau pendek, namun yang

pasti sasaran tersebut merupakan sesuatu yang penting untuk dicapai.

Sasaran juga harus mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang pasti atau

mustahil dicapai

b. Memulai dan Mempertahankan Motivasi untuk Menggunakan Strategi

(Agency Thinking)

Dalam teori harapan, penentuan tujuan yang mendasari gerakan disebut

Agency Thinking. Komponen ini menjelaskan bahwa terdapat keyakinan

bahwa kita dapat mulai dan mempertakankan gerakan sepanjang jalur

menuju tujuan tertentu. Agency Thinking berfungsi untuk memotivasi, dan

mereka sering muncul dalam bentuk menyatakan pernyataan diri seperti “saya tahu saya bisa melakukan ini” dan “saya akan selesaikan ini”. Selanjutnya, ketika pengejaran tujuan itu terganggu, agency thinking

memungkinkan seseorang untuk menyalurkan motivasi positif untuk

alternatif jalur terbuka.

c. Mengembangkan strategi yang spesifik untuk mencapai tujuan (Pathway Thinking)

Strategi mereflesikan rencana atau jalan yang menuntun pada pencapaian

harapan. Synder dalam Shane (2009: 488) menjelaskan bahwa pathway

adalah pengalaman individu sebagai kapasitas mental yang diperlukan

untuk mencapai tujuan (waypower). Persiapan berpikir memungkinkan

individu untuk menemukan rute sekitar hambatan tujuan, yang secara alami

terjadi pada setiap orang yang sering menghadapi tantangan dalam

(5)

12

Dari ketiga komponen tersebut dapat disimpulakan bahwa Goal

merupakan setiap objek dan hasil pengalaman yang dibayangkan dan

diinginkan individu. Agency Thinking adalah kemampuan daya untuk

seseorang dapat mempertahankan motivasi dan mendorong individu untuk

bergerak kearah tujuan tersebut. Pathway Thinking yaitu pengalaman individu

akan kemampuan menemukan strategi dan cara untuk mencapai tujuan

individu tersebut meskipun dalam keadaan menekan.

2.1.4 Berpacaran

Menurut DeGenova & Rice (2005) pacaran adalah menjalankan suatu

hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas

bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain. Kyns (1989)

menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang

berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan

ini didasarkan karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati

masing-masing.2

Menurut Bowman & Spanier (1978), pacaran terkadang memunculkan

banyak harapan dan pikiran-pikiran ideal tentang diri pasangannya di dalam

pernikahan. Hal ini disebabkan karena dalam pacaran baik pria maupun wanita

berusaha untuk selalu menampilkan perilaku yang terbaik di hadapan

pasangannya. Inilah kelak yang akan mempengaruhi standar penilaian

seseorang terhadap pasangannya setelah menikah.

2.1.5 Drama

Menurut Morrisan (2008) dalam Rani (2013: 26) kata “drama” berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti bertindak atau berbuat (action). Program

drama adalah pertunjukkan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) – yang diperankan oleh pemain (artis) – yang melibatkan konflik dan emosi. Dengan demikian program drama

biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertantu.

Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya.

2

(6)

13

Menurut Alo Liliweri (2007) dalam Rani (2013: 26) drama adalah kegiatan

seni untuk menceritakan sebuah tema, apakah sebagai pernyataan dari diri atau

kelompok budaya tertentu, atau alur cerita yang dikarang untuk menyampaikan

nilai, perasaan, fantasi, keinginan, kebutuhan, peristiwa, dan kondisi tertentu

dapat diulang kembali dalam suatu alur cerita (Ayu 2013: 45). Program televisi

yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan

film. Jadi drama Korea ini termasuk dalam program drama televisi yang dibuat

oleh Korea.

2.1.6 Descendant of the Sun (DOTS)

Drama Descendant of the Sun adalah drama Korea yang diproduseri oleh

Lee Eung-Bok, Baek Sang-Hoon dan diperankan oleh aktor dan aktris ternama

di Korea yaitu Song Joong-Ki sebagai Yoo Shi-jin dan Song Hye-Kyo sebagai

Kang Mo-yeon. Drama korea ini pertama kali tayang pada 24 Februari 2016

hingga 14 April 2016 lalu, dan memiliki jumlah episode sebanyak 16 yang

ditayangkan pada stasiun televisi Korea KBS2.

Gambar 2.1

Poster Drama Korea “Descendant of the Sun”

Sumber: Google

Descendants of The Sun merupakan drama Korea dengan berlatar cerita

tentang dunia kemiliteran dan kedokteran dan merupakan drama Korea yang

sangat populer ditahun 2016. Sumber republica.co.id menyebutkan bahwa drama

ini telah memberikan hak cipta tayang kepada 32 stasiun siaran televisi

international di Asia, Australia, Eropa, Jerman, Inggris, Arab Saudi, dan Iran.

Selain itu di Indonesia sendiri drama korea ini ditayangkan di RCTI pada 25 Juli

(7)

14

“Saat ini, serial melodrama yang menjadi trending topik

nomor satu di dunia. Baru-baru ini drama DOTS

mendapatkan rating 41,6 persen dalam rating tertinggi TV

lokal dan nasional. Oleh karena itu, dianggap sebagai

drama seri pertama yang mencapai peringkat yang lebih

dari 30 persen dalam empat tahun terakhir

(republika.co.id).”3

Salah satu hal yang menjadi suksesnya drama Korea ini adalah chemistry yang

ditampilkan pemeran utamanya (Song Joong Ki, Song Hye Kyo) benar-benar

menyihir para penonton. Terlebih lagi jalan ceritanya yang rapi, penuh kejutan,

dan sangat menarik untuk ditonton (kapanlagi: 2016). Berdasarkan Asianwiki,

ratingdrama Korea “Descendant of the Sun” ini memiliki peningkatan pada setiap

penayangan baik di Korea Sendiri dan dunia, ditinjau berdasarkan perusahaan

peneliti rating di Korea yaitu TNmS dan AGB, yaitu sebagai berikut:4

3 http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/16/04/20/o5wwrd384-descendants-of-the-sun-siap-tayang-di-32-negara (diakses pada 24 Oktober 2016 pukul 19.32)

(8)

15

Gambar 2.2 Perolehan Rating drama Korea “Descendant of the Sun“

Berdasarkan situs kapanlagi.com karena begitu populernya drama ini di

Indonesia, pada 15 September 2016 salah satu pemeran dalam Descendant of

The Sun, Jin-Goo didatangkan secara langsung ke Jakarta untuk menjadi

bintang tamu spesial dalam acara Indonesian Television Awards 2016 yang

ditayangkan stasiun televisi RCTI dan MNCTV.5

2.1.7 Sosiologi Komunikasi

Sosiologi komunikasi yaitu suatu studi yang mempelajari tentang

masyarakat dari budaya, karakter kelompok masyarakat dalam hal berinteraksi

antara masyarakat dan akibat dari interaksi tersebut.dua orang yang berbeda

latar belakang, budaya, sifat harus mempelajari latar belakang, budaya, dan

sifat masing-masing agar komunikasi diantara keduanya berjalan dengan

efektif. Komunikasi dikatakan efektif jika pesan dapat diterima dengan baik

oleh penerima pesan. Jadi untuk memahami perbedaan latar belakang, budaya,

dan sifat tersebut diperlukas sosiologi komunikasi (Syukriadi 2015: 82)

(9)

16

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, kendali arah

perkembangan sosiologi komunikasi ditentukan oleh kemajuan teknologi

komunikasi yang dapat memengaruhi ranah-ranah sosial dan budaya

masyarakat sekitar. (Syukriadi 2013:81)

Menurut Soekanto, sosiologi komunikasi berkaitan dengan public speaking,

yaitu cara seseorang berbicara kepada publik. (Soekanto 2013:374)

a. Objek Sosiologi Komunikasi

Menurut Syukriadi (2015: 81) Sosiologi komunikasi menempatkan

manusia sebagai objek kajian materiilnya, yaitu:

• Manusia sebagai objek materiil dari sosiologi komunikasi, berkaitan dengan aktivitas sosial manusia yang berarti bahwa persoalan manusia

difokuskan pada interaksi sosialnya dengan manusia lainnya dalam

masyarakat.

• Objek formal dari sosiologi komunikasi adalah proses sosial dan komunikasi dalam masyarakat atau interaksi sosial.

• Teknologi komunikasi, media, dan informatika, yang kemajuannya membawa dampak dan perubahan yang besar dalam hampir seluruh

aspek masyarakat. Salah satunya media massa.

• Pengaruh media massa bagi masyarakat tidak bisa terlepas dari kemajuan dan kecanggihan teknologi komunikasi. Efek media massa

ikut membentuk berbagai perubahan dalam masyarakat.

• Telematika dan realitasnya. Membuat sebuah pengaruh membentuk gaya hidup baru, terutama diperkotaan yang semakin cepat dan

dinamis serta cenderung individualis, hedonis, dan profesional.

b. Komunikasi Lintas Budaya

Salah satu komponen dalam sosiologi komunikasi adalah

komunikasi lintas budaya, karena dalam komunikasi lintas budaya ini lebih

menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi antar-pribadi

diantara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan. Komunikasi lintas

budaya dan komunikasi antarpribadi digunakan secara berganti-ganti

(10)

17

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam melakukan komunikasi

dengan orang yang berbeda budaya, menurut Deddy Mulyana (2002: 36)

kita harus menjadi komunikator yang efektif. Untuk menjadi komunikator

yang efektif, seseorang harus memahami proses komunikasi dan

prinsip-prinsip dasar komunikasi yang efektif. Komunukasi yang efektif, khususnya

dengan orang yang berbeda budaya dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Menunda penilaian atas pandangan dan perilaku orang lain karena

penilaian tersebut sering bersifat subjektif. Yaitu jangan membiarkan

stereotip menjebak dan menyesatkan ketika berkomunikasi dengan

orang lain.

b. Berempati dengan mitra komunikasi, berusaha menempatkan diri pada

posisinya dan menggunakan sapaan yang layak sesuai dengan

budayanya.

c. Selalu tertarik kepada orang lain sebagai individu yang unik, bukan

sebagai anggota dari suatu kategori rasial, suku, agama, atau sosial

tertentu.

d. Menguasai bahasa verbal dan nonverbal serta sistem nilai yang mereka

anut.

2.1.8 Teori Kultivasi

Teori Kultivasi (Cultivation Theory) merupakan salah satu teori yang mencoba

menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi (dalam hal ini televisi) dengan

tindak kekerasan. Teori ini bertujuan untuk mengajak orang untuk menilai

penggunaan media mereka dan juga realitas dari dunia yang mereka diami yang

dikontruksi secara sosial.

Analisis Kultivasi membantu menjelaskan implikasi dari kebiasaan menonton,

dan teori ini telah menjadi teori yang begitu populer dalam penelitian komunikasi

massa (West 2008: 94). Teori ini dikemukakan oleh George Gerbner, mantan

Dekan dari Fakultas (Sekolah Tinggi) Komunikasi Annenberg Universitas

Pennsylvania,yang juga pendiri Cultural Environment Movement, berdasarkan

penelitiannya terhadap perilaku penonton televisi yang dikaitkan dengan materi

berbagai program televisi yang ada di Amerika Serikat. (Anonim 3: 2014)

(11)

18

Hal tersebut disebabkan karena keyakinan mereka bahwa “apa yang mereka lihat ditelevisi” cenderung menyajikan banyak acara kekerasan adalah “apa yang mereka yakini terjadi juga dalam kehidupan sehari-hari”. (Syukriadi 2015:228)

Dalam hal ini, seperti Marshall McLuhan, Gerbner menyatakan bahwa televisi

merupakan suatu kekuatan yang secara dominan dapat memengaruhi masyarakat

modern (McLuhan 2001:311). Kekuatan tersebut berasal dari kemampuan televisi

melalui berbagai simbol untuk memberikan berbagai gambaran yang terlihat nyata

dan penting seperti sebuah kehidupan sehari-hari. Televisi mampu memengaruhi

penontonnya sehingga apa yang ditampilkan dilayar kaca dipandang sebagai

sebuah kehidupan yang nyata, kehidupan sehari-hari. Realitas yang tampil

dimedia dipandang sebagai sebuah realitas objektif.

Syukriadi (2015:229) menyebutkan dalam bukunya Sosiologi Komunikasi

disebutkan bahwa teori kultivasi memiliki 2 karakteristik tipe penonton televisi

menurut Gerbner, yaitu:

1. Heavy viewers, mereka yang menonton televisi dari 4 jam setiap harinya

dan disebut “The Television Type”

2. Light viewers, mereka yang menonton televisi 2 jam atau kurang setiap

harinya.

Dari keberadaan heavy viewers itu, Gerbner menjabarkan menjadi 4 sikap yang

berkaitan, yaitu:

1. Melibatkan diri dengan kekerasan, yaitu mereka yang pada akhirnya

terlibat dan menjadi bagian dari berbagai peristiwa kekerasan.

2. Ketakutan berjalan sendiri pada malam hari, yaitu mereka yang percaya

bahwa kehidupan nyata juga penuh dengan kekerasan sehingga timbul rasa

takut terhadap situasi yang memungkinkan terjadinya kekerasan.

3. Terlibat dalam pelaksaan hukum, yaitu mereka yang percaya bahwa masih

banyak orang yang tidak mau terlibat dalam tindakan kekerasan.

4. Kehilangan kepercayaan, yaitu mereka yang sudah apatis tidak percaya

lagi terhadap kemampuan hukum dan aparat yang ada dalam mengatasi

(12)

19 2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang terkait dalam penelitian ini bisa dilihat dari tabel

dibawah ini:

Tabel 2.1

Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang Diteliti

No. Nama Teori Hasil

pada level tinggi, dan Terpaan drama Korea

memiliki hubungan yang cukup kuat dengan

tingkat pengetahuan mahasiswa tentang

budaya korea. Dilihat dari regresi dapat

dikatakan bahwa terpaan drama Korea

berada di posisi yang sama maupun berbeda,

yaitu dominant-hegemonic, negotiated dan

oppositional. Informan perempuan dan yang

berusia remaja pertengahan (SMP, SMA,

dan kuliah tingkat awal) cenderung berada

di posisi dominant-hegemonic, sedangkan

informan perempuan dan laki-laki yang

berusia remaja akhir (kuliah tingkat akhir)

cenderung di posisi negotiated bahkan

(13)

20

• Terdapat hubungan yang kuat antara variabel intensitas tayangan drama

Korea dengan gaya hidup penonton yang

dilihat dari pola tindakan, identitas, dan

fungsi interaksi anggota komunitas

K-Drama Kasus Lovers, isi tayanfan diukur

berdasarkan durasi tayangan dan

frekuensi tayangan.

• Terdapat hubungan yang cukup berarti antara daya tarik tayangan drama Korea

dengan gaya hidup penonton. Semakin

baik data tarik drama tersebut, maka

semakin tinggi pula tingkat perubahan

gaya hidup penonton.

Penelitian-penelitian mengenai efek media massa ataupun mengenai

pengaruh drama Korea sebelumnya memang telah banyak diteliti.

Penelitian-penelitian itu memberikan gambaran efek komunikasi massa dan dari drama

korea dalam berbagai aspek bagi masyarakat luas dan untuk peneliti lain yang

akan melakukan penelitian yang hampir serupa.

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini mengambil

topik yang sama yaitu mengenai dampak drama Korea. Perbedaannya

penelitian ini berhubungan tentang dampak dari adegan romantisme dari

drama Korea tersebut dengan ekspektasi mahasiswi FISKOM universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga dalam berpacaran.

2.3 Kerangka Pikir

Banyaknya produksi drama Korea sampai sekarang ini, hampir seluruh

drama Korea menyuguhkan berbagai adegan romantis yang ditayangkan, terutama salah satu judul drama Korea yang peneliti ambil yaitu “Descendant of the Sun” atau “DOTS”, dari drama korea tersebut terdapat berbagai hal romantis yang ditayangkan sehingga pentonton atau pecinta drama Korea

(14)

21

yang mereka lihat. Hal itu dapat terjadi karena terpaan yang mereka tonton itu

dapat terjadi, sesuai dengan teori Kultivasi dimana teori tersebut menjelaskan

bahwa sebuah tayangan dapat membangun keyakinan yang berlebihan.

Gambar 2.3

Bagan kerangka Pikir Penelitian

2.4 Hipotesis

H0: Tidak terdapat pengaruh dari adegan romantis dalam drama Korea “DOTS”

terhadap ekspektasi mahasiswi dalam berpacaran.

H1: Terdapat pengaruh dari adegan romantis dalam drama Korea “DOTS”

Gambar

Gambar 2.1 Poster Drama Korea “Descendant of the Sun”
Tabel 2.1
Gambar 2.3 Bagan kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARGA MAKMUR.. PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEKERJAAN PENGADAAN ALAT- ALAT KEDOKTERAN UMUM TAHUN

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Menurut komponen ini, siswa dapat menerima keberadaan guru BK, memahami peran dan fungsinya, serta dapat menerima pelajaran yang diberikan guru BK, namun para siswa

yang sangat signifikan antara perilaku asertif dengan kecenderungan menjadi korban. bullying pada siswa MA NU

Irwan Setyawan menyatakan bahwa pada umumnya masyarakat dan juga korban salah tangkap itu sendiri tidak mengetahui adanya ganti kerugian dari negara apabila dikenakan

Kompleks Sepilar terdiri dari dua bagian yang pertama adalah kelompok arca Dwarapala di sepanjang tangga menuju bangunan utama yang oleh sebagian orang

Nutrition data, including enteral and parenteral feeds, were prospectively collected, and 30 months’ corrected age follow-up assessments were completed on 773 infants with extremely

Erase Copy Object Mirror Offset Array Move Rotate Scale Stretch Lengthen Trim Extend Break at Point Break Chamfer Fillet Explode Insert Block External Reference Image Import