• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TU"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang sistem pendidikan nasional Nomor 22 Tahun 2003 pasal 3

mengenai tujuan pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan

bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk berkerja di bidang tertentu, sehingga

untuk mewujudkan hal tersebut perlu sekali kerjasama antara sekolah dengan

dunia industri atau dunia usaha yaitu dalam bentuk praktik kerja industri

(magang). Artinya ada usaha agar proses pembelajaran dibuat efektif dan kreatif

agar apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.

Cange dalam Sadiman (2005:06) Bahwa media adalah segala alat fisik yang

dapat mennyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset,

film bingkai adalah contoh-contohnya. Sedangkan pada mulanya media hanya

dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (Teaching Aids) namun dengan masuknya pengaruh teknologi audio sekitar abad ke-20, alat visual untuk

mengkongkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal

adanya audio visual dan Audio Visual Aids (AVA) namun sekarang sudah selayaknya kalau media tidak hanya dipandang sebagai alat bantu belaka bagi

guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan

(2)

tertentu media dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teliti,

jelas dan menarik sehingga dengan perkembangan teknologi sekarang media

menjadi salah satu faktor penting yang menunjang proses pembelajaran dikelas.

Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, suara dan gambar

sekaligus. semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita, pesan disajikan

bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti

misalnya cerita), bisa bersifat informasi edukatif maupun instruksional. Dalam

perkembangan dunia sekolah kejuruan sendiri video menjadi media yang sering di

gunakan sebagai salah satu Solusi mengatasi keterbatasannya alat praktek di

sekolah tersebut (Sadiman, 2005:74).

Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan peneliti di Smk Negeri 7

Palembang berupa wawancara dengan salah satu guru TSM Smk Negeri 7

Palembang berkerja sama dengan Yamaha motor Jakarta yang bahwa mengatakan

setiap siswa yang akan menghadapi Praktek Industri harus terlebih dahulu

memahami cara Tune up sepeda motor, karena kompetensi tune up sepeda motor menjadi dasar di jurusan teknologi sepeda motor sehingga Kompetensi ini sangat

di perhatikan di SMK Negeri 7 Palembang.

Pada proses pembelajaran mata pelajaran Kompetensi kejuruan terutama pada

(3)

1. Guru mengalami kesulitan saat menyajikan materi di kelas karena guru masih

memakai metode ceramah sehingga membuat siswa tidak begitu tertarik. Hal

ini terlihat saat guru memberikan materi di kelas dimana materi ini di berikan

sebelum mereka praktek di bengkel sebagai materi tambahan untuk

mempermudah proses kerja tune up itu sendiri.

2. Pada saat guru mendemostrasikan cara tune up sepeda motor dengan siswa yang berjumlah 27 siswa didukung dengan alat yang lengkap namun guru

kesulitan untuk memberikan demostrasi tune up sepeda motor, saat mendemostrasikan guru juga terkendala dengan siswa yang berada paling

belakang sehingga mereka kurang jelas dalam memperhatikan apa yang di

sampaikan oleh guru.

3. Masalah lain saat siswa memperhatikan demo tune up sepeda motor, demo hanya dilakukan sekali tidak berulang-ulang sehingga siswa yang mengalami

kurang jelas atau kurang memperhatikan sehingga siswa masih terlihat

bingung.

4. Belum tersedianya media pembelajaran berupa video tutorial kompetensi

tune up sepeda motor di SMK Negeri 7 Palembang.

Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, maka diperlukan media

pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar, sehingga guru tidak

lagi kesulitan dalam menjelaskan materi di kelas dan guru tidak hanya

menggantungkan dengan demostrasi tetapi bisa diganti dengan video tutorial yang

(4)

Penggunaan media pembelajaran video tutorial ini akan sangat membantu

dan mempermudah proses pembelajaran unstuk siswa maupun guru. Siswa dapat

belajar lebih dulu dengan melihat dan menyerap materi belajar dengan lebih utuh.

Dengan demikian, guru tidak harus menjelaskan materi secara berulang-ulang

sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung lebih menarik, lebih efektif dan

efisien.

Karakter media yaitu mengkonkritkan sesuatu yang bersifat abstrak dan

melibatkan banyak indera sehingga bisa meningkatkan hasil belajar, selain itu

pemakaian media juga dapat menambah motivasi siswa dalam belajar. Aria

Pramundito (2013) menyatakan bahwa pengembangan media video tutorial pada

mata pembelajaran kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut di Smk

Muhammadiyah 1 Playen layak untuk digunakan dan dikembangkan. Yogi

Nurcahyo Winata (2013) juga menyatakan bahwa penggunaan media video

tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa teknik gambar bangunan Smk N 1

Seyengan pada mata pelajaran mengambar dengan autocad terdapat perbedaan dimana hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran video tutorial

lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan cara konvensional

dan media pembelajaran video tutorial dalam meningkatkan hasil belajar pada

mata pelajaran menggambar dengan autocad.

Berdasarkan pada permasalahan yang ditemukan dan beberapa penelitian

yang terdahulu serta melihat dimana pentingnya kompetensi tune up sepeda motor ini di Smk Negeri 7 Palembang yang berhubungan langsung dengan pihak

(5)

oleh kelas XI sebelum mereka melakukan praktik industri serta berbagai kendala

di atas, peneliti tertarik untuk membuat sebuah media berupa video tutorial yang

dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah maka peneliti mengangkat judul

Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Pada Kompetensi Tune Up Sepeda Motor Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Kelas Xi Tsm Di Smk

Negeri 7 Palembang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, secara umum rumusan masalah ini sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah mengembangan media video tutorial pada kompetensi tune up sepeda motor di kelas XI Jurusan TSM pada Smk Negeri 7 Palembang yang

teruji validitasnya ?

2. Bagaimanakah media pembelajaran video tutorial sebagai media

pembelajaran pada kompetensi tune up sepeda motor yang praktis ?

3. Apakah media pembelajaran video tutorial memiliki effect potensial yang baik?

4. Apakah media video tutorial ini efektif untuk meningkatkan hasil belajar

(6)

1.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah ini agar tidak meluas maka penelitian ini hanya

dibatasi :

1. Pengembangan media video tutorial yang dimaksud adalah video jenis avi

yaitu dimana seorang akan memberikan petunjuk langkah demi langkah

tentang bagaimana melakukan sesuatu.

2. Kompetensi tune up yang saya maksud adalah tune up mesin motor yamaha 4T (perawatan berkala) yaitu mengganti oli pelumas, membersihkan

saringan udara, memeriksa dan menyetel busi, membersihkan karburator,

menyetel katup.

3. Pengembangan media video tutorial yang dimaksud adalah pengembangan

dalam aspek validitasnya video tersebut.

4. Kompetensi tune up sepeda motor yang peneliti maksud adalah kompetensi yang dilakukan di kelas sebelum siswa belajar langsung di workshop atau bengkel.

5. Sub kompetensi yang akan peneliti jelaskan dalam materi tune up sepeda motor hanya mengenai pengertian komponen, jenis-jenis komponen dan

langkah-langkah penyetelan atau pembersihan.

6. Penelitian ini hanya dilakukan di Smk Negeri 7 Palembang kelas XI TSM.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan dan mengetahui kelayakan

(7)

sepeda motor dan mengetahui efektifitas media video tutorial ini dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

1.5 Manfaat Penelitian

Mempersiapkan diri menjadi guru yang profesional dan kreatif dalam

mengembangan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar. Penelitian ini

juga diharapkan bermanfaat :

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan motivasi sebagai bekal dalam mempersiapkan

diri menjadi tenaga pengajar yang professional.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan ajar dan memberikan rangsangan agar tercipta inovasi

berikutnya dalam menghadapi masalah dalam proses pembelajaran terutama

dalam bentuk media pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Khususnya SMK NEGERI 7 Palembang, sebagai masukan untuk

meningkatkan kualitas guru dan persiapan agar lulusan SMK benar-benar

termanfaatkan dengan baik di masyarakat dan di industri.

4. Bagi siswa

Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sebagai acuan bagi siswa jika

siswa harus lebih aktif dalam mencari sumber belajar lain selain di sekolah

(8)

Sebagai tantangan kedepan bahwa teman-teman dituntut untuk menjadi guru

yang kreatif dan mampu memaksimalkan proses pembelajaran demi

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Bringgs dalam sadiman

(2005:06) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset, film

bingkai adalah contoh-contohnya dan media merupakan alat untuk memberikan

perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sejalan dengan

pendapat di atas Gagne dalam Indriana (2011:14) menyatakan bahwa media

merupakan wujud dari adanya berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Miarso dalam Indriana (2011:14) berpendapat bahwa media

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang

dapa merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.

Hal senada juga di ungkapkan Suparman dalam Asyhar (2012:04) berpendapat

bahwa media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan

informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Sedangkan menurut National Education Association (NEA) dalam

Sadiman dkk (2005:06) menyatakan bahwa media adalah bentuk komunikasi baik

(10)

yang diberikan oleh AECT dalam Indriana (2011:14) yang menyatakan bahwa

media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses

penyaluran pesan.

Criticos dalam Daryanto (2011:4) media merupakan salah satu komponen

komunikasi, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana

perantara dalam proses pembelajaran. Gerlach & Ely dalam Arsyad (cetakan ke

13, 2013:3) media adalah manusia, materi, atau kejadian yang memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku, dan

lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan menurut Anderson dalam

Sukiman (2012:28) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah media yang

memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang

pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Secara umun wajarlah bila

peranan guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari

peranan seorang guru biasa.

Fiskha Ayuningrum (2012:16) menyimpulkan bahwa media adalah bagian

yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan

pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya.

Jadi media adalah sesuatu perantara yang sangat dibutuhkan agar informasi yang

di sampaikan dapat diterima dengan baik oleh yang menerima informasi.

Merangkum dari berbagai pendapat diatas saya mengambil kesimpulan

bahwa media adalah suatu perantara yang memudahkan pemberi informasi dalam

menyampaikan informasi agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan

(11)

2.1.1 Fungsi Media Pembelajaran

Sadiman, dkk. (2005:17), mengemukakan secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif

anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk :

a. Menimbulkan kegairahan belajar

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan dan kenyataan

c. Memungkinkan anak didik belajar lebih langsung sendiri-sendiri

menurut kemampuan dan minatnya

4. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan

dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi

pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa maka guru banyak

mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini

akan sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.

Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuan

dalam:

(12)

Hal yang sama juga di ungkapkan Indriana (2011:47) bahwa media

berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar.

Pengalaman belajar (learning experience) tergantung pada interaksi siswa dengan media. Media yang tepat dan sesuai dengan tujuan belajar akan mampu

meningkatkan pengalaman anak didik bisa mempertinggi hasil belajar.

Demp dan Dayton dalam Indriana (2011:47) berpendapat media

pengajaran memiliki beberapa manfaat yaitu :

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar.

2. Pembelajaran bisa menjadi lebih menarik.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4. Dengan menerapkan teori belajar, waktu pelaksaaan pembelajaran dapat

dipersingkat.

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.

7. Sikap positif terhadap materi pembelajaran serta proses belajar dapat

ditingkatkan.

8. Peran guru berubah kearah yang lebih positif.

Alasan diatas juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Edgare Dale dalam Sadiman dkk (2002:8) dengan teori “Cone Experience (kerucut pengalaman)’’yang menjadi dasar pokok penggunaan media dalam

pembelajaran. Teori ini mengemukakan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak

(13)

memehami suatu pengetahuan dalam bentuk kata, tanpa mengerti dan memahami

makna yang terkandung dalam pengetahuan tersebut. Karena itulah pengalaman

kongkret (nyata) dapat menghindari salah persepsi. Salah satu pengalaman

kongkret dapat didapatkan dari media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar.

Abstrak

Kongkret

Gambar 1. Kerucut pengalaman Edgar Dale

13

(14)

Fungsi media pembelajaran sendiri berdasarkan Survei Bank Dunia

menyimpulkan bahwa pencapaian pendidikan Indonesia berada di bawah Astralia,

Jepang, Hongkong, Cina, bahkan Thailand (Dikti,2007).

Japan Korea

Gambar 2. Pencapaian prestasi pendidikan beberapa negara (Dikti, 2007) Faktor utama yang menyebabkan rendahnya capain prestasi belajar

Indonesia adalah kurangnya keterampilan tenaga pendidik dalam pengelolaan

pembelajaran (Dikti, 2007). Pada umumnya, tenaga pendidik Indonesia masih

menggunakan pembelajaran konvensional yang bersifat verbalistik dan proses

pembelajaran sangat terpusat pada pengajar (teacher-centered).

Asyhar dalam asyhar (2012:15) berpendapat bahwa penggunaan media

dalam proses pembelajaran secara significan mampu meningkatkan hasil belajar

(15)

penting dalam sebuah proses pembelajaran karena dapat membantu proses

pembelajaran di kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan baik waktu

terkendala ruang, waktu atau fasilitas di sekolah tersebut.

2.1.2 Manfaat Media Pembelajaran

Banyak pendapat tentang manfaat media pembelajaran dari berbagai ahli

Midun dalam Asyhar (2012:41) beberapa manfaat media adalah :

1. Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala

sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku, foto-foto

dan narasumber. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki banyak

pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing.

2. Dengan menggunakan berbagai jenis media, peserta didik akan

memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran.

Pengalaman yang bervariasi ini akan sangat berguna bagi peserta didik

dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab yang berbagai

macam, baik dalam pendidikan, di masyarakat dan lingkungan kerjanya.

3. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang kongkret

dan langsung kepada peserta didik, seperti kegiatan pariwisata ke pabrik,

pusat tenaga listrik, swalayan, bank, industri, pelabuhan dan sebagainya.

Dengan demikian peserta didik akan merasakan dan melihat secara

langsung keterkaitan antara teori dan pabrik atau memahami aplikasi

(16)

4. Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi

atau dilihat oleh peserta didik, baik karena ukuranya terlalu besar seperti

sistem tatasurya, terlalu kecil seperti virus, atau rentang waktu prosesnya

terlalu panjang misalnya proses metamorfosa dan pelapukan batuan, atau

masa kejadiannya sudah lama seperti terjadinya perang uhud. Dengan

media, keterbatasan-keterbatasan tersebut dapat diatasi misalnya dengan

menggunakan berbagai jenis media berupa model prototipe, peta, denah,

foto, video, film, mengunjungi situs, dan sebagainya.

5. Media-media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat dan

terbaru, misalnya penggunaan buku teks, majalah, dan orang sebagai

sumber informasi.

6. Media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi

sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian

peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga

diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.

7. Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis,

menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih

lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif.

8. Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

karena dengan menggunakan media dapat menjangkau peserta didik di

tempat yang berbeda-beda, dan di dalam ruang lingkup yang tak terbatas

pada suatu waktu tertentu. Dengan media, durasi pembelajaran juga bisa

(17)

menjelaskan satu topik, dengan bantuan media materinya sudah bisa

langsung dipahami oleh peserta didik.

9. Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan atau

pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro.

Hal senada di ungkapkan Kemp and Dayton dalam Daryanto (2011:5) bahwa

kontribusi media pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih berstandar.

2. Pembelajaran dapat lebih menarik.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.

4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.

7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

8. Peran guru megalami perubahan kearah yang positif.

2.2 Jenis Media Pembelajaran

Meskipun beragam jenis dan format media sudah dikembangkan dan

digunakan dalam pembelajaran, namun pada dasarnya semua media tersebut dapat

(18)

1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera

pengelihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini, pengalaman

belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan

pengelihatannya. Beberapa media visual antara lain: (a) media cetak seperti

buku, modul, jurnal, peta, gambar dan postur, (b) model dan protipe seperti

globe bumi, dan (c) media realitas alam sekitar dan sebagainya.

2. Media audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran

dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik, pengalaman

belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera

kemampuan pendegaran. Oleh karena itu, media audio hanya mampu

memanipulasi kemampuan sura semata (Munadi dalam asyhar, 2012:45).

Pesan bahasa lisan, kata-kata dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal

adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, tiruan dan sebagainya. Contoh

media audio yang umum digunakan adalah tape recorder, radio dan CD

player.

3. Media audio-visual, yaitu jenis media yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan pengelihatan sekaligus

dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan

melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang

mengandalkan baik pengelohatan maupun pendengaran. Beberapa contoh

audio-viual adalah film, video, program TV dan lain-lain.

4. Multimedia, yaitu jenis media yang melibatkan beberapa jenis media dan

(19)

Pembelajaran media melibatkan indera pengelihatan dan pendengaran melalui

media teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif

berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi. Secara

sederhana, Meyer dalam Asyhar (2012:45) mendefinisikan multimedia

sebagai media yang menghasilkan bunyi dan teks.

Menurut Schramm dalam daryanto (2011:16) media digolongkan menjadi

media rumit, media mahal dan sederhana, Schramm juga mengelompokkan media

menurut kemampuan daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV,

radio, dan faksmile; (2) liputan terbatas pada ruangan, sepertii film, video, slide,

poster audio tape; (3) media untuk belajar individual seperti buku, modul,

program belajar dengan komputer dan telepon.

Senada dengan hal diatas menurut Cagne dalam Daryanto (2011:16) media

diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok yaitu benda yang didemonstrasikan,

komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara dan

mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajara tersebut dikaitkan dengan

kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan,

yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar,

member kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukan ahli ilmu, menilai

prestasi, dan pemberi umpan balik.

Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut,

akan mempermudah para guru dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada

(20)

tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil yang didapatkan

maksimal.

2.3 Media Video Pembelajaran

Menurut kamus besar bahasa indonesia media video adalah (1) bagian

yang memancarkan gambar pada pesawat televisi, (2) rekaman gambar hidup atau

program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi.

Menurut Cheppy Riyana (2007:5) media video pembelajaran adalah media

yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik

yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu

pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.

Asyhar (2012:74) mengungkapkan Media video merupakan rekaman

gambar dan suara dalam kaset pita video ke dalam pita magnetik. Rekaman

gambar dan suara dalam pita kaset dapat ditayangkan kedalam layar televisi

dengan menggunakan perangkat keras bernama tape recorder (VCR).

Menurut Ibrahim dalam Mahadewi (2013:3), mengartikan media video

pembelajaran yaitu “sebuah penayangan ide atau gagasan pada layar televisi

sesuai dengan kata video yang dalam bahasa latin berarti sata melihat”. Pengertian

video yang dikemukakan oleh Ibrahim ini mengisyaratkan ada perangkat lunak

dan perangkat keras yang digunakan sebagai media penanyangan ulang (play back) dari suatu program atau rekaman.

Daryanto (2011:80) media video adalah segala sesuatu yang

memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak

(21)

pembelajaran keran dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada

siswa. Selain itu program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan

pengaturan kecepatan mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa media

video pembelajaran adalah semua media yang menampilkan pesan-pesan

pembelajaran secara langsung baik lewat suara,gambar,animasi yang bertujuan

untuk menunjang proses pembelajaran.

2.3.1 Media Video Tutorial

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001:1230), Tutorial adalah (1)

pembimbingan kelas oleh seorang pengajar (tutor) untuk seorang mahasiswa atau

sekelompok kecil mahasiswa, (2) pengajaran tambahan melalui tutor. Selanjutnya

Aria Pramundito (2013:4) berpendapat video tutorial adalah gambaran rangkaian

hidup yang ditayangkan oleh seorang pengajar yang berisi pesan-pesan

pembelajaran untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran

sebagai bimbingan atau bahan pengajaran kepada sekelompok kecil peserta didik.

Hernawan dan Rusman berpendapat bahwa media video tutorial adalah

sebuah video pembelajaran khusus dengan instruktur yang terwakilkan dengan

menggunakan software computer yang berisi materi pelajaran yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara tuntas (mastery learning) kepada siswa mengenai bahan atau materi pelajaran yang sedang di pelajari.

(22)

informasi antara pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) sehingga tercapai suatu tujuan yang dikehendaki.

Daryanto (2011:51) menyatakan bahwa tutorial merupakan multimedia

pembelajaran yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial,

sebagai mana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur,

informasi yang berisi seuatu konsep disajikan dengan teks, dan gambar, baik diam

mampun bergerak dan grafik. Pada saat yang tepat, yaitu ketika dianggap bahwa

pengguna telah membaca, menginterprestasikan dan menyerap konsep itu,

diajukan serangkaian pertanyan yang bagus. Jika jawaban atau respon pengguna

benar, kemudian dilanjutkan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon

pengguna salah, pengguna harus menggulang memahami konsep tersebut secara

keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu (remedial). Senada dengan hal diatas menurut Rusman (2012:210) bahwa tutorial adalah bimbingan

pembelajaran dalam bentuk pemberihan arahan, bantuan, petunjuk, dan motivasi

agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.

2.3.2 Kelebihan Video Tutorial

Daryanto (2011:80) beberapa kelebihan video adalah (1) video dapat

dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk

mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu (2) kemampuan video dalam

memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu anda menyampaikan

materi yang dinamis (3) kemajuan teknologi video juga telah memungkinkan

(23)

dan DVD (Digital Versatile Disc) (4) video dapat didistribusikan melalui siaran televisi. Oleh karena itu, suatu materi yang telah direkam dalam bentuk video

dapat digunakan, baik utnuk proses pembelajaran tatap muka (langsung) maupun

jarak jauh tanpa kehadiran guru. Karena kemampuan itulah maka teknologi video

banyak digunakan sebagai salah satu alat pembelajaran utama dalam sistem

pendidikan, terutama di negara-negara maju.

Sadiman (2009:74) mengungkapkan beberapa kelebihan media video adalah :

1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari

rangsangan luar lainya.

2. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat

memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis.

3. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,

sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada

penyajiannya.

4. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

5. Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau

objek yang berbahaya seperti harimau.

6. Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi

komentar yang akan didengar.

7. Gambar proyeksi bisa dibekukan untuk diamati dengan seksama. Guru

bisa mengatur di mana akan menghentikan gerakan gambar tersebut,

(24)

2.3.3 Kelemahan Video Tutorial

Daryanto (2011:81) beberapa kelebihan video memiliki

kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

1. Fine details : Video, terutama kalau media tanyangannya televisi dapat

menampilkan objek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna.

2. Size information : Video tidak dapat menmpilkan objek dengan ukuran

yang sebenarnya. Oleh karena itu, objek yang ditampilkan harus selalu

disertai objek lainnya sebagai pembanding. Misalnya kalau kita

menampilkan bola pingpong atau bola voli. Akan tetapi, kalau di samping

bola pingpong itu kita tampilkan juga bat (alat pemukulnya) maka orang akan segera mengenali bahwa itu bola pingpong.

3. Third dimention : Gambar yang diproyeksikan oleh video berbentuk dua

dimensi. Untuk tampak seperti tiga dimensi dapat diatasi dengan mengatur

pengambilan gambar, letak property, atau pengaturan cahaya.

4. Opposition : Pengambilan yang kurang dapat menyebabkan timbulnya

keraguan penonton daalm menafsirkan gambar yang dilihatnya. Oleh

karena itu, penulis naskah harus mencantumkan dengan jelas apa yang

sebenarnya yang ingin diperlihatkan pada penonton.

5. Setting : Kalau kita tampilkan adegan dua orang yang sedang

bercakap-cakap di antara kerumunan banyak orang, akan sulit bagi penonton untuk

menebak di mana kejadian tersebut berlangsung, bisa saja di tafsirkan di

(25)

naskah harus menuliskan dalam naskahnya dimana kejadian itu

berlangsung atau objek itu berada.

6. Material pendukung : Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada di dalamnya.

7. Budget : Untuk membuat program membutuhkan biaya yang tidak sedikit,

terutama untuk membayar pemain, membeli atau menyewa peralatan dan

tenaga pendukung lainnya.

Menurut sadiman (2009:75) beberapa kelemahan media video adalah :

1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan.

2. Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan

pencariannya bentuk umpak balik yang lain.

3. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara

sempurna dan

4. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

2.3.4 Karakteristik Video Tutorial

Dalam menentukan media video sebagai media pembelajaran artinya ada

beberapa unsur yang membuat media video tersebut dapat dikatakan baik, secara

tersirat video dikatakan baik apabila memenuhi beberapa karakteristik video

pembelajaran yang membuatnya menjadi salah satu media yang dapat membantu

proses pembelajaran menjadi lebih mudah, efektif, efisiensi waktu dan tepat.

(26)

1. Clarity massage (kejelasan pesan)

Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara

lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan

sendirinya informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang dan

bersifat retensi.

Untuk memenuhi karakter diatas, maka video pembelajaran harus :

a. Terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir atau

tujuan antara.

b. Terdapat materi pembelajaran yang dikemas kedalam unit-unit/

kegiatan spesifik sehingga memudahkan siswa belajar dengan secara

tuntas.

c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran.

d. Menggunakan penuturan informasi (voice over) dengan bahasa yang sederhana dan mudah untuk dipahami. Bahasa yang digunakan lebih

bersifat komunikatif, artinya berupaya mengajak penonton untuk

terlibat dalam materi yang disajikan.

e. Konstekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan

suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa.

f. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.

(27)

h. Terdapat instrument yang dapat digunakan menetapkan tingkat

penguasaan materi untuk menetapkan kegiatan belajar berikutnya.

i. Tersedia informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang

mendukung materi pembelajaran yang dimaksud.

2. Stand alone (berdiri sendiri)

Video yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak

dapat digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.

3. User friendly atau bersahabat atau akrab dengan pemakainya

Media video menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan

menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil bersifat

membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan

pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.

4. Representasi isi

Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau

demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sains

dapat dibuat menjadi media video.

5. Visualisasi dengan media

Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi,

sound dan video sesuai tuntutan media. Materi-materi yang digunakan

bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung

(28)

6. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi

Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rekayasa

digital dengan resolusi tingi tetapi support untuk setia spech sistem komputer.

7. Dapat digunakan secara klasikal atau individual

Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual,

tidak hanya dalam setting, sekolah tetapi juga dirumah dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa

dapat dipandu oleh guru atau cukup mendegarkan uraian narasi dari

narator yang telah tersedia dalam program.

2.3.5 Kriteria Pengembangan Video

Menurut Cheppy Riyana (2007:11) pengembangan video pembelajaran

harus mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut :

1) Tipe Materi

Media video cocok untuk materi pelajaran yang bersifat menggambarkan

suatu proses tertentu, sebuah alur demonstrasi, sebuah konsep atau

mendeskripsikan sesuatu. Misalnya bagaimana membuat cake yang benar,

bagaimana membuat pola pakaian, proses metabolisme tubuh, dan

lain-lain.

2) Durasi Waktu

Media video memiliki durasi yang singkat sekitar 20-40 menit, berbeda

dengan film yang umumnya berdurasi antara 2-3, 5 jam. Mengingat

(29)

terbatas antara 15-20 menit, menjadikan media video mampu memberikan

keunggulan dibandingkan dengan film.

3) Format Sajian Video

Film yang umumnya disajikan dengan format dialog dengan unsur

dramatiknya yang lebih banyak. Film lepas banyak bersifat imaginatif dan

kurang ilmiah. Hal ini berbeda dengan kebutuhan sajian untuk video

pembelajaran yang mengutamakan kejelasan dan penguasaan materi.

Format video yang cocok untuk pembelajaran diantaranya: naratif

(narator), wawancara, presenter, format gabungan.

4) Ketentuan Teknis

Menurut Cheppy Riyana (2007:13) media video tidak terlepas dari aspek

teknis yaitu kamera, teknik pengambilan gambar, teknik

pencahayaan,editting, dan suara. Pembelajaran lebih menekankan pada kejelasan pesan , dengan demikian , sajian-sajian yang komunikatif pelu

dukungan teknis. Misalnya :

a) Dengan Gunakan pengambilan dengan teknik zoom atau extrem close up untuk menunjukan objek secara detail.

b) Gunakan teknik out of focus atau in focus dengan pengaturan def of file untuk membentuk image fokus of interest atau menfokuskan objek yang dikehendaki dengan membuat sama (blur) objek yang lainya.

c) Pengaturan properti yang sesuai dengan kebutuhan, dalam hal ini

(30)

pesan yang disampaikan. Jika terlalu banyak objek akan menganggu

dan mengkaburkan objek.

d) Penggunaan tulisan (text) dibuat dengan ukuran yang proposional. Jika memungkinkan dibuat dengan ukuran yang lebih besar, semakin

besar maka akan semakin jelas. Jika text dibuat animasi, atur agar animasi text tersebut dengan speed yang tepat atau tidak terlampau diulang-ulang secara berlebihan

5) Penggunaan Musik dan sound effect

Beberapa ketentuan tentang music dan sound effect menurut Cheppy Riyana (2007:14) :

a) Musik untuk menggiring suara sebaiknya dengan itensitas volume

yang lemah (soft) sehingga tidak menganggu sajian visual dan narator. b) Musik yang digunakan sebagai background sebaiknya musik

instrumen.

c) Hindari musik dengan lagu yang populer atau akrab ditelinga siswa.

d) Menggunakan sound effect untuk menambah suasana dan melengkapi sajian visual dan menambah kesan baik.

Dapat di simpulkan bahwa dengan adanya penambahan musik dan media

video akan mampu menarik perhatian siswa untuk menyimak pelajaran

(31)

2.3.6 Prosedur Pengembangan Video 1) Kerangka (out line) media video

Pendahuluan

Tayangan pembuka

Pengantar

Isi video

Penutup

Pada sajian pendahuluan perlu disajikan pengantar mengapa materi itu

penting, bagaimana kaitan dengan materi-materi lain. Hal yang penting juga

adalah sajian tujuan pembuatan perlu ditayangkan untuk memotivasi siswa untuk

memperlajari lebih lanjut.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti berisi uraian materi yang lengkap hal ini dilengkapi dengan

uraian contoh, simulasi dan demonstrasi atau peragaan. Kualitas durasi waktu

yang tersedia selama video berlangsung banyak terdapat pada kegiatan inti.

Penutup

Kegiatan penutup diisi dengan kesimpulan atau rangkuman dan juga

kegiatan lanjut dari sajian video tersebut yang harus dilaksanakan oleh siswa.

2) Keterlibatan Tim

Pengembangan video pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan

(32)

Secara umum pengembangan satu video membutuhkan kemampuan/keterampilan

pada bidang-bidang tersebut :

a) Ahli Subtansi (subject mater expert)

Yaitu orang yang menguasai materi dan bertanggung jawab secara scrift (naskah) materi.

b) Ahli Media Instructional (Media Specialis)

Yaitu orang yang merancang dan mengembangkan spesifikasi media (teks,

grafis, animasi, dan audio) yang sesuai dengan materi yang dikembangkan.

c) Ahli Media Instruksional (Instructional Methods Specialis)

Yaitu orang yang memiliki kemampuan merancang dan menetapkan

metode yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran yang

dikembangkan.

d) Sutradara

Yaitu orang yang bertanggung jawab secara konsep dan teknis terhadap

jalannya kegiatan produksi. Baik buruknya video tergantung peran

sutradara.

e) Ahli Komputer Editting Video dan Desain Grafis (Computer Graphics Specialist)

Yaitu orang yang memiliki kemampuan mengedit video menyusunya

sehingga menjadi sajian yang utuh yang bertugas meracang, menetapkan,

dan membuat grafis yang tepat untuk materi pembelajaran yang

dikembangkan.

(33)

Yaitu orang yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kualitas suara

yang baik, termasuk pemilihan musik. Dalam video pembelajaran, sound amat berperan karena pesan pembelajaran didominasi oleh visual dan

suara. Suara cukup berpengaruh terhadap kualitas video. (Cheppy Riyana,

2007:17-20)

2.4 Tune Up Sepeda Motor

Ahmad Antoni (1998:543) Tune up adalah mengembalikan pada keadaan semula (mesin), menyetel kembali (mesin). Senada dengan pendapat di atas

menurut Bachrie (2014:2) tune up merupakan prosedur perawatan berkala pada sepeda motor, dengan tujuan untuk mengembalikan sepeda motor pada kondisi

kerja yang penyetelan bagian-bagian kendaraan.

Tune up merupakan kegiatan perawatan berkala pada sepeda motor, dimana kegiatan ini meliputi :

1) Memeriksa bagian-bagian sepeda motor untuk memastikan bagian tersebut

masih berfungsi sebagaimana mestinya.

2) Membersihkan bagian yang kotor agar kotoran yang ada tidak merusak sistem.

3) Menyetel bagian yang berubah agar sesuai dengan spesifikasinya.

4) Memperbaiki/mengganti komponen yang rusak/aus.

Diharapkan dengan dilakukannya tune up berkala dengan baik, maka akan

diperoleh :

(34)

3) Tenaga mesin optimal

4) Kadar polusi/emisi gas buang kendaraan lebih rendah.

Prosedur Tune Up Sepeda Motor

Uraian rangkaian kegiatan yang dilakukan setiap melaksanakan tune up sepeda motor adalah (motor yamaha) sebagai berikut :

1) Bagian Mesin

a) Mengganti oli pelumas mesin

b) Membersihkan saringan udara

c) Memeriksa dan menyetel busi

d) Membersihkan karburator

e) Menyetel katup

2) Bagian Kelistrikan

a) Memeriksa dan merawat baterai

b) Memeriksa fungsi kelistrikan (bel, lampu tanda belok, lampu kepala, lampu

rem, lampu indikator)

3) Bagian Chasis

a) Memeriksa dan menyetel gerak bebas rem

b) Memeriksa, merawat dan menyetel gerak bebas rantai roda

c) Memeriksa kekocakan poros kemudi

d) Memeriksa kondisi ban dan menyetel tekanan angin ban

e) Memeriksa dan mengencangkan baut-baut pengikat (baut rangka, baut

pengikat mesin, tuas starter, tuas transmisi, dan sebagainya)

(35)

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara

dua benda untuk mengurangi gaya gesek. Seluruh peralatan yang bergerak

didalam suatu motor bakar selalu mengadakan pergesekan. Untuk mengatasinya

diperlukan minyak pelumas di dalam setiap motor bakar. Apabila sistem pelumas

tidak diperhatikan pada suatu motor bakar, maka akan mengakibatkan :

a. Bagian peralatan yang bergesekan akan cepat aus,

b. Timbulnya panas yang berlebihan,

c. Tenaga mesin berkurang, dan

d. Timbul karat.

Fungsi sistem pelumas secara keseluruhan ialah untuk mencegah dan mengurangi:

a. Gesekan,

b. Pemanasan yang berlebihan,

c. Karat atau korosi

Pelumasan yang teratur dan selalu memperhatikan mutu minyak pelumas dapat

memperpanjang usia motor terhadap kerusakan karena terhindar dari :

a. Keausan silinder,

b. Terbakarnya bantalan,

c. Pengotoran busi,

d. Kemacetan cincin torak,

e. Pelumpuran,

f. Deposit, dan

(36)

Karena itu fungsi pelumasan meliputi pekerjaan sebagai berikut :

a. Melumas bagian-bagian yang bergerak untuk mengurangi keausan dan

kerugian daya gesek.

b. Merendam kejutan-kejutan antara bantalan dan bidang-bidang lumas lainya

sehingga mengurangi kebisingan suara motor dan memperpanjang usia motor.

c. Menyumbat baik rongga-rongga yang terdapat diantara cincin-cincin torak

dan dinding silinder.

d. Membantu mendinginkan mesin dengan menghayutkan panas yang timbul

akibat gesekan.

e. Membantu membersihkan bidang-bidang lumas dengan menghayutkan abu

atau pasir-pasir akibat gesekan. (Daryanto, 2013 :33-34)

Jenis oli menurut kekentalannya dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Single grade oli (oli berderajat tunggal) yaitu oli yang memiliki satu

kekentalan saja.

2. Multiple grade oli (oli berderajat ganda ) disebut juga oli special yaitu SAE 10W/30, SAE10W/40, SAE 10/50 dimana huruf W adalah winter atau musim dingin.

Dalam pasaran minyak pelumas kekentalan sering diukur dengan angka SAE

(Society Automotive Engineer), misalnya SAE 10 (encer sekali), SAE 20 (lebih kental), SAE 30 dan SAE 40, makin besar angka SAE-nya maka minyak pelumas

makin kental. Minyak pelumas makin encer bila dipanaskan dan makin kental bila

diinginkan, karena itu makin rendah temperatur motor makin sukar distart.

(37)

1. Kunci sok/kunci pas/kunci ring (kunci 19)

2. Tang

3. Wadah penampung oli bekas

4. Kain lap bersih

5. Corong untuk menuangkan oli

6. Compressor atau Semprotan udara.

Pergantian oli pelumas biasanya setelah 5000/10000 Kilometer sehingga

oli harus diganti dan apabila oli tidak diganti maka mesin akan cepat panas dan

dengan kerja piston yang berat dapat mengakibatkan terbakarnya kepala piston

yang berakibat turunnya tenaga mesin dan mesin sering mati sendiri akibat

bocornya kepala piston.

Daryanto (2013:45-46) mengemukakan langkah-langkah mengganti oli

pelumas mesin :

1. Standarkan motor dengan posisi mendatar.

2. Buka tutup lubang pengisi oli dengan tang yang dilapisi kain agar tutup oli

tidak rusak.

3. Letakkan bak penampung di bawah mesin (di bawah baut pembuangan oli)

kemudian kendorkan dan lepaskan baut pembuangan oli.pada motor

Yamaha 4 tak baut pembuangan oli terletak di samping mesin.

4. Keluarkan minyak pelumas, tekan pedal starter beberapa kali agar sisa-sisa

(38)

5. Buang oli pada drum oli, jangan membuang oli bekas di tanah, selokan,

sungai. Periksa paking baut pembuangan jika sudah aus/cacat, ganti

kemudian pasang dan kencangkan baut pembuangan.

6. Masukan minyak pelumas/oli ke dalam mesin dengan jumlah yang sesuai

dan kalau tidak ada ukuran jumlah oli dengan melihat pada tangki

pengukur oli sehingga pada bagian yang teratas (tangkai dengan garis

strip). Kemudian tutup lubang pengisi oli dengan tang yang dilapisi kain.

7. Biasanya jumlah oli mesin tertera di samping lubang pemasukan oli.

8. Setelah bak mesin diisi dengan minyak pelumas kemudian hidupkan mesin

beberapa saat dengan putaran lambat (stationer).

9. Matikan mesin dan periksa permukaan minyak pelumas juga periksa

terhadap kebocoran-kebocoran.

10. Perubahan minyak pelumas harus berada pada strip atau tanda penuh pada

tangki pengukur oli mesin.

11. Bersihkan alat dan tempat kerja dari oli.

2.4.2 Membersihkan Saringan Udara

Filter atau saringan adalah komponen atau suku cadang yang melekat pada

mesin kendaraan. Fungsi saringan udara adalah menahan kotoran (misalnya

debu) yang tercampur dalam udara untuk keperluan pembakaran. Karat atau

kotoran di dalam bahan bakar yang sedang mengalir dalam sistem bahan bakar

cebdrung mengendap pada saringan. Dalam jangka waktu yang lama saringan

(39)

saringan bahan bakar secara teratur menggunakan udara bertekanan. Jama

(2008 :288).

Alat dan bahan yang dibutuhkan :

1. Obeng (+) dan (-)

2. Compressor atau semprotan udara

Daryanto (2013:43) mengemukakan langkah-langkah membersihkan saringan

udara :

1. Keluarkan elemen saringan udara dari dalam kotak saringan.

2. Periksa saringan udara, bila kotor sekali atau sobek diganti baru.

3. Semprot saringan udara dengan pistol udara dan arah dalam menuju keluar

saringan.

4. Pasang kembali saringan udara.

Untuk saringan jenis busa :

1. Keluarkan saringan udara dari kotaknya.

2. Periksa saringan udara, bila kotor sekali atau sobek ganti saringan baru.

3. Bersihkan saringan udara dengan jalan direndam dalam minyak tanah atau

air deterjen.

4. Kemudian diperas-peras, jangan sampai rusak/sobek.

5. Agar cepat kering, disemprot dengan pistol udara dari arah dalam menuju

keluar.

6. Khusus saringan busa sebelum pemasangan diteteskan oli terlebih dahulu

(40)

2.4.3 Memeriksa dan Menyetel Busi

Menurut Daryanto (2013:228-230) busi adalah alat yang digunakan untuk

meloncatkan bunga api di dalam ruang bakar motor. Busi adalah suatu komponen

mesin yang penting dan mudah diperiksa, kondisi busi menunjukan keadaan

pembakaran sepeda motor.

1. Bersihkan eletroda busi untuk menghilangkan timbunan karbon dimana

timbunan ini akan menghalangi bunga api.

2. Ukur celah elektroda bila perlu setel sesui dengan standar.

3. Ganti busi setiap 6000 km atau pada saat elektroda telah banyak terkikis.

4. Kencangkan busi sesuai dengan yang dianjurkan.

Menurut Jama (2008:186-198) busi merupakan bagian sistem pengapian

yang bisa habis, dirancang untuk melakukan tugas dalam waktu tertentu dan harus

diganti dengan yang baru jika busi sudah aus atau terkikis. Bagian paling atas dari

busi adalah terminal yang menghubungkan kabel tegangan tinggi. Terminal ini

berhubungan dengan elektroda tengah yang biasanya terbuat dari campuran nikel

agar tahan terhadap panas dan elemen perusak dalam bahan bakar, dan sering

mempuyai inti tembaga untuk membantu membuang panas.

Pada beberapa busi elektroda terbuat dari campuran perak, platina,paladium

atau emas. Busi-busi itu dirancang untuk memberikan ketahanan terhadap erosi

yang lebih besar serta bisa tetap bagus.

(41)

1. Terminal

2. Insulator ribs 3. Ceramic insulator 4. Steel body

5. Ceramic resistor 6. Copper core

7. Sealing washer (gasket) 8. Center elektrode

9. Threaded seaction 10. Nose

11. Ground electrode 12. Electrode gap (air gap)

Terdapat beberapa macam tipe busi, diantaranya :

a. Busi Tipe Standar (Standard Type)

Busi dengan ujung elektroda tengah saja yang menonjol keluar dari

diameter rumah yang berulir (threaded section) disebut busi standar. Ujung isulator tetap berda didalamnya (tidak menonjol).

b. Busi Tipe Resistor (Resistor Type)

Busi dengan tipe resistor merupakan busi yang dibagian dalam elektroda

tengah dekat dengan daerah loncatan api dipasangkan (disisipkan) sebuah

(42)

c. Busi dengan Elektroda yang menonjol (Projected Nose Type)

Busi dengan elektroda yang menonjol maksud nya adalah busi dengan

ujung elektroda tengah dan ujung isulator sama-sama menonjol keluar.

d. Busi dengan Pengeluaran Percikan dari Dua Sisi (Semi-Surface Discharge Plugs)

Busi tipe ini diracang agar lintasan percikan bunga api yang terjadi

meloncat ke sisi elektroda atau langsung ke body. e. Busi dengan Elektroda Platinum

Kemampuan pengapian yang telah dijelaskan juga berlaku untuk busi

dengan ujung elektroda platinum. Ujung elektroda tengah dan elektroda

masa dilapisi dengan lapisan platinum untuk memperpanjang umur busi.

Menyetel busi dalam jangka waktu yang lama karena percikan api

terus-menerus dan panas pada ruang bakar menyebabkan celah busi membesar sehingga

perlu menyetel celah busi pada saat perawatan sepeda motor. Penggantian busi

sebaiknya dilakukan setiap 20.000 Km.

Alat yang digunakan untuk memeriksa busi :

1. Kunci busi

2. Ampelas/sikat besi

3. Obeng (+) dan (-)

4. Compressor atau semprotan udara

Pemeriksaan busi :

(43)

2. Periksa kutub-kutub elektroda busi secara visual keausan dan ganti bila

terdapat keasusan yang jelas atau isolator rusak.

3. Kondisi pemakaian dapat dideteksi dengan melihat warna isolator (gelap

colkat muda menunjukan kondisi bagus, warna sangat muda menunjukan

pengapian tepat atau miskinnya campuran), dan hitam menunjukan

pembakaran bercampur dengan oli

4. Bersihkan kerak-kerak pada busi dengan sikat kawat atau ampelas atau

pembersih khusus.

5. Kutub tengah (elektroda positif) harus mempuyai ujung-ujung yang tegak

lurus dengan elektroda (negatif) harus ketebalan yang konstan.

6. Bersihkan sekitar dudukan busi dengan udara bertekanan sebelum melepas

busi dan pastikan tak ada kotoran masuk ke ruang bakar.

7. Pastikan tak ada kotoran pada dudukan busi pada waktu sebelum

memasang busi

8. Periksa dan setel jarak antara elektroda tengah dan samping dengan bilah

atau lidah ukur, bila jarak tak sesuai dengan standar, bengkokan elektroda

samping untuk penyesuaian.

9. Busi dihubungkan kembali dengan kabel koilnya kemudian ditempelkan

ke mesin, kunci kontak ON-kan dan starter diinjak berulang-ulang, lihat

api pan apabila api ada kutub besi, bila api besar dan biru berarti kondisi

busi baik, dan apabila api kecil dan merah berarti busi sudah lemah, pada

(44)

2.4.4 Membersihkan Karburator

Menurut Jama (2008:254-260) karburator adalah sebuah alat yang

mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam.

Fungsi dari karburator :

1. Mengatur perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar.

2. Mengubah campuran tersebut menjadi kabut.

3. Menambah atau mengurangi jumlah campuran tersebut sesuai dengan

kecepatan dan beban mesin yang berubah-ubah.

Berdasarkan konstruksinya, karburator pada sepeda motor dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu :

1. Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)

Karburator tipe ini merupakan karburator yang diameter venturinya tidak

bisa dirubah-rubah lagi. Besar aliran udaranya tergantung pada perubahan

throttle buterfly (katup gas). Pada tipe ini biasanya terdapat pilot jet untuk kecepatan idle/langsam, sistem kecepatan utama sekunder untuk

memenuhi proses pencampuran udara bahan bakar yang tepat pada setiap

kecepatan.

2. Karburator dengan venturi berubah-berubah (variable venturi)

Karburator dengan venturi berubah-ubah menempatkan throttle valve berda didalam venturi dan langsung dioperasikan oleh kawat gas. Oleh karena itu, diameter venturi bisa dibedakan (bervariasi) sesuai besarnya

aliran campuran bahan bakar udara dalam karburator.

(45)

Karburator tipe ini merupakan gabungan dari kedua karburator di atas,

yaitu variable venturi yang dilengkapi katup gas (throttle valve butterfly). Sering juga disebut karburator CV (CV caburettor).

Bagian-bagian Utama Karburator

Setiap karburator, yang sederhana sekalipun terdiri dari komponen-komponen

utama berikut ini :

1. Sebuah tabung berbentuk silinder, tempat terjadinya campuran udara dan

bahan bakar.

2. Perecik utama (main nozzle) yaitu pemancar utama yang mengabulkan bahan bakar.

3. Venturi yaitu bagian yang sempit di dalam tabung karburator berfungsi

untuk mempertinggi kecepatan aliran udara.

4. Katup trotel (throttle valve atau throttle buterffly), untuk mengatur besar-kecilnya permbukaan tabung karburator yang berarti mengatur banyaknya

campuran udara dan bahan bakar.

5. Wadah (ruang) bahan bakar dilengkapi pelampung untuk mengatur agar

tinggi permukaan bahan bakar selalu tetap.

6. Spuyer utama (main jet) yaitu berfungsi mengontrol aliran bahan bakar pada main system pada putaran menengah dan tinggi.

7. Pilot jet yaitu berfungsi sebagai pengontrol aliran bahan bakar pada bagian pilot system pada putaran rendah dan menengah.

(46)

9. Pilot air jet yaitu berfungsi mengontrol jumlah aliran udara pada pilot system pada putaran langsam ke putaran rendah.

10. Diafragma dan pegas yaitu bekerja berdasarkan perbedaan tekanan

diantara tekanan udara luar dan tekanan lubang untuk mengontrol jumlah

pemasukan udara.

11.Main air jet yaitu berfungsi mengontrol udara pada pencampuran bahan bakar dan udara pada putaran menengah dan tinggi.

12.Pilot screw yaitu berfungsi mengontrol sejumlah campuran udara dan bahan bakar keluar pada pilot outlet.

Alat dan bahan :

1. Kunci ring 10.

2. Obeng (-) dan (+).

3. Amplas.

4. Bensin.

5. Kuas.

6. Wadah.

7. Compressor atau semprotan udara.

Menurut Daryanto (2013:49-50) Langkah-langkah membersihkan karburator :

1. Kosongkan bensin dari karburator dengan mengedorkan sekerup

pembuang.

2. Lepaskan tutup atas karburator, selang-selang dan saluran penghubung.

(47)

4. Bersihkan bagian luar penampung dan karburator dengan bensin dan

piston udara.

5. Keluarkan pelampung, katup pelampung, dengan cara menarik pene

lengan penampung.

6. Keluarkan jet udara dan jet bensin, kemudian bersihkan semua saluran jet

dan bagian yang dilepas dengan pisto udara.

7. Periksa paking-paking kalau ada yang cacat harus diganti.

8. Rakit kembali bagian-bagian karburator dengan cara kebalikan dari cara

melepasnya.

9. Pasang karburator/ saluran penghubung dan selang-selang.

2.4.5 Menyetel Katup

Katub adalah suatu komponen yang sangat penting adanya dalam suatu

mesin kendaraan. Menurut jama (2008:46) fungsi katub sebenarnya memutuskan

dan menghubungkan ruang silinder di atas piston dengan udara luar pada saat

yang dibutuhkan. Karena proses pembakaran gas dalam silinder mesin harus

berlangsung dalam ruang bakar yang tertutup rapat. Jika sampai terjadi kebocoran

gas meski sedikit, maka proses pembakaran akan terganggu oleh karenanya

katup-katup harus tertutup rapat pada saat pembakaran berlangsung.

Katup pada sebuah kendaraan ada 2 dan memiliki fungsi dan tugas

(48)

1. Katup hisap

Katup hisap berfungsi untuk membuka saluran bahan bakar yang akan

masuk pada ruang bakar. Katup hisap ini berkerja atau membuka pada saat

piston akhir langkah buang sampai pada saat piston awal langkah

kompresi.

2. Katup buang

Katup buang berfungsi membuka saluran buang yang akan membuang

sisa-sisa pembakaran. Katup buang ini berkerja atau membuka pada saat

piston akhir langkah kerja sampai saat piston awal langkah hisap.

Katup digerakan oleh mekanisme katup, yang terdiri atas :

1. Poros cam

2. Batang penekan

3. Pegas penutup

4. Rol baut penyetel

Alat dan Bahan :

1. Fuller gauge

2. Kunci kombinasi 12”

3. Kunci ring 17”/19”

4. Obeng (+) dan (-)

5. Jangka sorong/ vernier caliper

Menurut Daryanto (2013:73) langkah-langkah menyetel katup :

(49)

2 Lepas kedua tutup lubang pemeriksaan katup. Pada motor Yamaha 4 ak

lubang untuk melihat top terletak di samping mesin kendaraan.

3 Putar rotor searah putaran motor (arah kiri) dan tempatkan tanda T pada

rotor dengan tanda rumah poros engkol.

4 Kendorkan mur pengikat dan baut penyetel katub.

5 Masukan bilah ukur pada katup/klep.

6 Penyetelan dilakukan pada kondisi motor dingin (suhu di bawah 35

derajat celcius).

7 Setel celah katup sesuai data dengn cara memutar sekerup penyetel

sampai terasa ada tahanan pada bila ukur pada umumnya (celah klep isap

dan buang 0,05 mm).

8 Kencangkan mur pengikat dan tahan sekerup penyetel.

9 Pasang tutup penyetelan katub.

10 Pasang tutup mesin sebelah kiri.

11 Hidupkan mesin dan periksa kebocoran oli serta mesin.

2.5 Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Zainal Aqib (2008:3) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Sedangkan

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:130) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

(50)

sertakan dalam penelitian sebagai subjek yang melakukan tindakan, yang diamati,

sekaligus yang diminta untuk merefleksikan hasil pengalaman selama melakukan

tindakan, tentu lama-kelamaan akan terjadi perubahan dalam diri mereka suatu

kebiasaan untuk mengevaluasi diri (self evaluation). Keuntungan lain adalah bahwa dengan tumbuhnya budaya meneliti pada guru dari dilaksanakannya

penelitian tindakan kelas yang berkesinambungan, berarti kalangan guru makin

diberdayakan mengambil prakarsa profesional yang semakin mandiri, percaya

diri, dan makin berani mengambil resiko dalam memcobakan hal-hal yang baru

(inovasi) yang patut diduga akan memberikan perbaikan serta peningkatan.

2.6 Penelitian Gabungan Penelitian gabungan terdiri dari :

a) Penelitian Pengembangan Model dan Instrumen

b) Penelitian Evaluasi Program

c) Penelitian Evaluasi Kebijakan

d) Penelitian Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan penelitian pengembangan dan

penelitian tindakan kelas.

Karakteristik penelitian gabungan antara lain :

1) Tujuan penelitian itu menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti secara

komperhensif yang tidak cukup mampu dijawab oleh peneliti dengan

(51)

2) Tekanan utama pada pertanyaan-pertanyaan penelitian yang

berorientasi pada hasil dan berorientasi pada proses.

3) Filosofi penelitian bersigat praktis dan terapan.

2.7 Penelitian Yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang mendukung berhasilnya pembelajaran

dengan video yaitu :

1. Penelitian Aria Pramudito (2013) yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Video Tutorial Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan

Standar Kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut Di SMK

Muhammadiyah 1 Playen” menunjukan bahwa tingkat hasil kelayakan

media pembelajaran video tutorial untuk standar kompetensi melakukan

pekerjaan dengan mesin bubut adalah(1) penilaian ahli materi 1 sebesar

76,79% dan ahli materi 2 sebesar 82,14% (2) penilaian ahli media 1

sebesar 72,22% dan ahli media 2 sebesar 80,56% (3) persentasi skor

tanggapan dari Reviewer mahasiswa sebesar 84,33% (4)persentasi skor dari siswa 80,18%.

2. Penelitian Hario Budi Santoso (2010) yang berjudul “Pengembangan

Media Pembelajaran Teknik Pengecoran Logam Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa di Smk Negeri 2 Klaten”. Berdasarkan hasil penelitian

menemukan bahwa media pembelajaran dari 23 butir pertanyaan yaitu

(52)

berdasarkan uji t diketahui bahwa, ada perbedaan hasil belajar yang

signifikan untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada mata

diklat teknik pengecoran logam dengan nilai t=9,42 dengan peningkatan

hasil belajar kelompok eksperimen adalah sebesar 55,6% dengan nilai

rata-rata awal yang menjadi rata-rata-rata-rata awal 43 menjadi 53. Berdasarkan hasil

tersebut diketahui bahwa media pembelajaran yang dikembangkan dapat

membantu meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan apabila

digunakan dalam kenyataan PBM.

3. Thesis Sukarjo yang berjudul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran

IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. (Studi Tentang Multimedia

Interaktif Berbasis Komputer di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kudus).

Hasil validasi oleh ahli materi dan media menunjukan bahwa multimedia

pembelajaran IPA pada skala likert (1,2,3,4, dan 5) memiliki kualitas

pembelajaran yang sangat baik (dengan nilai 4,16), kualitas materi yang

sangat baik (dengan nilai 4,20) dan kualitas media yang sangat baik

(dengan nilai 4,30). Rata-rata hasil uji coba lapangan menunjukan bahwa

multimedia pembelajaran IPA pada skala likert (1,2,3,4,dan 5) memiliki

kualitas pembelajaran sangat baik (dengan nilai 4,63), dan kualitas materi

yang sangat baik (dengan nilai 4,66) dan kualitas media yang sangat baik

(dengan nilai 4,68). Hasil tersebut menunjukan bahwa multimedia

pembelajaran IPA yang akan dikembangkan peneliti layak digunakan

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian.

subjek penelitian untuk ujicoba produk video tutorial yang dihasilkan

adalah kelas XI TSM Smk Negeri 7 Palembang yang berjumlah 25 orang.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK NEGERI 7 Palembang kelas XI TSM

yang beralamat di jalan Naskah II Km 7 No.7 Kelurahan Sukarami, Palembang,

Sumatra Selatan. Pelaksanaan Rencana Penelitian dilakukan 3 Oktober – 10 Juni

2014

.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau

dikenal Research and Development (R & D). Pengertian penelitian dan pengembangan tertuju pada proses, penelitian tidak menghasilkan objek,

sedangkan pengembangan menghasilkan objek yang dapat dilihat dan diraba.

Pengembangan merupakan proses rekayasa dari serangkaian unsur yang disusun

bersama-sama untuk membentuk suatu produk. Kemudian dilanjutkan dengan

(54)

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian berarti langkah-langkah dalam membuat media video

ini agar video tutorial yang dibuat dapat teruji validitasnya. Langkah-langkah

pembuatan video tutorial ini berdasarkan Metode Research and Development Sugiono (2008:409-450) .

(55)

potensi dan masalah adalah salah satu latar belakang kuat mengapa penulis ingin

mengembangkan media video ini setelah mendapat data di lapangan.

2. Mengumpulkan informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual dan update, maka selanjutnya perlu dikumplulkan berbagai informasi yang dapat digunakan

sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat

mengatasi masalah tersebut. Disini peneliti melihat bahwa video tutorial adalah

salah satu cara dalam mengatasi masalah agar siswa lebih mudah memahami cara

tune up sepeda motor sebelum siswa praktik di bengkel.

3. Desain produk

Sebelum kita membuat video suatu media baru seperti video tutorial,

peneliti harus terlebih dahulu merancang bagaimana jalannya video tersebut

sehingga ditemukan kelemahan-kelemahan serta hambatan dalam proses

pembuatannya.Desain produk harus diwujudkan dalam bentuk gambar atau bagan,

sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

Dalam bidang teknik, desain produk harus dilengkapai dengan penjelasan

mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat setiap komponen pada

produk tersebut, ukuran dan toleransinya, alat yang digunakan untuk

mengerjakan, serta prosedur kerja.

4. Validasi desain

Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap

Gambar

Gambar 2. Pencapaian prestasi pendidikan beberapa negara (Dikti, 2007)
Gambar 3. Prosedur pengembangan diadaptasi dari Sugiono (2008:409-450)
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrument Kelayakan Media Video Pembelajaran
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrument Kelayakan Video Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain sebagai mahabbah pengasihan pemikat wanita dan pria, dengan mengamalkan surat AT Taubah ini, Anda tidak perlu azimat, mustika, atau apapun yang berkhasiat sebagai benteng

Di bidang infrastruktur, pembangunan kapasitas pada level birokrat kantoran, keberadaan operation room mutlak diperlukan. Pada operation room aling

Pihak media amat sibuk sekiranya krisi melanda sesebuah organisasi atau negara. Bagi media krisis adalah satu berita yang ada nilai. Justru, mengadakan sidang

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada dari tiga bahasa yang terdapat di Tinobu (BB-Bahasa Bugis, BI-Bahasa Indonesia, dan BT-Bahasa Tolaki), tiga pola penggunaan bahasa

Pak RF Pak RF berusia 45 tahun sudah bercerai dengan istrinya kira- kira 6 tahun yang lalu, karena istrinya selingkuh dengan orang lain sebab pak RF saat itu belum

Data hasil seleksi yang digunakan untuk proses data mining, disimpan dalam suatu berkas, terpisah dari dalam bentuk Microsoft Excel Data Selection apotek untuk

Seperti yang telah disebutkan, meskipun usaha ini memiliki beberapa kendala pada keterbatasan bahan baku dalam produksi, sistem pemasaran maupun persaingan yang

Dari hasil uji coba penelitian ini dapat diperoleh beberapa simpulan, yaitu: Hierarchy Finite State Machine digunakan untuk merancang perilaku manuver masing-masing