• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Tepung Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) yang difermentasi dengan Phanerochaetechrysosporium terhadap Karkas Kelinci RexJantanLepasSapih.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Tepung Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) yang difermentasi dengan Phanerochaetechrysosporium terhadap Karkas Kelinci RexJantanLepasSapih."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

13

13

PENDAHULUAN

Latar belakang

Daging sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani,

namun penyediaan daging belum mencukupi kebutuhan konsumsi yang terus

meningkat. Salah satu penyebabnya adalah laju pertumbuhan populasi manusia yang

tinggi tidak diikuti dengan laju pertumbuhan populasi ternak potong secara memadai.

Karena itu usaha penyediaan daging yang cukup memadai dan terjangkau oleh

seluruh masyarakat sangat penting. Untuk menunjang usaha perbaikan gizi rakyat,

perlu kiranya lebih dianekaragamkan penyediaan jenis-jenis ternak potong. Dan

salah satu ternak yang patut dipertimbangkan adalah kelinci. Ternak kelinci adalah

komoditas peternakan yang dapat menghasilkan daging berkualitas tinggi dengan

kandungan protein yang tinggi. Seekor kelinci dapat menghasilkan daging 50-55%

setiap kilogram bobot badan.

Dibutuhkan suatu pemecahan masalah pakan kelinci saat ini. Jenis pakan

yang dipakai tidak bersaing dengan manusia. Pendayagunaan pakan yang tidak

berasal dari bahan makanan manusia diutamakan dalam peternakan kelinci. Untuk itu

dilakukan alternatif pemanfaatan limbah pengolahan hasil pertanian diantaranya

adalah kulit buah markisa.

Sumatera Utara merupakan salah satu daerah sentral produksi markisa

(Passiflora edulis) di Indonesia (Verheij and Caronel, 1997). Menurut Tangdilintin

(1994), produksi limbah kulit buah markisa sebanyak 2,5-4 ton per hari. Limbah

industri perkebunan dan pengolahan buah markisa berupa kulit buah markisa masih

mengandung nutrisi yang sangat potensial untuk digunakan sebagai pakan ternak

kelinci pada daerah industri pengolahan buah markisa seperti di Berastagi,

1

(2)

14

14

Kabanjahe dan daerah sekitarnya.Umumnya kulit buah markisa belum dimanfaatkan

secara optimal tetapi kebanyakan dibuang sebagai sampah, padahal kulit buah

markisa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak karena kandungan gizinya

cukup baik.

Kandungan nutrisi kulit buah markisa adalah protein kasar (PK) 12,37%,

lemak kasar (LK) 5,28%, serat kasar (SK) 30,16% dan abu 9,26%

(Laboratorium Pengujian Mutu Pakan Loka Penelitian Kambing Potong, 2009). Kulit

buah markisa kurang baik dijadikan bahan baku untuk pakan ternak karena

kandungan serat kasarterutama lignin yang tinggi dan zat anti nutrisi berupa tannin.

Untuk itu perlu dilakukan fermentasi dengan menggunakan jamur Phanerochaete

chrysosporiumuntuk mengurangi kandungan serat kasar. Untuk mengatasi zat anti

nutrisi tannin maka kulit buah markisa dikeringkan dibawah sinar matahari.

Phanerochaete chrysosporium merupakan jenis jamur pelapuk putih yang

dapat mendegradasi kandungan serat kasar terutama lignin dan selulosa. Laconi

(1998), menyebutkan Phanerochaete chrysosporium mampu menurunkan kandungan

lignin sebesar 18,36%. Melihat kemampuan Phanerochaete chrysosporium dalam

menghasilkan enzim lignolitik dan selulotik, kapang ini mampu menurunkan

kandungan lignin dengan meningkatkan pertumbuhan kapang dan aktivitas enzim

lignolitik.

Ternak kelinci tidak dapat mencerna serat kasar dengan baik, fermentasi

terhadap kulit buah markisa tersebut dengan menggunakan Phanerochaete

chrysospriumdiharapkan dapat meningkatkan nilai nutrisi kulit buah markisa dan

mengurangi kandungan serat kasar, sehingga lebih mudah dicerna kelinci untuk

proses pertumbuhan dan perkembangbiakan tubuhnya.

2

(3)

15

15

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang pemanfaatan tepung kulit buah markisa dengan fermentasi Phanerochaete

chrysosporium terhadap karkas dan komponen non karkas kelinci Rex jantan lepas

sapih.

Tujuan Penelitian

Melihat pengaruh pemberian tepung kulit buah markisa fermentasi

Phanerochaetechrysosporiumterhadap bobot potong, bobot karkas, persentase bobot

karkas dan bobot relatif komponen non karkas (organ dalam dan luar)kelinci Rex

jantan lepas sapih.

Hipotesis Penelitian

Pemberian tepung kulit buah markisa dengan fermentasi Phanerochaete

chrysosporium sebagai pakan ternak dapat meningkatkan produksi karkas kelinci Rex

jantan lepas sapih.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi kalangan

akademis, peneliti dan masyarakat tentang pemanfaatan kulit buah markisa

fermentasi Phanerochaete chrysosporium.

3

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, kebiasaan makan di luar rumah, frekuensi makan, dan kepemilikan tempat sampah dengan kejadian demam

Terdapat jenis abu limbah pertanian terbaik terhadap pertumbuhan dan

Dengan sistem tanggung renteng diharapkan dapat tercipta suasana kebersamaan kelompok dalam tanggung jawab secara kolektif, untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya

bermaksud mengadakan penelitian awal Tesis dan akan menggunakan fasilitas di Laboratorium Fisika Universitas Mataram, dengan judul “Pembuatan Magnet Keras dari

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014

Menimbang : bahwa berdasarkan Buku Pedoman Pendidikan Universitas Brawijaya, setiap mahasiswa Universitas Brawijaya yang telah lulus diwajibkan mengikuti wisuda dan

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen

[r]