• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU, BANTUL MELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SISTEM IMUN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biolo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU, BANTUL MELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SISTEM IMUN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biolo"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU, BANTUL MELALUI METODE TWO STAY

TWO STRAY PADA MATERI SISTEM IMUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh: Ina Lisnawati

NIM : 091434033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

M i n t a la h, m a ka a ka n di ber i ka n kepa da m u; ca r i la h, m a ka ka m u a ka n m en da pa t ; ket okla h, m a ka pi n t u a ka n di buka ka n

ba gi m u

(M a t i us 7:7)

Peker ja a n heba t t i da k di la kuka n den ga n kekua t a n , t a pi den ga n ket ekun a n da n kegi gi ha n

(Sa m uel Jhon son)

K esem pa t a n i t u seper t i a w a n la lu

Per gun a ka n la h sela gi i a t a m pa k di ha da pa n m u

Ku persembahkan karya kecil ini unt uk:

Tuhanku Yesus Krist us yang menaungi langkahku dengan

rahmat - N ya

Ayah, I bu, dan keluarga besarku yang senant iasa

mencurahkan cint a kasih dan doa mereka unt ukku

Almamat erku yang selalu kubanggakan

Dosen pembimbingku yang selalu

memberikan arahan

Kekasihku dan para sahabat ku yang selalu memberikan

dukungan dan mot ivasi

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi sistem imun dengan penerapan metode Two Stay Two Stray. Penelitian dilaksanakan tanggal 23 April – 1 Mei 2013, yang terdiri atas 2 siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul tahun ajaran 2012/2013. Data aspek kognitif siswa diperoleh dari hasil post-test yang dilaksanakan pada akhir masing-masing siklus. Sedangkan data aspek afektif dan aspek psikomotor siswa diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Two Stay Two Stray dalam kegiatan pembelajaran materi sistem imun dapat meningkatkan: 1) hasil belajar aspek kognitif siswa yang diukur dengan skor rata-rata kelas dan persentase kriteria ketuntasan minimal. Pada siklus I skor rata-rata kelas sebesar 70,66; sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 84. Persentase kriterian ketuntasan minimal pada siklus I sebesar 40,63 %; dan meningkat menjadi 75 % pada siklus II. 2) Hasil belajar aspek afektif, pada siklus I persentase skor rata-rata untuk aspek afektif sebesar 61,72 % dan meningkat menjadi 70,51 % pada siklus II, sedangkan persentase jumlah siswa yang memperoleh skor dalam kategori tinggi sebesar 37,5 % pada siklus I dan 71,88 pada siklus II. 3) Dan untuk hasil belajar aspek psikomotor persentase skor rata-rata aspek psikomotor sebesar 54,56 % pada siklus I dan meningkat menjadi 75,17 % pada siklus II, sedangkan persentase jumlah siswa yang memperoleh skor dalam kategori tinggi sebesar 37,5 % pada siklus I dan meningkat menjadi 84,38 % pada siklus II.

(8)

ABSTRACT

This research is classroom action research, which aims to improve student learning outcomes in the study material immune system with two stay two stray method. The research was conducted on April 23 to May 1, 2013; consisting of 2 cycles. The subjects in this study were students of class XI IPA 2 Pangudi Luhur Senior High School Sedayu, Bantul academic year 2012/2013. Cognitive aspects of the data obtained at student’s post-test was conducted at the end of each cycle. While the data aspects of student’s affective and psychomotor aspects derived from the observation of student activity during the learning process. Was data were analyzed using qualitative and quantitative descriptive analysis.

The results of this research showed that the use of two stay two stray method in learning materials of the immune system can improve: 1) student’s cognitive learning performance as measured by the average score of the class and percentage of minimum completeness criteria. In the first cycle, the average class score was 70.66, while in the second cycle it increased to 84. Percentage of minimum completeness criteria in the first cycle was 40.63%, and it increased to 75% in the second cycle. 2) The results of the affective aspects of learning , the average percentage score for the affective aspect in the first cycle was 61.72 % and it increased to 70.51 % in the second cycle , while the percentage of students scoring in the high category was 37.5 % in first cycle and 71.88 in the second cycle. 3) Mean percentage score of the psychomotor aspects of learning performance was 54.56 % of the first cycle and it increased to 75.17 % in the second cycle, while the percentage of students in the high category was 37.5 % in first cycle and it increased to 84.38 % in the second cycle .

Keywords: two stay two stray methods, cognitive aspect, psychomotor aspects, affective aspects.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul Melalui Metode Two Stay Two Stray Pada Materi Sistem Imun” dengan baik.

Skripsi ini dapat tersusun atas bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayah, Ibu, Adik-adik, dan seluruh keluarga besar penulis yang senantiasa

mencurahkan cinta kasih dan doa yang luar biasa untuk mengiringi langkah penulis.

2. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengenyam pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan dorongan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Br. Agustinus Mujiya, S.Pd, FIC. selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, Bantul yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, Bantul. 5. Drs. Markoes Padmonegoro selaku guru pengampu mata pelajaran Biologi di

(10)

6. Siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, Bantul tahun ajaran 2012/2013 yang telah berpartisipasi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran sistem imun.

7. Rekan observer : Warjuni, Widi, Ana, Tutus, Rini, dan Yuni yang membantu keberhasilan pelaksanaan penelitian ini

8. Seluruh Dosen Pendidikan Biologi yang sangat luar biasa, yang senantiasa menuntun, memotivasi, dan membimbing penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma

9. Seluruh staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atas pelayanannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma 10. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat yang telah membiayai seluruh perkuliahan

penulis di Universitas Sanata Dharma

11. Johannes Sianturi, partner yang luar biasa yang selalu mendukung, memotivasi, dan memberikan hiburan bagi penulis dalam menghadapi permasalahan-permasalahan selama menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat penulis: Tutus, Rini, Kak Ve, Yani, Yuni, Cici, dan Theo yang memotivasi dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman Pendidikan Biologi 09 atas kebersamaan, dukungan, dan bantuan yang diberikan selama belajar di Pendidikan Biologi.

14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Penulis Ina Lisnawati

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

1. Materi Pokok ... 5

2. Parameter ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(12)

1. Manfaat Bagi Siswa ... 6

2. Manfaat Bagi Guru ... 6

3. Manfaat Bagi Sekolah ... 6

4. Manfaat Bagi Peneliti ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Belajar dan Pembelajaran ... 7

B. Hasil Belajar ... 8

1. Jenis Hasil Belajar ... 9

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 10

C. Metode Two Stay Two Stray ... 13

1. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 14

2. Kelebihan Metode Two Stay Two Stray ... 16

3. Kekurangan Metode Two Stay Two Stray ... 16

D. Sistem Imun ... 17

E. Penelitian yang Relevan ... 19

F. Kerangka Berpikir ... 19

G. Hipotesa ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Setting Penelitian ... 21

1. Obyek Penelitian ... 21

2. Subyek Penelitian ... 21

3. Tempat Penelitian ... 21

4. Waktu Penelitian ... 22

C. Variabel Penelitian ... 22

(13)

D. Rancangan Penelitian ... 23

1. Perencanaan ... 25

2. Pelaksanaan Tindakan ... 25

3. Observasi ... 27

4. Refleksi ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

1. Soal Tes ... 28

2. Lembar Observasi ... 29

F. Analisis Data ... 30

1. Sumber Data ... 30

2. Jenis Data ... 30

3. Teknik Pengumpulan Data... 30

4. Cara Analisa Data ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 36

2. Data Hasil Belajar ... 48

B. Pembahasan ... 55

1. Peningkatan Hasil Belajar ... 55

2. Faktor Pendukung Keberhasilan Penelitian ... 61

3. Faktor Penghambat Keberhasilan Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran... 65

(14)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Rancangan Tindakan... 24

(15)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Kelas XI IPA 2... 51 Diagram 4.2 Persentase Skor Rata-Rata Hasil Belajar Aspek Afektif

Siswa Kelas XI IPA 2... 52 Diagram 4.3 Persentase Skor Rata-Rata Hasil Belajar Ranah

Psikomotor Siswa Kelas XI IPA 2... 54 Diagram 4.4 Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siswa Kelas XI

(16)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas XI IPA 2... 50

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Guru Melakukan Presentasi... 40

Gambar 4.2 Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok... 41

Gambar 4.3 Siswa Berkunjung ke Kelompok Lain... 41

Gambar 4.4 Diskusi Kelompok Siklus II... 46

Gambar 4.5 Siswa Berkunjung ke Kelompok Lain... 46

Gambar 4.6 Presentasi Kelompok 8... 47

Gambar 4.7 Siswa Bertanya kepada Guru... 60

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Parameter Keberhasilan Penelitian... 22

Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajara... 27

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar Aspek Psikomotor dalam Kegiatan Pembelajaran... 33

Tabel 3.4 Kriteria Hasil Belajar Aspek Afektif dalam Kegiatan Pembelajaran... 35

Tabel 4.1 Hasil Pre-Test... 38

Tabel 4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 38

Tabel 4.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 44

Tabel 4.4 Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Kelas XI IPA 2... 49

Tabel 4.5 Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Kelas XI IPA 2... 51

Tabel 4.6 Persentase Skor Rata-Rata Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Kelas XI IPA 2... 52

Tabel 4.7 Persentase Skor Rata-Rata Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siswa Kelas XI IPA 2... 53

Tabel 4.8 Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siswa Kelas XI IPA 2... 54

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a. Surat Permohonan Ijin Penelitian... 70

Lampiran 1b. Surat Pernyataan Telah Melakuk... 71

Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Program... 72

Lampiran 3. Silabus... 73

Lampiran 4. RPP... 74

Lampiran 5. Kelompok Diskusi Materi Sistem Imun XI IPA 2... ... 92

Lampiran 6a. Kisi-Kisi Pembuatan Lembar Observasi Aspek Afektif... 93

Lampiran 6b. Contoh Lembar Observasi... 95

Lampiran 7a. Kisi-Kisi Pembuatan Lembar Observasi Aspek Psikomotor... 98

Lampiran 7b. Contoh Lembar Observasi... 100

Lampiran 8. Kisi-Kisi Penyusunan Alat Evaluasi... ... 103

Lampiran 9. Hasil Ulangan Harian Sistem Imun Tahun Ajaran 2011/2012... ... 116

Lampiran 10. Hasil Pre-Test... ... 117

Lampiran 11. Hasil Post-Test Siklus I.......... ... 122

Lampiran 12. Hasil Post-Test Siklus II......... ... 129

Lampiran 13. Hasil Analisa Aspek Afektif... 133

Lampiran 14a. Hasil Analisa Aspek Psikomotor... 135

Lampiran 14b. Hasil Analisa Butir Pernyataan Aspek Psikomotor... 137

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, sebagai akibat interaksinya terhadap sesama dan lingkungannya (Siregar, 2010). Agar kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien maka perlu difasilitasi oleh sumber belajar. Sumber belajar ada bermacam-macam, diantaranya adalah lingkungan sekitar, sesama, dan lain-lain. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka guru perlu merancang suatu kegiatan pembelajaran yang baik pula. Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari aspek kognitif yang berupa hasil belajar siswa dan aspek psikomotor serta afektif yang berkaitan dengan sikap siswa. Ketiga aspek tersebut akan memberikan gambaran mengenai sejauh mana suatu kegiatan pembelajaran berhasil dimengerti dan diaplikasikan oleh siswa.

Keberhasilan kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh seorang guru dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa sendiri, misalnya motivasi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor pendukung atau dorongan yang berasal dari luar diri siswa, misalnya sarana dan prasarana yang digunakan, metode yang diterapkan, situasi kelas dan sebagainya.

Berdasarkan buku Standar Kompetensi tahun 2003 yang disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional, pembelajaran Biologi memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah mengembangkan kepekaan nalar untuk

(21)

memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari.

Proses penemuan seperti ini tidak terlepas dari peranan guru dalam mengajarkan ilmu Biologi di sekolah. Hal ini terkait dengan bagaimana usaha dari guru tersebut untuk membangkitkan minat siswa dalam mempelajari Biologi, sehingga siswa bisa berpikir kritis dan menyukai Biologi. Usaha yang dilakukan guru dapat berupa penggunaan metode yang menarik dan tepat. Pengguanaan metode yang menarik dan tepat dapat membuat siswa menjadi menyukai Biologi, sehingga membangkitkan minat belajar siswa. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas, sehingga prestasi belajar siswa pun semakin meningkat.

(22)

3

berbeda. Sedangkan faktor dari guru Biologi adalah kurangnya kreativitas guru dalam menginovasi kegiatan pembelajaran agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran, terutama keberhasilan penguasaan materi pelajaran oleh siswa akan sangat ditentukan oleh seberapa baik seorang guru menerapkan metode mengajarnya di kelas maupun di luar kelas (Kartini, 2007). Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas XI IPA 2, maka perlu adanya inovasi baru dalam kegiatan pembelajarannya. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam kondisi kelas XI IPA 2 adalah metode Two Stay Two Stray. Metode ini dapat diterapkan di semua mata pelajaran dan semua usia. Metode Two Stay Two Stray melibatkan peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan membagikan informasi yang dimilikinya kepada peserta didik lain yang memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam penerapan metode Two Stay Two Stray terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas sehingga siswa dapat bekerjasama dengan temannya. Selain itu metode ini juga dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar. Dalam penerapannya guru hanya berperan sebagai fasilitator, peserta didik benar-benar menerima ilmu dari pengalamannya belajar bersama-sama dengan rekan-rekannya baik yang sudah dikategorikan mampu maupun yang masih dikategorikan lemah dalam memahami konsep/materi pelajaran.

Materi sistem imun merupakan materi yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga setiap siswa tentu telah memiliki konsep awal yang berbeda satu sama lain mengenai materi ini. Konsep tersebutlah yang diharapkan dapat disharingkan dengan peserta didik lainnya, sehingga

(23)

setiap peserta didik dapat mengkonversikan konsep yang telah dimiliki dengan teori yang telah ada.

Penelitian mengenai penerapan metode Two Stay Two Stray pada materi sistem imun belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun penerapan metode tersebut pada mata pelajaran lain sudah pernah dilakukan, yaitu pada mata pelajaran Bahasa Jerman oleh Uswatun Khasanah (http://eprints.uny.ac.id/4332/1/Uswatun%20Khasanah_04203241030.pdf). Penelitian tersebut diterapkan pada kelas XI SMA N 1 Sedayu dengan menggunakan metode eksperimen. Dari hasil penelitian diketahui bahwa metode Two Stay Two Stray sangat efektif diterapkan. Hal ini terlihat dari bobot keefektifan penerapan metode tersebut pada kelas eksperimen adalah 9,04%. Nilai rata-rata peserta didik kelas eksperimen adalah 27,81 lebih besar dari pada kelas kontrol yakni 25,53. Untuk mengetahui apakah metode tersebut juga efektif diterapkan pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi sistem imun maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul Melalui Metode Two Stay Two Stray pada Materi Sistem Imun.

B.RUMUSAN MASALAH

(24)

5

C.BATASAN MASALAH

Agar pengkajian masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas maka diperlukan suatu batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Materi Pokok

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem imun yang terangkum dalam kompetensi dasar 8.6, yaitu menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit. 2. Parameter

Parameter keberhasilan yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar aspek kognitif diukur dengan menggunakan post-test yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus. Sedangkan hasil belajar aspek afektif dan psikomotor diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

D.TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, pada materi sistem imun melalui penerapan metode Two Stay Two Stray.

(25)

E.MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Bagi Siswa

a. Siswa dapat memahami materi sistem imun dengan efektif. b. Siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. c. Siswa termotivasi untuk mempelajari Biologi

2. Manfaat Bagi Guru

Guru dapat memperoleh alternatif variasi metode mengajar yang efektif dalam mengajarkan materi sistem imun.

3. Manfaat Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi mengenai metode mengajar yang sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan khususnya dalam pembelajaran Biologi

4. Manfaat Bagi Peneliti

(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A.BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup (Siregar, 2011:3). Salah satu pertanda seseorang telah belajar sesuatu adalah perubahan tingkah laku individu yang bersangkutan, yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut harus dapat bertahan selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian, belajar pada dasarnya dapat dipandang sebagai suatu proses perubahan positif-kualitatif yang terjadi pada tingkah laku peserta didik sebagai subyek didik akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, kemampuan berpikir logis dan kritis, kemampuan interaktif, dan kreativitas yang telah dicapainya.

Menurut Depdiknas (2003:4) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dan lingkungannya. Sementara itu, agar proses belajar berlangsung efektif, semua faktor internal (dari dalam diri peserta didik) dan faktor eksternal (dari luar diri peserta didik) harus diperhatikan oleh setiap guru. Faktor-faktor internal meliputi antara lain bakat, kecerdasan (intelektual, emosional, dan spiritual), minat, motivasi, sikap, dan latar belakang sosial ekonomi dan budaya. Adapun faktor-faktor eksternal meliputi antara lain tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, reinforcement (penguatan) yang digunakan guru, iklim sosial dalam

(27)

kelas, waktu yang tersedia, sistem dan teknik evaluasi, pandangan dan sikap guru terhadap peserta didik, dan upaya guru untuk menangani kesulitan belajar peserta didik.

B.HASIL BELAJAR

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar bukan merupakan kegiatan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan, dan aspek lain yang ada pada individu tersebut (Sudjana, 2012).

(28)

9

siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai, dimana nilai tersebut diperoleh dari penampilan siswa sehari-hari ketika belajar. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara, misalnya proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, dan test.

1. Jenis Hasil Belajar

Secara garis besar hasil belajar terdiri atas tiga hal, yaitu hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi

b. Aspek Afektif

Menurut taksonomi Krathwol dalam Mardapi (2008), aspek afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek, yaitu menerima; menjawab atau reaksi; menilai; organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c. Aspek Psikomotor

Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari enam aspek, yaitu gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar; keterampilan pada gerakan-gerakan dasar; kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain; kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan; gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;

(29)

kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri. Faktor tersebut meliputi minat, kecerdasan, bakat, dan motivasi.

1) Minat

(30)

11

menarik. Karena itu pendidik/ pengajar perlu mengenali karakteristik siswa, misalnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan, dan lain-lain.

2) Kecerdasan

Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang. Seperti yang dikemukakan oleh Syah (2003) bahwa semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluang siswa tersebut untuk meraih sukses, sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekolah. Setiap guru seharusnya menyadari bahwa berbagai tingkat intelegensi siswa baik yang rendah ataupun tinggi dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa yang bersangkutan.

Siswa yang tergolong cerdas biasanya akan merasa tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari sekolah karena pelajaran yang diberikan terlampau mudah baginnya, kemudian siswa tersebut akan merasa frustasi karena tuntutan keingintahuannya merasa dibendung.

3) Bakat

Selain kecerdasan, bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan (Syah,

(31)

2003). Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil.

4) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan suatu tindakan. Besar kecilnya motivasi dipengaruhi oleh kebutuhan individu tersebut. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang ikut mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah lingkungan sosial budaya; lingkungan keluarga; program sekolah; guru; pelaksanaan pembelajaran; dan teman sekolah.

1) Faktor yang berasal dari orang tua

(32)

13

yang demikian masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya orang tua menyisipkan nilai pendidikan dalam mendidik anak-anaknya, misalnya dengan ditegur dan diberi pujian. Sehingga secara tidak langsung motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua tersebut akan memberikan semangat bagi anak.

2) Faktor yang berasal dari sekolah

Faktor yang berasal dari sekolah dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru dan kemampuan mengajarnya. Kebanyakan siswa memusatkan perhatianya hanya kepada mata pelajaran yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.

C.METODE TWO STAY TWO STRAY

Metode Two Stay Two Stray merupakan salah satu metode dalam pendekatan Cooperative Learning yang mengajak siswa untuk saling bekerjasama serta bertukar pikiran dan pengalaman dengan siswa lainnya. Ciri-ciri pembelajaran Two Stay Two Stray adalah siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, kelompok dibentuk

(33)

secara heterogen dimana dalam suatu kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi; sedang; dan rendah, bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras; budaya; suku; serta jenis kelamin yang berbeda, dan penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

1. Langkah-Langkah Pembelajaran

Agus Suprijono (2009:93) mengemukakan bahwa penerapan metode Two Stay Two Stray diawali dengan pembagian kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang. Setiap kelompok mendapatkan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus didiskusikan jawabannya. Setelah kegiatan diskusi selesai, dua orang dari setiap kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta mempunyai kewajiban menerima tamu dari kelompok lain. Tugas penerima tamu adalah menyajikan hasil diskusi kelompoknya kepada tamu yang berkunjung. Setelah kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka laksanakan. Secara lebih rinci langkah-langkah dalam pembelajaran metode Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut: a. Persiapan

(34)

15

b. Presentasi Guru

Pada tahap ini guru menyampaikan gambaran materi secara umum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

c. Kegiatan Kelompok

Siswa berdiskusi dalam kelompok mengenai permasalahan-permasalahan yang disajikan oleh pengajar dalam lembar soal yang dibagikan. Setelah kegiatan diskusi kelompok selesai, 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan datang bertamu ke kelompok yang lain untuk mendengarkan dan mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjungi. Sementara 2 anggota yang tinggal di kelompok bertugas menyampaikan hasil diskusi yang telah dilakukan. Setelah kegiatan berkunjung usai maka 2 orang anggota dari masing-masing kelompok yang bertugas untuk bertamu harus kembali ke kelompok asal untuk mensharingkan hasil diskusi yang diperoleh dari kelompok lain.

d. Formalisasi

Pada tahap ini salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru mengarahkan siswa ke bentuk formal, dalam hal ini guru berperan sebagai moderator dalam kegiatan diskusi tersebut dan siswa yang lain berperan sebagai peserta yang akan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok yang presentasi.

(35)

e. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan

Pada tahap evaluasi guru mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan memberikan beberapa pertanyaan. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor rata-rata tinggi, penghargaan tersebut berupa pujian. Menurut Slavin pujian yang diberikan kepada kelompok akan membentuk norma-norma untuk kelas tersebut, dimana pujian itu sendiri bertujuan untuk menunjukkan kepada siswa nilai yang harus dipertahankan.

Dalam penerapannya siswa secara tidak langsung diajak untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah. Selain itu penggunaan metode ini juga akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.

2. Kelebihan Metode Two Stay Two Stray

a. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan

b. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna c. Lebih berorientasi pada keaktifan.

d. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya e. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.

f. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan. g. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar 3. Kekurangan Metode Two Stay Two Stray

a. Membutuhkan waktu yang lama

(36)

17

c. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga) d. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

D.SISTEM IMUN

Materi sistem imun terangkum dalam standar kompetensi menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas; dengan kompetensi dasar menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit (Depdiknas,2003). Adapun indikator pencapaian kompetensi yang diharapakan adalah siswa mampu:

1. Membedakan antigen dan antibodi. 2. Membedakan limfosit T dan limfosit B.

3. Menyebutkan macam-macam sel leukosit dan peranannya dalam sistem imun.

4. Mendeskripsikan fungsi sistem imun.

5. Mendeskripsikan macam-macam sistem imun.

6. Menjelaskan macam-macam penyakit yang ditimbulkan jika sistem imun terganggu.

Tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah melalui kegiatan yang dirancang guru, peserta didik dapat :

1. Membedakan antigen dan antibodi. 2. Membedakan limfosit T dan limfosit B.

3. Menyebutkan macam-macam sel leukosit dan peranannya dalam sistem imun.

4. Mendeskripsikan fungsi sistem imun.

(37)

5. Mendeskripsikan macam-macam sistem imun.

6. Menjelaskan macam-macam penyakit yang ditimbulkan jika sistem imun terganggu.

Sistem imun merupakan rangkaian sel, molekul, dan organ-organ tertentu yang melindungi manusia dalam serangkaian proses yang dinamai respon imun (Priadi, 2010). Sistem respon itu dimulai ketika suatu antigen (substansi asing yang menyerang tubuh) memasuki tubuh. Tubuh kemudian mengenali dan merespon antigen tersebut dengan cara memicu produksi antibodi (protein khusus yang diarahkan untuk antigen tertentu juga). Semua bagian sistem imun itu bekerja melindungi tubuh kita dari berbagai penyakit. Namun, sistem imun setiap orang berbeda; ada yang terlihat selalu sehat, ada pula yang mudah sakit.

Perbedaan itu bisa terletak pada salah satu dari tiga jenis sistem imun yang pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang. Pertama, sistem imun natural ada di dalam tubuh kita sejak kita lahir. Jenis kedua, yakni sistem imun adaptif, adalah sistem imun yang berkembang seumur hidup kita karena tubuh kita terkena serangan penyakit atau mendapat vaksinasi. Dan jenis yang ketiga adalah sistem imun pasif, dinamai pasif karena sistem imun ini digunakan dari sumber lain dan bertahan untuk waktu yang singkat; misalnya ASI.

(38)

19

E.PENELITIAN YANG RELEVAN

Penerapan metode Two Stay Two Stray sudah pernah dilakukan, yaitu pada mata pelajaran bahasa Jerman. Penelitian mengenai metode Two Stay Two Stray ini dilakukan oleh Uswatun Khasanah mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian tersebut diterapkan pada kelas XI SMA N 1 Sedayu dengan menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dari hasil penelitian diketahui bahwa metode Two Stay Two Stray sangat efektif diterapkan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Jerman. Hal ini terlihat dari bobot keefektifan penerapan metode tersebut pada kelas eksperimen adalah 9,04%. Nilai rata-rata peserta didik kelas eksperimen 27,81 lebih besar dari pada kelas kontrol yakni 25,53.

(http://eprints.uny.ac.id/4332/1/Uswatun%20Khasanah_04203241030.pdf)

F. KERANGKA BERPIKIR

Materi sistem imun terangkum dalam standar kompetensi berupa menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit. Setelah mempelajari materi sistem imun siswa diharapkan dapat mendeskripsikan mengenai fungsi sistem imun, macam-macam sistem imun, dan dapat menjelaskan macam-macam penyakit yang ditimbulkan jika sistem imun terganggu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dipilih suatu metode yang cocok. Ketepatan pemilihan metode pembelajaran akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang tinggi.

Dari penjabaran mengenai kompetensi dasar yang ingin dicapai di atas maka metode yang cocok untuk mencapai kompetensi dasar tersebut adalah

(39)

metode Two Stay Two Stray. Metode ini merupakan salah satu metode dalam pendekatan Cooperative Learning, dimana empat orang siswa akan berkumpul dalam kelompok untuk mendiskusikan mengenai suatu permasalahan tertentu. Kemudian dua orang siswa akan bertamu ke kelompok lain untuk mendengarkan penjelasan mengenai hasil diskusi kelompok tersebut, sedangkan dua orang lainnya akan mensharingkan hasil diskusinya kepada tamu yang datang berkunjung. Setelah kegiatan berkunjung selesai siswa yang berperan sebagai tamu akan kembali ke kelompoknya untuk mensharingkan hasil diskusi kelompok yang dikunjungi. Dari kegiatan pembelajaran yang seperti ini secara tidak langsung siswa akan belajar untuk mendeskripsikan dan menjelaskan hasil diskusi kelompoknya maupun hasil diskusi kelompok yang dikunjungi. Dalam pelaksanaannya metode ini secara tidak langsung akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu pemilihan kelompok dalam metode ini bersifat heterogen, dimana suatu kelompok akan terdiri dari siswa-siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Karena tiap kelompok dalam metode Two Stay Two Stray hanya terdiri atas empat orang, maka kegiatan diskusi akan berjalan dengan efektif.

G.HIPOTESIS

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini menggunakan prosedur Kurt Lewin, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting) dalam setiap siklusnya.

B.SETTING PENELITIAN 1. Obyek penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul. Hasil belajar tersebut meliputi hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Subyek penelitian

Subyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 32 siswa. Siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul terdiri dari 8 orang laki-laki dan 24 orang perempuan. 3. Tempat penelitian

Lokasi penelitian bertampat di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul. Penulis mengambil lokasi ini dengan pertimbangan sekolah tersebut masih memiliki kualitas pembelajaran yang rendah,terutama dalam bidang Biologi sehingga dibutuhkan adanya inovasi baru untuk membantu pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikannya.

(41)

4. Waktu penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan waktu kurang lebih 5 bulan yang terdiri dari 1 bulan (Maret) untuk penyusunan proposal penelitian, 2 minggu (23 April – 1 Mei) untuk melaksanakan tindakan penelitian, dan 3 bulan (Mei – Juli) untuk penyusunan laporan hasil penelitian (rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 70).

C.VARIABEL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel, yaitu variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri atas pelaksanaan metode Two Stay Two Stray, variabel kontrol terdiri atas jumlah siswa, sedangkan variabel terikat terdiri atas hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Penjabaran mengenai variabel terikat adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Parameter Keberhasilan Penelitian

(42)

23

nilai akhir ≥78 Nilai rata-rata kelas 78

Nilai rata-rata kelas 78

Penelitian tindakan kelas ini dirancang terdiri dari dua siklus. Pelaksanaan siklus pertama disesuaikan dengan permasalahan pembelajaran

(43)

yang diperoleh peneliti dari hasil observasi awal. Sedangkan pelaksanaan siklus kedua disesuaikan dengan hasil siklus satu dan perubahan yang ingin dicapai oleh peneliti. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dan setiap akhir siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep Biologi yang sudah dipelajari. Selain itu juga diadakan refleksi oleh guru Biologi untuk mengetahui kendala-kendala yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil tes tingkat pemahaman siswa dan hasil refleksi guru ini dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur Kurt Lewin, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting) dalam setiap siklus (Wiriaatmadja, 2008). Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan Tindakan I Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah (Rencana

Tindakan I) Siklus

I

Terselesaikan Refleksi I Analisis Data I Observasi

Pelaksanaan

Terselesaikan Refleksi II Analisis Data II Observasi

Siklus

(44)

25

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mengadakan kegiatan mengamati metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Biologi sebelumnya, mengidentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan guru dalam pembelajaran Biologi, merumuskan alternatif tindakan dalam pembelajaran Biologi untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi sistem imun, dan menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran sistem imun dengan metode Two Stay Two Stray. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencaan ini adalah:

a. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Menyusun lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

c. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi pemahaman siswa mengenai materi sistem imun dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray.

d. Mendesain alat evaluasi pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan. Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran materi sistem imun dengan metode Two Stay Two Stray, adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Presentasi Guru

Pada tahap ini pengajar menyampaikan gambaran materi secara umum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

(45)

dibuat. Setelah menjelaskan mengenai gambaran umum materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut, pengajar meminta siswa untuk berkumpul dalam kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang dibuat oleh pengajar (lampiran 5 halaman 88).

b. Kegiatan Kelompok

Siswa berdiskusi dalam kelompok mengenai permasalahan-permasalahan yang disajikan oleh pengajar dalam lembar soal yang dibagikan. Kegiatan diskusi dalam kelompok tersebut dilaksanakan selama 10 menit. Setelah kegiatan diskusi kelompok selesai 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan datang bertamu ke kelompok yang lain untuk mendengarkan dan mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjungi. Sementara 2 anggota yang tinggal di kelompok bertugas menyampaikan hasil diskusi yang telah dilakukan. Setelah kegiatan berkunjung usai maka 2 orang anggota dari masing-masing kelompok yang bertugas untuk bertamu harus kembali ke kelompok asal untuk mensharingkan hasil diskusi yang diperoleh dari kelompok lain dengan alokasi waktu 5 menit.

c. Formalisasi

Pada tahap ini pengajar akan menunjuk beberapa kelompok sebagai perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok yang dikunjungi.

d. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan

(46)

27

Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

3. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan menilai sikap siswa, kemampuan serta keterampilan siswa. Penilaian tersebut menggunakan teknik penilaian observasi perilaku untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam aspek afektif dan psikomotor. Menurut Suwandi (2010) teknik penilaian seperti ini dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan siswa secara keseluruhan. Untuk keberhasilan pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus, maka dilakukan tes tentang materi yang telah diajarkan, tes ini diberikan pada akhir setiap siklus yang berupa tes formatif. Selanjutnya diambil rata-rata kelas dan persentase ketuntasan KKM 78 dari hasil tes yang diberikan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. 4. Refleksi

Refleksi di sini meliputi kegiatan: analisis, síntesis, penafsiran, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti, sehingga peneliti dapat

No Keterangan Pertemuan Waktu Materi

1 Siklus I 1-3 180

menit

 Komponen-komponen pertahanan tubuh

 Macam-macam mekanisme pertahanan tubuh

Evaluasi

2 Siklus II 1-3 180

menit

 Respon imun

 Sistem pencegahan penyakit

 Gangguan pada sistem sistem imun

Evaluasi

(47)

mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran. Selain itu peneliti sekaligus pengajar juga melakukan refleksi pribadi untuk mengetahui berbagai kelebihan serta kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hasil refleksi ini dijadikan acuan untuk menentukan kegiatan dan rencana perbaikan pada siklus selanjutnya.

E.INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran berupa RPP yang dilengkapi dengan lembar soal yang akan didiskusikan siswa dan Silabus (silabus dan RPP dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 71 dan lampiran 4 halaman 72). Sedangkan instrumen pengumpulan data berupa tes subjektif serta lembar observasi.

1. Soal tes

(48)

29

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar siswa dari kegiatan pembelajaran siklus I.

Agar alat ukur tersebut di atas dapat dikatakan sebagai alat ukur yang baik, maka alat ukur tersebut perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian tersebut adalah pengujian validitas, reliabilitas, objektivitas, praktiebel, dan tidak membuang uang, waktu, serta tenaga (Suharsimi,2007). Dalam hal ini peneliti menggunakan uji validitas berupa Judgement expert, dimana peneliti melakukan uji validitas isi instrumen dengan mengkonsultasikannya kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (guru dan dosen pembimbing). Menurut Sudjana (2012:13-14) dan Wiriaatmadja (2008) jika sudah melakukan uji semacam ini, maka instrumen penelitian tesebut tidak perlu diujikan lagi (kisi-kisi soal, soal tes, dan panduan skoring dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 99).

2. Lembar observasi

Lembar observasi disusun untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam aspek psikomotor dan afektif. Lembar observasi ini akan diisi oleh observer (guru, rekan peneliti, peneliti) saat proses pembelajaran berlangsung.

a. Lembar Observasi Aspek Afektif

Dalam penyusunan lembar observasi aspek afektif peneliti menggunakan dua indikator utama, yaitu aspek sosial dan karakter. Aspek sosial yang diamati terdiri atas sikap menghargai pendapat teman dan kemauan bekerjasama di dalam kelompok. Sedangkan aspek karakter yang diamati terdiri atas sikap percaya diri, bertanggung jawab atas tugas yang diberikan teman dan pengajar, inisiatif dalam berdiskusi, dan

(49)

keseriusan dalam kegiatan pembelajaran (kisi-kisi penyusunan lembar observasi dan contoh lembar observasi aspek afektif dapat dilihat pada lampiran 6a halaman 89 dan 6b halaman91).

b. Lembar Observasi Aspek Psikomotor

Dalam penyusunan lembar observasi aspek psikomotor peneliti menggunakan tiga indikator utama, yaitu aspek kerjasama untuk mengukur kegiatan siswa dalam berdiskusi, aspek inisiatif untuk mengukur kemauan siswa untuk bertanya kepada pengajar dan menyampaikan pendapatnya dalam berdiskusi, serta aspek keseriusan untuk menilai keseriusan siswa dalam kegiatan pembelajaran (kisi-kisi lembar observasi dan contoh lembar observasi aspek psikomotor dapat dilihat pada lampiran 7a halaman 94 dan lampiran 7b halaman 96).

F. ANALISIS DATA 1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, sumber data dari siswa berupa aktivitas siswa dan nilai hasil belajar siswa.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan meliputi data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes formatif dan penilaian aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran.

3. Teknik Pengumpulan Data

(50)

31

untuk mengukur kemampuan kognitif siswa, sedangkan teknik non tes digunakan untuk mengukur kemampuan psikomotor dan afektif siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Baxter dalam Suwandi (2010) bahwa penilaian dalam pembelajaran sangat penting dilakukan guna mengetahui tingkat kecerdasan masing-masing siswa, tingkat ketercapaian standar kompetensi yang ingin dicapai, dan untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik subjektif, dimana teknik ini berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa dalam mendeskripsikan fungsi sistem imun, macam-macam mekanisme pertahanan tubuh, serta menjelaskan sistem pencegahan berbagai penyakit. Sedangkan teknik nontes yang digunakan adalah teknik observasi, yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam aspek psikomotor dan afektif. Teknik observasi merupakan suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran (Margono, 2007).

4. Cara Analisis Data

Data yang diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angka hasil belajar siswa (meliputi penentuan rata-rata kelas dan persentase ketuntasan KKM 78 dari hasil test). Sedangkan data kualitatif berupa prosentase rata-rata hasil observasi aspek afektif dan psikomotor.

a. Analisis data aspek kognitif

Data hasil belajar aspek kognitif siswa yang diperoleh dari hasil post-test dianalisis 2 kali yaitu analisis untuk menghitung rata-rata kelas dan menentukan persentase ketuntasan KKM 78.

(51)

1) Menentukan rata-rata kelas

Menurut Sudjana (2012) untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada masing-masing siklus adalah sebagai berikut:

= ∑

Keterangan :

= Nilai rata-rata (mean) ΣX = Jumlah nilai seluruh siswa

N = Banyaknya siswa yang mengikuti test 2) Menentukan persentase ketuntasan KKM

Untuk mengetahui persentase ketuntasan KKM 78 siswa digunakan rumus berikut:

% = ∑ 100 %

Keterangan:

% = persentase ketuntasan belajar

Σn1 = jumlah siswa tuntas belajar secara klasikal n = jumlah total siswa

b. Analisis data aspek psikomotor

(52)

33

1) Menentukan persentase skor siswa

Untuk mengetahui persentase skor siswa dalam aspek psikomotor digunakan rumus berikut:

% =

+

+ 100 %

Setelah diperoleh persentase skor hasil observasi aspek psikomotor siswa maka skor tersebut dikonversikan dengan kriteria hasil belajar aspek psikomotor yang telah ditentukan. Menurut Suharsimi (2007) kriteria hasil belajar aspek psikomotor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar Aspek Psikomotor dalam Kegiatan Pembelajaran

Prosentase Skor Yang Diperoleh Keterangan

66,68 ≤ q ≥ 100 Tinggi

33,34 ≤ q ≥ 66,67 Sedang 0 ≤ q ≥ 33,33 Rendah

2) Menentukan persentase skor rata-rata

Setelah diketahui persentase skor setiap siswa, maka dicari persentase rata-rata kelas untuk aspek psikomotor dengan menggunakan rumus berikut:

% − = ℎ ℎ

3) Menentukan persentase siswa yang tergolong dalam kategori psikomotor tinggi

Setelah diperoleh persentase skor setiap siswa dan persentase skor rata-rata, maka dicari persentase jumlah siswa yang tergolong

(53)

dalam kategori psikomotor tinggi dengan menggunakan rumus berikut:

= 100 %

Keterangan:

q = persentase jumlah siswa yang tergolong dalam kategori psikomotor tinggi

r = jumlah siswa dengan kategori psikomotor tinggi t = jumlah seluruh siswa

c. Analisis data aspek afektif

Data yang diperoleh untuk penilaian aspek afektif berasal dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Skor yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis sebanyak tiga kali, yaitu untuk menentukan persentase skor siswa, persentase skor rata-rata kelas, dan persentase siswa yang tergolong dalam kategori afektif tinggi.

1) Menentukan persentase skor siswa

Untuk mengetahui persentase skor siswa dalam aspek afektif digunakan rumus berikut:

% =

+

+ 100 %

(54)

35

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar Aspek Afektif dalam Kegiatan Pembelajaran

Prosentase Skor Yang Diperoleh Keterangan

66,68 ≤ q ≥ 100 Tinggi

33,34 ≤ q ≥ 66,67 Sedang 0 ≤ q ≥ 33,33 Rendah

2) Menentukan persentase skor rata-rata

Setelah diketahui persentase skor setiap siswa, maka dicari persentase skor rata-rata kelas dengan menggunakan rumus berikut:

% − = ℎ ℎ

3) Menentukan persentase siswa yang tergolong dalam kategori afektif tinggi

Untuk mengetahui persentase jumlah siswa yang tergolong dalam kategori afektif tinggi digunakan rumus berikut:

= 100 %

Keterangan:

q = persentase jumlah siswa yang tergolong dalam kategori afektif tinggi

r = jumlah siswa dengan kategori afektif tinggi t = jumlah seluruh siswa

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan dilakukannya observasi awal untuk mengetahui pokok permasalahan yang ada di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu. Observasi awal dilakukan pada tanggal 26 Maret 2013, dalam observasi ini peneliti melakukan wawancara dengan guru Biologi kelas XI IPA. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa prestasi belajar siswa kelas XI IPA masih rendah, terutama dalam materi sistem imun. Pada tahun ajaran 2011/2012 terdapat 83,33 % siswa kelas XI IPA 2 tidak tuntas KKM 78 pada ulangan harian materi tersebut (lampiran 8 halaman 99). Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran materi sistem imun belum tercapai. Permasalahan ini kiranya telah memenuhi syarat untuk dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas. Untuk mengetahui pokok permasalahan yang menyebabkan masih rendahnya nilai hasil belajar siswa kelas XI IPA tersebut maka dilakukan observasi kelas.

(56)

37

Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut maka peneliti dan guru Biologi kelas XI IPA memutuskan untuk menggunakan metode Two Stay Two Stray dalam kegiatan pembelajaran sistem imun. Metode ini merupakan metode diskusi yang dimana 2 orang siswa akan berperan sebagai tuan rumah yang akan mensharingkan hasil diskusi kelompoknya, sedangkan 2 siswa lainnya berperan sebagai tamu yang akan bertamu ke kelompok lain untuk mendengarkan dan mencatat hasil diskusi kelompok lainnya. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray ini berpedoman pada rencana pembelajaran yang sebelumnya telah disusun peneliti.

a. Tindakan Kelas Siklus I

1) Perencanaan Tindakan Kelas Siklus I

Pada tahap ini peneliti menyusun silabus untuk kompetensi dasar menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit, menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran, menyusun lembar observasi aspek afektif dan psikomotor siswa selama kegiatan pembelajaran, membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi pemahaman siswa mengenai materi sistem imun dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray, dan mendesain alat evaluasi pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan.

Penelitian ini dimulai dengan diadakannya pre-test pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Hasil

(57)

pre-test (lampiran 10 halaman 113) siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu menunjukkan bahwa pengetahuan siswa mengenai materi sistem imun masih sangat rendah sehingga dibutuhkan upaya untuk meningkatkan pengetahuan siswa tersebut. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata siswa yang hanya 52,69.

Tabel 4.1 Hasil Pre-Test

Indikator Keterangan Pencapaian  membedakan antigen dan

antibodi

 membedakan limfosit T dan limfosit B

 menyebutkan macam-macam sel leukosit dan peranannya dalam sistem imun

 mendeskripsikan macam-macam sistem imun

 menjelaskan fungsi sistem imun dan macam-macam penyakit yang ditimbulkan jika sistem imun terganggu.

Rata-rata 52,69

Nilai Tertinggi 75

Nilai Terendah 20

(Nilai hasil pre-test selengkapnya dapat dilihat di lampiran 10 halaman 113).

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai pengajar. Penjabaran mengenai pelaksanaan tindakan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

(58)

39

II 24 April 2013 1x45 menit 27 orang III 25 April 2013 1x45 menit 23 orang Selain melaksanakan tindakan pada tahap ini peneliti juga melakukan observasi aspek afektif dan psikomotor yang dibantu oleh tiga rekan sejawat peneliti. Secara lebih rinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti pada tahap ini dijabarkan sebagai berikut: a) Pra pembelajaran

Pada tahap pra pembelajaran peneliti sebagai pengajar masuk ke dalam kelas XI IPA 2, memberi salam dan mempresensi kehadiran siswa. Kemudian memberikan apersepsi berupa visualisasi video untuk memberi gambaran mengenai materi yang akan dibahas pada pertemuan tersebut. Selain itu pengajar memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b) Pembelajaran

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan metode Two Stay Two Stray, yang secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut:

i. Presentasi Guru

Pada tahap ini pengajar menyampaikan gambaran materi secara umum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Setelah menjelaskan mengenai gambaran umum materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut, pengajar meminta siswa untuk berkumpul dalam kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang dibuat oleh pengajar.

(59)

ii. Kegiatan Kelompok

Siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok mengenai permasalahan-permasalahan yang disajikan oleh pengajar dalam lembar soal yang dibagikan. Kegiatan diskusi dalam kelompok tersebut dilaksanakan selama 10 menit. Setelah kegiatan diskusi kelompok selesai 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain untuk mendengarkan dan mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjungi. Sementara 2 anggota yang tinggal di kelompok bertugas menyampaikan hasil diskusi yang telah dilakukan kepada tamu yang datang berkunjung. Masing-masing kelompok hanya memperoleh kesempatan mengunjungi 2 kelompok lainnya dengan alokasi waktu 10 menit, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dalam kegiatan pembelajaran. Setelah kegiatan berkunjung usai maka 2 orang anggota dari masing-masing kelompok yang bertugas untuk bertamu harus kembali ke kelompok asal untuk mensharingkan hasil diskusi

(60)

41

yang diperoleh dari kelompok lain dengan alokasi waktu 5 menit.

iii. Formalisasi

Sebagai formalisasi pengajar menunjuk kelompok 3 sebagai perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok yang dikunjungi. Kegiatan presentasi ini hanya diberi waktu 10 menit.

iv. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan

Pengajar mengevaluasi hasil diskusi siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Selain itu pengajar juga memberikan penghargaan kepada kelompok yang berdiskusi dengan serius.

Gambar 4.2. Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok

Gambar.4.2. Siswa Berkunjung ke Kelompok Lain

(61)

3) Observasi

Observasi siklus I dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Kemampuan siswa dalam berinteraksi selama proses pembelajaran dinilai melalui lembar observasi. Penilaian ini dilakukan oleh tiga orang observer yang merupakan rekan sejawat peneliti.

4) Refleksi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I serta hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya, maka dilakukan refleksi. Refleksi tidakan kelas siklus I dilaksanakan pada akhir pertemuaan siklus I, yaitu pada 25 April 2013. Selain refleksi pribadi peneliti sebagai pengajar juga meminta rekan observer untuk memberikan masukan tentang apa yang harus diperbaiki oleh peneliti pada siklus selanjutnya. Dari hasil refleksi peneliti sebagai pengajar dan rekan observer diketahui bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I. Kekurangan pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

a) Kondisi kelas kurang kondusif.

b) Kebanyakan siswa masih ramai saat pembelajaran berlangsung. c) Keaktifan didominasi oleh siswa yang pintar.

d) Alokasi waktu untuk berdiskusi masih kurang.

(62)

43

f) Penerapan metode Two Stay Two Stray masih kurang optimal, terutama pada pembagian kelompok kunjung.

Selain hal-hal tersebut di atas, pelaksanaan siklus I juga masih mengalami kekurangan dalam hal meningkatan hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa kelas XI IPA 2. Dari hasil analisa nilai post-test siklus I diketahui hanya 40,63% siswa yang tuntas KKM; dan nilai rata-rata kelas hanya sebesar 70,66; hal ini tentu belum menunjukkan ketercapaian indikator keberhasilan yang diharapkan (nilai hasil post-test siklus I selengkapnya dapat dilihat di lampiran 11 halaman 118).

Untuk hasil belajar aspek afektif dan psikomotor sendiri hanya menunjukkan ketercapaian indikator dalam hal persentase rata-rata kelas yang melebihi 50 %, yaitu 61,72 % untuk aspek afektif dan 54,56 % untuk aspek psikomotor. Sedangkan untuk indikator keberhasilan 50 % siswa tergolong dalam kategori tinggi belum tercapai. Persentase siswa yang mencapai kategori tinggi untuk aspek afektif dan aspek psikomotor hanya sebesar 37, 5 %. Karena masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan tindakan siklus I, maka peneliti memutuskan untuk melaksanakan siklus selanjutnya. b. Tindakan Kelas Siklus II

1) Perencanaan Tindakan Kelas Siklus II

Peneliti menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan materi respon imun dan gangguan pada sistem sistem imun, membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi pemahaman siswa mengenai materi sistem imun dengan

(63)

menggunakan metode Two Stay Two Stray, dan mendesain alat evaluasi pembelajaran untuk mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar siswa dari siklus I.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri atas 3 kali pertemuan (180 menit) sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Secara garis besar proses pelaksanaan tindakan siklus II sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I, hanya terdapat beberapa hal yang dirubah sesuai dengan refleksi pada siklus I guna memperbaiki kekurangan pada siklus sebelumnya. Adapun rincian pelaksanaan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pertemuan Tanggal Waktu Jumlah Siswa yang Hadir I 25 April 2013 1x45 menit 23 orang II 30 April 2013 2x45 menit 31 orang III 1 Mei 2013 1x45 menit 32 orang

Secara lebih rinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti pada tahap ini dijabarkan sebagai berikut:

a) Pra pembelajaran

Gambar

Grafik 4.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif  Siswa Kelas XI IPA 2......
Gambar 4.1 Guru Melakukan Presentasi...........................................
Tabel 3.1 Parameter Keberhasilan Penelitian
Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Selain dengan tes, penelitian ini menggunakan instrumen pengembangan bahan ajar berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kedua kelas yang digunakan untuk

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

[r]

Sedangkan other investment inflow dua triwulan , direct investment outflow satu dan dua triwulan, portfolio investment outflow satu triwulan yang lalu menyebabkan nilai

Memberikan tanggapan dan saran sederhana terhadap suatu masalah dengan menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat.. - Mendata masalah yang terjadi di sekitar

Reliablitas Kesejahteraan Psikologis Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized.. Items N

Rencana Tata Ruang Wilayah.. Provinsi Papua Barat LI