• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Efikasi Diri

Ormrod (2008:10) self-efficacy adalah penilaian seseorang tentang

kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan

tertentu.Sedangkan menurut Laura (2012:6) self-efficacy merupakan salah satu

faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara

faktor personal dan lingkungan.Menurut Gregory (2010:12) mendefinisikan

efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga

dapat melakukan suatu bentuk control terhadap manfaat orang itu sendiri dan

kejadian dalam lingkungan sekitarnya.

Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri merupakan rasa

percaya diri yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan

tugas dengan efektif dan efisien sehingga merujuk pada keyakinan diri sendiri

mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya.Menurut Gregory (2010:24)

self-efficacy (efikasi diri) diperoleh, ditingkatkan, atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat sumber yaitu pengalaman mengenai sesuatu,

pengalaman vikarius, persuasi sosial, kondisi fisik dan emosional. Dengan setiap

metode, informasi mengenai diri sendiri dan lingkungan akan diproses secara

kognitif dan bersama-sama dengan kumpulan pengalaman sebelumnya, akan

(2)

Menurut bandura dalam Hutasoit (2016:10) sumber efikasi diri, antara lain :

1. Pengalaman mengenai sesuatu (Master experience)

Pengalaman menguasai sesuatu adalah sumber informasi yang paling berpengaruh

dalam efikasi diri. Ini merupakan pengalaman langsung kita sehingga kesuksesan

akanmenaikkan keyakinan atau efikasi diridan sebaliknya kegagalan akan

menurunkan keyakinan atau efikasi diri tersebut.

2. Pengalaman vikarius (Vicarious Experience)

Pengalaman vikarius merupakan pengalaman dari orang lain yang membericontoh

penyelesaian. Efikasi diri akan meningkat pada saat kita mengamati pencapaian

orang lain yang mempunyai kompetensi yang sama atau seimbang dengan kita,

namun akan berkurang pada saat kita melihat orang lain tersebut gagal.

3. Persuasi sosial (Social Perusasion)

Persuasi sosial disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja.Persuasi sendiri

dapat membuat siswa menyerahkan usaha, mengupayakan strategi-strategi baru,

atau berusaha cukup keras untuk mencapai kesuksesan.

4. Kondisi fisik dan emosional (Arousal)

Kondisi fisik dan emosional maksudnya tingkat Arousal mempengaruhi efikasi

diri, tergantung pada Arousal itu diinterpretasikan pada saat siswa menghadapi

tugas tertentu, apakah siswa merasa cemas dan khawatir (menurunkan efikasi)

atau passion (bergairah) menaikan efikasi diri.

Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan

berkembangnya self-efficacy dapat diupayakan untuk meningkatkan dengan

(3)

Menurut Bandura dalam Hutasoit (2015:11), perbedaan self-efficacy pada

setiap individu terletak pada tiga komponen adalah Magnitude, Strength, dan

Generality.Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam peformasi yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kekuatan keyakinan (Strength)

Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan

individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu

akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun

mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang. Sebaliknya

pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah

digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

2. Tingkat kesulitan tugas (Magnitude)

Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan

derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan

perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasiefikasi pada tingkat

kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukantugas tertentu yang dapat

dilaksanakannya dan menghindari situasi atau perilaku di luar batas

kemampuannya.

3. Generalitas (Generality)

Generalitas (Generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas bidang

(4)

dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya tergantung pada pemahaman

kemampuan dirinya yang terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang

lebih luas dan bervariasi.

Jadi perbedaan efikiasi diri (self-efficacy) pada setiap individu terletak pada

tiga komponen, yaitu Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang

berkaitan dengan derajat kesulitan individu, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu

berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu merasa yakin terhadap

kemampuannya dan Generalitas (Generality).Dari ketiga komponen dalam

self-efficacy tersebut terdapat pengaruh positif terhadap minat berwirausaha. 2.1.2 Lingkungan keluarga

Menurut Yusuf (2012:23) lingkungan adalah keseluruhan fenomena

(peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau

dipengaruhi perkembangan individu.Sedangkan menurut Soerjono dalam Meutia

(2016:11) keluarga merupakan tempat aktivitas utama kehidupan seorang individu

berlangsung, sehingga keluarga menjadi institusi pertama dan utama

pembangunan sumber daya manusia.

Menurut Hasbullah (2009 : 32), lingkungan keluarga merupakan lingkungan

pendidikan pertama dan utama bagi anak, karena dalam keluarga inilah anak

pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Dan dikatakan sebagai

lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di

dalam keluarga. Hal ini di sebabkan karena keluarga berperan sebagai pelindung,

(5)

dewasa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendidikan anak dalam keluarga

menurut Hakim, dalam Wulandari, dkk (2013: 5) adalah;

1. hubungan yang harmonis antara sesama anggota keluarga

2. tersedianya tempat dan peralatan belajar yang memadai

3. suasana lingkungan rumah yang tenang

4. adanya perhatian yang besar dari orang tua.

Lingkungan keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan

manusia, tempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam

berinteraksi dengan kelompoknya (Yusuf, 2012: 23). Lingkungan keluarga

terutama orang tua berperan penting sebagai pengarah bagi masa depan anaknya,

sehingga secara tidak langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat

terhadap pekerjaan bagi anak di masa yang akan datang, termasuk mengarahkan

untuk berwirausaha. Menurut Alma (2005: 7) menyatakan bahwa seseorang akan

terdorong untuk berwirausaha karena pengaruh teman sepergaulan, lingkungan

keluarga dan sahabat.

Dari penjelasan di atas dapat diambil faktor penelitian lingkungan keluarga

dalam Wulandari, dkk (2013:4) adalah :

1. Cara orang tua mendidik anak

Ada berbagai macam metode dalam mendidik anak, diantarnya yaitu

demokrasi,otoriter, liberal, dan lain sebagainya. Metode dalam mendidik anak

tersebut akan secara langsung membentuk karakter dan sifat anak dalam

(6)

lingkungan sosial. Hal ini penting bagi orang tua untuk diperhatikan apakah

metode yang digunakan sudah sesuai dengan keadaan keluarga.

2. Perhatian dari orang tua

Adanya perhatian orang tua akan setiap perkembangan yang dibuat

oleh anaknya akan membuat anak semakin terpacu untuk berprestasi dalam

bidang yang diminatinya.

3. Peran keluarga

Peran keluarga juga sangat penting dalam menumbuhkan minat

berwirausaha bagi para mahasiswa. Pendidikan berwirausaha dapat

berlangsung sejak usia dini dalam lingkungan keluarga. Menurut Yusuf

(2011:40) minat berwirausaha tumbuh dan berkembang dengan baik pada

seseorang yang hidup dan tumbuh di lingkungan keluarga

wirausahawan.Kenyataannya, sebagian besar lingkungan keluarga belum

kondusif dalam pembentukan minat anak dalam berwirausaha. Hal ini

disebabkan oleh banyak faktor, antara lain; keterbatasan pengetahuan

orangtua, pola pikir dalam keluarga menjadi PNS atau karyawan lebih aman

daripada menjadi wirausahawan.

Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa indikator lingkungan

keluarga adalah :

1. Dukungan Moral

2. Dukungan Finansial

(7)

Menurut Winkel dalam Nugraha (2014:5) yang mengartikan minat sebagai

kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau

pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Sehingga

minat dapat disimpulkan sebagai ketertarikan dan gairah yang tinggi akan suatu

hal atau kegiatan.Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Djalil (2008:121) minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu di luar diri.

Menurut Jahja (2011:63) menjelaskan minat sebagai suatu dorongan yang

menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan,

pelajaran, benda, dan organisasi.Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa minat adalah dorongan psikologis yang ditunjukkan

oleh adanya kesadaran yang mendorong perhatian pada suatu obyek disertai

keinginan untuk terlibat dengan obyek tersebut dalam usaha untuk memenuhi

harapan-harapan yang telah ada dalam dirinya.Menurut Suryaman dalam Nugraha

(2014: 6) minat terdiri dari dua jenis, yaitu ekstrinsik dan intrinsik.

Ekstrinsik merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih aktivitas

tersebut berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi harapan orang tersebut.

Intrinsik adalah kecenderungan yang berhubungan dengan aktivitas pilihan

seseorang, bila bidang wirausaha menjadi pilihannya maka orang tersebut akan

berhubungan dengan masalah-masalah wirausaha, baik melalui pendidikan,

(8)

Minat seseorang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain. Dapat pula dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek

tertentu cenderung menaruh perhatian lebih besar :

Faktor minat berwirausaha menurut Wulandari, dkk (2013:4) adalah :

1. Perasaan Senang

Dengan adanya perasaan senang pada sesuatu akan menimbulkan minat

yang lebih kuat jika dibandingkan dengan rasa tertarik semata. perasaan

senang akan membawa dampak positif bagi individu untuk memperbesar

minat dan mewujudkannya.

2. Perhatian

Menurut Soemanto dalam Wulandari, dkk (2013: 5) mengartikan

perhatian sebagai pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu pada

objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai aktivitas. Memiliki

perhatian pada objek tertentu akan sangat membantu dalam meraih

kesuksesan dan prestasi pada bidang yang ditekuni.

3. Kesadaran

Kesadaran merupakan unsur yang penting dalam menimbulkan minat.

Dengan perasaan sadar akan suatu kebutuhan, maka seseorang akan

menumbuhkan minat akan kebutuhan tersebut. Misalnya seorang

mahasiswa yang sadar bahwa kewirausahaan itu penting, maka mahasiswa

(9)

4. Kemauan

Minat akan tumbuh jika seseorang memiliki kemauan untuk mewujudkan

sesuatu yang menjadi sumber ketertarikannya. Kemauan menjadi indikasi

bahwa seseorang berminat akan sesuatu dan berusaha menjadikannya

kenyataan. Menurut Crow & Cr

sesuatu yang berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita

cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan ataupun bisa

berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa indikator minat

berwirausaha adalah :

1. Ketertarikan untuk memulai usaha

2. Ketertarikan untuk mengembangkan usaha

3. Ketertarikan untuk mencapai kesuksesan dengan mengalami

(10)

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut ini disajikan beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai

relevansi dengan penelitian yang dilakukan dalam Table 2.1 berikut:

Tabel 2.1

1 Wulandari (2012) Pengaruh

Efikasi Diri

2 Evaliana (2015) Pengaruh

Efikasi Diri

3 Hutasoit (2016) Pengaruh

(11)

Universitas

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2012:60), kerangka konseptual menjelaskan secara

teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu

dijelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Menurut Ciputra dalam Hendro (2011:7) Efikasi diri memiliki peran terhadap

minat berwirausaha mahasiswa, semakin tinggi rasa percaya diri mahasiswa dan

kematangan mentalnya maka semakin tinggi perannya untuk membangun minat

berwirausaha. Gregory (2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri

untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk

control terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan

sekitarnya.

Menurut Jusuf (2012:23) lingkungan adalah keseluruhan fenomena

(12)

yang menjadi faktor utama terhadap banyaknya faktor lingkungan yang

mempengaruhi seorang wirausaha.Gunarsa dalam Manihai (2009:78) bahwa

lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang mula-mula

memberikan pengaruh yang mendalam bagi anak.

Gilad dan Levine dalam Darpujianto (2014: 8) mengemukakan dua teori berkenaan tentang dorongan untuk berwirausaha, “push” teori dan “pull” teori.

Menurut “push” teori, individu di dorong untuk menjadi wirausaha dikarenankan

dorongan lingkungan yang bersifat negatif, misalnya ketidakpuasan pada

pekerjaan, kesulitan mencari pekerjaan, ketidaklenturan jam kerja atau gaji yang

tidak cukup. Sebaliknya, “pull” teori berpendapat bahwa individu tertarik untuk

menjadi wirausaha karena memang mencari hal-hal berkaitan dengan karakteristik

wirausaha itu sendiri, seperti kemandirian atau memang karena yakin

berwirausaha dapat memberikan kemakmuran.

Dari rincian diatas, faktor Efikasi Diri dan lingkungan keluarga

mempengaruhi minat berwirausaha. Jika Efikasi diri dimiliki oleh seseorang dan

ditunjang dengan faktor lingkungan keluarga yang mendukung, maka minat

berwirausaha seseorang akan semakin membesar. Berdasarkan teori diatas maka

dapat dibuat kerangka konseptual yang ditunjukkan pada gambar 2.1 sebagai

(13)

Sumber :Evaliana (2015), Hutasoit (2016), Meutia (2016), Wulandari (2012)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap penelitian yang dilakukan,

sehingga untuk membuktikan kebenarannya dari hipotesis tersebut dibutuhkan

pengujian lebih lanjut secara empiris. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka

konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini

adalah :

Efikasi Diri dan Lingkungan Keluarga Berpengaruh signifikan terhadap Minat

Berwirausaha Mahasiwa. Efikasi Diri

(X1)

Lingkungan Keluarga

(X2)

Minat Berwirausaha

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

dibidang administrasi pembangunan, pengendalian dan Eavaluasi Pembangunan yang dilaksanakan serta pembinaan usaha jasa pembangunan dalam wilayah Provinsi

M eningkatkan sikap responsif Aparat pengawasan terhadap lingkungan yang berpengaruh termasuk peran serta masyarakat terhadap pengaw asan pelayanan publik dan

bangunan bersejarah (historic building) yang berlaku dan etika yang tepat dalam mengonservasi bangunan, serta metode yang tepat dalam mengumpulkan data. •

Bagian ini mencakup (i) kategori sumber-sumber utama emisi gas-gas rumah kaca (GRK)dan jenis emisi GRK dari masing-masing kegiatan terkait proses industri dan penggunaan produk

Hubungan sebab-akibat menurut Kurniasih dan Sani (2014:39) adalah hal-hal yang mengemukakan sebab terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. Pola

 Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian

EXPLORING TEACHERS’ BELIEFS ON TEACHING METHODOLOGY IN THE 2013 CURRICULUM AND THE APPLICATION IN LANGUAGE TEACHING: A CASE STUDY AT MTS PPMI ASSALAAM SUKOHARJO..

kebiasaan berdo’a dan membaca al - Qur’an sebelum memulai perkuliahan.. terhadap perilaku mahasiswa PAI di IAIN Tulungagung ” dan