76
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu kenyataan sejak dua abad yang lalu sampai saat ini, tembakau deli (Nicotiana tabacum L.) merupakan tembakau yang terbaik di dunia dalam hal kualitas untuk bahan
pembungkus cerutu tipe Eropa. Keunggulan tersebut terutama dalam hal aroma, rasa (taste), elastisitas daun, ketipisan daun, bentuk daun yang baik, warna yang halus dan rata, daya bakar yang baik dan warna abu (ash) cerutu yang dibakar putih. Karakter tersebut muncul karena dua faktor yaitu iklim dan tanah. Area yang merupakan lahan tembakau deli berada di antara Sungai Wampu Kabupaten Langkat dan Sungai Ular Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Wahyunto, dkk, 1990 dan Puslitnak, 1993).
Dalam perkembangannya, produksi tembakau deli semakin hari semakin menurun. Dari tahun delapan puluhan sampai tahun dua ribuan produksi bersih tembakau deli menurun sebesar 37,9 %. PT. Perkebunan Nusantara II sebagai satu-satunya perusahaan yang memproduksi tembakau deli mengalami beberapa kendala dalam proses pembudidayaan tanaman ini. Spesifikasi kondisi iklim dan tanah yang dibutuhkan oleh tanaman tembakau deli membuat PTPN II tidak dapat memperluas areal penanaman. Bahkan sebagian lahan yang sejak tahun 80-an dikelola PTPN II sudah beralih fungsi antara lain untuk pemukiman penduduk dan digarap secara illegal oleh masyarakat. Kondisi lahan yang tidak bertambah ini memaksa harus dilakukannya intensifikasi pertanian. Salah satu pola intensifikasi yang dapat dilakukan adalah memperkecil jarak tanam. Jarak tanam yang diperkecil diharapkan dapat meningkatkan produksi karena meningkatnya populasi pokok per satuan lahan namun tidak menurunkan kualitas tembakau deli serta meningkatkan efisiensi biaya produksi.
Hasil penelitian Marlon (2011) menyatakan bahwa dengan jarak tanam yang diperkecil sampai 100 cm x50 cm x35 cm masih dapat menghasilkan produksi yang baik dengan jumlah daun sebesar 18,22 helai dan lebar daun 24,17 cm pada pengamatan 42 hari.
77
Hal ini masih menunjukkan produksi yang baik, sehingga jarak tanam tersebut masih dapat digunakan.
Untuk meningkatkan produksi tembakau deli banyak cara dilakukan, salah satunya adalah dengan pemupukan yang tepat dan efisien.Tanaman tembakau deli membutuhkan unsur hara dalam waktu cepat karena masa hidupnya yang singkat. Pemberian pupuk dilakukan melalui tanah meliputi pupuk mixed tanaman pada lubang tanam, tutup kaki 1 kali dan tutup kaki 2 kali, terakhir pemupukan dilakukan pada umur tanaman 16-20 HST. Mengingat banyak faktor yang sangat berpengaruh terutama lingkungan dalam hal ini tingginya curah hujan dan panas, maka untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam pertumbuhan vegetatif dirasa perlu melakukan pemupukan ZA sebagai pupuk tambahan dengan cara ditugal diantara barisan tanaman pada umur 30 HST (BPTD, 2013).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Erwin (1993) menyatakan bahwa penggunaan pupuk ZA sebesar 5 gram memberikan hasil produksi yang terbaik dengan jumlah daun pada kaki I sebesar 30,21 helai dengan lebar daun sebesar 24,67 cm. Hal ini menunjukkan penggunaan pupuk nitrogen yang cukup mampu meningkatkan jumlah dan dan kualitas daun.
Rekomendasi pemupukan yang dilakukan pada budidaya tanaman tembakau deli saat dipertanaman antara lain pupuk pendahuluan seperti rock fosfat dan pupuk dolomit, sedangkan rekomendasi pupuk tanaman yang digunakan adalah pupuk mixed (NPK 12,5 x 3,5 x 15). Pupuk mixed diolah digudang pupuk yang merupakan hasil campuran dari 3 jenis pupuk tunggal yaitu ZA (21%), SP-36 (36% P2O5) dan ZK (50% K2O) serta pemberian pupuk KNO3 yang mengandung 13 % N dan 45 % K2O dengan dosis 7,5-10 gram/pokok, diaplikasikan sebelum tutup kaki 2 kali (pada umur 16-18). Pupuk ini sebenarnya pengganti ZA dan ZK (BPTD, 2008).
78
Waktu pemberian dan sumber pupuk nitrogen berpengaruh terhadap ketersediaan hara (Van Hyfte, 1998). Pupuk kalsium amonium nitrat merupakan campuran dari amonium nitrat dengan bubuk tanah liat (kapur mergel). Campuran ini dimaksudkan untuk meniadakan keburukan-keburukan amonium nitrat. Kalsium amonium nitrat mengandung NO3 (nitrat) 13,5%, NH4
Kebutuhan pupuk nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman tidak hanya dapat diperoleh dengan menambahkan satu jenis pupuk saja, namun dapat dilakukan dengan penambahan beberapa jenis pupuk nitrogen dengan dosis yang sesuai tidak melewati dosis pemupukan nitrogen yang digunakan. Umumnya dua jenis pupuk yang digunakan lebih mudah diserap tanaman karena tersedia nitrogen dalam berbagai bentuk. Pada tanaman tembakau deli dosis pemupukan nitrogen yang umumnya digunakan sekitar 5-10 gram/pokok diaplikasikan pada 18-20 HST. Namun menurut penelitian Marlon (2011) juga menyatakan bahwa pemberian pada umur 30 HST memberikan lebar daun yang terbaik yaitu 25,54 cm pada umur panen 42 hari.
(amonium) 13,5% dan CaO (kalsium oksida) 12%. Pupuk ini mempunyai sifat-sifat yang baik antara lain terdapat kombinasi kerja antara nitrat yang dapat segera diserap oleh akar tanaman dengan amonium yang secara berangsur-angsur tersedia untuk tanaman, adanya CaO dapat mempertinggi nilai pemupukan terutama pada tanah masam, reaksi fisiologisnya netral (Damanik, dkk, 2011).
Penelitian Marlon (2012) menyatakan bahwa pemberian pupuk nitrogen yang cukup mampu meningkatkan kualitas daun. Dengan pemberian pupuk ZA sebanyak 10 gram/pokok pada umur 30 HST diketahui mampu meningkatkan lebar daun pada panen pertama dan kedua atau pada party Z dan Party VA.
Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu dilakukan penelitian pada tembakau deli dengan pemberian berbagai jenis pupuk nitrogen pada umur 30 HST dengan berbagai jarak
79
tanam yang diduga mampu meningkatkan produksi dan kualitas daun tembakau deli (Nicotiana tabacum L.) tersebut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi tembakau deli (Nicotiana tabacum L.) dengan penambahan beberapa pupuk nitrogen pada jarak tanam yang berbeda.
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi tembakau deli (Nicotiana tabacum L.) pada berbagai jarak tanam dan pemberian beberapa pupuk N serta interaksi keduanya.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam budidaya tembakau deli.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Sistematika tanaman tembakauadalah sebagai berikut ini : Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Solanales; Family: Solanaceae ; Sub Family: Nicotianae; Genus: Nicotiana; Species: Nicotiana tabacum L.(Cahyono, 1998).
Tembakau memiliki akar tunggang jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur dan bukan berasal dari bibit cabutan. Tanaman dari bibit cabutan terkadang mengalami gangguan kerusakan akar. Jenis akar tunggang pada tanaman tembakau yang tumbuh subur, terkadang dapat tumbuh sepanjang 0,75 m. Selain memiliki akar tunggang terdapat