• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR MUSEUM WAYANG DI KOTA SEMARANG - Museum Wayang di Kota Surakarta - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR MUSEUM WAYANG DI KOTA SEMARANG - Museum Wayang di Kota Surakarta - Unika Repository"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

xxvi

BAB IV

PROGRAM ARSITEKTUR

MUSEUM WAYANG DI KOTA SEMARANG

4.1

Konsep Program

4.1.1 Aspek Citra Arsitektural

Bangunan Museum Wayang di Kota Surakarta , didesain

dengan bentuk modern dan monumental namun tetap menerapkan

unsur-unsur arsitektur Jawa sehingga dapat menarik minat

masyarakat untuk datang

4.1.2 Aspek Performance Arsitektural

Kinerja pada bangunan atau integritas pada struktur

konstruksi

yang

mampu

mendukung

seluruh

aktivitas

bangunan.

Penataan dan pengolahan pada kenyamaan sirkulasi dalam

setiap ruang pameran di Museum Wayang Kota Surakarta.

4.1.3 Aspek Fungsi

Sebagai Bangunan Museum Wayang harus dapat mewadahi

kegiatan-kegiatan yang ada ddalam bangunan baik sebagai wadah

konservasi , preservasi , dan dokumentasi maupun sebagai wahan

edukasi dan rekreasi.

4.1.4 Aspek Teknologi

(2)

xxvii

yang dilakukan diarea komplek ini dengan memperhatikan dari

aspek lingkungan . sehingga dengan adanya teknologi yang ada

dapat meningkatkan kondisi lingkungan yang baik dan turut

menjaga lingkungan yang sudah ada.

4.1.5 Aspek Ramah Lingkungan

Aspek ramah lingkung yang diterapakan pada Museum

Wayang di Surakarta adalah dengan memanfaatkan penggunaaan

bahan-bahan bangunan lokal yang ramah lingkungan dan dapat

mereduksi panas sehingga dapat memberikan keamanan dan

kenyaman bagi pengguna museum tersebut.

4.2 Tujuan

Perancangan

,

Faktor

Penentu

Perancangan

dan

Persyaratan Perancangan

4.2.1 Tujuan Perancangan

a. Tujuan Umum

a.1 Sebagai tempat museum yaitu sebagai fasIlitas konservasi ,

preservasi, dan dokumentasi.

a.2 Sebagai tempat mengenalkan kebudayaan dengan

metode-metode yang modern.

a.3 Sebagai tempat pusat kegiatan-kegiatan generasi muda di Jawa

Tengah.

(3)

xxviii

a.5 Sebagai

tempat

edukasi

kepada

masyarakat

tentang

kebudayaan asli bagsa Indonesia khususnya wayang kepada

masyarakat di Kota Surakarta.

a.6 Sebagai fasilitas penunjang pendidikan dengan adanya fasilitas

perpustakaan, auditorium utuk seminar,ruang pamer temporer,

ruang diskusi /

workshop

serta laboratorium .

b. Tujuan Terhadap Lingkungan

b.1 Menciptakan bangunan museum wayang yang ramah terhadap

lingkungan.

b.2 Dengan adanya bangunan Museum Wayang dapat menjaga

dan melestarikan lingkungan sekitar kompleks bangunan

tersebut.

c. Tujuan Terhadap Arsitektural

c.1 Menciptakan desain bangunan yang mencerminkan bangunan

dengan ciri arsitektur lokal di Indonesia.

c.2 Menciptakan desain bangunan yang dapat merespon iklim yang

ada di Indonesia khususnya pada iklim mikro yang terdapat di

Kota Surakarta.

4.2.2 Faktor Penentu Perancangan (

Design Determinant

)

(4)

xxix

d. Konsep Desain yang sesuai dengan Museum Wayang.

4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan (

Design Requirment

)

a. Persyaratan Arsitektur

a.1 Penataan ruang disesuaikan dengan masing-masing fungsi

ruang yang ada.

a.2 Penataan tata letak bangunan yang sesuai dengan fungsi

masing-masing bangunan.

a.3 Bentuk bangunan modern dan monumental namun tetap

mencerminkan dari bentuk bangunan arsitektur Jawa Tengah.

b. Persyaratan Bangunan

b.1 Struktur yang dapat mendukung bangunan Museum Wayang.

b.2 Memiliki pencahayan dan penghawaan yang baik pada setiap

ruang didalam bangunan.

b.3 Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan.

b.4 Memiliki sistem utilitas bangunan yang baik.

c. Persyaratan Konteks Lingkungan

c.1 Lingkungan yang ada harus bersih , nyaman , dan aman dari

gangguan.

c.2 Lokasi memiliki ketenangan dan terhindar dai kebisingan.

c.3 Akses pencapaian menuju lokasi yang mudah.

(5)

xxx

c.5 Pemanfaatan bentuk tanah yang berkontur dengan pengolahan

landskap yang berkesinambungan dengan lingkungan sekitar.

4.3

Program Arsitektur

4.3.1 Program Kegiatan

a. Program Ruang Indoor

NAMA FASILITAS BESARAN TOTAL (m2)

Fasilitas Pameran 1850,046

Fasilitas Pengelolaan 861.19

Fasilitas utama 1073.226

Fasilitas perpustakaan 124.762

Fasilitas pelayanan Publik 952.27

LUAS TOTAL 4861.494

b. Program Ruang Outdoor

Kebutuhan besaran ruang outdoor di dalam Museum

Wayang di Kota Surakarta, Jawa tengah ditunjukan oleh tabel

4.7.

NAMA RUANG KAPASITAS (item) STANDAR (m2/item)

SUMBER BESARAN(m2)

Parkir Pengelola

Mobil 15 12.5 DA 187.5

Motor 55 2.2 DA 121

Jumlah 308,5

Sirkulasi 100% 308,5

Luas 617

Parkir Pengunjung R. Tiket

Parkir

4 3 SB 12

Bus 3 35 DA 105

Mobil 23 12.5 DA 287.5

Motor 75 2.2 DA 165

Jumlah 554.1

Tabel 4.1 Program Ruang indoor Sumber : Analisis Pribadi , 2017

(6)

xxxi

Sirkulasi 100% 554.1

Luas 1179.01

Total Kebutuhan Parkir 1796.01

c. Kebutuhan Luas Lahan pada Museum Wayang

Projek Museum Wayang di Kota Surakarta direncanakan

terdiri dari 2 lantai dengan tujuan mempermudah pergerakan

pengunjung pada bangunan terutama pergerakan secara

horizontal, kebutuhan total luasan ditunjukan dengan tabel 4.8:

(7)

xxxii

Nama Area Bangunan

Jumlah Luasan (m

2

)

Luas Lahan

6.076.87m

2

Luas Total Parkir

1796.01m

2

Luas Ruang

4861.494

m

2

Luas Lantai Dasar , KDB 40 %

2430,748 m

2

Ruang Terbuka Hijau

1.128,028 m

2

d. Analisis Site

Penentuan lokasi site untuk projek Museum wayang di

Surakarta , dapat dilihat pada gambar 4.1 :

Luas Tapak Keseluruhan =

11.000 m

2

Luas Tapak yang dibutuhkan =

=

6.076.87m

2

m

2

L

uas Tapak Keseluruhan

lebih Luas dari luasan Tapak

yang dibutuhkan

.

(8)

xxxiii

4.3.2 Program Sistem Struktur

Program pemilihan sistem struktur dan enclosure untuk projek

Museum Wayang di Kota Surakarta, Jawa Tengah meggunaan beberapa

pertimbangan yang dapat dilihat pada diagram 4.1 .

Lingkungan

Loaksi site terletak di j. mangonsidi kelurahan gilingan kecamatan Banjarsari kota Surakarta. Ligkungan sekitar tapak terdiri dari permukiman penduduk, , fasilitas pebdidikan, fasilitas ibadah.

Fungsi Bangunan

Projek yang direncanakan adalah sebuah museum wayang yang didakmnya, terdapat fungsi- fungsi yang berbeda (utama dan pendukung).

Faktor-faktor yang digunakan sebagai pertimbangan pemilihan sistem struktur dan enclosure.

Jenis kegiatan

Kegiatan yang ada di Museum wayang antara lain kegiatan rekreasi dan edukasipelayanan publik, pengelolaan ,serta kegiatan servis.

Kondisi Site

Tapak terletak didaerah tidak berkontur, jenis tanah keras yaitu tanah keras. Utilitas pada tapak sudah lengkap dan memadai.

Ketinggian Bangunan, Museum wayang rencananya terdiri dari 2 lantai untuk mempermudah pengunjung dalam mengeplorasi bangunan pameran dan mendukung untuk kegiatan meditasi.

Diagram 4.1 Skema Faktor-faktor yang digunakan sebagai pertimbangan struktur dan enclosure

(9)

xxxiv

a. Sistem Struktur

Sistem struktur yang di gunakan pada projek Wayang di Kota

Surakarta adalah struktur rangka. Sistem struktur yang akan digunakan

ditunjukkan pada tabel 4.9 :

SUB STRUCTURE Pondasi Footplat

Pondasi footplat digunakan untuk tanah dengan daya dukung 1,5 – 2 kg / m2 .

Perbandingan campuran beton 1 PC: 3 PS : 5 KR atau 1 PC: 2PS : 3KR, sedangkan untuk beton kedap air 1 PC: 1½PS : 3KR. Ditunjukan dengan gambar 4.2 :

Pondasi Lajur Beton

Pondasi lajur beton merupakan pondasi dangkal yang berfungsi menggantikan pondasi batu belah dan batu kali. Pondasi ini seluruhnya terbuat dari beton bertulang, dan digunakan bila luas penampang pondasi setempat terlalu besar maka dengan cara memanjangkan lajur itu agar tidak terlalu melebar . ditunjukan dengan gambar 4.3:

Pondasi Batu Kali

Pondasi batu kali dibagi menjadi dua macam , yaitu pondasi setempat dan menerus. Pondasi ini dipakai pada bangunan yang memiliki kualitas tanah yang baik dengan ukuran kedalamannya ± 60-80 cm. Bahan pondasi terdiri dari batu kali atau belah ,semen PC dan pasir. Ditunjukan dengan gambar 4.4 :

Pondasi Umpak

Pondasi umpak digunakan untuk bangunan yang memiliki karakteristik jenis rumah panggung , bahan terbuat dari kayu maupun beton bertulang. Ditunjukan dengan gambar 4.5 :

Gambar 4.2Pondasi Foot PLat

Sumber:https:// /proyeksipil.blogspot.co.id

Gambar 4.3Pondasi Lajur Beton Sumber:

https://proyeksipil.blogspot.co.id

Gambar 4.4Pondasi Umpak Sumber:http://wm-site.com Gambar .4.5Pondasi Batu Kali

Sumber:

https://proyeksipil.blogspot.co.id

(10)

xxxv MIDDLE STRUCTURE

Struktur Plat Lantai

Struktur plat lantai digunakan pada struktur bangunan, dan ditunjukan dengan gambar 4.6 :

Kolom Beton Betulang

Kolom Struktur Beton Bertulang digunakan pada struktur bangunan, , dan ditunjukan dengan gambar 4.7 :

Dinding

Dinding Batu Bata

Digunakan sebagai pilihan penutup dinding interior maupun eksterior pada bangunan Museum Wayang di Kota Surakarta pada lantai 1, dan ditunjukan dengan gambar 4.8:

Dinding Batu Bata Ringan (Hebel)

Digunakan sebagai pilihan penutup dinding interior maupun eksterior pada bangunan Museum Wayang di Kota Surakarta pada lantai 2, dan ditunjukan dengan gambar 4.9 :

Gambar 4.6Plat Lantai Beton Bertulang Sumber:http://ali10wafa.blogspot.co.id

Gambar 4.7Kolom Beton Bertulang

Sumber:http://sma-muhamadiyah.blogspot.co.id

Gambar 4.8Dinding Batu Bata Sumber: hthttp://www.behac.com

(11)

xxxvi Dinding Partisi

Digunakan sebagai pilihan penutup dinding interior khususnya fasilitas pameran dan ruang pengelola, dan ditunjukan pada gambar 4.10:

Kaca Tempered

Digunakan sebagai pilihan pengisi eksterior (curtain wall) atau interior (partisi) pada ruang-ruang, dan ditunjukan pada gambar 4.11 :

GRC

Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior maupun interior, dan ditunjukan pada gambar 4.12 :

UPPER STRUCTURE

Kuda-kuda Baja Konvensional Ditunjukan dengan gambar 4.13 :

Kuda-kuda Kayu

Ditunjukan dengan gambar 4.14 : Gambar 4.10Dinding Partisi

Sumber:http://t-masteropik.blogspot.co.id

Gambar 4.11Kaca Tempered Sumber:http://podomoro-upvc.blogspot.co.id

Gambar 4.12GRC Ornamen

Sumber:http://ornamengrcku.blogspot.co.id

Gambar 4.14Kuda-kuda Baja WF

Sumber:https://konstrukasibajabogor.com

Gambar 4.13Kuda-kuda Kayu

(12)

xxxvii Atap Joglo

Ditunjukan dengan gambar 4.15 :

Atap Limas

Ditunjukan dengan gambar 4.16 :

Atap Datar

Ditunjukan dengan gambar 4.17 : Gambar 4.15Atap Limas

Sumber:http://ahluldesigners.blogspot.co.i d

Gambar 4.16Atap Joglo

Sumber:http://ideruang.blogspot.co.id

Gambar 4.17Atap Datar

(13)

xxxviii

b. Sistem Enclosure

Sistem enclosure yang akan digunakan ditunjukan pada tabel 4.10 :

LANTAI Keramik

Lantai keramik digunakan sebagai salah satu pada ruang-ruang public seperti ruang pamer,lobby, ruang konservasi, ruang pengelolaa, , dapur, kamar mandi, ditunjukan pada gambar 4.18:

Lantai Geranit

Digunakan sebagai pilihan pada, lobby / hall. ditunjukan pada gambar 4.19:

Lantai Beton Expoxy

Digunakan sebagai pilihan lantai pada ruang publik seperti ruang pamer,lobby, ruangkonservasi-preservasi, gudang, ruang MEE, Ditunjukan pada gambar 4.20:

Lantai Parket Kayu

Digunakan sebagai pilihan penutup lantai pada ruang pamer indoor , ruang ibadah,. Ditunjukan pada gambar 4.21:

Paving & Grass Block

Digunakan pada area parkir, taman dan lantai outdoor, ditunjukan pada gambar 4.22:

Gambar 4.18Lantai Keramik

Sumber:http:muhamadiyah.blogspot.co.id

Gambar 4.19Lantai Granit Sumber:https://www.alibaba.com

Gambar .4.20Lantai Beton Expoxy

Sumber: http:// finishingfloorhardener.com Gambar 4.21Lantai Parket Kayu Sumber:http://blogrumahminimalis.we b.id

(14)

xxxix DINDING

ACP

Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior. Ditunjukkan pada 4.23:

Cat Tembok

Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior maupun interior, dan ditunjukan pada gambar 4.24:

Batu Alam

Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior maupun interior, dan ditunjukan pada gambar 4.25 :

Wallpaper Dinding

Digunakan sebagai pilihan penutup dinding maupun interior

,

dan ditunjukan pada gambar 4.26 :

PLAFOND

Plafond Gypsum Plafond Akustik Tile

Gambar 4.22Paving & Grass Block

Sumber:http://blogruma hminimalis.web.id/2015 /12/lantai-

Gambar 4.23ACP (Alumunium Composit Panel)

Gambar 4.24Cat Tembok Sumber:http://indoprice.net

Gambar 4.25Batu Alam Sumber:

http://www.batualamgunungsewu.com

(15)

xl Digunakan sebagai pilihan penutup plafond

pada ruag pamer, ruang pengelola perpustakaan, toilet, ruang, dan ditunjukan pada gambar 4.27 :

Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruang yang membutuhkan perlakuan akustik

sperti ruang

auditoriumruangditunjukan pada gambar 4.28 :

Plafond Alumunium Composit

Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruang pameran , lobby, dan ditunjukkan pada gambar 4.29:

Plafond GRC

Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruang pameran , lobby, , dan ditunjukkan pada gambar 4.30: Gambar 4.27Plafond Gypsum

Board

Sumber:https://rikaarba.wordpress.co m

Gambar 4.28Plafond Akustik Tile Sumber:https://www.tokopedia.com

Gambar 4.29Plafond Alumunium Sumber:http://jadhomes.com

Gambar 4.30Plafond GRC

(16)

xli

4.3.3

Program Sistem Utilias

Program sistem utilitas ditunjukan pada tabel 4.11

Sistem Utilitas Keterangan

Sistem Pencahayaan Pencahayaan pada area museum wayang ini akan digunakan bebrapa sistem pencahayaan , antara lain :

• Pencahayaan alami , berasal dari jendela dan skylight., ditunjukkan pada gamabr 4.31

• Pencahayaan Buatan, digunakan pada fasilitas kantor yaitu menggunakan jenis lampu balok atau neon, pada ruang reparasi, ruang ibadah dan laboratorium menggunakan pencahayaan setempat yaitu lampu downlight . Pada ruang pameran digunakan pada ruang pameran yaitu pencahayaan aksen yang digunakan untuk menerangi benda-benda koleksi. Lampu pada ruang pameran antara lain lampu uplight, lampu downlight, dan lampu spotlight. .

Gambar 4.31Sistem Pencahayaan Alami Sumber:http://www.kajianpustaka.com

Gambar 4.32Down Light

(17)

xlii Sistem Penghawaan Penghawaan pada Museum Wayang di Kota

Surakarta menggunakan sistem penghawaan alami dan sistem penghawaan buatan. Penghawaan alami diterapkan pada ruang obby/ hall. Caffetaria,rest area, dan juga beberapa ruang menggunakan sitem penghawaan alami ventilasi silang.

Penghawaan buatan digunakan pada ruang pamer, ruang penyimpanan koleksi, , ruang audiotorium, , kamar mandi indoor, dan kamar tamu. Yang ditunjukan pada gambar 4.36 dan 4.37

Gambar 4.33SpotLight

Sumber: http://feryabiel.blogspot.co.id

Gambar 4.34Lampu Dekoratif

Sumber: https://indonesian.alibaba.com

Gambar 4.35Lampu Neon / Bak

(18)

xliii Sistem Akustik Sistem akustik diterapkan pada, ruang auditorium,

Sistem akustik yang digunakan adlah menggunakan material yang dapat meredam kebisingan seperti menggunakan karpet, rock wool sebagai pelapis lantai, dinding dan akustik tile pada plafond, yang ditunjukkan pada gambar 4.38 dan gambar 4.39

Sistem Elektrikal Sistem eletrikal menggunakan daya listrik dari PLN, namun bila terjadi pemadaman listrik akan akan menggunakan genset sebagai pengganti listrik PLN. Sistem Jaringan Air

Bersih

Sistem distribusi air bersih berasal dari sumur dan PDAM, pendistribusian air menggunakan sistem Downfeed. Sedangkan pemakaian rain harvesting yang berasal dari air hujan digunakan untuk

Gambar 4.36AC Split http://rumah73.com

Gambar 4.37AC Central

http://pekerja-jenius.blogspot.co.id

Gambar4.38 Rockwool https://indonesian.alibaba.com

(19)

xliv menyiram tanaman

Sistem Jaringan Air Kotor Air kotor yang berasal dari air hujan, air kamar mandi, air dari dapur akan dialirkan menuju ke water treatment untuk diolah lagi , sehingga dapat digunakan untuk menyiram tanaman , flushing toilet dan untuk limbah padat akan dialirkan menuju septic tank.

Sistem Pemadaman Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran akan menggunakan Sistem Fire FM200, karena aman untuk manusia, serta benda-benda koleksi pada museum , selain itu juga tidak bau, reaksi terhadap api cepat, dan tidak ada bekas. Alat-lat pemadam kebakaran lainnya adalah panel control, fire detector, smoke detector, heat detector, flame detector yang diletakan pada setiap ruangan bangunan museum Foam fire extinguisher untuk penanggulangan bila terjadi kebakaran yang ditempatkan pada ruang pengelolaan, ruang auditorium, , dan hydrant pilar pda lingkungan bila terjadi kebakaran besar.

Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah pada museum dan pusat pelatihan meditasi Buddha terdapat 3 jenis sistem pembuangan sampah yaitu sampah organic, sampah non-organik, dan sampah kertas, yang kemudian akan dibuang ke TPS kota.

Sistem Telekomunikasi Sistem telekomunikasi dalam bangunan antar ruang akan menggunakan intercom, dan utuk telekomunikasi yang keluar menggunakan PABX (private addres branch exchange)

Sistem Keamanan Sistem keamanan yang diterapakan adalah pengamanan dengan sistem jaga ( security ) dan penggunaan CCTV untuk pengawasan selama 24 jam full yang dipasang dibeberapa titik, dtunjukan pada gambar 4.40:

Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transportasi vertikal yang aan diterapkan akan menggunakan tangga dan ramp, sehingga akan memudahkan pemindahan barang –barang koleksi serta pengunjung yang diffable.

Gambar 4.40CCTV

(20)

xlv

4.3.4

Pemanfaatan Teknologi

Pemanfaatan teknologi yang digunakan pada Museum Wayang di

Kota Surakarta ditunjukkan pada tabel 4.12:

Sistem Teknologi

Keterangan

Light Shelves

Penggunaan

Light

Shelves

untuk

memantulkan

cahaya

matahari ke dalam ruangan.

Rain Harvesting

Penggunaan Rain Harvesting

untuk mengolah air hujan yaitu

dengan menggunakan tandon

air

sehingga

air

dapat

disimpan untuk beberapa waktu

, kemudian dapat digunaka

untuk menyirami tanaman

4.3.5

Program Lokasi dan Tapak

Lokasi Kondisi Tapak yang berada di di Jalan Monongsidi,

Kelurahan Gilingan,Banjarsari Surakarta

(21)

xlvi

a.

Lokasi Existing Tapak Terpilih

Lokasi tapak

Gb.1. Perumahan

warga

Sumber: dok pribadi

Gb.4. Taman monument

mayor achmadi

Sumber: dok pribadi

Gb.7. Jl. Dipanjahitan

Sumber: dok pribadi

Gb.5. Gereja Margoyudan

Sumber: dok pribadi

Gb.2. Jalan Timor

Sumber: dok pribadi

Gb.6. Jl. Raya monongsidi

Sumber: dok pribadi

(22)

xlvii

Batas Tapak

Utara

: Jl.Raya monongsidi, Gereja Margoyudan

Selatan

: Wihara maitriya muni, Jl. Timor

Barat

: Perumahan warga, Jl.abdul muis

Timur

: Jl. Dipanjahitan, Taman monument mayor achmadi

Kondisi Tapak:

9. Tapak berada di Jalan Monongsidi, Kelurahan

Gilingan,Banjarsari Surakarta

10. Luas Tapak: 11.000 m2

11. Kemiringan Tapak : datar

12. Terdapat Utilitas Kota yang berupa tiang listrik, tiang telepon,

saluran kota.

13. Infrastruktur jalan utama bagian depan tapak dengan

perkerasan aspal dengan lebar ± 8 m.

14. Terdapat pendestrian dengan lebar ± 2 m

15. Terdapat jalan gang dengan lebar 3m pada sisi selatan dan

timur

16. Terdapat saluran air kotor dengan lebar ± 60cm dan berfungsi

dengan baik, dengan kedalaman 50 cm.

17. Didalam tapak terdapat rumah-rumah warga

18. Vegetasi kurang

19. Garis Sempadan Bangunan

= 18 m ( Kategori Jalan

Arteri Sekunder)

(23)

xlviii

Catatan Pengamatan:

Gambar

Tabel 4.1 Program Ruang indoor
Tabel 4.3 Kebutuhan Luas  Lahan pada Wayang di Surakarta Sumber : Analisis Pribadi , 2017
Gambar 4.3Pondasi Lajur Beton
Gambar 4.7Kolom  Beton Bertulang
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.3.3 Pengujian tarik pegas daun bekassesudahrekondisi Pengujian tarik ini dilakuakan untuk mengetahui sifat mekanik yaitu kekuatan yield dan kekuatan tarik maksimum dari

Setelah mendapatkan tabel program dan investasi berdasarkan sektor, maka untuk menjamin keterpaduan program bidang Cipta Karya, usulan program-program dikempelompokan

Penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh antara pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berbasis karakter rasa ingin tahu, toleransi dan

Secara umum sebuah sistem basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem

Versi Android awal yang mulai dipakai oleh banyak smartphone, fitur. utama Eclair yaitu perubahan total struktur dan tampilan user

Untuk pengukuran BB/TB didapatkan ibu bekerja kategori shift dengan status gizi balita (BB/TB) terdapat 85 orang dengan perician 18 orang kategori status gizi baik, 67 orang

penerbangan dari Jogjakarta/ terpaksa ditunda// Sementara bagi pesawat yang hendak. mendarat/ juga harus transit terlebih dahulu ke bandara-bandara yang ada di

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat dilihat bahwa masih banyak variasi yang dapat digunakan, maka dilakukan variasi dengan mengubah reaktor menjadi 2 (dua) tingkat