Sejarah Revolusi Industri
Revolusi Industri adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menamai perubahan dan perkembangan pesat yang awalnya terjadi di Inggris setelah ditemukannya mesin uap. Revolusi ini mengubah cara hidup banyak orang, terutama yang tinggal di perkotaan dan wilayah-wilayah industri. Kemajuan teknologi mengakibatkan tenaga untuk menggerakkan mesin yang semula masih menggunakan tangan menjadi penggunaan mesin yang digerakkan oleh tenaga uap.
1. Lahirnya Revolusi Industri
Revolusi Industri terjadi pada pertengahan abad ke-18. Awalnya didahului oleh revolusi agraria. Ada dua tahap revolusi agraria. Revolusi Agraria I adalah tahapan terjadinya perubahan penggunaan tanah yang semula hanya untuk pertanian menjadi usaha pertanian, perkebunan, dan peternakan yang terpadu. Revolusi Agraria II mengubah cara mengerjakan tanah yang semula tradisional dengan penggunaan mesin-mesin atau mekanisasi. Revolusi Industri terjadi di Inggris karena sebab-sebab berikut.
a. Inggris memiliki cukup bahan dasar untuk industri, seperti wol, batu bara, dan kapas
yang diperoleh dari tanah jajahan.
b. Bangsa Inggris rajin mengadakan penyelidikan terhadap ilmu alam sehingga banyak penemuan baru. Hal ini didukung dengan didirikannya lembaga ilmiah Royal Society for
Improving Natural Knowledge pada tahun 1662.
c. Adanya kemajuan pesat dalam pelayaran yang membawa kemajuan perdagangan Inggris. d. Inggris memiliki cukup modal untuk memajukan industrinya. e. Inggris memiliki kongsi dagang EIC yang merupakan alat kemajuan bagi perdagangan negara.
2. Tahap Revolusi Industri
Revolusi Industri terdiri dari tiga tahap.
a. Revolusi Industri I ditandai dengan masih dipergunakannyateknik kuno, yaitu penggunaan uap untuk menggerakkan mesin yang berbahan bakar kayu atau batu bara. Revolusi tahap pertama terjadi di Inggris pada abad ke-18.
b. Revolusi Industri II ditandai dengan penggunaan teknik baru berupa mesin bermotor yang berbahan bakar listrik atau bensin. Revolusi tahap kedua ini terjadi di Amerika Serikat
dan Jerman pada abad ke-19.
c. Revolusi Industri III ditandai dengan penggunaan teknik kimia-hayati berbahan bakar atom atau nuklir. Revolusi tahap ketiga ini terjadi di Amerika Serikat dan Uni Soviet pada abad ke-20.
Revolusi Industri mendorong peningkatan penggunan mesin-mesin sehingga terjadi efisiensi dalam produksi batu bara, besi, dan baja. Perkembangan ini ditunjang oleh adanya pembangunan jalan kereta api, alat transportasi, dan pengembangan sistem perbankan serta perkreditan.
Dampak Revolusi Industri di Bidang ekonomi
Dampak Revolusi Industri dalam bidang ekonomi adalah munculnya pabrik-pabrik, lahirnya pengusaha kaya, biaya produksi rendah sehingga harga barang semakin rendah, upah buruh menjadi rendah, perdagangan dunia semakin maju, tumbuhnya kapitalisme industri yang berpusat pada perseorangan, dan matinya industri rumah tangga. Faktor lain yang kemudian memunculkan revolusi industri adalah perkembangan ilmu ekonomi, yang kemundian memunculkan pemikiran revolusi dalam bidang industri merupankan rasionalitas ekonomi.
.
Lahirnya Revolusi Industri di Inggris
Sebelum munculnya Revolusi Industri, kebanyakan masyarakat yang tinggal di pedesaan mereka sehari-hari bekerja dibidang pertanian. Kondisi hidup bagi kebanyakan orang sulit, karena pendapatan yang tidak mencukupi, dan kekurangan gizi dan penyakit. Sebagian besar pendapatan mereka hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sejumlah faktor ikut berkontribusi menjadikan Inggris sebagai tempat kelahiran Revolusi Industri. Keberadaan tambang batubara dan bijih besi, terbukti penting untuk industrialisasi. Selain itu, secara umum masyarakat Inggris adalah masyarakat yang stabil secara politik, serta menjadi kekuatan kolonial terkemuka di dunia, yang berarti koloninya bisa berfungsi sebagai sumber bahan baku, serta pasar untuk barang-barang manufaktur.
Karena permintaan untuk barang dari Inggris meningkat, diperlukan metode pedagangan yang lebih efektif dari segi biaya produksi, itulah yang menyebabkan munculnya mekanisasi dan sistem pabrik.
Inovasi dan Industrialisasi
Industri tekstil berubah oleh adanya industrialisasi. Sebelum adanya mekanisasi dan pabrik, tekstil dibuat terutama di rumah-rumah penduduk (sehingga timbuk adanya industri
rumahan), dengan pedagang sering menyediakan bahan baku dan dasar, dan kemudian menjadikannya produk jadi. Pekerja mengatur jadwal mereka sendiri di bawah sistem ini, yang terbukti sulit bagi pedagang untuk mengatur dan mengakibatkan banyak inefisiensi.
Pada tahun 1700-an, serangkaian inovasi menyebabkan semakin meningkat produktivitas, sementara disisi lain membutuhkan sedikit energi manusia. Misalnya, sekitar tahun 1764, seseorang berkebangsaan Inggris bernama James Hargreaves (1722-1778) menemukan pemintal jenny ( “jenny” adalah singkatan awal kata “mesin”), sebuah mesin yang
Sejarah Revolusi Industri
spartacus-educational.com
Pada saat kematian Hargreaves, ada lebih dari 20.000 mesin pemintal yang digunakan di seluruh Inggris. Mesin pemintal itu diperbaiki dan disempurnakan lagi oleh orang Inggris bernama Samuel Compton (1753-1827).
Inovasi kunci lain dalam industri tekstil, mesin tenun, yaitu mesin yang digunakan dalam proses tenun kain, dikembangkan pada 1780-an oleh seseorang berkebangsaan Inggris bernama Edmund Cartwright (1743-1823).
Perkembangan industri besi juga memainkan peran sentral dalam Revolusi Industri. Pada awal abad ke-18, orang Inggris bernama Abraham Darby (1678-1717) menemukan metode yang lebih mudah untuk menghasilkan besi cor, menggunakan arang bakar (sebagai lawan arang bakar) tungku kokas berbahan bakar.
Pada tahun 1850-an, insinyur Inggris Henry Bessemer (1813-1898) mengembangkan proses produksi baja secara massal dengan biaya yang rendah. Kedua besi dan baja menjadi bahan penting, yang digunakan untuk membuat segala perabot, alat dan mesin, untuk kapal, bangunan dan infrastruktur.