• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pupuk Kompos dari Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica junce L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pupuk Kompos dari Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica junce L.)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan yang berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Buah pisang ini juga sebagai bahan pangan yang merupakan sumber energi (karbohidrat yaitu sebanyak 22,84/100 g) dan mineral seperti Fospor sebanyak 63/100 g, dan kalium, vitamin, kalsium dan kandungan lemak yang cukup. (Sumber : USDA Nutrient data base, 2007)

Pisang kepok (Musa acuminate L.) adalah salah satu jenis pisang yang diolah menjadi pisang molen yang banyak dijumpai di kota Medan. Pisang molen yang dihasilkan dari pisang kepok (Musa acuminate L.) ini diolah melalui tahapan pengupasan kulit. Dari hasil pengamatan, menunjukkan setiap harinya menghabiskan sekitar 20 unit, dengan produksinya bervariasi mulai dari 500 kg sampai 2 ton bahan baku per proses. Kulit pisang kepok (Musa acuminate L.) ini masih dapat dimanfaatkan menghasilkan produk-produk yang berguna dan memberi nilai ekonomi yang cukup tinggi, seperti penghasil pectin, keripik, bahan baku kue, dan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos.(Sriharti, 2008)

Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikrobakteri pengurai. Di lingkungan alam terbuka, proses pengomposan bisa terjadi dengan sendirinya. Lewat proses alami daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah lainnya lama kelamaan membusuk karena ada kerja sama antara mikroorganisme dengan cuaca. Proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, yaitu dengan menambahakan mikroorganisme pengurai seperti EM-4 sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh kompos yang berkualitas baik. (Setyorini, 2006)

Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu komoditas hortikultural sayuran daun yang banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya

(2)

enak, mudah didapat dan budidayanya tidak terlalu sulit. Tanaman sawi banyak mengandung vitamin dan gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dalam setiap 100 gram bobot sawi segar mengandung 2,3 g protein; 0,3 g lemak; 4,0 g karbohidrat; 220 mg Ca; 38 mg P; 6,4 g vitamin A; 0,09 mg vitamin B; 102 mg vitamin C; serta 92 g air. (Direktorat Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias, 2012)

Caisim atau sawi bakso merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar. Tangkai daun yang panjang langsing berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang tipis dan berwarna hijau. Mempunyai rasa yang renyah, segar dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain ditumis atau dioseng banyak dibutuhkan oleh pedagang mie dan restoran makanan Cina sehingga permintaannya akan sawi cukup tinggi. Budidaya tanaman sawi (Brassica juncea L.) secara organik juga memliki nilai ekonomi yang cukup tinggi untuk

dikomersilkan di pasaran oleh petani. Hal ini dapat dilihat dari harga tanaman organik sekitar Rp.5.000,/kg sampai dengan Rp.8.500,/kg. Sehingga hal tersebut dapat diketahui banyaknya manfaat dari budidaya tanaman sawi (Brassica juncea L.) secara organik. (Haryanto, 2003)

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadapkulit pisang kepok (Musa acuminate L.)dengan tujuan pengolahan kulit pisang kepok (Musa acuminate L.) sebagai bahan baku pembuatan kompos yang bermanfaat bagi masyarakat petani dengan penambahan aktivator EM-4, khususnya petani tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang sangat dibutuhkan masyarakat. Dengan budidaya tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang menggunakan pupuk kompos pisang kepok (Musa acuminate L.) ini diharapkan akan memperbaiki kondisi fisik, biologi dan kimiawi tanah. (Sriharti, 2008)

Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang pembuatan pupuk kompos dari kulit pisang kepok (Musa acuminate L.) yang dapat meningkatkan unsur hara bagi tanaman, khususnya tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang dibutuhkan masyarakat luas.

(3)

1.2 Permasalahan

Sesuai uraian diatas, yang menjadi permasalahan adalah:

1. Apakah kulit pisang kepok (Musa acuminate L.) dapat digunakan dalam pembuatan pupuk kompos

2. Apakah pengaruh pupuk kompos terhadap tanaman sawi (Brassica juncea L.)

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi sebagai berikut :

1. Perolehan sampel dibatasi hanya pada kulit pisang kepok (Musa acuminate L.)

2. Penelitian ini hanya menentukan kadar N, P, dan K dalam kulit pisang kepok (Musa acuminate L.) berdasarkan lamanya waktu fermentasi dengan penambahan aktivator EM-4.

3. Waktu fermentasi sampel dibatasi hanya pada 7 hari dengan pengambilan sampel dilakukan pada fermentasi hari ke-0, ke-1, ke-3, ke-5, dan ke-7. 4. Suhu penyimpanan fermentasi sampel dibatasi antara 40-550C.

5. Kadar Nitrogen ditentukan dengan menggunakan metode kjeldahl.

6. Kadar Fospor ditentukan dengan menggunakan metode spektrofotometer UV-Visible.

7. Kadar Kalium ditentukan dengan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA).

8. Pengujian terbatas pada tanaman sawi (Brassica junce L.)

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembuatan pupuk kompos dari kulit pisang kepok (Musa acuminate L.).

2. Untuk mengetahui pengaruh kompos terhadap tanaman sawi (Brassica juncea L.)

(4)

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang kadar N, P, dan K didalam kulit pisang kepok (Musa acuminate L.) dengan penambahan EM-4 sehingga memungkinkan sebagai pupuk tanaman.

2. Memberikan informasi tentang respon tanaman sawi (Brassica juncea L.) ketika diberikan pupuk kompos kulit pisang kepok (Musa acuminate L.)

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimen yang dilakukan dilaboratorium.Sampelberupa kulit pisang kepok (Musa acuminate L. Proses fermentasinya dilakukan dengan preparasi sampel yaitu dengan mencampurkan sampel sebanyak 1,0 kg dengan aktivator EM-4.

Dalam penelitian ini digunakan 3 variabel yaitu : 1. Variable tetap

Berat sampel EM-4

2. Variable bebas

Waktu fermentasi sampel 3. Variable terikat

Kadar nitrogen Kadar fosfor Kadar kalium

1.7 Lokasi penelitian

Pelitian dilakukan di laboratorium Biokimia FMIPA USU dan di Badan Riset Standarisasi Nasional (BARISTAND) Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah secara

Sesuai dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, dengan berbagai macam terapi yang diberikan misalnya terapi gabungan dengan pemberian obat, beberapa obat

Jabatan raja muda (Yang Dipertuan Muda) yang biasanya dipegang oleh bangsawan keturunan Bugis disatukan dengan jabatan raja oleh Sultan Abdul Rahman II Muadzam Syah pada 1899..

Kemudian institusi pendidikan Islam (madrasah) pertama dalam arti bahwa madrasah tersebut merupakan fondasi sekaligus sebagai prototype dari kelanjutan sistem

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukan bahwa hipotesis (Ho) yang di uji ditolak , yang artinya signifikan dan hipotesis (Ha) yang diajukan dapat

Tahapan ini dilakukan karena frekuensi penambahan konsorsium bakteri komersial (SP, P165, dan KJ) mengikuti cara pemakaian dari masing-masing kemasan. Isolat

Dalam karya ilmiah ini untuk masalah keamanan sudah diterapkan dengan memanfaatkan server OS mikrotik sebagai autentikasi sebelum pelanggan melakukan akses

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi perawat yang bekerja di RSUD Tugurejo Semarang yang masih tidak dapat menerapkan komunikasi yang efektif dengan pasien maupun