• Tidak ada hasil yang ditemukan

Collection Type

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Collection Type"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Indonesia Library >> UI - Pidato

Mencerdaskan masyarakat di bidang parasitologi, dengan

memperhatikan masalah lingkungan

Sri Surastuti Margono, author

Deskripsi Lengkap: http://lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=76711&lokasi=lokal

---Abstrak

<p>Kebijaksanaan umum untuk mencapai tujuan Pernbangunan Kesehatan antara lain adalah bahwa

penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan dapat

diterima serta terjangkau oleh seluruh masyarakat dengan peran-serta aktif masyarakat (Sistem Kesehatan

Nasional, 1982).</p>

<p>Memang peran-serta masyarakat merupakan prasyarat utama untuk berhasilnya pembangunan di bidang

kesehatan seperti diutarakan pada deklarasi Alma Ata (1978) oleh WHO (Ditjen PPM & PLP, Depkes RI,

1991). Untuk menjamin peran-serta masyarakat yang aktif maka masyarakat perlu diberi bekal pengetahuan

sehingga dapat mengurus dirinya sendiri dan tidak semata-mata tergantung kepada pemerintah.</p>

<p>Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menjadikan masyarakat cerdas telah dituangkan sebagai

tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945.</p>

<p>Hadirin yang saya hormati,</p>

<p>Proses.belajar tidak hanya melalui pendidikan formal. Pendidikan dasar, menengah dan tinggi hanya

untuk sebagian dapat menunjang berbagai kebutuhan untuk mengembangkan sumberdaya manusia.

Pengembangan sumberdaya manusia mencakup lebih daripada pengetahuan dasar dan bahan teknis yang

dipelajari di sekolah. Ada hal yang melebihi itu yang tujuannya adalah peningkatan "kualitas hidup" atau

"pendidikan kemandirian", yang mencoba menjadikan pendidikan sebagai bagian daripada perkembangan

yang sedang dialami suatu masyarakat (Ingle, 1974).</p>

<p>Secara mendasar, tujuan dari pendidikan atau penyuluhan adalah mempengaruhi lingkungan pikiran

manusia agar dapat berkembang secara positif dan konstruktif ke arah perbaikan dan penyempurnaan

lingkungan fisik Sebab biar bagaimanapun, disadari atau tidak disadari, pikiran manusia selalu mendahului

setiap tindakannya. Maka alangkah baiknya, pikiran tersebut dibuat sadar. Bukankah nenek moyang kita

pernah mengatakan: pikir itu pelita hati, salah pikir binasa sendiri (Joesoef, 1991, komunikasi lisan).</p>

<p>Dalam rangka ini maka berbagai macam hal yang perlu dipelajari masyarakat termasuk dalam

pengertian pendidikan seperti mengolah dengan baik informasi mengenai gizi, sanitasi, kesehatan ibu dan

anak, keluarga berencana, penanganan apotek hidup dan lain-lain. Termasuk juga perbaikan perilaku dan

pembentukan suatu masyarakat yang aktif yang anggotanya tidak hanya memperhatikan peningkatan

kualitas hidup dirinya sendiri, melainkan juga kualitas hidup tetangga-tetangganya dan lingkungannya. Ini

merupakan suatu cara belajar yang tidak dapat dipaksakan oleh kekuatan luar, akan tetapi dicari dan

dikembangkan oleh kelompok orang yang ingin belajar itu.</p>

<p>Pendidikan seperti ini berguna untuk pemuda maupun orang dewasa, orang buta huruf maupun orang

tidak buta huruf; hal seperti ini berkaitan erat dengan kebutuhan lokal dan tidak terikat waktu atau tempat.

Tidak perlu di gedung sekolah, tidak perlu mengikuti kurikulum formal, tidak perlu waktu yang tertentu

untuk menyelesaikannya, tidak perlu mendapat suatu gelar. Seperti ini adalah pendidikan seumur hidup dan

(2)

mencapai tujuan Pernbangunan Kesehatan antara lain adalah bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan harus

dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh

masyarakat dengan peran-serta aktif masyarakat (Sistem Kesehatan Nasional, 1982).</p>

<p>Memang peran-serta masyarakat merupakan prasyarat utama untuk berhasilnya pembangunan di bidang

kesehatan seperti diutarakan pada deklarasi Alma Ata (1978) oleh WHO (Ditjen PPM & PLP, Depkes RI,

1991). Untuk menjamin peran-serta masyarakat yang aktif maka masyarakat perlu diberi bekal pengetahuan

sehingga dapat mengurus dirinya sendiri dan tidak semata-mata tergantung kepada pemerintah.</p>

<p>Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menjadikan masyarakat cerdas telah dituangkan sebagai

tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945.</p>

<p>Hadirin yang saya hormati,</p>

<p>Proses.belajar tidak hanya melalui pendidikan formal. Pendidikan dasar, menengah dan tinggi hanya

untuk sebagian dapat menunjang berbagai kebutuhan untuk mengembangkan sumberdaya manusia.

Pengembangan sumberdaya manusia mencakup lebih daripada pengetahuan dasar dan bahan teknis yang

dipelajari di sekolah. Ada hal yang melebihi itu yang tujuannya adalah peningkatan "kualitas hidup" atau

"pendidikan kemandirian", yang mencoba menjadikan pendidikan sebagai bagian daripada perkembangan

yang sedang dialami suatu masyarakat (Ingle, 1974).</p>

<p>Secara mendasar, tujuan dari pendidikan atau penyuluhan adalah mempengaruhi lingkungan pikiran

manusia agar dapat berkembang secara positif dan konstruktif ke arah perbaikan dan penyempurnaan

lingkungan fisik Sebab biar bagaimanapun, disadari atau tidak disadari, pikiran manusia selalu mendahului

setiap tindakannya. Maka alangkah baiknya, pikiran tersebut dibuat sadar. Bukankah nenek moyang kita

pernah mengatakan: pikir itu pelita hati, salah pikir binasa sendiri (Joesoef, 1991, komunikasi lisan).</p>

<p>Dalam rangka ini maka berbagai macam hal yang perlu dipelajari masyarakat termasuk dalam

pengertian pendidikan seperti mengolah dengan baik informasi mengenai gizi, sanitasi, kesehatan ibu dan

anak, keluarga berencana, penanganan apotek hidup dan lain-lain. Termasuk juga perbaikan perilaku dan

pembentukan suatu masyarakat yang aktif yang anggotanya tidak hanya memperhatikan peningkatan

kualitas hidup dirinya sendiri, melainkan juga kualitas hidup tetangga-tetangganya dan lingkungannya. Ini

merupakan suatu cara belajar yang tidak dapat dipaksakan oleh kekuatan luar, akan tetapi dicari dan

dikembangkan oleh kelompok orang yang ingin belajar itu.</p>

<p>Pendidikan seperti ini berguna untuk pemuda maupun orang dewasa, orang buta huruf maupun orang

tidak buta huruf; hal seperti ini berkaitan erat dengan kebutuhan lokal dan tidak terikat waktu atau tempat.

Tidak perlu di gedung sekolah, tidak perlu mengikuti kurikulum formal, tidak perlu waktu yang tertentu

untuk menyelesaikannya, tidak perlu mendapat suatu gelar. Seperti ini adalah pendidikan seumur hidup dan

merupakan pendidikan atau penyuluhan dalam arti luas, tidak mengingat waktu. ;Kebijaksanaan umum untuk

mencapai tujuan Pernbangunan Kesehatan antara lain adalah bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan harus

dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh

masyarakat dengan peran-serta aktif masyarakat (Sistem Kesehatan Nasional, 1982).</p>

<p>Memang peran-serta masyarakat merupakan prasyarat utama untuk berhasilnya pembangunan di bidang

kesehatan seperti diutarakan pada deklarasi Alma Ata (1978) oleh WHO (Ditjen PPM & PLP, Depkes RI,

1991). Untuk menjamin peran-serta masyarakat yang aktif maka masyarakat perlu diberi bekal pengetahuan

sehingga dapat mengurus dirinya sendiri dan tidak semata-mata tergantung kepada pemerintah.</p>

<p>Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menjadikan masyarakat cerdas telah dituangkan sebagai

(3)

<p>Hadirin yang saya hormati,</p>

<p>Proses.belajar tidak hanya melalui pendidikan formal. Pendidikan dasar, menengah dan tinggi hanya

untuk sebagian dapat menunjang berbagai kebutuhan untuk mengembangkan sumberdaya manusia.

Pengembangan sumberdaya manusia mencakup lebih daripada pengetahuan dasar dan bahan teknis yang

dipelajari di sekolah. Ada hal yang melebihi itu yang tujuannya adalah peningkatan "kualitas hidup" atau

"pendidikan kemandirian", yang mencoba menjadikan pendidikan sebagai bagian daripada perkembangan

yang sedang dialami suatu masyarakat (Ingle, 1974).</p>

<p>Secara mendasar, tujuan dari pendidikan atau penyuluhan adalah mempengaruhi lingkungan pikiran

manusia agar dapat berkembang secara positif dan konstruktif ke arah perbaikan dan penyempurnaan

lingkungan fisik Sebab biar bagaimanapun, disadari atau tidak disadari, pikiran manusia selalu mendahului

setiap tindakannya. Maka alangkah baiknya, pikiran tersebut dibuat sadar. Bukankah nenek moyang kita

pernah mengatakan: pikir itu pelita hati, salah pikir binasa sendiri (Joesoef, 1991, komunikasi lisan).</p>

<p>Dalam rangka ini maka berbagai macam hal yang perlu dipelajari masyarakat termasuk dalam

pengertian pendidikan seperti mengolah dengan baik informasi mengenai gizi, sanitasi, kesehatan ibu dan

anak, keluarga berencana, penanganan apotek hidup dan lain-lain. Termasuk juga perbaikan perilaku dan

pembentukan suatu masyarakat yang aktif yang anggotanya tidak hanya memperhatikan peningkatan

kualitas hidup dirinya sendiri, melainkan juga kualitas hidup tetangga-tetangganya dan lingkungannya. Ini

merupakan suatu cara belajar yang tidak dapat dipaksakan oleh kekuatan luar, akan tetapi dicari dan

dikembangkan oleh kelompok orang yang ingin belajar itu.</p>

<p>Pendidikan seperti ini berguna untuk pemuda maupun orang dewasa, orang buta huruf maupun orang

tidak buta huruf; hal seperti ini berkaitan erat dengan kebutuhan lokal dan tidak terikat waktu atau tempat.

Tidak perlu di gedung sekolah, tidak perlu mengikuti kurikulum formal, tidak perlu waktu yang tertentu

untuk menyelesaikannya, tidak perlu mendapat suatu gelar. Seperti ini adalah pendidikan seumur hidup dan

merupakan pendidikan atau penyuluhan dalam arti luas, tidak mengingat waktu. ;Kebijaksanaan umum untuk

mencapai tujuan Pernbangunan Kesehatan antara lain adalah bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan harus

dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh

masyarakat dengan peran-serta aktif masyarakat (Sistem Kesehatan Nasional, 1982).</p>

<p>Memang peran-serta masyarakat merupakan prasyarat utama untuk berhasilnya pembangunan di bidang

kesehatan seperti diutarakan pada deklarasi Alma Ata (1978) oleh WHO (Ditjen PPM & PLP, Depkes RI,

1991). Untuk menjamin peran-serta masyarakat yang aktif maka masyarakat perlu diberi bekal pengetahuan

sehingga dapat mengurus dirinya sendiri dan tidak semata-mata tergantung kepada pemerintah.</p>

<p>Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menjadikan masyarakat cerdas telah dituangkan sebagai

tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945.</p>

<p>Hadirin yang saya hormati,</p>

<p>Proses.belajar tidak hanya melalui pendidikan formal. Pendidikan dasar, menengah dan tinggi hanya

untuk sebagian dapat menunjang berbagai kebutuhan untuk mengembangkan sumberdaya manusia.

Pengembangan sumberdaya manusia mencakup lebih daripada pengetahuan dasar dan bahan teknis yang

dipelajari di sekolah. Ada hal yang melebihi itu yang tujuannya adalah peningkatan "kualitas hidup" atau

"pendidikan kemandirian", yang mencoba menjadikan pendidikan sebagai bagian daripada perkembangan

yang sedang dialami suatu masyarakat (Ingle, 1974).</p>

<p>Secara mendasar, tujuan dari pendidikan atau penyuluhan adalah mempengaruhi lingkungan pikiran

(4)

lingkungan fisik Sebab biar bagaimanapun, disadari atau tidak disadari, pikiran manusia selalu mendahului

setiap tindakannya. Maka alangkah baiknya, pikiran tersebut dibuat sadar. Bukankah nenek moyang kita

pernah mengatakan: pikir itu pelita hati, salah pikir binasa sendiri (Joesoef, 1991, komunikasi lisan).</p>

<p>Dalam rangka ini maka berbagai macam hal yang perlu dipelajari masyarakat termasuk dalam

pengertian pendidikan seperti mengolah dengan baik informasi mengenai gizi, sanitasi, kesehatan ibu dan

anak, keluarga berencana, penanganan apotek hidup dan lain-lain. Termasuk juga perbaikan perilaku dan

pembentukan suatu masyarakat yang aktif yang anggotanya tidak hanya memperhatikan peningkatan

kualitas hidup dirinya sendiri, melainkan juga kualitas hidup tetangga-tetangganya dan lingkungannya. Ini

merupakan suatu cara belajar yang tidak dapat dipaksakan oleh kekuatan luar, akan tetapi dicari dan

dikembangkan oleh kelompok orang yang ingin belajar itu.</p>

<p>Pendidikan seperti ini berguna untuk pemuda maupun orang dewasa, orang buta huruf maupun orang

tidak buta huruf; hal seperti ini berkaitan erat dengan kebutuhan lokal dan tidak terikat waktu atau tempat.

Tidak perlu di gedung sekolah, tidak perlu mengikuti kurikulum formal, tidak perlu waktu yang tertentu

untuk menyelesaikannya, tidak perlu mendapat suatu gelar. Seperti ini adalah pendidikan seumur hidup dan

merupakan pendidikan atau penyuluhan dalam arti luas, tidak mengingat waktu. ;Kebijaksanaan umum untuk

mencapai tujuan Pernbangunan Kesehatan antara lain adalah bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan harus

dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh

masyarakat dengan peran-serta aktif masyarakat (Sistem Kesehatan Nasional, 1982).</p>

<p>Memang peran-serta masyarakat merupakan prasyarat utama untuk berhasilnya pembangunan di bidang

kesehatan seperti diutarakan pada deklarasi Alma Ata (1978) oleh WHO (Ditjen PPM & PLP, Depkes RI,

1991). Untuk menjamin peran-serta masyarakat yang aktif maka masyarakat perlu diberi bekal pengetahuan

sehingga dapat mengurus dirinya sendiri dan tidak semata-mata tergantung kepada pemerintah.</p>

<p>Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menjadikan masyarakat cerdas telah dituangkan sebagai

tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945.</p>

<p>Hadirin yang saya hormati,</p>

<p>Proses.belajar tidak hanya melalui pendidikan formal. Pendidikan dasar, menengah dan tinggi hanya

untuk sebagian dapat menunjang berbagai kebutuhan untuk mengembangkan sumberdaya manusia.

Pengembangan sumberdaya manusia mencakup lebih daripada pengetahuan dasar dan bahan teknis yang

dipelajari di sekolah. Ada hal yang melebihi itu yang tujuannya adalah peningkatan "kualitas hidup" atau

"pendidikan kemandirian", yang mencoba menjadikan pendidikan sebagai bagian daripada perkembangan

yang sedang dialami suatu masyarakat (Ingle, 1974).</p>

<p>Secara mendasar, tujuan dari pendidikan atau penyuluhan adalah mempengaruhi lingkungan pikiran

manusia agar dapat berkembang secara positif dan konstruktif ke arah perbaikan dan penyempurnaan

lingkungan fisik Sebab biar bagaimanapun, disadari atau tidak disadari, pikiran manusia selalu mendahului

setiap tindakannya. Maka alangkah baiknya, pikiran tersebut dibuat sadar. Bukankah nenek moyang kita

pernah mengatakan: pikir itu pelita hati, salah pikir binasa sendiri (Joesoef, 1991, komunikasi lisan).</p>

<p>Dalam rangka ini maka berbagai macam hal yang perlu dipelajari masyarakat termasuk dalam

pengertian pendidikan seperti mengolah dengan baik informasi mengenai gizi, sanitasi, kesehatan ibu dan

anak, keluarga berencana, penanganan apotek hidup dan lain-lain. Termasuk juga perbaikan perilaku dan

pembentukan suatu masyarakat yang aktif yang anggotanya tidak hanya memperhatikan peningkatan

kualitas hidup dirinya sendiri, melainkan juga kualitas hidup tetangga-tetangganya dan lingkungannya. Ini

(5)

dikembangkan oleh kelompok orang yang ingin belajar itu.</p>

<p>Pendidikan seperti ini berguna untuk pemuda maupun orang dewasa, orang buta huruf maupun orang

tidak buta huruf; hal seperti ini berkaitan erat dengan kebutuhan lokal dan tidak terikat waktu atau tempat.

Tidak perlu di gedung sekolah, tidak perlu mengikuti kurikulum formal, tidak perlu waktu yang tertentu

untuk menyelesaikannya, tidak perlu mendapat suatu gelar. Seperti ini adalah pendidikan seumur hidup dan

merupakan pendidikan atau penyuluhan dalam arti luas, tidak mengingat waktu. ;Kebijaksanaan umum untuk

mencapai tujuan Pernbangunan Kesehatan antara lain adalah bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan harus

dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh

masyarakat dengan peran-serta aktif masyarakat (Sistem Kesehatan Nasional, 1982).</p>

<p>Memang peran-serta masyarakat merupakan prasyarat utama untuk berhasilnya pembangunan di bidang

kesehatan seperti diutarakan pada deklarasi Alma Ata (1978) oleh WHO (Ditjen PPM & PLP, Depkes RI,

1991). Untuk menjamin peran-serta masyarakat yang aktif maka masyarakat perlu diberi bekal pengetahuan

sehingga dapat mengurus dirinya sendiri dan tidak semata-mata tergantung kepada pemerintah.</p>

<p>Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menjadikan masyarakat cerdas telah dituangkan sebagai

tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945.</p>

<p>Hadirin yang saya hormati,</p>

<p>Proses.belajar tidak hanya melalui pendidikan formal. Pendidikan dasar, menengah dan tinggi hanya

untuk sebagian dapat menunjang berbagai kebutuhan untuk mengembangkan sumberdaya manusia.

Pengembangan sumberdaya manusia mencakup lebih daripada pengetahuan dasar dan bahan teknis yang

dipelajari di sekolah. Ada hal yang melebihi itu yang tujuannya adalah peningkatan "kualitas hidup" atau

"pendidikan kemandirian", yang mencoba menjadikan pendidikan sebagai bagian daripada perkembangan

yang sedang dialami suatu masyarakat (Ingle, 1974).</p>

<p>Secara mendasar, tujuan dari pendidikan atau penyuluhan adalah mempengaruhi lingkungan pikiran

manusia agar dapat berkembang secara positif dan konstruktif ke arah perbaikan dan penyempurnaan

lingkungan fisik Sebab biar bagaimanapun, disadari atau tidak disadari, pikiran manusia selalu mendahului

setiap tindakannya. Maka alangkah baiknya, pikiran tersebut dibuat sadar. Bukankah nenek moyang kita

pernah mengatakan: pikir itu pelita hati, salah pikir binasa sendiri (Joesoef, 1991, komunikasi lisan).</p>

<p>Dalam rangka ini maka berbagai macam hal yang perlu dipelajari masyarakat termasuk dalam

pengertian pendidikan seperti mengolah dengan baik informasi mengenai gizi, sanitasi, kesehatan ibu dan

anak, keluarga berencana, penanganan apotek hidup dan lain-lain. Termasuk juga perbaikan perilaku dan

pembentukan suatu masyarakat yang aktif yang anggotanya tidak hanya memperhatikan peningkatan

kualitas hidup dirinya sendiri, melainkan juga kualitas hidup tetangga-tetangganya dan lingkungannya. Ini

merupakan suatu cara belajar yang tidak dapat dipaksakan oleh kekuatan luar, akan tetapi dicari dan

dikembangkan oleh kelompok orang yang ingin belajar itu.</p>

<p>Pendidikan seperti ini berguna untuk pemuda maupun orang dewasa, orang buta huruf maupun orang

tidak buta huruf; hal seperti ini berkaitan erat dengan kebutuhan lokal dan tidak terikat waktu atau tempat.

Tidak perlu di gedung sekolah, tidak perlu mengikuti kurikulum formal, tidak perlu waktu yang tertentu

untuk menyelesaikannya, tidak perlu mendapat suatu gelar. Seperti ini adalah pendidikan seumur hidup dan

Referensi

Dokumen terkait

Indeks adalah sesuatu yang berkaitan erat dengan implementasi, bukan modeling. Kita seringkali perlu menambahkan indeks pada sebuah field atau banyak field dikarenakan jika

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PKM) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PDGK 4209) S1 PGSD Universitas Terbuka DISUSUN OLEH : NAMA : .....................NIM : .....................SEMESTER: IV (EMPAT) UPBJJ : UT PANGKAL PINANG POKJAR : MUNTOK MASA REGISTRASI : 2015.1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA PANGKAL PINANG TAHUN 2015 2 / 9 ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSNAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PDGK 4209) Oleh ..................... telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok sebagai salah satu tugas akhir semester IV (Empat). Tempat : Muntok Hari : Minggu Tanggal : Mei 2015 Pembimbing Mahasiswa Sarbudiono, S.Pd ..................... NIP. 19680528 199103 1 005 NIM. ..................... 3 / 9 iii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini dengan baik. Melalui mata kuliah ini, penulis berlatih untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam kegiatan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, sehingga penulis dapat mengoreksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Penyusunan laporan tugas akhir semester IV ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya : 1.Bapak Drs. Syarif Fadillah, M.Si, selaku kepala UPBJJ UT Pangkal Pinang; 2.Bapak Hermansyah selaku pengelolah UT pangkal Pinang Pokjar Muntok; 3.Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok; 4.Bapak Mulkan selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus; 5.Bapak Sarmin selaku Kepala sekolah Dasar Negeri 5 Simpang Teritip; 6.Bapak Jhoni Darma Putra, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Parittiga; 7.Bapak Parjana, S.Pd.SD selaku Supervisor 2 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar; 8.Kedua orang tua dan teman Mahasiswa yang telah memberi bantuan baik moral, maupun materi dan juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap Laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang berkepentingan. Muntok, Mei 2015 Penulis, 4 / 9 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang ...........................................................................1 B.Deskripsi Profil Mahasiswa .............................................................2 BAB II. PELAKSANAAN PKM.......................................................................... 3 A.Manfaat Mengikuti PKM ...............................................................3 B.Tempat Pelaksanaan PKM ..............................................................3 C.Waktu Pelaksanaan PKM ...............................................................3 BAB III. ULASAN PROSES SELAMA PELAKSANAAN PKM .....................5 A.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Eksakta ........................5 B.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Non Eksakta ..................5 BAB IV. PENUTUP.............................................................................6 A.Kesimpulan ................................................................................. 6 B.Saran ......................................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................. oLembar Kelengkapan Berkas Laporan Praktek PKM ...............................oSurat Rekomendasi Kepaka Sekolah ...................................................oSurat Kesediaan Teman Sejawat .......................................................o10 (Sepuluh) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... o3 (Tiga) APKG 1 dan APKG 2 .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Refleksi .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Observasi .......................................................oJurnal Pembimbingan .................................................................... 5 / 9 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3). Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme yang harus dimiliki. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yang telah dilaksanakan, diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemammpuan Mengajar (PKM) maka perlu disusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut guna dijadikan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran lebih baik. Kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di SD Negeri 4 Jebus yang beralamat di Desa Limbung, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat. SD Negeri 4 Jebus dikepalai oleh bapak Mulkan memiliki 7 tenaga pendidik dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah ini memiliki 6 rombel dengan jumlah siswa 108 orang yang kebanyakan merupakan penduduk setempat.

dfLAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PKM) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PDGK 4209) S1 PGSD Universitas Terbuka DISUSUN OLEH : NAMA : .....................NIM : .....................SEMESTER: IV (EMPAT) UPBJJ : UT PANGKAL PINANG POKJAR : MUNTOK MASA REGISTRASI : 2015.1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA PANGKAL PINANG TAHUN 2015 2 / 9 ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSNAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PDGK 4209) Oleh ..................... telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok sebagai salah satu tugas akhir semester IV (Empat). Tempat : Muntok Hari : Minggu Tanggal : Mei 2015 Pembimbing Mahasiswa Sarbudiono, S.Pd ..................... NIP. 19680528 199103 1 005 NIM. ..................... 3 / 9 iii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini dengan baik. Melalui mata kuliah ini, penulis berlatih untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam kegiatan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, sehingga penulis dapat mengoreksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Penyusunan laporan tugas akhir semester IV ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya : 1.Bapak Drs. Syarif Fadillah, M.Si, selaku kepala UPBJJ UT Pangkal Pinang; 2.Bapak Hermansyah selaku pengelolah UT pangkal Pinang Pokjar Muntok; 3.Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok; 4.Bapak Mulkan selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus; 5.Bapak Sarmin selaku Kepala sekolah Dasar Negeri 5 Simpang Teritip; 6.Bapak Jhoni Darma Putra, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Parittiga; 7.Bapak Parjana, S.Pd.SD selaku Supervisor 2 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar; 8.Kedua orang tua dan teman Mahasiswa yang telah memberi bantuan baik moral, maupun materi dan juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap Laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang berkepentingan. Muntok, Mei 2015 Penulis, 4 / 9 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang ...........................................................................1 B.Deskripsi Profil Mahasiswa .............................................................2 BAB II. PELAKSANAAN PKM.......................................................................... 3 A.Manfaat Mengikuti PKM ...............................................................3 B.Tempat Pelaksanaan PKM ..............................................................3 C.Waktu Pelaksanaan PKM ...............................................................3 BAB III. ULASAN PROSES SELAMA PELAKSANAAN PKM .....................5 A.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Eksakta ........................5 B.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Non Eksakta ..................5 BAB IV. PENUTUP.............................................................................6 A.Kesimpulan ................................................................................. 6 B.Saran ......................................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................. oLembar Kelengkapan Berkas Laporan Praktek PKM ...............................oSurat Rekomendasi Kepaka Sekolah ...................................................oSurat Kesediaan Teman Sejawat .......................................................o10 (Sepuluh) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... o3 (Tiga) APKG 1 dan APKG 2 .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Refleksi .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Observasi .......................................................oJurnal Pembimbingan .................................................................... 5 / 9 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3). Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme yang harus dimiliki. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yang telah dilaksanakan, diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemammpuan Mengajar (PKM) maka perlu disusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut guna dijadikan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran lebih baik. Kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di SD Negeri 4 Jebus yang beralamat di Desa Limbung, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat. SD Negeri 4 Jebus dikepalai oleh bapak Mulkan memiliki 7 tenaga pendidik dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah ini memiliki 6 rombel dengan jumlah siswa 108 orang yang kebanyakan merupakan penduduk setempat.