• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Konsumen Terhadap Kegiatan Pemasaran Yang Dilakukan Agen Asuransi (Studi Pada AJB Bumiputera 1912)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Konsumen Terhadap Kegiatan Pemasaran Yang Dilakukan Agen Asuransi (Studi Pada AJB Bumiputera 1912)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia yang

bersumber dari keinginan untuk mengatasi ketidakpastian (uncertainty) yang

dapat menimbulkan ancaman bagi setiap pihak, baik sebagai pribadi maupun

sebagai pelaku bisnis.1

1 .Pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan cara memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (finansial). Jadi, berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkenaan dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko.

Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik

oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia.

Melihat dari banyaknya kebutuhan usaha dan kegiatan dibidang

perasuransian perlu terlebih dahulu untuk diketahui bahwa asuransi memiliki

beberapa pengertian baik dari sudut pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial, itu

berarti bisa empat defenisi bagi asuransi.

2 .Sudut pandang hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung. Jadi, tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil.

3 .Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/ menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga yang kegiatannya menghimpun dana (berupa premi) dari masyarakat yang

1

(2)

kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi (perusahaan).

4 .Sudut pandang sosial, asuransi didefenisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Karena kerugian tidak pasti akan terjadi pada setiap anggota, maka anggota yang tidak pernah mengalami kerugian dari sudut pandang sosial merupakan penyumbang terhadap organisasi. Hal itu berarti kerugian anggota dipikul bersama.2

Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga,

dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian, atau dalam

menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Walaupun banyak metode

untuk menangani risiko, namun asuransi merupakan metode yang paling banyak

dipakai. Asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap

risiko yang dihadapi perorangan maupun risiko yang dihadapi perusahaan.3

1. Resiko Murni (Pure Risk)

Resiko itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa bagian utama :

Resiko murni atau Pure Riskdalam hal ini dapat dipahami sebagai sebuah kondisi di mana kemungkinan peluang terjadinya resiko lebih dominan dibandingkan dengan peluang terjadinya keuntungan. Atau, bisa juga dipahami bahwa ada ketidakpastian terjadinya kerugian dimana pada saat itu hanya terdapat peluang untuk rugi.

Dalam konteks ini, resiko murni atau pure risk lebih mengarah kepada suatu peristiwa, yaitu apabila resiko tersebut benar-benar terjadi maka akan berdampak pada suatu kerugian.

2. Resiko Spekulatif(Speculative Risk)

Lebih bertalian dengan terjadinya dua bentuk kemungkinan, di mana keduanya sama-sama memiliki posisi dominan, yaitu kemungkinan bisa terjadinya berupa finansial dan peluang terjadinya keuntungan.

3. Individual Risk (Resiko Individu)

Resiko individu dalam hal ini, lebih bertalian dengan resiko yang kapan saja bisa terjadi dalam kehidupan keseharian, terkait dengan ketidakpastian.4 Meskipun keberadaan asuransi sendiri merupakan salah satu bentuk upaya penanggulangan resiko yang dimungkinkan bisa terjadi kapan saja, namun

2

Ibid, hal .2

3

Herman Darmawi, Manajemen Asuransi (Jakarta, Bumi Aksara, 2004), hal. 1.

4

(3)

patut ditegaskan bahwa resiko yang dapat diasuransikan dalam konteks ini harus memiliki beberapa bentuk ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri tersebut yaitu meliputi :

a. Resiko yang dimungkinkan akan terjadi bersifat kebetulan dan tidak direncanakan meski sebelumnya sudah terprediksikan;

b. Resiko yang dimungkinkan akan terjadi dapat dinilai nominalkan secara finansial atau bisa dinilai dengan uang;

c. Resiko yang dimungkinkan akan terjadi hendaklah harus bersifat murni.5

Resiko erat kaitannya dengan pekerjaan calon tertanggung.Resiko dalam

pekerjaan juga menentukan produk yang sesuai dengan pekerjaan tertanggung

sesuai dengan ketentuan perusahaan dengan bantuan seorang agen.

Agen memainkan peranan penting untuk melihat resiko pekerjaan calon

tertanggung sesuai dengan ketentuan perusahaan. Agen bukan saja memiliki peran

dalam hal melihat resiko dan pekerjaan calon tertanggung tetapi juga dalam

kegiatan transaksi pembayaran premi. Kegiatan pembayaran premi biasanya dapat

dilakukan pembayaran melalui agen dari pihak tertanggung atau melalui

pembayaran auto debet dan pada umumnya masyarakat pelaku usaha atau bahkan

individu sekalipun, seringkali beranggapan lebih mudah apabila bertransaksi

melalui pihak perantara (agen).

Agen bukan saja bertujuan untuk semata pembayaran premi tapi untuk

semakin mengenal antara agen dan pihak tertanggung, terlebih apabila dibutuhkan

dalam kegiatan asuransi terkait mengenai polis asuransi tertanggung. Banyak

kegiatan perasuransian sehari-hari yang dilakukan melalui pihak perantara (agen)

yang dalam hal ini bertindak dalam lingkup kewenangan yang diberikan

kepadanya, baik secara tegas maupun tersirat. Akibat hukum dari tindakan yang

5

(4)

dilakukan oleh agen akan mengikat pihak prinsipal, yaitu pihak yang untuk siapa

agen bertindak.

Agen juga mempunyai peranan penting dalam perusahaan asuransi seperti:

1 . Melakukan identifikasi jenis-jenis potensi risiko yang melekat pada kegiatan nasabah;

2 . Melakukan analisis atas setiap potensi risiko yang ada guna menentukan kemungkinan kerugian yang mungkin akan diderita nasabah yang disebabkan oleh risiko tersebut memberikan saran perihal manajemen risiko, yaitu metode-metode untuk menangani risiko secara efisien dan efektif dengan menggunakan alternatif-alternatif yang tersedia. Hal ini meliputi pengambilan resiko untuk menghindari risiko, menahan risiko, atau memindahkan risiko;

3 . Membantu nasabah di dalam penyelesaian klaim.6

Agen harus bertanggung jawab langsung serta berkewajiban untuk menjaga

nama baik perusahaan asuransi yang diwakilinya, tetapi kenyataannya sering

dijumpai oknum agen yang tidak bertanggung jawab, jangankan memberikan

pelayanan terbaik untuk nasabahnya, bahkan ada yang sampai melarikan uang

nasabahnya sendiri.

Tertanggung harus jeli dan tidak boleh langsung percaya begitu saja kepada

agen, termasuk apabila agen tersebut adalah teman atau saudara sendiri, terutama

ketika melakukan transaksi yang berkaitan dengan uang.”Teman adalah teman”,

tetapi ketika berbicara tentang asuransi (uang) harus professional danharus ada

bukti tanda terimanya atau cara paling aman adalah membayar langsung

kerekening perusahaan asuransi jiwa atau auto debet rekening bank, sehingga

semuanya tercatat dengan baik.Auto debet juga digunakan bukan semata karena

kurang percayanya kepada agen asuransi, tetapi juga karena hubungan dari agen

6

(5)

asuransi yang cukup jauh (berbeda wilayah) yang efisien dalam pembayaran

premi.

Agen bukan saja sebagai perantara pembayaran premi, agen mempunyai

peran yang penting dalam hal memberikan penjelasan terhadap produk asuransi

yang sesuai dengan pembayaran premi, misalnya saja produk unit-link dengan

sejumlah uang Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) perbulan pihak tertanggung

sudah bisa menggunakan uang tersebut untuk proteksi dan juga investasi, namun

problem yang pernah terjadi, yaitu adanya agen yang melakukan kegiatan

pemasaran dalam suatu produk unit-link, dimana sebagian uangnya dalam

kesepakatan awal (prapolis) adalah untuk investasi dan sebagian lagi untuk

proteksi. Namun yang terjadi setelah polis selesai dibuat dan diterima oleh

tertanggung dan polis telah berusia 2 (dua) tahun, jumlah premi secara

keseluruhan dimasukkan kedalam proteksi dan menghilangkan nilai investasinya,

akibatnya nilai investasi dari pada nasabah asuransi tersebut tidak ada. Fakta lain

yang pernah terjadi terhadap kerabat dekat dari saudara vesta yang bertinggal di

daerah simpang limun Medan, setelah polis asuransi yang sudah berjalan dalam

kurun waktu kurang lebih 8 (delapan) tahun dan agen asuransi memberitahukan

nilai tunai (hasil proteksi dan/atau investasi) yang dimiliki oleh tertanggung

(nasabah asuransi), tanpa memberitahukan akibat pengambilan nilai tunai yang

dilakukan tertanggung oleh agen asuransi, baik pengambilan secara penuh dan

pengambilan sebagian.

Hal ini merupakan sebagian problem yang terjadi terhadap konsumen yang

(6)

yang dilakukan oleh agen terhadap konsumen asuransi, dan menyebabkan

kesejahteraan hukum terhadap konsumen dicederai oleh agen-agen yang kurang

bertanggung jawab.

Mengambil sebuah contoh kasus yang pernah terjadi antara Pak Jusni

Djasmeini menggugat PT American International Assurance (AIA) Indonesia

tidak.Agen asuransi AIA memberikan penjelasan kepada Pak Jusni pada saat

kegiatan pemasaran produk bahwa Pak Jusni akan diberikan perlindungan seumur

hidup hanya dengan melakukan pembayaran selama 10 (sepuluh) tahun premi

asuransi dengan jumlah pembayaran Rp2.600.000,-(dua juta enam ratus ribu

rupiah) pertahun. Oleh karena tawaran tersebut, Pak Jusni sepakat dan melakukan

pembayaran premi sebesar Rp 2.600.000,- (dua juta enam ratus ribu rupiah)

pertahun selama sepuluh tahun dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2007.

Setelah berlangsung selama 10 (sepuluh) tahun agen asuransi tersebut meminta

kembali pembayaran premi pada tahun yang ke- 11 (kesebelas).

Pak Jusni mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta, karena merasa

bahwa pembuatan polis asuransi tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan awal

yang diperjanjikan oleh agen AIA. Jusni baru menyadari di balik polis asuransi

diterangkan bahwa pemegang polis berkewajiban untuk membayar premi

Rp.2.600.000 (dua juta enam ratus ribu rupiah) setiap tahun selama sepuluh tahun

atau cukup hingga si anak berumur 27 tahun. Selama masa pembayaran itu,

perusahaan asuransi hanya akan menanggung sebesar AS$5.000 (lima ribu US

(7)

Majelis hakim yang diketuai Ifa Sudewi menilai, lantaran penandatanganan

mengandung unsur kekhilafan, perjanjian asuransi antara AIA dan Jusni

dinyatakan batal demi hukum. Meskipun perjanjian asuransinya memenuhi syarat

sahnya perjanjian sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata,

namun pasal itu menentukan bahwa suatu kesepakatan tidak sah bila didasari

kekhilafan, penipuan atau paksaan. Penggugat (Jusni) mengira asuransi itu akan

menguntungkan, ujar Ifa.

Oleh karena itu, Majelis menghukum AIA untuk mengembalikan premi

asuransi yang telah dibayarkan Jusni sebesar AS$5.735 (lima ribu tujuh ratus tiga

puluh lima dolar Amerika Serikat).7

Aspek pertama dari perlindungan konsumen adalah persoalan tentang

tanggung jawab produsen atas kerugian sebagai akibat yang ditimbulkan oleh

produknya, persoalan ini lazim disebut dengan tanggung jawab produk. Mengutip

Pendapat Agnes M.Toar dalam buku Hukum Perlindungan Konsumen

mendefenisikan tanggung jawab produk sebagai berikut :

Melihat dari contoh kasus diatas terlihat pentingnya perlindungan terhadap

konsumen baik dalam bidang jasa/barang dan permasalahan diatas memberikan

inspirasi dalam penulisan skripsi ini bahwa hukum perlindungan konsumen

sekarang ini mempunyai peranan yang sangat penting, terlebih menyangkut

aturan-aturan yang mensejahterahkan masyarakat, bukan saja pihak tertanggung

(nasabah) saja yang mendapat perlindungan hukum tetapi juga pihak penanggung

(pebisnis) yang mempunyai hak dan kewajibannya masing-masing.

7

(8)

“ Tanggung jawab produk ialah tanggung jawab para produsen untuk

produk yang telah dibawanya ke dalam peredaran, yang menimbulkan/

menyebabkan kerugian karena cacat yang melekat pada produk tersebut.”8

Hal tersebut diatas menyatakan bahwa sebuah perusahaan harus

bertanggung jawab terhadap semua produk dari suatu barang/ jasa yang dihasilkan

oleh perusahaan. Namun pada umumnya, terhadap suatu produk asuransi yang

dihasilkan tidaklah terdapat suatu cacat. Permasalahan yang sering terjadi adalah

kurangnya pengetahuan oleh agen-agen asuransiterkait mengenai produk-produk

asuransi dalam kegiatan pemasaran hingga sampai ke tangan konsumen.9

B. Perumusan Masalah

Melihat berbagai persoalan khususnya peran agen asuransi yang cukup luas

dalam kegiatan pemasaran produk asuransi maka penulisan skripsi

inimembahasan mengenai perlindungan terhadap nasabah dan calon nasabah

asuransi (konsumen) sebagaimana diatur dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen yang dalam prakteknya belum dapat dilihat

kefektifannya, maka inilah yang menjadi pokok permasalahan dan menjadi

pembahasan penelitian yang diberi judul “Perlindungan Konsumen Terhadap

Kegiatan Pemasaran Yang Dilakukan Oleh Agen Asuransi”.

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut, yaitu :

1. Bagaimana pengaturan serta peran agen asuransi dalam kegiatan

perasuransian?

8

Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia (Bandung, Citra Aditya Bakti, 2010), hal. 12.

9

(9)

2. Apakah problematika yang dapat timbul terkait dengan peran agen

asuransi dan dampaknya terhadap konsumen?

3. Bagaimana perlindungan hukum kepada konsumen terkait dengan

problematika peran agen asuransi tersebut dalam kegiatan perasuransian?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan penulisan ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui peran agen terhadap kegiatan perasuransian

2. Untuk mengetahui akibat hukum pemasaran oleh agen dan calon

tertanggung

3. Untuk memberikan informasi perlindungan konsumen terhadap kegiatan

pemasaran yang dilakukan oleh agen asuransi

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penulisan ini dilakukan antara lain :

1 . Secara Teoretis

a. Pembahasan terhadap skripsi ini diharapkan akan memberikan

pemahaman dan pengetahuan bagi pembaca mengenai aturan hukum

terhadap perlindungan hukum bagi konsumen berkaitan dengan

kegiatan pemasaran agen dari perusahaan asuransi jiwa. Jadi, secara

teoretis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk

pengembangan ilmu pengetahun hukum secara umum dan ilmu

(10)

b. Selain itu juga diharapkan dapat menambah dan melengkapi koleksi

karya ilmiah di bidang keperdataan terkait dengan perlindungan

hukum yakni perlindungan hukum terhadap nasabah/ calon nasabah

yang berkeinginan untuk memiliki polis asuransi.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber

deskripsi terhadap penelitian berikutnya oleh penulis maupun

akademisi dalam upaya melakukan pembaharuan hukum yang

mengatur perasuransian untuk mewujudkan tegaknya hukum dan

dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat.

2 . Secara Praktis

a. Ditinjau dari sisi praktis, melalui penulisan ini diharapkan secara

nyata dapat menambah wawasan bagi pembaca dan calon yang ingin

memiliki polis asuransi agar memperhatikan aspek hukum dalam

kegiatan perasuransian sebagai bentuk perlindungan konsumen.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap

pemerintah baik ditingkat pembuatan undang-undangan (legislatif),

pelaksanaan dari undang-undang (eksekutif), dan pengawasan

pelaksanaan undang-undang yang berwenang memberikan sanksi

(yudikatif) dalam rangka memberikan perlindungan hukum secara

(11)

E. Metode Penelitian

1 . Jenis dan Sifat Penelitian

Sesuai dengan karakteristik perumusan masalah, maka metode penelitian

yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis normatif.

“Metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum

kepustakaan adalah metode atau cara yang dipergunakan di dalam

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka

yang ada”.10

Penelitian ini bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan gejala atau

kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau

untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala terhadap

gejala lainnya.

Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah

penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif (norma

hukum), yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap masalah hukum.

Tahapan kedua penelitian hukum normatif adalah penelitian yang

ditujuka n untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan kewajiban) serta

norma berperilaku manusia yang dianggap pantas terhadap judul skripsi

Perlindungan Konsumen Terhadap Kegiatan Pemasaran yang Dilakuka n

Oleh Agen Asuransi.

11

10

Sri Mamudji dkk, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke – 11. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 13.

11

(12)

2 . Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah :12

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan

ditetapkan oleh pihak yang berwenang, yakni berupa Undang-undang

dan peraturan yang setaraf yang terdiri dari :Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata, Kitab Undang Hukum Dagang,

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Usaha Perasuransian,

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

23/POJK.05/2015 Tentang Produk Asuransi Dan Pemasaran Produk

Asuransi, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

152/PMK.010/2012 Tentang Tata Kelola Yangbaik Bagi Perusahaan

Asuransi.

Data sekunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi,

buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya.

bahan hukumnya adalah

b. Bahan hukum sekunder, yaitu yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil

penelitian, atau pendapat pakar hukum.

c. Bahan hukum tertier,yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

seperti kamus (hukum), ensiklopedia

12

(13)

3 . Teknik dan Alat Pengumpulan data

A. Teknik Pengumpulan Data

1 .Penelitian Pustaka (Library Research).

Tujuan dan kegunaan studi kepustakaan pada dasarnya adalah

menunjukkan jalan pemecahan permasalahan penelitian. Apabila

penulis mengetahui apa yang telah dilakukan oleh peneliti lain,

maka peneliti akan lebih siap dengan pengetahuan yang lebih

dalam dan lengkap.13

2 .Penelitian lapangan (Field Research)

Maksud dari penelitian ini adalah mengadakan penelitian langsung

kelapangan untuk mengetahui sejauh manakah teori, pedoman yang

telah tersedia dapat diterapkan dilapangan ataupun praktek yang

terdapat dilapangan telah sesuai dengan ketentuan yang ada atau

kenyataan yang ada. Penelitian lapangan juga dilakukan kegiatan

wawancara terhadap perusahaan Asuransi bumiputera yang

berkantor di kota tanjungbalai dan beberapa agen asuransi yang

berprofesi sebagai agen asuransi.

B. Alat Pengumpulan Data

1 .Studi Dokumen, bagi penelitian hukum meliputi studi bahan-bahan

hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder, dan bahan hukum tertier.14

13

Bambang Sugono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers), 2015, hal. 112.

14

(14)

2 .Pedoman Wawancara (interview guide)adalah cara yang digunakan

untuk memperoleh keterangan secara lisan dengan cara

mengajukan pertanyaan terbuka yang dapat berupa pertanyaan

dasar terbuka, pertanyaan menguji dan pertanyaan klarifikasi.15

4. Analisis Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan penarikan

kesimpulan deduktif. Analisis data kualitatif merupakan suatu upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola

mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dapat dipelajari

dari memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.16

F. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi ini juga menggunakan metode penarikan

kesimpulandeduktif, yaitu proses penalaran untuk menarik kesimpulan

berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas

fakta-fakta yang bersifat umum. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara

deduksi, yakni dimulai dari hal-hal yang umum ke khusus.

Untuk mengetahui keaslian penulisan skripsi ini, sebelum melakukan

penulisan “Perlindungan Konsumen Terhadap Kegiatan Pemasaran yang

Dilakukan Agen Asuransi”, Penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran

terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

15

Sri Mamudji, Op.cit., hal. 51.

16

(15)

Pusat dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum USU, telah

diperiksa tidak ada judul yang sama pada Arsip Perpustakaan Universitas Cabang

Fakultas Hukum USU melalui surat tertanggal Medan, 15 September 2016 Oleh

Ibu Sri Hayati.

Adapun beberapa judul yang memiliki sedikit kesamaan diperpustakan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara antara lain :

1 . Dedi kurniawan : Stambuk 2010

Perlindungan hukum atas nasabah terkait dengan klaim pembayaran ganti

rugi asuransi kesehatan yang tidak dipenuhi (Studi pada PT. Prudential

Life Assuransi Cabang Medan). Rumusan Masalah : Dasar penolakan

pengajuan klaim nasabah terkait pembayaran ganti rugi asuransi

kesehatan pada PT. prudential cabang medan, perlindungan hukum

terhadap nasabah terkait dengan klaim pembayaran ganti rugi asuransi

kesehatan yang tidak terpenuhi pada PT. Prudential cabang medan,

penyelesaian masalah yang timbul terkait dengan klaim pembayaran

ganti rugi asuransi kesehatan yang tidak terpenuhi pada PT. Prrudential

cabang medan.

2 . Imelda : stambuk 2010

Perlindungan hukum terhadap pasien kurang mampu sebagai konsumen

jasa di bidang pelayanan kesehatan (studi di RSU Imelda Pekerja

Indonesia Medan).Rumusan Masalah : jenis pelayanan kesehatan yang

diberikan dan persyaratan pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien

(16)

pelayanan kesehatan, hambatan dalam pemberian pelayanan kesehatan

kepada pasien kurang mampu pada rumah sakit umum Imelda, tanggung

jawab hukum rumah sakit umum Imelda terhadap pasien kurang mampu.

3 . Sofian Siregar : Stambuk 2010

Perlindungan hukum bagi konsumen berkaitan dangan itikad buruk dari

perusahaan asuransi jiwa (Studi kasus putusan mahkamah agung No. 560

K/PDT.SUS/2012).Rumusan Masalah : bentuk perlindungan hukum

terhadap konsumen dalam usaha asuransi jiwa di Indonesia,itikad buruk

dari perusahaan asuransi jiwa terkait dengan polis asuransi jiwa,

upaya-upaya hukum yang dilakukan dalam penyelesaian sengketa konsumen

atas polis asuransi jiwa, kasus perlindungan hukum bagi konsumen pada

usaha asuransi jiwa dalam putusan MA No. 560 K/Pdt.Sus/2012,

tanggapan terhadap putusan mahkamah agung no.560 K/Pdt.Sus/2012.

Dalam hal ini juga telah dilakukan penelusuran terhadap berbagai judul

karya ilmiah, dan tidak ditemukan ada penulisan skripsi lain yang pernah

membahas mengenai topik ini. Sekalipun ada, hal tersebut diluar sepengetahuan

penulis dan tentu saja substansinya berbeda dengan substansi dalam skripsi ini.

Permasalahan dan pembahasan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini

merupakan hasil pemikiran dan pengembangan dari judul skripsi penulis

sebelumnya dalam bidang asuransi. Penulis dapat menjamin, penulisan skripsi ini

bukanlah merupakan suatu plagiat dari penulisan karya ilmiah yang lain. Namun

dalam penulisan ini juga terdapat kutipan-kutipan atau pendapat orang lain

(17)

G. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dibagi atas lima bab untuk mempermudah penulisan

dan penjabaran dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Tentang Pendahuluan, Pada Bab Ini Dikemukakan Tentang Latar

Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan,

Keaslian Penulisan Dan Sistematika.

Bab II Tentang Tinjauan Umum Terhadap Asuransi, Pada Bab Ini Yang

Menjadi Pembahasan Adalah Dasar Hukum Tujuan Dan Manfaat Asuransi,

Jenis-Jenis Dan Para Pihak Asuransi, Prinsip-Prinsip Dan Jenis-Jenis-Jenis-Jenis Asuransi.

Bab III Tentang Aturan Hukum, Dan Proses Menjadi Agen Asuransi,

Tanggung Jawab Agen Terhadap Perusahaan Asuransi Dan Nasabah, Kode Etik

Agen Asuransi Dan Sanksi Pelanggaran Kode Etik.

Bab IV Tentang Pengaturan Serta Peran Agen Asuransi Dalam Kegiatan

Perasuransian, Problematika Yang Dapat Timbul Terkait Dengan Peran Agen

Asuransi Dan Dampaknya Kepada Konsumen, Perlindungan Hukum Kepada

Konsumen Terkait Dengan Problematika Peran Agen Asuransi Dalam Kegiatan

Perasuransian.

Bab V Tentang Penutup, Pada Bab Ini Berisikan Kesimpulan Dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

“Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak - anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral

Atas rahmat dan karunia serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “ Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Upaya

Kecerdasan emosi sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengendalikan emosi diri-sendiri agar ia dapat mencapai efektifitas dalam menjalin hubungan sosial dengan

Skor satu diberikan untuk setiap aktivitas perilaku makan tidak sehat pada subjek, meliputi: tidak merencanakan seberapa banyak makanan yang akan dikonsumsi; tidak mengatur jumlah

(Kalau bidan dan perawat sering jaga sih, tapi dokter kakak tidak pernah lihat. Kemarin juga waktu keluarga kakak mau melahirkan, dokter juga tidak ada. Memang

Jadi besarnya pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja langsung dari pengolahan satu kilogram ubi kayu menjadi aci adalah Rp 182 per kilogram, dengan bagian

orang adalah alat kontrol untuk mengatur temperatur atau suhu, sehingga perubahan temperatur atau suhu akan berubah secara otomatis berdasarkan jumlah banyaknya individu yang

juga Rus Ain binti Abdullah, Suratkhabar dan Majalah Melayu Di Zaman Jepun 1942- 1945: Satu Kajian Ke Atas Perkembangan dan Peranan , Tesis Ijazah Sarjana Muda Sastera,