BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia yang
bersumber dari keinginan untuk mengatasi ketidakpastian (uncertainty) yang
dapat menimbulkan ancaman bagi setiap pihak, baik sebagai pribadi maupun
sebagai pelaku bisnis.1
1 .Pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan cara memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (finansial). Jadi, berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkenaan dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko.
Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik
oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia.
Melihat dari banyaknya kebutuhan usaha dan kegiatan dibidang
perasuransian perlu terlebih dahulu untuk diketahui bahwa asuransi memiliki
beberapa pengertian baik dari sudut pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial, itu
berarti bisa empat defenisi bagi asuransi.
2 .Sudut pandang hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung. Jadi, tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil.
3 .Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/ menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga yang kegiatannya menghimpun dana (berupa premi) dari masyarakat yang
1
kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi (perusahaan).
4 .Sudut pandang sosial, asuransi didefenisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Karena kerugian tidak pasti akan terjadi pada setiap anggota, maka anggota yang tidak pernah mengalami kerugian dari sudut pandang sosial merupakan penyumbang terhadap organisasi. Hal itu berarti kerugian anggota dipikul bersama.2
Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga,
dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian, atau dalam
menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Walaupun banyak metode
untuk menangani risiko, namun asuransi merupakan metode yang paling banyak
dipakai. Asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap
risiko yang dihadapi perorangan maupun risiko yang dihadapi perusahaan.3
1. Resiko Murni (Pure Risk)
Resiko itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa bagian utama :
Resiko murni atau Pure Riskdalam hal ini dapat dipahami sebagai sebuah kondisi di mana kemungkinan peluang terjadinya resiko lebih dominan dibandingkan dengan peluang terjadinya keuntungan. Atau, bisa juga dipahami bahwa ada ketidakpastian terjadinya kerugian dimana pada saat itu hanya terdapat peluang untuk rugi.
Dalam konteks ini, resiko murni atau pure risk lebih mengarah kepada suatu peristiwa, yaitu apabila resiko tersebut benar-benar terjadi maka akan berdampak pada suatu kerugian.
2. Resiko Spekulatif(Speculative Risk)
Lebih bertalian dengan terjadinya dua bentuk kemungkinan, di mana keduanya sama-sama memiliki posisi dominan, yaitu kemungkinan bisa terjadinya berupa finansial dan peluang terjadinya keuntungan.
3. Individual Risk (Resiko Individu)
Resiko individu dalam hal ini, lebih bertalian dengan resiko yang kapan saja bisa terjadi dalam kehidupan keseharian, terkait dengan ketidakpastian.4 Meskipun keberadaan asuransi sendiri merupakan salah satu bentuk upaya penanggulangan resiko yang dimungkinkan bisa terjadi kapan saja, namun
2
Ibid, hal .2
3
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi (Jakarta, Bumi Aksara, 2004), hal. 1.
4
patut ditegaskan bahwa resiko yang dapat diasuransikan dalam konteks ini harus memiliki beberapa bentuk ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri tersebut yaitu meliputi :
a. Resiko yang dimungkinkan akan terjadi bersifat kebetulan dan tidak direncanakan meski sebelumnya sudah terprediksikan;
b. Resiko yang dimungkinkan akan terjadi dapat dinilai nominalkan secara finansial atau bisa dinilai dengan uang;
c. Resiko yang dimungkinkan akan terjadi hendaklah harus bersifat murni.5
Resiko erat kaitannya dengan pekerjaan calon tertanggung.Resiko dalam
pekerjaan juga menentukan produk yang sesuai dengan pekerjaan tertanggung
sesuai dengan ketentuan perusahaan dengan bantuan seorang agen.
Agen memainkan peranan penting untuk melihat resiko pekerjaan calon
tertanggung sesuai dengan ketentuan perusahaan. Agen bukan saja memiliki peran
dalam hal melihat resiko dan pekerjaan calon tertanggung tetapi juga dalam
kegiatan transaksi pembayaran premi. Kegiatan pembayaran premi biasanya dapat
dilakukan pembayaran melalui agen dari pihak tertanggung atau melalui
pembayaran auto debet dan pada umumnya masyarakat pelaku usaha atau bahkan
individu sekalipun, seringkali beranggapan lebih mudah apabila bertransaksi
melalui pihak perantara (agen).
Agen bukan saja bertujuan untuk semata pembayaran premi tapi untuk
semakin mengenal antara agen dan pihak tertanggung, terlebih apabila dibutuhkan
dalam kegiatan asuransi terkait mengenai polis asuransi tertanggung. Banyak
kegiatan perasuransian sehari-hari yang dilakukan melalui pihak perantara (agen)
yang dalam hal ini bertindak dalam lingkup kewenangan yang diberikan
kepadanya, baik secara tegas maupun tersirat. Akibat hukum dari tindakan yang
5
dilakukan oleh agen akan mengikat pihak prinsipal, yaitu pihak yang untuk siapa
agen bertindak.
Agen juga mempunyai peranan penting dalam perusahaan asuransi seperti:
1 . Melakukan identifikasi jenis-jenis potensi risiko yang melekat pada kegiatan nasabah;
2 . Melakukan analisis atas setiap potensi risiko yang ada guna menentukan kemungkinan kerugian yang mungkin akan diderita nasabah yang disebabkan oleh risiko tersebut memberikan saran perihal manajemen risiko, yaitu metode-metode untuk menangani risiko secara efisien dan efektif dengan menggunakan alternatif-alternatif yang tersedia. Hal ini meliputi pengambilan resiko untuk menghindari risiko, menahan risiko, atau memindahkan risiko;
3 . Membantu nasabah di dalam penyelesaian klaim.6
Agen harus bertanggung jawab langsung serta berkewajiban untuk menjaga
nama baik perusahaan asuransi yang diwakilinya, tetapi kenyataannya sering
dijumpai oknum agen yang tidak bertanggung jawab, jangankan memberikan
pelayanan terbaik untuk nasabahnya, bahkan ada yang sampai melarikan uang
nasabahnya sendiri.
Tertanggung harus jeli dan tidak boleh langsung percaya begitu saja kepada
agen, termasuk apabila agen tersebut adalah teman atau saudara sendiri, terutama
ketika melakukan transaksi yang berkaitan dengan uang.”Teman adalah teman”,
tetapi ketika berbicara tentang asuransi (uang) harus professional danharus ada
bukti tanda terimanya atau cara paling aman adalah membayar langsung
kerekening perusahaan asuransi jiwa atau auto debet rekening bank, sehingga
semuanya tercatat dengan baik.Auto debet juga digunakan bukan semata karena
kurang percayanya kepada agen asuransi, tetapi juga karena hubungan dari agen
6
asuransi yang cukup jauh (berbeda wilayah) yang efisien dalam pembayaran
premi.
Agen bukan saja sebagai perantara pembayaran premi, agen mempunyai
peran yang penting dalam hal memberikan penjelasan terhadap produk asuransi
yang sesuai dengan pembayaran premi, misalnya saja produk unit-link dengan
sejumlah uang Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) perbulan pihak tertanggung
sudah bisa menggunakan uang tersebut untuk proteksi dan juga investasi, namun
problem yang pernah terjadi, yaitu adanya agen yang melakukan kegiatan
pemasaran dalam suatu produk unit-link, dimana sebagian uangnya dalam
kesepakatan awal (prapolis) adalah untuk investasi dan sebagian lagi untuk
proteksi. Namun yang terjadi setelah polis selesai dibuat dan diterima oleh
tertanggung dan polis telah berusia 2 (dua) tahun, jumlah premi secara
keseluruhan dimasukkan kedalam proteksi dan menghilangkan nilai investasinya,
akibatnya nilai investasi dari pada nasabah asuransi tersebut tidak ada. Fakta lain
yang pernah terjadi terhadap kerabat dekat dari saudara vesta yang bertinggal di
daerah simpang limun Medan, setelah polis asuransi yang sudah berjalan dalam
kurun waktu kurang lebih 8 (delapan) tahun dan agen asuransi memberitahukan
nilai tunai (hasil proteksi dan/atau investasi) yang dimiliki oleh tertanggung
(nasabah asuransi), tanpa memberitahukan akibat pengambilan nilai tunai yang
dilakukan tertanggung oleh agen asuransi, baik pengambilan secara penuh dan
pengambilan sebagian.
Hal ini merupakan sebagian problem yang terjadi terhadap konsumen yang
yang dilakukan oleh agen terhadap konsumen asuransi, dan menyebabkan
kesejahteraan hukum terhadap konsumen dicederai oleh agen-agen yang kurang
bertanggung jawab.
Mengambil sebuah contoh kasus yang pernah terjadi antara Pak Jusni
Djasmeini menggugat PT American International Assurance (AIA) Indonesia
tidak.Agen asuransi AIA memberikan penjelasan kepada Pak Jusni pada saat
kegiatan pemasaran produk bahwa Pak Jusni akan diberikan perlindungan seumur
hidup hanya dengan melakukan pembayaran selama 10 (sepuluh) tahun premi
asuransi dengan jumlah pembayaran Rp2.600.000,-(dua juta enam ratus ribu
rupiah) pertahun. Oleh karena tawaran tersebut, Pak Jusni sepakat dan melakukan
pembayaran premi sebesar Rp 2.600.000,- (dua juta enam ratus ribu rupiah)
pertahun selama sepuluh tahun dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2007.
Setelah berlangsung selama 10 (sepuluh) tahun agen asuransi tersebut meminta
kembali pembayaran premi pada tahun yang ke- 11 (kesebelas).
Pak Jusni mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta, karena merasa
bahwa pembuatan polis asuransi tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan awal
yang diperjanjikan oleh agen AIA. Jusni baru menyadari di balik polis asuransi
diterangkan bahwa pemegang polis berkewajiban untuk membayar premi
Rp.2.600.000 (dua juta enam ratus ribu rupiah) setiap tahun selama sepuluh tahun
atau cukup hingga si anak berumur 27 tahun. Selama masa pembayaran itu,
perusahaan asuransi hanya akan menanggung sebesar AS$5.000 (lima ribu US
Majelis hakim yang diketuai Ifa Sudewi menilai, lantaran penandatanganan
mengandung unsur kekhilafan, perjanjian asuransi antara AIA dan Jusni
dinyatakan batal demi hukum. Meskipun perjanjian asuransinya memenuhi syarat
sahnya perjanjian sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata,
namun pasal itu menentukan bahwa suatu kesepakatan tidak sah bila didasari
kekhilafan, penipuan atau paksaan. Penggugat (Jusni) mengira asuransi itu akan
menguntungkan, ujar Ifa.
Oleh karena itu, Majelis menghukum AIA untuk mengembalikan premi
asuransi yang telah dibayarkan Jusni sebesar AS$5.735 (lima ribu tujuh ratus tiga
puluh lima dolar Amerika Serikat).7
Aspek pertama dari perlindungan konsumen adalah persoalan tentang
tanggung jawab produsen atas kerugian sebagai akibat yang ditimbulkan oleh
produknya, persoalan ini lazim disebut dengan tanggung jawab produk. Mengutip
Pendapat Agnes M.Toar dalam buku Hukum Perlindungan Konsumen
mendefenisikan tanggung jawab produk sebagai berikut :
Melihat dari contoh kasus diatas terlihat pentingnya perlindungan terhadap
konsumen baik dalam bidang jasa/barang dan permasalahan diatas memberikan
inspirasi dalam penulisan skripsi ini bahwa hukum perlindungan konsumen
sekarang ini mempunyai peranan yang sangat penting, terlebih menyangkut
aturan-aturan yang mensejahterahkan masyarakat, bukan saja pihak tertanggung
(nasabah) saja yang mendapat perlindungan hukum tetapi juga pihak penanggung
(pebisnis) yang mempunyai hak dan kewajibannya masing-masing.
7
“ Tanggung jawab produk ialah tanggung jawab para produsen untuk
produk yang telah dibawanya ke dalam peredaran, yang menimbulkan/
menyebabkan kerugian karena cacat yang melekat pada produk tersebut.”8
Hal tersebut diatas menyatakan bahwa sebuah perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap semua produk dari suatu barang/ jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan. Namun pada umumnya, terhadap suatu produk asuransi yang
dihasilkan tidaklah terdapat suatu cacat. Permasalahan yang sering terjadi adalah
kurangnya pengetahuan oleh agen-agen asuransiterkait mengenai produk-produk
asuransi dalam kegiatan pemasaran hingga sampai ke tangan konsumen.9
B. Perumusan Masalah
Melihat berbagai persoalan khususnya peran agen asuransi yang cukup luas
dalam kegiatan pemasaran produk asuransi maka penulisan skripsi
inimembahasan mengenai perlindungan terhadap nasabah dan calon nasabah
asuransi (konsumen) sebagaimana diatur dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang dalam prakteknya belum dapat dilihat
kefektifannya, maka inilah yang menjadi pokok permasalahan dan menjadi
pembahasan penelitian yang diberi judul “Perlindungan Konsumen Terhadap
Kegiatan Pemasaran Yang Dilakukan Oleh Agen Asuransi”.
Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut, yaitu :
1. Bagaimana pengaturan serta peran agen asuransi dalam kegiatan
perasuransian?
8
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia (Bandung, Citra Aditya Bakti, 2010), hal. 12.
9
2. Apakah problematika yang dapat timbul terkait dengan peran agen
asuransi dan dampaknya terhadap konsumen?
3. Bagaimana perlindungan hukum kepada konsumen terkait dengan
problematika peran agen asuransi tersebut dalam kegiatan perasuransian?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui peran agen terhadap kegiatan perasuransian
2. Untuk mengetahui akibat hukum pemasaran oleh agen dan calon
tertanggung
3. Untuk memberikan informasi perlindungan konsumen terhadap kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh agen asuransi
D. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penulisan ini dilakukan antara lain :
1 . Secara Teoretis
a. Pembahasan terhadap skripsi ini diharapkan akan memberikan
pemahaman dan pengetahuan bagi pembaca mengenai aturan hukum
terhadap perlindungan hukum bagi konsumen berkaitan dengan
kegiatan pemasaran agen dari perusahaan asuransi jiwa. Jadi, secara
teoretis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
pengembangan ilmu pengetahun hukum secara umum dan ilmu
b. Selain itu juga diharapkan dapat menambah dan melengkapi koleksi
karya ilmiah di bidang keperdataan terkait dengan perlindungan
hukum yakni perlindungan hukum terhadap nasabah/ calon nasabah
yang berkeinginan untuk memiliki polis asuransi.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
deskripsi terhadap penelitian berikutnya oleh penulis maupun
akademisi dalam upaya melakukan pembaharuan hukum yang
mengatur perasuransian untuk mewujudkan tegaknya hukum dan
dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat.
2 . Secara Praktis
a. Ditinjau dari sisi praktis, melalui penulisan ini diharapkan secara
nyata dapat menambah wawasan bagi pembaca dan calon yang ingin
memiliki polis asuransi agar memperhatikan aspek hukum dalam
kegiatan perasuransian sebagai bentuk perlindungan konsumen.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap
pemerintah baik ditingkat pembuatan undang-undangan (legislatif),
pelaksanaan dari undang-undang (eksekutif), dan pengawasan
pelaksanaan undang-undang yang berwenang memberikan sanksi
(yudikatif) dalam rangka memberikan perlindungan hukum secara
E. Metode Penelitian
1 . Jenis dan Sifat Penelitian
Sesuai dengan karakteristik perumusan masalah, maka metode penelitian
yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis normatif.
“Metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum
kepustakaan adalah metode atau cara yang dipergunakan di dalam
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
yang ada”.10
Penelitian ini bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan gejala atau
kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau
untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala terhadap
gejala lainnya.
Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah
penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif (norma
hukum), yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap masalah hukum.
Tahapan kedua penelitian hukum normatif adalah penelitian yang
ditujuka n untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan kewajiban) serta
norma berperilaku manusia yang dianggap pantas terhadap judul skripsi
Perlindungan Konsumen Terhadap Kegiatan Pemasaran yang Dilakuka n
Oleh Agen Asuransi.
11
10
Sri Mamudji dkk, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke – 11. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 13.
11
2 . Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah :12
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan
ditetapkan oleh pihak yang berwenang, yakni berupa Undang-undang
dan peraturan yang setaraf yang terdiri dari :Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, Kitab Undang Hukum Dagang,
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Usaha Perasuransian,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
23/POJK.05/2015 Tentang Produk Asuransi Dan Pemasaran Produk
Asuransi, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
152/PMK.010/2012 Tentang Tata Kelola Yangbaik Bagi Perusahaan
Asuransi.
Data sekunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi,
buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya.
bahan hukumnya adalah
b. Bahan hukum sekunder, yaitu yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil
penelitian, atau pendapat pakar hukum.
c. Bahan hukum tertier,yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
seperti kamus (hukum), ensiklopedia
12
3 . Teknik dan Alat Pengumpulan data
A. Teknik Pengumpulan Data
1 .Penelitian Pustaka (Library Research).
Tujuan dan kegunaan studi kepustakaan pada dasarnya adalah
menunjukkan jalan pemecahan permasalahan penelitian. Apabila
penulis mengetahui apa yang telah dilakukan oleh peneliti lain,
maka peneliti akan lebih siap dengan pengetahuan yang lebih
dalam dan lengkap.13
2 .Penelitian lapangan (Field Research)
Maksud dari penelitian ini adalah mengadakan penelitian langsung
kelapangan untuk mengetahui sejauh manakah teori, pedoman yang
telah tersedia dapat diterapkan dilapangan ataupun praktek yang
terdapat dilapangan telah sesuai dengan ketentuan yang ada atau
kenyataan yang ada. Penelitian lapangan juga dilakukan kegiatan
wawancara terhadap perusahaan Asuransi bumiputera yang
berkantor di kota tanjungbalai dan beberapa agen asuransi yang
berprofesi sebagai agen asuransi.
B. Alat Pengumpulan Data
1 .Studi Dokumen, bagi penelitian hukum meliputi studi bahan-bahan
hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, dan bahan hukum tertier.14
13
Bambang Sugono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers), 2015, hal. 112.
14
2 .Pedoman Wawancara (interview guide)adalah cara yang digunakan
untuk memperoleh keterangan secara lisan dengan cara
mengajukan pertanyaan terbuka yang dapat berupa pertanyaan
dasar terbuka, pertanyaan menguji dan pertanyaan klarifikasi.15
4. Analisis Data
Analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan penarikan
kesimpulan deduktif. Analisis data kualitatif merupakan suatu upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola
mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dapat dipelajari
dari memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.16
F. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini juga menggunakan metode penarikan
kesimpulandeduktif, yaitu proses penalaran untuk menarik kesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas
fakta-fakta yang bersifat umum. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi, yakni dimulai dari hal-hal yang umum ke khusus.
Untuk mengetahui keaslian penulisan skripsi ini, sebelum melakukan
penulisan “Perlindungan Konsumen Terhadap Kegiatan Pemasaran yang
Dilakukan Agen Asuransi”, Penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran
terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
15
Sri Mamudji, Op.cit., hal. 51.
16
Pusat dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum USU, telah
diperiksa tidak ada judul yang sama pada Arsip Perpustakaan Universitas Cabang
Fakultas Hukum USU melalui surat tertanggal Medan, 15 September 2016 Oleh
Ibu Sri Hayati.
Adapun beberapa judul yang memiliki sedikit kesamaan diperpustakan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara antara lain :
1 . Dedi kurniawan : Stambuk 2010
Perlindungan hukum atas nasabah terkait dengan klaim pembayaran ganti
rugi asuransi kesehatan yang tidak dipenuhi (Studi pada PT. Prudential
Life Assuransi Cabang Medan). Rumusan Masalah : Dasar penolakan
pengajuan klaim nasabah terkait pembayaran ganti rugi asuransi
kesehatan pada PT. prudential cabang medan, perlindungan hukum
terhadap nasabah terkait dengan klaim pembayaran ganti rugi asuransi
kesehatan yang tidak terpenuhi pada PT. Prudential cabang medan,
penyelesaian masalah yang timbul terkait dengan klaim pembayaran
ganti rugi asuransi kesehatan yang tidak terpenuhi pada PT. Prrudential
cabang medan.
2 . Imelda : stambuk 2010
Perlindungan hukum terhadap pasien kurang mampu sebagai konsumen
jasa di bidang pelayanan kesehatan (studi di RSU Imelda Pekerja
Indonesia Medan).Rumusan Masalah : jenis pelayanan kesehatan yang
diberikan dan persyaratan pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien
pelayanan kesehatan, hambatan dalam pemberian pelayanan kesehatan
kepada pasien kurang mampu pada rumah sakit umum Imelda, tanggung
jawab hukum rumah sakit umum Imelda terhadap pasien kurang mampu.
3 . Sofian Siregar : Stambuk 2010
Perlindungan hukum bagi konsumen berkaitan dangan itikad buruk dari
perusahaan asuransi jiwa (Studi kasus putusan mahkamah agung No. 560
K/PDT.SUS/2012).Rumusan Masalah : bentuk perlindungan hukum
terhadap konsumen dalam usaha asuransi jiwa di Indonesia,itikad buruk
dari perusahaan asuransi jiwa terkait dengan polis asuransi jiwa,
upaya-upaya hukum yang dilakukan dalam penyelesaian sengketa konsumen
atas polis asuransi jiwa, kasus perlindungan hukum bagi konsumen pada
usaha asuransi jiwa dalam putusan MA No. 560 K/Pdt.Sus/2012,
tanggapan terhadap putusan mahkamah agung no.560 K/Pdt.Sus/2012.
Dalam hal ini juga telah dilakukan penelusuran terhadap berbagai judul
karya ilmiah, dan tidak ditemukan ada penulisan skripsi lain yang pernah
membahas mengenai topik ini. Sekalipun ada, hal tersebut diluar sepengetahuan
penulis dan tentu saja substansinya berbeda dengan substansi dalam skripsi ini.
Permasalahan dan pembahasan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini
merupakan hasil pemikiran dan pengembangan dari judul skripsi penulis
sebelumnya dalam bidang asuransi. Penulis dapat menjamin, penulisan skripsi ini
bukanlah merupakan suatu plagiat dari penulisan karya ilmiah yang lain. Namun
dalam penulisan ini juga terdapat kutipan-kutipan atau pendapat orang lain
G. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dibagi atas lima bab untuk mempermudah penulisan
dan penjabaran dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Tentang Pendahuluan, Pada Bab Ini Dikemukakan Tentang Latar
Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan,
Keaslian Penulisan Dan Sistematika.
Bab II Tentang Tinjauan Umum Terhadap Asuransi, Pada Bab Ini Yang
Menjadi Pembahasan Adalah Dasar Hukum Tujuan Dan Manfaat Asuransi,
Jenis-Jenis Dan Para Pihak Asuransi, Prinsip-Prinsip Dan Jenis-Jenis-Jenis-Jenis Asuransi.
Bab III Tentang Aturan Hukum, Dan Proses Menjadi Agen Asuransi,
Tanggung Jawab Agen Terhadap Perusahaan Asuransi Dan Nasabah, Kode Etik
Agen Asuransi Dan Sanksi Pelanggaran Kode Etik.
Bab IV Tentang Pengaturan Serta Peran Agen Asuransi Dalam Kegiatan
Perasuransian, Problematika Yang Dapat Timbul Terkait Dengan Peran Agen
Asuransi Dan Dampaknya Kepada Konsumen, Perlindungan Hukum Kepada
Konsumen Terkait Dengan Problematika Peran Agen Asuransi Dalam Kegiatan
Perasuransian.
Bab V Tentang Penutup, Pada Bab Ini Berisikan Kesimpulan Dan Saran