• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOK Puji H, Kiki JP Analisis Program CSR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BOOK Puji H, Kiki JP Analisis Program CSR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PT. Tirta Investama Plant Cianjur

Puji Hariyanti; Kiki Juniansyah Putra Universitas Islam Indonesia

puji.hariyanti@uii.ac.id; kikijuniansyahputra@gmail.com

Pendahuluan

Konsep CSR mulai muncul pada tahun 1970-an di Amerika Serikat yang diawali dengan gencarnya aksi yang dilakukan baik oleh individu maupun kelompok dengan cara melakukan gugatan secara hukum terhadap perusahaan. Masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar perusahaan merupakan salah satu bagian publik eksternal dari stakeholder (Cutlip, Center & Broom, 2006: 390).

Pada waktu silam kegiatan CSR yang biasa dilaksanakan oleh beberapa perusahaan hanya berupa pemberian donasi atau biasa dikenal sebagai charity yang bertujuan untuk memberikan sedikit keuntungan perusahaan secara langsung guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun konsep CSR yang sekarang ini jauh lebih kompleks dibandingkan sebelumnya. Menurut Alitri (2011: 92) konsep CSR pada era modern ini lebih dikenal dengan mengusung tiga pilar atau triple P, yaitu proit, people, dan planet.

(2)

Sonny menjelaskan, PT. Tirta Investama berkomitmen untuk tetap berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dengan mengembangkan tanaman lokal. Pada tahun 2015 adalah awal dari program kerjasama dengan pihak TNGGP dengan penanaman pohon yang akan ditanam dan dirawat secara berkala. “Inilah komitmen yang nyata dari PT. Tirta Investama Plant Cianjur untuk mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,” tegasnya.

Dari laman http://www.kabarcianjur.com/2015/06/melalui-csr-aqua-lakukan-restorasi-hutan.html (akses pada 12 April 2016) Dia menerangkan, bentuk dukungan itu secara formal telah dituangkan dalam sebuah kesepakatan kerjasama. Dimana perjanjian tersebut mengusung program kerja yang mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati berbasis pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi dengan ruang lingkup kegiatan. “Yaitu restorasi ekosistem hutan dan pemberdayaan masyarakat yang akan dijalankan dalam jangka waktu lima tahun (2015 – 2019).” tegasnya.

Dalam membuat sebuah program CSR yang berhubungan langsung dengan alam dan masyarakat maka diperlukan strategi yang matang dan riset atau survei agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai dengan maksimal. Akan tetapi terkadang sebuah program yang sudah direncanakan secara matang dapat mengalami perubahan ataupun sebagainya disaat pelaksanaan program tersebut dilapangan.

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap strategi dan implementasi CSR dengan studi pada PT. Tirta Investama Plant Cianjur di provinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu perusahaan air mineral di Indonesia yang melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR.

Tinjauan Pustaka

Pembahasan dengan tema serupa mengenai Corporate Social Responsibility sebelumnya sudah banyak dikaji dalam berbagai penelitian. Beberapa diantaranya Fardila (2013) dengan judul

“STRATEGI KOMUNIKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT. HOLCIM INDONESIA DAN PT. PLN CILACAP”.

(3)

menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan datanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi program CSR yang dijalankan oleh PTHI Cilacap ditangani oleh Community Relations Departement dengan menerapkan strategi komunikasi melalui media, forum-forum komunikasi dan melalui perbedaan penyampaian pesan. Implementasi strategi komunikasi pada PTHI Cilacap dalam kegiatan CSR memiliki prosedur dalam menentukan sasaran komunikasi, tujuan isi pesan komunikasi, media komunikasi, dan komunikator. Sedangkan kegiatan CSR pada PT. PLN Cilacap ditangani oleh Humas dan Staf Program Kemitraan PT. PLN Cilacap dengan strategi sosialisasi dan survei. Implementasi strategi komunikasi pada PT. PLN Cilacap dalam kegiatan CSR tidak mempertimbangkan penentuan sasaran komunikasi, tujuan isi pesan komunikasi, media komunikasi dan komunikator.

Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Khoiriyah (2015) dengan judul “IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. UNILEVER INDONESIA TBK” (Studi Deskriptif Kualitatif Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam di Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul, Yogyakarta). Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pedekatan kualitatif dan metode pegumpulan datanya dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi CSR PT. Unilever Tbk melalui Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam di kecamatan Bambanglipuro dilakukan melalui pendampingan dari Aslap yang selalu memonitoring dari awal proses tanam hingga panen. Aslap memberikan ilmu tentang teknik/pola tanam yang tepat kepada petani agar mendapatkan produksi kedelai hitam yang berkualitas dan bersertiikat. Selanjutnya dengan memberikan akses pasar untuk para petani, ada kejelasan tentang penjualan kedelai hitam sehingga mampu meningkatkan taraf hidup dan perekonomian petani di kecamatan Bambanglipuro yang tergabung dalam P3KH.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada kajian objek yang berfokus pada salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility

(4)

Cianjur ditangani oleh Departemen SR & CSR. PT. Tirta Investama Plant Cianjur menjadikan program atau aktivitas CSR sebagai strategi inti perusahaan karena dianggap sangat penting sebagai bentuk manifestasi keberlanjutan perusahaan. Perusahaan atau pelaku usaha yang menjadikan aktivitas CSR sebagai strategi inti dan jantung bisnisnya termasuk kedalam kategori kelompok hijau.

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah bentuk tanggung jawab sosial sebuah perusahaan terhadap masyarakat yang berada di sekitarnya. Dewasa ini banyak perusahaan yang telah memasukkan kegiatan CSR dalam aktivitas bisnis mereka. Berikut ini adalah beberapa deinisi CSR:

a. Menurut UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

b. Nor Hadi (2011) mengungkapkan bahwa CSR adalah suatu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas.

Suharto (2009: 107) mengatakan secara konseptual CSR merupakan kepedulian perusahaan yang dilandasi tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Line yaitu:

a. Proit

Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

b. People

(5)

pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.

c. Planet

Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keberagaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan air bersih, perbaikan pemukiman dan pengembangan pariwisata.

Menurut Saidi dan Abidin (2004: 64-65) terdapat empat model atau pola dalam melaksanakan kegiatan atau program CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia diantaranya:

1. Model keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public afair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relations. 2. Model melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.

3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan tanggung jawab sosial melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.

(6)

1. Kelompok Hitam

Kelompok hitam adalah mereka yang tidak melakukan praktik CSR sama sekali. Yang mana pengusaha yang menjalankan bisnis semata-mata untuk keuntungan sendiri.

2. Kelompok Merah

Kelompok merah adalah mereka yang sudah mulai melaksanakan praktik CSR tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi keuntungan.

3. Kelompok Biru

Kelompok biru adalah perusahaan yang menilai praktik CSR akan memberi dampak positif pada usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya.

4. Kelompok Hijau

Kelompok hijau adalah perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi inti dan jantung bisnisnya, CSR tidak hanya dianggap sebagai keharusan, tetapi kebutuhan yang merupakan modal sosial.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Data tersebut berasal dari catatan observasi, wawancara, dokumentasi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas.

(7)

Hasil dan Pembahasan

PT. Tirta Investama Plant Cianjur dibawah naungan DANONE Group merupakan perusahaan yang memiliki status sebagai perusahaan multinasional (asing) dimana pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau yang disebut juga Corporate Social Responsibility (CSR) harus mematuhi ketetapan dan kebijakan hukum positif yang berlaku di Indonesia sehingga pelaksanaannya bersifat wajib untuk dilaksanakan.

Sesuai Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan hasil temuan data diketahui bahwa praktisi CSR PT. Tirta Investama Plant Cianjur memahami pelaksanaan CSR sebagai komitmen dalam bentuk kegiatan atau program-program sosial yang diberikan oleh perusahaan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup bagi masyarakat sekitar. Aktivitas CSR juga merupakan sebuah respon dan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan atas kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan baik stakeholder internal maupun eksternal sehingga akan berimpact positif pada perusahaan.

PT. Tirta Investama Plant Cianjur menjadikan aktivitas CSR kedalam strategi inti dan jantung bisnis sebagai bentuk manifestasi keberlanjutan perusahaan yang berarti menurut teori diatas PT. Tirta Investama Plant Cianjur dapat dikategorikan pelaku kelompok hijau. Praktisi CSR berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat tumbuh dan berkembang apabila tidak adanya dukungan dari masyarakat terutama masyarakat yang berada disekitar wilayah kerja perusahaan.

(8)

Adapun program CSR yang sudah berjalan pertama adalah sarana air bersih atau yang dikenal dengan sebutan Water Acces Sanitation and Hygiene (WASH). Program WASH menjadi salah satu koor bisnis perusahaan karena memiliki tanggung jawab moral untuk mengembalikan air.

WASH merupakan kegiatan bantuan sarana air bersih dan pelatihan cara berperilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat sekitar lingkungan kerja perusahaan. Sejauh ini PT. Tirta Investama Plant Cianjur telah memberikan sekitar 40 sampai dengan 45 titik bantuan sarana air bersih. Untuk satu titik tersebut bisa dimanfaatkan oleh 10 Kepala Keluarga atau 5 sampai 10 rumah.

Selanjutnya yang kedua adalah program IFS atau Integrated Farming System. IFS yaitu program pertanian organik terintegrasi yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat (kelompok petani). Pemberdayaan yang dilakukan berupa pelatihan dan pendampingan terhadap para petani di sekitar lingkungan kerja perusahaan seperti cara menanam padi yang organik tanpa ada kontaminasi dengan bahan-bahan kimia. Produk yang sudah dihasilkan dari program ini adalah beras organik yang dikenal dengan nama ORISA.

Gambar 1. Kepala Pabrik PT. TIV Cianjur bersama dengan tim relawan CSR pada program restorasi hutan

(Sumber Sumber PT. Tirta Investama Plant Cianjur)

(9)

konservasi di rechargearea, konservasi di area Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan konservasi di dalam area perusahaan.

Pada tahun 2015 terjadi kerjasama antara PT. Tirta Investama Plant Cianjur dengan pihak TNGGP untuk melakukan penanaman pohon bersama dengan nama program restorasi hutan. Program tersebut merupakan hasil dari MOU di tingkat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang kemudian di follow-up oleh kedua belah pihak.

Kesepakatan yang tercapai adalah program restorasi hutan berlangsung mulai tahun 2015 sampai dengan 2019 di area TNGGP dengan blok yang berbeda-beda setiap tahunnya dan lahan seluas 8 hektar serta jumlah yang ditanam sebanyak 3.500 bibit pohon.

Program Restorasi Hutan Tahun 2015

Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan daerah tangkapan air atau catchment area yang sangat penting bagi PT. Tirta Investama Plant Cianjur guna menjamin ketersedian sumber daya air yang meresap ke dalam tanah sehingga menjamin terhadap kualitas dan kuantitas dari air tersebut.

Berdasarkan dari hal tersebut maka PT. Tirta Investama Plant Cianjur berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya konservasi daerah tangkapan air dan atau recharge area di wilayah kerja perusahaan, khususnya di Kawasan Konservasi Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Cianjur, Seksi PTN Wilayah II Gedeh, Resort PTN Tegalega, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang merupakan wilayah inti dari recharge area perusahaan AQUA Cianjur berada.

Restorasi ekosistem hutan adalah salah satu jenis kategori program konservasi yang rutin dilakukan oleh PT. Tirta Investama Plant Cianjur. Program tersebut dipahami oleh praktisi CSR perusahaan adalah sebagai penghijauan yang artinya menghijaukan atau me-restore kembali hutan yang kondisinya belum padat dan tertutup semua oleh pepohonan.

(10)

Gambar 2

Kantor Resort PTN Tegalega TNGGP (Sumber Dokumentasi Penulis)

Mengingat tahun 2015 merupakan tahun pertama dari lima tahun pelaksanaan kerjasama maka pada dasarnya direncanakan atau dilaksanakan terlebih dahulu kegiatan yang bersifat tahapan awal dari suatu rangkaian proses kegiatannya. Namun demikian terdapat aktivitas yang merupakan implementasi langsung dari kegiatan tersebut. Selain melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat teknis diatas kegiatan restorasi hutan juga menjadi wadah terjalinnya relasi yang semakin kuat dengan pihak TNGGP.

Kedua belah pihak berkolaborasi bersama untuk membina dan memberdayakan masyarakat sekitar. Masyarakat ini tergabung dalam kelompok Masyarakat Mitra Polhut (MMP) atau disebut para kelompok petani hutan sebagai mitra dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Komunikasi dengan para stakeholders terutama pihak eksternal dan pemilik lokasi yakni Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menjadi langkah awal yang dilakukan dengan harapan terjadinya kesepahaman antara semua pihak dan elemen yang terlibat dalam program restorasi ekosistem hutan tahun 2015.

(11)

Perusahaan menyelenggarakan tanggung jawab sosial melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

Pada program restorasi ekosistem hutan tahun 2015 PT. Tirta Investama Plant Cianjur bermitra dengan Yayasan Nasional Ternak Indonesia (NTI) sebagai kepanjangan tangan dalam mengelola dana dan melaksanakan kegiatan sosial tersebut.

NTI ditunjuk oleh perusahaan karena dinilai sebagai lembaga yang berpengalaman dalam hal konservasi dan program lainnya yang dilaksanakan oleh PT. Tirta Investama Plant Cianjur. NTI juga memiliki kewajiban untuk melaporkan segala macam kegiatan yang akan dan sudah dilakukan bersama pihak Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap perusahaan.

Program restorasi hutan melibatkan banyak pihak termasuk eksternal perusahaan dari tingkat pemerintah kabupaten mulai perangkat desa setempat hingga Bupati Cianjur ikut serta dalam event yang juga dijadikan oleh PT. Tirta Investama sebagai ajang edukasi kepada masyarakat umum akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Dengan diikut sertakannya para stakeholders tersebut PT. Tirta Investama Plant Cianjur berharap mereka bisa terinspirasi dan termotivasi untuk mengadakan program-program sosial yang bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kondisi alam khususnya di kabupaten Cianjur.

Yang menjadi target sasaran dari program restorasi hutan adalah para kelompok petani hutan disekitar perbatasan dengan kawasan TNGGP. Para petani tersebut diajak dan diberdayakan agar ikut serta menjaga kelestarian hutan dan mencegah mereka melakukan penebangan liar ataupun kegiatan yang dapat mengganggu keberlangsungan ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

(12)

memiliki kedekatan dengan para wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cianjur.

Pelaksanaan program restorasi ekosistem hutan tahun 2015 dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berlangsung di dua tempat yaitu di Blok Citatah dan Blok Kandang Kuda. Penentuan lokasi atau area penanaman menjadi kewenangan dari TNGGP karena TNGGP yang lebih tahu area mana saja yang perlu dihijaukan kembali. Blok Citatah dan Blok Kandang Kuda dipilih karena TNGGP ingin mengembalikan kedua area tersebut ke habitat awal yaitu dengan menanam kembali tanaman-tanaman endemik melalui program restorasi hutan.

Berdasarkan temuan data petugas lapangan dari Resort PTN Tegalega Balai Besar TNGGP telah melakukan pengukuran deinitif lokasi kegiatan restorasi hutan 2015. Pengukuran dilakukan dengan metode survey menggunakan GPS dan kemudian data diolah menggunakan sotware ArcGIS dan diketahui luas hasil pengukuran blok Kandang Kuda adalah 1,023 ha. Sedangkan luas hasil pengukuran blok Citatah adalah 7,108 ha.

Selanjutnya petugas lapangan Resort PTN Tegalega bersama mitra PT. Tirta Investama Plant Cianjur serta dibantu beberapa petani membuat dan memberikan tanda batas lokasi restorasi hutan 2015. Untuk blok Kandang Kuda dibuat tanda batas lokasi sebanyak 20 (dua puluh) buah sedangkan blok Citatah sebanyak 19 (sembilan belas) buah dengan menggunakan bambu berdiamater 10 cm dengan panjang 1 meter.

(13)

Gambar 3

Pemancangan Bambu Oleh Personil Seksi PTN Wilayah II Gedeh dan Resort PTN Tegalega serta Mitra dari NTI

(Sumber Dokumentasi Penulis)

Dikarenakan untuk saat ini di blok Kandang Kuda dan blok Citatah sudah tidak ada penggarapan lagi maka kemudian pihak TNGGP melakukan identiikasi terhadap kelompok masyarakat yang direncanakan akan membantu pelaksanaan restorasi hutan 2015 di kedua blok tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kerjasama dengan masyarakat guna membangun peran dan partisipasi penuh kelompok petani hutan dalam pelaksanaan restorasi ekosistem hutan.

Kerjasama dengan petani hutan merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kegiatan konservasi keanekaragaman hayati berbasis pemberdayaan masyarakat sehingga proses pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan dapat dilakukan secara pastisipatif dengan melibatkan peran aktif masyarakat petani hutan. Masyarakat ini tergabung dalam kelompok Masyarakat Mitra Polhut (MMP) sebagi mitra Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

(14)

Tabel 1.1

Jenis dan Jumlah Bibit Tanaman Endemik dan MPTS

Jenis Blok Citatah Blok Kandang Kuda

Rasamala 900 150

Puspa 800 150

Manglid 1000 200

MPTS/Alpukat 300 0

Jumlah 3000 500

Setelah itu kegiatan pelaksanaan penanaman pohon atau restorasi hutan dilakukan secara penuh oleh kelompok petani hutan didampingi oleh petugas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango serta mitra dan relawan PT. Tirta Investama Plant Cianjur. Penanaman dilakukan dengan pendekatan jarak di lapangan 5 x 5 meter dengan asumsi 400 batang pohon per hektar. Dengan total luasan 8 hektar maka jumlah yang ditanam adalah 3.200 batang pohon sementara 300 batang pohon dipersiapkan sebagai bibit cadangan untuk mengganti bibit yang rusak atau mati selama proses berlangsung.

Kemudian dilakukan kegiatan pemeliharaan yang berupa penyulaman, penyiangan dan pendangiran terhadap tanaman terutama tanaman-tanaman yang mengalami gangguan dari gulma dan lainnya. Pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan sekeliling tanaman dari gangguan gulma baik rumput maupun tanaman pengganggu lainnya. Proses pemeliharaan ini dilakukan oleh kelompok masyarakat petani hutan secara partisipatif dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.

Yang terakhir adalah dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan restorasi ekosistem hutan yang difokuskan pada teknis pelaksanaan kegiatan dari mulai persiapan hingga pelaksanaan di lapangan. Kegiatan ini dilakukan guna menyusun perencanaan di tahun berikutnya. Sampai dengan monitoring dan evaluasi November 2015 persentase tumbuh tanaman adalah 85%.

(15)

sendiri melalui persetujuan dari pihak Head Oice (HO) AQUA di Jakarta.

Dalam pelaksanaan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan PT.Tirta Investama Plant Cianjur sangat konsen dan melandasinya dengan konsep 3P atau yang dikenal Triple Bottom Line:

1. Proit

Bagi PT. Tirta Investama Plant Cianjur keuntungan bukan menjadi hal yang utama dari pelaksanaan program CSR. Perusahaan menyadari pelaksanaan restorasi hutan akan berdampak positif bagi keberlanjutan perusahaan kedepan.

Aktivitas CSR dilaksanakan sebagai bentuk kepatuhan perusahaan kepada peraturan dan sebagai usaha untuk menumbuhkan citra baik perusahaan di mata masyarakat. Pada konsep proit dalam triple bottom line perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

PT. Tirta Investama Plant Cianjur merasa kegiatan restorasi hutan tidak menguntungkan secara langsung artinya untung yang diterima tidak seperti ketika berjualan air minum yang 1 botolnya bisa langsung di rupiahkan. Perusahaan meyakini bahwa program CSR termasuk restorasi hutan merupakan investasi yang keuntungannya akan diperoleh dalam jangka waktu yang panjang.

Perusahaan juga yakin apabila kondisi lingkungan dan alam dapat terus dijaga dengan program-program konservasi maka PT. Tirta Investama Plant Cianjur pun akan terus berproduksi dan dapat diterima serta didukung dengan baik oleh masyarakat sekitar sehingga keberadaan perusahaan akan tetap ada.

2. People

Sesuai dengan peraturan yang menjadi dasar pelaksanaan CSR bahwa PT. Tirta Investama Plant Cianjur mengutamakan masyarakat sekitar pabrik sebagai penerima manfaat program restorasi hutan. Selain juga melihat berdasarkan tingkat urgensi kelompok masyarakat yang benar-benar dibantu dan berada di recharge area.

(16)

Ring 2. Dimana Ring 1 merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan PT. Tirta Investama Plant Cianjur. Selanjutnya Ring 2 yaitu daerah yang berbatasan langsung dengan Ring 1 dan daerah penyangga yang terdapat fasilitas atau alat-alat yang dari perusahaan serta terpengaruh oleg kegiatan perusahaan.

Pada konsep people dalam triple bottom line melihat seberapa jauh program CSR yang dilaksanakan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Dari kegiatan restorasi hutan yang telah dilaksanakan PT. Tirta Investama Plant Cianjur tidak memiliki indikator yang dapat mengukur dampak langsung pelaksanaan program pada kesejahteraan sosial masyarakat.

Sejauh ini perusahaan baru melihat dampak tersebut dari tanggapan masyarakat dan laporan perangkat desa setempat mengenai manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Karenanya restorasi hutan bukan hanya semata-mata kegiatan menanam pohon tetapi juga proses pembelajaran bagi masyarakat sekitar.

Program khusus yang dilaksanakan dalam rangkaian restorasi hutan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat khususnya para petani yang terlibat yakni bantuan hewan ternak berupa kambing sebanyak 32 ekor yang disalurkan pada kelompok petani atau mitra dikawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

3. Planet

PT. Tirta Investama Plant Cianjur hingga saat ini hanya menyalurkan dana CSR untuk lingkungan eksternal saja. Sesuai dengan aturan dari pemerintah bahwa program-program kegiatan sosial ditujukan untuk lingkungan masyarakat sekitar perusahaan.

Suharto (2009: 107) mengatakan bahwa pada konsep planet

dalam triple bottom line perusahaan harus peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keberagaman hayati. Sejauh ini PT. Tirta Investama Plant Cianjur sangat peduli terhadap lingkungan dan alam terbukti dengan adanya item atau jenis konservasi dalam program CSRnya.

(17)

proses produksinya dimana PT. Tirta Investama Plant Cianjur sangat meminimalisir tumpahan bahan beracun berbahaya atau B3 ke alam sebagai bentuk pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan.

Peran stakeholder internal dari PT. Tirta Investama Plant Cianjur sangat positif artinya semua elemen karyawan dan manajemen sudah memahami akan pentingnya penghijauan. Dalam program restorasi hutan tahun 2015 beberapa karyawan PT. Tirta Investama Plant Cianjur diajak dan dilibatkan menjadi tim relawan CSR untuk menanam di area Blok Citatah. Semua elemen perusahaan menyadari bahwa restorasi ini untuk jangka waktu yang panjang dan akan membawa manfaat baik bagi masyarakat sekitar maupun perusahaan.

Di sisi lain para stakeholders eksternal juga memberikan dukungan dan ikut berperan dalam kelancaran program restorasi hutan tahun 2105. Hal tersebut dapat terlihat dari antusiasme pihak-pihak pemangku kepentingan dalam berpartisipasi pada aktivitas CSR yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama Plant Cianjur. Peran dari stakeholders memang sangat diharapkan karena pohon yang ditanam adalah milik bersama yaitu milik seluruh masyarakat Cianjur.

Sesuai MOU yang dilanjutkan dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) pelaksanaan program restorasi ekosistem hutan 2015 merupakan tahun pertama bagi PT. Tirta Investama Plant Cianjur yang bekerjasama dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Secara umum program restorasi hutan tahun pertama ini sudah berjalan dengan baik dan pelaksanaannya sesuai seperti yang direncanakan. PT. Tirta Investama Plant Cianjur memilik harapan dan target sangat tinggi kepada mitra yakni agar semua bibit pohon yang ditanam dapat hidup dan tumbuh 100%.

Perusahaan memberikan kepercayaan yang besar kepada mitra untuk berkomitmen dan memastikan bahwa tanaman dari program restorasi tahun 2015 tersebut berhasil. Kedepannya PT. Tirta Investama Plant Cianjur akan melakukan inovasi cara monitoring dengan menggunakan drone sehingga lebih efektif. Penggunaan drone diyakini oleh praktisi CSR perusahaan akan menghemat waktu dan tenaga pada saat melaksanakan monitoring di lokasi restorasi.

(18)

Penggunaan barcode pada setiap tanaman diyakini akan menjadi solusi tepat apabila ada bibit pohon yang mati akan mudah terdeteksi dan bisa dilakukan langkah cepat tanggap seperti penyulaman ataupun penggantian dengan bibit pohon yang baru.

PT. Tirta Investama Plant Cianjur juga berencana untuk melibatkan para anak-anak sekolah untuk ikut serta menanam bibit pohon di tahun yang akan datang bersama-sama dengan para volunteer dan pihak lain yang sudah berperan dalam program restorasi hutan tahun 2015. Dengan dilibatkannya para generasi muda tersebut diharapkan dapat memantik rasa kepedulian mereka terhadap lingkungan dan alam disekitar.

Terkait dengan pemberdayaan masyarakat PT. Tirta Investama Plant Cianjur menyadari bahwa program restorasi ekosistem hutan pada 2015 yang merupakan tahun pertama pelaksanaan di kawasan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango belum dapat memberdayakan masyarakat sekitar terutama di kecamatan Gekbrong dan Warung Kondang secara menyeluruh dikarenakan program restorasi ini menargetkan kelompok petani hutan disekitar lokasi penanaman.

Dengan adanya program restorasi hutan ini PT. Tirta Investama Plant Cianjur berharap semua elemen dan lapisan masyarakat akan mendapatkan manfaat dan impact yang positif di kemudian hari terutama bagi para anak-anak generasi muda di masa yang akan datang.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti maka diperoleh beberapa kesimpulan atau jawaban atas rumusan masalah penelitian yang pertama adalah PT. Tirta Investama Plant Cianjur secara umum telah melaksanakan CSR sesuai dengan hukum positif yang berlaku di Indonesia dan menjadikan aktivitas CSR kedalam strategi inti serta jantung bisnisnya sebagai modal sosial untuk keberlanjutan perusahaan.

Program CSR yang dilaksanakan PT. Tirta Investama Plant Cianjur terhadap masyarakat sekitar baik ring 1 dan ring 2 antara lain: program sarana air bersih atau Water Acces Sanitation and Hygiene

(19)

pemberdayaan masyarakat (kelompok petani) atau Integrated Farming System, program konservasi yang dibedakan menjadi tiga yakni konservasi di recharge area, konservasi di area Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan konservasi di dalam area perusahaan.

Yang kedua adalah aktivitas komunikasi dan pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama Plant Cianjur ditangani oleh Departemen SR & CSR. Implementasi CSR PT. Tirta Investama Plant Cianjur melalui program restorasi ekosistem hutan tahun 2015 di lokasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di blok Citatah dan blok Kandang Kuda telah berhasil dilaksanakan sesuai kesepahaman MOU bersama yakni menanam 3.500 bibit pohon dengan luas 8 hektar dengan pendampingan mitra mulai dari pra pelaksanaan hingga pasca pelaksanaan penanaman.

Yang ketiga adalah restorasi hutan 2015 merupakan start awal kegiatan penanaman bibit pohon yang direncanakan berjalan hingga lima tahun kedepan mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Pada tahun pertama PT. Tirta Investama Plant Cianjur hanya menggunakan media cetak dan online lokal sebagai sarana untuk publikasi kepada khalayak. Media tersebut merupakan media lokal yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesi (PWI) Cianjur.

(20)

Datar Pustaka

Alitri. 2011. Community Development: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cutlip Scott M, Allen H Center dan Glen M Broom. 2006. Efective Public Relations. Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana.

Fardila, Parassiliana. 2014. “Strategi Komunikasi Corporate Social Responsibility Pada PT. Holcim Indonesia dan PT. PLN Cilacap.”

Skripsi Sarjana, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Khoiriyah, Arifatul. 2015. “Implementasi Corporate Social Responsibility PT. Unilever Indonesia Tbk Studi Deskriptif Kualitatif Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam di Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul, Yogyakarta.” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Koentjaraningrat. 1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Saidi dan Abidin. 2004. Corporate Social Responsibility: Alternatif Bagi Pembangunan Indonesia. Jakarta: ICSD

Suharto, Edi. 2009. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta.

Sulistiawaty, Dewi. 2015. “Pelestarian Air dan Lingkungan Hidup Bersama AQUA”.

http://www.tamankata.web.id/2015/11/pelestarian-air-dan-lingkungan-hidup.html (akses pada 10 April 2016).

Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Graika.

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Graindo Persada.

---“Melalui CSR, Aqua Lakukan Restorasi Hutan”.

Gambar

Gambar 1. Kepala Pabrik PT. TIV Cianjur bersama dengan tim relawan CSR pada program restorasi hutan
Gambar 2Kantor Resort PTN Tegalega TNGGP
Gambar 3Pemancangan Bambu Oleh Personil Seksi PTN Wilayah II Gedeh dan Resort PTN
Tabel 1.1Jenis dan Jumlah Bibit Tanaman Endemik dan MPTS

Referensi

Dokumen terkait

1) Diskon, yaitu pengurangan harga karena perbedaanjumlah produk yang dibeli, waktu pembelian dan pembayaran. 2) Harga Geografis, yaitu penetapan harga karena ongkos angkut

Ketentuan tersebut jika dibandingkan dengan ketentuan Pasal 2 ayat (1) huruf c Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.09-HT.05.10 Tahun 1998 Tentang

Alat musik Kanda – kanda Wuta adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara, tepatnya pada masyarakat suku Tolaki yang berada di Desa Meluhu,

Setelah dilakukan pengujian akurasi antara perhitungan menggunakan aplikasi dan perhitungan menggunakan cara manual, ternyata perhitungan nilai alternatif staf dengan

139 PERAKITAN TEKNOLOGI JARWO SUPER DI LAHAN RAWA PASANG SURUT UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI DI PROVINSI JAMBIPERAKITAN TEKNOLOGI JARWO SUPER DI LAHAN RAWA

Pada hari ini Rabu tanggal Dua Belas bulan September tahun Dua Ribu Dua Belas dengan mengambil tempat di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Batam,

Perlunya mengasah kemamuan otak kiri dan kana secara bersamaan sangatlah penting, sehingga pada prodi pendidika kimia, fisika, dan biologi perlu diasah kemampuan otak kanan

Radiasi yang berasal dari sumber yang bergerak secara relativistik akan menga- lami beaming yang searah dengan vektor kecepatan sumber menurut pengamat diam. Efek beaming