• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ILMU HUKUM KODIFIKASI HUKUM DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ILMU HUKUM KODIFIKASI HUKUM DAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ILMU HUKUM

“KODIFIKASI HUKUM DAN MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM”

Disusun Oleh:

TURHAMUN

M.HUSNUL FAJAR TANJUNG

UIN AR-RANIRY

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih sayang dan keridhoan-Nya sehingga penulis mendapatkan kekuatan dalam menyusun Makalah ini, juga berkat segala Rahmat dan karunia-Nya walaupun dengan susah payah akhirnya tersusun jualah makalah yang berjudul ” KODIFIKASI HUKUM DAN MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah ilmu hukum

Penulis menyadari dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Allah memberikan kemanfaatan atas Makalah ini, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya. Amin…!

Banda Aceh, 12 November 2015

Penulis

(3)
(4)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Hukumadalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaandari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. Dalam hukum adanya kodifikasi hukum dan macam-macam pembagiannya.

I.2 RUMUSAN MASALAH

(5)

2. apa sajakah macam-macam pembagian hukum?

I.3 TUJUAN

1. Dapat mengetahui kodifikasi hukum

2. Dapat mengetahui macam-macam pembagian hukum

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 KONDIFIKASI HUKUM

Kondifikasi hukum adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.

ada 2 macam kodifikasi hukum, yaitu ;

1. Kodifikasi terbuka

kodifikasi yang membuka diri terhadap terdapatnya tambahan – tambahan diluar induk kondifikasi. Pertama atau semula maksudnya induk permasalahannya sejauh yang dapat dimasukkan ke dalam suatu buku kumpulan peraturan yang sistematis,tetapi diluar kumpulan peraturan itu isinya menyangkut permasalahan di luar kumpulan peraturan itu isinya

(6)

ini dilakukan berdasarkan atas kehendak perkembangan hukum itu sendiri sistem ini mempunyai kebaikan ialah;

“ Hukum dibiarkan berkembang menurut kebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi disebut sebagai penghambat kemajuan masyarakat hukum disini diartikan sebagai peraturan “.

2. Kodifikasi tertutup

Adalah semua hal yang menyangkut permasalahannya dimasukan ke dalam kodifikasi atau buku kumpulan peraturan.Dulu kodifikasi tertutup masih bisa dilaksanakan bahkan tentang bidang suatu hukum lengkap dan perkasanya perubahan kehendak masyarakat mengenai suatu bidang hukum agak lambat. Sekarang nyatanya kepeningan hukum mendesak agar dimana-mana yang dilakukan adalah Kodifikasi Terbuka.

Ditinjau dari segi bentuknya, hukum dapat dibedakan atas:

a.bentuk kondifikasi hukum

Menurut bentuknya, hukum itu dapat dibedakan menjadi :

 Hukum Tertulis (Statute Law = Written Law)Yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan-peraturan.

 Hukum Tak Tertulis (Unsatatutery Law = Unwritten Law)Yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak terulis namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan-peraturan (disebut juga hukum kebiasaan).

1. Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Hukum tertulis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

 Hukum tertulis yang dikodifikasikan.

Contoh : Kitab Undang-undang Hukum Pidana ( KUHP ), Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( KUHPdt ), Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

(7)

Contoh: Undang-undang ( UU ), Peraturan Pemerintah ( PP ), Keputusan Presiden (Kepres).

2. Hukum tidak tertulis:

 hukum adat .

contoh : makan harus pakai tangan kanan . berpakaian harus sopan dll

b.sistematika kodifikasi hukum

Sistematika Kodifikasi hukum . Sistematika artinya susunan yang teratur secara sistematis. Sistematika kodifikasi artinya susunan yang diatur dari suatu kodifikasi.

Sistematika meliputi bentuk dan isi kodifikasi. Sistematika kodifikasi hukum perdata meliputi bentuk dan isi. Sistematika bentuk Kitab Undang-Undang Hukum Perdata meliputi urutan bentuk bagian terbesar sampai pada bentuk bagian terkecil yaitu :

1.kitab undang – undang tersusun atas buku – buku 2.tiap buku tersusun atas bab – bab

3.tiap bab tersusun atas bagian – bagian 4.tiap bagian tersusun atas pasal – pasal 5.tiap pasal tersusun atas ayat – ayat

Sistematika Kitab Undang-Undang Hukum Perdata meliputi kelompok materi berdasarkan sitematika fungsi. Sistematika fungsional ada 2 macam yaitu menurut

pembentuk Undang-Undang & menurut ilmu pengetahuan hukum. Sistematika isi menurut pembentukan B.W miliputi 4 kelompok materi sebagai berikut :

1. kelompok materi mengenai orang 2. kelompok materi mengenai benda 3. kelompok nateri mengenai perikatan 4. kelompok materi mengenai pembuktian

Sedangkan sistematika menurut ilmu pengetahuan hukum ada 4 yaitu : 1. kelompok materi mengenai orang

2. kelompok materi mengenai keluarga 3. kelompok materi mengenai harta kekayaan 4. kelompok materi mengenai pewarisan

Apabila sistematika bentuk dan isi digabung maka ditemukan bahwa KUHPdt. Terdiri dari : 1. Buku I mengenai Orang

(8)

3. Buku II mengenai Perikatan 4. Buku IV mengenai Pembuktian

SISTEMATIKA KUHPdt.

Mengenai sistematika isi ada perbedaan antara sistematika KUHPdt. Berdasarkan pembentuk Undang-Undang dan sistematika KUHPdt. Berdasarkan ilmu pengetahuan hukum. Perbedaan terjadi, karena latar belakang penyusunannya. Penyusunan KUHPdt. didasarkan pada sistem individualisme sebagai pengaruh revolusi Perancis. Hak milik adalah hak sentral, dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Hak dan kebebasan setiap

individu harus dijamin. Sedangkan sisitematika berdasarkan ilmu pengetahuan hukum didasarkan pada perkembangan siklus kehidupan manusia yang selalu melalui proses lahir-dewasa-kawin–cari harta/nafkah hidup–mati (terjadi pewarisan ). Dengan demikian perbedaan sistematika tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

1. Buku I KUHPdt. memuat ketentuan mengenai manusia pribadi dan keluarga (perkawinan) sedangkan ilmu pengetahuan hukum memuat ketetuan mengenai pribadi dan badan hukum, keduanya sebagai pendukung hak dan kewajiban.

2. Buku II KUHPdt. memuat ketentuan mengenai benda dan waris. Sedangkan ilmu pengetahuan hukum mengenai keluarga (perkawinan dan segala akibatnya).

3. Buku III KUHPdt. memuat ketentuan mengenai perikatan. Sedangkan ilmu pengetahuan hukum memuat ketentuan mengenai harta kekayaan yang meliputi benda dan perikatan. 4. Buku IV KUHPdt. memuat ketentuan mengenai bukti dan daluwarsa. Sedangkan ilmu pengetahuan hukum memuat ketentuan mengenai pewarisan, sedangkan bukti dan daluarsa termasuk materi hukum perdata formal (hukum acara perdata).

c.tujuan kondifikasi hukum

Berikut ini tujuan kodifikasi hukum: 1. Kepastian hukum

-Bersifat mengikat dan berlaku bagi setiap individu 2. Penyederhanaan hukum

- Simple yang sederhana, tidak bersifat ambigu, mudah di pahami, pasal tidak terlalu banyak, sehingga sehingga tidak menimbulkan persepsi yang beragam pula

(9)

Bersangkutan, yakni UU no 12 tahun 2011 3. Kesatuan hukum

-Jika suatu hukum membahas tentang suatu perkara, maka perkara itu saja yang di bahas, tidak melebar dari perkara yang lainnya. Contohnya hukum bead an cukai mengatur peraturan tentang kepabeanan dan cukai saja sedangkan pajak dan anggaran Negara tidak dibahas didalamnya

II.2 MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM

a. Menurut sumbernya

Menurut sumbernya hukum dapat dibagi dalam:

1) Undang-undang (wettenrech) : Undang-undang adalah hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.Legislasi atau undang-undang adalah hukum yang telah disahkan oleh badan legislatif atau unsur pemerintahan yang lainnya. Sebelum disahkan, undang-undang disebut sebagai rancangan Undang-Undang. Undang-undang berfungsi untuk digunakan sebagai otoritas, untuk mengatur, untuk menganjurkan, untuk menyediakan (dana), untuk menghukum, untuk memberikan, untuk mendeklarasikan, atau untuk membatasi sesuatu.

Suatu undang-undang biasanya diusulkan oleh anggota badan legislatif (misalnya anggota

DPR), eksekutif (misalnya presiden), dan selanjutnya dibahas di antara anggota legislatif. Undang-undang sering kali diamandemen (diubah) sebelum akhirnya disahkan atau mungkin juga ditolak.

Undang-undang dipandang sebagai salah satu dari tiga fungsi utama pemerintahan yang berasal dari doktrin pemisahan kekuasaan. Kelompok yang memiliki kekuasaan formal untuk membuat legislasi disebut sebagai legislator (pembuat undang-undang), sedangkan badan

(10)

eksekutif pemerintahan hanya dapat bertindak dalam batas-batas kekuasaan yang telah ditetapkan oleh hukum perundang-undangan.

2) Kebiasaan (gewoonte-en adatrech) : Kebiasaan adalah hukum yang terletak di dalam peraturan-peraturan kebiasaan (adat). Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang,

India, dan Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Selain itu dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan

3) Traktat (tractaten recht) : Traktat adalah hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu perjanjian antarnegara. Perjanjian tersebut biasanya meliputi bidang-bidang politik dan ekonomi.

Dengan kata lain traktat adalah perjanjianj yang di buat antar Negara yang di tuangkan dalam bentuk tertentuyaitu:

a. Traktat Bilateral/Traktat Binasional (Twee Zijdig)

Yaitu perjanjian yang di lakukan oleh 2 negara. Traktat ini dapat meliputi perjanjian mengenai hubungan kerjasama baik itu dalam hubungan politik, sosial-budaya, maupun hankam. Contohnya:traktat antara pemerintah Indonesia dengan pemerintahan Malaysia tentang perjanjian ekstradisi menyangkut kejahatan criminal biasa dan kejahatan politik

b. Traktat multilateral

Yaitu perjanjian yg dilakukan lebih 2 negara. Perjanjian ini lebih bersifat resmi (official) karena ditandatangai dan melibatkan pihak-pihak Negara yang bergabung dalam suatu organisasi tertentu. Contohnya perjanjian kerjasama beberapa Negara di bidang pertahanan dan ideology bersama Negara-negara eropa dan Amerika Utara (NATO) yang di ikuti oleh beberapa Negara eropa.

c. Traktat Kolektif/Traktat Terbuka

(11)

perjanjian dalam PBB dimana negara lain terbuka unyuk ikut menjadi anggota PBB yang terikat pada perjanjian yang di tetapkan oleh PBB tersebut.

4) Yurisprudensi (yurisprudentie recht) : Yurisprudensi adalah hukum yang terbentuk karena putusan hakim. Keputusan hakim kemudian dijadikan rujukan oleh hakim pada selanjutnya untuk memutuskan sesuatu perkara. Dengan kata lain putusan tersebut tidak d atur oleh undang-undang.

5) Hukum ilmu (wetenscaps recht) : Hukum ilmu adalah hukum yang pada dasarnya berupa ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan para ahli hukum yang terkenal dan sangat berpengaruh.

b. Menurut bentuknya

Menurut bentuknya hukum dapat dibagi dalam hukum yang dikodifikasikan, tertulis, dan tidak tertulis.

1) Hukum tertulis

Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundangan. Hukum tertulis ada dua macam, antara lain sebagai berikut :

a) Hukum tertulis yang telah dikodifikasikan seperti KUH Perdata/BW (Burgerlijk Wetboek) dan KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana). Kodifikasi adalah pembukuan bahan-bahan hukum yang sejenis secara sistematis dan lengkap dalam satu kitab undang-undang. b) Hukum tertulis yang belum terkodifikasikan misalnya hukum perkoperasian.

2) Hukum tidak tertulis

Hukum tidak tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan di masyarakat tetapi tidak tertulis (disebut hukum kebiasaan). Hukum tidak tertulis tidak termaktub dalam suatu dokumen, tetapi diyakini dan ditaati oleh suatu masyarakat tertentu. Dalam praktek kenegaraan, hukum tidak tertulis disebut konvensi. Contoh: Pidato presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan DPR.

(12)

Menurut tempat berlakunya hukum dibagi dalam:

1) Hukum nasional : Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara.

2) Hukum internasional : Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia internasional.

3) Hukum asing : Hukum asing adalah hukum yang berlaku dalam negara lain.

d. Hukum menurut waktu berlakunya

Menurut waktu berlakunya, hukum dibagi dalam:

1) Ius Constitutum (Hukum positif) : Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Contohnya UUD 1945.

2) Ius Constituendum : Hukum yang diharapkan dapat berlaku di masa yang akan datang (hukum yang dicita-citakan). Contohnya Aturan Peralihan Pasal 1 UUD 1945.

3) Ius Naturale/Hukum Asasi (Hukum alam) : Hukum yang berlaku di mana-mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun juga di seluruh tempat. Contohnya keadilan.

(13)

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Hukumadalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaandari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. Dalam hukum adanya kodifikasi hukum dan macam-macam pembagiannya.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Drs.C.S.T. Kansil, S.H.2013.Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum

Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Dari kata yang ditemukan dari beberapa analisis STP, USP dan SWOT yang telah menemukan beberapa keyword akan disempitkan lagi untuk mendapatkan kata kunci yang

8 LINGKUP MATERI Berpikir Komputasional MATERI berpikir komputasional INDIKATOR SOAL Disajikan gambar yang dapat menstimulasi proses berpikir peserta didik untuk

pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan permainan bingo dikategorikan sangat baik dengan rata – rata penilaian respon sebesar 91.35% ; (2) hasil respon dari

Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dalam hal ini PPL II merupakan tindak lanjut dari kegiatan orientasi sekolah latihan

Off the record adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan..

Penanggulangan Hama dan Penyakit. Hasil pemeriksaan terhadap isi seluruh SPK tahapan kegiatan sistem silvikultur TPTI Dan TPTJ, dinilai isi SPK seluruhnya khususnya pada

Berdasarkanpenelitianmenunjukkan bahwa gelatin yang diperoleh dari pencucian dengan air mengalir sebanyak 5 x berat bahan kulit kaki ayam (P5), rerata waktu yang