• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAK Pengawasan Tahap II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAK Pengawasan Tahap II"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGADAAN JASA PENGAWASAN

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

1. PENDAHULUAN

A. Umum

1. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis di lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan tertib administrasinya.

2. Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh penyedia jasa konsultan pengawasan yang kompeten, dan dilakukan secara penuh

waktu dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.

3. Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasai pekerjaan konstruksi, dari segi masukan, proses dan produk kegiatan

4. Kinerja pengawasan lapangan sangat ditentukan oleh kualitas komitmen dan intensitas pengawasan, serta yang secara menyeluruh dapat melakukan kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.

B. Latar Belakang

Sesuai DIPA Tahun Anggaran 2014 Pengadilan Tata Usaha Negara Serang akan melakukan pembangunan gedung kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Tahap II, karena pada pembangunan gedung kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Tahap I masih berbentuk pondasi konstruksi (struktur) sehingga diperlukan pembangunan gedung kantor Tahap II.

Setiap bangunan negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis yang layak dari segi mutu,biaya dan kriteria administrasi.

Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan negara dan prasarana lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan perencanaan teknis yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional .

Dengan demikian untuk mencapai hasil yang maksimal dari pekerjaan Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Tahap II sangat diperlukan pengawasan yang baik dalam pelaksanaannya, sehingga Pengadilan Tata Usaha Negara Serang perlu bekerjasama dengan pihak konsultan pengawas untuk melaksanakan Pengawasan pekerjaan tersebut agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Pengawas yang memuat masukan, azas, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam petaksanaan tugas pengawasan.

2) Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Pengawas dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai KAK ini.

(2)

2 3. SASARAN

Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Tahap II

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Pengguna Jasa adalah : Pengadilan Tata Usaha Negara Serang

Nama PPK : Moris Fernando Hendranata, SH.

Alamat : Jl. KH. Sokhari No. 21, Sumur Pecung, Serang

5. SUMBER PENDANAAN

A. Biaya Pengawasan

1) Untuk pelaksanaan pekerjaan Pengawasan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp 180.437.000,- (seratus delapan puluh juta empat ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah) dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :

a. Untuk pekerjaan standar berlaku maksimum sesuai yang tercantum dalam tabel A1, tabel B1 dan tabel D,

b. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang bulan dan biaya langsung yang dapat diganti, sesuaii dengan ketentuan billing rate yang berlaku,

c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a dan b diatas adalah dipisahkan antara bangunan standar dan non standar dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf,

d. Besarnya biaya konsultan Pengawas merupakan biaya tetap dan pasti,

e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan pengawasan yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas.

2) Biaya pekerjaan pengawasan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :

a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang, b. materi dan penggandaan laporan,

c. pembelian bahan dan ATK

d. pembelian dan atau sewa peralatan, e. sewa kendaraan, dan kantor

f. biaya rapat-rapat,

g. perjalanan (lokal maupun luar kota), h. jasa dan overhead Pengawasan, i. pajak dan iuran daerah lainnya.

3) Pembayaran biaya Konsultan Pengawas adalah berdasarkan prestasi kemajuan pekerjaan pengawasan.

B. Sumber Biaya

Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan dibebankan pada : DIPA Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Tahun Anggaran 2014 Nomor : SP DIPA-005.01.2.689313/2014 tanggal 5 Desember 2013;

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

(3)

3 B. Lokasi Kegiatan : Jalan Syeh Nawawi Al Bantani Serang

C. Data Lokasi / Informasi :

1) Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan Pengawas harus mencari sendiri informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.

2) Konsultan Pengawas harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pembuat Komitmen maupun yang dicari sendiri, Kesalahan pengawasan/ kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari konsultan Pengawas.

3) Informasi pengawasan antara lain : a. Dokumen pelaksanaan yaitu :

i. Gambar-gambar pelaksanaan, ii. Rencana Kerja dan Syarat-syarat,

iii. Berita Acara Aanwijzing sampai dengan penunjukan Pemborong,

iv. Dokumen Kontrak Pelaksanaan/Pemborongan.

b. Bar Chart dan S-Curve serta Net Work Planning dari pekerjaan yang dibuat oleh Pemborong (setelah disetujui).

c. Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengawasan.

d. Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk pekerjaan pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak pengawasan mutu pekerjaan, dll.

e. Informasi lainnya. 4) Program alih teknologi.

5) Staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.

Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

7. LINGKUP PEKERJAAN

A. Lingkup Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya teknis Pembangunan

Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis

Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

B. Lingkup Pekerjaan tersebut antara lain adalah:

1) Memeriksa dan mempelajari kondisi lahan dan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.

2) Mengawasi dan menyetujui pemakaian bahan, peralatan, tenaga kerja, dan metoda dan produk pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, mutu dan biaya pekerjaan konstruksi.

3) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.

4) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.

5) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh Pemborong.

6) Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan, serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.

(4)

4

8) Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As-Built Drawings) sebelum serah terima pertama.

9) Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima pertama, mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan laporan akhir pekerjaan pengawasan.

10) Bersama konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.

11) Membantu pengelola satuan kerjadalam menyusun dokumen untuk kelengkapan pendaftaran gedung sebagai bangunan gedung negara. 12) Membantu pengelola satuan kerja mengurus IPB (Ijin Penggunaan

Bangunan) dan Pemerintah Daerah setempat.

C. TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN

1) Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.

2) Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :

a. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan/ pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.

b. Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang berlaku, baik kualitas dan kuantitas Tenaga Ahli maupun laporan-laporan yang disyaratkan.

c. Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.

3) Penanggung jawab profesional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli profesionall pengawasan yang terlibat.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

 Jangka waktu pelaksanaan Pengawasan diperkirakan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender/ mengikuti selama pelaksanaan Konstruksi Fisik berlangsung, terhitung sejak terbit SPMK.

9. TENAGA AHLI

(5)

5

No. JABATAN KEAHLIAN JML

(org) KUALIFIKASI

PENGALAMAN MINIMAL A. TENAGA AHLI

1.

2.

Team Leader/Koordinator Pengawas

Pengawas Lapangan : a. Pengawas - 1 b. Pengawas - 2

Site Engineering/ Ahli Teknik Sipil Arsitektur Struktur 1 1 2 S1 S1 S1 3 tahun

2 tahun 2 tahun

C. TENAGA PENDUKUNG

1. 2. 3. 4. Sekretaris/Administrasi Drafter/AutoCad Operator Komputer Driver 1 1 1 1 S1 D3 D3 SMA

1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat tenaga ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.

10. K E L U A R A N

10.1. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :

A. Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang penting dari Kepala Satuan Kerja, Kontaktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.

B. Laporan harian, berisi keterangan tentang : 1. Rencana kerja harian/Metoda

2. Shop Drawing 3. Tenaga Kerja,

4. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak, 5. Alat-alat,

6. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan, 7. Waktu pelaksanaan pekerjaan.

8. Laporan testing dan commisioning

C. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian. D. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran.

F. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah Kurang.

G. Gambar-gambar sesuai dengan Pelaksanaan (as-built drawings) dan Manual Peralatan - peralatan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.

H. Laporan rapat di lapangan (site meeting) dan weekly instruction/weekly request.

J. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan realisasi Time Schedule yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.

K. Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung negara lengkap dengan lampiran - lampirannya.

(6)

6 10.2. K R l T E R I A

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas pada Kerangka Acuan Kerja ini harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut : A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN

Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

B. PERSYARATAN OBYEKTIF

Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.

C. PERSYARATAN FUNGSIONAL

Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan komitmen dan profesionalisme yang tinggi, sebagai konsultan Pengawas yang secara fungsional dapat mendorong peningkatan kinerja kegiatan.

D. PERSYARATAN PROSEDURAL

Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA

Selain kriteria umum diatas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku, antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan satuan kerjayang bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.

2. Yang termuat dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

3. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

4. Standar dan Pedoman Teknis yang berlaku di bidang penyelenggaraon bangunan gedung.

10.3. PROSES PEKERJAAN PENGAWASAN

A. U M U M

Konsultan Pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh Pengelola Satuan Kerja agar fungsi dan tanggung jawab konsultan Pengawas dapat terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh Satuan Kerja.

B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL KONSULTAN PENGAWAS

Konsultan Pengawas harus membuat uraian satuan kerja secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi di lapangan, yang secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan.

a. Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.

(7)

7

2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan.

a. Melaksanakan tugas pengawasan secara umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi satuan kerja- satuan kerjapernbangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis dapat terlaksana sampai dengan serah terima kedua pekerjaan fisik.

b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas bahan atau komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan serta tenaga kerja

selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau di workshop tempat Kerja lainya.

c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan dapat dipenuhi minimal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

d. Memberikan masukan/pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh pada persyaratan kontrak, yang mana perubahan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja.

e. Memberikan petunjuk, perintah dan persetujuan mutu bahan, sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dimana perubahan tersebut dapat langsung disampaikan kepada Pemborong, dengan pemberitahuan tertulis serta tembusan pemberitahuan kepada Pengelola Kegiatan.

f. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Pemborong dalam mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pemba-ngunan.

3. Konsultasi.

a. Melakukan konsultasi denganKepala Satuan kerja untuk membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.

b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya dua kali dalam sebulan, dengan Kepala Satuan Kerja Sementara, Perencana dan Pemborong dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.

c. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap mendesak.

4. L a p o r a n.

a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologis kepada Kepala Satuan Kerja, mengenai volume, prosentase dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pemborong.

b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.

c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja, alat yang digunakan, dan mutu hasil pelaksanaan.

d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh

Pemborong terutama yang mengakibatkan tambah atau

berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh Pemborong (Shop Drawings).

5. Dokumen.

a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.

(8)

8

c. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita Acara kemajuan pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta keperluan pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.

d. Memeriksa as built drawing yang dibuat oleh pemborong

10.4. PROGRAM KERJA

A. Sebelum melaksanakan tugasnya, konsultan Pengawas harus segera menyusun :

1. Program kerja, termasuk jadual satuan kerja secara detail. 2. Alokasi tenaga ahli yang lengkap (disiplin dan jumlahnya).

Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan Pengawas harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja

3. Konsep penanganan pekerjaan pengawasan Satuan kerja.

B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan Pengawas dan mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Teknis Satuan Kerja.

11. PELAPORAN

Laporan Konsultan Pengawas diminta : 1) Buku Harian

2) Laporan Mingguan 3) Laporan Bulanan

4) Laporan Akhir (ST-1 dan ST-2)

12. PENUTUP

A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.

B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.

Dibuat di : Serang

Referensi

Dokumen terkait

muda dengan alasan itu adalah adat dalam keluarga yang sudah turun – temurun dan sudah tidak bisa ditentang lagi.” Kebanyakan orang tua yang ada di Desa Dapenda

Standart Methods For Examination of Water , Sixteenth edition,port city press, united sate amerika..

Ke- tika ditanya tentang kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran se- lama pelaksanaan tindakan dengan media teks bacaan, guru menjawab bahwa

yaitu teknik pemanasan, teknik pernapasan, teknik membunyikan perkusi (bass drum, snare drum, hi hat), teknik scratch ( electric scratch, vocal scratch, granulizer,

Banyak pengobatan yang disediakan dalam ilmu kesehatan dan tergantung mana yang anda yakin terbaik untuk dipilih, tapi disebalik itu semua juga jangan

bertujuan untuk mengetahui arduino dapat digunakan dengan baik atau

Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir.. Tim Penulis

Teori bela-jar Thordike menyebutkan bahwa bela-jar memerlukan adanya latihan (law of exercise). Siswa perlu berlatih menga-jukan pertanyaan, menjawab, dan