xxvi
BAB IV
PROGRAM ARSITEKTUR
MUSEUM WAYANG DI KOTA SEMARANG
4.1
Konsep Program
4.1.1 Aspek Citra Arsitektural
Bangunan Museum Wayang di Kota Surakarta , didesain
dengan bentuk modern dan monumental namun tetap menerapkan
unsur-unsur arsitektur Jawa sehingga dapat menarik minat
masyarakat untuk datang
4.1.2 Aspek Performance Arsitektural
•
Kinerja pada bangunan atau integritas pada struktur
–
konstruksi
yang
mampu
mendukung
seluruh
aktivitas
bangunan.
•
Penataan dan pengolahan pada kenyamaan sirkulasi dalam
setiap ruang pameran di Museum Wayang Kota Surakarta.
4.1.3 Aspek Fungsi
Sebagai Bangunan Museum Wayang harus dapat mewadahi
kegiatan-kegiatan yang ada ddalam bangunan baik sebagai wadah
konservasi , preservasi , dan dokumentasi maupun sebagai wahan
edukasi dan rekreasi.
4.1.4 Aspek Teknologi
xxvii
yang dilakukan diarea komplek ini dengan memperhatikan dari
aspek lingkungan . sehingga dengan adanya teknologi yang ada
dapat meningkatkan kondisi lingkungan yang baik dan turut
menjaga lingkungan yang sudah ada.
4.1.5 Aspek Ramah Lingkungan
Aspek ramah lingkung yang diterapakan pada Museum
Wayang di Surakarta adalah dengan memanfaatkan penggunaaan
bahan-bahan bangunan lokal yang ramah lingkungan dan dapat
mereduksi panas sehingga dapat memberikan keamanan dan
kenyaman bagi pengguna museum tersebut.
4.2 Tujuan
Perancangan
,
Faktor
Penentu
Perancangan
dan
Persyaratan Perancangan
4.2.1 Tujuan Perancangan
a. Tujuan Umum
a.1 Sebagai tempat museum yaitu sebagai fasIlitas konservasi ,
preservasi, dan dokumentasi.
a.2 Sebagai tempat mengenalkan kebudayaan dengan
metode-metode yang modern.
a.3 Sebagai tempat pusat kegiatan-kegiatan generasi muda di Jawa
Tengah.
xxviii
a.5 Sebagai
tempat
edukasi
kepada
masyarakat
tentang
kebudayaan asli bagsa Indonesia khususnya wayang kepada
masyarakat di Kota Surakarta.
a.6 Sebagai fasilitas penunjang pendidikan dengan adanya fasilitas
perpustakaan, auditorium utuk seminar,ruang pamer temporer,
ruang diskusi /
workshop
serta laboratorium .
b. Tujuan Terhadap Lingkungan
b.1 Menciptakan bangunan museum wayang yang ramah terhadap
lingkungan.
b.2 Dengan adanya bangunan Museum Wayang dapat menjaga
dan melestarikan lingkungan sekitar kompleks bangunan
tersebut.
c. Tujuan Terhadap Arsitektural
c.1 Menciptakan desain bangunan yang mencerminkan bangunan
dengan ciri arsitektur lokal di Indonesia.
c.2 Menciptakan desain bangunan yang dapat merespon iklim yang
ada di Indonesia khususnya pada iklim mikro yang terdapat di
Kota Surakarta.
4.2.2 Faktor Penentu Perancangan (
Design Determinant
)
xxix
d. Konsep Desain yang sesuai dengan Museum Wayang.
4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan (
Design Requirment
)
a. Persyaratan Arsitektur
a.1 Penataan ruang disesuaikan dengan masing-masing fungsi
ruang yang ada.
a.2 Penataan tata letak bangunan yang sesuai dengan fungsi
masing-masing bangunan.
a.3 Bentuk bangunan modern dan monumental namun tetap
mencerminkan dari bentuk bangunan arsitektur Jawa Tengah.
b. Persyaratan Bangunan
b.1 Struktur yang dapat mendukung bangunan Museum Wayang.
b.2 Memiliki pencahayan dan penghawaan yang baik pada setiap
ruang didalam bangunan.
b.3 Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan.
b.4 Memiliki sistem utilitas bangunan yang baik.
c. Persyaratan Konteks Lingkungan
c.1 Lingkungan yang ada harus bersih , nyaman , dan aman dari
gangguan.
c.2 Lokasi memiliki ketenangan dan terhindar dai kebisingan.
c.3 Akses pencapaian menuju lokasi yang mudah.
xxx
c.5 Pemanfaatan bentuk tanah yang berkontur dengan pengolahan
landskap yang berkesinambungan dengan lingkungan sekitar.
4.3
Program Arsitektur
4.3.1 Program Kegiatan
a. Program Ruang Indoor
NAMA FASILITAS BESARAN TOTAL (m2)
Fasilitas Pameran 1850,046
Fasilitas Pengelolaan 861.19
Fasilitas utama 1073.226
Fasilitas perpustakaan 124.762
Fasilitas pelayanan Publik 952.27
LUAS TOTAL 4861.494
b. Program Ruang Outdoor
Kebutuhan besaran ruang outdoor di dalam Museum
Wayang di Kota Surakarta, Jawa tengah ditunjukan oleh tabel
4.7.
NAMA RUANG KAPASITAS (item) STANDAR (m2/item)SUMBER BESARAN(m2)
Parkir Pengelola
Mobil 15 12.5 DA 187.5
Motor 55 2.2 DA 121
Jumlah 308,5
Sirkulasi 100% 308,5
Luas 617
Parkir Pengunjung R. Tiket
Parkir
4 3 SB 12
Bus 3 35 DA 105
Mobil 23 12.5 DA 287.5
Motor 75 2.2 DA 165
Jumlah 554.1
Tabel 4.1 Program Ruang indoor Sumber : Analisis Pribadi , 2017
xxxi
Sirkulasi 100% 554.1
Luas 1179.01
Total Kebutuhan Parkir 1796.01
c. Kebutuhan Luas Lahan pada Museum Wayang
Projek Museum Wayang di Kota Surakarta direncanakan
terdiri dari 2 lantai dengan tujuan mempermudah pergerakan
pengunjung pada bangunan terutama pergerakan secara
horizontal, kebutuhan total luasan ditunjukan dengan tabel 4.8:
xxxii
Nama Area Bangunan
Jumlah Luasan (m
2)
Luas Lahan
6.076.87m
2Luas Total Parkir
1796.01m
2Luas Ruang
4861.494
m
2Luas Lantai Dasar , KDB 40 %
2430,748 m
2Ruang Terbuka Hijau
1.128,028 m
2d. Analisis Site
Penentuan lokasi site untuk projek Museum wayang di
Surakarta , dapat dilihat pada gambar 4.1 :
Luas Tapak Keseluruhan =
11.000 m
2Luas Tapak yang dibutuhkan =
=
6.076.87m
2m
2L
uas Tapak Keseluruhan
lebih Luas dari luasan Tapak
yang dibutuhkan
.
xxxiii
4.3.2 Program Sistem Struktur
Program pemilihan sistem struktur dan enclosure untuk projek
Museum Wayang di Kota Surakarta, Jawa Tengah meggunaan beberapa
pertimbangan yang dapat dilihat pada diagram 4.1 .
Lingkungan
Loaksi site terletak di j. mangonsidi kelurahan gilingan kecamatan Banjarsari kota Surakarta. Ligkungan sekitar tapak terdiri dari permukiman penduduk, , fasilitas pebdidikan, fasilitas ibadah.
Fungsi Bangunan
Projek yang direncanakan adalah sebuah museum wayang yang didakmnya, terdapat fungsi- fungsi yang berbeda (utama dan pendukung).
Faktor-faktor yang digunakan sebagai pertimbangan pemilihan sistem struktur dan enclosure.
Jenis kegiatan
Kegiatan yang ada di Museum wayang antara lain kegiatan rekreasi dan edukasipelayanan publik, pengelolaan ,serta kegiatan servis.
Kondisi Site
Tapak terletak didaerah tidak berkontur, jenis tanah keras yaitu tanah keras. Utilitas pada tapak sudah lengkap dan memadai.
Ketinggian Bangunan, Museum wayang rencananya terdiri dari 2 lantai untuk mempermudah pengunjung dalam mengeplorasi bangunan pameran dan mendukung untuk kegiatan meditasi.
Diagram 4.1 Skema Faktor-faktor yang digunakan sebagai pertimbangan struktur dan enclosure
xxxiv
a. Sistem Struktur
Sistem struktur yang di gunakan pada projek Wayang di Kota
Surakarta adalah struktur rangka. Sistem struktur yang akan digunakan
ditunjukkan pada tabel 4.9 :
SUB STRUCTURE Pondasi Footplat
Pondasi footplat digunakan untuk tanah dengan daya dukung 1,5 – 2 kg / m2 .
Perbandingan campuran beton 1 PC: 3 PS : 5 KR atau 1 PC: 2PS : 3KR, sedangkan untuk beton kedap air 1 PC: 1½PS : 3KR. Ditunjukan dengan gambar 4.2 :
Pondasi Lajur Beton
Pondasi lajur beton merupakan pondasi dangkal yang berfungsi menggantikan pondasi batu belah dan batu kali. Pondasi ini seluruhnya terbuat dari beton bertulang, dan digunakan bila luas penampang pondasi setempat terlalu besar maka dengan cara memanjangkan lajur itu agar tidak terlalu melebar . ditunjukan dengan gambar 4.3:
Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali dibagi menjadi dua macam , yaitu pondasi setempat dan menerus. Pondasi ini dipakai pada bangunan yang memiliki kualitas tanah yang baik dengan ukuran kedalamannya ± 60-80 cm. Bahan pondasi terdiri dari batu kali atau belah ,semen PC dan pasir. Ditunjukan dengan gambar 4.4 :
Pondasi Umpak
Pondasi umpak digunakan untuk bangunan yang memiliki karakteristik jenis rumah panggung , bahan terbuat dari kayu maupun beton bertulang. Ditunjukan dengan gambar 4.5 :
Gambar 4.2Pondasi Foot PLat
Sumber:https:// /proyeksipil.blogspot.co.id
Gambar 4.3Pondasi Lajur Beton Sumber:
https://proyeksipil.blogspot.co.id
Gambar 4.4Pondasi Umpak Sumber:http://wm-site.com Gambar .4.5Pondasi Batu Kali
Sumber:
https://proyeksipil.blogspot.co.id
xxxv MIDDLE STRUCTURE
Struktur Plat Lantai
Struktur plat lantai digunakan pada struktur bangunan, dan ditunjukan dengan gambar 4.6 :
Kolom Beton Betulang
Kolom Struktur Beton Bertulang digunakan pada struktur bangunan, , dan ditunjukan dengan gambar 4.7 :
Dinding
Dinding Batu Bata
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding interior maupun eksterior pada bangunan Museum Wayang di Kota Surakarta pada lantai 1, dan ditunjukan dengan gambar 4.8:
Dinding Batu Bata Ringan (Hebel)
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding interior maupun eksterior pada bangunan Museum Wayang di Kota Surakarta pada lantai 2, dan ditunjukan dengan gambar 4.9 :
Gambar 4.6Plat Lantai Beton Bertulang Sumber:http://ali10wafa.blogspot.co.id
Gambar 4.7Kolom Beton Bertulang
Sumber:http://sma-muhamadiyah.blogspot.co.id
Gambar 4.8Dinding Batu Bata Sumber: hthttp://www.behac.com
xxxvi Dinding Partisi
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding interior khususnya fasilitas pameran dan ruang pengelola, dan ditunjukan pada gambar 4.10:
Kaca Tempered
Digunakan sebagai pilihan pengisi eksterior (curtain wall) atau interior (partisi) pada ruang-ruang, dan ditunjukan pada gambar 4.11 :
GRC
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior maupun interior, dan ditunjukan pada gambar 4.12 :
UPPER STRUCTURE
Kuda-kuda Baja Konvensional Ditunjukan dengan gambar 4.13 :
Kuda-kuda Kayu
Ditunjukan dengan gambar 4.14 : Gambar 4.10Dinding Partisi
Sumber:http://t-masteropik.blogspot.co.id
Gambar 4.11Kaca Tempered Sumber:http://podomoro-upvc.blogspot.co.id
Gambar 4.12GRC Ornamen
Sumber:http://ornamengrcku.blogspot.co.id
Gambar 4.14Kuda-kuda Baja WF
Sumber:https://konstrukasibajabogor.com
Gambar 4.13Kuda-kuda Kayu
xxxvii Atap Joglo
Ditunjukan dengan gambar 4.15 :
Atap Limas
Ditunjukan dengan gambar 4.16 :
Atap Datar
Ditunjukan dengan gambar 4.17 : Gambar 4.15Atap Limas
Sumber:http://ahluldesigners.blogspot.co.i d
Gambar 4.16Atap Joglo
Sumber:http://ideruang.blogspot.co.id
Gambar 4.17Atap Datar
xxxviii
b. Sistem Enclosure
Sistem enclosure yang akan digunakan ditunjukan pada tabel 4.10 :
LANTAI Keramik
Lantai keramik digunakan sebagai salah satu pada ruang-ruang public seperti ruang pamer,lobby, ruang konservasi, ruang pengelolaa, , dapur, kamar mandi, ditunjukan pada gambar 4.18:
Lantai Geranit
Digunakan sebagai pilihan pada, lobby / hall. ditunjukan pada gambar 4.19:
Lantai Beton Expoxy
Digunakan sebagai pilihan lantai pada ruang publik seperti ruang pamer,lobby, ruangkonservasi-preservasi, gudang, ruang MEE, Ditunjukan pada gambar 4.20:
Lantai Parket Kayu
Digunakan sebagai pilihan penutup lantai pada ruang pamer indoor , ruang ibadah,. Ditunjukan pada gambar 4.21:
Paving & Grass Block
Digunakan pada area parkir, taman dan lantai outdoor, ditunjukan pada gambar 4.22:
Gambar 4.18Lantai Keramik
Sumber:http:muhamadiyah.blogspot.co.id
Gambar 4.19Lantai Granit Sumber:https://www.alibaba.com
Gambar .4.20Lantai Beton Expoxy
Sumber: http:// finishingfloorhardener.com Gambar 4.21Lantai Parket Kayu Sumber:http://blogrumahminimalis.we b.id
xxxix DINDING
ACP
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior. Ditunjukkan pada 4.23:
Cat Tembok
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior maupun interior, dan ditunjukan pada gambar 4.24:
Batu Alam
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding eksterior maupun interior, dan ditunjukan pada gambar 4.25 :
Wallpaper Dinding
Digunakan sebagai pilihan penutup dinding maupun interior
,
dan ditunjukan pada gambar 4.26 :PLAFOND
Plafond Gypsum Plafond Akustik Tile
Gambar 4.22Paving & Grass Block
Sumber:http://blogruma hminimalis.web.id/2015 /12/lantai-
Gambar 4.23ACP (Alumunium Composit Panel)
Gambar 4.24Cat Tembok Sumber:http://indoprice.net
Gambar 4.25Batu Alam Sumber:
http://www.batualamgunungsewu.com
xl Digunakan sebagai pilihan penutup plafond
pada ruag pamer, ruang pengelola perpustakaan, toilet, ruang, dan ditunjukan pada gambar 4.27 :
Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruang yang membutuhkan perlakuan akustik
sperti ruang
auditoriumruangditunjukan pada gambar 4.28 :
Plafond Alumunium Composit
Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruang pameran , lobby, dan ditunjukkan pada gambar 4.29:
Plafond GRC
Digunakan sebagai pilihan penutup plafond pada ruang pameran , lobby, , dan ditunjukkan pada gambar 4.30: Gambar 4.27Plafond Gypsum
Board
Sumber:https://rikaarba.wordpress.co m
Gambar 4.28Plafond Akustik Tile Sumber:https://www.tokopedia.com
Gambar 4.29Plafond Alumunium Sumber:http://jadhomes.com
Gambar 4.30Plafond GRC
xli
4.3.3
Program Sistem Utilias
Program sistem utilitas ditunjukan pada tabel 4.11
Sistem Utilitas Keterangan
Sistem Pencahayaan Pencahayaan pada area museum wayang ini akan digunakan bebrapa sistem pencahayaan , antara lain :
• Pencahayaan alami , berasal dari jendela dan skylight., ditunjukkan pada gamabr 4.31
• Pencahayaan Buatan, digunakan pada fasilitas kantor yaitu menggunakan jenis lampu balok atau neon, pada ruang reparasi, ruang ibadah dan laboratorium menggunakan pencahayaan setempat yaitu lampu downlight . Pada ruang pameran digunakan pada ruang pameran yaitu pencahayaan aksen yang digunakan untuk menerangi benda-benda koleksi. Lampu pada ruang pameran antara lain lampu uplight, lampu downlight, dan lampu spotlight. .
Gambar 4.31Sistem Pencahayaan Alami Sumber:http://www.kajianpustaka.com
Gambar 4.32Down Light
xlii Sistem Penghawaan Penghawaan pada Museum Wayang di Kota
Surakarta menggunakan sistem penghawaan alami dan sistem penghawaan buatan. Penghawaan alami diterapkan pada ruang obby/ hall. Caffetaria,rest area, dan juga beberapa ruang menggunakan sitem penghawaan alami ventilasi silang.
Penghawaan buatan digunakan pada ruang pamer, ruang penyimpanan koleksi, , ruang audiotorium, , kamar mandi indoor, dan kamar tamu. Yang ditunjukan pada gambar 4.36 dan 4.37
Gambar 4.33SpotLight
Sumber: http://feryabiel.blogspot.co.id
Gambar 4.34Lampu Dekoratif
Sumber: https://indonesian.alibaba.com
Gambar 4.35Lampu Neon / Bak
xliii Sistem Akustik Sistem akustik diterapkan pada, ruang auditorium,
Sistem akustik yang digunakan adlah menggunakan material yang dapat meredam kebisingan seperti menggunakan karpet, rock wool sebagai pelapis lantai, dinding dan akustik tile pada plafond, yang ditunjukkan pada gambar 4.38 dan gambar 4.39
Sistem Elektrikal Sistem eletrikal menggunakan daya listrik dari PLN, namun bila terjadi pemadaman listrik akan akan menggunakan genset sebagai pengganti listrik PLN. Sistem Jaringan Air
Bersih
Sistem distribusi air bersih berasal dari sumur dan PDAM, pendistribusian air menggunakan sistem Downfeed. Sedangkan pemakaian rain harvesting yang berasal dari air hujan digunakan untuk
Gambar 4.36AC Split http://rumah73.com
Gambar 4.37AC Central
http://pekerja-jenius.blogspot.co.id
Gambar4.38 Rockwool https://indonesian.alibaba.com
xliv menyiram tanaman
Sistem Jaringan Air Kotor Air kotor yang berasal dari air hujan, air kamar mandi, air dari dapur akan dialirkan menuju ke water treatment untuk diolah lagi , sehingga dapat digunakan untuk menyiram tanaman , flushing toilet dan untuk limbah padat akan dialirkan menuju septic tank.
Sistem Pemadaman Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran akan menggunakan Sistem Fire FM200, karena aman untuk manusia, serta benda-benda koleksi pada museum , selain itu juga tidak bau, reaksi terhadap api cepat, dan tidak ada bekas. Alat-lat pemadam kebakaran lainnya adalah panel control, fire detector, smoke detector, heat detector, flame detector yang diletakan pada setiap ruangan bangunan museum Foam fire extinguisher untuk penanggulangan bila terjadi kebakaran yang ditempatkan pada ruang pengelolaan, ruang auditorium, , dan hydrant pilar pda lingkungan bila terjadi kebakaran besar.
Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah pada museum dan pusat pelatihan meditasi Buddha terdapat 3 jenis sistem pembuangan sampah yaitu sampah organic, sampah non-organik, dan sampah kertas, yang kemudian akan dibuang ke TPS kota.
Sistem Telekomunikasi Sistem telekomunikasi dalam bangunan antar ruang akan menggunakan intercom, dan utuk telekomunikasi yang keluar menggunakan PABX (private addres branch exchange)
Sistem Keamanan Sistem keamanan yang diterapakan adalah pengamanan dengan sistem jaga ( security ) dan penggunaan CCTV untuk pengawasan selama 24 jam full yang dipasang dibeberapa titik, dtunjukan pada gambar 4.40:
Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal yang aan diterapkan akan menggunakan tangga dan ramp, sehingga akan memudahkan pemindahan barang –barang koleksi serta pengunjung yang diffable.
Gambar 4.40CCTV
xlv
4.3.4
Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan teknologi yang digunakan pada Museum Wayang di
Kota Surakarta ditunjukkan pada tabel 4.12:
Sistem Teknologi
Keterangan
Light Shelves
Penggunaan
Light
Shelves
untuk
memantulkan
cahaya
matahari ke dalam ruangan.
Rain Harvesting
Penggunaan Rain Harvesting
untuk mengolah air hujan yaitu
dengan menggunakan tandon
air
sehingga
air
dapat
disimpan untuk beberapa waktu
, kemudian dapat digunaka
untuk menyirami tanaman
4.3.5
Program Lokasi dan Tapak
Lokasi Kondisi Tapak yang berada di di Jalan Monongsidi,
Kelurahan Gilingan,Banjarsari Surakarta
xlvi
a.
Lokasi Existing Tapak Terpilih
Lokasi tapak
Gb.1. Perumahan
warga
Sumber: dok pribadi
Gb.4. Taman monument
mayor achmadi
Sumber: dok pribadi
Gb.7. Jl. Dipanjahitan
Sumber: dok pribadi
Gb.5. Gereja Margoyudan
Sumber: dok pribadi
Gb.2. Jalan Timor
Sumber: dok pribadi
Gb.6. Jl. Raya monongsidi
Sumber: dok pribadi
xlvii
Batas Tapak
Utara
: Jl.Raya monongsidi, Gereja Margoyudan
Selatan
: Wihara maitriya muni, Jl. Timor
Barat
: Perumahan warga, Jl.abdul muis
Timur
: Jl. Dipanjahitan, Taman monument mayor achmadi
Kondisi Tapak:
9. Tapak berada di Jalan Monongsidi, Kelurahan
Gilingan,Banjarsari Surakarta
10. Luas Tapak: 11.000 m2
11. Kemiringan Tapak : datar
12. Terdapat Utilitas Kota yang berupa tiang listrik, tiang telepon,
saluran kota.
13. Infrastruktur jalan utama bagian depan tapak dengan
perkerasan aspal dengan lebar ± 8 m.
14. Terdapat pendestrian dengan lebar ± 2 m
15. Terdapat jalan gang dengan lebar 3m pada sisi selatan dan
timur
16. Terdapat saluran air kotor dengan lebar ± 60cm dan berfungsi
dengan baik, dengan kedalaman 50 cm.
17. Didalam tapak terdapat rumah-rumah warga
18. Vegetasi kurang
19. Garis Sempadan Bangunan
= 18 m ( Kategori Jalan
Arteri Sekunder)
xlviii
Catatan Pengamatan: