• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Eksperimental Bata Beton (Paving Block) Menggunakan Abu Vulkanik Erupsi Gunung Sinabung Sesuai SNI 03-0691-1996

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Eksperimental Bata Beton (Paving Block) Menggunakan Abu Vulkanik Erupsi Gunung Sinabung Sesuai SNI 03-0691-1996"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gunung Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) merupakan salah satu

gunung berapi yang termasuk dalam katagori aktif didunia, dan termasuk geologi

jenis Statovolkano. Secara geografis, Sinabung terletak dikoordinat 3º10’12”LU 98º23’31”BT dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia.Dengan ketinggian 2.460 m (8.071) ft.

Aktivitas Gunung Sinabung terjadi pada tanggal 27 Agustus 2010, gunung

ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Kemudian, tanggal 29 Agustus 2010 dini

hari, gunung Sinabung mengeluarkan lava.Abu Gunung Sinabung cenderung

meluncur dari arah barat daya menuju timur laut.Tanggal 3 September, terjadi 2

letusan.Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua

terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.Letusan Gunung Sinabung menyemburkan debu

vulkanis setinggi 3 kilometer dan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga

25 kilometer di sekitar gunung ini.Tanggal 7 September, Gunung Sinabung

kembali metelus.Ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif

pada tanggal 29 Agustus 2010. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di

udara.Pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 status Gunung Sinabung

dinaikkan ke level tertinggi, level 4 (Awas). Penduduk dari 21 desa dan 2 dusun

harus diungsikan. Status level 4 (Awas) ini terus bertahan hingga memasuki tahun

2014. Guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi sampai 3

Januari 2014.Mulai tanggal 4 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, letusan,

dan luncuran awan panas terus-menerus sampai hari berikutnya. Hal ini memaksa

tambahan warga untuk mengungsi, hingga melebihi 20 ribu orang.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung _Sinabung).

Erupsi (letusan) Gunung Sinabung tersebut mengeluarkan kabut asap yang

tebal berwarna hitam disertai hujan pasir ,dan debu vukanik yang menutupi ribuan

hektar tanaman para petani yang berjarak dibawah radius enam kilometer tertutup

(2)

lereng gunung banyak yang mati dan rusak.Diperkirakan seluas 15.341 hektar

tanaman pertanian terancam gagal panen.

Karakteristik debu vulkanik umumnya mengandung berbagai unsur mayor

(AI, Si, Ca, dan Fe), minor (I(, Mg, Mn, Na, P, S, dan Ti), dan tingkat trace (Au

,As, Ba, Co, Cr, Cu, Mo, Ni, Pb, S, Sb, Sn, Sr, V, Zn, dan Zr), baik yang memiliki

kegunaan yang luas (AI, Si, Ca, Fe, Ti, V, dan Zn), memiliki nilai tinggi (Au).

Didasarkan pada kandungan unsur AI, Ca, dan Si dalam abu yang besar (masing-

masing 56%, 4%, dan 18 %) maka sangat dimungkinkan dilakukannya

pemanfaatan abu tersebut sebagai bahan semen atau barang berbahan semen.

(Wahyuni,E.I. 2012.)

Indonesia sangat rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung api,

karena dari letak Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung

berapi aktif (Ring of Fire). Dan terdapat puluhan patahan aktif di wilayah

Indonesia.Keberadaan gunung api ini masih dianggap sebagai ancaman bagi

masyarakat sekitar. Akan tetapi, manfaat yang diberikan pasca letusan juga sangat

besar pengaruhnya terhadap kesejahteraan hidup masyarakat sekitar, Salah

satunya adalah banyaknya material vulkanik yang dikeluarkan Sinabung yang

dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Misalnya debu, pasir, batu vulkanik

yang melimpahtelah memberikan manfaat bagi penduduk di sekitar Sinabung

dengan menjualnya atau dijadikanpelengkap bahan bangunan bahkan tanah yang

terkena material vulkanik akan subur.

Pemanfaatan tersebut memberikan satu pemahaman lain, bahwa letusan

Sinabung bukanlah suatu hal yang perlu kita sesali atau tangisi melainkan berkah

yang patut kitasyukuri. Salah satunya dengan mengkaji pemanfaatan debu

vulkanik erubsi gunung sinabung sebagai substitusi semen pada pembuatan bata

beton

1.2 Permasalahan

Rumusan masalah adalah langkah penting untuk membatasi masalah yang

(3)

latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang diangkat dalam penelitian

ini adalah:

1. Apakah bata beton dengan menggunakan debu vulkanik memenuhi

persyaratan kuat tekan minimum bata beton (SNI 03-0691- 1996)

2. Berapa besar persentase debu vulkanik optimal yang memenuhi

persyaratan kuat tekan minimum bata beton (paving block) (SNI 03-0691-

1996)

3. Bagaimana perbandingan hasil pengujian bata beton (paving block)

dengan dan tanpa menggunakan debu vulkanik

1.3 Pembatasan Masalah

Dalampenelitian ini tentunya banyak parameter yang berkaitan dan perlu

di lakukan batasan masalah yang hanya dilakukan dalam penelitian ini. Adapun

batasan masalah tersebut antara lain:

1. Material debu vulkanik yang digunakan diperoleh dari daerah/ lokasi yang

terkena erubsi debu vulkanik Gunung Sinabung.

2. Mutu rencana 40 Mpa

3. Ukuran debu vulkanik yang digunakan yaitu lolos saringan No. 200(0,075

mm).

4. Komposisi yang digunakan terdiri dari semen, debu vulkanik, pasir, abu

batu, dan air.

5. Pemeriksaan bahan penyusun bata beton:

a. Analisa ayakan pasir;

b. Pemeriksaan berat isi agregat halus;

c. Pemeriksaan kandungan organik (colorimetric test) pada agregat

halus.

d. Pemeriksaan berat jenis pada pasir dan debu vulkanik;

(4)

6. Variasi penggunaan debu vulkanik dengan mengurangi jumlah semen

mulai dari 0%, 25%, 50%, 75%, 100% dari berat agregat halus dengan

benda uji masing-masing 30 buah untuk setiap komposisi benda uji.

7. Perancangan campuran bahan penyusun bata beton dengan perbandingan

1: 2 semen dan pasir.

8. Pengujian ukuran, sifat tampak, pengujian daya serap, kuat tekan,

ketahanan aus dan ketahanan terhadap natrium sulfat menggunakan benda

uji bata beton (paving block) ukuran 20 x 10 x 6 cm.

9. Standar pengujian mengacu pada SNI 03-0691-1996.

Tabel 1.1 Komposisi dan Jumlah Benda Uji

Benda Uji Pengujian

Persentase Debu Vulkanik

0% 25% 50% 75% 100%

Bata

beton

Sifat tampak, Ukuran, Daya

serap Air, dan Kuat Tekan 30 30 30 30 30

Bata

beton ketahanan aus 30 30 30 30 30

Bata

beton

Ketahanan terhadap natrium

sulfat 30 30 30 30 30

Jumlah Benda Uji 90 90 90 90 90

Total 450

6 cm

10 cm

20 cm

(5)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari studi ini adalah:

1. Menganalisis workability beton segar menggunakan debu vulkanik sebagai

bahan tambah pada campuran beton.

2. Menganalisis perilaku bata beton yang menggunakan debu vulkanik

sebagai bahan tambah dengan variasi 25%, 50%, 75%, 100% dan

membandingkan dengan bata beton normal.

3. Mengetahui persentase debu vulkanik optimal yang memenuhi persyaratan

kuat tekan minimum bata beton SNI 03-0691-1996.

4. Mengetahui perbandingan hasil pengujian bata beton dengan dan tanpa

menggunakan debu vulkanik.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan antara lain:

a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan refrensi mengenai perencanaan

dan pembangunan kontruksi bangunan, terutama pada industri pembuatan

bata beton.

b. Memberikan wacana dalam aplikasi ilmu pengetahuan khususnya ilmu

rekayasa material dan bahan bangunan.

c. Memberikan usulan dan bahan pertimbangan pada pihak terkait mengenai

penggunaan material limbah untuk warga setempat

d. Mengetahui perbedaan besar nilai kuat tekan dan penyerapan air dari debu

vulkanik yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi

tentang layak atau tidaknya debu vulkanik digunakan sebagai bahan

pengganti dalam pembuatan bata beton (paving block).

1.6 Sistematika Penulisan

(6)

BAB I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan,

manfaat, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II Dasar Teori

Pada Bab ini berisikan tentang dasar-dasar teori yang berkaitan dengan

penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Pada Bab ini berisikan prosedur percobaan yang meliputi pendahuluan,

sistematika penelitian, peralatan, pembuatan benda uji, dan pengujian.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Pada Bab ini membahas tentang hasil dari percobaan di Laboratorium serta

analisis data berupa pengujian ukuran dan tampak luar, pengujian daya serap, pengujian

kuat tekan, pengujian ketahanan aus, dan pengujian ketahanan terhadap natrium sulfat.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Pada Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dan

saran saran dari penulis mengenai penelitian yang dilakukan.

Gambar

Tabel 1.1  Komposisi  dan Jumlah Benda Uji

Referensi

Dokumen terkait

B = eksplan yang dapat membentuk kalus pada media seleksi, C = pembentukan tunas dari eksplan pada media seleksi, D = tunas yangg tumbuh dari eksplan pada media seleksi, E =

Pada tahap konsultasi dengan pakar direalisasikan dalam bentuk konsultasi dengan dosen yang merupakan ahli di bidang elektro dan elektronika maupun dari segi tata

(4) Kemampuan mengembangkan karir, dapat dilihat bahwa dari 50 peserta pelatihan (responden) dengan presentase 84,8% (sangat baik) menunjukkan bahwa pelatihan yang

yaitu dengan fungo hit fly ball dan soft toss ball , serta memukul adalah bagian yang paling penting dari permainan olahraga softball. 2) Hasil penelitian ini dapat

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan penguasaan poomsae terhadap prestasi atlet kyorugi under 40 kg, 43 kg dan 46 kg puteri pada POPDA SMP/Sederajat Kota Semarang

pembelajaran quantum learning dengan teknik mind mapping dengan yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi sistem ekskresi kelas VIII SMP Negeri

Bagaimana hubungan antara jenis bakteri tersebut dengan derajat obstruksi. (VEP 1 )

Based on the results and discussion about Alfamart Business Center, the researcher finds that Business Center in SMKN 1 Turen is a business center derived from