• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOOK Albertus MP, Samiaji Bintang N Identifikasi Pola

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BOOK Albertus MP, Samiaji Bintang N Identifikasi Pola"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERANGKAT BERGERAK ELEKTRONIK DI

KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS

MULTIMEDIA NUSANTARA

Albertus M. Prestianta dan Samiaji Bintang Nusantara

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara

albertus.prestianta@umn.ac.id; samiaji.bintang@gmail.com

Pendahuluan

Latar Belakang

Tingkat penggunaan internet di Indonesia terus meningkat. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat jumlah pengguna internet di tahun 2016 mencapai 132,7 juta orang atau sebesar 51,7% dari total 256,2 juta. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat berjumlah 88,1 juta orang.

Cara mengakses internet pun bermacam-macam, mulai dari penggunaan komputer hingga perangkat bergerak elektronik (mobile electronic). APJII mencatat pengguna internet di seluruh provinsi di Indonesia paling sering mengakses internet lewat perangkat bergerak elektronik. Tercatat sebanyak 63,1 juta atau 47,6% dari total orang yang mengakses internet menggunakan telepon selular untuk berselancar di dunia maya.

Dalam hal durasi akses internet, lebih dari 80% pengguna mengakses internet setidaknya sehari sekali dengan rata-rata penggunaan lebih dari 1 jam sehari. Ini artinya masyarakat Indonesia terbilang cukup dekat dengan internet sebagai penunjang kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan usia pengguna, mayoritas pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun, yaitu sebesar hampir setengah (49%) dari total jumlah pengguna internet di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa segmen pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang termasuk dalam kategori kaum muda atau digital natives.

(2)

Technology, Straubhaar, LaRose dan Davenvort (2011) memaparkan bahwa telah terjadi perubahaan konsepsi tentang komunikasi pada era media konvensional dan media baru. Pergeseran ini ditandai dengan penggunaan media yang terdigitalisasi sehingga mendorong kebiasaan baru dalam berkomunikasi. Pergeseran penggunaan media inilah yang menarik untuk diamati.

Di samping itu pola konsumsi informasi kini telah berubah mengikuti perkembangan jaman. APJII menegaskan alasan utama orang Indonesia menggunakan internet adalah untuk mengakses sarana komunikasi sosial, sumber informasi harian dan mengikuti perkembangan jaman. Terjadinya pergeseran budaya komunikasi dan berubahnya pola konsumsi media menjadi fokus penelitian ini.

Perumusan Masalah

Melihat fakta di atas, rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini antara lain:

R1 : Bagaimana pola penggunaan perangkat bergerak elektronik dikalangan mahasiswa sehari-hari?

R2 : Dimana tempat yang paling sering saat menggunakan perangkat bergerak elektronik?

R3a : Kegiatan apa saja yang dilakukan saat menggunakan perangkat bergerak elektronik?

R3b : Aplikasi media sosial apa yang banyak digunakan?

R4a Apakah perangkat bergerak elektronik digunakan untuk mengakses berita?

R4b : Bagaimana pola akses berita yang dilakukan?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

(3)

bagi penggunanya. Untuk itu perlu sebuah upaya identiikasi pola komunikasi dengan smartphone yang saat ini sangat lekat dengan individu khususnya digital native.

Kajian Teori

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki asumsi bahwa pengguna smartphone akan memainkan perannya secara aktif dalam mengakses informasi. Hal ini didukung oleh teori uses and gratiications milik Blumer dan Katz yang menyebutkan bahwa pengguna media berperan aktif untuk memilih dan menggunakan media (Hidayat, 2007: 192). Teori ini berasumsi bahwa pengguna media akan berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik melalui sejumlah alternatif untuk memuaskan kebutuhan pengguna.

Teori ini melihat pengguna media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan mengkonsumsi informasi dan bagaimana informasi itu akan berdampak pada dirinya. Dengan demikian individu dapat memanfaatkan media untuk mendapatkan informasi (uses) dan memeroleh kepuasan dengan mengkonsumsi informasi (gratiications).

Dalam mengakses media dan informasi, kaum muda khususnya, lebih mengandalkan smartphone (ponsel cerdas). Secara sederhana ponsel cerdas dapat dipahami sebagai telepon seluler yang memiliki kemampuan seperti

personal computer dan terhubung dengan internet, serta mampu untuk ditambah piranti lunak pendukung kerja (Zaki, 2008).

Kehadiran smartphone telah mengubah cara manusia berkomunikasi, khususnya kaum muda. Dengan smartphone individu dapat mengintegrasikan semua media dan aktivitas komunikasi (produksi dan konsumsi) dalam satu gawai. Alfawareh dan Jusoh (2014) dalam penelitiannya menyatakan, di era saat ini mahasiswa umumnya memiliki smartphone. Namun, penggunaan untuk pendukung aktivitas pembelajaran masih rendah. Menurut mereka, mahasiswa menggunakan smartphone untuk keperluan praktis keseharian. Padahal, potensi smartphone sebagai penunjang belajar, Alfawareh dan Jusoh menyebutnya sebagai “mobile classroom”, sangat besar.

(4)

kedokteran dan dokter muda (junior dokter) di United Kingdom (UK) tinggi. Hasil temuan mereka menunjukan, mahasiswa menggunakan smartphone untuk mengakses aplikasi khusus terkait pengembangan dan pendidikan medikal.

Kajian lain dari Malaysia oleh Mohtar, Hassan dan Osman (2013) berjudul he Important of Smartphone’s Usage among Malaysian Undergraduates, menemukan smartphone sebagai kebutuhan untuk belajar di pendidikan tinggi. Mahasiswa menggunakan smartphone untuk berbagi catatan dengan sesame, merekam pembicaraan dosen dalam perkuliahan, memfotomateri pelajar dan menyebarkannya melalui Facebook.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Mengutip Kriyantono (2006), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa penelitian kuantitatif tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis melainkan lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei. Meminjam pernyataan Kerlinger, Unaradjan (2013: 109) menyebutkan bahwa penelitian dengan menggunakan survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel yang mewakili populasi, sehingga ditemukan kejadian relative, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Metode ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.

Tujuan dari metode survei adalah untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Secara khusus, jenis desain yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jenis ini digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti (Kriyantono, 2006). Sejalan dengan desain ini, analisis data yang digunakan adalah uji statistik deskriptif.

(5)

sampling probabilitas ini memberikan peluang kepada seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Kriyantono, 2006). Teknik ini bisa digunakan apabila anggota populasi homogen (Unaradjan, 2013: 114). Karena target responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa UMN yang homogen, maka teknik sampling ini dipilih.

Kuesioner didesain dalam dua bagian sesuai dengan tujuan penelitian. Bagian pertama, terdiri dari pertanyaan yang berhubungan dengan data demograik responden, seperti gender, grup usia, program studi, level semester dan pertanyaan apakah responden memiliki smartphone atau tidak. Bagian kedua terdiri dari pertanyaan yang fokus pada penggunaan perangkat bergerak elektronik secara regular. Pertanyaan yang masuk dalam bagian ini antara lain seputar pola penggunaan, pola konsumsi berita, dan tempat partisipan menggunakan perangkat bergerak elektronik. Selain itu, dalam bagian ini juga dimungkinkan untuk pertanyaan lain yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Survei dilakukan dengan mengisi lembar survei secara manual. Sementara data hasil survei yang diperoleh akan diolah menggunakan SPSS sederhana.

Kriteria responden survei pola penggunaan perangkat bergerak elektronik adalah (1) pengguna menggunakan internet dalam keseharian, (2) responden adalah mahasiswa aktif Universitas Multimedia Nusantara, (3) memiliki dan menggunakan perangkat bergerak elektronik dalam mengakses internet.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil

(6)

Gambar 1. Persentase perempuan dan laki-laki

Dari hasil survei, 60% (n= 232) adalah perempuan dan 40% (n= 157) adalah laki-laki (lihat gambar 1). Sementara, gambar 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden usia 16-19 tahun dan sebagian sisanya berusia 20-25 tahun. Dari seluruh responden tidak ada yang berusia lebih dari 25 tahun. Rentang usia 16-25 tahun adalah usia pendidikan tinggi setara universitas.

Gambar 2. Usia Responden

(7)

Tabel 1.

Perangkat bergerak yang dimiliki

Pilihan jawaban Persentase

Smartphone 98%

Tablet 24%

Feature phone 3%

Upaya analisa dilakukan melalui dua kategori utama yakni penggunaan sehari-hari dan penggunaan dalam mengakses berita. Untuk itu studi ini dilakukann untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut:

R1 : Bagaimana pola penggunaan perangkat bergerak elektronik dikalangan mahasiswa sehari-hari?

R2 : Dimana tempat yang paling sering saat menggunakan perangkat bergerak elektronik?

R3a : Kegiatan apa saja yang dilakukan saat menggunakan perangkat bergerak elektronik?

R3b : Aplikasi media sosial apa yang banyak digunakan?

R4a : Apakah perangkat bergerak elektronik digunakan untuk mengakses berita?

R4b : Bagaimana pola akses berita yang dilakukan?

Tabel 2.

Persentase lama penggunaan perangkat bergerak

Pilihan Jawaban Persentase

(8)

membangun jaringan sosial (sosial networking), menonton video atau ilm, membaca berita, bermain games, mendengarkan music, menggunakan petunjuk arah, belanja online, mengirim pesan singkat (SMS), membaca (e-book, pdf ile), mengunduh aplikasi, merekam gambar, mengakses kamus (lihat tabel 3). Hasil olah data menunjukkan 70% dari partisipan menggunakan smartphone untuk membangun jaringan sosial. Sedangkan mengunduh aplikasi dan mengakses kamus adalah yang terkecil, masing-masing 2%.

Tabel 3.

Persentase penggunaan perangkat bergerak elektronik

Pilihan Jawaban Persentase Responden

Mengakses email 44%

Melakukan pencarian di internet 68%

Membangun jaringan sosial (sosial networking) 70%

Menonton video atau ilm 25%

Membaca berita 18%

Bermain games 14%

Mendengarkan music 22%

Menggunakan petunjuk arah 5%

Belanja online 4%

Mengirim pesan singkat (SMS) 13%

Membaca (e-book, pdf ile) 4%

Mengunduh aplikasi 2%

Merekam gambar 5%

Mengakses kamus 2%

Penelitian ini juga mengindikasikan 98% responden menggunakan perangkat bergerak elektronik di rumah dan 95% responden menggunakan gawai di kampus (UMN). Hasil analisa data secara tidak langsung menjawab rumusan masalah kedua (R2).

(9)

Gambar 3. Persentase frekuensi lokasi penggunaan perangkat bergerak elektronik

Untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga (R3), berkaitan dengan paparan tabel 2, terdapat 70% responden yang menyatakan bahwa penggunaan perangkat bergerak elektronik adalah untuk bersosialisasi atau membangun jaringan. Hal ini menarik untuk ditinjau lebih dalam, khususnya perihal media sosial apa yang digunakan untuk membangun jaringan? Hasil survey menunjukkan lima aplikasi yang paling sering digunakan dalam membangun jaringan sosial (lihat gambar 4) adalah Line (96%), Instagram (90%), Youtube (58%), Whatapps (46%), dan Facebook (33%).

Gambar 4. Aplikasi media sosial yang digunakan untuk membangun jaringan sosial

(10)

Gambar 5. Persentase mahasiswa UMN yang mengakses berita

Dari seluruh partisipan yang mengakses berita, 88% menyukai format berita pendek sedangkan sisanya memilih format panjang (lihat gambar 6). Ini artinya format berita pendek pada media massa online masih menjadi pilihan utama.

Gambar 6. Format berita online yang disukai

(11)

Gambar 7. Format berita yang disukai berdasarkan gender

Terkait bentuk berita yang disukai, 38% partisipan menjawab masih menyukai bentuk tulis (teks). Bentuk multimedia, yang menggabungkan seluruh bentuk berita (teks, foto, video, audio), disukai oleh 29% responden yang mengakses berita melalui perangkat bergerak elektronik (lihat gambar 8)

Gambar 8. Persentase bentuk berita yang diminati

(12)

Gambar 9. Bentuk berita berdasarkan pembeda gender

Berita yang membahas tentang gaya hidup masih menjadi pilihan utama pembaca muda. Hal ini terlihat dari hasil olah data, sebesar 67% mengakses topik gaya hidup sebagai referensi bacaan. Lebih lanjut, topik yang juga diminati adalah topik terkait teknologi, pengetahuan (science), dan politik, yang secara berurut sebesar 58%, 56%, dan 37%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMN lebih menyukai topik gaya hidup sebagai pilihan referensi bacaan mereka (lihat gambar 10).

(13)

Bahasan penelitian menjadi menarik ketika melihat alasan akses berita. Hasil analisa memperlihatkan bahwa 70% partisipan mengakses berita karena ingin mengikuti perkembangan yang sedang terjadi. Sementara 69% alasan mengakses berita adalah untuk meningkatkan wawasan tentang dunia. Hanya sedikit orang yang mencari kesenangan dengan mengakses berita.

Gambar 11 Persentase alasan mahasiswa UMN mengakses berita

Pemaparan analisa seperti yang terlihat pada gambar 6 sampai 11 menggambarkan pola akses berita dengan perangkat bergerak elektronik yang dilakukan oleh mahasiswa UMN. Hasil analisa tersebut menjawab rumusan masalah ke empat poin b dalam penelitian ini.

Pembahasan

Hasil analisis menunjukan bahwa seluruh mahasiswa UMN menggunakan perangkat bergerak elektronik dengan komposisi yang bervariatif. Mayoritas mahasiswa menggunakan smartphone (98%) ketimbang tablet atau feature phone.

Hasil penelitian menggambarkan, perangkat bergerak elektronik digunakan layaknya komputer tradisional yakni untuk membangun jaringan sosial—social networking (70%), melakukan pencarian—

(14)

Hasil penelitian menunjukkan generasi langgas di UMN mengunakan aplikasi Line dan Instagram sebagai aplikasi sosial media yang paling banyak digunakan. Sejauh pengamatan peneliti, Line memang merupakan salah satu aplikasi pengirim pesan instan yang praktis dan menarik. Fitur-itur seperti stiker, lini masa (timeline), dan telepon gratis menjadi andalan aplikasi ini. Tampilannya yang menarik dan penuh warna memang menarik bagi generasi langgas. Sedangkan Instagram, mendorong penggunanya untuk mengunggah foto-foto menarik versi masing-masing orang. Keinginan untuk tampil didepan publik maya membuat instagram menjadi pilihan bagi generasi muda. Apalagi kini instagram tidak hanya menampilkan foto tetapi juga video singkat. Sayangnya penggunaan perangkat bergerak untuk mengakses berita (18%) dan membaca materi e-book (4%) masih terbatas.

Minimnya mahasiswa yang menggunakan perangkat digital untuk pendukung pembelajaran sebenarnya merupakan peluang untuk dikembangkan. Potensi perangkat digital sangat besar dan tentu akan sangat baik apa bila bisa digunakan sebagai alat bantu belajar tidak hanya sekedar untuk mengunduh materi bacaan. Kemampuan layaknya komputer, membuat smartphone bisa menjadi andalan generasi muda dalam mengenyam pendidikan. Untuk tujuan pembelajaran, mahasiswa menggunakan perangkat bergerak elektronik untuk mengakses My UMN (portal akademik UMN) sebagai sarana bantu mengecek jadwal kuliah, ruang kelas, nilai serta kebutuhan akademik lainnya. Tentu saja hal tersebut belum cukup, upaya peningkatan fungsi e-learning tentu harus dilakukan agar penggunaan perangkat bergerak digital bisa maksimal.

(15)

Penutup

Simpulan

Temuan penelitian secara keseluruhan menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Generasi millennial dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari perangkat bergerak digital. Mereka berharap agar terus bisa terkoneksi dengan internet. Tujuannya utamanya tak lain adalah untuk membangun jaringan sosial, meski banyak dari mereka yang juga akhirnya menggunakan perangkat digital untuk keperluan lain.

Universitas dan tempat tinggal menjadi lokasi favorit para generasi langgas ini. Tentu saja hal tersebut masuk akal sebab kegiatan keseharian umumnya mereka habiskan untuk kuliah dan istirahat. Fakta memperlihatkan aktivitas sosial adalah hal yang paling sering dilakukan. Aplikasi Line adalah andalan generasi ini dalam bersosialisasi.

Hasil penelitian memperlihatkan minat terhadap informasi berita terbilang tinggi. Agar minat terhadap berita dapat dipertahankan bahkan ditinggkatkan, universitas sebagai lembaga akademik perlu mengantisipasi perubahan bentuk berita yang sesuai dengan perkembangan dan pergeseran minat konsumen muda. Teks memang masih tinggi, namun bentuk multimedia adalah hal baru yang mereka sukai. Sayangnya format pendek masih menjadi hal yang disenangi, padahal format panjang (long form) sangat menarik apabila dikemas secara multimedia. Untuk itu universitas bisa mengembangkan baik konten maupun pembelajaran jurnalistik yang sesuai dengan perkembangan jaman. Upaya antisipasi perlu dilakukan.

Hal lain yang juga menjadi fokus perhatian adalah soal penggunaan teknologi untuk akademik. Perlu ada upaya memaksimalkan fungsi perangkat bergerak elektronik ini yang sebenarnya merupakan substitusi dari perangkat komputer itu sendiri. Karena lebih mobile, perangkat ini bisa memberi kemudahan bagi mahasiswa dalam mengakses materi pembelajaran.

Saran

(16)

tentang pola penggunaan perangkat bergerak elektronik dikalangan mahasiswa. Dengan mengindentiikasi penggunaan perangkat bergerak elektronik, universitas dapat menyiapkan strategi atau pendekatan khusus untuk memaksimalkan perangkat bergerak elektronik dalam pengajaran. Di sisi lain universitas dapat memiliki gambaran perihal pola konsumsi informasi mahasiswa dalam keseharian.

(17)

Datar Pustaka

Alfawareh, H. M., & Jusoh, S. (2014). Smartphones usage among university students: Najran University case. Int J Acad Res, 6(2), 321-6.

Kriyantono, R. (2006). Riset komunikasi. Jakarta: Kencana.

Mothar, N. M. M., Hassan, M. B. A., Hassan, S. B. H., & Osman, M. N. (2013). he importance of Smartphone’s usage among Malaysian Undergraduates. IOSR Journal of Humanities and Social Science (IOSR-JHSS) Volume, 14, 112-118.

Pangerapan, S. A. (2014). Proil Pengguna Internet Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 15-67.

Payne, K. F. B., Wharrad, H., & Watts, K. (2012). Smartphone and medical related App use among medical students and junior doctors in the United Kingdom (UK): a regional survey. BMC medical informatics and decision making, 12(1), 1.

Rosidah, R., & Herawati, E. (2013). POLA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN SMARTPHONE (Studi pada mahasiswa Marketing Communication FEK Binus University). Jurnal Humaniora, 4(02).

Ruggiero, T. E. (2000). Uses and gratiications theory in the 21st century. Mass communication & society, 3(1), 3-37.

Straubhaar, J., LaRose, R., & Davenport, L. (2013). Media now: Understanding media, culture, and technology. Cengage Learning.

Gambar

Gambar 1. Persentase perempuan dan laki-laki
Tabel 1. Perangkat bergerak yang dimiliki
Tabel 3.
Gambar 3. Persentase frekuensi lokasi penggunaan perangkat bergerak elektronik
+5

Referensi

Dokumen terkait

Perlu ditingkatkan sarana dan prasarana yang mendukung praktik belajar mahasiswa khususnya praktik menjadi Akuntan Publik dengan cara bekerja sama dengan Kantor Akuntan

Dapat dijelaskan bahwa memang mayoritas sampel yang masuk dalam kategori buruk merupakan orang-orang yang tidak tinggal didalam asrama Politeknik Pelayaran

Pada dasarnya siswa telah memiliki kemampuan metakognisinya masing-masing hanya perlu cara yang tepat untuk lebih mengembangkan kemampuan metakognisi siswa tersebut,

Proposal Skripsi ini disusun dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajad kesarjanaan strata satu

Untuk memaksimalkan perbaikan yang ada maka terdapat design requirement, diantaranya alat bantu harus dapat memproses bagian kanan(RH) dan bagian kiri(LH), dan

Pengamatan tingkah laku sosial agonistik (konflik) yang lebih menonjol atau tidak terjadi konflik antara Macaca jantan dan Macaca betina terdapat pada kandang nomor

SEDANG Terdapat bukti bahwa pengalokasian Kawasan Lindung di areal kerja PT MMB telah mendapat persetujuan dari sebagian stakeholder terkait. Pengakuan tersebut diwujudkan

Database adalah kumpulan data yang saling terkait yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan dan struktur sebuah organisasi dan dapat digunakan oleh lebih dari