• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Wilayah ini termasuk ke dalam Provinsi DKI Jakarta. Lokasinya berada antara 06°00’40” dan 05°54’40” Lintang Selatan serta 106°40’45” dan 109°01’19” Bujur Timur. Luas daratan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 864,59 Ha (8,76 Km2) dan luas perairan mencapai 474.562 Ha (4.745,62 Km2). Jumlah keseluruhan pulau yang ada di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mencapai 110 buah dengan 11 pulau diantaranya merupakan pulau pemukiman. Dari 110 buah pulau yang ada, empat pulau diantaranya telah tenggelam yaitu Pulau Dapur, Pulau Nyamuk Besar, Pulau Ubi Besar dan Pulau Ubi Kecil. Pulau Untung Jawa merupakan pulau berpenghuni yang terletak paling selatan (paling dekat dengan Jakarta) sedangkan pulau yang terletak paling utara adalah Pulau Sebira dengan jarak sekitar 150 Km dari Jakarta. Adapun batas wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu secara fisik, yaitu :

- Sebelah Utara : Laut Jawa atau Selat Sunda. - Sebelah Timur : Laut Jawa.

- Sebelah Selatan : Kecamatan Cengkareng, Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Koja, Cilincing dan Tangerang.

- Sebelah Barat : Laut Jawa atau Selat Sunda.

Topografi Kepulauan Seribu rata-rata landai dengan ketinggian mencapai dua meter di atas permukaan laut. Luas daratan masing-masing pulau terpengaruh oleh adanya pasang surut yang mencapai 1-1,5 meter di atas Pelabuhan Tanjung Priok. Tipe iklim di 11 pulau pemukiman adalah iklim tropika panas dengan suhu maksimum 32°C, suhu minimum 21,6°C dan suhu rata-rata 27°C dengan kelembaban udara 80 persen. Kelembaban nisbi rata-rata berkisar antara 75 persen sampai 99 persen dan tekanan udara rata-rata antara 1009-1011 mb. Secara umum keadaan laut mempunyai kedalaman yang berbeda-beda yaitu berkisar antara 1-40 meter. Hanya ada dua tempat yang mempunyai kedalaman lebih dari

(2)

40 meter (mencapai 70 meter), yaitu sekitar Pulau Payung dan Pulau Tikus atau Pulau Pari.

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2001 tentang pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu resmi terbentuk dan efektif melaksanakan tugas-tugasnya dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di Kepulauan Seribu. Sebelum menjadi Kabupaten Administrasi pada tahun 2001, wilayah Kepulauan Seribu merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kotamadya Jakarta Utara. Khusus untuk Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu telah diatur dalam UU No. 34 tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah khusus Ibukota Jakarta. Sebuah pemerintah provinsi daerah berubah menjadi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maka otonomi tetap berada pada tingkat provinsi bukan pada wilayah kota. Kemudian wilayah DKI Jakarta menjadi enam yaitu lima wilayah Kotamadya dan satu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. PP Nomor 55 Tahun 2001 menjelaskan tentang Pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang isinya menjelaskan tentang peningkatan status Kecamatan Kepulauan Seribu menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, dimana Kabupaten ini terdiri dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, serta Kepala Pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dipimpin oleh Bupati yang bertanggung jawab kepada Gubernur. Kedudukan Bupati, Camat dan Lurah yang terdapat di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta adalah semata-mata merupakan pembantu dan alat pelaksana dari Gubernur Kepala Daerah.

Ibukota Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu berada di Pulau Pramuka. Secara administratif, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dibagi menjadi dua kecamatan dan enam kelurahan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, berkedudukan di Pulau Kelapa dan terdiri dari tiga kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Kelapa, Kelurahan Pulau Harapan dan Kelurahan Pulau Panggang, serta Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, berkedudukan di Pulau Tidung Besar, dan terdiri dari tiga kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Pari dan Kelurahan Pulau Untung Jawa. Jumlah pulau

(3)

berdasarkan kelurahan di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Pulau Berdasarkan Kelurahan di Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Tahun 2011

Kecamatan dan Kelurahan Jumlah Pulau

Kecamatan Kepulauan Seribu Utara 1.

2. 3.

Kelurahan Pulau Panggang Kelurahan Pulau Harapan Kelurahan Pulau Kelapa

13 30 36 Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan

1. 2. 3.

Kelurahan Pulau Untung Jawa Kelurahan Pulau Tidung Kelurahan Pulau Pari

15 6 10

Jumlah 110

Sumber : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu, April 2001.

Peruntukan lahan atau pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu diantaranya adalah untuk lahan pemukiman sebanyak 11 pulau. Kemudian untuk rekreasi dan pariwisata sebanyak 45 pulau, untuk PHU penghijauan sebanyak 26 pulau, untuk cagar alam sebanyak 17 pulau dan cagar budaya sebanyak tiga pulau bersejarah. Peruntukan lainnya adalah untuk PHB dengan peruntukan khusus sebanyak empat pulau serta satu pulau untuk Bandar Udara.

Visi pembangunan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah “Kepulauan Seribu Sebagai Ladang dan Taman Kehidupan Bahari yang Berkelanjutan” dengan misi : (1) Mewujudkan wilayah Kepulauan Seribu sebagai kawasan wisata bahari yang lestari, (2) Menegakkan hukum yang terkait dengan pelestarian lingkungan kebaharian dan segala aspek kehidupan, (3) Meningkatkan melalui pemberdayaan masyarakat Kepulauan Seribu, dan (4) Mengubah kecenderungan perkembangan melalui terobosan politis maupun substantif, khususnya kebijakan kependudukan. Sesuai dengan visi dan misi tersebut, maka tujuan pembangunan wilayahnya adalah : (1) Terwujudnya kelestarian Kepulauan Seribu sebagai satu kesatuan gugus ekosistem, (2) Terwujudnya kelestarian dan berkembangnya fungsi sumberdaya kelautan, (3) Berkembangnya pariwisata Kepulauan yang berkualitas dan berkelanjutan, (4) Terkendalinya pertumbuhan dan meningkatnya kualitas kehidupan SDM, dan (5) Terciptanya kenyamanan dan kemudahan melalui pengadaan sarana dan prasarana kepulauan.

(4)

4.2 Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu

Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu terletak di dalam wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Secara administratif, Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu termasuk dalam Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yaitu Kelurahan Pulau Panggang, Pulau Kelapa, dan Pulau Harapan. Bila dilihat secara geografis, maka Taman Nasional ini terletak pada 5o24’ – 5o45’ Lintang Selatan dan 106o25’ – 106o40’ Bujur Timur serta mencakup luas 107.489 Ha (berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002), yang terdiri dari wilayah perairan laut seluas 107.489 Ha (sekitar 22,65 persen dari luas perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu) dan dua pulau (Pulau Penjaliran Barat dan Pulau Penjaliran Timur) seluas 39,50 Ha. Pulau-pulau lain (wilayah daratan) yang berjumlah 108 tidak termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Namun jumlah pulau yang wilayah perairannya berada di Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu berjumlah 76 buah dimana 20 buah pulau diantaranya dikembangkan untuk pulau wisata, enam buah pulau dihuni penduduk dan sisanya dikuasai perorangan atau badan usaha.

Kepulauan Seribu ditetapkan menjadi Taman Nasional Laut dengan beberapa pengaturan dari Pemerintah Pusat diantaranya melalui :

1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 527/Kpts/Um/7/1982 tanggal 21 Juli 1982, yang menunjukkan wilayah seluas 108.000 Ha Kepulauan Seribu

sebagai Cagar Alam dengan nama Cagar Alam Laut Pulau Seribu.

2. SK Menteri Kehutanan Ab 161/Kpts-II/95, tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam Laut Kepulauan Seribu Seluas 108 Ha menjadi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

3. Keputusan Direktur Taman Nasional dan Hutan Wisata Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Departemen Kehutanan Nomor 02/VI/TN-2/SK/1986 tanggal 19 April 1986 tentang Pembagian Zona di Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

4. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 162/Kpts-II/1995 tanggal 21 Maret 1995 tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam Laut Kepulauan Seribu yang terletak di Kotamadya Daerah Tingkat II Jakarta Utara Daerah Khusus Ibukota Jakarta

(5)

seluas kurang lebih 108.000 Ha Menjadi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

5. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 220/Kpts-II/2000 tanggal 2 Agustus 2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Provinsi Daerah Ibukota Jakarta seluas 108.475,45 Ha.

6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002 tanggal 13 Juni 2002 tentang Penetapan KPA Perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu seluas 107.489 Ha di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Didasarkan atas berita acara tata batas KPA perairan Taman Nasional Kepulauan Seribu oleh Bupati Administrasi Kepulauan Seribu pada tahun 2001.

7. Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.05/IV-KK/2004 tentang Pembagian Zona Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu.

8. Dalam rangka optimalisasi pengelolaan Taman Nasional sesuai dengan kekhasannya maka Direktorat Jenderal Perlindungan dan Kawasan Alam menetapkan di Taman Nasional model, melalui Keputusan Direktur Jenderal Nomor SK. 69/IV-Set/HO/2006 dan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu merupakan salah satu Taman Nasional Model.

Terdapat empat zona pengelolaan di wilayah Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu diantaranya adalah Zona Inti, Zona Perlindungan, Zona Pemanfaatan Wisata dan Zona Permukiman.

1. Zona Inti (4.449 Ha) adalah bagian kawasan taman nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia. Terdapat 3 Zona Inti yaitu Zona Inti I (1.389 Ha) meliputi perairan sekitar Pulau Gosong Rengat dan Karang Rengat pada posisi geografis 5°27'00" - 5°29'00" LS dan 106°26'00" - 106°28'00" BT, yang merupakan perlindungan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan ekosistem terumbu karang. Zona Inti II (2.490 Ha) meliputi Pulau Penjaliran Barat dan Penjaliran Timur serta perairannya, dan perairan sekitar Pulau Peteloran Timur,

Peteloran Barat, Buton, dan Gosong Penjaliran, pada posisi 5°26'36" - 5°29'00" LS dan106°32'00" - 106°36'00" BT yang merupakan

(6)

perlindungan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), ekosistem terumbu karang, dan ekosistem hutan mangrove. Zona Inti III (570 Ha) meliputi perairan sekitar Pulau Kayu Angin Bira, Belanda dan bagian utara Pulau Bira Besar, pada posisi 5°36'00"-5°37'00" LS dan 106°33'36"-106°36'42" BT,

yang merupakan perlindungan perlindungan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan ekosistem terumbu karang. Pengelolaan dalam

Zona Inti hanya dapat dilakukan kegiatan seperti pendidikan, penelitian, dan penunjang budidaya, monitoring SDA hayati dan ekosistemnya serta membangun sarana prasarana untuk monitoring yang tidak merubah bentang alam.

2. Zona Perlindungan (26.284,50 Ha) adalah bagian kawasan taman nasional yang berfungsi sebagai penyangga zona inti taman nasional. Zona Perlindungan meliputi perairan sekitar Pulau Dua Barat, Dua Timur, Jagung, Gosong Sebaru Besar, Rengit, dan Karang Mayang, pada posisi geografis 5°24'00"-5°30'00" LS dan 106°25'00"-106°40'00" BT, dan daratan Pulau Penjaliran Barat dan Penjaliran Timur seluas 39,5 Ha. Pengelolaan dalam Zona Perlindungan, dapat dilakukan kegiatan seperti pendidikan, penelitian, wisata terbatas, dan penunjang budidaya, membangun sarana prasarana untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan wisata terbatas, yang tidak merubah bentang alam serta pembinaan habitat, pembinaan populasi, dan pemanfaatan jasa lingkungan.

3. Zona Pemanfaatan Wisata (59.634,50 Ha) adalah bagian kawasan taman nasional yang dijadikan sebagai pusat rekreasi dan kunjungan wisata. Zona Pemanfaatan Wisata meliputi perairan sekitar Pulau Nyamplung, Sebaru Besar, Lipan, Kapas, Sebaru Kecil, Bunder, Karang Baka, Hantu Timur, Hantu Barat, Gosong Laga, Yu Barat atau Besar, Yu Timur, Satu atau Saktu, Kelor Timur, Kelor Barat, Jukung, Semut Kecil, Cina, Semut Besar, Sepa Timur atau Kecil, Sepa Barat atau Besar, Gosong Sepa, Melinjo, Melintang Besar, Melintang Kecil, Perak, Kayu Angin Melintang, Kayu Angin Genteng, Panjang, Kayu Angin Putri, Tongkeng, Petondan Timur, Petondan Barat atau Pelangi, Putri Kecil atau Timur, Putri Barat atau Besar, Putri Gundul, Macan Kecil, Macan Besar atau

(7)

Matahari, Genteng Besar, Genteng Kecil, Bira Besar, Bira Kecil, Kuburan Cina, Bulat, Karang Pilang, Karang Ketamba, Gosong Munggu, Kotok Besar, dan Kotok Kecil, pada posisi geografis 5°30'00"-5°38'00" LS dan 106°25'00"-106°40'00" BT, dan 5°38'00"-5°45'00" LS dan 106°25'00"-106°33'00" BT. Pengelolaan dalam Zona Pemanfaatan Wisata dapat berupa pemanfaatan kawasan dan potensi dalam bentuk kegiatan penelitian, pendidikan dan wisata alam atau bahari, pengusahaan wisata alam atau bahari oleh dunia usaha, penangkaran jenis untuk menunjang kegiatan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan restocking. Membangun sarana prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan dan wisata alam atau bahari, yang tidak merubah bentang alam, pembinaan habitat, pembinaan populasi, dan pemanfaatan jasa lingkungan serta pemanfaatan tradisional.

4. Zona Permukiman (17.121 Ha)adalah bagian kawasan taman nasional yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan perumahan penduduk masyarakat. Zona Permukiman meliputi Pulau Pemagaran, Panjang Kecil, Panjang, Rakit Tiang, Kelapa, Harapan, Kaliage Besar, Kaliage Kecil, Semut, Opak Kecil, Opak Besar, Karang Bongkok, Karang Congkak, Karang Pandan, Semak Daun, Layar, Sempit, Karya, Panggang, dan

Pramuka, pada posisi geografis 5°38'00"-5°45'00" LS dan 106°33'00"-106°40'00" BT. Pengelolaan dalam Zona Permukiman, dapat

dilakukan kegiatan seperti pemanfaatan kawasan dan potensi dalam bentuk kegiatan penelitian, pendidikan dan wisata alam atau bahari, pengusahaan wisata alam atau bahari oleh dunia usaha, penangkaran jenis untuk menunjang kegiatan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan restocking. Hal lainnya adalah membangun sarana prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan dan wisata alam atau bahari, yang tidak merubah bentang alam, pembinaan habitat dan pembinaan populasi, serta pemanfaatan jasa lingkungan. Pemanfaatan tradisional serta budidaya kelautan alami tradisional.

(8)

4.3 Kelurahan Pulau Panggang 4.3.1 Kondisi Geografis

Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau yang berada pada bagian tengah gugusan Kepulauan Seribu dan masuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang. Kelurahan Pulau Panggang sendiri merupakan bagian dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dengan luas 62,10 Ha dan terdiri dari 13 pulau. Dua pulau diperuntukkan untuk pemukiman yaitu Pulau Panggang dan Pulau Pramuka; enam pulau diperuntukkan untuk peristirahatan yaitu Pulau Karang Bongkok, Pulau Karang Congkak, Pulau Air Besar, Pulau Gosong Sekati, Pulau Gosong Pandan dan Pulau Opak Kecil; dua pulau untuk PHU (Perlindungan Hutan Umum) dan PHKA (Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam) yaitu Pulau Semak Daun dan Pulau Kotok Kecil; satu pulau untuk pariwisata yaitu Pulau Kotok Besar; satu pulau untuk perkantoran (Kantor Teknis Suku Dinas dan Seksi, serta Kantor Kepolisian Resort Kepulauan Seribu) dan TPU (Tempat Pemakaman Umum) yaitu Pulau Karya; serta satu pulau untuk mercusuar yaitu Pulau Peniki. Daftar nama dan luas pulau-pulau di Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Nama dan Luas Pulau-pulau di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

No. Nama Pulau Luas Keterangan

1. Pulau Panggang 9,00 Ha Pemukiman

2. Pulau Pramuka 16,00Ha Pemukiman

3. Pulau Karya 6,00 Ha Perkantoran dan TPU

4. Pulau Peniki 3,00 Ha Navigasi

5. Pulau Karang Bongkok 0,50 Ha Peristirahatan

6. Pulau Karang Congkak 0,60 Ha Peristirahatan

7. Pulau Kotok Besar 20,75 Ha Pariwisata

8. Pulau Air Besar 2,90 Ha Peristirahatan

9. Pulau Gosong Sekati 0,20 Ha Peristirahatan

10. Pulau Semak Daun 0,75 Ha PHKA

11. Pulau Gosong Pandan 0,20 Ha Peristirahatan

12. Pulau Opak Kecil 1,10 Ha Peristirahatan

13. Pulau Kotok Kecil 1,30 Ha PHU

Jumlah 62,10 Ha

Sumber : Profil Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011.

Kelurahan Pulau Panggang memiliki topografi datar hingga landai dengan ketinggian satu meter di atas permukaan laut. Luas daratan dapat berubah oleh

(9)

pasang-surut dengan ketinggian pasang antara 1-1,5 meter. Berdasarkan morfologi pulau, maka wilayah Kelurahan Pulau Panggang merupakan dataran rendah pantai dengan perairan laut ditumbuhi karang yang membentuk atoll maupun karang penghalang. Suhu udara rata-rata di wilayah ini adalah 27oC – 32oC. Jarak Kelurahan Pulau Panggang dari Pusat Kantor Kecamatan Kepulauan Seribu Utara adalah 9 Km. Jarak dari Pusat Kantor Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah 2 Km dan jarak dari Pusat Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta adalah 74 Km. Pulau-pulau dalam Kelurahan Pulau Panggang dapat dicapai melalui perjalanan laut dengan perahu motor tradisional dari pelabuhan nelayan Muara Angke, Muara Baru, Rawasaban, Muara Kamal, Keronjo dan Maok ataupun dengan perahu motor cepat (speedboat) dari dermaga kapal Marina Ancol di Taman Impian Jaya Ancol. Batas wilayah Kelurahan Pulau Panggang yaitu :

1. Sebelah Utara : 05’41’41”LS-05’41’41”LS 2. Sebelah Selatan : 106’44’50”BT

3. Sebelah Barat : 106’19’30”BT

4. Sebelah Timur : 05’47’00”LD-05’45’14”LS

Keadaan angin di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh angin monsoon yang secara garis besar dapat dibagi menjadi Angin Musim Barat (Desember-Maret) dan Angin Musim Timur (Juni-September). Musim pancaroba terjadi antara bulan April-Mei dan Oktober-November. Kecepatan angin pada Musim Barat bervariasi antara 7 - 20 knot per jam yang umumnya bertiup dari Barat Daya sampai Barat

Laut, sedangkan pada Musim Timur kecepatan angin berkisar antara 7-15 knot per jam yang bertiup dari arah Timur sampai Tenggara. Musim hujan

biasanya terjadi antara Bulan November-April dengan hujan antara 10-20 hari/ bulan. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Januari dengan total

curah hujan tahunan sekitar 1.700 mm. Pada saat musim kemarau (bulan Mei hingga Oktober) juga terdapat hujan dengan jumlah hari antara 4-10 hari/bulan. Curah hujan terkecil terjadi pada bulan Agustus.

4.3.2 Kondisi Sosial Ekonomi

Berdasarkan data Demografi Kelurahan Pulau Panggang bulan Februari 2011 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kelurahan Pulau Panggang adalah

(10)

5.751 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebesar 2.928 jiwa dan perempuan 2.823 jiwa. Kelurahan Pulau Panggang sendiri terdiri dari 5 RW dan 29 RT. Sebanyak 3 RW dan 21 RT berada di Pulau Panggang dan sisanya 2 RW dan 8 RT berada di Pulau Pramuka. Wilayah Pulau Panggang digunakan seluruhnya untuk pemukiman penduduk, sedangkan wilayah Pulau Pramuka selain digunakan untuk pemukiman terdapat juga kantor kabupaten, sekolah dan perkantoran lainnya. Rincian jumlah RT di setiap RW Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah RT di Setiap RW Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

NO. RW JML. RT KETERANGAN

1 01 7 Pulau Panggang bagian barat, lingkungan pemukiman

penduduk.

2 02 7 Pulau Panggang bagian tengah, lingkungan pemukiman

penduduk.

3 03 7 Pulau Panggang bagian timur, lingkungan pemukiman

penduduk.

4 04 4

Pulau Pramuka bagian utara, lingkungan pemukiman penduduk, rumah dinas, rumah sakit, penginapan, TPI dan PHKA.

5 05 4

Pulau Pramuka bagian selatan, lingkungan pemukiman penduduk, kabupaten, sekolah, asrama, perhubungan dan DEPAG.

Jumlah 29

Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari 2011.

Dari data pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa Pulau Panggang dibagi ke dalam tiga kawasan yaitu Pulau Panggang bagian Barat, Tengah dan Timur dengan masing-masing kawasan (per RW) terdapat sebanyak 7 RT, sedangkan Pulau Pramuka dibagi ke dalam dua kawasan yaitu Pulau Pramuka bagian Utara dan Selatan dengan masing-masing kawasan (per RW) terdapat sebanyak 4 RT.

Terdapat sekitar 1.468 kepala keluarga di wilayah Kelurahan Pulau Panggang dengan jumlah kepala keluarga laki-laki sebanyak 1.320 dan

kepala keluarga perempuan sebanyak 148. Jumlah kepala keluarga di Pulau Panggang adalah sekitar 1.033 dengan rincian sebanyak 930 kepala

keluarga merupakan kepala keluarga laki-laki dan sisanya 103 merupakan kepala keluarga perempuan, sedangkan jumlah kepala keluarga di Pulau Pramuka adalah

(11)

sekitar 435 kepala keluarga dengan rincian sebanyak 390 kepala keluarga merupakan kepala keluarga laki-laki dan sisanya 45 merupakan kepala keluarga perempuan. Jumlah kepala keluarga terbanyak berada di RW 03 yaitu sebanyak 379 kk sedangkan jumlah kepala keluarga tersedikit berada di RW 04 sebanyak 183 kk. Jumlah penduduk di tiap RW Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk di Tiap RW Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

No. RW KK JML. Dewasa Anak-Anak JML. JML.

Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

PULAU PANGGANG = 4.075 Jiwa

1. 01 327 35 362 284 278 443 440 727 718 1.445

2 02 256 36 292 270 265 419 413 689 678 1.367

3. 03 347 32 379 247 240 416 360 663 600 1.263

PULAU PRAMUKA = 1.676 Jiwa

4. 04 162 21 183 129 126 220 217 349 343 692

5. 05 228 24 252 208 194 292 290 500 484 984

JUMLAH 1.320 148 1.468 1.138 1.103 1.790 1.720 2.928 2.823 5.751

Keterangan : Lk = laki-laki ; Pr = Perempuan

Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari 2011.

Berdasarkan data jumlah penduduk di tiap RW yang disajikan pada Tabel 4 maka dapat dilihat bahwa penduduk di Pulau Panggang tergolong lebih padat yaitu sebanyak 4.075 jiwa dibandingkan di Pulau Pramuka yaitu sebanyak 1.676 jiwa. Penduduk terpadat berada di RW 01 dengan jumlah sebesar 1.445 jiwa, sedangkan penduduk tersedikit berada di RW 04 dengan jumlah sebesar 692 jiwa. Selain itu, berdasarkan komposisi penduduk laki-laki dan perempuan, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yaitu jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.928 jiwa

(12)

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 00 – 04 05 – 09 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 > 75 Laki-Laki Perempuan Jumlah sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2.823 jiwa. Jumlah penduduk baik dewasa maupun anak-anak terbanyak berada di RW 01 dengan komposisi 727 laki-laki (terdiri dari 284 laki-laki dewasa dan 443 laki-laki anak-anak) dan 718 perempuan (terdiri dari 278 perempuan dewasa dan 440 perempuan anak-anak). Jumlah penduduk tersedikit baik dewasa maupun anak-anak berada di RW 04 dengan komposisi 349 laki-laki (terdiri dari 129 laki-laki dewasa dan 220 laki-laki anak-anak) dan 343 perempuan (terdiri dari 126 perempuan dewasa dan 217 perempuan anak-anak).

Hal lainnya adalah bahwa jumlah penduduk anak-anak jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dewasa yaitu sebanyak 3.510 jiwa dengan jumlah anak-anak laki-laki sebanyak 1.790 jiwa dan anak-anak perempuan sebanyak 1.720 jiwa, sedangkan jumlah penduduk dewasa yaitu sebanyak 2.241 jiwa dengan jumlah laki-laki dewasa sebanyak 1.138 jiwa dan jumlah perempuan dewasa sebanyak 1.103 jiwa. Data jumlah penduduk menurut umur di Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

Berdasarkan grafik jumlah penduduk menurut umur pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak berada pada rentang umur 0 – 04 tahun yaitu sebanyak 930 jiwa. Dari grafik juga dapat dilihat bahwa penduduk laki-laki

(13)

hampir di setiap rentang umur memiliki jumlah yang lebih banyak daripada penduduk perempuan kecuali pada umur lebih dari 75 tahun.

Bila dilihat jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Pulau Panggang dari data pada Tabel 5, dapat dikatakan bahwa pendidikan masyarakat Kelurahan Pulau Panggang masih relatif rendah. Hal ini karena sebagian besar masyarakat di Kelurahan ini (688 jiwa) merupakan lulusan SD. Selain itu masih ada 42 jiwa yang tidak menamatkan pendidikannya di Sekolah Dasar dan hanya ada 103 jiwa yang menamatkan pendidikan di perguruan tinggi. Data lainnya yaitu terdapat 310 jiwa yang menamatkan pendidikan di SLTP dan 145 jiwa yang menamatkan pendidikan di SMA. Sumberdaya manusia di Kelurahan ini masih tergolong memprihatinkan sehingga perlu peningkatan dan perhatian yang serius terutama dari Dinas Pendidikan.

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

No. Pendidikan Laki - Laki Perempuan Jumlah Persen

1. Tidak Sekolah 0 0 0 0 2. Tidak Tamat SD 20 22 42 3,3 3. Tamat SD 370 318 688 53,4 4. Tamat SLTP 180 130 310 24,1 5. Tamat SLTA 140 145 145 11,3 6. Tamat PT 66 37 103 7,9 Jumlah 776 652 1.288 100,0

Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari 2011.

Berdasarkan mata pencaharian, data Kelurahan Pulau Panggang mencatat bahwa penduduk Pulau Panggang mayoritas bermatapencaharian nelayan, sedangkan penduduk Pulau Pramuka umumnya bermatapencaharian sebagai pedagang, pegawai kantoran dan persewaan dari pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Kegiatan yang paling menonjol dalam perekonomian masyarakat Kelurahan Pulau Panggang adalah usaha perikanan dan pariwisata. Bila melihat data pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa sebanyak 1.722 jiwa di Kelurahan Pulau Panggang bermatapencaharian sebagai nelayan, sedangkan sisanya sebanyak 348 jiwa bekerja sebagai karyawan swasta, pegawai pemerintahan dan ABRI, 114 jiwa bermatapencaharian sebagai pedagang, 24 jiwa

(14)

merupakan pensiunan, 22 jiwa bekerja pada sektor pertukangan serta pada pekerjaan lainnya tercatat sebanyak 58 jiwa.

Nelayan di Kelurahan Pulau Panggang hampir semuanya merupakan nelayan tradisional dengan berbagai tipe yaitu nelayan harian, mingguan maupun bulanan. Penghasilan yang diperoleh pun tidak menentu tergantung musim, karena para nelayan sangat mengandalkan alam. Hal tersebut mendorong beberapa nelayan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan (baik sendiri maupun menjadi tenaga kerja) terutama dengan bantuan investor luar yang berusaha di sektor perikanan. Namun sayangnya jumlah pembudidaya ikan masih relatif sedikit karena perkembangannya masih dalam tahap rintisan dan adanya faktor kinerja tenaga lokal yang rendah.

Tabel 6. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari 2011.

Peluang usaha yang ada di wilayah Kelurahan Pulau Panggang umumnya berkaitan dengan sektor perikanan termasuk adanya penyewaan kapal nelayan untuk kegiatan survai, penelitian maupun kegiatan wisata. Peluang usaha yang banyak dimanfaatkan oleh ibu-ibu atau perempuan di wilayah ini adalah pengolahan rumput laut menjadi dodol dan manisan, pembuatan kerupuk ikan, ikan asin, kerupuk sukun dan makanan lainnya. Selain itu pembudidayaan ikan kerapu cukup banyak dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang, tercatat terdapat 130 pengusaha dengan 150 orang yang menjadi tenaga kerja di usaha ini. Peluang usaha terbanyak kedua adalah usaha warung sembako yaitu sebanyak 84 pengusaha dengan tenaga kerja sebanyak 205 orang. Usaha jaring muroami juga terlihat sebagai usaha yang menyerap tenaga kerja cukup banyak

No. Pekerjaan Laki- Laki Perempuan Jumlah Persen

1. Kary. Swasta/ Pemerintahan / ABRI 297 51 348 15,2 2. Pedagang 95 19 114 5,0 3. Nelayan 1.722 0 1.722 75,3 4. Pensiunan 19 5 24 1,0 5. Pertukangan 22 0 22 1,0 6 Lain-lain 58 0 58 2,5 Jumlah 2.213 75 2.288 100,0

(15)

selain usaha warung dan budidaya ikan kerapu dimana tercatat terdapat 14 orang pemilik jaring muroami dengan tenaga kerja sebanyak 135 orang. Usaha-usaha lainnya seperti nelayan bubu, pembudidaya ikan hias, pembudidaya karang hias, home industry dan sebagainya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah dan Persentase Pengusaha dan Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

No. Jenis pekerjaan Jumlah

Pengusaha (Orang) Persentase Pengusaha Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Persentase Tenaga Kerja 1. Nelayan Bubu 12 3,5 24 3,5

2. Pemilik Usaha Jaring

Muroami

14 4,1 135 19,9

3. Pembudidaya Ikan Hias 22 6,5 29 4,3

4. Pembudidaya Karang Hias 16 4,7 41 6,0

5. Pedagang Kaki Lima 33 9,7 40 5,9

6. Tukang Kapal 7 2,1 19 2,8

7. Home Industry 8 2,4 14 2,1

8. Warung Sembako 84 24,9 205 30,2

9. Pembudidaya Ikan Kerapu 130 38,5 150 22,1

10. Warung Handphone 6 1,8 12 1,8

11. Pembuat Batako 6 1,8 9 1,3

Jumlah 338 100,0 678 100,0

Sumber : Profil Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

Bila melihat dari segi agama yang dianut, maka mayoritas masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang umumnya beragama Islam. Bahasa yang digunakan penduduk sehari-hari umumnya Bahasa Indonesia, meskipun demikian terdapat logat khas yang membedakan antara orang pulau dengan orang dari luar pulau. Masyarakat di Kelurahan ini juga umumnya berasal dari keturunan suku Bugis, Banten, Betawi dan Jawa. Kebudayaan khas pulau, menginduk pada kebudayaan Betawi dan Melayu yaitu adanya marawis, qosidah, orkes Melayu dan lenong.

4.3.3 Prasarana atau Fasilitas

Terdapat tiga status tanah di Kelurahan Pulau Panggang yaitu tanah milik adat, tanah sertifikat dan tanah milik negara. Bila dirinci maka sebanyak 31 Ha merupakan tanah milik adat, 10 Ha merupakan tanah sertifikat dan 5,36 Ha merupakan tanah milik negara. Berdasarkan peruntukkan tanah, data Kelurahan

(16)

Pulau Panggang menunjukkan bahwa 25,713 Ha merupakan tanah perumahan, 5,362 Ha merupakan tanah perkantoran, 16,694 Ha merupakan tanah fasilitas umum dan 11,300 Ha merupakan tanah pemakaman. Mengenai sarana transportasi, untuk angkutan darat (khususnya motor) dapat menggunakan fasilitas jalan setapak (sepanjang 70,7 Km) yang terdapat di pulau-pulau pemukiman yang berupa perkerasan dengan menggunakan material semen, material aspal dan konblok. Pulau wisata seperti Pulau Pramuka cenderung lebih banyak menggunakan material konblok sebagai jalan setapak. Dalam hal fasilitas angkutan laut, terdapat beberapa pelabuhan yang mempunyai akses ke Kepulauan Seribu (Kelurahan Pulau Panggang) yaitu Pelabuhan Marina, Muara Baru, Muara Angke, Rawasaban, Muara Kamal, Keronjo dan Maok. Pelabuhan yang mengakses angkutan menuju Kepulauan Seribu disajikan dalam Gambar 3. Fasilitas angkutan udara dapat menggunakan fasilitas umum airstrip yang berada di Pulau Panjang. Namun, kondisinya saat ini sudah tidak layak pakai dan belum dipergunakan kembali. Terdapat juga helipad pada beberapa resort wisata yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi umum.

No. Dermaga Lokasi Jenis Angkutan

1. Marina Ancol DKI Jakarta Pariwisata, Dinas, Penumpang

2. Muara Baru DKI Jakarta Penumpang, Barang, Wisata

3. Muara Angke DKI Jakarta Penumpang, Barang, Wisata

4. Muara Kamal DKI Jakarta Penumpang, Barang, Wisata

5. Rawasaban Banten Penumpang, Barang, Wisata

6. Keronjo Banten Penumpang, Barang, Wisata

7. Mauk Banten Penumpang, Barang, Wisata

Sumber : Review Rencana Pengelolaan TNKpS tahun 1999-2019.

Gambar 3. Matriks Pelabuhan yang Melayani Transportasi Ke Kepulauan Seribu

Dalam hal sarana dan jasa pelayanan, terdapat satu Kantor Pos dan Giro yang bertempat di Pulau Pramuka Kelurahan Pulau Panggang. Selain itu telah tersedia sarana telekomunikasi berupa provider telepon selular sehingga provider-provider besar seperti Telkomsel, IM3 dan XL dapat terjangkau. Mengenai fasilitas listrik, semua rumahtangga di pulau-pulau pemukiman sudah menggunakan listrik sebagai alat penerangannya. Sumber listrik ini berasal dari

(17)

pukul 18.00 – 06.00 WIB setiap harinya. Namun belakangan ini jadwal beroperasi listrik PLTD sering berubah dan cenderung berkurang dikarenakan subsidi pemerintah untuk PLTD yang mulai dikurangi. Terlalu banyaknya homestay yang menggunakan AC ketika jumlah hunian wisatawan meningkat juga sering

menyebabkan adanya pemadaman listrik di malam hari khususnya di Pulau Pramuka. Saat ini pemerintah sedang berupaya melakukan pemasangan

kabel listrik bawah laut untuk nantinya listrik dapat menyala 24 jam di wilayah Kelurahan Pulau Panggang, listrik tersebut nantinya di bayar menggunakan sistem voucher.

Untuk sarana air bersih, seluruh masyarakat menggunakan air tanah (sumur) untuk keperluan MCK sedangkan untuk konsumsi menggunakan air mineral melalui pengisian galon. Kualitas air tanah di Pulau Panggang masih berupa air payau (air asin) sedangkan untuk Pulau Pramuka kualitas air tanahnya jauh lebih baik sehingga air tanahnya berupa air tawar. Sarana umum dan prasarana air bersih yang ada di Kelurahan Pulau Panggang diantaranya adalah satu unit MCK Umum, tujuh unit WC terapung, tiga unit hydran umum, 855 unit PAH, 708 unit sumur gali masyarakat, 335 unit jamban keluarga, 42 unit sumur resapan, dan 320 unit biopori. Selain itu terdapat 60 saluran drainase sepanjang 15 Kilometer.

Wilayah Kepulauan Seribu terutama Kelurahan Pulau Panggang tidak memiliki pasar yang merupakan fasilitas dalam perekonomian. Selama ini masyarakat Kelurahan Pulau Panggang harus menyeberang ke pasar-pasar yang ada di sekitar Jakarta dan Tangerang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan menjual hasil penangkapan ikan. Namun untuk kebutuhan sehari-hari seperti sembako, masyarakat dapat membeli pada warung-warung dan penjual keliling yang tersedia di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka. Terdapat juga agen atau penjual kredit untuk barang-barang elektronik di wilayah ini yang merupakan penduduk lokal, sehingga masyarakat dapat memesan barang pada agen tersebut tanpa harus menyeberang ke Jakarta.

Terdapat sebuah lembaga keuangan berupa Bank di Pulau Pramuka yaitu Kantor Cabang Bank DKI dan hingga saat ini belum tersedia kantor cabang bank lainnya di Kelurahan Pulau Panggang bahkan mesin ATM. Masyarakat atau

(18)

pengunjung di wilayah ini yang memiliki rekening Bank lain selain Bank DKI umumnya akan menyeberang ke Jakarta atau Dermaga Marina untuk melakukan transaksi keuangan. Tidak adanya mesin ATM atau kantor cabang Bank lainnya kerap menjadi kendala para wisatawan yang datang ke pulau ini, sehingga wisatawan yang hendak berkunjung harus selalu diingatkan untuk membawa uang tunai yang cukup untuk berlibur.

Sarana olahraga di Kelurahan ini terdiri dari enam lapangan voli, tiga lapangan bulu tangkis, dua lapangan sepak bola dan satu lapangan tenis. Jumlah sarana olahraga di tiap RW Kelurahan Pulau Panggang dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan data pada Tabel 8, dapat dilihat bahwa Pulau Panggang (meliputi RW 01, 02, dan 03) memiliki tiga lapangan voli, satu lapangan bulu tangkis, dan satu lapangan sepak bola, sedangkan Pulau Pramuka (meliputi RW 04 dan 05) memiliki tiga lapangan voli, dua lapangan bulu tangkis, satu lapangan sepak bola, dan satu lapangan tenis.

Tabel 8. Jumlah Sarana Olahraga di tiap RW Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

NO. RW VOLI BULU TANGKIS SEPAK BOLA TENIS

1 01 1 - - -2 02 1 - 1 -3 03 1 1 - -4 04 - - 1 1 5 05 3 2 - -JUMLAH 6 3 2 1

Sumber : laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari 2011.

Di bidang kesehatan, Kelurahan Pulau Panggang memiliki satu buah puskesmas dan satu buah pos kesehatan yang letaknya di Pulau Panggang. Selain itu terdapat satu buah BKIA dan satu buah Rumah Sakit yang letaknya di Pulau Pramuka. Karyawan tenaga medis di Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari dua orang dokter umum, empat orang paramedis, dua orang bidan, dua orang dukun bayi, empat orang karyawan non medis dan satu orang ahli gizi. Fasilitas pendidikan di Kelurahan Pulau Panggang meliputi tiga buah PAUD, lima buah Taman Kanak-Kanak, tiga buah Sekolah Dasar, tiga buah Madrasah Ibtidaiyah,

(19)

satu Sekolah Menengah Atas. Hanya terdapat satu buah SMA di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dan SMA tersebut berada di Pulau Pramuka, sehingga banyak siswa yang berasal dari pulau lain menetap sementara di asrama siswa atau mengontrak rumah di Pulau Pramuka.

Sarana peribadatan di Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari dua buah masjid yaitu satu buah masjid di Pulau Panggang dan satu buah masjid

di Pulau Pramuka. Terdapat delapan buah musholla dengan rincian enam musholla berada di Pulau panggang dan dua musholla berada di Pulau Pramuka. Sarana transportasi yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Pulau Panggang meliputi transportasi kapal motor, perahu motor, perahu layar, perahu dayung, speed boat, sepeda motor, sepeda dan andong. Jumlah dan persentase sarana transportasi berdasarkan jenis angkutan yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Pulau Panggang disajikan dalam Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah dan Persentase Sarana Transportasi Berdasarkan Jenis Angkutan di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

No. Jenis Angkutan Jumlah Persen

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kapal Motor Perahu Motor Perahu Layar Perahu Dayung/Sampan Speed Boat Sepeda Motor Sepeda Andong 9 417 11 36 2 56 147 3 1,3 61,2 1,6 5,3 0,3 8,2 21,6 0,5 Jumlah 681 100,0

Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Panggang, Februari 2011.

Dari data pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa sarana transportasi terbanyak yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Pulau Panggang adalah perahu motor yaitu sebanyak 417 buah. Kemudian untuk sarana transportasi di darat adalah sepeda yaitu sebanyak 147 buah, sedangkan untuk angkutan umum terdapat 13 buah kapal motor reguler antar kota (Muara Angke – Pulau Panggang – Rawa Saban) dan 11 buah motor ojek antar pulau (Pulau Pramuka – Pulau Karya – Pulau Panggang).

(20)

4.3.4 Potensi Pariwisata

Wilayah pesisir dan laut di Kelurahan Pulau Panggang memiliki potensi besar untuk pengembangan wisata bahari. Hal ini didukung oleh letak Kepulauan Seribu yang sangat strategis, yaitu berada di sebuah teluk yang relatif aman dari pengaruh cuaca yang ekstrim. Daya tarik wisata di wilayah ini terutama mengandalkan keindahan terumbu karang serta panorama laut dan pantai. Kegiatan-kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan di wilayah ini antara lain menyelam (scuba diving), snorkeling, memancing, wisata pendidikan (seperti penanaman lamun dan mangrove, serta rehabilitasi karang, penyu sisik, dan elang bondol), berkemah, barbeque party dan lain-lain. Dinamika kehidupan masyarakat setempat juga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan, seperti kegiatan masyarakat sebagai nelayan, kegiatan home industry para ibu-ibu rumahtangga serta kegiatan anak-anak yang berenang di dermaga. Selain itu, berbagai jenis ikan dan hasil laut juga dapat menjadi komoditi yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan.

Objek wisata yang ditawarkan di Pulau Pramuka dan sekitarnya antara lain adalah pelestarian penyu sisik, pusat pelatihan snorkeling dan diving (Baliho Apung), translokasi elang bondol dan elang laut (di Pulau Kotok), transplantasi karang, outbond, menikmati sunset atau sunrise di dermaga pulau,

penanaman mangrove dan lamun, penangkaran kupu-kupu dan Restoran Nusa Keramba. Namun sayangnya dalam pengembangan potensi wisata

ini masih menemui beberapa kendala seperti adanya tingkat pencemaran sampah yang tinggi sehingga di beberapa tempat ditemukan sampah-sampah yang mengapung di laut, adanya kerusakan sumberdaya pesisir seperti terumbu karang akibat penangkapan ikan menggunakan portasium serta masih kurangnya koordinasi antara pemangku kepentingan (stakeholder) pelaku industri wisata.

Data Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan yang datang ke kawasan Taman Nasional dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data kunjungan wisatawan tahun 2003 sampai 2009 yang ditunjukkan dalam Tabel 10. Berdasarkan data pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan ke kawasan Taman Nasional terlihat fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Pada rentang tahun 2003

(21)

hingga 2006 jumlah pengunjung hanya berkisar pada angka seribu, baru pada tahun 2007 pengunjung mencapai angka dua ribu. Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah pengunjung meningkat drastis yaitu sebanyak 14.300 jiwa, dimana jumlah kunjungan tersebut dua kali lebih banyak dari tahun 2008 yaitu sebanyak 7.527 jiwa. Data kunjungan tersebut diperoleh berdasarkan pengunjung yang memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).

Bila melihat data berdasarkan catatan Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, kunjungan ke Pulau Seribu pada tahun 2009 mencapai 400.000 orang, sedangkan pada tahun 2010 berkisar 500.000-600.000 orang. Dugaan pada tahun ini (tahun 2011), rata-rata di setiap akhir pekan terdapat 5.000 orang pengunjung yang berkunjung ke pulau-pulau pemukiman seperti Pulau Pramuka dan Pulau Tidung.

Tabel 10. Jumlah Pengunjung per Tahun di Kepulauan Seribu tahun 2003 – 2009

No. Tahun Jumlah Pengunjung Peningkatan

1. 2003 1.000 -2. 2004 915 -85 3. 2005 1.739 824 4. 2006 712 -1.027 5. 2007 2.127 1.415 6. 2008 7.527 5.400 7. 2009 14.300 6.773

Sumber Data : Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

Seksi Perekonomian Kelurahan Pulau Panggang mencatat bahwa jumlah wisatawan atau pelancong pada bulan Januari 2011 adalah sebanyak 6.360 jiwa dengan rincian wisatawan lokal sebanyak 6.179 orang dan wisatawan asing sebanyak 181 orang. Wisatawan yang umumnya datang ke Pulau Pramuka adalah wisatawan lokal yang berdomisili disekitar wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).

Gambar

Tabel 2.  Nama dan Luas Pulau-pulau di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011
Tabel 4.  Jumlah Penduduk di Tiap RW Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011
Gambar 2.  Grafik  Jumlah  Penduduk  Menurut  Umur  di  Kelurahan  Pulau  Panggang Tahun 2011
Tabel 7.  Jumlah  dan  Persentase  Pengusaha  dan  Tenaga  Kerja  Berdasarkan  Jenis  Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Pulau Panggang Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh finger painting terhadap kreativitas anak usia dini di KB Harapan Bunda Wuryorejo Wonogiri Tahun Ajaran

Implikasi penelitian yang dapat dihasilkan adalah hendaknya pimpinan organisasi lebih memperhatikan iklim organisasi dengan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan

catalogue could use the RSS auto discovery protocol to find all the services available at a site and harvest them ... without having to have a priori knowledge of the URL for

Impulse Response

[r]

[r]

Pada pernyataan kelima “Apa yang saya dapat di toko Kopinkra sesuai dengan yang saya keluarkan”, dapat digambarkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju 25 orang atau