II-28
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Dan Kedudukan Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli
Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli berdiri pada tahun 1963 atas prakarsa VEM, sebuah organisasi keagamaan yang berasal dari Jerman bekerjasama dengan Gereja BNKP yang ada di Kabupaten Nias. Rumah sakit ini dibangun pertama kali beralamat di Jalan Yos Sudarso Gunungsitoli dengan konstruksi bangunan dari kayu yang dikenal oleh masyarakat Nias sebagai Rumah Sakit Lama. Pada saat itu rumah sakit ini dilayani oleh seorang dokter yaitu Dr. Thomson dibantu oleh istrinya yang juga seorang dokter dan beberapa perawat yang merangkap melakukan semua tindakan medis yang dibutuhkan masyarakat diantaranya menyelenggarakan bedah umum, operasi mata, operasi tulang, dan THT. Hal tersebut dapat dilaksanakan karena rumah sakit telah dilengkapi peralatan yang cukup canggih untuk saat itu, diantaranya sudah memiliki instrumen yang lengkap, bahkan sudah memiliki pesawat X-Ray yang keseluruhannya merupakan hibah dari Jerman.
PII (Poli Ibu dan Anak), farmasi, laboratorium, ruang rawat inap (terdiri dari Sal Laki-laki, Sal Perempuan dan Sal Persalinan) dan ruang isolasi (khusus untuk penyakit menular). Dilanjutkan dengan bangunan permanen untuk pembangunan kantor.
Pada tahun 1965 pemilik Rumah Sakit Umum Gunungsitoli (pihak BNKP) tidak mampu lagi meneruskan kegiatan Rumah Sakit sehingga diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Nias. Adapaun daftar nama pimpinan RSUD Gunungsioli dari awal sampai dengan sekarang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Daftar Pimpinan RSUD Gunungsitoli
No Nama Masa Jabatan
1 dr. THOMSON 1964 s/d 1972
2 dr. HADI ABEDNEGO 1972 s/d 1975
3 dr. HELAARO DAELI,Sp. OG 1975 s/d 1977 4 dr. LC. SIMANJUNTAK 1977 s/d 1981
5 dr. BAMBANG 1981 s/d 1983
6 dr. HELAARO DAELI,Sp. OG 1983 s/d 1997 7 dr. EFORI GEA, Sp. A 1997 s/d 2001
8
dr. YULIANUS MENDROFA, MARS
2001 s/d sekarang Sumber ; RSUD Gunungsitoli
II-3
BRR, maka disepakati Revitalisasi dan Rekonstruksi Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli yang dilaksanakan melalui pengembangan Fasilitas (pembangunan/konstruksi dan peralatan medis), Pengembangan SDM (Program Beasiswa 12 dokter PNS telah disekolahkan di UGM untuk menjadi dokter spesialis, sehingga sekitar tahun 2011-1012 RSUD Gunungsitoli akan memiliki dokter, spesialis-dokter, spesialis tetap yaitu spesialis penyakit dalam, kebidanan, anak, bedah, anestesi, THT, patologi, radiologi, neurologi dan mata). Selain itu dilaksanakan juga pengembangan kapasitas SDM melalui program pelatihan perawat di Alexandria Hospital dan Changi Hospital di Singapura.
Sementara itu untuk pengembangan manajemen RS, BRR bekerjasama dengan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK)-Fakultas kedokteran UGM untuk memperbaiki kinerja organisasi dan manajemen RSUD Gunungsitoli. Dalam hal ini Pengembangan Manajemen Rumah Sakit (Pembenahan Manajemen Operasional, Manajemen Layanan, Manajemen Aset) dan Pengembangan Sistem ( Informasi-Rekam Medis, Manajemen Obat-obatan, Manajemen Limbah).
Pembangunan fisik berdasarkan master plan baru RSU Gunungsitoli dilaksanakan dalam empat tahap melalui mekanisme “basket funding” dengan
sumber pendanaan yang berbeda dan masing-masing tahap dibangun setelah donor memberikan dananya. Keempat tahap ini terdiri dari Mercy Malaysia (USD 1 Juta), RRC (USD 1,5 Juta) melalui mekanisme RANTF (Recovery Aceh Nias Trust Fund) BRR, Pemerintah Jepang (USD 5 Juta) dan Singapore Red Cross (
USD 4 Juta).
II-4
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Gunungsitoli Sumber: RSUD Gnungsitoli
Direktur RSUD
Ka. Sub. Bag. Evaluasi & Pelaporan
Yusdiaman Harefa,
Ka. Sie. Perencanaan & Program
Yuntriman
Kepala Bidang Pelayanan
dr. Yudika K.
Kepala Bidang Program & SDM
Ismed Amazihono,
Kepala Bidang Pemelliharaan dan Teknologi Kedokteran
Yafeti J. Mendrofa, SKM
Ka. Sie. Pengembangan SDM & Akreditasi
Asni Rawati Daeli,
Ka. Sie. Medik
Kristian Lase, AMK
Ka. Sie. Perawatan
Ramilia Lase, AMK
Ka. Sie. Pemeliharaan Sarana & Prasarana Medik & Non Medik
Ka. Sie. Informasi & Teknologi
Kedokteran
Rawat Jalan dr. Fatolosa P,
Rawat Inap dr. Albertinus F.