• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Jenis Penjerap Oksigen dan Karbondioksida pada Penyimpanan Buah Terung Belanda dengan Kemasan Termodifikasi Aktif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Jenis Penjerap Oksigen dan Karbondioksida pada Penyimpanan Buah Terung Belanda dengan Kemasan Termodifikasi Aktif"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Terung Belanda

Buah terung belanda atau dikenal dengan Tamarillo berbeda dibandingkan

terung sayur yang biasa kita makan. Buah terung belanda ini bentuknya seperti

tomat, tetapi lebih lonjong. Warna kulitnya ada yang ungu gelap, merah darah,

atau kuning, dengan garis-garis memanjang yang tidak begitu jelas. Buah terung

belanda mentah berwarna hijau agak abu-abu. Warna ini berubah jadi merah

kecoklatan bila sudah matang. Di dalam buah terdapat daging buah yang tebal,

berwarna merah kekuningan, dibungkus selaput tipis yang mudah dikelupas

(Astawan, 2008).

Buah Tamarillo atau terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk

keluarga Solanaceae. Asal dari buah ini adalah Peru yang masuk ke Indonesia dan

dikembangkan di beberapa daerah seperti Bali, Jawa Barat dan Tanah Karo

Sumatera Utara. Pohon tamarillo mempunyai akar yang dangkal, pohonnya kecil

setengah berkayu, tidak memerlukan perawatan yang sulit dan belum banyak

dibudidayakan secara masal melainkan tumbuh liar di kawasan hutan

(Kumalaningsih dan Suprayogi, 2006).

Terung belanda hidup di daerah pegunungan pada ketinggian 500 hingga

1000 meter di atas permukaan laut dengan suhu 20 - 27 oC. Di dataran rendah,

pohon terung belanda tidak mampu berbunga, sedangkan udara sejuk dapat

mendorong pembungaan. Oleh karena itu, tanaman ini berbuah matang pada

musim dingin di daerah subtropik, dan jika ditanam di daerah tropik buah matang

(2)

Buah terung belanda tidak akan matang setelah dipanen, dan sehingga

harus dipanen saat buah sudah matang penuh . Pemanenan dapat dilakukan

beberapa kali sepanjang musim panen, yang lamanya 5-7 bulan atau lebih. Cara

pemanenannya adalah dengan cara dipetik, karena tangkai buah mudah sekali

patah di bagian lapisan absisinya yang berada 3,5-5 cm dari pangkal buahnya.

Produksi buah terung belanda di brazil menghasilkan 20-30 kg buah per tanaman

per tahun. Produksinya di Selandia Baru juga hampir sama, sedangkan hasil

komersial umumnya 15-17 ton/ha. Pohon terung belanda ini dapat memberikan

hasil yang baik selama 11-12 tahun, tetapi umumnya menurun setelah berumur

5-6 tahun (Wikipedia 1, 2009).

Komposisi Kimia Buah Terung Belanda

Buah terung belanda merupakan buah yang mempunyai kandungan gizi dan

vitamin yang sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia seperti antosianin,

karotenoid, vitamin A, B6, C dan E serta kaya akan zat besi, potassium dan serat.

Buah terung belanda mempunyai kandungan sodium yang rendah. Rata-rata buah

terung belanda mempunyai kalori kurang dari 40 kalori (± 160 kilojoule).

(3)

Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Terung Belanda/100 gram1)

Kandungan Nutrisi Jumlah

Vitamin A (mg) 540 – 5600 Vitamin B1 (mg) 0.03 – 0.14 Vitamin B2 (mg) 0.01 – 0.05 Vitamin B6 (mg) 0.01 – 0.05 Vitamin C (mg) 15 – 42

Vitamin E (mg) 2

Niacin (mg) 0.3 – 1.4 Kalsium (mg) 6 – 18 Phosphorus (mg) 22 – 65 Magnesium (mg) 16 – 25 Besi (mg) 0.3 – 0.9 Seng (mg) 0.1 – 0.2 Protein (g) 1.4 – 2

1)

Sumber : Clinical handbook, NZ Dietetic Assoc. Inc (1995) dalam Kumalaningsih dan Suprayogi(2006)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respirasi

Proses metabolik yang terpenting sesudah panen adalah respirasi yang

meliputi perombakan substrat yang lebih besar. Respirasi merupakan pemecahan

bahan-bahan kompleks dalam sel, seperti gula dan asam-asam organik menjadi

molekul sederhana seperti karbon dioksida dan air, bersamaan dengan

terbentuknya energi dan molekul lain yang dapat digunakan sel untuk reaksi

sintesa. Aktivitas metabolik ini bersifat katabolik yang merugikan, melainkan bisa

menguntungkan seperti sintesa pigmen, enzim dan senyawa lain khususnya

perubahan-perubahan yang terjadi selama pemasakan (Winarno, 1993).

Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ketersediaan

substrat, ketersediaan oksigen, suhu serta tipe dan umur tumbuhan. Tersedianya

substrat pada makanan merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.

(4)

yang rendah pula. Demikian sebaliknya jika substrat yang tersedia cukup banyak

maka laju respirasi akan meningkat. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi

laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing

spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi

normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju resprasi,

karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih

rendah dari oksigen yang tersedia di udara (Pradana, 2008).

Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan

faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap

kenaikan suhu sebesar 10 0C, namun hal ini tergantung pada masing-masing

spesies. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme,

dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada

masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih

tinggi dibandingkan tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan

yang sedang dalam masa pertumbuhan (Pradana, 2008).

Pengaruh Oksigen Pada Kerusakan Buah

Menurut Pantastico (1993), konsentrasi oksigen yang rendah akan

menurunkan laju respirasi dan oksidasi substrat menurunkan pematangan dan

sebagai akibatnya umur komoditi menjadi lebih panjang, perombakan klorofil

tertunda, produksi C2H4 rendah, laju pembentukan asam askorbat berkurang dan

perbandingan asam-asam lemak tak jenuh berubah . Ketersediaan oksigen akan

mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi

masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang

(5)

respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi

jauh lebih kecil dari oksigen yang tersedia di udara (Pradana, 2008).

Setiap hasil tanaman mempunyai ketahanan sendiri-sendiri terhadap

oksigen, apabila oksigen dalam udara lebih dari 5% kebanyakan buah-buahan

ketahanannya kurang sehingga akan mengalami kerusakan. Beberapa

buah-buahan bahkan kadar oksigen lebih rendah telah mengalami kerusakan, seperti

buah jeruk kerusakan sudah berlangsung pada kadar oksigen sekitar 3%,

kerusakan buah apel sudah berlangsung pada kadar oksigen di bawah 1%

(Kartasapoetra, 1994).

Manfaat Buah Terung Belanda

Ditinjau dari aspek fungsionalnya ternyata buah terung belanda

mempunyai khasiat yang cukup besar dan sangat unggul sebagai sumber

antioksidan alami. Seperti telah diketahui bahwa manfaatnya adalah untuk

meluruhkan zat radikal. Buah terung belanda banyak mengandung

senyawa-senyawa seperti beta karoten, antosianin dan serat, disamping itu mengandung

vitamin A, vitamin E, vitamin C, vitamin B6 dan kalsium. Di antara antioksidan

di atas, beta karoten mempunyai peranan yang sangat penting karena paling tahan

terhadap serangan radikal bebas (Kumalaningsih dan Suprayogi, 2006).

Mineral penting seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga

dan memelihara kesehatan. Serat yang tinggi di dalam buah terung belanda

bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit. Buah terung belanda

mengandung antosianin yang termasuk kedalam golongan flavonoid yang

(6)

belanda bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit/konstipasi

(Wikipedia 2, 2010).

Etilen

Etilen adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh (C2H4) yang pada suhu

kamar berbentuk gas. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya

perubahan-perubahan penting dalam proses pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil

pertanian. Etilen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan sendirinya

dapat memacu pematangan pada sekumpulan buah yang diperam

(Moeljadie, 2011).

Produksi etilen erat hubungannya dengan aktivitas respirasi, yaitu

banyaknya penggunaan oksigen pada kehidupannya, karena itu apabila produksi

etilen banyak maka biasanya aktivitas respirasi meningkat dengan ditandai oleh

pengunaan oksien oleh tanaman. Namun pemacuan aktivitas respirasi oleh etilen

mempunyai sifat yang berbeda pada tanaman klimaterik dan non klimaterik. Pada

tanaman klimaterik, tidak banyak oksigen yang diserap untuk respirasi, sedangkan

pada buah non klimaterik, makin tinggi produksi etilen, aktivitas respirasi

semakin meningkat, yang ditandai dengan makin banyaknya oksigen yang diserap

(Kartasapoetra, 1994).

Etilen dapat memberi pengaruh negatif terhadap produk segar, karena

etilen akan mempercepat proses pematangan pada produk seperti pisang dan

tomat, sehingga produk menjadi cepat busuk, tetapi jika digunakan pada produk

seperti jeruk, maka akan dapat menghilangkan warna hijau (degreening), sehingga

dihasilkan jeruk dengan warna yang merata dan penampilan yang lebih menarik.

(7)

produk segar, sehingga etilen harus disingkirkan dari lingkungan penyimpanan,

karena dalam jumlah yang sedikit sudah dapat menurunkan mutu dan masa

simpan produk, dapat meningkatkan laju respirasi sehinga akan mempercepat

pelunakan jaringan dan kebusukan pada buah, mempercepat degradasi klorofil

yang kemudian akan menyebabkan kerusakan-kerusakan pasca panen lainnya

(Julianti dan Nurmiah, 2006).

Bahan Penjerap Etilen

Zeolit

Zeolit merupakan senyawa kristalin alumino silikat terhidrasi dengan

kerangka tiga dimensi yang berpori. Pada pori zeolit biasanya diikat kation-kation

untuk menstabilkan muatan zeolit serta sejumlah molekul air. Ion-ion tersebut

dapat dipertukarkan dengan ion sejenis, sehingga memungkinkan zeolit memiliki

kemampuan melakukan pertukaran ion (Sunarya, 2009). Kation yang terdapat

pada zeolit adalah kation natrium, kalium, dan barium. Zeolit memiliki struktur

molekul yang unik, yaitu atom silikan dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehinga

membentuk semacam jaringan dengan pola yang teratur (Kusnaedi, 2010).

Menurut proses pembentukannya, zeolit dapat digolongkan menjadi 2

kelompok, yaitu zeolit alam dan zeolit sintesis. Zeolit alam terbentuk karena

proses perubahan alam dari batuan vulkanik tuf, sedangkan zeolit sintesis

direkayasa oleh manusia secara kimiawi. Zeolit sintesis dapat diproduksi dengan

cara hidrotermal dan kebanyakan diproduksi di bawah kondisi tidak seimbang,

akibatnya zeolit yang dihasilkan merupakan bahan metalabil (mudah berubah)

(8)

Zeolit merupakan salah satu bahan kekayaan alam yang sangat bermanfaat

bagi industri kimia di Indonesia. Zeolit alam sudah banyak dipergunakan sehingga

jumlahnya semakin berkurang.Umumnya zeolit alam digunakan untuk pupuk,

penjernih air, dan untuk dimanfaatkan sebagai katalis dan adsorben

(Kusnaedi, 2010).

Arang aktif

Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang

sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing- masing berikatan

secara kovalen. Permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain komposisi dan

polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur

pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif,

mengakibatkan luas permukaan semakin besar, dengan demikian kecepatan

adsorpsi bertambah (Fatta, 2011).

Aktivitas arang (karbon) bertujuan untuk memperbesar luas permukaan

arang dengan membuka pori-pori yang tertutup, sehingga memperbesar kapasitas

penjerap. Daya aborbsi arang aktif disebabkan karena arang mempunyai pori-pori

dalam jumlah yang besar, dan absorbs akan terjadi karena adanya perbedaan

antara permukaan arang dan zat yang diserap (Ketaren, 1986).

Arang aktif terbagi atas 2 tipe yaitu arang aktif sebagai pemucat dan arang

aktif sebagai penyerap uap. Arang aktif sebagai pemucat biasanya berbentuk

serbuk yang sangat halus digunakan dalam fase cair. Umumnya arang aktif

berfungsi untuk memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan

bau yang tidak diharapkan dan membebaskan pelarut dari zat – zat pengganggu

(9)

diperoleh dari serbuk – serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan

baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah. Arang

aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat

keras. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase gas yang berfungsi

untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada pemisahan dan pemurnian

gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata

atau bahan baku yang mempunyai struktur keras (Fatta, 2011).

KMnO4 (Kalium Permanganat)

Kalium permanganat merupakan senyawa yang memiliki oksigen dan juga

ikatan kovalen yang berfungsi mengikat unsur di sampingnya dan ini merupakan

salah satu fungsionalnya yang bisa berperan di dalam pemecahan masalah sesuatu

contohnya pada pemecahan etilen. Kalium permanganat (KMnO4) dapat

digunakan untuk menghambat pematangan buah. Kalium permanganat digunakan

bersifat oksidator kuat karena daya oksidasinya kuat, maka KMnO4 dapat

mengoksidasi etilen (Junaidi, 2008).

KMnO4 (kalium permanganat) merupakan oksidator yang kuat dan mudah

bereaksi dengan apa saja, tergantung pH larutannya, sehingga kekuatan

oksidatornya juga sangat dipengaruhi oleh pH. KMnO4 mengoksidasi etilen

menjadi etanol dan asetat dan dalam proses akan terjadi perubahan warna yaitu

dari ungu menjadi cokelat, menunjukkan adanya penjerapan etilen. Dalam

prakteknya, kalium permanganat tidak bisa kontak dengan makanan karena

(10)

Penyimpanan dengan Kemasan Termodifikasi Aktif

Tujuan penyimpanan adalah untuk mengontrol permintaan pasar tanpa

menimbulkan banyak kerusakan atau penurunan mutu. Fasilitas penyimpanan

diperlukan bila produksi buah meningkat. Penyimpanan dapat di bagi menjadi dua

bagian, yaitu penyimpanan buah secara alami dan penyimpanan yang

menggunakan sarana-sarana tertentu . Penyimpanan secara alami dilakukan

apa adanya tanpa menggunakan sarana-sarana atau perlakuan tertentu.

Penyimpanan buah secara alami ini masih dilaksanakan di India. Buah

pisang yang sedang berbuah dan cukup tua tidak di panen, tetapi

pohonnya dipindahkan dan di tanam lagi di tempat lain dengan cara akar-akarnya

dipotong terlebih dahulu sehingga keperluan air dan zat hara berkurang. Cara

penyimpanan ini sangat ekonomis dan hasilnya dapat matang sempurna.

Penyimpanan menggunakan sarana-sarana tertentu di bagi menjadi 4 macam

yaitu penyimpanan pada suhu rendah, pelapisan lilin, KMnO4, CaCl2

dan penyimpanan pada plastik bertekanan rendah

(Suyanti dan Supriyadi, 2008).

Saat ini permintaan konsumen akan kemasan bahan pangan adalah

kemasan yang ramah lingkungan, dan alami. Industri-industri pengolahan pangan

juga berusaha untuk meningkatkan masa simpan dan keamanan dari produk.

Teknologi pengemasan bahan pangan yang modern mencakup pengemasan

atmosfir termodifikasi (Modified Atmosfer Packaging/MAP), pengemasan aktif

(Active Packaging) dan Smart Packaging, bertujuan untuk semaksimal mungkin

meningkatkan keamanan dan mutu bahan sebagaimana bahan alaminya

(11)

Proses penyimpanan dengan udara terkendali (UT) merupakan metode

penyimpanan penting pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Cara ini bila

dikombinasikan dengan pendinginan, dengan nyata menghambat kegiatan

respirasi, dan dapat menunda pelunakan, penguningan, perubahan-perubahan

mutu, dan proses-proses pembongkaran lainnya dengan mempertahankan

atmosfer yang mengandung lebih banyak karbon dioksida dengan lebih sedikit

oksigen dari pada dalam udara biasa ( Pantastico, 1993).

Modified Atmosphere Packaging (MAP) adalah cara penyimpanan dengan

konsentrasi oksigen lebih rendah dan konsentrasi karbondioksida lebih tinggi di

banding normal yang di capai melalui kemasan. Ada dua tipe Modified

Atmosphere Packaging (MAP) yaitu, Modified Atmosphere aktif dan Modified Atmosphere pasif. Modified Atmosphere aktif yaitu penyimpanan dengan

modifikasi atmosfir di mana udara di dalam kemasan awalnya dikontrol dengan

menarik semua udara dalam kemasan kemudian di isi kembali dengan udara dan

konsentrasinya diatur sehingga keseimbangan langsung dicapai. Modified

Atmosphere pasif yaitu keseimbangan antara oksigendan karbondioksida

diperoleh melalui pertukaran udara dalam kemasan (mengandalkan permeabilitas

kemasan) (Zagory dan Kader, 1988).

Penggunaan Kemasan Film

Polietilen densitas rendah (LDPE= Low Density Polyethylene) dihasilkan

dengan cara polimerisasi pada tekanan tinggi, mudah di kelim dan harganya

murah. Plastik ini mempunyai kekuatan terhadap kerusakan dan ketahanan untuk

(12)

mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik. Sifat-sifat plastik

polietilen adalah tembus pandang (transparan), bersih dan jernih, tahan terhadap

suhu tinggi (300 °C) , permeabilitasnya terhadap uap air dan gas rendah, tahan

terhadap pelarut organik seperti asam-asam organik dari buah-buahan

(Julianti dan Nurminah, 2006).

Permeabilitas film akan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan hal ini

perlu diperhitungkan dengan teliti sebelum memilih jenis film kemasan yang akan

digunakan. Dalam beberapa hal peningkatan permeabilitas ini diinginkan,

misalnya pada produk-produk yang berespirasi, yaitu untuk mencegah terjadinya

respirasi anaerob (Julianti dan Nurminah, 2006).

Penelitian Sebelumnya

Penelitian Duha (2011), tentang penggunaan jenis penjerap oksigen dan

karbondioksida pada penyimpanan atmosfer termodifikasi aktif buah terung

belanda menunjukkan bahwa jenis penjerap O2 dan CO2 memberikan pengaruh

terhadap mutu buah terung belanda selama penyimpanan. Jenis penjerap O2

berupa asam askorbat dan penjerap CO2 berupa Ca(OH)2 dapat mempertahankan

mutu buah terung belanda selama 20 hari penyimpanan .

Penelitian Siagian (2009), menunjukkan bahwa jenis penjerap etilen

memberikan pengaruh terhadap mutu buah pisang barangan yang disimpan

dengan sistem kemasan atmosfir ermodifikasi aktif. Jenis penjerap KmnO4 dapat

mempertahankan mutu buah pisang barangan selama penyimpanan 15 hari.

Penelitian Rangkuti (2010), menunjukkan bahwa, penyimpanan dengan udara

terkendali dapat mempertahankan mutu buah terung belanda selama penyimpanan

Gambar

Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Terung Belanda/100 gram1)

Referensi

Dokumen terkait

Next, structure is observed subdividing interior space; first, where the subdivided spaces accommodate similar functions and are perceived as being part of a larger space, and

[r]

UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN SAGARANTEN SEKOLAH DASAR NEGERI ………. Akreditasi

In a building with perimeter structure that does not exclude natural light, structure relates to light in one of four modes – as a source of light where, for example, light

3000 metric ton pupuk Phosphate kepada pihak ketiga tanpa B/L. Memerhatikan secara cermat analisis Derry Firmansyah terhadap Putusan 1887, menurut hemat Penulis, hakim dalam

Sehubungan dengan hal tersebut, kondisi pertambakan di Kabupaten Sidoarjo, khususnya yang berdekatan dengan lokasi semburan lumpur Lapindo memiliki potensi untuk tercemar oleh

Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor potensial yang terdapat di Kabuapten Gianyar tahun 2011-2015 adalah: 1) sektor industri pengolahan, 2) sektor

Terapi DBD dikatakan tepat obat jika pemilihan analgetik-antipiretik merupakan drug of choice yang sesuai dengan pedoman dari WHO “Comprehensive Guidelines for