• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN GAYA MENGAJAR DOSEN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN GAYA MENGAJAR DOSEN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA

TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

DAN GAYA MENGAJAR DOSEN DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Brevi Aditya Widyastuti

NIM : 031334043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Persembahan

Ku p e r s e m b a h k a n k a r ya i n i u n tu k :

Tu h a n Ya n g M a h a Ku a s a ,

Ke d u a o r a n g tu a k u te r c i n ta :

B p . W i d H a n d o k o d a n Ib u S u w a r t i n i

Ke lu r g a s p e s i a l :

B p . S u r a n t o d a n I b u I d a

Ke k a s i h k u :

D e a vi d N o vi a n to . . ”Aya h ”

Ad i k k u t e r s a ya n g :

Ag u s ta S u r ya N u g r a h a d a n D a v a R i s k i P r a m a n a

(5)

v

MOTTO

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan

berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., Selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing

yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk

(8)

viii

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan nasehat yang sangat berarti untuk

kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Natalina Premastuti B, S.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah bersedia memberikan kritik dan saran untuk skripsi ini.

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

8. Mbak Aris dan Pak Wawik selaku tenaga administrasi Program Studi

Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Orang tuaku tercinta Bp Widodo Handoko dan Ibu Suwartini dan Adikku Dava Rizki Pramana yang telah memberikan doa, semangat

dan dukungannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Keluarga Bp Suranto dan Ibu Ida serta adik Surya, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis hingga terselesainya

skripsi ini.

11.Spesial untuk Deavid Novianto yang selalu memberikan semangat,

kasih sayang dan dukungan dengan penuh kesabaran dan ketulusan

hati..Matur nuwu nggeh yah..bunda sayang ayah selamanya...!!

12.Keluarga besar simbok Karso Tukinah...sembah sungkem kagem

simbok. Bud he Ismintarti (Mas Joko, Mas Wahyu n Mbak Sinta), Kelurga Pakdhe dan Budhe Wadiman (Mas Gatot, Mas Jeri, Mbak

(9)

ix

dan Ibuk Siti (Dhewa, Prandi, Dhava)..terima kasih doa dan dukungannya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat-sahabatku tercinta dan tersayang Yoyo & Iwan, Uke &

Gendut, Melan & Tari, Heri & Siwi, Oskar & Wita, dan Icha...Matur Thengkyu semuanya...kapan kita tidur ala pindang lagi????? He.he.he..

14.Teman-teman PAK’ B (Tiara, Yeni, Siska, Septi, Yiska, Dwi, Wulan, Adel, Lala, Dewi, Ana, Santi, Mety, Anes, Wawan, Ari, Fely, Suster

Yekti, Yudo, Agus)...Ayo semangat!!!

15.Teman-teman PPL II (Mbak Bety, Veny, Yeni, Layung, Ayu, Yuni) terima kasih atas kerjasama dan kekompakannya salama di SMK

YPKK I Gamping.

Penulis

(10)

x

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA

TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

DAN GAYA MENGAJAR DOSEN DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta

Brevi Aditya Widyastuti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara gaya mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Pendidikan Akuntansi pada bulan September sampai Oktober 2007. Populasi penelitian ini para mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Sampelnya 165 orang mahasiswa. Metode Pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis korelasi multivarians berdasar rumus persamaan regresi ganda.

(11)

xi ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PERCEPTION OF STUDENTS TOWARD THE APPLICATION OF LEARNING MEDIA, THE STYLE OF

LECTURER’S TEACHING TO ACHIEVE LEARNING MOTIVATION TO STUDY ACCOUNTING

A Case Study : at University Students of Accounting Department, Faculty of Education Sanata Dharma University

Brevi Aditya Widyastuti University of Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

This research aims to know whether : (1) there is any positive and significant relation between the perception of students toward the application of learning media to achieve learning motivation to study accounting, (2) there is positive and significant relation between the style of lecturer’s teaching to achieve learning motivation to study accounting.

This research was conducted in Sanata Dharma University of Yogyakarta, Accounting Department from September to October, 2007. The populations of this research were the university students of Accounting Department Sanata Dharma University. The samples were 165 university students. The method of data collecting was questionnaire. The technique of data analysis was analisys of correlation of multi-varience based on the formulation of multiple regression equation.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman persetujuan pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Motto ... ... v

Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ... ix

Abstract ... ... x

Daftar Isi .... ... xii

Daftar Tabel dan Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 7

C. Rumusan Masalah... 7

D. Masalah Penelitian ... 8

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

(13)

xiii

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian motivasi berprestasi Belajar Akuntansi... 11

1. Pengertian motivasi ... 11

2. Jenis-jenis Motivasi ... 11

3. Unsur-unsur Motivasi ... 12

4. Pengertian prestasi... 14

B. Pengertian sikap mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran. 16 1. Pengertian Persepsi ... 16

2. Faktor-faktor Persepsi ... 17

3. Media Pembelajaran ... 18

C. Gaya Mengajar ... 23

1. Pengertian Gaya Mengajar... 23

2. Ciri- Ciri Gaya Mengajar ... 25

D. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ... 28

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 30

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 30

D. Populasi dan Sampel ... 31

E. Variabel Penelitian... 32

F. Teknik Pengumpulan Data... 36

(14)

xiv

1. Uji Validitas ... 37

2. Uji Reliabilitas ... 39

H. Teknik Analisis Data... 40

1. Deskripsi Data ... 40

2. Uji Normalitas ... 41

3. Uji Hipotesis ... 41

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 49

B. Analisis Data ... 56

C. Pembahasan ... 60

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan Penelitian ... 66

C. Saran ... 67

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

(15)

xv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1. Operasional Variabel Persepsi Mahasiswa terhadap

Penggunaan Media Pembelajaran ... 33

Tabel 2. Operasional Variabel Gaya Mengajar Dosen ... 33

Tabel 3. Operasional Variabel Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi ... 35

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 40

Tabel 4.3. Sebaran Klasifikasi Persepsi Mahasiswa terhadap Penggunaan Media Pembelajaran ... 51

Tabel 4.4 Sebaran Klasifikasi Gaya Mengajar Dosen ... 53

Tabel 4.5 Sebaran Klasifikasi Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi ... 55

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Normalitas ... 56

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Regresi ... 57

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Korelasi ... 57

Gambar 1. Grafik Sebaran Klasifikasi Persepsi Mahasiswa terhadap Penggunaan Media Pembelajaran ... 51

Gambar 2. Grafik Sebaran Klasifikasi Gaya Mengajar Dosen ... 53

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ... 69

Surat Ijin Penelitian ... 70

Kuesioner ... 71

Data Mentah Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 78

Uji Validitas Dan Reliabilitas 1. Validitas dan Reliabilitas Persepsi Mahasiswa terhadap Penggunaan Media Pembelajaran... 82

2. Validitas dan Reliabilitas Gaya Mengajar Dosen ... 82

3. Validitas dan Reliabilitas Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi ... 83

Data Mentah Penelitian ... 84

Uji Normalitas ... 88

Uji Hipotesis 1. Regresi ... 89

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini memang sangat luas arti dan pengertiannya apabila

dipandang sebagai tujuan pendidikan yang ada di Indonesia. UU RI No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional Bab 2 Pasal 4 yaitu: pendidikan nasional

bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Di Indonesia, standar nasional untuk penyelenggaraan lembaga pendidikan telah dibuat, pedoman penyelenggaraan perguruan tinggi yang benar pun telah disosialisasikan, namun ketika bertanya di mana peguruan tinggi yang

baik dan terbaik maka sulit menemukan jawabannya. Sekarang ini kita memiliki lebih dari 2000 perguruan tinggi. Kalau kita mengacu catatan Depdiknas dalam

“Statistik Perguruan Tinggi 2004/ 2005”, di Indonesia terdapat 2.472 perguruan tinggi, terdiri atas 81 PTN dan 2391 PTS (Media Indonesia, 1 Maret 2007). Kualitas perguruan tinggi yang rendah karena fasilitas rendah dan fasilitas riset

(18)

kultur meneliti di kalangan dosen mulai mengghilang dan fasilitas riset pun

sangat minim, padahal salah satu cara memotivasi perguruan tinggi untuk berkiprah ditataran internasional adalah mengembangkan kultur meneliti,

sehingga lahir hasil penelitian yang penting (Suara Pembaruan, 10 November 2006).

Dosen memiliki peran penting dalam penyampaian materi di dalam kelas.

Sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin modern, dosen masih memiliki permasalahan yang klasik yakni kemampuan dosen untuk menggunakan

media pembelajaran masih belum optimal digunakan untuk me nyampaikan materi pelajaran di kelas. Media pendidikan diartikan sebagai suatu alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan

interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di kampus (Oemar, 1986:23). Dalam dunia pendidikan digunakan alat peraga yang

akhirnya dinamakan media pembelajaran. Sesuai dengan namanya, maka fungsinya untuk membantu proses belajar mengajar melalui penglihatan dan pendengaran. Jadi dengan alat ini tujuan pengajaran diharapkan lebih berhasil.

Universitas Sanata Dharma adalah salah satu Universitas Swasta di Yogyakarta yang memiliki Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Program

Studi Pendidikan Akuntansi merupakan program studi yang memiliki fasilitas yang bisa dikatakan lengkap. Media pembelajaran dipergunakan untuk memudahkan dosen menyampaikan materi kepada mahasiswa sehingga

(19)

di beberapa ruang kelas masih terdapat media pembelajaran yang sudah tidak

layak dipergunakan. Contoh yang lebih konkrit adalah OHP, media pembelajaran ini apabila dipergunakan oleh dosen untuk menjelaskan materi kepada mahasiswa

terlihat buram (tidak jelas) dan membuat mahasiswa sulit untuk menerima materi dari dosen. Sesuai perkembangan teknologi, dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi telah mencoba mempergunakan media pembelajaran yang canggih

yakni laptop dan viewer untuk menjelaskan materi mata kuliah tertentu seperti Akuntansi Keuangan Dasar, Akuntansi Perpajakan, Analisis Laporan Keuangan,

Akuntansi Manajemen, Akuntansi Keuangan Menengah, dll.

Persepsi pada hakekatnya adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman (Miftah, 2007:141). Persepsi mahasiswa Universitas Sanata Dha rma terhadap penggunaan

media pembelajaran yang digunakan oleh dosen memang beragam. Menurut faktanya bahwa mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar apabila dosen menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi

perkuliahan. Misalnya penggunaan media yang nyata seperti contoh laporan keuangan yang diambil langsung dari internet digunakan dosen untuk

menyampaikan materi akuntansi maka hal ini dapat mempermudah proses belajar mahasiswa untuk menerima materi dari dosen. Namun apabila dosen hanya menggunakan satu buku panduan saja dan menjadikan dosen sebagai satu-satunya

(20)

mengembangkan ide- ide dan pendapatnya dalam berwawasan mengenai materi

akuntansi.

Pencapaian tujuan pendidikan menuntut peran profesionalitas guru

sebagai pendidik maupun pengajar. Muhibin (1995:183), mendefinisikan mengajar sebagai “…..suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid- murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan

mengembangkan bahan pelajaran itu”. Sedangkan pengertian mendidik dikatakan sebagai upaya pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik.

Dosen dipandang sebagai pribadi yang memiliki fungsi sebagai pengelola pengajaran dalam kelas. Sebagai seorang pemimpin di kelas, dosen harus mampu menjadi panutan dan teladan bagi anak didiknya. Keberhasilan atau kegagalan

dosen sebagai pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan (Sutarto, 1986:64). Pengelolaan kelas yang terjadi saat ini

dapat dikatakan bahwa dosen cenderung otoriter dalam mendidik anak didik di dalam kelas. Gaya bersikap dan bertindak yang nampak dalam proses belajar mengajar saat ini antara lain cara memberikan perintah yang cenderung

memaksakan kehendak mahasiswa, membuat keputusan sepihak tanpa adanya koordinasi dengan anak didik, menegakkan disiplin yang terlalu ketat hingga

terkesan mengekang anak didik, dll.

Variasi gaya mengajar antara gaya otoriter, demokratis dan membiarkan

(21)

dikatakan bahwa ada salah satu gaya mengajar yang paling tepat digunakan oleh

dosen. Gaya mengajar tidak ada yang dianggap paling benar digunakan dan tidak ada yang salah. Gaya mengajar yang diterapkan di kelas tergantung dari pribadi

masing- masing dosen. Kelas yang memiliki mahasiswa aktif dan pintar lebih diterapkan gaya mengajar demokratis dan membiarkan, karena dengan demikian mahasiswa lebih aktif untuk menemukan jawaban sendiri dengan sedikit

pengarahan dari dosen. Kelas yang didominasi mahasiswa kurang aktif dan lambat berfikir diterapkan gaya mengajar demokratis dan otoriter. Dengan adanya

pemaksakan sedikit dari dosen, maka mahasiswa lebih terpacu untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugas dari dosen.

Fakta yang ada di Universitas Sanata Dharma bahwa variasi gaya mengajar yang diterapkan dosen kurang optimal dalam pelaksanannya. Hal ini terjadi karena dosen belum peka untuk melihat situasi kelas yang sedang dihadapi. Beberapa dosen telah menerapkan variasi gaya mengajar di kelas yang

disesuaikan dengan situasi, misalnya dosen memberikan kesempatan mahasiswa

untuk menyampaikan pendapatnya pada saat kegiatan perkuliahan berlangsung dalam situasi kelas yang aktif. Dengan demikian dapat membantu untuk mempermudah mahasiswa dalam belajar dan melatih mahasiswa untuk menyampaikan pendapatnya. Namun ada juga beberapa dosen yang hanya

(22)

Hal ini mengakibatkan mahasiswa bosan, mengantuk dan sulit untuk menerima

materi yang disampaikan dosen.

Winkel (1987:93) mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai

suatu tujuan tertentu pula. Sedangkan Prestasi belajar menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Motivasi berprestasi untuk mahasiswa Program Studi Akuntansi terlihat dalam proses belajar mengajar di kelas. Motivasi tinggi dimiliki mahasiswa yang benar-benar tekun untuk meraih prestasi yang gemilang untuk

masa depan. Mahasiswa bersemangat untuk berprestasi secara tidak langsung

berhubungan dengan dosen dalam penyampaian materi di kelas. Apabila dosen menarik dalam penyampaian materi perkuliahan maka mahasiswa dapat termotivasi untuk berprestasi belajar akuntansi. Namun lain halnya jika dosen juga kurang peka untuk memahami mahasiswa, maka yang terjadi rasa malas dan

bosan bagi mahasiswa untuk belajar.

Dalam praktek pengajaran di kelas, banyak dosen kesulitan membangun komunikasi interaktif yang memancing kepedulian ilmiah mahasiswa. Motivasi

dosen dan syaratnya beban kerja sering disorot sebagai penyebab. Namun,

(23)

Berdasar uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa terhadap Penggunaan Media Pembelajaran dan Gaya Mengajar Dosen dengan

Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi”.

B. Batasan Masalah

Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud menguraikan seberapa

besar hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran dan gaya mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Media pembelajaran, dalam hal ini penulis hanya membatasi pada

persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran dalam menyampaikan materi, yakni ada empat media (Visual, Auditif, Audio visual,

Dramatisasi). Gaya mengajar, penulis hanya membatasi pada variasi penggunaan gaya otoriter, gaya demokratis, dan gaya laisses-faire (membiarkan).

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media

pembelajaran dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?

(24)

D. Masalah Penelitian

Motivasi seseorang untuk belajar akuntansi berhubungan dengan faktor internal dan eksternal. Dalam penelitian ini, penulis akan membahas menganai

faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan motivasi mahasiswa. Dosen sebagai pemimpin di kelas berperan penting dalam upaya peningkatan motivasi belajar akuntansi. Upaya peningkatan motivasi bagi mahasiswa ini dapat berupa

penggunaan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan dan penggunaan variasi gaya mengajar yang diterapkan di kelas.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran dengan motivasi berprestasi belajar

akuntansi?

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya mengajar dosen dengan

motivasi berprestasi belajar akuntansi?

F. Manfaat penelitian

1. Bagi Universitas

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang

bermanfaat bagi universitas, khususnya bagi dosen pengampu mata kuliah

(25)

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam dunia pendidikan khususnya faktor- faktor yang dapat

meningkatkan motivasi berprestasi belajar akuntansi.

G. Sistematika Isi Skripsi

Gambaran secara garis besar mengenai isi skripsi disajikan dalam sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penelitian, batasan penelitian, rumusan penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi, dimana semuanya merupakan landasan dalam penulisan skripsi ini.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang berasal dari pendapat para ahli yang telah diakui kebenarannya, yang merupakan

landasan sebagai syarat penunjang untuk memecahkan masalah yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengungkap masalah tentang

(26)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini mengemukakan beberapa metode atau cara yang digunakan dalam penelitian baik dari awal penyusunan kuesioner sampai

pengambilan data menggunakan kuisioner tersebut serta beberapa metode untuk menganalisis perolehan data yang terkumpul.

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS

Bab ini mengemukakan tentang sejarah dan berbagai sarana dan prasarana penunjang pendidikan serta sumber daya manusianya dimana

penelitian ini dilaksanakan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang penerapan metode- metode yang

digunakan hingga ditemukan suatu hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian dari hasil tersebut kita dapat suatu

pembahasan.

BAB VI KESIMPULAN KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN Dalam bab ini mengemukakan tentang kesimpulan yang telah kita tarik

dari pembahasan. Kesimpulan tersebut dapat memberikan pengertian kepada pihak yang berkepentingan sehingga hasil penelitian tersebut

(27)

11

BAB II

Tinjauan teoritis

A. Pengertian Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata inggris motivation yang berarti dorongan dan

motivasi. Motif sendiri adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai

tujuan yang diinginkan (Sumardi, 1984:72). Winkel (1987:93) mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. Jadi

motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi

mencapai satu tujuan.

2. Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dapat dibedakan atas motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar individu (Imron.

1996:93). Motivasi intrinsik bisa terjadi karena tumbuh dari dalam diri individu sendiri karena dorongan untuk ingin maju. Misalkan saja seorang mahasiswa kuliah harus belajar sendiri untuk mendapatkan nilai bagus. Motivasi untuk

(28)

Motivasi ekstrinsik, motivasi yang berasal dari dorongan luar individu misalnya

individu tidak ingin cepat lulus karena mendapat dorongan dari orang tua atau pacar, individu mendapat semangat untuk segera menyelesaikan kuliahnya.

Disini individu mendapat dorongan motivasi dari luar.

3. Unsur- Unsur Motivasi

Menurut Imron (1996:99) seorang dosen / pengajar hendaknya

memperhatikan unsur-unsur motivasi belajar seseorang yaitu sebagai berikut : a. Cita-cita atau aspirasi pembelajar

Seseorang yang bercita-cita menjadi ahli akuntansi , pada saat masih sekolah tentu akan sangat menggemari mata pelajaran akuntansi. Meskipun mata pelajaran ini termasuk sulit, ia akan

termotivasi mempelajari mata pelajaran akuntansi tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain

Sebaliknya seseorang yang kebetulan berstatus mahasiswa dan waktu sekolah bercita-cita ingin menjadi guru, tetapi kedua orangtua mengharapkan ia untuk menggambil jurusan kedokteran. Dapat

dipastikan ia tidak akan termotivasi untuk belajar di jurusan kedokteran karena tidak sesuai dengan cita-citanya.

b. Kemampuan pembelajar

Kemampuan pembelajar ini haruslah diperhatikan dalam proses belajar pembelajaran. Kemampuan pembelajar erat

(29)

Seseorang menjadi rendah motivasi belajarnya terhadap bidang

tertentu oleh karena yang bersangkutan rendah kemampuannya di bidang tersebut.

c. Kondisi pembelajar

Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya dan kondisi psikologisnya. Kita bisa melihat jelas jika kondisi fisik dalam

keadaan lelah umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya jika kondisi fisik sehat motivasi belajar bisa meningkat.

Dalam kondisi psikologis terganggu, misalkan stres umumnya juga tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap hal- hal yang dipelajari. Karena tidak konsentrasi, maka gairah belajar menurun dan tidak

memiliki motivasi dalam belajar. d. Kondisi lingkungan belajar

Kondisi lingkungan belajar yang tidak mendukung seseorang akan sangat merubah motivasi dalam belajar. Lingkungan yang ramai, bising, kotor merupakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung

seseorang belajar, sedangkan lingkungan yang rapi, bersih, tenteram akan sangat mendukung proses belajar seseorang.

e. Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran.

Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran meliputi hal- hal sebagai berikut:

(30)

2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya

3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya 4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya

5) Kondisi subyek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya. f. Upaya dosen dalam membelajarkan pembelajar

Upaya dosen dalam membelajarkan pembelajar juga

berpengaruh terhadap motivasi belajar. Dosen yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga

bergairah belajar. Dosen yang sungguh-sungguh dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar pembelajar.

4. Pengertian prestasi

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil

yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Menurut Muhibin Syah (1995:88) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari sesuatu ketrampilan yang telah dikembangkan dan dilakukan oleh mata pelajaran yang lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Muh Surya dan Muh Amin yang termuat dalam bukunya Muhibin Syah (1995:132) merumuskan faktor- faktor yang mempengaruhi

(31)

1) Faktor internal

a. Faktor jasmaniah atau fisiologis baik yang bersifat bawaan atau yang diperoleh dari perkembangan, terdiri atas pendengaran, struktur tubuh,

penginderaan dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang berasal dari bawaan atau yang diperoleh dari :

- Faktor intelektif yaitu meliputi faktor potensial seperti kecerdasan, bakat dan kecakapan nyata (prestasi yang dimiliki).

- Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur pribadi tertentu seperti sikap, perasaan, kebiasaan, minat, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

- Faktor kematangan yaitu fisik maupun psikologis. 2) Faktor Eksternal

a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan : - Lingkungan keluarga

- Lingkungan sekolah

- Lingkungan masyarakat - Lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik yaitu fasilitas belajar, lingkungan dan

(32)

Jadi dapat disimpulkan motivasi berprestasi belajar adalah keseluruhan

daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan belajar demi hasil yang ingin

dicapai dari sesuatu ketrampilan yang telah dikembangkan.

B. Pengertian Persepsi Mahasiswa terhadap Penggunaan Media Pembelajaran

1. Pengertian Persepsi

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif (pemahaman, pengetahuan) yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi

tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghaya tan, perasaan dan penciuman (Miftah, 2007:141).

Menurut Himpunan Istilah psikologi untuk SMU dan Umum,

pengertian persepsi adalah obyek-obyek disekitar, kita tangkap melalui alat indera dan diproyeksikan pada bagian tertentu dalam otak sehingga kita

dapat me ngamati obyek tersebut (Husaini,1981:103). Proses diterimanya rangsang (obyek, kualitas hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti disebut persepsi. Persepsi bukan

sekedar penginderaan tetapi sebagai the interpretation of experience (penafsiran pengalaman) (Irwanto dkk, 1991:71).

(33)

2. Faktor faktor Persepsi

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap persepsi, (Irwanto, 1991:96-97) yaitu :

a. Perhatian yang selektif

Individu yang menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya setiap saat. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua

rangsang yang diterimanya. Individu memusaatkan perhatiaannya hanya pada rangsang tertentu saja. Dengan demikian obyek atau gejala-gejala

lain tidak akan tampil ke muka sebagai obyek pengamat. b. Ciri-ciri rangsang

Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh cirri-ciri yang

dimilikinya. Berdasarkan gerakan, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang bergerak daripada rangsang yang diam.

Berdasarkan ukuran, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang besar daripada rangsang yang kecil. Berdasarkan intensitas, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kuat daripada yang lemah.

Berdasarkan kontrasitas, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kontras dengan latar belakang daripada rangsang biasa.

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh sajauh mana rangsang itu bernilai bagi individu dan sesuai dengan kebutuhannya.

(34)

baginya daripada rangsang yang kurang bernilai. Individu juga akan lebih

menaruh perhatian kepada rangsang yang sesuai dengan kebutuhannya daripada rangsang yang kurang sesuai dengan kebutuhannya. Karena itu

perhatian individu terhadap rangsang bersifat subyektif, berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.

d. Pengalaman terdahulu

Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh pengalaman yang berhubungan dengan rangsang itu yang dimiliki individu

sebelumnya. Pengalaman-penglaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana individu mempersepsi dunianya.

3. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Komunikasi antara pendidik dan anak didik yang berwujud pergaulan

memungkinkan terjadinya proses pend idikan. Di dalam kehidupan modern media komunikasi bukanlah barang yang mewah atau mengejutkan, dimana salah satu syarat untuk berhasilnya suatu program suatu organisasi ialah

menggunakan media yang baik dan tepat. Hal inipun terjadi dalam pendidikan baik secara formal, informal dan non formal yang biasa diberi

nama media pendidikan.

Dalam dunia pendidikan / pengajaran hal tersebut dinamakan alat peraga : istilah ini akhirnya di dalam pendidikan disebut media pendidikan /

(35)

pandang dengar). Sesuai dengan namanya maka fungsinya membantu proses

belajar mengajar melalui penglihatan dan pendengaran. Jadi dengan alat ini tujuan pembelajaran harus lebih berhasil. Jangan sampai AVA ini justru

mengganggu tercapainya tujuan pembelajaran (Roestiyah,1982:67). Pengertian media pembelajaran menurut Latuheru (1988:14) ialah: Media pembelajaran adalah bahan, alat maupun metode/tehnik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi iducatif (proses belajar mengajar) antara guru dan anak didik / warga belajar dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Seorang dosen harus berusaha agar materi pengajaran yang disampaikan / disajikan harus mampu diserap dimengerti dengan mudah oleh mahasiswa / warga belajar. Untuk memudahkan penyampaian materi

pengajaran tersebut perlu diusahakan agar mahasiswa dapat menggunakan sebanyak mungkin alat indera yang dimiliki. Semakin banyak alat indera

yang digunakan untuk mempelajari sesuatu, semakin mudah dapat diingat apa yang dipelajari.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Proses belajar mengajar dalam penyampaiannya memerlukan media yang dapat digunakan untuk memudahkan dosen menyampaikan materi

kepada mahasiswa. Ada beberapa fungsi media pembelajaran (Roestiyah 1982 : 69) yaitu : (a). Fungsi edukatif, artinya dengan media pembelajaran ini dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai- nilai

(36)

Fungsi sosial, artinya dengan alat media ini hubungan antara pribadi anak

dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong-royong dapat bersama-sama mempergunakan alat media ini, (c) Fungsi ekonomis, artinya dengan

satu macam alat media pembelajaran sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu. Dapat mengurangi tenaga manusia, sebab pada pelajaran-pelajaran tertentu tidak perlu

disajikan / diberikan oleh guru / manusia tetapi cukup dengan AVA, (d) Fungsi politis, artinya dengan media pembelajaran ini berarti sumber

pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai daerah-daerah bahkan sama di tiap-tiap sekolah. Sehingga tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berarti antara pelaksanaan di daerah

sama dengan di pusat, (e) Fungsi seni (budaya), artinya dengan adanya media pembelajaran ini berarti kita bisa mengenal macam- macam hasil

budaya manusia sehingga pengetahuan anak tentang nilai-nilai budaya manusia semakin lama semakin bertambah. Sebab AVA inipun hasil budaya manusia.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran bagi anak didik menurut Latuheru (1988:23)

yaitu : (a) Media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pelajaran yang disajikan, (b) Media pembelajaran mengurangi bahkan dapat menghilangkan verbalisme, (c) Media

(37)

belakang sosial ekonomi dari anak didik, (d) Media pembelajaran membantu

memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara yang lain, (e) Media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu.

Misalnya benda atau sesuatu yang diajarkan itu terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas, maka dapat saja dipergunakan model, foto atau slide ataupun gambar dari benda tersebut, (f) Media pembelajaran dapat

membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami, misalnya film tentang suatu kejadian. Rangkaian dan urutan

kejadian yang mereka lihat itu akan dapat mereka pelajari secara teratur dan kontinu, (g) Media pembelajaran dapat membantu anak didik dalam mengatasi hal-hal yang sulit terlihat dengan mata, misalnya : bakteri,

amuba, sel-sel yang semuanya hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop, atau dapat diperlihatkan gambar dari benda-benda tadi, (h)

Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan, (i) Media pembelajaran dapat mengatasi hal yang sulit diikuti dengan indera mata. Misalnya peristiwa

mekarnya setangkai bunga. Proses ini dapat diperlihatkan dengan film, melalui teknik animasi, (j) Media pembelajaran memungkinkan terjadinya

(38)

4. Jenis- jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran bisa disebut juga “perangkat keras” dan “perangkat lunak”. Yang dimaksud dengan perangkat keras adalah media

yang secara fisik memang keras, misalnya : tape recorder, televisi, vidio, radio, laptop, OHP, Viewer, dll. Sedangkan yang dimaksud dengan perangkat lunak adalah media yang secara fisik memang lunak, misalnya :

modul, transparasi, pita kaset, pita film dan isi pesan yang tersimpan di dalam pita-pita rekaman atau pita film tadi.

Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar tidak hanya terbatas pada yang disiapkan oleh guru kelas sendiri, bahkan boleh disiapkan oleh suatu tim yang terdiri para ahli dalam bidang

yang bersangkutan (ahli bidang studi, ahli sistem instruksional / pembelajaran, ahli media dan lainya).

Dilihat dari segi penggunaanya, ada tiga kecenderungan umum untuk penggunaan media, Latuheru (1988:15) yaitu : (a) Yang dapat dipakai secara massa, misalnya radio dan televisi, (b) Yang dapat dipakai dalam

kelompok kecil maupun besar, misalnya : film, OHP, video, tape recorder, (c) Yang dapat dipakai secara individual, misalnya komputer, kaset recorder

untuk pelajaran bahasa dan modul. 5. Sistem Penyajian

Dalam interaksi belajar mengajar terdapat beberapa cara penyajian

(39)

Beberapa cara itu adalah : (a) Metode diskusi sebagai metode belajar

mengajar, (b) Kerja kelompok sebagai salah satu strategi belajar mengajar, (c) Penemuan sebagai strategi belajar mengajar, (d) Simulasi sebagai

strategi belajar mengajar, (e) Unit teaching sebagai salah satu strategi belajar mengajar.

6. Penggunaan Media Pembelajaran

Pada Umumya penggunaan alat-alat audio-visual ini diklasifikasikan menjadi empat jenis yakni (Oemar Hamalik, 1986:63) : (1) Alat-alat visual

yang dilihat misalnya tranparancies, papan tulis, gambar-gambar, grafik, poster, dll, (2) Alat-alat yang auditif misalnya radio, rekaman tepe recorder, (3) Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar misalnya : film dan televisi, (4)

Dramatisasi misalnya pantomim, permainan dramatisasi, sosio drama, dan demonstrasi. Dengan alat-alat ini pengajaran menjadi konkrit dan para

mahasiswa akan memperoleh pengalaman yang konkrit yang bersifat mendidik dan memotivasi mahasiswa untuk belajar akuntansi.

C. Gaya Mengajar

1. Pengertian Gaya Mengajar

Berdasarkan hasil riset mengenai gaya penampilan dan kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar, ditemukan tiga ragam gaya kepemimpinan guru, yaitu : otoriter, laisses faire, dan demokratis (Muhibin

(40)

norma perilaku seseorang pada saat orang tersebut mempengaruhi orang lain

(Miftah, 2007:303). Cara dosen mempengaruhi anak didiknya dapat berupa : pemberian gambaran masa depan yang lebih baik, mengorbankan semangat,

memberi perintah, mendidik, membimbing, memberi motivasi, memberi petunjuk, mengadakan disiplin, memberi hukuman, dll (Sutarto, 1986:25). Cara- cara ini digunakan guru dalam usahanya mencapai tujuan pendidikan

secara efektif dan efisien. Dalam hal ini peneliti menempatkan dosen sebagai pimpinan dalam proses belajar mengajar dan mahasiswa sebagai bawahannya.

Secara harafiah, otoriter berarti berkuasa sendiri atau sewenang- wenang (Muhibin Syah, 1995:254). Menurut Sutarto (1986:73), Kepemimpinan otoriter adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar

bersedia bekerjasama dengan cara segala kegiatan yang dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata. Gaya kepemimpinan ini cenderung mengarahkan

anak didik dengan keras tanpa bisa ditawar-tawar, serta kesempatan untuk berperan serta memutuskan cara terbaik untuk kepentingan belajar mereka sangat sedikit sekali. Gaya kepemimpinan otoriter hanya tepat diterapkan

dala m keadaan darurat karena sendi-sendi kelangsungan hidup organisasi terancam, apabila keadaan darurat telah selesai gaya ini harus sege ra

(41)

2. Ciri-Ciri Gaya Mengajar

Ciri-ciri kepemimpinan gaya otoriter adalah sebagai berikut : (Sutarto, 1986:73) :

2. Wewenang mutlak pada pimpinan 3. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan

4. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan. 5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan

para bawahannya dilakukan secara ketat.

6. Tugas- tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif 7. Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.

8. Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan, atau pendapat.

9. Lebih banyak kritik dari pada pujian 10.Kasar dan kaku dalam bertindak

11.Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan.

Gaya kepemimpinan seperti ini dapat menimbulkan kerugian yaitu

suasana kelas menjadi tegang, kaku, menakutkan sehingga dapat menghambat kelancaran proses belajar mengajar. Akan tetapi, harus diakui

banyak guru yang otoriter dapat menyelesaikan tugas keguruan secara baik, dalam artian rencana.

Kepemimpinan gaya demokratis yaitu kemampuan mempengaruhi

orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang dilakukan ditentukan

bersama antara pimpinan dan bawahan (Sutarto, 1986:76). Pada intinya gaya kepemimpinan ini mengandung makna memperhatikan persamaan hak

(42)

Ditinjau dari sudut hasil pengajaran, guru yang demokratis dengan

otoriter tidak jauh berbeda, akan tetapi dari sudut moral, pemimpin demokratis ternyata lebih baik karena lebih disenangi baik oleh rekan

sejawatnya maupun para siswa sendiri (Muhibin Syah, 1995:225). Dosen yang memiliki gaya kepemimpinan demokratis pada umumnya dipandang sebagai guru yang paling baik dan ideal.

Ciri-ciri kepemimpinan gaya demokratis sebagai berikut (Sutarto, 1986:75) :

1. Wewenang pimpinan tidak mutlak

2. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

3. Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antar

pimpinan dan bawahan maupun antara semua bawahan

4. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan

para bawahan dilakukan secara wajar

5. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada instruktif

6. Tidak ada paksaan, ancaman, dan hukuman.

7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,

(43)

9. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak,

terdapat suasana saling hormat- menghormati, saling percaya, dan saling harga- menghargai

Penerapan gaya kepemimpinan demokratis dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa keputusan dan tindakan lebih objektif dan tumbuhnya rasa ikut memiliki. Sedangkan kerugiannya yaitu keputusan

serta tindakan kadang-kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan terbaik (Sutarto,

1986:76).

Kepemimpinan gaya laisses-faire (membiarkan) adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan (Sutarto, 1986:77).

Kepemimpinan gaya laisses-faire (membiarkan) antara lain berciri :

1. Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan 2. Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

3. Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

4. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh

bawahannya

(44)

6. Prakarsa selalu datang dari bawahan

7. Hampir tiada pengarahan dari pimpinan

8. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

9. Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok 10.Tanggungjawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per

orang

4. Kerangka Berfikir

a. Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media

pembelajaran dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi

Dalam proses belajar mengajar yang berorientasi pada media pembelajaran dapat memberikan gambaran bahwa pengadaan media pembelajaran akan sangat menunjang kegiatan belajar mahasiswa, dimana

mahasiswa akan lebih mengerti dan memahami apa yang disampaikan

oleh seorang dosen kepada mahasiswanya yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi belajar akuntansi bagi mahasiswa itu sendiri. Setelah adanya penjelasan yang diberikan oleh dosen tentang media pembelajaran, maka mahasiswa dapat mengerti tentang kegunaan alat/

media tersebut dalan proses belajar akuntansi dan memberikan motivasi

(45)

Hipotesis : Ada Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap

Penggunaan Media Pembelajaran dengan Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi.

b. Hubungan antara gaya mengajar dosen dengan motivasi berprestasi

belajar akuntansi.

Gaya mengajar dosen dalam pembahasan ini bertitik tolak pada

variasi penggunaan ketiga gaya tersebut, yakni dalam menerapkan gaya mengajar otoriter, demokratis dan lasses-faire. Kemampuan dosen di

dalam mengajar di kelas menjadi penentu berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Keberhasilan dan kegagalan dosen sebagai pemimpin dalam mengajar ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang

bersangkutan (Sutarto, 1986:64). Gaya bersikap dan bertindak dosen terlihat dari cara memberikan perintah, membuat keputusan, membimbing,

mene gakkan disiplin, dll. Gaya bersikap dan bertindak dosen ini memberikan semangat yang positif maupun negatif bagi mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

Mahasiswa termotivasi dalam belajar jika ada yang mendorong untuk berbuat sesuatu, ada gairah dan semangat untuk belajar. Oleh sebab

itu, peran dosen sebagai pemimpin di kelas sangat dibutuhkan untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa untuk belajar.

Hipotesis : Ada Hubungan antara Gaya Mengajar Dosen dengan Motivasi

(46)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara 2 variabel atau

lebih. Selain dengan teknik korelasi peneliti juga menggunakan teknik regresi yang tujuannya adalah mengetahui bagaimana sebenarnya kontribusi yang

diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan di Universitas Sanata Dharma

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2007.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek penelitian adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Program

(47)

b. Obyek penelitian adalah persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media

pembelajaran dan gaya mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi (Seviila

Consuelo, 1993:160). Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2004 dan 2005 sebanyak

177 mahasiswa . 2. Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati (Seviila Consuelo, 1993:160).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 sebanyak 165 mahasiswa dengan pengambilan sampel secara

(48)

n = 165,3 dibulatkan menjadi 165

Sisa responden dari mahasiswa PAK ankatan 2004 dan 2005 sebanyak (177-165) = 12 responden. Sehingga 12 responden tersebut digunakan untuk

pengujian validitas dan kekurangannya mengambil mahasiswa PAK angkatan 2003 sebanyak 23 responden. Dengan demikian total responden untuk pengujian validitas dan reliabilitas : 35 responden.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada 3 variabel

yaitu variabel bebas (independent variable) meliputi persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran (X1) dan gaya mengajar dosen

(X2). Variabel terikat (dependent variable) adalah motivasi berprestasi belajar akuntansi (Y).

2. Pengukuran Variabel

1. Persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran (X1) Pengukuran variabel kondisi persepsi mahasiswa terhadap penggunaan

(49)

Persepsi penelitian ini untuk mengukur pemahaman mahasiswa yang telah

menempuh mata kuliah AKD I dan AKM I dalam hal penggunaan media pembelajaran oleh dosen berdasar tingkat kesesuaian penggunaannya.

Berikut kisi-kisi kuesioner untuk variabel persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran :

Tabel 1. Operasional Variabel Persepsi Mahasiswa terhadap Penggunaan

Media Pembelajaran

No Indikator No butir

1 1) Visual 2) Auditif 3) Audio Visual 4) Dramatisasi

1,2,4,5,6,7,8,10,11 9,10,11

10,11 3

Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala pendapat sebagai berikut :

Pertanyaan positif Pertanyaan negatif

Sangat sesuai Sesuai Tidak sesuai Sangat tidak sesuai

4 Sangat tidak sesuai

(50)

2. Gaya mengajar dosen (X2).

Pengukuran variabel gaya mengajar dosen dalam penelitian ini meliputi variasi gaya otoriter, gaya demokratis, dan gaya lasses- faire. Pengukuran

variabel kondisi gaya mengajar dosen menggunakan pernyataan yaitu pernyataan Selalu (S), Sering (Srg), Terkadang (Kdg) dan Tidak Pernah (TP).

Berikut kisi-kisi kuisioner untuk variabel variasi gaya mengajar dosen : Tabel 2. Operasional Variabel Gaya Mengajar Dosen

No INDIKATOR URAIAN NO. ITEM d. Pemberian tugas e. Sikap, tingkah laku

dan perbuatan d. Pemberian tugas e. Sikap, tingkah laku

dan perbuatan d. Pemberian tugas

(51)

e. Sikap,tingkah laku dan perbuatan

f. Penghargaan

8

9

Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala pendapat

sebagai berikut :

3. Motivasi berprestasi belajar akuntansi (Y)

Pengukuran variabel motivasi berprestasi belajar akuntansi menggunakan pernyataan Selalu (S), Sering (Srg), Terkadang (Kdg) dan Tidak Pernah (TP).

Berikut kisi-kisi untuk veriabel motivasi berprestasi belajar akuntansi :

Tabel 3. Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi

No Indikator Item Positif Item Negatif

1 Motivasi dengan persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran

6,8,15 14

2 Motivasi dengan gaya

mengajar dosen 2,3,4,5 7,12,14

Pertanyaan positif Pertanyaan negatif

(52)

3 Motivasi berprestasi belajar akuntansi

9,10,11 1,13

Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala pendapat sebagai berikut :

Pertanyaan positif Pertanyaan negatif

Selalu

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden (Suharsimi, 2006:151). Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran dan gaya mengajar dosen dengan motivasi

berprestasi belajar akuntansi 2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang berdasarkan pada catatan tentang suatu

subyek yang dilakukan individu / lembaga (Suharsimi, 2006:158). Metode ini diperlukan untuk mendapatkan data-data untuk melengkapi data-data yang

(53)

G. Uji Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan 3 macam kuesioner yang mencakup persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran, gaya mengajar

dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Untuk memastikan bahwa item- item kuesioner sahih dan handal, Maka akan dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, sebelum penelitian dilakukan diluar mahasiswa yang

menjadi sampel penelitian ini.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Masri Singarimbun, 1989:124). Dalam

penelitian ini pengujian validitas menggunakan rumus r Product Moment. Pengujian validitas yang akan diuji dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,

2000:212)

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = banyaknya sampel yang diujicobakan ? X = Jumlah skor dalam sebaran X

? Y = Jumlah skor dalam sebaran Y ? XY = Jumlah hasil kali antara X dan Y ? X² = Jumlah kuadrat nilai X

(54)

Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak, maka

ketentuannya sebagai berikut :

a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen penelitian

dikatakan valid.

b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen penelitian

dikatakan tidak valid.

Hasil pengujian validitas dengan komputasi melaluli program SPSS

versi 12.0.

Dari hasil korelasi product moment tidak menemukan butir pertanyaan yang memiliki koefesien korelasi lebih kecil dari nilai r_tabel

sebesar 0.344 (df=33, α=5%) pada kelompok pertanyaan persepsi mahasiswa

pada penggunaan media pembelajaran, gaya mengajar dosen, dan motivasi

berprestasi belajar akuntansi, sehingga semua butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid.

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Instrumen

(55)

10 0.3554 0.3682 0.4215 0.344 Valid

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan sistem konsistensi internal belah dua dengan rumus Alpha

Cronbach. Pengujian reliabilitas didasarkan pada rumus Alpha Cronbach. dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2000:282):

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha > dari rtabel dengan taraf signifikan 5%, maka

instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya alpha <

dari rtabel dengan taraf signifikan 5%, maka instrumen penelitian tersebut tidak

(56)

Hasil pengujian reliabilitas dengan komputasi melaluli program SPSS

versi 12.0.

Hasil pengujian reliabilitas mendapatkan koefesien alpha sebesar

0.8656 pada kuesioner persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran, sebesar 0.7595 pada kuesioner bagian gaya mengajar dosen, dan sebesar 0.8037 pada kuesioner bagian motivasi berprestasi belajar

akuntansi. Ketiganya memiliki koefesien alpha lebih dari r_tabel sebesar

0.344 (df=33, α=5%) sehingga dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2000).

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Koefesien

Alpha

r-tabel

(df=33,α=5%) Keterangan Persepsi mahasiswa 0.8656 0.344 Reliabel Gaya mengajar dosen 0.7595 0.344 Reliabel Motivasi berprestasi 0.8037 0.344 Reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

(57)

2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan

berdasarkan Kolmogorov-Smirnov test (Sugiyono, 2000:150). Rumusnya adalah sebagai berikut:

D = maksimum [ F0 (X) – Sn (X) ]

Keterangan :

D = deviasi maksimum

F0 = fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan

Sn (X) = distribusi frekuansi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Kolmogorov-Smirnov hitung < nilai Kolmogorov Smirnov tabel, maka distribusi data tersebut dikatakan normal dan sebaliknya. Bila

Probabilitas (ρ) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf

signifikan 5% berarti sebaran data variabel tidak normal, begitu terjadi

sebaliknya.

3. Uji Hipotesis

a. Hipotesis

-Ho = Tidak Ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi

(58)

-Ho = Tidak Ada hubungan antara gaya mengajar dosen dengan motivasi

berprestasi belajar akuntansi

-Ha = Ada hubungan antara gaya mengajar dosen dengan motivasi

berprestasi belajar akuntansi

a. Pengujian Hipotesis

Ø Pengujian hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap penggunaan

media pembelajaran dan gaya mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi digunakan langkah Analisis Korelasi

Multivarian yang menggunakan rumus persamaan Regresi Ganda

(Sugiyono, 2000:250) sebagai berikut:

Y = a + b

1

x

1

+ b

2

x

2

Keterangan :

Y = Motivasi berprestasi belajar akuntansi

X1 = Variabel persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media

pembelajaran

X2 = Variabel gaya mengajar dosen

Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t hitung < t tabel Ho ditolak jika t hitung > t tabel, atau Ho diterima jika p hitung > 0.05

(59)

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Dari PTG ke Universitas

Pada tahun 1955 didirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Sanata Dharma dan mulai bulan November 1958 pemerintah mengubah nama

PTPG Sanata Dharma menjadi FKIP denagn alasan PTPG bukanlah nama suatu instansi perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal itu, nama PTPG Sanata Dharma

berganti menjadi FKIP Sanata Dharma. Namun muncul persoalan, “Mana Universitasnya?”, guna mengatasi persoalan itu, muncul gagasan untuk membentuk Universitas Katolik Indonesia untuk “melindungi” FKIP Sanata

Dharma. Namun universitas tersebut tidak berwujud dan FKIP Sanata Dharma tetap berjalan.

Antara tahun 1960-1966 bidang pendidikan ditanganai oleh dua kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (P & K) serta Kementerian Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) dan FKIP berada di

bawah PTIP. Setelah itu P&K mendirikan Institut Pendidikan Guru (IPG) sehingga terjadilah dualisme. Guna mengatasi hal tersebut Presiden Soekarno

membentuk IKIP yang merupakan gabungan dari FKIP dan IPG. Dengan demikian mulai tanggal 1 September 1965, berdasarkan SK No. 237/b-swt/u/1965, FKIP Sanata Dharma mengganti nama mengganti IKIP Sanata

(60)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat serta kemajuan jaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46/d/o/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi

Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.

Dengan demikian, IKIP yang dulu merupakan lembaga yang berdiri sendiri, sekarang merupakan sebuah fakultas dari USD, hanya saja fakultas yang

lain berstatus terdaftar, sedangkan jurusan dan program studi yang berada dalam FKIP statusnya tetap disamakan sesuai dengan SK Dirjen Dikti No. 226/ Dikti/

Kep/ 1993, tertanggal 10 Mei 1993. Selanjutnya, berdasarkan peraturan baru semua program studi dilingkungan FKIP US D telah terakreditasi sesuai dengan SK Mendikbud No. 78/ d.o/ 1997, tertanggal 17 November 1997.

Semenjak ada perubahan IKIP Sanata Dharma menjadi Universitas Sanata Dharma pada tahun 1993, Pendidikan Akuntansi (PAK) yang awalnya berada di

bawah Ilmu Ekonomi terhitung pada saat itu berada dibawah Program Studi Pendidikan Dunia Usaha, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP. Pada tahun 1996, Pendidikan Akuntansi dinyatakan TERAKREDITASI

berdasarkan surat keputusan yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi tertanggal 11 Agustus 1998. Tahun 1999, berdasarkan SK

Dirjen Dikti No. 143/DIKTI/Kep/1999 Pendidikan Akuntansi berada dibawah Program Studi Pendidikan Ekonomi. Tahun 2003, kembali Pendidikan Akuntansi dinyatakan TERAKREDITASI berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi

(61)

B. Visi dan Misi FKIP

1. Visi

a. Pendidikan yang bersuasanakan cinta kasih dan bercorak humanistik, yang

menghargai martabat manusia, akan meningkatkan pribadi manusia secara utuh.

b. Hubungan antara pendidikan dan subyek yang ideal adalah hubungan

dialogis, ketika mereka saling menghargai dan membantu untuk mewujudkan kemanusiaan mereka.

c. Penegakan keadilan dan pelayanan terhadap mereka yang lemah dalam dunia pendidikan perlu mendapat tekanan.

d. Penyiapan tenaga kependidikan yang professional, baik dalam bidang

keahlian maupun keguruan, merupakan hal yang penting.

2. Misi

a. Menyiapkan tenaga kependidikan yang profesional, yang bercirikan hal- hal berikut :

1) berkemampuan tinggi, bermutu, berwawasan luas dan kritis;

2) menguasai bidang studi tertentu sehingga mampu memanfaatkannya dalam lembaga pendidikan sekolah, luar sekolah dan lembaga lain

yang terkait;

(62)

4) mampu mengaktualisasikan diri sebagai pribadi maupun sebagai

anggota masyarakat yang bertanggungjawab; 5) bermodal, sosial, adil, dan penuh pengabdian.

b. Menyiapkan tenaga kependidikan yang humanistik, yang menghargai nilai martabat manusia, terutama subjek didik.

c. Menyiapkan tenaga kependidikan yang menerapkan semangat dielogis

dalam pelaksanaan pendidikan.

d. Menyiapkan tenaga kependidikan yang menghargai dan mengembangkan

kebebasan serta kejujuran akademik dalam proses pendidikan.

1. Fasilitas

1. Perpustakaan

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma menempati gedung berlantai empat dengan luas kurang lebih 4000 meter persegi. Sampai dengan bulan

September 2006 perpustakaan ini memiliki koleksi buku sejumlah 93.062 judul buku dalam 181.253 eksemplar. Koleksi majalah yang dimiliki majalah lepas dan majalah terjilid masing- masing 212 judul dan 195 judul termasuk

harian berbahasa Inggris. Selain itu perpustakaan memiliki 12 surat kabar harian dan 4 tabloid. Selain buku, majalah dan surat kabar, perpustakaan ini

juga memiliki koleksi jurnal, disket, kaset, skripsi, tesis serta 639 judul CD.

(63)

perpustakaan. Dengan demikian, perpustakaan yang dilengkapi dengan sistem

jaringan informasi canggih, Local Area Network (LAN), pengunjung diberi kebebasan dan kesempatan menemukan informasi sebanyak mungkin dengan

cepat dan efisien. Perpustakaan juga dilengkapi dengan komputer Work Station untuk dapat digunakan mahasiswa dan dosen dalam menulis karya-karya ilmiahnya.

2. Pusat Komputer

Universitas Sanata Dharma memiliki pusat komputer dengan banyak Work

Station di dalamnya. Mahasis wa dan dosen dapat menggunakan komputer-komputer tersebut untuk mengetik, mengolah data maupun mengakses data dari internet. Di pusat komputer ini juga ditawarkan kursus komputer yaitu :

apresiasi komputer, MS Word, MS Exel, Pemrograman FOXPRO dan internet.

3. Laboratorium Pendidikan untuk Program Studi Pendidikan Akuntansi :

Pusat Simulasi Bisnis dan Koperasi

Laboratorium Simulasi Bisnis dan Koperasi ini digunakan untuk praktikum

bisnis dan koperasi secara hipotesis (simulasi) bagi mahasiswa dan peneliti yang dikelola oleh Prodi PAK dan PE. Saat ini laboratorium ini baru

(64)

Pribadi bagi karyawan dan dosen Universitas Sanata Dharma serta pembuatan

buku praktik akuntansi untuk Mata Kuliah Akuntansi Usaha Dagang dan Jasa.

4. Laboratorium Micro Teaching

Laboratorium Micro Teaching digunakan untuk praktik mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Program Pengalaman Lapangan I. Laboratorium ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mahasiswa secara

khusus dan dosen pada umumnya sebelum mahasiswa dapat terjun langsung ke sekolah secara langsung. Saat ini laboratorium micro teaching sudah

(65)

49

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Hipotesis mengenai keberadaan hubungan persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran dan gaya mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akutansi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yo gyakarta dibuktikan dengan melakukan Analisis

Korelasi Multivarian yang menggunakan rumus persamaan Regresi Ganda

(Sugiyono, 2000:250). Secara garis besar dari hasil pengujian yang dilakukan membuktikan bahwa keberadaan hubungan tersebut terbukti ada secara signifikan, dengan demikian hipotesis dinyatakan diterima.

Bab ini akan menguraikan hasil pengujian tersebut beserta pembahasannya. Mengenai hasil lengkap dari pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada

halaman lampiran- lampiran.

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Persepsi Mahasiswa pada Penggunaan Media Pembelajaran

Persepsi ini diukur menggunakan sebelas butir pertanyaan dengan

skala jawaban 1 (sangat tidak sesuai) sampai dengan 4 (sangat sesuai), mahasiswa yang memberikan respon sangat sesuai pada semua pertanyaan /

pernyataan berarti memiliki persepsi sangat tinggi (sangat posistif) dan

(66)

respon sangat tidak sesuai terhadap semua pertanyaan / pernyataan yang

diajukan berarti memiliki persepsi sangat rendah (sangat negatif) dan memiliki skor sebesar 11 x 1 = 11, sedangkan mahasiswa yang memiliki skor

persepsi diantara 11 sampai dengan 44 diklasifikasikan dalam empat kelompok sebagai berikut :

Interval = (Skor tertinggi – Skor terendah) / Jumlah kelompok = (44 – 11) / 4

= 8.25

(Sri Mulyono, 1991:9)

Sehingga diperoleh klasifikasi :

Interval Klasifikasi

11 – 19.25 Sangat Rendah > 19.25 – 27.50 Rendah

> 27.50 – 35.75 Tinggi

> 35.75 – 44 Sangat Tinggi

Hasil pengujian statistik deskriptif mendapatkan rata-rata mahasiswa memiliki persepsi pada penggunaan media pembelajaran sebesar 30.75, dalam

klasifikasi di atas termasuk tinggi. Sedangkan dilihat secara perorangan

ditemukan, dari 165 mahasiswa yang menjadi sampel sebanyak 28 atau 17 % memiliki persepsi dalam klasifikasi rendah, sebanyak 120 atau 72.7% dalam

klasifikasi tinggi, dan sebanyak 17 atau 10.3 % dalam klasifikasi sangat tinggi, tidak ada dari mereka yang memiliki persepsi dalam klasifikasi sangat

(67)

Frekuensi

Persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran

Sangat Tinggi (> 35.75 - 44) Tinggi (> 27.5 - 35.75)

Rendah (> 19.25 - 27.5)

Tabel 4.3 Sebaran klasifikasi

persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran

Interval Klasifikasi Frekuensi % Frekuensi

11 – 19.25 Sangat Rendah 0 0

> 19.25 – 27.50 Rendah 28 17.0

> 27.50 – 35.75 Tinggi 120 72.7

> 35.75 – 44 Sangat Tinggi 17 10.3

Jumlah 165 100

Gambar 1. Grafik sebaran persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media pembelajaran

2. Gaya Mengajar Dosen

Gambar

Tabel 1. Operasional Variabel Persepsi Mahasiswa terhadap Penggunaan
Tabel 2. Operasional Variabel Gaya Mengajar Dosen
Tabel 3. Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang a) Bahwa Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Reguler Mandiri Universitas Andalas Tahun 2010 telah melaksanakan evaluasi calon mahasiswa baru

Luaran wajib dari Penelitian Dosen Pemula ini adalah publikasi ilmiah dalam jurnal lokal.. yang mempunyai ISSN atau jurnal

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan; Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas; Kementerian Keuangan; Kementerian Komunikasi dan Informatika;

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

Fotocopy blanko akta dimaksud haruslah berdasarkan suatu blanko akta dengan nomor porporasi tertentu yang dimiliki oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi dan

Implementasi Prinsip Transparansi Dalamsharia Governance Pada Pt. Kendala-kendala

[r]

In decode mode, the CS92288 accepts MPEG transport, program and audio/video elementary bit streams.. The OSD feature supports both text and 2-bit, 4-bit, and 8-bit graphics