ABSTRAK
Frezi Widianingsih*
Dr. H. Hasim Purba,SH.,M.Hum** Zulkifli Sembiring,SH.,MH ***
Perusahaan Listrik Negara (PT.PLN) yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di dalam pelaksanaan kegiatannya terkadang juga membutuhkan kerjasama dengan pihak lain sehingga dibutuhkan perjanjian-perjanjian. Perjanjian pemborongan ini dilaksanakan antara PT.PLN (Persero) selaku pemberi tugas dan pihak swasta selaku pemborong. Tujuan dibuatnya perjanjian pemborongan ini adalah untuk penyeimbangan beban trafo distribusi PT.PLN (Persero). Suatu perjanjian akan membawa kepastian hukum dan menjadi undang-undang bagi pihak yang membuatnya. Perjanjian pemborongan yang dibuat juga harus memperhatikan asas-asas hukum perjanjian yang ada. Dari perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat akan menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi Pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)”. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah perjanjian pemborongan yang dibuat oleh PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel sudah menjamin kepastian hukum, bagaimana penerapan asas itikad baik di dalam kontrak, dan bagaimana penyelesaian permasalahan apabila terjadi sengketa di dalam perjanjian pemborongan pekerjaan antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel.
Penelitian ini dilakukan di PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh menggunakan metode normatif deskriptif, melalui kepustakaan dan penelitian lapangan. Metode kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan materi skripsi dan penelitian lapangan dilakukan dengan cara wawancara dengan pihak PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian pemborongan pekerjaan belum memenuhi kepastian hukum karena anatomi kontrak kurang lengkap yaitu tidak ditandatanganinya kontrak oleh pihak PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh. Itikad baik dalam pelaksanaan kontrak sudah terpenuhi karena tidak ditemukan kendala, namun dari segi hak dan kewajiban masih terdapat ketidakseimbangan dan penyelesaian sengketa diawali dengan musyawarah apabila tidak terjadi kesepakatan maka dilakukan dengan cara arbitrase, apabila masih belum tercapai kesepakatan maka penyelesaian sengketa dilakukan melalui jalur pengadilan.
Kata Kunci: Perjanjian Pemborongan Pekerjaan
*Mahasiswa Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU.
**Dosen Pembimbing I Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU. ***Dosen Pembimbing II Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU.