• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineesis) Di Kabupaten Asahan (Studi Kasus Desa Pulau Tanjung, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Asahan) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineesis) Di Kabupaten Asahan (Studi Kasus Desa Pulau Tanjung, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Asahan) Chapter III VI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu Desa Pulau Tanjung

Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Asahan. Alasan penentuan dan penetapan

daerah tersebut sebagai daerah penelitian karena Desa Pulau Tanjung merupakan

daerah yang memiliki luas tanaman terluas dan produksi paling tinggi di

Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Asahan.

Tabel 5.Luas Tanaman Dan Produksi Komoditi Kelapa Sawit Perdesa Di Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Asahan Pada Tahun 2014

No Desa Luas Tanaman (ha) Produksi (ton)

1. Pulau Maria 568,5 1712,8

2. Pulau Tanjung 756,0 2277,8

3. Teluk Dalam 740,0 2229,6

4. Perkebunan Teluk Dalam 18,5 46,7

5. Air Teluk Kiri 161,5 486,6

6. Mekar Tanjung 379,0 1141,9

Sumber: Dinas Perkebunan Dan Kehutanan Kab Asahan Tahun 2015

Desa Pulau Tanjung di pilih menjadi lokasi penelitian dengan pertimbangan

bahwa dari tabel 4.dapat dilihat bahwa dari enam Desa Di Kecamatan Teluk

Dalam, Desa Pulau Tanjung adalah Desa yang memiliki luas tanaman, produksi

tertinggi di Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Asahan.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Berikut merupakan jumlah populasi petani kelapa sawit di Desa Pulau Tanjung

yang diperoleh melalui kantor Kepala Desa di daerah tersebut. Jumlah populasi

(2)

Tabel 6.Klasifikasi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan Di Desa Pulau

Berdasarkan tabel diatas luas lahan pada kisaran 1-2 Ha dengan persentase 80%,

dan diatas 2 Ha dengan persentase 20%. Selanjutnya, besar sampel yang akan

diteliti akan dihitung dengan menggunakan rumus slovin(Sevilla et. al, 1994 dan

Ginting S, 1994).

�= �

�+�(�)�

Dimana :

n = Besarnya Sampel

N= Besanya Populasi

e = Margin error(10%)

n = Ukuran Sampel

N=Ukuran populasi

e = kesalahan pengambilan sampel di tolerir (10%)

n = � 1 +�(�)2

n = 329 1 + 329(0,1)2

n = 77

Dengan menggunkan rumus diatas maka di peroleh n sebesar 77, sehingga besar

(3)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder.Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada petani

dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Sedangkan data sekunder

diperoleh dari berbagai instansi yang berhubunganseperti Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatra Utara,Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan, Dinas

Perkebunan Dan Kehutanan Kabupaten Asahan, Balai Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Teluk Dalam, Kantor Kelapa Desa Desa Pulau Tanjung dan literatur

yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menjawab identifikasi masalah 1 digunakan metode deskriptif dengan

mendeskripsikan bagaimana ketersediaan input di daerah penelitian.

Untuk menjawab identifikasi masalah 2 dianalisis dengan mengukur faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi kelapa sawit dengan menggunakan fungsi produksi

Cobb-Douglas dengan model sebagai berikut.

Y = βo X1β1 X

Dimana :Y = Produksi kelapa Sawit (Kg)

μ

βo = Konstanta

β1... βn = Koefisien regresi terhadap X

μ = Error/Kesalahan Pengganggu

X

1

X

= Luas Lahan (Ha)

(4)

X

4

X

= Tenaga Kerja (HKP)

5

Untuk memudahkan pendugaan, maka dalam proses analisisnya persamaan

diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritma naturalkan

persamaan tersebut

= Umur Tanaman (Tahun).

Ln Y = Ln βo + β1 Ln X1 + β2 Ln X2 + β3 Ln X3 + ... + βi Ln X

Untuk menganalisis pengaruh faktor produksi terhadap produksi kelapa sawit

dilakukan analisis dengan menggunakan regresi linear berganda.Dengan

menggunakan regresi, maka diperoleh besarnya nilai koefisien determinan (R

i

2

Untuk memperoleh hasil regresi yang baik, beberapa persyaratan untuk

memperoleh persamaan yang bersifat The Best Linear Unbiased Esstimated

(BLUE) sehingga perlu dilakukan uji asumsi klasik.Namun pada penelitian ini

hanya asumsi normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas yang diuji.

Sedangkan autokorelasi tidak diuji sebab asumsi sering terjadi pada penelitian

dengan data time series.

),

nilai F-hitung dan nilai t-hitung.

Uji kesesuaian (Test of goodness of fit)

Uji kesesuaian dilakukan berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2

1. Penilaian terhadap koefisien determinan (R

), uji F (

F-test) dan uji t (T-test), yaitu :

2

Bertujuan untuk melihat kekuatan faktor produksi kelapa sawit dalam

mempengaruhi produksi kelapa sawit. R

)

2

(5)

Y yang dijelaskan oleh variabel X dalam model regresi. Koefisien determinasi

R2

R

diperoleh dengan formula :

2

sebesar 0,954 artinya persentase pengaruh variabel X terhadap

Y sebesar 95,4%. Sedangkan sisanya sebesar 4,6% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi

secara bersama-sama, yaitu untuk mengetahui apakah luas lahan (X1),

Hebisida(X2), Pupuk (X), Tenaga kerja (X4) dan Umur tanman (X5) secara

serempak berpengaruh nyata atau tidak terhadap produksi kelapa sawit (Y).

Dengan hipotesis :

H

0

H

: Faktor produksi secara serempak tidak berpengaruh signifikan atau nyata

terhadap produksi kelapa sawit.

1

Rumus

:

: Faktor produksi secara serempak berpengaruh signifikan atau nyata terhadap

produksi kelapa sawit.

F-hit =

��/� (�−�)/(�−�−�)

Dimana :

R2

n = Besar sampel

= Koefisien determinan

(6)

Kriteria Uji :

1.Berdasarkan perbandingan nilai F-hitung dan F-tabel

- Jika F-hitung > F-tabel α/2 (n-p), maka H

0 ditolak atau H1

- Jika F-hitung ≤ F-tabel α/2 (n-p), maka H

diterima

0 diterima atau H1

Jika F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka faktor yang mempengaruhi produksi

(X

ditolak

i) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi (Y), sebaliknya

jika nilai F-hitung lebih kecil dari F-tabel, maka faktor yang mempengaruhi

produksi (X

i

2.Berdasarkan nilai signifikansi (α = 0,05)

) secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap produksi

(Y)

- Jika nilai signifikansi > α, maka H

0 diterima atau H1

- Jika nilai signifikansi ≤ α, m aka H

ditolak

0 ditolak atau H1

Apabila nilai signifikansi ≤ α maka secara bersama -sama faktor produksi

berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai dan sebaliknya bila nilai signifikansi

> α maka secara besama-sama faktor produksi tidak berpengaruh nyata terhadap

produksi kelapa sawit.

diterima

3. Uji t (Partial Test)

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui siginifikansi statistik koefisien regresi

secara parsial. Dengan uji ini akan diketahui apakah luas lahan, Herbisida, pupuk,

tenaga kerja dan umur tanaman (Xi) berpengaruh nyata secara parsial terhadap

produksi kelapa sawit (Y).

(7)

H

0 : Tidak ada pengaruh nyata faktor produksi secara parsialterhadap produksi

(8)

H

1

Uji statistik digunakan adalah uji statistik-t

: Ada pengaruh nyata faktor produksi secara parsial terhadap produksi kelapa

sawit.

Sbi = Standar deviasi koefisien regresi ke-i

Bi = Parameter ke-i yang dihipotesiskan

N = Banyaknya pasangan data

P = Jumlah parameter regresi

Kriteria Uji :

1.Berdasarkan perbandingan nilai t-hitung dan t-tabel

- Jika -t-tabel ≤ t-hitung ≤ t-tabel, maka H

0 diterima atau H1

- Jika -t-hitung < t-tabel atau t-hitung > t-tabel, maka H

ditolak

0 ditolak atau H1

Apabila nilai signifikansi t-hitung lebih besar dari t-tabel maka penggunaan faktor

produksi (Xi) berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi (Y), sebaliknya

jika nila t-hitung lebih kecil dari t-tabel, maka penggunaan faktor produksi (Xi)

tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi (Y).

diterima

2.Berdasarkan nilai signifikansi (α = 0,05)

- Jika nilai signifikansi > α, maka H

0 diterima atau H1

- Jika nilai signifikansi ≤ α, maka H

ditolak

(9)

Apabila nilai signifikansi ≤ α maka secara parsial faktor produksi berpengaruh

nyata terhadap produksi kelapa sawit dan sebaliknya bila nilai signifikansi > α

maka secara parsial faktor produksi tidak berpengaruh nyata terhadap variabel

produksi kelapa sawit.

3.5 Defenisi Dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahman mengenai pengertian tentang

istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat defenisi dan batasan operasional

sebagai berikut:

3.5.1 Defenisi

1. Petani kelapa sawit adalah petani yang melakukan kegiatan usaha tani kelapa

sawit.

2. Produksi adalah hasil yang didapatkan petani dari kegiatan usaha tani kelapa

sawit, yang dikonversikan per ton per panen.

3. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses

produksi untuk menghasilkan output.

4. Luas lahan adalah jumlah keseluruhan luas tanah atau lahan yang dimiliki

petani dan diusahakan untuk usahatani kelapa sawit yang dikonversikan

dalam hektar.

5. Bibit diartikan sebagai jumlah penggunaan bibit kelapa sawit per luasan lahan

(ha), yang dikonversikan batang per hektar.

6. Pupuk adalah jumlah bahan atau zat makanan yang diberikan atau

ditambahkan pada tanaman per luas lahan (ha) dengan maksud untuk

(10)

7. Pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk

mengendalikan gulma, hama dan penyakit dengan maksud agar tanaman

dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik (liter/tahun).

8. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan

usahatani kelapa sawit, baik tenaga kerja dalam keluarga maupun diluar

keluarga. Pengukuran tenaga kerja dinyatakan dalam hari kerja setara pria

(HKSP).

9. Umur tanaman adalah usia tanaman kelapa sawit pada saat penelitian

dilakukan dan diukur dengan satuan tahun.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan Desa Pulau Tanjung, Kecamatan Teluk Dalam,

Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.

2. Sampel penelitian adalah petani kelapa sawit di Desa Pulau Tanjung,

Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.

(11)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Letak Geografi dan Luas Wilayah

Desa pulau tanjung merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Teluk

Dalam Kabupaten Asahan.Desa Pulau Tanjung memiliki luas wilayah sebesar

1.860 Ha dimana terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Secara geografis Desa Pulau

Tanjung terletak pada 2044`58-205757 Lintang Utara (LU) dan 1000 28`31-1000

• Sebelah Utara : Desa Mekar Tanjung Kecamatan Teluk Dalam

44`43 Bujur Timur (BT), Desa Pulau Tanjung memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut:

• Sebelah Selatan : Desa Teluk Dalam Kecamatan Teluk Dalam

• Sebelah Timur : Desa Pulau Maria Kecamatan Air Batu

• Sebelah Barat : Desa Teluk Kiri Kecamatan Teluk Dalam

4.1.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Pulau Tanjung sebanyak 2.687 jiwa yang terdiri dari

1.352 jiwa laki-laki dan 1.335 jiwa perempuan, di hitung berdasarkan jumlah

kepala keluarga (KK) Desa Pulau Tanjung dihuni ± 657 kepala keluarga.

4.1.3 Keadaan Berdasarkan Agama

Sebagian besar penduduk di Desa Pulau Tanjung, kecamatan Teluk Dakam

(12)
(13)

4.14 Kondisi Sosial Ekonomi

Sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Pulau tanjung adalah petani dan

buruh tani, namun juga terdapat jenis pekerjaan lain seperti: petani pangan, petani

perkebunan, karyawan perkebunan, nelayan, pengrajin, karyawan industri,

pengusaha industri, pedagang, PNS/ TNI/ POLRI, peternak. Berikut merupakan

tabel distribusi penduduk berdasarkan mata pecaharian

Tabel 7. Distribusi Penduduk Desa Pulau Tanjung Berdasarkan Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaaan Jumlah

(Orang)

4.1.5 Sarana Dan Prasarana

Sarana tranportasi di Desa Pulau Tanjung kurang di dukung oleh keadaan jalan

yang kurang baik terlebih pada musim hujan, ini kadang mempersulit akses

tranportasi.

Untuk jaringan listrik di Desa Pulau Tanjung terlah tersedia PLN sehingga

hampir seluruh rumah tangga di Desa Pulau Tanjung menggunakan listrik untuk

kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Untuk air bersih penduduk Desa

(14)

4.1.6 Karakteristik Petani Sampel

Umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan

dalam melaksanakan kegiatan usahataninya.Semakin tua umur petani

kecenderungan kemampuan berkerja semakin menurun.Hal ini berpengaruh.pada

produktivitasnya dalam mengolah usahataninya. Kegiatan usahatani banyak

mengandalkan fisik.Keadaan umur petani rata-rata 51 tahun dengan interval

antara 25-70 tahun. Klasifikasi petani menurut kelompok umur terlihat pada tabel

berikut:

Tabel 8. Umur Petani Responden Di Desa Pulau Tanjung Tahun 2016 No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 2

25-50 > 50

35 42

45 55

Jumlah 77 100

Berdsarkan tabel persentase terbesar di daerah penelitian berada pada kisaran

umur 25-50 tahun dengan persentase sebesar 45 %, dan umur di atas 50 tahun

dengan persentase sebesar 55 %.

4.1.7 Pendidikan Petani Sampel

Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola

usahatani.Respon petani dalam menerima teknologi untuk mengoptimalkan

usahataninya sangat erat dengan pendidikan formal. Berikut ini tabel tingkat

(15)

Tabel 9. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Pulau Tanjung Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(Orang)

Pendidikan Dasar (SD)

Pendidikan Menengah Pertama (SMP) Pendidikan Menengah Atas (SMA)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata petani memiliki tingkat pendidikan

Sekolah Dasar (SD) 39,9 %, Menengah Pertama 29,8 %, Menengah Atas 28,5 %

sedangkan sisanya pendidikan sarjana.

4.1.8 Pengalaman Bertani

Faktor yang cukup berpengaruh terhadap kemampuan pengelolaan usahatani

adalah pegalaman bertani. Semakin tinggi tingkat pengalaman bertani maka akan

semakin baik pula pengelolaan usahataninya. Rata-rata pengalaman petani

mengolah perkebunan kelapa sawit dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Klasifikasi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani Di Desa Pulau Tanjung

No Pengalaman Bertani

(Tahun)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase jumlah yang mempunyai

pengalaman bertani paling lama adalah berada pada kisaran 11-20 tahun, dengan

persentase 50,7% Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani sangat

(16)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Ketersedian Input Produksi

Input Produksi adalah komponen utama yang mutlak harus diperlukan dalam

melaksanakan proses produksi untuk menghasilkan output. Adapun input

produksi yang dimaksud adalah LuasLahan, Pupuk, Herbisida Dan Tenaga Kerja.

Secara keseluruhan input produksi cukup tersedia di daerah penelitian, dengan

demikian cukup memudahkan petani dalam menjalankan usahatani kelapa sawit.

Lahan

Ketersedian lahan di daerah penelitian cukup tersedia, dengan demikian pada

petani dapat dengan mudah menjalankan usahataninya tanpa harus menyewa

lahan dari orang lain.Sebagian besar petani di daerah penelitian mendapatkan

lahan pertanian warisan dari orang tua mereka, sehingga petani hanya

melanjutkan usahatani kelapa sawit.Adapun luas lahan rata-rata yang digunakan

untuk usahatani kelapa sawit oleh petani sampel adalah sebesar 1,84 Ha.

Pupuk

Pupuk dapat diperoleh petani dengan mudah di toko pertanian yang ada di daerah

penelitian, Penyaluran pupuk subsidi dari pemerintah di salurkan di toko

pertanian, Dengan demikian banyak dari petani hanya membeli pupuk subsidi

dikarena harga yang relatif murah dan terjangkau oleh petani, ada dua jenis

pupuk yang di subsidi oleh pemerintah di daerah penelitian yaitu pupuk Urea dan

Phoska, harga pupuk yang ditawarkan sekitar Rp 90.000/ Karung dengan bobot

(17)

Namun sebagian petani yang berpendapatan tinggi tidak hanya mengandalkan

pupuk subsidi melainkan para petani juga membeli pupuk jenis lain seperti NPK,

KCL, ZA yang harga pupuk terebut tergolong mahal namun mempunyai kwalitas

pupuk yang baik untuk meningkatkan produksi kelapa sawit.

Herbisida

Tanaman kelapa sawit harus di jaga dari gulma yang tumbuh di sekitaran

tanaman kelapa sawit karena dapat mempengaruhi naik turunya produksi dan

dapat mempermudah dalam proses pemanenan kelapa sawit, sehingga dalam

mencegah gulma yang tumbuh di sekitaran tamanan kelapa sawit maka harus

dilakukan pencegahan dengan cara menyemprotkan obat-obatan. Pada daerah

penelitan petani sampel menggunakan Herbisida. Adapun merek dagang yang

digunakan di daerah penelitian adalah Rambo, Glisat , Roundup, Gromoxone,

Noxone, Smart.

Tenaga Kerja

Tanaga kerja cukup tersedia di daerah penelitian.Tenaga kerja yang digunakan

berasal dari dalam seperti ayah, ibu, anak dan luar keluarga.Tenaga kerja luar

keluarga biasanya diambil dari penduduk setempat.Untuk pemanenan hasil

produksi kelapa sawit di daerah penelitian petani menggunkan tenaga kerja luar

keluarga. Upah tenaga kerja untuk pemanenan kelapa sawit di hitung dari

produksi kelapa sawit denga satuan kilogram, per Kg untuk upah pemanenan

(18)

5.2 Pengaruh Luas Lahan, Herbisida, Pupuk, Tenaga Kerja dan Umur Tanaman Terhadap Produksi Kelapa Sawit Di Desa Pulau Tanjung.

Setelah dilakukan analisis data menggunakan SPSS 23 dengan variable

independent (X) yang meliputi variabel Luas lahan, Herbisida, Pupuk dan Tenaga

Kerja dan Umur tanaman serta produksi kelapa sawit sebagai variable dependent

(Y).

Tabel 11. Hasil Estimasi Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit

No Variabel Koefisien Regresi Konstanta : 6,879

R2

R : 0,959 : 0,919

F Hitung :161,864

Sumber Data Hasil Output SPSS Produksi

Berdasarkan Tabel diatas maka fungsi produksi kelapa sawit sebagai berikut:

Y= 6,879X10,252.X20,087.X3 0,117.X4 0,406.X5

- Konstanta regresi bernilai 6,879 hal ini menunjukkan apabila semua variabel

bebas yang mempengaruhi produksi kelapa sawit sama dengan nol maka

(19)

- Koefisien regresi variable luas lahan (X1) adalah 0,252, sehingga apabila luas

lahan naik 100% maka produksi naik 25,2%. Tanda positif menunjukkan

hubungan yang searah antara produksi dengan luas lahan. Semakin luas lahan

maka produksi yang dihasilkan akan semakin tinggi. begitu juga sebaliknya

apabila luas lahan nya berkurang maka akan mengurangi produksi.

- Koefisien regresi variable Herbisida (X2) adalah 0,087 sehingga apabila

penggunaan herbisida naik 100% maka produksi naik 8,7 %. Tanda positif

menunjukan hubungan yang searah antara produksi dengan penggunaan

herbisida. Semakin banyak penggunaan herbisida maka produksi yang

dihasilkan akan semakin tinggi. begitu juga sebaliknya apabila penggunaan

herbisida berkurang maka akan mengurangi produksi.

- Koefisien regresi variabel pupuk (X3) adalah 0,117 sehingga apabila

penggunaan pupuk naik 100% maka produksi kelapa sawit naik 11,7 %.

Tanda positif menunjukkan hubungan yang searah antara produksi dengan

penggunaan pupuk maka produksi yang di hasilkan akan semakin tinggi.

Begitu juga sebaliknya apabila penggunaan pupuk berkurang maka akan

mengurangi produksi.

- Koefisien regresi variabel tenaga kerja (X4) adalah 0,406 sehingga apabila

curahan tenaga naik 100 % maka produksi kelapa sawit naik 40,6 %. Tanda

positif menunjukkan hubungan yang searah antara produksi dengan curahan

tenaga kerja maka produksi yang dihasilkan akan semakin tinggi, Begitu juga

(20)

- Koefesien regresi variabel umur tanaman (X5) adalah -0,083, sehingga

apabila umur tanaman naik 100 % maka produksi kelapa sawit akan turun

8,3%. Tanda negatif menunjukkan hubunga yang terbalik.

Dari model persamaan regresi diatas, diketahui ada 5 variabel yang produksi yang

menentukan tinggi rendahnya produksi kelapa sawit di daerah penelitian yaitu:

Luas Lahan (X1), Herbisida( X2), Pupuk (X3), Tenaga kerja (X4), Umur

Tanaman (X5).

Sebelum melakukan Uji asumsi kesuaian model maka sebelumnya dilakukan Uji

Asumsi Klasik yang bertujuan untuk mengetahui data yang terdistribusi dengan

normal dan terbebas dari multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi

variabel dependent dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak.Jika

data meyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka

(21)
(22)

Gambar diatas mengindikasikan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

yang telah dikemukan sebelumnya, Dengan demikian data tersebut dikatakan

berdistribusi normal, sehingga memenuhi asumsi normalitas.

Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi yang kuat antara variabel independent.

Menurut Ragner Frish dalam Supranto (2005) untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas dapat ditinjau dari beberapa hal berikut :

1. nilai toleransi lebih kecil dari 0,1

2. nilai VIF lebih besar dari 10

(23)

Untuk menguji multikolinearitas dilakukan dengan metode sederhana yaitu

dengan melihat Tabel Coefficient. Jika nilai toleransi atau VIF (Variance Inflation

factor) kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10. Berikut adalah tabel Coefficient

Tabel 12. Uji multikolinearitas Antara Variabel Produksi

Model Collienearity Statistics

Tolance VIF

Sumber : Data Hasil Output SPSS

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai toleransi pada tiap model tidak lebih

besar dari 0,1 dan nilai VIF pada tiap model tidak ada yag lebih besar dari 10.

Dapat di simpulkan bahwa pada data yang diolah tidak terjadi multikolinearitas

dimana tidak terdapat hubungan yang linier antara variabel.

Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance

residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain. Jika variance

residulan satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda di sebut heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaaan

variance residual suatau periode pengamatan dengan periode pengamatan yang

(24)

heterokedastisitas dimana heterokedastisitas akan terjadi bila menunjukkan pola

yang sistematis (membentuk pola tertentu).

Gambar 3. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Dari scatterplot diatas menunjukkan bahwa pola yang terjadi di plot tidak

sistematis (membentuk pola tertentu) melainkan menyebar.Dengan demikian data

tersebut tidak heterokedastisitas.

Uji kesesuain ( Test Goodness of Fit)

1. Analisis Kesesuaian Determinasi (R-Square)

(25)

dijelaskan oleh variabel luas lahan, Herbisida, pupuk dan tenaga kerja, umur

(26)

Dengan kata lain sebesar 91,9 % ke lima variabel diatas mempengaruhi produksi

kelapa sawit. Sedangkan sisaya 8,0 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

dimasukan kedalam model.

2. Uji Serempak (Uji F)

Secara serempak pengaruh variabel produksi kelapa sawit di daerah penelitian

dapat dijelaskan oleh variabel bebas luas lahan, Herbisida, pupuk, tenaga kerja,

Umur tanaman adalah nyata pada taraf 91%. Hal ini dapat ditunjukan dari Uji F.

Dimana mendapatkan hasil F hitung = 161, 864 dan F tabel = Sehingga F hitung

> F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima , yaitu

Variabel Luas Lahan (X1) Herbisida (X2), Pupuk (X3) dan Tenaga kerja (X4),

Umur Tanaman (X5) secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi (Y).

3. Uji Parsial (Uji t)

Uji t (parsial test), Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik

koefisien regresi parsial.Pengaruh antara produktivitas kelapa sawit dengan

variabel bebas dapat di lihat secara parsial yaitu dengan menggunkan Uji t (Uji

parsial).

- Variabel luas lahan (X1) berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa

sawit (Y). Nilai t- hitung = 3,699 > t-tabel

- Variabel herbisida (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa

sawit (Y). Nilai t

= 1,66 dan nilai signifikansi 0,000

< α = 0,05. Dengan demikian pengaruh luas lahan terhadap produksi

kelapa sawit nyata.

(27)

- α = 0,05. Dengan demikian pengaruh pestisida terhadap produksi kelapa

sawit tidak nyata.

- Variabel pupuk (X3) berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit

(Y). Nilai t-hitung =3,085 > t-tabel

- Variabel tenaga kerja (X4) berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa

sawit (Y). Nilai

= 1,66 dan nilai signifikansi 0,003 < α =

0,05. Dengan demikian pengaruh pupuk terhadap produksi kelapa sawit

nyata.

t-hitung = 6,035 >t-tabel

- Variabel Umur tanaman (X5) tidak berpengaruh terhadap produksi kelapa

sawit (Y). Nilai

= 1,66 dan nilai signifikansi 0,000 < α

= 0,05. Dengan demikian pengaruh tenaga kerja terhadap produksi kelapa

sawit nyata.

t-hitung = -,535 >t-tabel

Dari estimasi model diatas diketahui bahawa secara serempak variabel bebas (

luas lahan, herbisida, pupuk, tenaga kerja dan umur tanaman ) berpengaruh nyata

terhadap produksi kelapa sawit di daerah penelitian. Sementara secara parsial

variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit adalah luas

lahan, pupuk, tenaga kerja.

= 1,66 dan nilai signifikansi 0,594 < α

= 0,05. Dengan demikian pengaruh umur tanaman terhadap produksi

kelapa sawit tidak nyata.

Maka dapat di simpulkan bahwahipotesis2 yang menyatakan faktor- faktor yang berpengaruh nayata terhadap produksi kelapa sawit adalah luas lahan, pupuk,

(28)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

1. Ketersedian input produksi (luas lahan, Herbisida, pupuk, tenaga kerja) telah

tersedia di daerah penelitian.

2. Luas lahan (X1), Pupuk (X3), Tenaga Kerja (X4) berpengaruh nyata terhadap

produksi kelapa sawit di Desa Pulau Tanjung, Kecamatan Teluk Dalam,

Kabupaten Asahan. Sedangkan Herbisida dan Umur tanaman tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit di Desa Pulau tanjung

Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Asahan. 6.2Saran

1. Diharapkan kepada petani kelapa sawit di Desa Pulau tanjung, Kecamatan

Teluk Dalam, Kabupaten Asahan agar meningkatkan penggunaan tenaga

kerja dan mengoptimalkan penggunaan luas lahan untuk meningkatkan

produksi kelapa sawit.

2. Diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan kepada petani

kelapa sawit dalam penyediaan input produksi seperti bibit, pupuk, pestisida

dan alat-alat pertanian (alsintan) untuk meningkatkan produksi kelapa sawit

3. Kepada peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian mengenai faktor faktor

lain yang mempengaruhi produksi kelapa sawit di Desa Pulau Tanjung,

Gambar

Tabel 7. Distribusi Penduduk Desa Pulau Tanjung Berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel 8. Umur Petani Responden Di Desa Pulau Tanjung Tahun 2016
Tabel 10. Klasifikasi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani Di Desa Pulau Tanjung
Tabel  11. Hasil Estimasi Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit
+4

Referensi

Dokumen terkait

Saya mengesahkan bahawa satu Jawatankuasa Peperiksaan Tesis telah berjumpa pada 8 Ogos 2012 untuk menjalankan peperiksaan akhir bagi Nurul Nadia Binti Ibrahim bagi menilai tesis

Kajian terhadap Muzikal Pi Mai Pi Mai Tang Tu yang menggunakan pendekatan moral bertujuan untuk mendedahkan aspek dalaman teks, pengajaran dan termasuk juga

menunjukkan jika plat resin akrilik yang direparasi dengan penambahan E- JODVV ¿EHU dengan volumetrik 7,4% menghasilkan kekuatan transversal tertinggi dibandingkan

Parameter pengujian yang digunakan adalah resistansi dan tegangan keluaran sensor, (ii) membuat rangkaian akuisisi data untuk menguji sensor dalam mendeteksi bahan

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran berpengaruh signifikan

dan berkeinginan untuk membangun kehidupan keluarga yanag lebih stabil, mereka membutuhkan konseling. Konseling keluarga menjadi efektif untuk mengatasi masalah-masalah

Peningkat an pelayanan nasabah oleh Bank selam a t ahun 2010 dit andai dengan pengem bangan teknologi pelayanan nasabah yang berorient asi kepada kepuasan nasabah ( custom

D AMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJAD I PERMUKIMAN TERHAD AP PERUBAHAN NILAI LAHAN D I KECAMATAN BOGOR UTARA KOTA BOGOR. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu