POLA PEMBINAAN LIFE SKILL BAGI PENERIMA BEASISWA DI LAZ ZAKAT CENTER THORIQOTUL JANNAH CIREBON
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
NURHIDAYATULLAH NIM : 59320120
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
iii IKHTISAR
Nurhidayatullah : “Pola Pembinaan Life Skill bagi Penerima Beasiswa di LAZ
Zakat Center Thoriqotul Jannah Thoriqotul Jannah Cirebon”
Zakat merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam yang ada di dunia. Di Indonesia sendiri yang mayoritasnya adalah umat Islam tentunya potensi zakat sangatlah besar. Dengan adanya zakat akan semakin mendukung program pemerataan ekonomi di Indonesia sehingga memperkecil jurang pemisah antara yang kaya dengan yang tidak mampu. Berbagai upaya dilakukan dalam pengumpulan maupun pendistribusian atau pendayagunaan dana zakat. Salah satu bentuk keseriusan dalam hal mengenai zakat ini ditandai dengan terbentuknya lembaga-lembaga amil zakat yang menangani semua persoalan tentang zakat. Setiap lembaga amil zakat mempunyai cara masing-masing dalam mengumpulkan dan mendistribusikan dana zakat. Salah satu cara pada lembaga amil Zakat Center Thoriqotul Jannah dalam upaya pengentasan kemiskinan adalah dengan pemberian beasiswa entrepreneur yang kemudian akan diberi pembinaan keterampilan hidup.
Masalah dalam skripsi ini adalah kemiskinan yang banyak sementara itu sudah banyak lembaga-lembaga amil zakat yang sudah berdiri. Peneliti ingin melihat sudah sejauh mana manajemen yang diterapkan di lembaga amil zakat dalam upaya pengentasan kemiskinan. Manajemen yang diteliti yaitu manajemen pembinaan keterampilan hidup.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen pendayagunaan dana zakat dalam suatu pembinaan keterampilan hidup yang di laksanakan oleh lembaga amil Zakat Center Thoriqotul Jannah dari segi karakteristik atauinput-nya,pola pembinaaannya danoutputdari pembinaan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Data yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan kualitatif.
vi i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
IKHTISAR... iii
PERSETUJUAN... iv
PENGESAHAN ... v
NOTA DINAS... vi
PERNYATAAN OTENTITAS SKRIPSI ... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... viii
PERSEMBAHAN... ix
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Kegunaan Penelitian... 9
E. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 11
vii
a. Pengumpulan Zakat... 15
b. Pendistribusian Zakat ... 16
2. Lembaga Pengelolaan Zakat ... 18
a. Badan Amil Zakat (BAZ)... 19
b. Lembaga Amil Zakat (LAZ) ... 23
3. Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill) ... 27
a. Pengertian Pembinaan Keterampilan Hidup ... 27
b. Bentuk-bentuk Keterampilan Hidup ... 33
c. Manfaat Pembinaan Keterampilan Hidup ... 35
B. Penelitian Terdahulu ... 35
C. Kerangka Berfikir... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 41
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 41
1. Pendekatan Penelitian ... 41
2. Jenis Penelitian... 41
C. Sumber Data... 42
1. Data ... 42
2. Sumber Data... 42
D. Tekhnik Pengambilan Data ... 43
1. Wawancara... 43
viii viii viii
3. Dokumentasi ... 44
E. Instrumen Penelitian... 44
F. Uji Keabsahan Data... 45
G. Tekhnik Analisis Data... 46
H. Tahap-tahap Penelitian... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Zakat Center Thoriqotul Jannah ... 49
1. Latar Belakang Zakat Center Thoriqotul Jannah ... 49
2. Struktur Organisasi ... 55
3. Program-program Zakat Center Thoriqotul Jannah ... 56
4. Penggalangan Dana... 57
5. Penyaluran Zakat, Infak, Shodaqoh dan Wakaf... 57
B. Program Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill) ... 58
1. Latar Belakang Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill)... 58
2. Tujuan Program... 59
3. Karakteristik Penerima Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill) ... 59
4. Pola Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill) ... 64
5. Output dari Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill)... 67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia dan sekaligus memperoleh kehidupan yang baik di akhirat. Memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat inilah yang dapat menjamin dicapainya kesejahteraan lahir dan batin (falah). Hal ini berarti bahwa dalam mengejar kehidupan di dunia tidak dapat dilakukan kecuali dengan cara yang halal melalui gerakan amal soleh. Perbuatan amal soleh adalah perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi yang melakukan dan mendatangkan faedah bagi orang lain, yang dapat berupa tingkah laku dan perbuatan yang termasuk ke dalam kategori ibadah maupun muamalah.
Kesejahteraan lahir dan batin yang ingin diperoleh melalui gerakan amal soleh seharusnya dilakukan melalui kegiatan ibadah dan muamalah yang
bersumber dari ketentuan syari‟ah yang dijiwai oleh iman, islam, dan ihsan.
Ketiganya merupakan hakikat ajaran wahyu yang menjadi tuntutan dan panutan manusia dan sendi kehidupannya.
Dengan berpegang teguh pada iman, islam, dan ihsan inilah dilakukan berbagai kegiatan muamalah yang dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Kegiatan ekonomi adalah salah satu kegiatan muamalah yang telah diatur secara lengkap dalam syari‟ah Islam. Ketentuan
2
ketentuan yang mengatur pola konsumsi memungkinkan umat Islam untuk mempunyai sisa dana yang dapat dipergunakan untuk kegiatan perekonomian.1
Tentunya setiap masyarakat memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk ingin memperoleh barang dan jasa. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli, oleh karenanya diharapkan zakat bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut.2
Zakat merupakan salah satu dari rukun besar Islam yang konsep pendistribusiannya telah jelas dituliskan dalam surat-surat al-Qur‟an, misalnya Q.S. At Taubah ayat 60 :
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”
1
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari’ah (Bandung: Alfabeta, 2010) hal 14-15 2
3
Q.S. at- a-Taubah ayat 103
Artinya:. “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Banyak ayat membicarakan tentang aktualisasi dan konseptualisasi tentang zakat. Karena pentingnya zakat ini, maka al-Qur‟an selalu menyebutkan zakat sering sejajar dengan sebutan shalat, sebanyak 82 kali.
Perintah mengeluarkan zakat ini diperintahkan Allah SWT dalam penghujung tahun hijriah ke-2, di mana jama‟ah kaum muslimin atau kesatuan sosialnya telah kokoh dan kuat. Hal ini dimaksud sebagai tuntutan atas hak dan kewajiban manusia kepada Allah, yang merupakan nilai religius keagamaan. Pada sisi lain, dalam zakat terdapat tuntutan atas hak dan kewajiban kepada sesama manusia, yang merupakan unsur penciptaan nilai-nilai sosial.
4
tentunya akan menciptakan kepincangan-kepincangan di dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Untuk menciptakan keadilan sosial ekonomi dalam bermasyarakat, instrumen zakat merupakan salah satu jawaban yang dapat mewujudkan semua itu. Zakat dapat menjadi penunjang pembangunan ekonomi masyarakat. Karena di dalam instrumen zakat tercipta semangat tolong menolong (ta’awun), dan mengandung unsur pemenuhan kewajiban individu untuk memberikan tanggung jawabnya kepada masyarakat. Individu diharapkan secara semestinya dan efisien melaksanakan setiap kewajiban yang dipercayakan padanya demi kemaslahatan umum.
Zakat tidak sama dengan pajak umum, melainkan semata-mata hanya merupakan salah satu bentuk ibadah, dan dianggap sebagai salah satu rukun Islam. Namun, zakat meskipun berupa harta, pembayarannya bisa mewujudkan nilai spiritual, semisal puasa, shalat dan haji. Karenanya, pemerolehan zakat tidak akan dikumpulkan selain dari harta orang Islam, dan bukan dari orang-orang non-Muslim.
5
akan mampu meningkatkan kesejahteraan umat, mampu meningkatkan etos dan etika kerja, serta sebagai institusi pemerataan ekonomi.3
Berdasarkan data yang saya peroleh dari Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa jumlah rumah tangga menurut kategori miskin di Kota Cirebon yang terdata oleh Badan Pusat Statistik mencapai 17.903.
Tabel 1.1
Jumlah Rumah Tangga Menurut Kategori Kemiskinan Hasil Pengolahan Pendataan Sosial Ekonomi Daerah 2010
Kota Cirebon Nama
Kelurahan
Mendekati Miskin
Miskin
Sangat Miskin
Jumlah
Argasunya 198 814 234 1246
Kalijaga 417 944 136 1497
Harjamukti 619 477 39 1135
Kecapi 303 459 34 796
Larangan 178 36 2 216
Pegambiran 731 1013 53 1797
Kesepuhan 247 691 46 1399
Lemahwungkuk 161 406 49 616
Panjunan 247 343 7 597
Jagasatru 421 394 4 819
3
6
Pulasaren 362 188 0 550
Pekalipan 242 201 4 447
Pekalangan 320 391 39 750
Karyamulya 143 242 7 392
Sunyaragi 459 456 39 954
Drajat 537 254 6 797
Kesambi 292 214 5 511
Pekiringan 304 142 4 450
Kejaksan 340 190 2 532
Kebonbaru 240 199 3 442
Sukapura 218 994 49 1261
Kesenden 338 349 12 699
Total 7732 9397 774 17903
Hal ini bukan merupakan angka yang kecil. Salah satu cara dalam mengurangi angka kemiskinan adalah zakat, karena zakat bersifat sosialistis yaitu meringankan beban fakir miskin dan meratakan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.4
Ajaran Islam menjadikan ibadah yang mempunyai aspek sosial sebagai landasan membangun satu sistem yang mewujudkan kesejahteraan dunia dan
4
7
akhirat. Dengan mengintegrasikannya dalam ibadah berarti memberikan peranan penting pada keyakinan keimanan yang mengendalikan seorang mukmin dalam hidupnya. Demikianlah fungsi sesungguhnya dari ibadah yang dikenal dengan nama zakat. Dan dalam kelanjutannya peranan organisasi dan kekuasaan yang mengatur dan mengayomi masyarakat juga diikutsertakan, yaitu dengan adanya
„amilin dan imam atau khalifah yang aktif dalam menjalankan dan mengatur
pelaksanaan tersebut. Zakat bukanlah satu-satunya gambaran dari sistem yang ditampilkan oleh ajaran Islam dalam mewujudkan kesejahteraan umum bagi masyarakat. Namun, harus diakui bahwa zakat sangat penting arti dan kedudukannya karena merupakan titik sentral dari sistem tersebut.5
Zakat Center Thoriqotul Jannah merupakan salah satu Lembaga Zakat yang menerapkan distribusi produktif yang disertai pemberdayaan kaum dhuafa. Pola pemberdayaan yang digunakan yaitu dengan pemberian modal usaha, alat kerja, pendampingan, pembinaan. Dengan adanya program ini diharapkan dana zakat dan shodaqah serta wakaf yang terkumpul bisa digunakan dengan sebaik-baiknya. Namun yang menjadi faktor terbesar dalam program ini terletak pada pembinaan yang diterima oleh para mustahiq karena kita ketahui bahwa terdapat banyak faktor yang menyebabkan bertambahnya orang miskin dan salah satu faktornya bisa jadi karena kurangnya keterampilan atau life skill dalam diri seseorang. Dalam mempertahankan (survive) hidup seseorang diberi keleluasaan dalam mengambil sikap guna memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Keleluasaan atau
5
8
kebebasan merupakan fitrah sebagai manusia dalam mengatur dirinya dalam memenuhi kebutuhan yang ada. Manusia dapat memaksimalkan dalam rangka memanfaatkan sumber daya yang ada, bila semua memiliki kesadaran yang sama maka manusia beramai-ramai melakukan usaha apapun yang lebih sistematis, efektif dan efisien dalam rangka mengelola sumber daya yang terbatas.6 Zakat Center mempunyai program pemberian beasiswa kepada pelajar yang berprestasi, pemberian beasiswa ini bertujuan untuk meringankan beban biaya sekolah yang harus ditanggung oleh orang tua, setelah pemberian beasiswa sang penerima beasiswa tidak dilepas begitu saja tetapi akan dijadikan anak asuh Zakat Center dimana para penerima beasiswa akan diberikan bimbingan dan arahan. Diantara bimbingan dan arahan tersebut adalah pembinaan life skill, diharapkan dengan adanya pembinaan life skill di Zakat Center bisa memberikan kontribusi dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk meneliti mengenai “Pola Pembinaan Life skill bagi Penerima Beasiswa di LAZ Zakat Center Thoriqotul Jannah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik atau input dari Pembinaan life skill di Zakat Center Thoriqotul Jannah?
2. Bagaimana Pembinaan life skill di Zakat Center Thoriqotul Jannah?
6
9
3. Bagaimanakah output dari Pembinaan life skill di Zakat Center Thoriqotul Jannah?
C. Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan karakteristik atau input dari Pembinaan life skill di Zakat
Center Thoriqotul Jannah.
2. Mendeskripsikan Pembinaan life skill di Zakat Center Thoriqotul Jannah. 3. Mendeskripsikan output dari Pembinaan life skill di Zakat Center Thoriqotul
Jannah. D. Kegunaan
1. Manfaat Teoritis
Yaitu sebagai tambahan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khusunya di bidang zakat.
2. Manfaat Praktis
Yaitu bagi Lembaga Zakat di tempat penelitian sebagai masukan untuk meningkatkan perekonomian mustahiq.
3. Manfaat Akademik
10
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri atas sub bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan : berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. Tinjauan Pustaka : berisi tentang pengelolaan zakat, pengertian pembinaan, gambaran Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat, pengetahuan tentang Keterampilan Hidup (life skill), kerangka berfikir, penelitian terdahulu.
BAB III. Metodologi Penelitian : berisi tentang objek penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, jenis data dan sumber data, tekhnik pengumpulan data, populasi dan sampel, insrumen penelitian, uji keabsahan data, tekhnik analisis data.
BAB IV. Pembahasan : mengumpulkan dan memaparkan data-data yang diterima dengan teori-teori yang dipaparkan pada BAB II.
BAB V. Penutup : menyimpulkan dari hasil-hasil yang diterima dan yang saya sudah paparkan pada beberapa BAB sebelumnya.7
7
72
Daftar Pustaka
Ahmad Husaini, Pemdidikan Life Skill, http://ahmadasen.wordpress.com/ 2009/01/26/pendidikan-life-skill/#more-83
Al-Zuhayly, Wahbah. 1997. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya
Ash-Shidieqy, Hasbi. 1984. Pedoman Zakat. Jakarta: P.T. Bulan Bintang Aziz, Abdul. 2010. Manajemen Investasi Syari’ah. Bandung: Alfabeta Azra, Azyumardi. 2003. Berderma untuk Semua. Jakarta: Penerbit Mizan
Cooper, Donald R. dan C. William Emory. 1996. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga
Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi. 2005. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta
Fauzan, Pendidikan Kecakapan Hidup, http://www.infodiknas.com/pendidikan-kecakapan-hidup-konsep-dasar.html
Haerisma, Alvien S.2011. Dinar dan Dirham. Cirebon: Eduvision Publishing
73
Idrus, Muhammad. 2009. Metodologi Penelitian Ilmi Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mufraini, Arif. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat. Jakarta: Prenada Media group Purnawarman El-atimi, Fungsi dan Kedudukan Lembaga Amil Zakat dalam Syari’at Islam, http://media-purnawarman.blogspot.com/2011/08/fungsi-dan-kedudukanlembaga-amil-zakat.html
Qardawi, Yusuf. 2002. Hukum Zakat. Jakarta: PT. Pustaka Litera AntarNusa
Rifa‟i, Moh. 1978. Fiqh Islam. Semarang: PT. Karya Toha Putra
Riza Hafizi, Pengertian BAZ dan LAZ, http://www.scribd.com/ doc/36321390/Pengertian-BAZ-Dan-LAZ
Sudrajat Agung. 2004. Efektivitas Pengelolaan Zakat Melalui Badan Amil Zakat (BAZ)Kabupaten Kuningan. Cirebon: Skripsi
Sugiyono. 2012. Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Soemitra, Andri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Prenada Media Group
Sunarti, Euis dan Rulli Purwani. 2005. Ajarkan Anak Keterampilan Hidup Sejak Dini. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
74
Tika, Moh. Pabundu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara
Trisnansah. 2009. Implementasi Penyaluran Dana Zakat Terhadap Pemberdayaan Fakir Miskin. Cirebon: Skripsi
Willi Putra, Keterampilan Hidup Untuk Remaja (Life Skill) http://winaraku.wordpress.com/2009/04/12/keterampilan-hidup-remaja
Yafie, Ali. 1995. Menggagas Fiqh Sosial. Bandung: Penerbit Mizan
Yudantara, Ketut Gede. 2008. Semestinya Hidup itu Bahagia. Jakarta: Praninta Aksara
Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Wawancara dengan Heru Kurniawan, Mentor dalam Program Pembinaan Keterampilan di Zakat Center Thoriqotul Jannah, 27 Agustus 2013
Wawancara dengan M. Anwar Musaddad, S.Ag., M.Si, Direktur Eksekutif Zakat Center Thoriqotul Jannah, 19 Juni 2013
Wawancara dengan Misja, SEI, Pembina Program Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill) di Zakat Center Thoriqotul Jannah, 14 Juni 2013
Wawancara dengan Mustajab, A.M., Instruktur Program Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill) di Zakat Center Thoriqotul Jannah, 23 Juni 2013
Wawancara dengan Nurul Sakiya, Mentor Program Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill) di Zakat Center Thoriqotul Jannah, 21 Juni 2013
75
Wawancara dengan Warsiah, Peserta Binaaan Program Pembinaan Keterampilan Hidup (Life Skill) di Zakat Center Thoriqotul Jannah, 03 Juli 2013