• Tidak ada hasil yang ditemukan

KP 14.I1.0165 Fitri Annisa Brillianti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KP 14.I1.0165 Fitri Annisa Brillianti"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP

“POP

MIE” DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Fitri Annisa Brillianti NIM : 14.I1.0165

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN

CUP

“POP MIE” DI

PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI

NOODLE

SEMARANG

Oleh :

FITRI ANNISA BRILLIANTI NIM : 14.I1.0165

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada

Semarang, 9 Januari 2017 Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Dr.R. Probo Y. Nugrahedi, S.TP., Msc Kartikarini DP

Dekan Fakultas Mengetahui,

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang

(3)

ii

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis telah menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul

“Karakteristik Kemasan Mi Instan Cup “Pop Mie” di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang”. Laporan kerja praktek ini ditulis karena merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Selama penulisan laporan kerja praktek ini, penulis menemukan berbagai hambatan dan kesulitan. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc. sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing penulis.

3. Bapak Albertus Adrian Sutanto ST, MT, MSc. sebagai Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

4. Bapak Adi selaku HRD PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

Semarang yang sangat membantu dan mengerahkan banyak pengarahan tentang peraturan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang untuk penulis sebelum penulis melakukan kerja praktek.

5. Bapak Despan Rajagukguk selaku Branch Process Development and Quality Control Manager yang berkenan untuk membantu dan memberikan arahan bagi penulis dalam menyusun laporan.

6. Ibu Kartikarini DP selaku Process Development and Quality Control Supervisor

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang mendampingi dan mengarahkan penulis selama melakukan kerja praktek.

(4)

iii

8. Bapak Bangun Widi selaku Quality Control Analyst Raw Material Section Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang telah mengarahkan, membimbing dan memberikan pengetahuan bagi penulis selama kerja praktek.

9. Bapak Amal, Bapak Asmuni, Mas Radith selaku Quality Control Analyst Finished Good PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang memberikan informasi mengenai produk akhir kepada penulis selama melakukan kerja praktek.

10. Bapak Nathan, Bapak Boshido, Bapak Usman, Bapak Marno B, dan Bapak Aris selaku Quality Control Analyst di laboratorium PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang mau berbagi ilmu dan pengalaman.

11. Bapak Sumarno A, Bapak Budi Utomo, dan segenap karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang bagian gudang tepung yang telah memberikan banyak ilmu dan memberi arahan kepada penulis selama melakukan kerja praktek.

12. Bapak Ardhito, Bapak Himawan dan Bapak Budi selaku Quality Control Analyst

Proses Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang dengan baik hati mau memberikan informasi bagi penulis dan memberikan wawasan ilmu yang luas selama penulis melaksanakan kerja praktek.

13. Mas Dharu dan Ibu Ambar selaku Quality Control Analyst bagian seasoning PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang, beserta Mas Waskito, Mas Nunung dan Bapak Mur yang banyak memberikan ilmu dan informasi bagi penulis selama melakukan kerja praktek.

14. Segenap karyawan dan staf PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

Semarang yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

15. Orang tua dan keluarga yang banyak memberikan doa, masukan pengetahuan, semangat dan motivasi kepada penulis selama kerja praktek hingga penyusunan laporan kerja praktek.

(5)

iv

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kerja praktek ini jauh dari kata kesempurnaan, karena keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu dengan senang hati penulis bersedia menerima segala kritik serta saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan laporan kerja praktek ini. Penulis juga memiliki harapan supaya laporan kerja praktek ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Semarang, 9 Januari 2017

(6)

v

1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek ... 1

1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan ... 2

2. PROFIL PERUSAHAAN ... 3

2.1. Sejarah Perusahaan ... 3

2.2. Lokasi Perusahaan ... 3

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 4

2.3.1. Branch Human Resources Manager (BHRM) ... 4

2.3.2. Purchasing Officer ... 4

2.3.3. Factory Manager (FM) ... 4

2.3.4. Branch Process Development and Quality Control Manager (BPDQCM) 5 2.3.5. Finance & Accounting Manager (FAM) ... 5

2.3.6. Area Sales & Promotion Manager (ASPM) ... 6

(7)

vi

4.2.1. Pengayakan Tepung ... 17

4.2.1. Mixing (Pencampuran) ... 17

4.2.2. Pressing (Pembentukan Lembaran Adonan) ... 18

4.2.3. Slitting dan Waving ... 18

4.2.4. Steaming (Pengukusan) ... 18

4.2.5. Cutting (Pemotongan) dan Folding (Pelipatan)... 18

4.2.6. Frying (Penggorengan) ... 18

4.2.7. Cooling (Pendinginan) ... 19

4.2.8. Packing (Pengemasan) ... 19

5. PENGAWASAN MUTU ... 21

5.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku (Incoming Quality Control) ... 21

5.1.1. Tepung ... 21

5.1.2. Larutan Alkali ... 22

5.1.3. Bumbu dan Bahan Pelengkap ... 22

5.1.4. Minyak Goreng ... 22

5.1.5. Pengemas ... 23

(8)

vii

5.3. Pengawasan Mutu Produk Akhir (Outgoing Quality Control) ... 24

(9)

viii

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ... 7

Gambar 2. Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Indomie”………....9

Gambar 3. Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Supermi” ... .10

Gambar 4. Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Sarimi” ... .11

Gambar 5. Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Pop Mie”... .. .12

Gambar 6. Macam Jenis Mi Instan Cap “3 Ayam” ... .13

Gambar 7. Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Pop Bihun” ... .13

Gambar 8.Kode Produksi pada Kemasan Cup“Pop Mie” ... .14

Gambar 9. Kode Produksi pada Karton “Pop Mie”. ... .15

Gambar 10.Diagram Alir Proses Produksi Mi Instan ... .20

(11)

x

DAFTAR TABEL

(12)

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata membekali mahasiswanya dengan pengetahuan tentang pengolahan pangan, baik dari makanan itu sendiri hingga alat dalam pembuatan makanan, tidak hanya pengetahuan pengolahan pangan skala kecil, tetapi juga skala industri. Selama pembelajaran di kelas, mahasiswa diajarkan secara teori dan diberikan penjelasan melalui gambar dan video. Tentunya dengan cara teori, via gambar dan video mahasiswa akan merasa kurang faham tentang sistem kerja yang ada di dalam industri pangan. Sehingga mahasiswa dianjurkan untuk terjun langsung ke dalam industri pangan.

Perusahaan pangan yang penulis pilih yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang. Penulis memilih PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang karena perusahaan industri pangan ini sudah terkenal hingga luar negeri. Saat penulis melakukan kerja praktek, penulis tertarik untuk fokus pada karakteristik kemasan mi instan cup“Pop Mie” sebagai bahan untuk pembuatan laporan kerja praktek.

1.2. Tujuan

Kerja praktek ini mempunyai tujuan untuk mengetahui proses pembuatan kemasan mi instan cup“Pop Mie”, serta karakteristik dari kemasan mi instan cup“Pop Mie”.

1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek

Kerja praktek dalam PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang menggunakan metode pengamatan langsung ke lokasi dengan pembimbing lapangan dan tanya jawab dengan pembimbing lapangan. Kegiatan penulis selama melakukan kerja praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang yaitu:

(13)

 Terjun langsung dengan divisi Quality Control (raw material, pengemas, seasoning,

shelf life, out going, dan laboratorium).

 Studi Pustaka (pengumpulan hasil pengamatan dan data, serta dibandingkan dengan pustaka)

1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

Industri pangan yang dipilih oleh penulis yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang terletak di Jalan Tambak Aji II Nomor 8, Ngaliyan, Semarang. Kerja praktek yang dilakukan oleh penulis yaitu selama 20 hari kerja dimulai dari tanggal 1 Agustus 2016 hingga 23 Agustus 2016. Pada hari Senin hingga hari

Jum’at penulis memulai kerja praktek pada pukul 08:00 WIB dan berakhir pada pukul

(14)

3

2. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang merupakan salah satu cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group. Pada tanggal 27 April 1970 PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle didirikan di Jakarta bernama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. Pada tanggal 31 Oktober 1987 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd membuka cabang di Semarang yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian yaitu Ir. Hartanto dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Pada tanggal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan anak perusahaan Indofood group bergabung menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Tanggal 1 Oktober 2009 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berganti nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

2.2. Lokasi Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle telah mempunyai cabang pabrik yang tersebar di 15 kota yaitu Jakarta, Medan, Palembang, Lampung, Pekanbaru, Tangerang, Cibitung, Bandung, Surabaya, Semarang, Pontianak, Banjarmasin, Makasar, Jambi, dan Manado. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle mempunyai cabang perusahaan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terdapat cabang yang tersebar di luar negeri. Cabang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yang ada di luar negeri yaitu Filipina, Beijing, Saudi Arabia, Siria, Malaysia, dan Afrika Selatan.

(15)

Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie, Mi Telur Cap 3 Ayam, Pop Bihun, Sakura, dan Nikimiku.

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang dipimpin oleh branch manager yang mempunyai tugas memimpin dan mengarahkan kegiatan perusahaan yang berfungsi untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan menjaga sistem pengendalian mutu produk dan dilaksanakan secara konsisten. Branch manager membawahi departemen:

2.3.1. Branch Human Resources Manager (BHRM)

BHRM mempunyai tugas memimpin departemen human resources. Departemen

Human Resources mempunyai tugas yaitu merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan sumber daya manusia yang terdiri dari hubungan industrial, administrasi kepegawaian dan pengupahan, jaminan sosial dan pelayanan umum yang berfungsi mendukung pencapaian sasaran perusahaan.

2.3.2. Purchasing Officer

Purchasing officer mempunyai tugas untuk memimpin purchasing department yang berfungsi melakukan pengadaan barang-barang yang diperlukan masing-masing departemen. Barang-barang yang disediakan tentunya barang-barang yang menunjang kerja dari perusahaan.

2.3.3. Factory Manager (FM)

FM mempunyai tugas untuk memimpin manufacturingdepartment serta merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan manufacturing yang meliputi:

a. Production Planning and Inventory Control (PPIC)

(16)

5

b. Teknik

Karyawan teknik mempunyai pimpinan yaitu teknik supervisor. Karyawan teknik ini mempunyai tugas yaitu merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan dalam bidang teknik, baik dalam perawatan maupun perbaikan mesin. Sehingga mempunyai fungsi untuk menjamin kelancaran operasional mesin produksi beserta sarana penunjangnya.

c. Production

Karyawan bagian produksi mempunyai pimpinan yang bernama production supervisor.

Production supervisor membawahi production shift supervisor yang mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan aktivitas produksi sesuai persyaratan standar yang telah ditetapkan. Karyawan bagian produksi mempunyai tugas untuk menjaga kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkan bahan baku yang terbuang.

d. Warehouse

Karyawan bagian warehouse mempunyai tugas untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan pergudangan sehingga beberapa target seperti jumlah barang yang akurat, keutuhan, dan keamanan barang. Karyawan bagian warehouse

mempunyai pimpinan yaitu Warehouse Supervisor yang terdiri dari warehouse supervisor.

2.3.4. Branch Process Development and Quality Control Manager (BPDQCM)

BPDQCM mempunyai kewenangan untuk memimpin departemen PDQC (Process Development Quality Control). BPDQCM berfungsi untuk mengendalikan mutu baik

incoming quality control, process quality control, outgoing quality control dan market audit.

2.3.5. Finance & Accounting Manager (FAM)

(17)

menyajikan laporan serta menganalisis keuangan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.

2.3.6. Area Sales & Promotion Manager (ASPM)

ASPM mempunyai kewenangan untuk memimpin marketing department. ASPM berfungsi untuk merencanakan dan mengkoordinasi strategi kegiatan promosi, serta penjualan terhadap semua produk yang dihasilkan.

2.4. Ketenagakerjaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang mempunyai karyawan berjumlah kurang lebih 800 orang. Jumlah karyawan tersebut dapat berubah pada setiap bulannya, karena berdasarkan turn over karyawannya. Waktu kerja karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang pada umumnya 6 hari seminggu dengan jumlah jam kerja 7 jam sehari dan 40 jam seminggu yang dilakukan dalam dinas normal maupun bergilir (shift). PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang juga memberlakukan 5 hari kerja seminggu dengan jam kerja selama 8 jam.

2.5. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan

2.5.1. Visi Perusahaan

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang berpegang teguh pada visi perusahaan yaitu menjadi produsen barang-barang konsumsi yang terkemuka.

2.5.2. Misi Perusahaan

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang berpegang teguh pada misi perusahaan yaitu:

 Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi.

 Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan.

(18)

7

 Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan dan lingkungan secara berkelanjutan.

 Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.

2.5.3. Nilai Perusahaan

PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang berpegang teguh pada nilai

perusahaan yang berisi “Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai

keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.”

2.6. Logo Perusahaan

PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang mempunyai logo yang menggunakan dua warna dasar. Warna dasar yang dipilih yaitu warna merah dan biru, serta menggunakan pencitraan grafis huruf dan warna. PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang menggunakan warna merah sebagai warna dasar karena merah melambangkan semangat, serta warna biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan.

Gambar 1.Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

(19)

8

3.1. Jenis Produk

Merek produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi

Noodle yang sering dikenal oleh masyarakat adalah Indomie, tetapi pada kenyataannya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle juga memproduksi mi dengan merek lain. Merek lain yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi

Noodle yaitu Supermi, Sarimi, Mie Sakura, Pop Bihun, Pop Mie, dan Mie Telur Cap 3 Ayam. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle memiliki pengelompokan wilayah menurut nilai ekonomi masing-masing daerah tersebut. Ketujuh merek tersebut mempunyai spesifikasi masing-masing yaitu:

3.1.1. Indomie

(20)

9

Gambar 2.Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Indomie” (Sumber: http://www.indomie.com/Product/Category/1)

3.1.2. Supermi

(21)

Gambar 3.Macam Rasa dari Mi instan Merek “Supermi” (Sumber: http://www.indofood.com/product/supermi)

3.1.3. Sarimi

(22)

11

Gambar 4.Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Sarimi” (Sumber: http://www.indofood.com/product/sarimi)

3.1.4. Pop Mie

(23)

Gambar 5.Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Pop Mie” (Sumber: http://www.popmie.com/Product)

3.1.5. Mi Telur Cap 3 Ayam

(24)

13

Cap 3 Ayam berwarna kuning menandakan bahwa jenis mi adalah mi keriting, sedangkan pada bungkus Mi Telur Cap 3 Ayam berwarna merah menandakan bahwa jenis mi tersebut bukan mi keriting (bulat). Mi telur Cap 3 Ayam dengan bungkus berwarna merah dan kuning terdapat pada Gambar 6.

Gambar 6.Macam Jenis Mi Instan Cap “3 Ayam”

(Sumber: http://www.indofood.com/product/mie-telur-cap-3-ayam/product)

3.1.6. Pop Bihun

Bahan baku utama Pop Bihun yaitu beras pilihan. Inovasi dari pop bihun yaitu memasak bihun dengan cara yang lebih praktis. Varian produk dari Pop Bihun yaitu Pop Bihun spesial dan Pop Bihun. Pop Bihun spesial mempunyai macam-macam rasa yaitu rasa kari ayam pedas, rasa soto ayam, dan rasa ayam bawang. Pop Bihun mempunyai macam-macam rasa yaitu Pop Bihun goreng, Pop Bihun rasa soto ayam, dan Pop Bihun rasa ayam bawang yang terdapat pada Gambar 7.

(25)

3.2. Kode Produksi 3.2.1. Lid Seal

Pada Gambar 8 terdapat kode produksi yaitu 07 03 17 dan SMG C21807 6 17:18. Kode produksi tersebut mempunyai arti yaitu:

1. Kode 07 03 17 yaitu tanggal expired atau tanggal terakhir Pop Mie dapat dikonsumsi.

2. Kode SMG merupakan wilayah di mana produk tersebut diproduksi. 3. Kode C2 menunjukkan grup C dari shift 2.

4. Kode nomor 18 menunjukkan nomor mesin pengemas. 5. Kode angka 07 menunjukkan tanggal produksi.

6. Kode angka 6 menunjukkan umur simpan produk, yaitu 6 bulan. 7. Kode 17:18 menunjukkan jam diproduksinya Pop Mie.

Gambar 8.Kode Produksi pada Kemasan Cup“Pop Mie”

3.2.2. Karton

Pada Gambar 9 terdapat kode produksi yaitu 07 MAR 17 dan SMG C2 09 07 6. Kode produksi tersebut mempunyai arti yaitu:

1. Kode 07 MAR 17 merupakan tanggal expired atau tanggal terakhir Pop Mie dapat dikonsumsi.

2. Kode SMG adalah lokasi atau wilayah produksi. 3. Kode C2 menunjukkan grup C dan shift 2.

4. Kode 09 menunjukkan nomor jalur atau line produksi. 5. Kode 07 merupakan tanggal produksi.

(26)

15

(27)

16

4.1. Bahan Baku

Terdapat 4 bahan baku yang dapat ditambahkan dalam setiap pembuatan mi instan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle menggunakan bahan baku seperti tepung terigu, air, larutan alkali, dan minyak goreng. Keempat bahan baku dijelaskan sebagai berikut.

4.1.1. Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan bahan baku utama dalam pembuatan mi instan. Tepung terigu yang digunakan untuk produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

berasal dari Bogasari. Menurut Suyanti (2008) di dalam tepung terigu terdapat gluten, yang menyebabkan mi mempunyai sifat elastis (tidak patah saat proses produksi). Suyanti (2008) menambahkan terdapat 3 jenis tepung terigu yaitu tepung terigu dengan gluten 12-13% (protein tinggi), tepung terigu dengan kadar gluten 9,5-11% (protein sedang), dan tepung terigu dengan kadar gluten 7-8,5% (protein rendah). Pembuatan mi instan dapat mengkombinasikan tepung terigu dengan kadar gluten tinggi, tepung terigu dengan kadar gluten sedang, maupun tepung terigu dengan kadar gluten rendah.

4.1.2. Air

Air menurut Gracia et al (2009) berfungsi untuk melarutkan dan mencampurkan semua bahan menjadi satu supaya tercampur secara merata. Air yang digunakan dalam proses produksi mi instan telah ditinjau dari segi keamanan terhadap keberadaan mikroorganisme, jenis bahan kimia yang terkandung dalam air, serta kenampakan fisik air. Jumlah air yang ditambahkan akan mempengaruhi kadar air yang ada di dalam mi instan sehingga akan mempengaruhi umur simpan dari mi instan. Menurut Tien & Sugiyono (2014) air yang ditambahkan dalam pangan dapat menimbulkan pertumbuhan mikroorganisme dan akan mempengaruhi umur simpan.

4.1.3. Larutan Alkali

(28)

17

enzimatis. Larutan alkali mengandung kuning telur, air dan mentega. Suyanti (2008) menambahkan bahwa kuning telur mampu mempertahankan kualitas adonan mi instan, menambah rasa, warna, dan kelembutan adonan mi instan.

4.1.4. Minyak Goreng

Minyak kelapa sawit menurut Pahan (2006) tergolong minyak nabati semi padat. Menurut Habsari (2002) minyak goreng padat berfungsi untuk jenis penggorengan deep fat frying. Habsari (2002) menambahkan ciri dari minyak goreng padat yaitu mempunyai titik didih 1800C dan mi instan yang digoreng menggunakan minyak padat teksturnya lebih renyah. Menurut Khomsan & Faishal (2008) komposisi minyak sawit yaitu asam lemak tidak jenuh, asam lemak jenuh dan komponen aktif. Khomsan & Faishal (2008) menambahkan bahwa minyak kelapa sawit mengandung beta karoten atau pro-vitamin A dan vitamin E.

4.2. Proses Produksi 4.2.1. Pengayakan Tepung

Tepung terlebih dahulu dianalisa oleh analis QC bagian Raw Material sebelum pengayakan tepung. Tepung yang lolos dari analisa diperbolehkan oleh analis QC untuk dibongkar dari truk dan diayak. Proses pengayakan menggunakan alat screw conveyor

dengan pengayak 20 mesh selama ± 11 - 15 menit. Tujuan dari proses pengayakan tepung yaitu menghindari adanya kontaminan pada mi instan. Contoh dari kontaminan yaitu batu, kutu, serangga, sekam, dan bahan lain yang tidak diharapkan dalam pembuatan mi instan. Apabila proses pengayakan tidak dilakukan dengan benar maka akan mempengaruhi kualitas mi instan yang dihasilkan.

4.2.1. Mixing (Pencampuran)

Proses mixing yaitu pencampuran semua bahan baku mi instan menjadi satu. Proses pencampuran bahan baku dilakukan ±15 menit. Bahan baku yang dicampurkan yaitu tepung dan air alkali. Air alkali terlebih dahulu dilewatkan pada saringan atau filter

(29)

4.2.2. Pressing (Pembentukan Lembaran Adonan)

Mesin pressing dinamakan roll press. Adonan yang telah melewati mesin roll press

akan berbentuk seperti lembaran. Proses pressing tersebut tidak hanya memakai satu mesin roll press, tetapi 4 - 5 mesin roll press. Proses pressing dilakukan bertahap supaya terbentuk lembaran adonan dengan ketebalan yang sesuai standar.

4.2.3. Slitting dan Waving

Lembaran adonan yang dibuat menjadi untaian-untaian dinamakan proses slitting. Setiap brand mi instan terdapat perbedaan jumlah untaian mi. Adonan yang telah berbentuk untaian, kemudian dilewatkan pada mesin wave conveyor. Mesin wave conveyor berfungsi untuk membuat untaian adonan menjadi bergelombang.

4.2.4. Steaming (Pengukusan)

Proses steaming atau pengukusanmi instan menggunakan mesin steam box. Fungsi dari

steam box adalah untuk mematangkan mi dengan waktu ± 68 detik . Mi dikukus dalam

steam box dengan air mendidih suhu 100oC. Keseimbangan antara uap air yang masuk dan uap air yang keluar sangat diharapkan saat proses steaming. Uap air yang masuk dan keluar yang tidak seimbang menyebabkan mi tidak matang. Steam box mempunyai tekanan uap sebesar ± 0,2 - 0,3 kgf/cm2.

4.2.5. Cutting (Pemotongan) dan Folding (Pelipatan)

Proses pemotongan mi dan dilipat menjadi 2 tumpukan dinamakan cutting dan folding. Proses pemotongan dan pelipatan mi berfungsi untuk membentuk balok mi. Proses pemotongan memakai mesin yang bernama cutter, sedangkan mesin yang digunakan untuk pelipatan dinamakan folder. Mesin cutter mempunyai kecepatan ± 48 - 63 rpm. Setiap satu menit mesin cutter menghasilkan ± 63 potong mi.

4.2.6. Frying (Penggorengan)

Mi ditiriskan terlebih dahulu sebelum masuk dalam proses frying,supaya kadar air yang ada di dalam mi menurun. Proses penggorengan mi menggunakan metode penggorengan deep fat frying. Menurut Tien & Sugiyono (2014) deep fat frying

(30)

19

sehingga seluruh permukaan mi yang digoreng akan terendam dengan minyak goreng. Tien & Sugiyono (2014) menambahkan bahwa frying mempunyai tujuan untuk mengurangi kadar air mi menjadi ± 3 % dari kadar air mi mula-mula. Kadar air yang rendah mengakibatkan mi dapat bertahan dalam jangka waktu 6-8 bulan. Proses penggorengan mi membutuhkan waktu ±71-77 detik. Suhu minyak saat proses penggorengan yaitu ± 110 - 160oC.

4.2.7. Cooling (Pendinginan)

Mi didinginkan dengan menggunakan kipas angin yang ada pada kotak pendingin. Kotak pendingin juga terdapat blower di dalamnya. Fungsi dari blower yaitu untuk menyerap keluar udara panas yang ada di dalam kotak. Tujuan dari cooling yaitu untuk mendinginkan mi instan yang awal mulanya bersuhu tinggi menjadi bersuhu ruang.

4.2.8. Packing (Pengemasan)

(31)

Gambar 10. Diagram Alir Proses Produksi Mi Instan

Steaming

Pemotongandan Pelipatan

Frying

Cooling

Packing

Pencampuran

Pressing

Slitting dan Waving

Pengayakan

Mi Instan

Penyaringan

Larutan Alkali Tepung Terigu

Minyak Goreng

Bahan Pelengkap

(32)

21

5. PENGAWASAN MUTU

Pengawasan mutu menurut Afrianto (2008) yaitu kegiatan yang berfungsi untuk mengukur syarat mutu produk tersebut supaya sesuai dengan standar mutu. Menurut Raharja (2012) pengawasan mutu dalam industri pangan mempunyai tujuan untuk menjamin keamanan produk yang diproduksi. Pengawasan mutu dilakukan mulai dari bahan baku, proses produksi, dan produk jadi yang akan didistribusikan kepada konsumen.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang melakukan pengawasan mutu dalam proses produksi yang berpedoman pada SOP (Standar Operational Procedure). SOP merupakan kebijakan dari perusahaan yang berpegang teguh pada SNI 01-3551-2000. Pengawasan mutu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang dibedakan menjadi 3 bagian yaitu pengawasan mutu bahan baku / Incoming Quality Control, pengawasan mutu proses produksi / Process Quality Control, dan pengawasan mutu produk akhir / Outgoing Quality Control.

5.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku (Incoming Quality Control)

Pengawasan mutu bahan baku dan pengemas merupakan tugas dari analis Quality Control bagian Raw Material. Pengawasan mutu bahan baku sangat penting karena kondisi bahan baku dan bahan pengemas yang kurang baik akan mengakibatkan penurunan kualitas produk yang dihasilkan. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang meliputi tepung, larutan alkali, bumbu dan bahan pelengkap, minyak, serta pengemas.

5.1.1. Tepung

Pengawasan mutu pada tepung oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi

Noodle Semarang menggunakan dua analisa yaitu analisa fisik dan analisa kimia. Analis

(33)

supplier. Tepung diayak secara manual berfungsi untuk mengamati adanya kontaminan, jika terdapat tiga dari lima tepung yang diambil terkontaminasi maka seluruh tepung yang ada di dalam truk tidak dibongkar dan dikembalikan kepada supplier. Tepung yang sudah lolos analisa fisik akan dianalisa secara kimia di laboratorium. Dalam analisa kimia, dilakukan pemeriksaan tepung terhadap iron spot, kadar abu dan kadar gluten. SNI 01-3751-2009 menerangkan bahwa mutu tepung terigu yang baik yaitu berwarna putih terigu, berbentuk serbuk, berbau terigu, tidak tercemar serangga atau potongan kayu, mempunyai kadar air maksimal 14,5%, kadar abu maksimal 0,7%, kadar Fe minimal 50 mg/kg, serta kadar protein minimal 7%.

5.1.2. Larutan Alkali

Pengawasan mutu pada larutan alkali sangat penting karena jika mutu dari larutan alkali menurun maka akan menyebabkan kegagalan produk yang dihasilkan dan mempengaruhi kualitas dari mi instan yang dihasilkan. Pengawasan mutu pada larutan alkali meliputi pemeriksaan terhadap pH, viskositas, dan warna. Larutan alkali yang mempunyai kualitas mutu yang baik yaitu berwarna kuning dan memiliki pH yang basa.

5.1.3. Bumbu dan Bahan Pelengkap

Pengawasan mutu bumbu dan bahan pelengkap dibagi menjadi 2 analisa yaitu analisa fisik dan analisa kimia. Pada analisa fisik bumbu dan bahan pelengkap dilakukan pengukuran lebar dari ujung ke ujung per kemasan bumbu pelengkap, kemudian juga dilakukan penimbangan terhadap bumbu tersebut. Berat bumbu yang tidak memenuhi standar akan ditolak dan dikembalikan kepada supplier. Analisa kimia dilakukan oleh analis Quality Control bagian laboratorium. Pada analisa kimia dilakukan pengujian sampel bumbu dan bahan pelengkap terhadap kadar air, FFA (Free Fatty Acid), dan organoleptik.

5.1.4. Minyak Goreng

Minyak goreng yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi

(34)

23

dengan analisa kimia. Analisa kimia minyak goreng yaitu uji FFA (Free Fatty Acid), jika persentase FFA yang dihasilkan melebihi standar FFA yang telah ditentukan maka minyak goreng akan ditolak. Menurut SNI 7709-2012 standar persentase FFA (free fatty

acid) minyak goreng yang mempunyai mutu yang baik yaitu maksimal sebesar 0,3%.

5.1.5. Pengemas

Pengemas terdiri dari etiket, karton dan cup yang terbuat dari polystyrene. Analisa fisik etiket yaitu mengukur ketebalan etiket, mengukur jarak pita yang berwarna hitam dari tepi ujung hingga tepi dalam, serta memastikan warna etiket tidak tumpang tindih. Analisa kimia pada etiket meliputi analisa terhadap residu solvent tiap 1 tahun sekali. Analisa fisik pada karton meliputi pengukuran panjang, lebar, tinggi, dan dilakukan pengamatan terhadap barcode, nomor MD (Makanan / Minuman / Obat / Kosmetik Dalam Negeri), nomor SNI, dan lambang halal. Kekuatan karton diuji dengan cara diberi beban ±70 kg selama ± 5-8 menit, jika karton yang diuji rubuh sebelum 5 menit maka karton tersebut akan ditolak dan dikembalikan pada supplier.

Karton juga diamati adanya kontaminan. Contoh kontaminan yang biasa terjadi pada karton yaitu pencemaran bahan haram, terdapat noda, dan tercemar bau asing. Selama pengawasan mutu etiket dan karton jika terdapat kejanggalan yang terkait dengan standar mutu, maka akan ditolak dan dikembalikan kepada supplier. Analisa fisik cup

yang terbuat dari polystyrene yaitu pengukuran terhadap diameter, tinggi, lebar bibir, tebal dinding, dan berat, kemudian cup tersebut diuji secara visual terhadap kehalalan, keretakan, penyok, dan kebocoran.

5.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi (Process Quality Control)

(35)

sampel mi instan pada setiap shift, kemudian diserahkan kepada analis Quality Control

bagian Shelf Life.

Analis Quality Control bagian shelf life akan menyimpan mi instan disuhu ruang dan pada kurun waktu 6 - 8 bulan. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh analis Quality Control bagian shelf life yaitu menganalisa kimia dan organoleptik. Analisa kimia yang dilakukan analis Quality Control bagian shelf life yaitu uji FFA (Free Fatty Acid) minyak bumbu. Analisa organoleptik terdiri dari uji aroma, uji bau, uji kerenyahan mi, uji kelembapan bumbu, uji warna mi instan dan saos bumbu, uji kekentalan kecap, uji kelembapan bubuk cabe dan bumbu, dan uji kerenyahan bawang goreng.

5.3. Pengawasan Mutu Produk Akhir (Outgoing Quality Control)

Mi instan yang telah dikemas dengan menggunakan karton disimpan di dalam gudang

finished goods untuk dilakukan Quality Control Finished Goods. Mi instan dipasarkan menggunakan sistem first in first out. Sistem first in first out berfungsi untuk mengontrol umur simpan hingga didistribusikan ke konsumen. Analis Quality Control

(36)

25

6. PROSES PRODUKSI KEMASAN MI INSTAN CUP“POP MIE”

Kemasan menurut Thomas (2014) memberikan perlindungan terhadap produk supaya terhindar dari kerusakan, pencemaran dari kotoran maupun bakteri yang dapat mengurangi kualitas suatu produk dan memperpanjang umur simpan produk. Kemasan mi instan cup“Pop Mie” menurut BPOM (2009) nomor KH.00.02.1.55.2888 tergolong kemasan polystyrene yang tidak mengandung CFC (Chloro Fluoro Carbon). Sulchan & Endang (2007) menambahkan bahwa polystyrene bersifat tidak mempunyai bentuk (amorf), susah bila ditembus gas, namun sangat mudah ditembus oleh air.

6.1. Bahan Baku 6.1.1. Beads

Beads atau Polystyrene menurut SDS (Safety Data Sheet) nomor 9003-53-6mempunyai karakteristik berbentuk padat, berupa butiran, tidak berwarna (bening), dan sedikit berbau. Pekerja diwajibkan untuk memakai alat pelindung diri seperti masker, baju berlengan panjang dan sarung tangan selama proses pembuatan kemasan cup “Pop Mie”. Alat pelindung diri berfungsi untuk meminimalkan kontak pada mata dan hidung, serta berfungsi untuk meminimalkan kontak terhadap kulit untuk mencegah luka bakar yang berasal dari mesin dan bahan pembuat kemasan cup “Pop Mie”. Beads atau

Polystyrene yang digunakan untuk produksi kemasan cup “Pop Mie” menurut Info POM (2008) berbentuk padat dengan konsentrasi 90 - 95%.

6.1.2. N-Pentana

N-pentana menurut MSDS (Material Safety Data Sheet) nomor 100000014541 mempunyai karakteristik berbentuk cair, tidak berwarna, dan berbau tajam. N-pentana mempunyai sifat mudah terbakar. N-pentana yang digunakan untuk produksi kemasan

cup“Pop Mie” menurut Info POM (2008) berbentuk gas dengan konsentrasi 5-10%.

6.2. Proses Produksi Kemasan Mi Instan Cup“Pop Mie”

6.2.1. Mixing

Beads dimasukkan kedalam hopper, kemudian beads masuk ke dalam bak penampung.

(37)

mendorong beads untuk masuk ke dalam barrel, kemudian ditambahkan dengan

n-beads akan menjadi besar dan menggembung, kemudian beads diukur densitasnya.

Beads dengan berat dan volume tertentu akan masuk kedalam silo 2, kemudian beads

akan didiamkan sesaat (aging). Beads kemudian diayak menggunakan mesin sifter. Beads yang berukuran sedang akan ditampung dalam silo 3. Silo 3 berfungsi sebagai wadah penampung sementara beads, selanjutnya beads akan masuk ke dalam proses

moulding cup.

6.2.3. Moulding Cup

Mesin pembuat kemasan cup “Pop Mie” disebut moulding cup yang terdiri dari dua cetakan. Cetakan pertama terletak pada bagian atas disebut dengan female, berfungsi untuk mematangkan (pre-heat). Cetakan kedua berada pada bagian bawah disebut dengan male, berfungsi sebagai pemanas (steam). Kemasan cup “Pop Mie” yang telah dibentuk kemudian disemprotkan uap air dan angin. Angin yang disemburkan pada kedua cetakan tersebut berfungsi untuk melepaskan kemasan cup“Pop Mie” yang sudah terbentuk pada cetakan. Untuk merapikan kemasan cup “Pop Mie” dibutuhkan proses yang bernama unscramble. Proses unscramble hanya bisa dilewati oleh satu jalur sehingga membuat kemasan cup “Pop Mie” tersebut berbaris secara teratur, kemudian kemasan cup“Pop Mie” masuk ke dalam proses inspector.

6.2.4. Pemeriksaan Kemasan Cup“Pop Mie”

Mesin pemeriksaan kemasan cup “Pop Mie” disebut dengan mesin inspector. Mesin

(38)

27

ketempat yang telah disediakan. Kemasan cup “Pop Mie” yang mengalami kerusakan akan dilakukan pemeriksaan ulang oleh analis Quality control.

6.2.5. Stacking

Kemasan cup “Pop Mie” yang tidak mengalami kerusakan dimasukkan kedalam mesin

stacking. Mesin stacking berfungsi untuk merapikan kemasan cup “Pop Mie” dan mengelompokkan kemasan cup“Pop Mie” menjadi tumpukan. Kemasan cup“Pop Mie”

jumbo berisi ± 21 tumpukan kemasan cup. Kemasan cup “Pop Mie” Mini berisi ± 26 tumpukan kemasan cup, selanjutnya masuk kedalam proses packing.

6.2.6. Packing

Kemasan cup “Pop Mie” dikemas menggunakan karton. Packing berfungsi untuk melindungi cup dari kontaminan. Kemasan cup“Pop Mie” kemudian didiamkan (aging) selama ± 2 hari, proses pendiaman (aging) dilakukan untuk mencegah supaya tinta

printing tidak pecah atau rusak.

6.3. Proses Printing Kemasan Mi Instan Cup“Pop Mie”

6.3.1. Lifting

Mesin yang digunakan untuk lifting disebut dengan lifter. Mesin lifter berfungsi untuk membuat kemasan cup “Pop Mie” tersusun rapi. Bentuk dari mesin lifter hampir sama seperti escalator. Mesin lifter juga berfungsi menghantarkan kemasan cup “Pop Mie”

untuk masuk kedalam mesin printing.

6.3.2. Printing

Mesin yang digunakan untuk printing disebut dengan printer. Fungsi dari mesin printer

yaitu untuk memberi warna dan tulisan pada kemasan cup“Pop Mie” supaya tercantum identitas merek dan identitas rasa pada kemasan cup“Pop Mie”. Mesin printer diawasi oleh analis Quality Control yang bertugas untuk mengawasi kemasan cup “Pop Mie”

(39)

6.3.3. Packing

(40)

29

Gambar 11. Diagram Alir Proses Produksi Kemasan cup“Pop Mie”

Lifting

Printing

Packing Pengemas

Stacking

Pengemas

Packing Aging

Selama ± 2 hari

Mixing

Expander Beads

Moulding Cup

Pemeriksaan Kemasan Cup

Bahan baku + angin + uap air

(41)

30

Menurut Suharto (2000) kemasan yang digunakan suatu produk harus mempunyai syarat keamanan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle memiliki kriteria khusus terhadap kemasan cup “Pop Mie” yang akan digunakan. Pemilihan kemasan cup “Pop Mie” yang perlu diperhatikan yaitu faktor keamanan bagi konsumennya. Kemasan cup“Pop Mie” terbuat dari bahan polystyrene. Menurut Trubus (2010) kemasan polystyrene mempunyai sifat yang kaku, mudah patah, buram, akan berubah bentuk pada suhu 95oC, serta mudah larut dalam lemak maupun pelarut lain.

Kemasan polystyrene mengandung senyawa styrene yang mempunyai sifat karsinogen dan akan mengganggu sistem hormon manusia. BPOM (2009) nomor KH.00.02.1.55.2888 mengungkapkan bahwa pada hasil uji kemasan makanan

polystyrene, kemasan cup “Pop Mie” termasuk dalam kemasan polystyrene yang tidak berbahaya karena di dalam kemasan cup “Pop Mie” tidak ditemukan kandungan residu stiren. Menurut BPOM (2007) nomor HK.00.05.55.6497 ambang batas monomer stiren yaitu maksimal 5000 ppm. BPOM (2011) nomor HK.03.1.23.07.11.6664 menjelaskan bahwa ambang batas maksimal residu total monomer stiren pada kemasan dalam produk yang mengandung air, minyak atau lemak bebas, dan mengandung garam yaitu maksimal 0,5% berat, sedangkan kandungan stiren pada kemasan cup “Pop Mie”

maksimal 0,1%. Disimpulkan bahwa PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi

Noodle sangat memperhatikan faktor keamanan kemasan bagi konsumennya.

7.1. Pengawasan Mutu Kemasan cup“Pop Mie”

Proses pengawasan mutu kemasan cup“Pop Mie” dilakukan oleh analis Quality Control

bagian Raw Material Field, namun kesempatan kali ini penulis melakukan proses pengawasan mutu kemasan cup “Pop Mie” dengan mengambil sampel kemasan cup “Pop Mie” sebanyak 13 sampel. Pengawasan mutu kemasan cup“Pop Mie” terdiri dari kehalalan produk, fisik, validasi, printing, serta spesifikasi. Pengawasan mutu kemasan

cup“Pop Mie” dilakukan dengan cara mengambil sampel kemasan cup “Pop Mie” dan

(42)

31

7.1.1. Kehalalan Produk

Analisa kehalalan produk dilakukan dengan pengamatan langsung kemasan cup “Pop Mie”. Kemasan cup “Pop Mie” dianalisa terhadap adanya kontaminasi dengan bahan haram. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal pasal 18 menerangkan bahwa barang yang haram yaitu bangkai, darah, babi, dan hewan lain yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Kemasan cup “Pop Mie”

yang terkontaminasi dengan bahan haram akan ditolak dan dilakukan peninjauan kembali pada proses produksi dan tempat penyimpanan kemasan cup “Pop Mie”. Kemasan cup “Pop Mie” yang tidak terkontaminasi dengan barang haram akan lolos analisa kehalalan produk. Tiga belas sampel yang dianalisa oleh penulis tidak terdeteksi kontaminasi barang haram, sehingga sampel tersebut lolos untuk uji kehalalan produk.

7.1.2. Fisik

Analisa fisik yang dilakukan pada kemasan cup “Pop Mie” dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kemasan cup “Pop Mie”. Analisa fisik pada kemasan cup “Pop Mie” berfungsi untuk menjaga kualitas produk hingga ke tangan konsumen. Analisa fisik kemasan cup “Pop Mie” meliputi analisa terhadap keretakan, kebocoran, terdapat penyok atau tidak, dan bau pada kemasan cup “Pop Mie”. Kemasan cup “Pop Mie” yang tidak lolos analisa fisik akan ditolak, jika kemasan cup “Pop Mie” lolos analisa fisik maka dapat dilakukan analisa selanjutnya. Tiga belas sampel yang diambil oleh penulis tidak terdapat penyimpangan fisik, sehingga lolos uji fisik dan dapat dilanjutkan dengan analisa lain.

7.1.3. Validasi

(43)

7.1.4. Cetakan (Printing)

Pengawasan mutu terhadap printing kemasan cup “Pop Mie” meliputi adanya tinta cetakan yang tidak jelas atau terdapat tumpang tindih antara gambar satu dengan gambar lain (misprint). Menurut Thomas (2014) kemasan berfungsi untuk identitas produk, sarana informasi dan iklan, serta memberikan daya tarik kepada konsumen dari segi artistik, warna, bentuk, serta model kemasan. Kemasan yang mempunyai tinta cetakan yang jelas berguna untuk memudahkan konsumen mengenal identitas merek produk pangan. Tiga belas sampel kemasan cup “Pop Mie” yang diambil penulis tidak terdapat kesalahan printing, sehingga lolos analisa printing dan dapat dilanjutkan dengan analisa lain.

7.1.5. Spesifikasi

Pengawasan mutu terhadap spesifikasi kemasan cup “Pop Mie” diukur menggunakan jangka sorong. Analisa spesifikasi terdiri dari diameter atas, diameter bawah, dan tinggi kemasan cup “Pop Mie” dengan diukur menggunakan jangka sorong. Hasil analisa spesifikasi tiga belas sampel yang digunakan oleh penulis dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi Kemasan cup“Pop Mie” Mini dan Jumbo

Berdasarkan pada Tabel 1, terdapat tiga parameter yang digunakan yaitu diameter atas, diameter bawah, dan tinggi. Rata-rata ukuran diameter atas kemasan cup “Pop Mie”

mini dan jumbo yaitu sebesar 95,37 mm dan 106,99 mm. Rata- rata diameter bawah kemasan cup“Pop Mie” mini adalah 67,39 mm, sedangkan rata-rata kemasan cup“Pop Mie” jumbo yaitu 78,88 mm. Rata-rata tinggi pada kemasan cup “Pop Mie” mini dan

jumbo yaitu 79,67 mm dan 110,80 mm. Standar ukuran diameter atas kemasan cup“Pop Mie” mini dan jumbo pada mesin produksi yaitu 95 - 95,5 mm dan 106,8 - 107 mm. Standar diameter bawah kemasan cup “Pop Mie” mini dan jumbo sebesar 78,77 - 79 mm dan 67 – 67,5 mm, sedangkan standar tinggi kemasan cup “Pop Mie” mini dan

(44)

33

jumbo yaitu 79,5 – 80 mm dan 110 – 111,5 mm. Hasil analisa spesifikasi kemasan cup “Pop Mie” mini dan jumbo sudah sesuai dengan standar operasi mesin produksi “Pop Mie” di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang.

Hasil analisa spesifikasi kemasan cup “Pop Mie” mini dan jumbo tidak sesuai dengan BPOM nomor KH.00.02.1.55.2888 tahun 2009 yang menjelaskan bahwa tinggi, diameter atas, serta diameter bawah kemasan makanan styrofoam jumbo dan mini yaitu 10,5 cm dan 8 cm, 9,5 cm dan 9 cm, serta 6,5 cm dan 6 cm. Keterangan BPOM tentang tinggi, diameter atas, dan diameter bawah kemasan cup tidak diukur menggunakan jangka sorong tetapi hanya menggunakan penggaris, sehingga standar yang ditentukan oleh BPOM tidak akurat. Menurut Pauliza (2008) kesalahan pengukuran disebabkan oleh kalibrasi, ketelitian dan sensitivitas alat pengukur. Hasil analisa spesifikasi kemasan cup “Pop Mie” mini dan jumbo yang sudah sesuai dengan standar operasi

mesin produksi “Pop Mie” di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

akan mengurangi permasalahan selama proses pengemasan mi. Permasalahan proses pengemasan mi yaitu ketidaksesuaian diameter mi dan kemasan cup “Pop Mie”, sehingga mi tidak dapat masuk kedalam kemasan cup yang menyebabkan waktu pengemasan mi menjadi tidak efisien.

(45)

34

8.1. Kesimpulan

 Bahan yang digunakan untuk memproduksi kemasan cup “Pop Mie” yaitu

Polystyrene dan N-pentana.

 Proses produksi kemasan cup “Pop Mie” melalui tahapan mixing, expander beads,

moulding cup, pemeriksaan kemasan cup, stacking, packing aging selama 2 hari,

lifting, printing, dan packing.

 Pengawasan mutu pada kemasan cup “Pop Mie” yaitu analisa kehalalan, analisa fisik, analisa validasi, analisa printing, dan analisa spesifikasi.

 Analisa spesifikasi pada kemasan cup “Pop Mie” meliputi parameter diameter atas,

diameter bawah, dan tinggi kemasan cup“Pop Mie”.

 Diameter atas, diameter bawah, dan tinggi kemasan cup “Pop Mie” sudah sesuai

(46)

35

9. DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. (2008). Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.03.1.23.07.11.6664. (2011).Pengawasan Kemasan Pangan. Jakarta. Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor KH.00.02.1.55.2888.

(2009). Keterangan Pers Tentang Kemasan Makanan “Styrofoam”. Jakarta. Indonesia.

Badana Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.05.55.6497. (2007). Bahan Kemasan Pangan. Jakarta. Indonesia.

Gracia, C, C, L; Sugiyono; & Bambang, H. (2009). Kajian Formulasi Biskuit Jagung Dalam Rangka Substitusi Tepung Terigu. Jurnal Teknologi Pangan: Vol XX No.1.

Habsari, R. (2002). Snack Gurih Goreng. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

http://kimivatama.com/wp-content/uploads/2014/10/indofood-cbp.png (Diakses pada tanggal 12 November 2016).

http://www.indofood.com/product/mie-telur-cap-3-ayam/product (Diakses pada tanggal 12 November 2016).

http://www.indofood.com/product/pop-bihun/product (Diakses pada tanggal 12 November 2016).

http://www.indofood.com/product/sarimi (Diakses pada tanggal 12 November 2016).

http://www.indofood.com/product/supermi (Diakses pada tanggal 12 November 2016).

http://www.indomie.com/Product/Category/1 (Diakses pada tanggal 12 November 2016).

http://www.popmie.com/Product (Diakses pada tanggal 12 November 2016).

InfoPOM. “Kemasan Polistirena Foam (Styrofoam)”. InfoPOM Badan Pengawas Obat

(47)

Khomsan, A & Faisal, A. (2008). Sehat itu Mudah: Wujudkan Hidup Sehat dengan Makanan Tepat. Mizan Media Utama: Ujungberung, Bandung.

MSDS (Material Safety Data Sheet ) Number:100000014541. N-Pentane. Version 1.4. 2014-05-28.

Pahan, I. (2006). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. PT. Niaga Swadaya: Medan.

Pauliza, O. (2008). Fisika: kelompok teknologi dan kesehatan. Grafindo Media Pratama: Bandung.

Raharja, S. (2012). Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada Industri Pengolahan Tahu (Studi Kasus di UD. Cinta Sari, DIY). Manajemen IKM, Februari 2012 (28-36):Vol. 7 No. 1.

Safety Data Sheet 9003-53-6. polystyrene polymer. Easmant Chemical Company. Version: 3.0. 10/21/2014.

SNI 3751:2009. Tepung Terigu. Badan Standardisasi Nasional.

SNI 7709-2012. Minyak Goreng Sawit. Badan Standardisasi Nasional. ICS 67.200.10.

Suharto, C, C. (2000). Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran. NIRMANA. Vol. 2 No 1: 92-103.

Sulchan, Mohammad & Nur, Endang. (2007). Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan

Stryofoam. Jurnal FK UNDIP. Semarang.

Suyanti. (2008). Membuat Mi Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Penebar Swadaya. Depok.

Thomas, S. (2014). Manajemen Pengemasan. CV. Andi Offset: Yogyakarta.

Tien, M & Sugiyono. (2014). Prinsip dan Proses Teknologi Pangan. Alfabeta: Bandung.

Trubus. (2010). My Healthy Life: Sehat dari Meja Makan. Panebar Swadaya Group: Depok.

(48)

37

10. LAMPIRAN

10.1. Hasil Pengamatan

Tabel 2. Spesifikasi Kemasan cup“Pop Mie” Mini

Tabel 3. Spesifikasi Kemasan cup“Pop Mie” Jumbo

Parameter Sampel

Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Diameter atas

(mm) 95,50 95 95,30 95,45 95,50 95,35 95 95,45 95,50 95,40 95,45 95,50 95,45 95,37 Diameter

bawah (mm) 67,50 67,35 67,35 67,25 67,50 67,40 67,25 67,50 67,35 67,40 67,30 67,45 67,50 67,39 Tinggi (mm) 79,80 79,65 79,50 79,75 79,55 79,50 79,80 79,65 79,75 79,80 79,65 79,50 79,75 79,67

Parameter Sampel

Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Diameter atas

(mm) 107 106,80 107 107 106,90 107 107,80 107 106,90 106,80 107 106,80 106,90 106,99 Diameter

(49)

10.2. SNI 10.3. BPOM 10.4. Info POM

10.5. SDS (Safety Data Sheet)

Gambar

Tabel 1. Spesifikasi Kemasan Cup “Pop Mie” Mini dan Jumbo …………………...….32
Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Gambar 2. Macam Rasa dari Mi Instan Merek “Indomie”
Gambar 3. Macam Rasa dari Mi instan Merek “Supermi”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Semula pihak Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus menemui hambatan dalam pengelompokan usaha, karena selama ini hanya dilakukan berdasar jumlah aset dan omset yang dimiliki

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIIA MTs Muhammadiyah 06 Purbalingga melalui pembelajaran Kooperatif

Setelah melakukan berbagai pengujian variasi keadaan untuk kontroler PI hasil rancangan dengan metode penalaan Cohen Coon maupun Penalaan otomatis dengan MRAC,

Tugas akhir ini mengusulkan metode Saliency Extreme Learning Machine yang memadukan antara model Spectral Residual sebagai metode bottom-up dan Extreme Learning

Analisis Kestabilan Transien di PT Indonesia Chemical Alumina ("PT ICA") dilakukan saat 2 generator baik turbin maupun engine yang aktif dengan memperhatikan

Berdasarkan hasil simulasi dari penelitian ini dengan menggunakan quadratic programming pada analisis dynamic economic dispatch dalam suatu sistem IEEE 30 bus dengan variasi

Perkembangan kinerja karyawan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bina Usaha Utama Cabang Sokaraja Kabupaten Banyumas sebelum dan sesudah mengikuti program pendidikan

Dari hasil pengukuran tersebut akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan nantinya dapat digunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan